Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal di SMA Paramitra yang membahas tentang cara meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Rencana ini mencakup tujuan, materi, metode, dan evaluasi layanan yang akan dilaksanakan selama dua pertemuan.
1. PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA PARAMITRA
Jl. Kaliurang km 10, Gadingan No.333 Sinduharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta 55581
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
A Komponen Layanan Dasar
B BidangLayanan Belajar
C Topik / Tema Layanan Cara MeningkatkanKonsentrasi DalamBelajar
D Fungsi Layanan Pemahaman
E TujuanUmum Pesertadidik/konseli mampu meningkatkankonsentrasi dalam
belajar.
F TujuanKhusus 1. Pesertadidik/konseli dapatmemahami pengertian
konsentrasi belajar
2. Pesertadidik/konseli dapatmemahami faktor-faktor yang
mempengaruhi konsentrasi belajar.
3. Pesertadidik/konseli dapatmemahami faktor-faktor
penyebabkesulitankonsentrasi belajar
4. Pesertadidik/konseli dapatmemahami carameningkatkan
konsentrasi belajar.
G Sasaran Layanan Kelas 10
H Materi Layanan 1. Pengertian konsentrasi belajar
2. Faktor-faktoryangmempengaruhikonsentrasi belajar.
3. Faktor-faktorpenyebabkesulitankonsentrasi belajar.
4. Cara meningkatkankonsentrasi belajar.
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 45 Menit
J SumberMateri Afylunabkups.wordpress.com
K Metode/Teknik Ceramah, Curah Pendapat
L Media/ Alat LCD, PowerPoint, KonsentrasiBelajar
M Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pedahuluan
a. PernyataanTujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menyampaikantujuan-tujuankhususyangakan dicapai
b. Penjelasantentang
langkah-langkah
kegiatan
1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung
jawab peserta didik
2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.
2. c. Mengarahkankegiatan
(konsolidasi)
Guru BK/Konselormemberikanpenejelasantentangtopikyang
akan dibicarakan
d. Tahap peralihan
( Transisi)
Guru BK/Konselormenanyakankesiapanpesertadidik
melaksanakankegiatan, danmemulai ke tahapinti
2. Tahap Inti
a. Kegiatanpeserta
didik
1. Mengamati tayanganslide ppt(tulisan,gambar,video)
2. MelakukanBrainstorming/curahpendapat
3. Mendiskusikandengankelompokmasing-masing
4. Setiapkelompokmempresetasikantugasnyakemudian
kelompoklainmenanggapinya,danseterusnyabergantian
sampai selesai.
b. KegiatanGuru
BK/Konselor
1. Menayangkanmediaslide powerpointyangberhubungan
denganmateri layanan
2. Mengajakpesertadidikuntukbrainstorming/curahpendapat
3. Membagi kelasmenjadi beberapakelompok (6kelompok)
4. Memberi tugas(untukdiskusi kelompok)
5. Menjelaskancaramengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasildiskusi pesertadidik
7. Membuatcatatan-catatan observasi selamaproseslayanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutupkegiatanlayanandenganmengajakpeserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselormelakukanevaluasi dengan
memperhatikanprosesyangterjadi :
1. MelakukanRefleksi hasil,setiappesertadidikmenuliskandi
kertasyang sudahdisiapkan.
2. Mengamati sikapatauatusiaspesertadidikdalammengikuti
kegiatan
3. Mengamati cara pesertadidikdalammenyampaikan
pendapatataubertanya
4. Mengamati cara pesertadidik dalammemberikanpenjelasan
terhadappertanyaanguruBK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumenyangsudahdisiapkan,antaralain:
1. Evaluasi tentang suasanapertemuan denganinstrumen:
pesertadisikantusias
2. Evaluasi terhadaptopikyangdibahas: cara meningkatkan
konsentrasi belajar
3. Evaluasi terhadapcara Guru BK dalam menyampaikan
materi:mudahdipahami pesertadidik
4. Evaluasi terhadapkegiatanyangdiikuti: menarikperhatian
pesertadidik
3. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembarkerjasiswa
3. Instrumenpenilaian
Sleman, 7 Mei 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA PARAMITRA Guru BK
Drs. Konselor, M.Pd.Kons. Paramitra, S.Pd.,M.Pd.
NIP 19640209 199203 1 003 NIP 19990209 201503 1 001
4. Lampiran 1, Uraian Materi :
1. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar menurut Femi Olivia (2008: 40) adalah pemusatan pikiran,
atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh seorang siswa selama
periode belajar.
Konsentrasi belajar adalah suatu aktivitas untuk membatasi ruang lingkup
perhatian seseorang pada satu objek atau satu materi pelajaran (Benjamin, dalam
Hartanto, 1995 ).
Harahap (dalam Sari D.P. 2006) mendefinisikan konsentrasi belajar sebagai suatu
pemusatan, penyatuan, pernyataan adanya hubungan antara bagian-bagian dalam
pelajaran atau lebih.
Liang Gie (dalam Hartanto. 1995) yang menyimpulkan bahwa konsentrasi belajar
adalah pemusatan perhatian atau pikiran dengan mengesampingkan hal-hal lain yang
tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang dipelajari.
Alim (2008) menyebutkan bahwa konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak
fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam
waktu tertentu.
Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa, konsentrasi belajar yaitu,
pemusatan perhatian, pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang sedang dipelajari dan
mengabaikan segala hal yang tidak berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
Tujuan dari konsentrasi belajar sendiri adalah agar siswa lebih fokus dan lebih mudah
dalam menerima dan menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga
kemampuan berpikir dan pengetahuan siswa pun akan meningkat.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Menurut Veenstra (dalam Sari, 2006) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar antara lain:
a. Faktor Usia. Kemampuan untuk konsentrasi ini ikut tumbuh dan berkembang
sesuai dengan usia individu.
5. b. Fisik. Kondisi sistem saraf (neurogical system) mempengaruhi kemampuan
individu dalam menyeleksi sejumlah informasi dalam kegiatan perhatian.
c. Faktor pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman turut
berperan dala usaha memusatkan perhatian pada objek yang belum bisa dikenali
polanya sehingga pengetahuan dan pengalamn individu dapat memudahkan untuk
berkonsentrasi.
d. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar antara lain
suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.
3. Fakor-faktor Penyebab Kesulitan Konsentrasi Belajar
a. Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran.
b. Perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, dan takut.
c. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.
d. Kondisi kesehatan jasmani.
e. Bersifat pasif dalam belajar.
f. Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik.
4. Cara meningkatkan Konsentrasi Belajar
1. Kesiapan belajar (ready learning)
Sebelum melakukan aktivitas belajar kita harus benar-benar dalam kondisi
fresh (segar) untuk belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu kondisi fisik dan psikis. Kondisi fisik harus bebas
dari gangguan penyakit, kurang gizi dan rasa lapar. Kondisi psikis harus steril dari
gangguan konflik kejiwaan atau ketegangan emosional, seperti cemas, kecewa,
patah hati, iri dan dendam. Masalah-masalah konflik kejiwaan ini harus
diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus benar-benar jernih, jika hendak
melakukan kegiatan belajar.
6. 2. Menanamkan minat dan motivasi belajar dengan cara mengembangkan
“Imajinasi Berpikir”.
Untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar, maka perlu kita ketahui:
1. Apa yang dipelajari,
2. Untuk apa mempelajari materi pelajaran yang hendak dipelajari,
3. Apa hubungan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari (manfaat
mempelajari dan apa yang dapat kita lakukan dengan pengetahuan
tersebut),
4. Bagaimana cara mempelajarinya.
Dengan mengetahui keempat hal tersebut di atas, kita akan belajar secara
terarah atau lebih terfokus pada materi pelajaran. Kemudian untuk
membangkitkan faktor intelektual-emosional belajar kita, maka perlu
mengembangkan dan membiasakan “berimajinasi dalam berpikir”.
Maksudnya, kita membiasakan untuk menjelajah dengan berusaha
membayangkan gambaran bentuk yang dipelajari. Kemudian pikirkan unsur-
unsur penting yang membentuk gambaran tersebut. Dengan demikian kita
akan digiring pada pola belajar aktif dan kreatif.
3. Cara belajar yang baik.
Untuk memudahkan konsentrasi belajar dibutuhkan panduan untuk
pengaktifan cara berpikir, penyeleksian fokus masalah dan pengarahan rasa ingin
tahu. Juga, harus memuat tujuan yang hendak dicapai dan cara-cara
menghidupkan dan mengembangkan rasa ingin tahu kita, hingga tuntas terhadap
apa yang hendak dipelajari. Dengan kata lain, berusaha menyusun kerangka
berpikir dan bertindak step by step dalam memecahkan masalah.
4. Lingkungan belajar harus kondusif.
Belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil
belajar secara optimal. Harus diupayakan tempat dan ruangan yang apik, teratur
dan bersih. Suasanapun harus nyaman untuk belajar.
7. 5. Belajar aktif
Jika kita sulit berkonsentrasi belajar di sekolah atau sulit mengerti apa
yang dijelaskan guru dan sebagainya, maka kita harus dapat mengembangkan
pola belajar aktif. Kita harus aktif belajar dan berani mengungkapkan
ketidaktahuan pada guru atau teman. Buang rasa sungkan, rasa malu dan rasa
takut pada guru. Guru tidak akan memberi hukuman pada kita yang proaktif
dalam belajar. Jika kita proaktif dalam belajar, maka kita akan mendapat
perhatian khusus guru. Kita yang belajar yang proaktif akan menghalau timbulnya
proses pengembaraan pikiran (duplikasi pikiran). Kita akan tetap fokus pada
pelajaran. Intensitas konsentrasi belajar pun akan menjadi semakin optimal.
6. Perlu disediakan waktu untuk menyegarkan pikiran (resfreshing)
Saat menghadapi kejemuan belajar. Saat kita belajar sendiri di rumah dan
menghadapi kesulitan (jalan buntu) mempelajari materi pelajaran, kadangkala
menimbulkan rasa jemu dan bosan untuk berpikir. Jika hal ini terjadi, maka
jangan paksakan diri kita untuk terus melanjutkan belajar. Jika dipaksakan akan
menimbulkan kepenatan dan kelelahan, sehingga akan menimbulkan antipati
untuk belajar. Jalan keluarnya kita harus menyediakan waktu 5-10 menit untuk
beristirahat sejenak dengan mengalihkan perhatian pada hal lain yang bersifat
menyenangkan dan menyegarkan. Jika kepenatan dan kelelahan daya pikir atau
daya kerja otak kita hilang dan pikiran kembali fresh, maka kita dapat kembali
melanjutkan pelajaran yang tertunda tersebut.