SlideShare a Scribd company logo
FUNGSI LINIER
1. Fungsi Linier
2. Sistem Persamaan Linier
3. Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi (Kurva
Demand, Supply, dan Equilibrium Pasar
1. Penggal dan Lereng Garis Lurus
2. Pembentukan Persamaan Linier
3. Hubungan Dua Fungsi Linier
4. Pencarian Akar-akar Persamaan Linier
FUNGSI LINIER
Fungsi Linear atau fungsi berderajat satu ialah fungsi
yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat satu.
Bentuk umum persamaan linear
y = a + bx
a : adalah penggal garisnya pada sumbu vertical - y
b : adalah koefisien arah atau lereng garis yang
bersangkutan.
PENGGAL DAN LERENG GARIS
LURUS
a: penggal garis y= a + bx, yakni
nilai y pada x = 0
b: lereng garis, yakni
pada x = 0,
pada x = 1,
pada x = 2,
lereng fungsi linear selalu konstan
y
x
a
c0
x=c
y=a
y = a berupa garis lurus
sejajar sumbu
horizontal x, besar
kecilnya nilai x tidak
mempengaruhi nilai y
x = c berupa garis lurus
sejajar subu vertikal y,
besar kecilnya nilai y
tidak mempengaruhi
nilai x
 Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa
macam cara, tergantung pada data yang tersedia. Pada
prinsipnya sebuah persamaan linier bisa dibentuk
berdasarkan dua unsur. Unsur tersebut dapat berupa
penggal garisnya, lereng garisnya, atau koordinat titik-titik
yang memenuhi persamaannya. Berikut dicontohkan 4
macam cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah
persamaan linier, masing-masing berdasarkan ketersediaan
data yang diketahui. Keempat cara yang dimaksud adalah :
1. Cara dwi-koordinat
2. Cara koordinat-lereng
3. Cara penggal-lereng
4. Cara dwi-penggal
PEMBENTUKAN PERSAMAAN LINIER
 Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan
linier yang memenuhi kedua titik tersebut. Apabila
diketahui dua buah titik A dan B dengan koordinat
masing-masing (x1, y1) dan (x2,y2), maka rumus
persamaan liniernya adalah :
 Andaikan diketahui bahwa titik A (2,3) dan titik B (6,5),
maka persamaan liniernya adalah …
1. Cara Dwi-Koordinat
𝑦 − 𝑦1
𝑦2 − 𝑦1
=
𝑥 − 𝑥1
𝑥2 − 𝑥1
 Dari sebuah titik dan suatu lereng dapat dibentuk
sebuah persamaan linier yang memenuhi titik dan
lereng tersebut. Apabila diketahui sebuah titik A
dengan koordinat (x1,y1) dan lereng garisnya adalah b,
maka rumus persamaan liniernya adalah :
 Andaikan diketahui bahwa titik A (2,3) dan lereng
garisnya adala 0,5, maka persamaan linier yang
memenuhi kedua data tersebut adalah …
2. Cara Koordniat-Lereng
𝑦 − 𝑦1 = b (𝑥 − 𝑥1) b = lereng garis
 Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila
diketahui penggalnyapada salah satu sumbu dan lereng
garis yang memenuhi persamaan tersebut. Dalam hal
ini rumus persamaan liniernya adalah :
 Andaikan penggal dan lereng garis y = f(x) masing-
masing adalah 2 dan 0,5 maka persamaan liniernya
adalah …
3. Cara Penggal-Lereng
Y = a +bx (a = penggal, b = lereng)
 Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila
diketahui penggal garis tersebut pada masing-masing
sumbu, yakni penggal pada sumbu vertikal (ketika x =
0)dan penggal pada sumbu horizontal (ketika y = 0).
Apabila a dan c masing-masing adalah penggal pada
sumbu-sumbu vertikal dan horizontal dari sebuah garis
lurus, maka persamaan arisnya adalah :
a = penggal vertikal
c = penggal horizontal
Andaikan penggal sebuah garis pada sumbu vertikal
dan sumbu horizontal masing-masing adalah 2 dan -4,
maka persamaan linier yang memenuhinya ialah …
4. Cara Dwi-Penggal
𝑦 = 𝑎 −
𝑎
𝑐
x
y
x
0
A
P
b
B
c
1 2 3 4 5 6
a
1
2
3
3,5
5
4
-4
Y = 2 + 0,5 x
 Dalam sistem sepasang sumbu silang, dua buah garis lurus
mempunyai empat macam kemungkinan bentuk hubungan
yang :
1. berimpit,
2. sejajar,
3. berpotongan
4. dan tegak lurus.
HUBUNGAN DUA FUNGSI LINIER
 Dua garis lurus akan berimpit bila persamaan garis yang
satu merupakan kelipatan dari (proporsional terhadap)
persamaan garis yang lain. Dengan demikian, garis 𝑦1=
𝑎1+ 𝑏1x akan berimpit dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika y1
= ny2, a1 = na2, b1 = nb2
1. BERIMPIT
Dua garis lurus akan sejajar apabila lereng garis yang satu
sama dengan lereng garis yang lain. Dengan demikian,
garis 𝑦1= 𝑎1+ 𝑏1x akan sejajar dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x
jika b1 = b2. (Tentu saja 𝑎1 harus tidak sama dengan 𝑎2.
Jika a1 = a2, kedua garis bukan sajasejajar tetapi juga
berimpit.
2. SEJAJAR
Dua buah garis lurus akan berpotongan apabila lereng
garis yang satu tidak sama dengan lereng garis yang lain.
Dengan demikian, garis 𝑦1= 𝑎1+ 𝑏1x akan berpotongan
dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika b1 ≠ b2
3. BERPOTONGAN
Dua garis lurus akan saling tegak lurus apabila lereng garis
yang satu merupakan kebalikan dari lereng garis yang lain
dengan tanda yang berlawanan. Dengan demikian, 𝑦1=
𝑎1+ 𝑏1x akan tegak lurus dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika b1
= - 1/b2 atau b1 . b2 = - 1.
4. BERPOTONGAN TEGAK LURUS
SISTEM PERSAMAAN LINIER
 Ada dua fungsi linier dimana fungsi linier pertama yaitu : Y
= a0 + a1 x dan fungsi linier yang kedua yaitu : Y’ = a0’ + a1’
x.
 Untuk fungsi linier yang saling berpotongan, maka untuk
mencari titik potongnya dapat dilakukan dengan cara :
 Eliminasi
 Substitusi
 Elusi (Campuran)
 Determinan
 Prinsip yang digunakan untuk menghilangkan suatu
variabel adalah mengurangkan atau menjumlahkannya.
Untuk menghilangkan suatu variabel, koefisien dari
variabel tersebut pada kedua persamaan harus sama. Jika
belum sama, masing-masing persamaan dikalikan dengan
bilangan tertentu sehingga variabel tersebut memiliki
koefisien sama.
Jika variabel yang akan dihilangkan bertanda sama, dua
persamaan dikurangi, dan jika memiliki tanda yang
berbeda, dua persamaan ditambah.
Metode Eliminasi
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan:
Penyelesaian
Untuk mencari variabel y berarti variabel x dieliminasi :
+
y = 38
Contoh 1
 
 




2...23y4x-
1...112y3x
 
 




2...23y4x-
1...112y3x
x3
x4
69y12x
448y12x


 Untuk mencari variabel x berarti variabel y dieliminasi :
+
x = 29
 Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
linear tersebut adalah {(29, 38)}
 
 




2...23y4x-
1...112y3x
x2
x3
46y8x
336y9x


Penyelesaian
Untuk mencari variabel y maka variabel x dieliminasi
-
-22y = 88
y = -4
Contoh 2





204y2x
145y3x





204y2x
145y3x
x3
x2
6012y6x
2810y6x


Untuk mencari variabel x maka variabel y dieliminasi
+
22x = -44
x = -2
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
tersebut adalah {(-2, -4)}





204y2x
145y3x
x5
x4
1002010
562012


yx
yx
Substitusi artinya mengganti atau menyatakan salah
satu variabel dengan variabel lainnya.
Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan :
METODE SUBSTITUSI
 
 




2...234x-
1...11y23x
y
JAWAB
Misalkan yang akan disubstitusi adalah variabel x
pada persamaan (2), maka persamaan (1)
dinyatakan dalam bentuk :
3x – 2y = 11
⇔ 3x = 2y + 11
⇔ …(3)
Substitusikan nilai x pada persamaan (3) ke
persamaan (2), sehingga :
 
 




2...234x-
1...11y23x
y
3
112y
x


-4x + 3y = -2
⇔ -4 + 3y = -2
 (x3)
⇔ -4(2y + 11) + 9y = -6
⇔ -8y – 44 + 9y = -6
⇔ -8y + 9y = -6 + 44
⇔ y = 38
Untuk mendapatkan nilai x, substitusikan y = 38 ke persamaan (3)
= = = 29
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
tersebut adalah {(29, 38)}





 
3
112y
3
112y
x

 




 
3
112.38






3
87
Coba Anda selesaikan contoh 2 di atas dengan cara
substitusi, apakah hasilnya sama seperti dengan cara
eliminasi, karena contoh 1 kita peroleh penyelesaian yang
sama (untuk cara eliminasi dan substitusi)
SOAL





204y2x
145y3x
Metode Gabungan yaitu penggunaan dua metode yaitu
eliminasi dan substitusi.
Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan :
METODE GABUNGAN (ELUSI)
 
 




2...234x-
1...11y23x
y
 Untuk mencari variabel y berarti variabel x dieliminasi :
+ +
y = 38
 Nilai y = 38 disubstitusikan ke persamaan (1) :
3x – 2y = 11
⇔ 3x – 2(38) = 11
⇔ 3x – 76 = 11
⇔ 3x = 11 + 76
⇔ 3x = 87
⇔ x = 29
 Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
tersebut adalah {(29, 38)}
JAWAB
 
  69y12x
448y12x
x3
x4
2...23y4x-
1...112y3x







SOAL
Coba Anda selesaikan contoh 2 di atas dengan cara
gabungan, apakah hasilnya juga sama dengan cara
eliminasi dan substitusi !





204y2x
145y3x
Metode Determinan yaitu penggunaan determinan pada
matriks.
Contoh 1
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan :
METODE DETERMINAN
 
 




2...234x-
1...11y23x
y
• Ada 2 persamaan :
ax + by = c
dx + ey = f
• Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan :
Determinan
dbae
dcaf
ed
ba
fd
ca
D
Dy
y
dbae
fbce
ed
ba
ef
bc
D
Dx
x






 Untuk mencari variabel x :
 Untuk mencari variabel y :
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut
adalah {(29, 38)}
JAWAB
29
89
433
)2)(4(3.3
)2).(2(3.11
34
23
32
211











x
38
89
446
)2)(4(3.3
11).4()2.(3
34
23
24
113










y
Contoh 2
 Coba Anda selesaikan contoh 2 di atas dengan cara
gabungan, apakah hasilnya juga sama dengan cara
determinan !





204y2x
145y3x
TIME TO
1. Hitunglah nilai x dan y apabila 8x = 4 + 4y dan 2x +3y –
21 = 0
2. Kerjakan soal di atas dengan cara determinan
3. Hitunglah nilai x dan y apabila y = -2 + 4x dan y = 2 + 2x
4. Kerjakan soal di atas dengan cara determinan
5. Hitunglah nilai x dan y apabila y = 2 + 2x dan y = 10 – 2x
6. Kerjakan soal di atas dengan cara determinan
SOAL
1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar
3. Pengaruh pajak-proporsional terhadap keseimbangan
pasar
4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
5. Keseimbangan pasar kasus dua macam barang
6. Fungsi biaya dan fungsi penerimaan
7. Keuntungan, kerugian dan pulang-pokok
8. Fungsi anggaran
APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM
EKONOMI
9. Fungsi konsumsi, fungsi tabungan, dan angka
pengganda
10.Pendapatan Disposabel
11.Fungsi Pajak
12.Fungsi investasi
13.Impor
14.Pendapatan Nasional
15.Analisis IS-LM
APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM
EKONOMI
1. Fungsi Permintaan, Fungsi
Penawaran dan Keseimbangan Pasar
 Bentuk umum fungsi permintaan
FUNGSI PERMINTAAN
Q
bb
a
P
atau
bPaQ
1


Kurva Permintaan
b
a
P
Q0 a
 Bentuk umum fungsi penawaran
FUNGSI PENAWARAN
Q
bb
a
P
atau
bPaQ
1


Kurva
Penawaran
b
a
P
Q0a
KESEIMBANGAN PASAR
sd QQ 
P
eP
Q0 eQ
dQ
sQ
E
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P
Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...
Contoh Kasus 1
Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs
JAWAB
15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P = 7
Q = 15 – P
= 15 – 7 = 8
Jadi, Pe = 7
Qe = 8
P
7
Q0 8
dQ
sQ
E
15
15
3
2. PENGARUH PAJAK-SPESIFIK
TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Pajak.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab
setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser
ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu
harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P
= a + bQ maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a +
bQ + t = (a + t) + bQ.
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
 Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak
tadi kepada konsumen, melalui harga jual yang lebih
tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung
bersama oleh produsen maupun konsumen.
 Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung
konsumen (tk) adalah selisih antara harga
keseimbangan sesudah pajak (p’e) dan harga
keseimbangan sebelum pajak (Pe)
 tk = P’e - Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen
 Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit
barang (t) dan bagian pajak yang ditanggung konsumen
(tk).
 tp = t – tk
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen
 Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit
barang (t) dan bagian pajak yang ditanggung konsumen
(tk).
 tp = t - tk
Fungsi Permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q.
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang
tercipta di pasar?
SOAL
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan
sebelum dan sesudah pajak ?...
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 .
Contoh Kasus 2 :
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 +
0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : Pd = 15 – Q = 6 +0,5Q 
-1,5Q = -9
Q = 6
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
JAWAB
 Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen
menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya berubah dan
kurvanya bergeser keatas.
 Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :
P
7
Q0 8
dQ
sQ
E
15
15
6
3
9
6
sQ'
(sebelum pajak)
(sesudah pajak)
'E
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P’e – P
Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2
 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung
oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak
per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi
tanggungan konsumen (tk).
Rumus : tp = t – tk
Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)
Rumus : T = Q’e X t
Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18
BEBAN PAJAK
3. PENGARUH PAJAK-
PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya
diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga
jual; bukan diterapkan secara spesifik (misalnya 3
rupiah) per unit barang. Meskipun pengaruhnya serupa
dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan harga
keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan,
namun analisisnya sedikit berbeda.
Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q
= -a/b + 1/b P) maka, dengan dikenakannya pajak
proporsional sebesar t% dari harga jual, persamaan
penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %
P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ
   
 P
b
tl
b
a
QatauQ
tl
b
tl
a
P






Fungsi Permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh
persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q.
Kemudian pemerintah mengenakan pajak 25% dari harga jual.
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang
tercipta di pasar?
SOAL
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
t = 25% dari harga jual
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum
dan sesudah pajak ?...
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 .
Contoh Kasus 3 :
P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 :
P = 3 + 0,5 Q + 0,25 P
0,75P = 3 + 0,75 Q
P = 4 +
𝟐
𝟑
Q atau Q = -6 + 1,5 P
Keseimbangan Pasar : Qd = Qs
15 - P = -6 + 1,5 P
2,5p = 21
p = 8,4
Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit
barang adalah :
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
JAWAB
 Kurvanya adalah :
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang
yang dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4
Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t – tk = 2,1 – 1,4
= 0,7
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
P
7
Q0 8
dQ
sQ
E
4,8
6,6
sQ'
'E
4. PENGARUH SUBSIDI TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh
karena itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring
dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar
berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat
menganalisisnya seperti ketika menganalisis pengaruh
pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga
bersifat proporsional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas
produksi/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga
jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan
adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya
menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah.
Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser
sejajar kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih
rendah) pada sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a +
bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s
= (a – s) + bQ.
 Fungsi Permintaan akan suatu barang ditunjukkan
oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawarannya
P = 3 + 0,5Q. Kemudian pemerintah memberikan
subsidi sebesar 1,5 atas setiap unit barang yang
diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar?
SOAL
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum
dan sesudah subsidi ?...
 Dimisalkan tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 .
Contoh Kasus 4 :
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P = 6
Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9
JAWAB
 Jadi kurvanya sebagai berikut :
P
6
Q0 9
dQ
sQ
E
15
15
3
5,1
7
sQ' (dengan subsidi)
(tanpa subsidi)
'E
8
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya
bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung,
oleh konsumen (sk) adalah selisih antara harga
keseimbangan tanpa subsidi (Pe ) dan harga
keseimbangan dengan subsidi (P’e )
Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah.
Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah
(S) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang
yang terjual sesudah subsidi (Q’e) dengan besarnya
subsidi per unit barang (s).
Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
BAGIAN SUBSIDI YANG DINIKMATI
5. KESEIMBANGAN PASAR KASUS
DUA MACAM BARANG
Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit
 
 xydy
yxdx
PPgQ
PPfQ
,
,


 Permintaan akan barang X ditunjukkan oleh persamaan 𝑄 𝑑𝑥=
10 - 4𝑃𝑥 + 2𝑃𝑦, sedangkan penawarannya 𝑄𝑠𝑥= -6 + 6𝑃𝑥,
sementara itu permintaan akan barang Y ditunjukkan oleh
persamaan 𝑄 𝑑𝑦= 9 - 3𝑃𝑦 + 4𝑃𝑥, sedangkan penawarannya
𝑄𝑠𝑦= -3 + 7𝑃𝑦. Berapa harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasar untuk masing-masing
barang tersebut?
SOAL
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang
tersebut ?...
Contoh Kasus 5 :
1)Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16
2)Keseimbangan pasar barang Y
Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
JAWAB
3) Dari 1) dan 2) :
Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2
Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga
didapat nilai Qxe = 6, dan nilai Qye = 11.
JAWAB
302510
16210
5,2
1
12104
16210






yx
yx
yx
yx
PP
PP
PP
PP
 
2
4623


y
y
P
P
6. FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI
PENERIMAAN
 Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri
atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable
cost).
 
  vQkVCFCQgC
vQQfVC
kFC



FC : biaya tetap
VC : biaya variabel
C : biaya total
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
k
vQVC 
0
kFC 
Q
vQkC 
C
 Biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebesar Rp 20.000, sedangkan biaya variabelnya
ditunjukkan oleh prsamaan VC = 100Q. Tunjukkan
persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya
total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut
memproduksi 500 unit barang?
SOAL
Contoh Kasus 6
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya
!!! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika
diproduksi 500 unit barang ???
JAWAB
QC 100000.20 
QVC 100000.70
000.50
000.20
0 500
Q
C
FC
Penyelesaian :
C = FC + VC  C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000
Fungsi Penerimaan. Penerimaan sebuah perusahaan
dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi dari
jumlah barang yang terjual atau dihasilkan.
Semakin banyak barang yang diproduksi dan
terjual, semakin besar pula penerimaannya.
Penerimaan total (total revenue) adalah hasilkali
jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit
barang tersebut. Secara matematik, penerimaan
merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa
garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal.
 QfPQR 
Contoh Kasus 7 :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan Rp. 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan
dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang
sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000
QR 200
R
Q
000.40
000.70
200 350
JAWAB
7. ANALISIS PULANG POKOK
Keuntungan (profit positif, π > 0) akan didapat apabila
R > C .
Kerugian (profit negatif, π < 0) akan dialami apabila R
< C .
Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C
adalah konsep pulang-pokok (break-even), yaitu suatu
konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan
break-even (profit nol, π = 0) terjadi apabila R = 0;
perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak
pula mengalami kerugian. Secara grafik, hal ini
ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan
kurva C.
 Gambar kurvanya :
Q
RC,
 0TPP
'Q
 QcC 
 QrR 
0
0
0
Q : jumlah produk
R : penerimaan total
C : biaya total
π : profit total ( = R – C )
TPP : (break-even point / BEP)
 Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan
ditunjukkan oleh persamaan C = 20.000 + 100Q dan
peneriman totalnya R = 200Q. Pada tingkat produksi
berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi
pulang-pokok? Apa yang terjadi jika ia berproduksi
sebanyak 300 unit?
SOAL
Contoh Kasus 8 :
Diketahui : C = 20.000 + 100 Q , R = 200 Q
Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat BEP
???.. Apa yang terjadi pada saat produksinya sebanyak
300 unit ???...
JAWAB
Penyelesaian :
π = R – C jika Q = 300, maka :
BEP ; π = 0,  R – C = 0 R = 200 (300) = 60.000
R = C C = 20.000 + 100 (300)
200 Q = 20.000 + 100 Q = 50.000
100 Q = 20.000
Q = 200 Keuntungan ; π = R – C
= 60.000 – 50.000
= 10.000
Posisi pulang-pokok terjadi pada tingkat produksi 200 unit, R dan C
sama-sama sebesar 40.000. Pada tingkat produksi 300 unit
perusahaan memperoleh keuntungan sebesar 10.000
 Gambar kurvanya adalah :
,, RC
Q
000.20
000.40
000.50
000.60
}
TPP
R
C
VC
FC
100 200 300

More Related Content

What's hot

Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitasnyungunyung
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukanisukani
 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel DummyLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy
Shofura Kamal
 
2. fungsi-linier
2. fungsi-linier2. fungsi-linier
2. fungsi-linier
Asep Sopian
 
Fungsi non linear
Fungsi non linearFungsi non linear
Fungsi non linear
Lucky Maharani Safitri
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Senat Mahasiswa STIS
 
Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1
Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1
Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1
HermanHere
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parameter
siti Julaeha
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
Achmad Pradana
 
PPT Akuntansi Mudharabah
PPT Akuntansi MudharabahPPT Akuntansi Mudharabah
PPT Akuntansi Mudharabah
Risal Fadhil Rahardiansyah
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
Bambang Kristiono
 
Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran
Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaranPersamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran
Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaranKoencoeng Amboeradoel
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional Ig Fandy Jayanto
 
Analisa Pulang Pokok
Analisa Pulang PokokAnalisa Pulang Pokok
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Dayga_Hatsu
 
Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum
Menentukan Nilai Maksimum dan MinimumMenentukan Nilai Maksimum dan Minimum
Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum
Wina Ariyani
 

What's hot (20)

Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitas
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Fungsi non linier
 
22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani22. modul persamaan parabola pak sukani
22. modul persamaan parabola pak sukani
 
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel DummyLaporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy
Laporan Praktikum Analisis Regresi Terapan Modul IV-Variabel Dummy
 
2. fungsi-linier
2. fungsi-linier2. fungsi-linier
2. fungsi-linier
 
Fungsi non linear
Fungsi non linearFungsi non linear
Fungsi non linear
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1
Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1
Buku K13 Kelas 10 matematika_sem1
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parameter
 
Angka indeks dan kegunaannya
Angka indeks dan kegunaannyaAngka indeks dan kegunaannya
Angka indeks dan kegunaannya
 
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomifungsi non linear dan penerapan ekonomi
fungsi non linear dan penerapan ekonomi
 
PPT Akuntansi Mudharabah
PPT Akuntansi MudharabahPPT Akuntansi Mudharabah
PPT Akuntansi Mudharabah
 
linear programming metode simplex
linear programming metode simplexlinear programming metode simplex
linear programming metode simplex
 
Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran
Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaranPersamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran
Persamaan lingkaran dan garis singgung lingkaran
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional
 
Analisa Pulang Pokok
Analisa Pulang PokokAnalisa Pulang Pokok
Analisa Pulang Pokok
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
Bab 4.-integral-lipat-dua1 2
 
Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum
Menentukan Nilai Maksimum dan MinimumMenentukan Nilai Maksimum dan Minimum
Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum
 

Viewers also liked

Introduction to electropneumatic
Introduction to electropneumaticIntroduction to electropneumatic
Introduction to electropneumaticAditya Kurniawan
 
Dasar teori katalase
Dasar teori katalaseDasar teori katalase
Dasar teori katalase21 Memento
 
Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2LAZY MAGICIAN
 
Matematika bisnis
Matematika bisnisMatematika bisnis
Matematika bisnisEunike Unik
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Fair Nurfachrizi
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Harya Wirawan
 

Viewers also liked (6)

Introduction to electropneumatic
Introduction to electropneumaticIntroduction to electropneumatic
Introduction to electropneumatic
 
Dasar teori katalase
Dasar teori katalaseDasar teori katalase
Dasar teori katalase
 
Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2Pengukuran linier bab2
Pengukuran linier bab2
 
Matematika bisnis
Matematika bisnisMatematika bisnis
Matematika bisnis
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidiMatematika ekonomi - pajak dan subsidi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
 

Similar to matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok

Fungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linierFungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linier
Ryan Arifiana Sungkar
 
Fungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsi
Fungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsiFungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsi
Fungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsi
FebrinaNababan
 
6. HUBUNGAN LINEAR.pptx
6. HUBUNGAN LINEAR.pptx6. HUBUNGAN LINEAR.pptx
6. HUBUNGAN LINEAR.pptx
MentariClara1
 
Persamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriksPersamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriks
yulika usman
 
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptxPertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
FauziahNurHutauruk
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelChristian Lokas
 
spdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldvspdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldv
Dinazty Gabby Angels
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
arman11111
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
fitriana416
 
Persamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusPersamaan Garis Lurus
Persamaan Garis Lurus
GaluhTitania
 
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptxBAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
anggasuardika
 
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptxPersamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
GaryChocolatos
 
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.pptPersamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
MuhamadGhofar2
 
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
ssuserb7d229
 
Persamaan fungsi linier
Persamaan fungsi linierPersamaan fungsi linier
Persamaan fungsi linier
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)
larayulia
 
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanMetode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Aururia Begi Wiwiet Rambang
 

Similar to matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok (20)

Fungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linierFungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linier
 
Fungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsi
Fungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsiFungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsi
Fungsi Linear dan pengertian nya, berbagai macam fungsi
 
6. HUBUNGAN LINEAR.pptx
6. HUBUNGAN LINEAR.pptx6. HUBUNGAN LINEAR.pptx
6. HUBUNGAN LINEAR.pptx
 
Persamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriksPersamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriks
 
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptxPertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
Pertemuan 4-Fungsi Linier.pptx
 
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua VariabelSistem Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurus
 
spdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldvspdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldv
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
 
Persamaan Garis Lurus
Persamaan Garis LurusPersamaan Garis Lurus
Persamaan Garis Lurus
 
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptxBAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
BAB III Fungsi Linier untuk pembelajaran dan menambah ilmu.pptx
 
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptxPersamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
Persamaan Garis Lurus - Matematika Dasar.pptx
 
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.pptPersamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
 
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
 
Kelas x bab 5
Kelas x bab 5Kelas x bab 5
Kelas x bab 5
 
Persamaan fungsi linier
Persamaan fungsi linierPersamaan fungsi linier
Persamaan fungsi linier
 
Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)Ppt (lara yulia sastri)
Ppt (lara yulia sastri)
 
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanMetode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
 

More from Cloudys04

12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis
Cloudys04
 
11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli
Cloudys04
 
10 waralaba
10 waralaba10 waralaba
10 waralaba
Cloudys04
 
Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)
Cloudys04
 
Kuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supplyKuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supply
Cloudys04
 
Ekonomi mikro syariah 2
Ekonomi mikro syariah 2Ekonomi mikro syariah 2
Ekonomi mikro syariah 2
Cloudys04
 
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsiEkonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Cloudys04
 
02 hukum perdata
02 hukum perdata02 hukum perdata
02 hukum perdata
Cloudys04
 
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Cloudys04
 
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Cloudys04
 
integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)
Cloudys04
 
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
Cloudys04
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
Cloudys04
 
kalimat yang efektif
kalimat yang efektifkalimat yang efektif
kalimat yang efektif
Cloudys04
 

More from Cloudys04 (14)

12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis
 
11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli
 
10 waralaba
10 waralaba10 waralaba
10 waralaba
 
Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)
 
Kuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supplyKuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supply
 
Ekonomi mikro syariah 2
Ekonomi mikro syariah 2Ekonomi mikro syariah 2
Ekonomi mikro syariah 2
 
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsiEkonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
 
02 hukum perdata
02 hukum perdata02 hukum perdata
02 hukum perdata
 
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
 
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
 
integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)
 
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
kalimat yang efektif
kalimat yang efektifkalimat yang efektif
kalimat yang efektif
 

Recently uploaded

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 

Recently uploaded (20)

RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 

matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok

  • 1. FUNGSI LINIER 1. Fungsi Linier 2. Sistem Persamaan Linier 3. Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi (Kurva Demand, Supply, dan Equilibrium Pasar
  • 2. 1. Penggal dan Lereng Garis Lurus 2. Pembentukan Persamaan Linier 3. Hubungan Dua Fungsi Linier 4. Pencarian Akar-akar Persamaan Linier FUNGSI LINIER
  • 3. Fungsi Linear atau fungsi berderajat satu ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat satu. Bentuk umum persamaan linear y = a + bx a : adalah penggal garisnya pada sumbu vertical - y b : adalah koefisien arah atau lereng garis yang bersangkutan. PENGGAL DAN LERENG GARIS LURUS
  • 4. a: penggal garis y= a + bx, yakni nilai y pada x = 0 b: lereng garis, yakni pada x = 0, pada x = 1, pada x = 2, lereng fungsi linear selalu konstan
  • 5. y x a c0 x=c y=a y = a berupa garis lurus sejajar sumbu horizontal x, besar kecilnya nilai x tidak mempengaruhi nilai y x = c berupa garis lurus sejajar subu vertikal y, besar kecilnya nilai y tidak mempengaruhi nilai x
  • 6.  Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara, tergantung pada data yang tersedia. Pada prinsipnya sebuah persamaan linier bisa dibentuk berdasarkan dua unsur. Unsur tersebut dapat berupa penggal garisnya, lereng garisnya, atau koordinat titik-titik yang memenuhi persamaannya. Berikut dicontohkan 4 macam cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linier, masing-masing berdasarkan ketersediaan data yang diketahui. Keempat cara yang dimaksud adalah : 1. Cara dwi-koordinat 2. Cara koordinat-lereng 3. Cara penggal-lereng 4. Cara dwi-penggal PEMBENTUKAN PERSAMAAN LINIER
  • 7.  Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linier yang memenuhi kedua titik tersebut. Apabila diketahui dua buah titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2,y2), maka rumus persamaan liniernya adalah :  Andaikan diketahui bahwa titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan liniernya adalah … 1. Cara Dwi-Koordinat 𝑦 − 𝑦1 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑥 − 𝑥1 𝑥2 − 𝑥1
  • 8.  Dari sebuah titik dan suatu lereng dapat dibentuk sebuah persamaan linier yang memenuhi titik dan lereng tersebut. Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat (x1,y1) dan lereng garisnya adalah b, maka rumus persamaan liniernya adalah :  Andaikan diketahui bahwa titik A (2,3) dan lereng garisnya adala 0,5, maka persamaan linier yang memenuhi kedua data tersebut adalah … 2. Cara Koordniat-Lereng 𝑦 − 𝑦1 = b (𝑥 − 𝑥1) b = lereng garis
  • 9.  Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggalnyapada salah satu sumbu dan lereng garis yang memenuhi persamaan tersebut. Dalam hal ini rumus persamaan liniernya adalah :  Andaikan penggal dan lereng garis y = f(x) masing- masing adalah 2 dan 0,5 maka persamaan liniernya adalah … 3. Cara Penggal-Lereng Y = a +bx (a = penggal, b = lereng)
  • 10.  Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggal garis tersebut pada masing-masing sumbu, yakni penggal pada sumbu vertikal (ketika x = 0)dan penggal pada sumbu horizontal (ketika y = 0). Apabila a dan c masing-masing adalah penggal pada sumbu-sumbu vertikal dan horizontal dari sebuah garis lurus, maka persamaan arisnya adalah : a = penggal vertikal c = penggal horizontal Andaikan penggal sebuah garis pada sumbu vertikal dan sumbu horizontal masing-masing adalah 2 dan -4, maka persamaan linier yang memenuhinya ialah … 4. Cara Dwi-Penggal 𝑦 = 𝑎 − 𝑎 𝑐 x
  • 11. y x 0 A P b B c 1 2 3 4 5 6 a 1 2 3 3,5 5 4 -4 Y = 2 + 0,5 x
  • 12.  Dalam sistem sepasang sumbu silang, dua buah garis lurus mempunyai empat macam kemungkinan bentuk hubungan yang : 1. berimpit, 2. sejajar, 3. berpotongan 4. dan tegak lurus. HUBUNGAN DUA FUNGSI LINIER
  • 13.  Dua garis lurus akan berimpit bila persamaan garis yang satu merupakan kelipatan dari (proporsional terhadap) persamaan garis yang lain. Dengan demikian, garis 𝑦1= 𝑎1+ 𝑏1x akan berimpit dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika y1 = ny2, a1 = na2, b1 = nb2 1. BERIMPIT
  • 14. Dua garis lurus akan sejajar apabila lereng garis yang satu sama dengan lereng garis yang lain. Dengan demikian, garis 𝑦1= 𝑎1+ 𝑏1x akan sejajar dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika b1 = b2. (Tentu saja 𝑎1 harus tidak sama dengan 𝑎2. Jika a1 = a2, kedua garis bukan sajasejajar tetapi juga berimpit. 2. SEJAJAR
  • 15. Dua buah garis lurus akan berpotongan apabila lereng garis yang satu tidak sama dengan lereng garis yang lain. Dengan demikian, garis 𝑦1= 𝑎1+ 𝑏1x akan berpotongan dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika b1 ≠ b2 3. BERPOTONGAN
  • 16. Dua garis lurus akan saling tegak lurus apabila lereng garis yang satu merupakan kebalikan dari lereng garis yang lain dengan tanda yang berlawanan. Dengan demikian, 𝑦1= 𝑎1+ 𝑏1x akan tegak lurus dengan garis 𝑦2= 𝑎2+ 𝑏2x jika b1 = - 1/b2 atau b1 . b2 = - 1. 4. BERPOTONGAN TEGAK LURUS
  • 17. SISTEM PERSAMAAN LINIER  Ada dua fungsi linier dimana fungsi linier pertama yaitu : Y = a0 + a1 x dan fungsi linier yang kedua yaitu : Y’ = a0’ + a1’ x.  Untuk fungsi linier yang saling berpotongan, maka untuk mencari titik potongnya dapat dilakukan dengan cara :  Eliminasi  Substitusi  Elusi (Campuran)  Determinan
  • 18.  Prinsip yang digunakan untuk menghilangkan suatu variabel adalah mengurangkan atau menjumlahkannya. Untuk menghilangkan suatu variabel, koefisien dari variabel tersebut pada kedua persamaan harus sama. Jika belum sama, masing-masing persamaan dikalikan dengan bilangan tertentu sehingga variabel tersebut memiliki koefisien sama. Jika variabel yang akan dihilangkan bertanda sama, dua persamaan dikurangi, dan jika memiliki tanda yang berbeda, dua persamaan ditambah. Metode Eliminasi
  • 19. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan: Penyelesaian Untuk mencari variabel y berarti variabel x dieliminasi : + y = 38 Contoh 1         2...23y4x- 1...112y3x         2...23y4x- 1...112y3x x3 x4 69y12x 448y12x  
  • 20.  Untuk mencari variabel x berarti variabel y dieliminasi : + x = 29  Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah {(29, 38)}         2...23y4x- 1...112y3x x2 x3 46y8x 336y9x  
  • 21. Penyelesaian Untuk mencari variabel y maka variabel x dieliminasi - -22y = 88 y = -4 Contoh 2      204y2x 145y3x      204y2x 145y3x x3 x2 6012y6x 2810y6x  
  • 22. Untuk mencari variabel x maka variabel y dieliminasi + 22x = -44 x = -2 Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah {(-2, -4)}      204y2x 145y3x x5 x4 1002010 562012   yx yx
  • 23. Substitusi artinya mengganti atau menyatakan salah satu variabel dengan variabel lainnya. Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan : METODE SUBSTITUSI         2...234x- 1...11y23x y
  • 24. JAWAB Misalkan yang akan disubstitusi adalah variabel x pada persamaan (2), maka persamaan (1) dinyatakan dalam bentuk : 3x – 2y = 11 ⇔ 3x = 2y + 11 ⇔ …(3) Substitusikan nilai x pada persamaan (3) ke persamaan (2), sehingga :         2...234x- 1...11y23x y 3 112y x  
  • 25. -4x + 3y = -2 ⇔ -4 + 3y = -2  (x3) ⇔ -4(2y + 11) + 9y = -6 ⇔ -8y – 44 + 9y = -6 ⇔ -8y + 9y = -6 + 44 ⇔ y = 38 Untuk mendapatkan nilai x, substitusikan y = 38 ke persamaan (3) = = = 29 Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah {(29, 38)}        3 112y 3 112y x          3 112.38       3 87
  • 26. Coba Anda selesaikan contoh 2 di atas dengan cara substitusi, apakah hasilnya sama seperti dengan cara eliminasi, karena contoh 1 kita peroleh penyelesaian yang sama (untuk cara eliminasi dan substitusi) SOAL      204y2x 145y3x
  • 27. Metode Gabungan yaitu penggunaan dua metode yaitu eliminasi dan substitusi. Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan : METODE GABUNGAN (ELUSI)         2...234x- 1...11y23x y
  • 28.  Untuk mencari variabel y berarti variabel x dieliminasi : + + y = 38  Nilai y = 38 disubstitusikan ke persamaan (1) : 3x – 2y = 11 ⇔ 3x – 2(38) = 11 ⇔ 3x – 76 = 11 ⇔ 3x = 11 + 76 ⇔ 3x = 87 ⇔ x = 29  Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah {(29, 38)} JAWAB     69y12x 448y12x x3 x4 2...23y4x- 1...112y3x       
  • 29. SOAL Coba Anda selesaikan contoh 2 di atas dengan cara gabungan, apakah hasilnya juga sama dengan cara eliminasi dan substitusi !      204y2x 145y3x
  • 30. Metode Determinan yaitu penggunaan determinan pada matriks. Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan : METODE DETERMINAN         2...234x- 1...11y23x y
  • 31. • Ada 2 persamaan : ax + by = c dx + ey = f • Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan : Determinan dbae dcaf ed ba fd ca D Dy y dbae fbce ed ba ef bc D Dx x      
  • 32.  Untuk mencari variabel x :  Untuk mencari variabel y : Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah {(29, 38)} JAWAB 29 89 433 )2)(4(3.3 )2).(2(3.11 34 23 32 211            x 38 89 446 )2)(4(3.3 11).4()2.(3 34 23 24 113           y
  • 33. Contoh 2  Coba Anda selesaikan contoh 2 di atas dengan cara gabungan, apakah hasilnya juga sama dengan cara determinan !      204y2x 145y3x
  • 35. 1. Hitunglah nilai x dan y apabila 8x = 4 + 4y dan 2x +3y – 21 = 0 2. Kerjakan soal di atas dengan cara determinan 3. Hitunglah nilai x dan y apabila y = -2 + 4x dan y = 2 + 2x 4. Kerjakan soal di atas dengan cara determinan 5. Hitunglah nilai x dan y apabila y = 2 + 2x dan y = 10 – 2x 6. Kerjakan soal di atas dengan cara determinan SOAL
  • 36. 1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar 2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar 3. Pengaruh pajak-proporsional terhadap keseimbangan pasar 4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar 5. Keseimbangan pasar kasus dua macam barang 6. Fungsi biaya dan fungsi penerimaan 7. Keuntungan, kerugian dan pulang-pokok 8. Fungsi anggaran APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI
  • 37. 9. Fungsi konsumsi, fungsi tabungan, dan angka pengganda 10.Pendapatan Disposabel 11.Fungsi Pajak 12.Fungsi investasi 13.Impor 14.Pendapatan Nasional 15.Analisis IS-LM APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI
  • 38. 1. Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Keseimbangan Pasar
  • 39.  Bentuk umum fungsi permintaan FUNGSI PERMINTAAN Q bb a P atau bPaQ 1   Kurva Permintaan b a P Q0 a
  • 40.  Bentuk umum fungsi penawaran FUNGSI PENAWARAN Q bb a P atau bPaQ 1   Kurva Penawaran b a P Q0a
  • 41. KESEIMBANGAN PASAR sd QQ  P eP Q0 eQ dQ sQ E
  • 42. Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P Ditanyakan : Pe dan Qe ?... Contoh Kasus 1
  • 43. Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs JAWAB 15 – P = - 6 + 2P 21 = 3P, P = 7 Q = 15 – P = 15 – 7 = 8 Jadi, Pe = 7 Qe = 8 P 7 Q0 8 dQ sQ E 15 15 3
  • 45. Pengaruh Pajak. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen. Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t = (a + t) + bQ.
  • 46. Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen  Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen, melalui harga jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung bersama oleh produsen maupun konsumen.  Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung konsumen (tk) adalah selisih antara harga keseimbangan sesudah pajak (p’e) dan harga keseimbangan sebelum pajak (Pe)  tk = P’e - Pe
  • 47. Beban pajak yang ditanggung oleh produsen  Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang ditanggung konsumen (tk).  tp = t – tk Beban pajak yang ditanggung oleh produsen  Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang ditanggung konsumen (tk).  tp = t - tk
  • 48. Fungsi Permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar? SOAL
  • 49. Diketahui : permintaan; P = 15 – Q penawaran; P = 3 + 0,5 Q pajak; t = 3 per unit. Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?... Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Contoh Kasus 2 :
  • 50. Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q Keseimbangan Pasar : Pd = 15 – Q = 6 +0,5Q  -1,5Q = -9 Q = 6 Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6 JAWAB
  • 51.  Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.  Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut : P 7 Q0 8 dQ sQ E 15 15 6 3 9 6 sQ' (sebelum pajak) (sesudah pajak) 'E
  • 52.  Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk) Rumus : tk = P’e – P Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2  Beban pajak yang ditanggung produsen (tp) Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk). Rumus : tp = t – tk Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1  Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) Rumus : T = Q’e X t Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18 BEBAN PAJAK
  • 53. 3. PENGARUH PAJAK- PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
  • 54. Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan secara spesifik (misalnya 3 rupiah) per unit barang. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan, namun analisisnya sedikit berbeda. Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P) maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar t% dari harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi : P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam % P – tP = a + bQ (l – t)P = a + bQ      P b tl b a QatauQ tl b tl a P      
  • 55. Fungsi Permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Kemudian pemerintah mengenakan pajak 25% dari harga jual. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar? SOAL
  • 56. Diketahui : permintaan; P = 15 – Q penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25% dari harga jual Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?... Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Contoh Kasus 3 :
  • 57. P = 15 – Q atau Q = 15 – P . Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 : P = 3 + 0,5 Q + 0,25 P 0,75P = 3 + 0,75 Q P = 4 + 𝟐 𝟑 Q atau Q = -6 + 1,5 P Keseimbangan Pasar : Qd = Qs 15 - P = -6 + 1,5 P 2,5p = 21 p = 8,4 Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6 Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah : t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1 JAWAB
  • 58.  Kurvanya adalah : Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4 Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t – tk = 2,1 – 1,4 = 0,7 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah : T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86. P 7 Q0 8 dQ sQ E 4,8 6,6 sQ' 'E
  • 59. 4. PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
  • 60. Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat proporsional. Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih murah. Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
  • 61.  Fungsi Permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Kemudian pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 atas setiap unit barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar? SOAL
  • 62. Diketahui : permintaan; P = 15 – Q penawaran; P = 3 + 0,5 Q subsidi; s = 1,5 per unit. Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...  Dimisalkan tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 . Contoh Kasus 4 :
  • 63. Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5 P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs 15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P = 6 Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9 JAWAB
  • 64.  Jadi kurvanya sebagai berikut : P 6 Q0 9 dQ sQ E 15 15 3 5,1 7 sQ' (dengan subsidi) (tanpa subsidi) 'E 8
  • 65. Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe ) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P’e ) Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1. Bagian subsidi yang dinikmati produsen. Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5. Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s). Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5. BAGIAN SUBSIDI YANG DINIKMATI
  • 66. 5. KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG
  • 67. Bentuk Umum : Qdx : jumlah permintaan akan X Qdy : jumlah permintaan akan Y Px : harga X per unit Py : harga Y per unit    xydy yxdx PPgQ PPfQ , ,  
  • 68.  Permintaan akan barang X ditunjukkan oleh persamaan 𝑄 𝑑𝑥= 10 - 4𝑃𝑥 + 2𝑃𝑦, sedangkan penawarannya 𝑄𝑠𝑥= -6 + 6𝑃𝑥, sementara itu permintaan akan barang Y ditunjukkan oleh persamaan 𝑄 𝑑𝑦= 9 - 3𝑃𝑦 + 4𝑃𝑥, sedangkan penawarannya 𝑄𝑠𝑦= -3 + 7𝑃𝑦. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar untuk masing-masing barang tersebut? SOAL
  • 69. Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py penawarannya; Qsx = -6 + 6Px permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?... Contoh Kasus 5 :
  • 70. 1)Keseimbangan pasar barang X Qdx = Qsx 10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px 10Px – 2Py = 16 2)Keseimbangan pasar barang Y Qdy = Qsy 9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py 4Px – 10 Py = - 12 JAWAB
  • 71. 3) Dari 1) dan 2) : Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2 Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai Qxe = 6, dan nilai Qye = 11. JAWAB 302510 16210 5,2 1 12104 16210       yx yx yx yx PP PP PP PP   2 4623   y y P P
  • 72. 6. FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN
  • 73.  Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).     vQkVCFCQgC vQQfVC kFC    FC : biaya tetap VC : biaya variabel C : biaya total k : konstanta v : lereng kurva VC dan kurva C k vQVC  0 kFC  Q vQkC  C
  • 74.  Biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 20.000, sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh prsamaan VC = 100Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang? SOAL
  • 75. Contoh Kasus 6 Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika diproduksi 500 unit barang ???
  • 76. JAWAB QC 100000.20  QVC 100000.70 000.50 000.20 0 500 Q C FC Penyelesaian : C = FC + VC  C = 20.000 + 100 Q Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000
  • 77. Fungsi Penerimaan. Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual, semakin besar pula penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasilkali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.  QfPQR 
  • 78. Contoh Kasus 7 : Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!! Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
  • 79. Penyelesaian : R = Q X P = Q X 200 = 200 Q Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000 QR 200 R Q 000.40 000.70 200 350 JAWAB
  • 81. Keuntungan (profit positif, π > 0) akan didapat apabila R > C . Kerugian (profit negatif, π < 0) akan dialami apabila R < C . Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep pulang-pokok (break-even), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan break-even (profit nol, π = 0) terjadi apabila R = 0; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
  • 82.  Gambar kurvanya : Q RC,  0TPP 'Q  QcC   QrR  0 0 0 Q : jumlah produk R : penerimaan total C : biaya total π : profit total ( = R – C ) TPP : (break-even point / BEP)
  • 83.  Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan C = 20.000 + 100Q dan peneriman totalnya R = 200Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi pulang-pokok? Apa yang terjadi jika ia berproduksi sebanyak 300 unit? SOAL
  • 84. Contoh Kasus 8 : Diketahui : C = 20.000 + 100 Q , R = 200 Q Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat BEP ???.. Apa yang terjadi pada saat produksinya sebanyak 300 unit ???...
  • 85. JAWAB Penyelesaian : π = R – C jika Q = 300, maka : BEP ; π = 0,  R – C = 0 R = 200 (300) = 60.000 R = C C = 20.000 + 100 (300) 200 Q = 20.000 + 100 Q = 50.000 100 Q = 20.000 Q = 200 Keuntungan ; π = R – C = 60.000 – 50.000 = 10.000 Posisi pulang-pokok terjadi pada tingkat produksi 200 unit, R dan C sama-sama sebesar 40.000. Pada tingkat produksi 300 unit perusahaan memperoleh keuntungan sebesar 10.000
  • 86.  Gambar kurvanya adalah : ,, RC Q 000.20 000.40 000.50 000.60 } TPP R C VC FC 100 200 300