Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
k
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Definisi
FUNGSI
Suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan
hubungan ketergantungan (hubungan fungsional)
antara satu variabel dengan variabel lain.
Y = a + bx INDEPENDENT
VARIABLE
3. Notasi Fungsi
Y = f(x)
Y = 5 + 0.8 x
f(x) = 5 + 0.8 x
5 Konstanta
0.8 Koef. Variable x
X Variabel bebas
Y Variabel terikat
5. • Fungsi Polinom : fungsi yang mengandung
banyak suku (polinom) dalam variabel
bebasnya.
y = a0 + a1x + a2x2 +…...+ anxn
• Fungsi Linear : fungsi polinom khusus yang
pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat satu (fungsi berderajat satu).
y = a 0 + a1 x a1 ≠ 0
6. • Fungsi Kuadrat : fungsi polinom yang
pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat dua, sering juga disebut fungsi
berderajat dua.
y = a0 + a1x + a2x2 a2 ≠ 0
• Fungsi berderajat n : fungsi yang pangkat
tertinggi dari variabelnya adalah pangkat n
(n = bilangan nyata).
y = a0 + a1x + a2x2 + …+ an-1xn-1 + anxn an ≠ 0
7. • Fungsi Pangkat : fungsi yang veriabel
bebasnya berpangkat sebuah bilangan
nyata bukan nol.
y = xn n = bilangan nyata bukan nol.
• Fungsi eksponensial : fungsi yang variabel
bebasnya merupakan pangkat dari suatu
konstanta bukan nol.
y = nx n>0
(pehatikan n dan x pada kedua jenis fungsi tsb.)
8. • Fungsi logaritmik : fungsi balik (inverse) dari
fungsi eksponensial, variabel bebasnya
merupakan bilangan logaritmik.
y = nlog x
• Fungsi trigonometrik dan fungsi hiperbolik :
fungsi yang variabel bebasnya merupakan
bilangan-bilangan goneometrik.
persamaan trigonometrik y = sin x
persamaan hiperbolik y = arc cos x
9. Berdasarkan letak ruas variabel-variabelnya,
fungsi dibedakan menjadi 2 jenis:
Fungsi Bentuk Eksplisit Bentuk Implisit
Umum y = f(x) f(x, y) = 0
Linier y = a0 + a1x a0 + a1x – y = 0
Kuadrat y = a0 + a1x + a2x2 a0 + a1x + a2x2 – y = 0
Kubik y = a0 + a1x + a2x2 + a3x3 a0 + a1x + a2x2 + a3x3 – y = 0
12. Fungsi Linear atau fungsi berderajat satu ialah
fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah pangkat satu.
bentuk umum persamaan linear
y = a + bx
a : adalah penggal garisnya pada sumbu vertical
-y
b : adalah koefisien arah atau lereng garis yang
bersangkutan.
13. Penggal dan Lereng Garis Lurus
a: penggal garis y= a + bx, yakni
nilai y pada x = 0
b: lereng garis, yakni y / x
pada x = 0, y / x b
pada x = 1, y / x b
pada x = 2, y / x b
lereng fungsi linear selalu konstan
14. y
y = a berupa garis lurus
sejajar sumbu
x=c
horizontal x, besar
kecilnya nilai x tidak
mempengaruhi nilai y
a x = c berupa garis lurus
y=a sejajar subu vertikal y,
besar kecilnya nilai y
tidak mempengaruhi
x nilai x
0 c
16. Cara Dwi- Koordinat
• Apabila diketahui dua buah titik A dan B
dengan koordinat masing- masing (x1, y1)
dan (x2, y2), maka rumus persamaan
linearnya adalah:
y y1 x x1
=
y2 y1 x2 x1
17. Cara Koordinat- Lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan
koordinat (x1, y1) dan lereng garisnya adalah b,
maka rumus persamaan linearnya adalah:
y – y1 = b (x – x1) b = lereng garis
18. Cara Penggal- Lereng
• Sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk
apabila diketahui penggalnya pada salah satu
sumbu dan lereng garis yang memenuhi
persamaan tersebut.
y = a + bx (a= penggal, b= lereng)
19. Cara Dwi-Penggal
• Sebuah persamaan linear dapat dibentuk apabila diketahui
penggal garis tersebut pada masing- masing sumbu,
penggal pada sumbu vertical (ketika x = 0)
penggal pada sumbu horizontal (ketika y = 0).
• Apabila a dan c masing-masing ádalah penggal pada sumbu-
sumbu vertikal dan horizontal dari sebuah garis lurus, maka
persamaan garisnya adalah :
a a = penggal vertikal
y a x b = penggal horizontal
c
20. y
Y = 2 + 0,5 x
B
5
4
3,5
b
3 P
A
2
a
1
x
-4 0 1 2 3 4 5 6
c
21. Hubungan Dua Garis Lurus
• Dalam sistem sepasang sumbu silang, dua
buah garis lurus mempunyai empat macam
kemungkinan bentuk hubungan yang :
– berimpit,
– sejajar,
– berpotongan
– dan tegak lurus.
24. PENCARIAN AKAR- AKAR
PERSAMAAN LINEAR
Pencarian besarnya harga bilangan- bilangan anu
dari beberapa persamaan linear, dengan kata lain
penyelesaian persamaan- persamaan linear
secara serempak (simultaneously), dapat
dilakukan melalui tiga macam cara :
• cara substituís
• cara eliminasi
• cara determinan
25. Cara Substitusi
Contoh : Carilah nilai variable- variable x dan y dari
dua persamaan berikut:
2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23
untuk variabel x, diperoleh x = 23-4y
2x + 3y = 21
2(23 – 4y) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21, 25 = 5y, y = 5 x = ?
26. Cara Eliminasi
• Dua persamaan dengan dua bilangan anu dapat
diselesaikan dengan cara menghilangkan untuk
sementara (mengeliminasi) salah satu dari bilangan
anu yang ada, sehingga dapat dihitung nilai dari
bilangan anu yang lain.
2 x 3 y 21 1 2 x 3 y 21
x 4 y 23 2 2 x 8 y 46
-5 y 25, y 5
27. Cara Determinan
• Cara determinan bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan yang jumlahnya banyak.
• Determinan secara umum dilambangkan dengan notasi
determinan derajad 2
a b
ae - db
d e
determinan derajad 3
a b c
d e f aei bf g chd gec dbi af h
g h i
28. • Ada 2 persamaan :
ax + by = c
dx + ey = f
• Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan :
c b
Dx f e ce fb
x
D a b ae db
d e
Determinan
a c
Dy d f af dc
y
D a b ae db
d e
29. • Contoh :
2x + 3y = 21
dx + 4y = 23
• Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan :
21 3
Dx 23 4 15
x 3
D 2 3 5
1 4
2 21
Dy 1 23 25
y 5
D 2 3 5
1 4
32. Tentukan penggal x dan penggal y dari
persamaan-persamaan:
5x - 10y – 20 = 0
33. Gambarkan persamaan fungsi linier di bawah
ini (dengan metode subtitusi):
a). Y = 3x + 1
b). Y = 3x
c). Y = -2x + 10
34. Bentuklah persamaan linier yang garisnya
melalui pasangan titik-titik berikut:
a). (-1, 4) dan (1, 0)
b). (-1, -2) dan (-5, -2)
c). (0, 0) dan (1, 5)
d). (1, 4)dan (2, 3)
35. Bentuklah persamaan linier yang garisnya
melalui titik (-1, 3) danmempunyai koefisien
arah atau lereng sebesar :
a). -1
b). 2
c ). 5
D). 0
36. Tentukan titik potong dari pasangan garis-
garis berikut :
a). y = -2 + 4x dan y = 2 + 2x
b). y = -2 + 4x dan y = 6
C). y = 6 dan y = 10 – 2x
d). y = 2 + 2x dan y = 10 – 2x
37. Hal apa saja yang masih belum
anda pahami?
MINUTE PAPERS
Apa yang sudah anda pelajari
hari ini?