5. Profesi berasal dari bahasa Inggris -> profession
bahasa Latin -> profecus
Yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau
ahli dalam melakukan suatu pekerjaan..
“profesionalisme ialah suatu paham yang
mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus
dilakukan oleh orang yang professional”
(Ahmad Tafsir)
DEFINISI
PROFESIONALISME
6. memiliki keahlian yang khusus
sebagai panggilan hidup
dijalani menurut teori-teoriny/ilmunya
Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri
sendiri.
Memiliki kecakapan diagnostik (menganalisis suatu
problem) dan kompetensi aplikatif
memiliki otonomi (kewenangan) dalam melakukan
profesinya
mempunyai kode etik
memiliki klien yang jelas
memerlukan organisasi profesi
mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang
profesi lain
KRITERIA PROFESI
7. proses tata kelola institusi pendidikan
yang dilakukan secara efektif dan efisien
terhadap potensi dan sumber daya
yang dimiliki oleh lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan
DEFINISI PENGELOLAAN
INSTITUSI PENDIDIKAN
8. Suatu pemahaman bahwa di dalam proses pengelolaan institusi pendidikan
haruslah dilakukan oleh orang yang profesional. Pengelolaan institusi
pendidikan tersebut meliputi proses tata kelola yang dilakukan secara
efektif dan efisien terhadap potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan. Dan untuk dapat mewujudkan hal tersebut tentulah diperlukan
peranan tenaga ahli yang profesional di bidangnya.
PROFESIONALISME
PENGELOLAAN INSTITUSI
PENDIDIKAN
10. Pekerjaan (profesi) menurut Islam harus dilakukan karena Allah.
“Karena Allah” maksudnya ialah karena diperintahkan Allah.
Jadi, profesi dalam Islam haruslah dijalani karena merasa bahwa
itu adalah perintah Allah. Dalam kenyataannya pekerjaan itu
harus dijalani untuk memberikan pelayanan kepada orang lain
َوَن َام ٍئِرأما ِلُكِل َامَّنَِإو ِتاَّيِالنِب ُلَام أعَ أاْل َامَّنِإى
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua
perbuatan tergantung NIATNYA, dan (balasan) bagi tiap-
tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan. (HR. Bukhari,
No 1)
PROFESI ITU LILLAH
11. Dalam Islam, setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional, dalam artian
harus dilakukan secara benar. Dan hal ini hanya mungkin dilakukan oleh orang
yang ahli.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika amanat
telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi." Ada seorang
sahabat bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-siakan?'
Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan BUKAN KEPADA
AHLINYA, maka tunggulah kehancuran itu." (HR. Bukhari, No.
6015)
PROFESI ITU DILAKUKAN OLEH
AHLINYA
13. adanya profesionalisme dalam pada tingkat yayasan
dengan menugaskan seseorang yang profesional
untuk setiap bidang garapan
menerapkan profesionalisme pada tingkat pimpinan
sekolah,
penerapan profesionalisme pada tingkat tenaga
pengajar. Dimulai dalam penerimaan tenaga guru,
dengan melakukan seleksi yang selektif sesuai
dengan persyaratan dan kualifikasi guru yang
dibutuhkan. Dan juga adanya berbagai bentuk
program peningkatan mutu guru, berbagai
pelatihan, seminar, dan lain sebagainya.
profesionalisasi tenaga tata usaha sekolah
CARA MENERAPKAN
PROFESIONALISME
15. Anggaran tidak memadai dan sarana prasarana yang tidak
lengkap
kurangnya pengetahuan dan kemauan untuk mengelola
dana secara lebih baik, dan juga kurang profesionalnya staf
ahli
Kepemimpinan yang lemah
Adanya konflik, baik internal ataupun eksternal
Kurangnya pengawasan (Untuk mengetahui suatu program
sudah dilakukan atau tidak maka perlu diadakannya
monitoring. Pengawasan sangat diperlukan untuk
membangkitkan semangat para staf dan mengejar target
yang dicanangkan.)
HAMBATAN MENERAPKAN
PROFESIONALISME
16. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang dinamis, kreatif dan
akuntabel
Menyediakan perangkat yang lengkap
Mengedepankan transparansi
Aktif melakukan supervisi
Manajemen Profesional
Responsif terhadap perubahan
Menjadikan akreditasi sebagai parameter
Pelaporan yang bertanggung jawab
Melakukan pelatihan intensif
Menyusun arsip dengan baik
Mengadakan studi banding
TIPS SUKSES PENGELOLAAN
INTITUSI PENDIDIKAN
18. keterampilan konseptual, yaitu keterampilan
untuk memahami dan mengeksplorasikan
organisasi;
keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan
untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin.
Keterampilan teknik ialah keterampilan dalam
menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
tertentu
KETERAMPILAN KEPALA
SEKOLAH Pidarta (1988)
19. Kegiatan pengelola “POACE”
Planning (Merencanakan)
Organizing (Mengorganisikan)
Act (Melaksanakan)
Controlling (pengawasan)
Evaluating (Mengevaluasi)
FUNGSI KEPALA SEKOLAH
SEBAGAI PENGELOLA
20. EMASLEMCO
Educator (Pengarah)
Manager (Pengelola)
Administrator (Pelayan/memberikan pelayanan)
Supervisor (yang melakukan supervisi)
Leader (pemimpin)
Enterpreneur (berjiwa kewirausahaan)
Motivator
Climator (Pencipta iklim/suasana yang harmonis)
Organizer (Pengorganisasi)
FUNGSI KEPALA SEKOLAH
21. Efektifitas proses pendidikan (tercapainya tujuan pendidikan)
Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat (sehingga meningkatkan mutu sekolah)
Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
terciptanya budaya mutu yang baik (iklim sekolah yang baik)
Terciptanya team kerja yang kompak, cerdas dan dinamis
Menjadikan sekolah yang mandiri (tidak terlalu bergantung kepada pihak lain)
Adanya Partisipasi warga sekolah dan masyarakat didalam proses pendidikan
Adanya Transparasi manajemen
Adanya kemauan untuk berubah menjadi sekolah yang lebih baik
Adanya proses Evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan
Tanggap kepada kebutuhan, yang berupa aspirasi yang muncul guna meningkatan mutu sekolah
Adanya Akuntabilitas (sikap tanggung jawab atas amanah)
DAMPAK KEPALA SEKOLAH YANG
PROFESIONAL
23. Manajemen yang professional menekankan pada kompetensi, pembagian tugas
yang jelas, evaluasi, dan dinamisasi. Semua pihak terlibat dalam perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi bersama
Adapun menajemen yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan
kondisi disebut manajemen yang fleksibel. Manajemen ini tidak kaku, ia dapat
berlangsung dalam kondisi dan situasi yang berbeda-beda. Kebijakan-kebijakan
pemerintahan baru, tuntutan-tuntutan masyarakat, dan sebagainya tidak akan
menghentikan aktivitas manajer ini.
Bila semua pihak sudah merasa puas akan hasil pekerjaan manajer, berarti
manajemen itu sudah efektif dan efisien. Inilah yang harus dituju
manajemen/pengelolaan intitusi pendidikan.
(manajer mengusahakan ada kesejajaran antara efektif dan efisiensi dalam menajemennya. Manajemen
yang efektif saja sangat mungkin merupakan suatu pemborosan. Sebaliknya manajemen yang efisiensi
saja tidak memenuhi tujuan organisasi)