SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
TAKHRIJ HADITS
AMAR MA’RUF NAHI
MUNKAR
Kristin W
Lasri Zakiah
M. Luthfi Abdul Aziz
Margo Mulyono S
HALAL HARAM DAN SYUBHAT?
MATAN DAN SANAD
‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫ْم‬‫ي‬َ‫ع‬ُ‫ن‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍَ‫ز‬ٍُ‫ء‬‫ا‬َّ‫ي‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍ‫ر‬ِ‫ام‬َ‫ع‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍَ‫س‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬
ٍَ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ع‬ُّ‫ن‬‫ال‬ٍَ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫ير‬ِ‫ش‬َ‫ب‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍِ‫م‬َ‫س‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ٍَ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ٍِ َّ‫اّلل‬ٍَّ‫ل‬َ‫ص‬‫ى‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍُ‫ل‬ َ‫َل‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ٍ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ٍَ‫و‬ٍُ‫م‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ٍ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ٍَ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ٍ‫ات‬َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬ُ‫م‬ٍَ‫ل‬
‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ٍ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬‫ى‬َ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ٍِ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ٍْ‫س‬‫ا‬ٍَ‫أ‬ َ‫ْر‬‫ب‬َ‫ت‬ٍِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ِ‫ل‬
ٍِ‫ه‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ٍَ‫ع‬َ‫ق‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍَ‫ه‬ُ‫ب‬ُّ‫ش‬‫ال‬ٍِ‫ت‬‫ا‬ٍ‫اع‬َ‫ر‬َ‫ك‬‫ى‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ٍَ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ح‬
‫ى‬َ‫م‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ٍُ‫ك‬ِ‫ش‬‫و‬ُ‫ي‬ٍْ‫ن‬َ‫أ‬ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ق‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ي‬ٍَ‫ل‬َ‫أ‬ٍَ‫و‬ٍَّ‫ن‬ِ‫إ‬ٍِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ٍ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ٍ‫م‬ ِ‫ح‬‫ى‬ٍَ‫ل‬َ‫أ‬ٍَّ‫ن‬ِ‫إ‬
‫ى‬َ‫م‬ ِ‫ح‬ٍِ َّ‫اّلل‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍِ‫ه‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ٍُ‫ه‬ُ‫م‬ ِ‫ار‬َ‫ح‬َ‫م‬ٍَ‫أ‬ٍَ‫ل‬ٍَّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍِ‫د‬َ‫س‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ٍُ‫م‬ٍ‫َة‬‫غ‬ْ‫ض‬
‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍْ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ل‬َ‫ص‬ٍَ‫ح‬َ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ‫د‬َ‫س‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ٍُّ‫ل‬ُ‫ك‬ٍُ‫ه‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ٍْ‫ت‬َ‫د‬َ‫س‬َ‫ف‬ٍَ‫د‬َ‫س‬َ‫ف‬ٍُ‫د‬َ‫س‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ٍُ‫ه‬ُّ‫ل‬ُ‫ك‬
ٍَ‫ل‬َ‫أ‬ٍَ‫ي‬ِ‫ه‬ َ‫و‬ٍُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬(‫رواه‬‫البخاري‬)
TERJEMAH
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada
kami Zakaria dari 'Amir berkata; aku mendengar An Nu'man bin Basyir
berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: “Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas.
Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak
diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari
yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya.
Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-
perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang
menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan
jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan
ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa
yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal
darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak
maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati”. (H.R. Bukhari
No. 50, Kitab: Iman, Bab: Keutamaan orang yang memelihara agamanya)
TERJEMAH MUFRODAT
ٍ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ : Jelas
‫:مشتبهات‬ Samar/syubhat
‫اتقى‬ : Menghindar
‫أ‬َ‫ْر‬‫ب‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ : Membebaskan
‫ضه‬ ْ‫ر‬ِ‫ع‬: Kehormatan (nya)
‫وقع‬ : Terjerumus,
‫:الراعي‬ Penggembala
‫يرعى‬ : Menggembala
‫الحمى‬ : Batas, pematang.
‫يوشك‬ : Hampir, nyaris
‫مضغة‬:Segumpal daging
‫صلح‬(‫ت‬) : Baik, layak
‫فسدت‬ : Rusak
ٍُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ : Hati
MAKSUD LAFADZ
“Yang halal sudah
jelas dan yang
haram juga sudah
jelas. Namun
diantara keduanya
ada perkara
syubhat (samar)
yang tidak diketahui
oleh banyak orang.
Maka barangsiapa yang
menjauhi diri dari
yang syubhat berarti telah
memelihara agamanya dan
kehormatannya. Dan
barangsiapa yang sampai jatuh
(mengerjakan) pada perkara-
perkara syubhat, sungguh dia
seperti seorang penggembala
yang menggembalakan
ternaknya di pinggir jurang
yang dikhawatirkan akan jatuh
ke dalamnya. Ketahuilah
bahwa setiap raja memiliki
batasan, dan ketahuilah bahwa
batasan larangan Allah di
bumi-Nya adalah apa-apa yang
diharamkan-Nya.
Dan ketahuilah pada
setiap tubuh ada
segumpal darah
yang apabila baik
maka baiklah tubuh
tersebut dan apabila
rusak maka rusaklah
tubuh tersebut.
Ketahuilah, ia adalah
hati”.
JENIS DAN KUALITAS
HADITS
Jenis hadits
Jenis hadits ini tergolong
hadits shahih yang
merupakan hadits riwayat
Bukhari No. 50 yang terdapat
dalam Kitab: Iman Bab:
Keutamaan orang yang
memelihara agamanya dan
terdapat juga dalam hadits
yang diriwayatkan Muslim No.
2996 dalam Kitab: Pengairan
Bab: mengambil yang halal
dan meninggalkan yang
haram, namun memiliki lafadz
yang sedikit berbeda.
Kualitas hadits:
Hadits ini merupakan hadits
shahih yang bisa diterima
oleh kalangan ulama hadits,
karena haditsnya tergolong
hadits maqbul. Adapun hadits
yang digolongkan maqbul
adalah jenis hadits shahih dan
hasan.
TASHIH dan
I’TIBAR
Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai
sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil.
An-Nu’man bin Basyir
bin Sa’ad
Amir bin syarahil
Zakariya bin Abi Za’idah
Khalid
Al Fadlol bin Dukain bin
Hammad bin Zuhair
Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga ditakhrijkan oleh Muslim
No. 2996, Tirmidzi No.1126, Ahmad No. 17624, Abu Daud No. 2892, dan Nasa’i No. 5614.
Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah
bin Bardizbah (Bukhari)
I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih bukhari No. 50 Kitab: Iman Bab: Keutamaan
orang yang memelihara agamanya
TA’AMMUL HADITS
Dalam melakukan segala perbuatan jauhilah perkara
yang syubhat, karena perkara tersebut samar, tidak
dapat ditentukan apakah ada dosa atau mudharat di
dalamnya. Oleh karena itu, termasuk sikap wara’
adalah meninggalkan perkara syubhat. Banyak
melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang
kepada perbuatan haram dan hendaknya menjauhkan
diri dari perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat
menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar.
Selain itu, hendaknya memberikan perhatian terhadap
masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik.
Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan
pertanda baiknya hati.
MUNASABAH
.... Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan
mereka durhaka dan melampaui batas (QS. Ali Imran: 112)
Mereka bertahap dalam bermaksiat, sampai akhirnya pada tahapan
membunuh para nabi. Kebiasaan mereka banyak berbuat durhaka terhadap
perintah Allah, senang bergelimang dalam kemaksiatan kepada Allah dan
melanggar batasan Allah. Batasan Allah disini adalah batasan yang sudah
Allah tetapkan halal dan haramnya, adapun perkara yang syubhat, maka
hendaknya kita jauhi agar kita tidak melampaui batas.
ISTINBATH AHKAM
 Penjelasan pembagian segala sesuatu dalam syariat ini kepada tiga bagian, halal
(yang jelas), haram (yang jelas), dan perkara yang samar berkisar di antara
keduanya.
 Sesungguhnya perkara yang syubhat tidak diketahui oleh mayoritas orang, dan
hanya sebagian mereka saja yang mengetahui hukumnya dengan dalilnya.
 Meninggalkan perkara yang syubhat sampai (benar-benar) diketahui
kehalalannya.
 Perumpamaan digunakan untuk memahami perkara yang abstrak kepada perkara
yang kongkrit.
 Sesungguhnya seseorang, jika ia terjatuh ke dalam perkara syubhat, ia akan
mudah meremehkan perkara-perkara yang jelas (haramnya).
 Penjelasan agungnya kedudukan hati, dan seluruh anggota tubuh mengikutinya.
 Seluruh anggota tubuh akan baik jika hatinya baik, dan akan buruk jika hatinya
buruk.
 Sesungguhnya kerusakan lahir (seseorang) menunjukkan kerusakan batinnya.
 Berhati-hati (dan menjauhi diri) dari perkara-perkara syubhat merupakan
penjagaan diri terhadap agama seseorang dari kekurangan, dan penjagaan
terhadap harga dirinya dari celaan-celaan.
HIKMAH
Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara
yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal
yang diharamkan. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan
haram serta haramnya sarana dan cara kearah sana. Hati-hati dalam
masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
PROBLEMATIKA
TAFHIM DAN TATBIQ
Kategori perkara syubhat:
• Sesuatu yang sudah diketahui haramnya oleh manusia tetapi orang itu ragu apakah masih haram
hukumnya atau tidak.
• Sesuatu yang halal tetapi masih diragukan kehalalannya
• Seseorang ragu-ragu tentang sesuatu dan tidak tahu apakah hal itu haram atau halal, dan kedua
kemungkinan ini bisa terjadi sedangkan tidak ada petunjuk yang menguatkan salah satunya. Hal
semacam ini sebaiknya dihindari
“barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah
yang haram” hal ini dapat terjadi dalam dua hal :
• Orang yang tidak bertaqwa kepada Allah dan tidak memperdulikan perkara syubhat maka hal
semacam itu akan menjerumuskannya kedalam perkara haram, atau karena sikap sembrononya
membuat dia berani melakukan hal yang haram,
• Orang yang sering melakukan perkara syubhat berarti telah menzhalimi hatinya, karena
hilangnya cahaya ilmu dan sifat wara’ kedalam hatinya, sehingga tanpa disadari dia telah
terjerumus kedalam perkara haram
PENEGAK KEBENARAN
MATAN DAN SANAD
‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُّ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫م‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍْ‫ال‬ٍُ‫د‬‫ي‬ِ‫ل‬ َ‫و‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ٍ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ع‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫ئ‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬ٍَّ‫ن‬َ‫أ‬ٍُ‫ه‬ٍَ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ٍَ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬
ٍَّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫س‬ َ‫و‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ي‬ٍِ‫م‬ٍْ‫ن‬‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫أ‬
ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ٍ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ٍِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ٍِ َّ‫اّلل‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ض‬َ‫ي‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ر‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫خ‬ٍَ‫ل‬ َ‫و‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬َ‫ل‬‫َا‬‫خ‬
‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ٍُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ٍِ َّ‫اّلل‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ع‬ٍَ‫ف‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍُ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬
ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍَ‫ر‬ِ‫َام‬‫خ‬ُ‫ي‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍ‫اذ‬َ‫ع‬ُ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ٍَّ‫ش‬‫ال‬ِ‫ب‬ٍِ‫م‬ْ‫أ‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬
ٍُ‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫ز‬َ‫ي‬ٍُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ٍَ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬‫ا‬‫اذ‬َ‫ع‬ُ‫م‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ٍِ‫م‬ْ‫أ‬َّ‫ش‬‫ال‬ِ‫ب‬(‫رواه‬‫البخار‬‫ي‬)
TERJEMAH
Telah bercerita kepada kami Al Humaidiy telah bercerita kepada kami Al
Walid berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah
bercerita kepadaku 'Umair bin Hani' bahwa dia mendengar Mu'awiyah
berkata, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: “Senantiasa akan ada dari ummatku, (sekelompok) ummat
yang tegak di atas urusan agama Allah, tidak dapat membahayakan
mereka orang yang menghina mereka dan tidak pula orang yang
menyelisih mereka hingga datang ketetapan Allah atas mereka dan
mereka dalam keadaan seperti itu (tetap tegak dalam urusan agama
Allah)”. 'Umair berkata; "Maka Malik bin Yukhamir berkata; ' Muadz
berkata; "Mereka berada di negeri Syam". Lalu Mu'awiyah berkata; Ini
Malik, yang mengaku bahwa dia mendengar bahwa Mu'adz menyatakan
bahwa sekelompok ummat itu berada di negeri Syam". (H.R. Bukhari
No. 3369, Kitab: Perilaku budi pekerti yang terpuji,
Bab: Permintaan orang-orang Musyrik agar Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam memperlihatkan tanda kenabian)
TERJEMAH MUFRODAT
ٍُ‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ي‬ٍ َ‫:ل‬Senantiasa akan
ada/masih ada
ٍ‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫ٍأ‬ْ‫ن‬ِ‫:م‬dari ummatku
ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ٍِ َّ‫ٍاّلل‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ٍ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ :(sekelompok)
ummat yang tegak di atas
urusan agama Allah
ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ٍ َ‫:ل‬tidak dapat
membahayakan mereka
ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫خ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬:orang yang
menghina mereka
ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬َ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬:orang yang
menyelisih mereka
‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬:hingga
ٍِ َّ‫ٍاّلل‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ٍأ‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬:datang ketetapan
Allah
MAKSUD LAFADZ
• “Senantiasa akan ada dari ummatku,
(sekelompok) ummat yang tegak di atas urusan
agama Allah”
• “tidak dapat membahayakan mereka orang yang
menghina mereka dan tidak pula orang yang
menyelisih mereka hingga datang ketetapan Allah
atas mereka dan mereka dalam keadaan seperti
itu (tetap tegak dalam urusan agama Allah)”.
JENIS DAN KUALITAS
HADITS
Jenis hadits
Haidts ini tergolong hadits
shahih yang merupakan
hadits riwayat Bukhari No.
3369, Kitab: Perilaku budi
pekerti yang terpuji, bab:
Permintaan orang-orang
Musyrik agar Nabi saw.
memperlihatkan tanda
kenabian.
Kualitas hadits:
Hadits ini merupakan hadits
shahih yang bisa diterima
oleh kalangan ulama hadits,
karena haditsnya tergolong
hadits maqbul. Adapun
hadits yang digolongkan
maqbul adalah jenis hadits
shahih dan hasan.
TASHIH
Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai
sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil.
Mu’awiyah bin Abu
Sufyan shakhr bin
Harb bin Umayyah
Umair bin Hani
Abdur Rahman bin
Yazid bin Jabir
Al Walid bin Muslim
Abdullah bin az
Zubair bin ‘Isa bin
‘Ubaidillah
Mu’awiyah bin Abu
Sufyan shakhr bin
Harb bin Umayyah
Malik bin Yakhamir Umair bin Hani
Abdur Rahman bin
Yazid bin Jabir
Al Walid bin Muslim
Abdullah bin az
Zubair bin ‘Isa bin
‘Ubaidillah
TASHIH DAN I’TIBAR
Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga
ditakhrijkan oleh Muslim No.3544 dan Ahmad No. 17433
Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan Muhammad bin Isma'il bin
Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah (Bukhari)
I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih bukhari No. 50 Kitab: Iman Bab:
Keutamaan orang yang memelihara agamanya, dan hadits ini ditakhrijkan
pula oleh Muslim No.3544 dan Ahmad No. 17433.
TA’AMMUL HADITS
Sebagai ummat Rasulullah saw. akhir zaman, hendaknya
kita menjadi ummatnya yang selalu menegakkan
kebenaran, menyuruh kepada kebenaran dan melarang
kemunkaran. Tidak ada yang dapat memeberi mudharat
kepada mereka, sampai ketetapan Allah datang. Mereka
adalah golongan yang menolong agama Allah, maka Allah
akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya.
MUNASABAH
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali-
Imran: 110)
MUNASABAH
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu
(QS. Muhammad: 7)
Dari keterangan ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa
penegak kebenaran ataupun amar ma’ruf nahi mungkar adalah
kaum muslimin. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa ada
segolongan/sebagian umat Muslim ada yang berfungsi sebagai
penyeruh kebaikan dan ada yang mencegah kemungkaran. Allah
memberikan janji-Nya terhadap orang yang menegakkan
kebenaran, yakni Allah akan menolongnya dan meneguhkan
kedudukannya.
HIKMAH
Akan selalu ada golongan dari ummat Nabi Muhammad yang akan menegakkan
kebenaran.
Dan Tidak akan ada yang mampu memudharatkan orang yang menegakkan
agama Allah tersebut (selama mereka masih berada dalam keadaan seperti itu),
kecuali Allah menghendaki.
Allah akan menolong para penegak agama Allah, dan Allah akan memberikan
kedudukan yang kokoh bagi mereka.
PROBLEMATIKA
TAFHIM DAN TATBIQ
Tidak terdapat permasalahan yang rumit dalam memahami dan
men-syarah-kan hadits ini, karena kata-kata yang disampaikan
sangat mudah untuk dipahami.
USAHA MENCEGAH
KEMUNGKARAN
MATAN DAN SANAD
‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍِ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍَ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ٍَّ‫د‬َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬ٍ‫يع‬ِ‫ك‬ َ‫و‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍَ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬‫ح‬‫و‬ٍَّ‫د‬َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬ٍُ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬
‫ى‬َّ‫ن‬َ‫ث‬ُ‫م‬ْ‫ال‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ع‬َ‫ج‬ٍَ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬ٍُ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬ُ‫ش‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫َل‬ِ‫ك‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍْ‫ي‬َ‫ق‬ٍِ‫س‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬
ٍِ‫ق‬ ِ‫ار‬َ‫ط‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫اب‬َ‫ه‬ِ‫ش‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫و‬ٍُ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ٍَ‫ق‬ٍَ‫ل‬‫ا‬ٍُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍَ‫أ‬َ‫د‬َ‫ب‬ٍْ‫ط‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ٍِ‫ة‬َ‫ب‬ٍَ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ٍِ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬
ٍَ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ٍِ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ٍُ‫ان‬ َ‫و‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ٍَ‫ام‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍُ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ٍَ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ٍَ‫ب‬ْ‫ط‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ٍِ‫ة‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍْ‫د‬َ‫ق‬ٍَ‫ك‬ ِ‫ر‬ُ‫ت‬
‫ا‬َ‫م‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬‫َا‬‫ن‬ُ‫ه‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ٍْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬‫ى‬َ‫ض‬َ‫ق‬‫ا‬َ‫م‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ٍُ‫س‬َ‫ر‬ٍَ‫ل‬‫و‬ٍِ َّ‫اّلل‬
‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍَ‫ر‬‫ى‬َ‫أ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ٍْ‫ر‬ِ‫َي‬‫غ‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ٍُ‫ه‬ٍِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ٍْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍْ‫م‬َ‫ل‬
ٍْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ٍِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ل‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ٍْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍْ‫م‬َ‫ل‬ٍْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ٍِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫و‬ٍُ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ض‬َ‫أ‬ٍِ ْ‫ال‬ٍِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬
ٍ‫ْب‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ك‬ٍُ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍِ‫ء‬ َ‫َل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍَ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ ْ‫اْل‬ٍَ‫ع‬ٍْ‫ن‬ٍَ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬
ٍ‫اء‬َ‫ج‬َ‫ر‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ٍِ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫و‬ٍِ‫ْس‬‫ي‬َ‫ق‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ٍَ‫ع‬ٍْ‫ن‬ٍِ‫ق‬ ِ‫ار‬َ‫ط‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬
ٍ‫اب‬َ‫ه‬ِ‫ش‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ٍِ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍَّ‫ص‬ِ‫ق‬ٍِ‫ة‬ٍَ‫ان‬ َ‫و‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ٍِ‫ث‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍِ‫ع‬َ‫س‬ٍ‫يد‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬
ٍِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍِ‫م‬ِ‫ب‬ٍِ‫ل‬ْ‫ث‬ٍِ‫ث‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ٍَ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬ُ‫ش‬ٍَ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬ َ‫و‬
(‫رواه‬‫مسلم‬)
TERJEMAH
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Waki' dari Sufyan. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah keduanya dari
Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dan ini adalah hadits Abu Bakar, "Orang
pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum shalat Hari Raya didirikan ialah
Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan berkata kepadanya, "Shalat Hari Raya
hendaklah dilakukan sebelum membaca khutbah." Marwan menjawab, "Sungguh,
apa yang ada dalam khutbah sudah banyak ditinggalkan." Kemudian Abu Said
berkata, "Sungguh, orang ini telah memutuskan (melakukan) sebagaimana yang
pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:
"Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah
kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya
dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya.
Itulah selemah-lemah iman." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib
Muhammad bin al-Ala' telah menceritakan kepada kami Abu Mua'wiyah telah
menceritakan kepada kami al-A'masy dari Ismail bin Raja' dari bapaknya dari Abu
Sa'id al-Khudri dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dari Abu Sa'id al-Khudri
dalam kisah Marwan, dan hadits Abu Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
seperti hadits Syu'bah dan Sufyan." (HR. Muslim No. 70, Kitab: Iman, Bab:
Penjelasan bahwa mencegah kemunkaran adalah bagian dari iman, dan bahwa iman
itu bertambah dan berkurang)
TERJEMAH MUFRODAT
ٍْ‫ن‬َ‫م‬ : Barangsiapa
‫ى‬َ‫أ‬َ‫ر‬ : melihat
‫ا‬‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ : kemungkaran
ٍُ‫ه‬ ْ‫ر‬ِ‫َي‬‫غ‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ : mencegah
kemungkaran
itu/merubahnya
ٍِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ : dengan
tangannya
ٍْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ٍْ‫م‬َ‫ل‬ : tidak mampu
ٍِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ل‬ِ‫ب‬ : dengan lisan
ٍِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ : dengan hatinya
(doa)
ٍُ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ض‬َ‫أ‬ : selemah-lemah
ٍِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬ِ ْ‫ال‬ : iman
MAKSUD LAFADZ
Kalimat “hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya
(kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya ; dan
jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya”, maksudnya hendaklah ia mengingkari
perbuatan itu dalam hatinya. Hal semacam itu tidaklah dikatakan telah merubah atau
melenyapkan, tetapi itulah yang sanggup ia kerjakan. Dan kalimat “demikian itu
adalah selemah-lemah iman” maksudnya ialah paling sedikit hasilnya (pengaruhnya).
JENIS DAN KUALITAS
HADITS
Jenis hadits
Jenis hadits ini tergolong hadits
shahih yang merupakan hadits
riwayat Muslim No. 70, Kitab: Iman,
Bab: Penjelasan bahwa mencegah
kemunkaran adalah bagian dari
iman, dan bahwa iman itu
bertambah dan berkurang.
Kualitas hadits
Hadits ini merupakan
hadits shahih yang bisa
diterima oleh kalangan
ulama hadits, karena
haditsnya tergolong
hadits maqbul. Adapun
hadits yang digolongkan
maqbul adalah jenis
hadits shahih dan hasan
TASHIH
Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai
sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil.
Sa'ad bin Malik bin
Sinan bin 'Ubaid
Thariq bin Syihab
bin 'Abdu Syams bin
Hilal bin Salamah
bin 'Auf-
Qais bin Muslim
Sufyan bin Sa'id bin
Masruq
Waki' bin Al Jarrah
bin Malih-
Abdullah bin
Muhammad bin
Abi Syaibah Ibrahim
bin 'Utsman
Sa'ad bin Malik bin
Sinan bin 'Ubaid
Thariq bin Syihab
bin 'Abdu Syams bin
Hilal bin Salamah
bin 'Auf-
Qais bin Muslim
Syu’bah bin Al
Hajjaj bin al Warad
Muhammad bin
Ja’far
Muhammad bin Al
Mutsanna bin ‘Ubaid
Raja’ bin Rabi’ah
Isma’il bin Raja’
bin Rabi’ah
Sulaiman bin
Mihran
Muhammad bin
Khazim
Muhammad bin Al
‘Alaa’ bin Kuraib
TASHIH DAN I’TIBAR
Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga
ditakhrijkan oleh Abu Daud No. 963, Ahmad No. 10651, Ibnu Majah No. 1265
dan Tirmidzi No. 2098
Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan Muslim bin al Hajjaj bin Muslim
bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi (Muslim)
I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih Muslim No. 70, Kitab: Iman, Bab:
Penjelasan bahwa mencegah kemunkaran adalah bagian dari iman, dan
bahwa iman itu bertambah dan berkurang
Sa'ad bin Malik bin
Sinan bin 'Ubaid
Thariq bin Syihab
bin 'Abdu Syams bin
Hilal bin Salamah
bin 'Auf-
Qais bin Muslim
Sulaiman bin
Mihran
Muhammad bin
Khazim
Muhammad bin Al
‘Alaa’ bin Kuraib
TA’AMMUL HADITS
 Amar ma’ruf dan nahi mungkar yang dibebankan kepada setiap muslim, jika ia telah
menjalankannya, sedangkan orang yang diperingatkan tidak melaksanakannya, maka
pemberi peringatan telah terlepas dari celaan, sebab ia hanya diperintah menjalankan
amar ma’ruf dan nahi mungkar, tidak harus sampai bisa diterima oleh yang diberi
peringatan.
 Para ulama berkata : “Tugas amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak hanya menjadi
kewajiban para penguasa, tetapi tugas setiap muslim”. Yang diperintahkan melakukan
amar ma’ruf nahi mungkar adalah orang mengetahui tentang apa yang dinilai sebagai hal
yang ma’ruf atau mungkar. Bagi orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar
seyogyanya dilakukan dengan sikap santun agar dapat lebih mendekatkan kepada tujuan.
Imam Syafi’i berkata: “Orang yang menasihati saudaranya dengan cara tertutup, maka
orang itu telah benar-benar menasihatinya dan berbuat baik kepadanya. Akan tetapi orang
yang menasihatinya secara terbuka, maka sesungguhnya ia telah menistakannya dan
merendahkannya”.
 Hal yang sering diabaikan orang dalam hal ini, yaitu ketika mereka melihat seseorang
menjual barang atau hewan yang mengandung cacat tetapi ia tidak mau menjelaskannya,
ternyata mereka tidak mau menegur dan memberitahukan kepada pembeli atas cacat
yang ada pada barang itu. Orang-orang semacam itu bertanggung jawab terhadap
kemungkaran tersebut, karena agama itu adalah nasihat (kejujuran), maka barang siapa
tidak mau berlaku jujur atau memberi nasihat, berarti ia telah berlaku curang.
MUNASABAH
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang
sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah
mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya,
maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan (QS. Al Maidah: 105)
MUNASABAH
 Maknanya adalah jika kalian telah melaksanakan
kewajiban kalian berupa amar ma'ruf dan nahi munkar
sesuai dengan kemampuan kalian, maka sungguh kalian
telah menunaikan apa yang diwajibkan atas kalian. Dan
setelah itu tidak dapat memadharratkan kalian kesesatan
orang-orang yang sesat jika kalian beri petunjuk.
 Dan Syaikh (guru) kami Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-
Syinqithi rahimahullah tatkala menjelaskan ayat ini dalam
kitabnya Adhwaa-ul Bayaan memiliki perincian secara
teliti dan mendalam dalam permasalahan amar ma'ruf dan
nahi munkar. Dan akan sangat baik jika (para pembaca)
kembali kepada kitab tersebut agar mendapatkan faidah
(yang banyak).
ASBABUL WURUD
Muslim meriwayatkan Hadits ini dari jalan Thariq bin Syihab, ia berkata: Orang yang pertama kali
mendahulukan khutbah pada hari raya sebelum shalat adalah Marwan. Lalu seorang laki-laki
datang kepadanya, kemudian berkata: “Shalat sebelum khutbah?”. Lalu (laki-laki tersebut) berkata
: “Orang itu (Marwan) telah meninggalkan yang ada di sana (Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam)”. Abu Sa’id berkata : “Adapun dalam hal semacam ini telah ada ketentuannya. Saya
mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : ‘Barang siapa di antaramu melihat
kemungkaran hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya(kekuasaannya); jika
ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika tak sanggup juga, maka dengan
hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman’ “.
Hadits ini menunjukkan bahwa perbuatan semacam itu belum pernah dilakukan oleh siapa pun
sebelum Marwan.
Jika ada yang bertanya: “Mengapa Abu Sa’id terlambat mencegah kemungkaran ini, sampai laki-
laki tersebut mencegahnya?” Ada yang menjawab : “Mungkin Abu Sa’id belum hadir ketika Marwan
berkhutbah sebelum shalat. Lelaki itu tidak menyetujui perbuatan tersebut, lalu Abu Sa’id datang
ketika kedua orang tersebut sedang berdebat. Atau mungkin Abu Sa’id sudah hadir tetapi ia
merasa takut untuk mencegahnya, karena khawatir timbul fitnah akibat pencegahannya itu,
sehingga tidak dilakukan. Atau mungkin Abu Sa’id sudah berniat mencegah, tetapi lelaki itu
mendahuluinya, kemudian Abu Sa’id mendukungnya”. Wallaahu a’lam.
Ibnu Daqiqil ‘Ied. Syarhul arba’iina hadiitsan An-nawawiyah. Diterjemahkan oleh Muhammad
Thalib. Yogyakarta: Media Hidayah. Halaman: 50-53
ISTINBATH AHKAM
 Amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan perbuatan wajib kifayah, sehingga jika telah
ada yang menjalankannya, maka yang lain terbebas. Jika semua orang meninggalkannya,
maka berdosalah semua orang yang mampu melaksanakannya, terkecuali yang ada
udzur. Kemudian ada kalanya menjadi wajib ‘ain bagi seseorang. Misalnya, jika di suatu
tempat yang tidak ada orang lain yang mengetahui kemungkaran itu selain dia, atau
kemungkaran itu hanya bisa dicegah oleh dia sendiri, misalnya seseorang yang melihat
istri, anak, atau pembantunya melakukan kemungkaran atau kurang dalam melaksanakan
kewajibannya.
 Para ulama berkata : “Tanggung jawab amar ma’ruf dan nahi mungkar itu tidaklah terlepas
dari diri seseorang hanya Karena ia beranggapan bahwa peringatannya tidak akan
diterima. Dalam keadaan demikian ia tetap saja wajib menjalankannya. Allah berfirman:
“Berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin”.(QS. 51 :
55)
 Para ulama berkata : “Orang yang menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar tidaklah
diharuskan dirinya telah sempurna melaksanakan semua yang menjadi perintah agama
dan meninggalkan semua yang menjadi larangannya. Ia tetap wajib menjalankan amar
ma’ruf nahi mungkar sekalipun perbuatannya sendiri menyalahi hal itu. Hal ini Karena
seseorang wajib melakukan dua perkara, yaitu menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar
kepada diri sendiri dan kepada orang lain.”
HIKMAH
Sepatutnya para pencari akhirat dan orang yang berusaha mendapatkan
keridhaan Allah memperhatikan masalah ini. Hal ini karena kemanfaatannya
amat besar, apalagi sebagian besar orang sudah tidak peduli, dan orang yang
melakukan pencegahan kemungkaran tidak lagi ditakuti, karena martabatnya
yang rendah. Allah berfirman : “Sungguh, Allah pasti menolong orang yang
menolong-Nya”. (QS. 22 :40)
Ketahuilah bahwa pahala itu diberikan sesuai dengan usahanya dan tidak
boleh meninggalkan nahi mungkar ini hanya karena ikatan persahabatan atau
kecintaan, sebab sahabat yang jujur ialah orang yang membantu saudaranya
untuk memajukan kepentingan akhiratnya, sekalipun hal itu dapat
menimbulkan kerugian dalam urusan dunianya. Adapun orang yang menjadi
musuh ialah orang yang berusaha merugikan usaha untuk kepentingan
akhiratnya atau menguranginya sekalipun sikapnya seperti dapat membawa
keuntungan duniawinya
PROBLEMATIKA
TAFHIM DAN TATBIQ
…Jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi
mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk…(QS.
Al Maidah: 105). Menurut para ulama ahli tahqiq adalah bahwa
makna ayat tersebut ialah jika kamu sekalian melaksanakan apa
yang dibebankan kepadamu, maka kamu tidak akan menjadi rugi
bila orang lain menyalahi kamu. Hal ini semakna dengan firman
Allah: “Seseorang tidaklah menanggung dosa orang lain”. (QS. 6 :
164)
Inilah pendapat yang dipilih oleh sebagian besar ulama tahqiq.
PROBLEMATIKA
TAFHIM DAN TATBIQ
Syaikh Muhyidin berkata : “Ketahuilah bahwa sejak lama amar ma’ruf nahi
mungkar ini oleh sebagian besar orang telah diabaikan. Pada masa-masa ini hanyalah
tinggal dalam tulisan yang amat sedikit, padahal ini merupakan hal yang amat besar
peranannya bagi tegaknya urusan umat dan kekuasaan. Apabila perbuatan-perbuatan
buruk merajalela, maka orang-orang shalih maupun orang-orang jahat semuanya
akan tertimpa adzab. Jika orang yang shalih tidak mau menahan tangan orang yang
zhalim, maka nyaris adzab Allah akan menimpa mereka semua. Allah berfirman:
“Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya khawatir tertimpa fitnah
atau adzab yang pedih”. (QS. 24 : 63)
USAHA MENYURUH KEPADA
KEBAIKAN
MATAN DAN SANAD
‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍَ‫ُّوب‬‫ي‬َ‫أ‬ٍُ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ٍْ‫ب‬ٍُ‫ن‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ٍ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍَّ‫د‬َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬ٍُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬
ٍَ‫ون‬ُ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ٍَ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ٍ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ع‬َ‫ج‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍِ‫ء‬ َ‫َل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍِ‫ب‬َ‫أ‬ٍِ‫ه‬‫ي‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍَ‫ة‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ٍَّ‫ن‬َ‫أ‬ٍُ‫س‬َ‫ر‬ٍَ‫ل‬‫و‬ٍِ َّ‫اّلل‬‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ‫د‬ُ‫ه‬‫ى‬ٍَ‫ان‬َ‫ك‬ٍُ‫ه‬َ‫ل‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍِ‫ر‬ْ‫ج‬َ ْ‫اْل‬ٍُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ٍُ‫ج‬ُ‫أ‬ٍِ‫ور‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬
ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍْ‫م‬ِ‫ه‬ ِ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ٍْ‫ي‬َ‫ش‬‫ا‬‫ئ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ‫ة‬َ‫ل‬ َ‫َل‬َ‫ض‬ٍَ‫ك‬ٍَ‫ان‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬
ٍِ‫م‬ْ‫ث‬ِ ْ‫ال‬ٍُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ٍِ‫ام‬َ‫ث‬‫آ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ٍَ‫ذ‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ث‬‫آ‬‫ا‬‫ْئ‬‫ي‬َ‫ش‬(‫رواه‬‫مسل‬‫م‬)
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan
Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu
Ja'far dari Al 'Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: “Barang siapa mengajak
kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang
diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia
akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (H.R. Muslim No.
4831, Kitab: Ilmu, Bab: Barangsiapa membuat contoh baik)
TEREMAH MUFRODAT
‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬ :mengajak/menyeru
‫ى‬‫د‬ُ‫ه‬ :kebaikan
ٍِ‫ر‬ْ‫ج‬َ ْ‫اْل‬ :pahala
ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ :orang-orang yang
mengikutinya
ٍُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ :mengurangi/dikurangi
ٍ‫ة‬َ‫ل‬ َ‫َل‬َ‫ض‬:kesesatan
ٍِ‫م‬ْ‫ث‬ِ ْ‫ال‬ :dosa
MAKSUD LAFADZ
“Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala
sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun.” Lafadz Hadits di atas menjelaskan
bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan akan mendapat pahala
sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakkannya tanpa dikurangi
sedikitpun.
“Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan
mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya
tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. Begitu pula orang yang mengajak
kepada kesesatan akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang
mengerjakannya tanpa dikurangi sedikit pun.
Tidak diragukan lagi bahwa hadis ini merupakan berita gembira bagi mereka
yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan, Allah Swt
memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada
kebaikan.
JENIS DAN KUALITAS
HADITS
Jenis hadits
Jenis hadits ini tergolong
hadits shahih yang
merupakan hadits riwayat
Muslim No. 4831, Kitab:
Ilmu, Bab: Barangsiapa
membuat contoh baik.
Kualitas hadits
Hadits ini merupakan
hadits shahih yang bisa
diterima oleh kalangan
ulama hadits, karena
haditsnya tergolong
hadits maqbul. Adapun
hadits yang digolongkan
maqbul adalah jenis
hadits shahih dan
hasan.
TASHIH
Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai
sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil.
Abdur Rahman bin
Shakhr
Abdur Rahman bin
Ya'qub
Al 'Alaa' bin
'Abdur Rahman bin
Ya'qub
Isma'il bin Ja'far
bin Abi Katsir
Yahya bin Ayyub
Abdur Rahman bin
Shakhr
Abdur Rahman bin
Ya'qub
Al 'Alaa' bin 'Abdur
Rahman bin Ya'qub
Isma'il bin Ja'far
bin Abi Katsir
Qutaibah bin Sa’id
bin Jamil bin Tharif
bin ‘Abdullah
Abdur Rahman bin
Shakhr
Abdur Rahman bin
Ya'qub
Al 'Alaa' bin
'Abdur Rahman bin
Ya'qub
Isma'il bin Ja'far
bin Abi Katsir
Ali bin Hajar bin
Iyas
TASHIH DAN I’TIBAR
Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga
ditakhrijkan oleh Tirmidzi No. 2598 dan Ibnu Majah No. 202.
Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan Muslim bin al Hajjaj bin Muslim
bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi (Muslim)
I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih Muslim No. 4831, Kitab: Ilmu, Bab:
Barangsiapa membuat contoh baik.
TA’AMMUL HADITS
Hadits ini memberi motivasi terhadap orang beriman yang
senantiasa melakukan kebaikan agar ia dapat berlomba-
lomba dalam kebaikan, dengan mencontohkan suatu
perkara atau amal yang baik yang dapat dicontoh saudara
muslim lainnya.
MUNASABAH
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri? (Q.S. Fushilat: 33)
Orang yang mencontohkan dan menyeru untuk
mengerjakan amal saleh adalah orang yang tergolong baik
perkataannya. Jangan sampai kita memberikan contoh yang
melanggar syariat, yang kelak akan diikuti oleh orang yang
terdorong didalam hatinya untuk melakukan perbuatan
buruk tersebut, kita akan merugi, karena hal itu merupakan
amalan buruk (dosa jariyah).
ISTINBATH AHKAM
 Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia
akan mendapat pahala sebanyak pahala yang
diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun.
 Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada
kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak
yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun.
HIKMAH
Penyeru agama Allah adalah orang yang terbaik perkataannya. Sebagai faktor
yang membuat manusia bersungguh-sungguh melakukan dakwah kepada
agama Allah karena Allah mengangkat derajat ketempat yang paling tinggi.
Yakni, Allah menjadikan mereka sebagai manusia yang terbaik perkataannya.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Fushilat ayat 33.
Pahala yang besar bagi orang yang disebabkan usahanya orang lain
mendapat petunjuk.
Allah Ta’ala dan segala makhluk di langit dan dibumi bershalawat kepada
penyeru kebaikan kepada manusia. “Sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya serta
penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya
sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan
kebaikan kepada manusia.” H.R. Tirmidzi No. 2609
PROBLEMATIKA
TAFHIM DAN TATBIQ
Tidak terdapat permasalahan yang rumit dalam memahami dan
men-syarah-kan hadits ini, karena kata-kata yang disampaikan
sangat mudah untuk dipahami.

More Related Content

What's hot

konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqikonsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
Ltfltf
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyah
sangmonyed
 

What's hot (20)

Qisas,diyat
Qisas,diyatQisas,diyat
Qisas,diyat
 
Ibrah Surah al-Anfaal : Memburu Semangat Kemenangan Badar
Ibrah Surah al-Anfaal : Memburu Semangat Kemenangan BadarIbrah Surah al-Anfaal : Memburu Semangat Kemenangan Badar
Ibrah Surah al-Anfaal : Memburu Semangat Kemenangan Badar
 
penyimpangan ibnu taimiyah dan muhammad abduh
penyimpangan ibnu taimiyah dan muhammad abduhpenyimpangan ibnu taimiyah dan muhammad abduh
penyimpangan ibnu taimiyah dan muhammad abduh
 
Aliran Khawarij
Aliran KhawarijAliran Khawarij
Aliran Khawarij
 
Rekonstruksi negara ideal
Rekonstruksi negara idealRekonstruksi negara ideal
Rekonstruksi negara ideal
 
Strategi dan substansi dakwah khulafaur rasyidin
Strategi dan substansi dakwah khulafaur rasyidinStrategi dan substansi dakwah khulafaur rasyidin
Strategi dan substansi dakwah khulafaur rasyidin
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam ppt
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
bahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islambahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islam
bahan tugas Kelompok 8 ushul fiqh ekonomi islam
 
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
PPT 'AM dan KHASH (Ulumul Qur'an 2)
 
Sirah Nabawiyah 99: Piagam Madinah
Sirah Nabawiyah 99: Piagam MadinahSirah Nabawiyah 99: Piagam Madinah
Sirah Nabawiyah 99: Piagam Madinah
 
Aliran murjiah 1
Aliran murjiah 1Aliran murjiah 1
Aliran murjiah 1
 
Ushul fiqh
Ushul fiqhUshul fiqh
Ushul fiqh
 
Pengantar Sejarah Peradaban Islam
Pengantar Sejarah Peradaban Islam Pengantar Sejarah Peradaban Islam
Pengantar Sejarah Peradaban Islam
 
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqikonsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
konsep integrasi ilmu menurut ismail razi al faruqi
 
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAMPEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
PEMBERONTAKAN DALAM ISLAM
 
Ppt bani umayyah
Ppt bani umayyahPpt bani umayyah
Ppt bani umayyah
 
Pendidikan al quran dan as-sunnah tingkatan 4
Pendidikan al quran dan as-sunnah tingkatan 4Pendidikan al quran dan as-sunnah tingkatan 4
Pendidikan al quran dan as-sunnah tingkatan 4
 
Konsep karamah
Konsep karamahKonsep karamah
Konsep karamah
 

Similar to Takhrij hadits amar ma'ruf nahi munkar

akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islamakhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
agusgunawan991554
 
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelasTanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Septian Muna Barakati
 
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannyaWeek 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
redrumming
 
Makanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamMakanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam Islam
Abyanuddin Salam
 
Tamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasa
Tamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasaTamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasa
Tamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasa
ImanFitroni_PTSB
 

Similar to Takhrij hadits amar ma'ruf nahi munkar (20)

29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
 
Akhlak tercela
Akhlak tercelaAkhlak tercela
Akhlak tercela
 
BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...
BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...
BAB_3_AKHLAK.presentation akhlak kepada Allah SWT, Rasulullah, manusia dan li...
 
BAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.pptBAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.ppt
 
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islamakhlak kepada Allah dalam pandangan islam
akhlak kepada Allah dalam pandangan islam
 
BAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.pptBAB_3_AKHLAK.ppt
BAB_3_AKHLAK.ppt
 
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelasTanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
 
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelasTanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
Tanya jawab tentang dalil halal & haram jelas
 
Trend takfiri bagaimana mengatasinya
Trend takfiri bagaimana mengatasinyaTrend takfiri bagaimana mengatasinya
Trend takfiri bagaimana mengatasinya
 
Rukun al fahmu pt 3
Rukun al fahmu pt 3Rukun al fahmu pt 3
Rukun al fahmu pt 3
 
1. FIQH AWLAWIYYAT DAN MAQASID SYRAK
1. FIQH AWLAWIYYAT DAN MAQASID SYRAK1. FIQH AWLAWIYYAT DAN MAQASID SYRAK
1. FIQH AWLAWIYYAT DAN MAQASID SYRAK
 
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq muliaAqidah, syariah dan akhlaq mulia
Aqidah, syariah dan akhlaq mulia
 
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
 
Sifat Tauhid
Sifat TauhidSifat Tauhid
Sifat Tauhid
 
Sifat sifat terpuji
Sifat sifat terpujiSifat sifat terpuji
Sifat sifat terpuji
 
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannyaWeek 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama
MAJALAH HIDAYATULLAH - Rubrik Kajian utama
 
Tentang Makanan
Tentang MakananTentang Makanan
Tentang Makanan
 
Makanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamMakanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam Islam
 
Tamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasa
Tamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasaTamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasa
Tamadun bab 8pemikiran islam dan isu-isu semasa
 

More from kristinwiranata

Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)
Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)
Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)
kristinwiranata
 
hadits tentang tanggung jawab pemimpin
hadits tentang tanggung jawab pemimpinhadits tentang tanggung jawab pemimpin
hadits tentang tanggung jawab pemimpin
kristinwiranata
 

More from kristinwiranata (20)

Stres dan solusinya menurut islam
Stres dan solusinya menurut islamStres dan solusinya menurut islam
Stres dan solusinya menurut islam
 
Pilar dunia
Pilar duniaPilar dunia
Pilar dunia
 
Bekam
BekamBekam
Bekam
 
Dakwah dan mengajar
Dakwah dan mengajarDakwah dan mengajar
Dakwah dan mengajar
 
Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)
Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)
Tantangan pendidikan abad 21 (higer order thinking skills)
 
Tafsir eksistensi dan etika dan hidup bermasyarakat
Tafsir eksistensi dan etika dan hidup bermasyarakatTafsir eksistensi dan etika dan hidup bermasyarakat
Tafsir eksistensi dan etika dan hidup bermasyarakat
 
Seni tilawah
Seni tilawahSeni tilawah
Seni tilawah
 
Proses belajar & pembelajaran sebagai suatu sistem
Proses belajar & pembelajaran sebagai suatu sistemProses belajar & pembelajaran sebagai suatu sistem
Proses belajar & pembelajaran sebagai suatu sistem
 
Profesionalisme pengelolaan institusi pendidikan
Profesionalisme pengelolaan institusi pendidikanProfesionalisme pengelolaan institusi pendidikan
Profesionalisme pengelolaan institusi pendidikan
 
hadits tentang tanggung jawab pemimpin
hadits tentang tanggung jawab pemimpinhadits tentang tanggung jawab pemimpin
hadits tentang tanggung jawab pemimpin
 
Pengelolaan keuangan dan kesiswaan
Pengelolaan keuangan dan kesiswaanPengelolaan keuangan dan kesiswaan
Pengelolaan keuangan dan kesiswaan
 
Pendidikan seumur hidup
Pendidikan seumur hidupPendidikan seumur hidup
Pendidikan seumur hidup
 
Para filosof
Para filosofPara filosof
Para filosof
 
Media pembelajaran audio visual
Media pembelajaran audio visualMedia pembelajaran audio visual
Media pembelajaran audio visual
 
Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulumManajemen kurikulum
Manajemen kurikulum
 
Lupa, jenuh dan transfer belajar
Lupa, jenuh dan transfer belajarLupa, jenuh dan transfer belajar
Lupa, jenuh dan transfer belajar
 
Kisah teladan
Kisah teladanKisah teladan
Kisah teladan
 
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
 
Kepribadian guru dalam pandangan ilmuwan muslim
Kepribadian guru dalam pandangan ilmuwan muslimKepribadian guru dalam pandangan ilmuwan muslim
Kepribadian guru dalam pandangan ilmuwan muslim
 
Hadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islamHadis sebagai sumber ajaran islam
Hadis sebagai sumber ajaran islam
 

Takhrij hadits amar ma'ruf nahi munkar

  • 1. TAKHRIJ HADITS AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR Kristin W Lasri Zakiah M. Luthfi Abdul Aziz Margo Mulyono S
  • 2. HALAL HARAM DAN SYUBHAT?
  • 3. MATAN DAN SANAD ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫ْم‬‫ي‬َ‫ع‬ُ‫ن‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍَ‫ز‬ٍُ‫ء‬‫ا‬َّ‫ي‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍ‫ر‬ِ‫ام‬َ‫ع‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍَ‫س‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬ ٍَ‫ان‬َ‫م‬ْ‫ع‬ُّ‫ن‬‫ال‬ٍَ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫ير‬ِ‫ش‬َ‫ب‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍِ‫م‬َ‫س‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ٍَ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ٍِ َّ‫اّلل‬ٍَّ‫ل‬َ‫ص‬‫ى‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍُ‫ل‬ َ‫َل‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ٍ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ٍَ‫و‬ٍُ‫م‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ٍ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ٍَ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ٍ‫ات‬َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬ُ‫م‬ٍَ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ٍ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬‫ى‬َ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ٍِ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ٍْ‫س‬‫ا‬ٍَ‫أ‬ َ‫ْر‬‫ب‬َ‫ت‬ٍِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬ِ‫ل‬ ٍِ‫ه‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ٍَ‫ع‬َ‫ق‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍَ‫ه‬ُ‫ب‬ُّ‫ش‬‫ال‬ٍِ‫ت‬‫ا‬ٍ‫اع‬َ‫ر‬َ‫ك‬‫ى‬َ‫ع‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ٍَ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫ح‬ ‫ى‬َ‫م‬ ِ‫ح‬ْ‫ال‬ٍُ‫ك‬ِ‫ش‬‫و‬ُ‫ي‬ٍْ‫ن‬َ‫أ‬ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ق‬‫ا‬ َ‫و‬ُ‫ي‬ٍَ‫ل‬َ‫أ‬ٍَ‫و‬ٍَّ‫ن‬ِ‫إ‬ٍِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ٍ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ٍ‫م‬ ِ‫ح‬‫ى‬ٍَ‫ل‬َ‫أ‬ٍَّ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫م‬ ِ‫ح‬ٍِ َّ‫اّلل‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍِ‫ه‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ٍُ‫ه‬ُ‫م‬ ِ‫ار‬َ‫ح‬َ‫م‬ٍَ‫أ‬ٍَ‫ل‬ٍَّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍِ‫د‬َ‫س‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ٍُ‫م‬ٍ‫َة‬‫غ‬ْ‫ض‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ٍْ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ل‬َ‫ص‬ٍَ‫ح‬َ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ‫د‬َ‫س‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ٍُّ‫ل‬ُ‫ك‬ٍُ‫ه‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ٍْ‫ت‬َ‫د‬َ‫س‬َ‫ف‬ٍَ‫د‬َ‫س‬َ‫ف‬ٍُ‫د‬َ‫س‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ٍُ‫ه‬ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ ٍَ‫ل‬َ‫أ‬ٍَ‫ي‬ِ‫ه‬ َ‫و‬ٍُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬(‫رواه‬‫البخاري‬)
  • 4. TERJEMAH Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada kami Zakaria dari 'Amir berkata; aku mendengar An Nu'man bin Basyir berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara- perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati”. (H.R. Bukhari No. 50, Kitab: Iman, Bab: Keutamaan orang yang memelihara agamanya)
  • 5. TERJEMAH MUFRODAT ٍ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ : Jelas ‫:مشتبهات‬ Samar/syubhat ‫اتقى‬ : Menghindar ‫أ‬َ‫ْر‬‫ب‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ : Membebaskan ‫ضه‬ ْ‫ر‬ِ‫ع‬: Kehormatan (nya) ‫وقع‬ : Terjerumus, ‫:الراعي‬ Penggembala ‫يرعى‬ : Menggembala ‫الحمى‬ : Batas, pematang. ‫يوشك‬ : Hampir, nyaris ‫مضغة‬:Segumpal daging ‫صلح‬(‫ت‬) : Baik, layak ‫فسدت‬ : Rusak ٍُ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ : Hati
  • 6. MAKSUD LAFADZ “Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara- perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati”.
  • 7. JENIS DAN KUALITAS HADITS Jenis hadits Jenis hadits ini tergolong hadits shahih yang merupakan hadits riwayat Bukhari No. 50 yang terdapat dalam Kitab: Iman Bab: Keutamaan orang yang memelihara agamanya dan terdapat juga dalam hadits yang diriwayatkan Muslim No. 2996 dalam Kitab: Pengairan Bab: mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram, namun memiliki lafadz yang sedikit berbeda. Kualitas hadits: Hadits ini merupakan hadits shahih yang bisa diterima oleh kalangan ulama hadits, karena haditsnya tergolong hadits maqbul. Adapun hadits yang digolongkan maqbul adalah jenis hadits shahih dan hasan.
  • 8. TASHIH dan I’TIBAR Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil. An-Nu’man bin Basyir bin Sa’ad Amir bin syarahil Zakariya bin Abi Za’idah Khalid Al Fadlol bin Dukain bin Hammad bin Zuhair Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga ditakhrijkan oleh Muslim No. 2996, Tirmidzi No.1126, Ahmad No. 17624, Abu Daud No. 2892, dan Nasa’i No. 5614. Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan oleh Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah (Bukhari) I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih bukhari No. 50 Kitab: Iman Bab: Keutamaan orang yang memelihara agamanya
  • 9. TA’AMMUL HADITS Dalam melakukan segala perbuatan jauhilah perkara yang syubhat, karena perkara tersebut samar, tidak dapat ditentukan apakah ada dosa atau mudharat di dalamnya. Oleh karena itu, termasuk sikap wara’ adalah meninggalkan perkara syubhat. Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram dan hendaknya menjauhkan diri dari perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar. Selain itu, hendaknya memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik. Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
  • 10. MUNASABAH .... Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas (QS. Ali Imran: 112) Mereka bertahap dalam bermaksiat, sampai akhirnya pada tahapan membunuh para nabi. Kebiasaan mereka banyak berbuat durhaka terhadap perintah Allah, senang bergelimang dalam kemaksiatan kepada Allah dan melanggar batasan Allah. Batasan Allah disini adalah batasan yang sudah Allah tetapkan halal dan haramnya, adapun perkara yang syubhat, maka hendaknya kita jauhi agar kita tidak melampaui batas.
  • 11. ISTINBATH AHKAM  Penjelasan pembagian segala sesuatu dalam syariat ini kepada tiga bagian, halal (yang jelas), haram (yang jelas), dan perkara yang samar berkisar di antara keduanya.  Sesungguhnya perkara yang syubhat tidak diketahui oleh mayoritas orang, dan hanya sebagian mereka saja yang mengetahui hukumnya dengan dalilnya.  Meninggalkan perkara yang syubhat sampai (benar-benar) diketahui kehalalannya.  Perumpamaan digunakan untuk memahami perkara yang abstrak kepada perkara yang kongkrit.  Sesungguhnya seseorang, jika ia terjatuh ke dalam perkara syubhat, ia akan mudah meremehkan perkara-perkara yang jelas (haramnya).  Penjelasan agungnya kedudukan hati, dan seluruh anggota tubuh mengikutinya.  Seluruh anggota tubuh akan baik jika hatinya baik, dan akan buruk jika hatinya buruk.  Sesungguhnya kerusakan lahir (seseorang) menunjukkan kerusakan batinnya.  Berhati-hati (dan menjauhi diri) dari perkara-perkara syubhat merupakan penjagaan diri terhadap agama seseorang dari kekurangan, dan penjagaan terhadap harga dirinya dari celaan-celaan.
  • 12. HIKMAH Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan. Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara kearah sana. Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan- perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
  • 13. PROBLEMATIKA TAFHIM DAN TATBIQ Kategori perkara syubhat: • Sesuatu yang sudah diketahui haramnya oleh manusia tetapi orang itu ragu apakah masih haram hukumnya atau tidak. • Sesuatu yang halal tetapi masih diragukan kehalalannya • Seseorang ragu-ragu tentang sesuatu dan tidak tahu apakah hal itu haram atau halal, dan kedua kemungkinan ini bisa terjadi sedangkan tidak ada petunjuk yang menguatkan salah satunya. Hal semacam ini sebaiknya dihindari “barangsiapa terjerumus dalam wilayah samar-samar maka ia telah terjerumus kedalam wilayah yang haram” hal ini dapat terjadi dalam dua hal : • Orang yang tidak bertaqwa kepada Allah dan tidak memperdulikan perkara syubhat maka hal semacam itu akan menjerumuskannya kedalam perkara haram, atau karena sikap sembrononya membuat dia berani melakukan hal yang haram, • Orang yang sering melakukan perkara syubhat berarti telah menzhalimi hatinya, karena hilangnya cahaya ilmu dan sifat wara’ kedalam hatinya, sehingga tanpa disadari dia telah terjerumus kedalam perkara haram
  • 15. MATAN DAN SANAD ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُّ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬َ‫م‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍْ‫ال‬ٍُ‫د‬‫ي‬ِ‫ل‬ َ‫و‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ٍ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ع‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫ئ‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬ٍَّ‫ن‬َ‫أ‬ٍُ‫ه‬ٍَ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ٍَ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ ٍَّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫س‬ َ‫و‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ي‬ٍِ‫م‬ٍْ‫ن‬‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ٍ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ٍِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ٍِ َّ‫اّلل‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ض‬َ‫ي‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ر‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫خ‬ٍَ‫ل‬ َ‫و‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬َ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ٍُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ٍِ َّ‫اّلل‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫م‬ُ‫ع‬ٍَ‫ف‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍُ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍَ‫ر‬ِ‫َام‬‫خ‬ُ‫ي‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍ‫اذ‬َ‫ع‬ُ‫م‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ٍَّ‫ش‬‫ال‬ِ‫ب‬ٍِ‫م‬ْ‫أ‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ ٍُ‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫ز‬َ‫ي‬ٍُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ٍَ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬‫ا‬‫اذ‬َ‫ع‬ُ‫م‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫و‬ٍِ‫م‬ْ‫أ‬َّ‫ش‬‫ال‬ِ‫ب‬(‫رواه‬‫البخار‬‫ي‬)
  • 16. TERJEMAH Telah bercerita kepada kami Al Humaidiy telah bercerita kepada kami Al Walid berkata, telah bercerita kepadaku Ibnu Jabir berkata, telah bercerita kepadaku 'Umair bin Hani' bahwa dia mendengar Mu'awiyah berkata, aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa akan ada dari ummatku, (sekelompok) ummat yang tegak di atas urusan agama Allah, tidak dapat membahayakan mereka orang yang menghina mereka dan tidak pula orang yang menyelisih mereka hingga datang ketetapan Allah atas mereka dan mereka dalam keadaan seperti itu (tetap tegak dalam urusan agama Allah)”. 'Umair berkata; "Maka Malik bin Yukhamir berkata; ' Muadz berkata; "Mereka berada di negeri Syam". Lalu Mu'awiyah berkata; Ini Malik, yang mengaku bahwa dia mendengar bahwa Mu'adz menyatakan bahwa sekelompok ummat itu berada di negeri Syam". (H.R. Bukhari No. 3369, Kitab: Perilaku budi pekerti yang terpuji, Bab: Permintaan orang-orang Musyrik agar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memperlihatkan tanda kenabian)
  • 17. TERJEMAH MUFRODAT ٍُ‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ي‬ٍ َ‫:ل‬Senantiasa akan ada/masih ada ٍ‫ي‬ِ‫ت‬َّ‫م‬ُ‫ٍأ‬ْ‫ن‬ِ‫:م‬dari ummatku ٍ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ٍِ َّ‫ٍاّلل‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ٍ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ :(sekelompok) ummat yang tegak di atas urusan agama Allah ٍْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ٍ َ‫:ل‬tidak dapat membahayakan mereka ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫خ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬:orang yang menghina mereka ٍْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ف‬َ‫ل‬‫َا‬‫خ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬:orang yang menyelisih mereka ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬:hingga ٍِ َّ‫ٍاّلل‬ُ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ٍأ‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬:datang ketetapan Allah
  • 18. MAKSUD LAFADZ • “Senantiasa akan ada dari ummatku, (sekelompok) ummat yang tegak di atas urusan agama Allah” • “tidak dapat membahayakan mereka orang yang menghina mereka dan tidak pula orang yang menyelisih mereka hingga datang ketetapan Allah atas mereka dan mereka dalam keadaan seperti itu (tetap tegak dalam urusan agama Allah)”.
  • 19. JENIS DAN KUALITAS HADITS Jenis hadits Haidts ini tergolong hadits shahih yang merupakan hadits riwayat Bukhari No. 3369, Kitab: Perilaku budi pekerti yang terpuji, bab: Permintaan orang-orang Musyrik agar Nabi saw. memperlihatkan tanda kenabian. Kualitas hadits: Hadits ini merupakan hadits shahih yang bisa diterima oleh kalangan ulama hadits, karena haditsnya tergolong hadits maqbul. Adapun hadits yang digolongkan maqbul adalah jenis hadits shahih dan hasan.
  • 20. TASHIH Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil. Mu’awiyah bin Abu Sufyan shakhr bin Harb bin Umayyah Umair bin Hani Abdur Rahman bin Yazid bin Jabir Al Walid bin Muslim Abdullah bin az Zubair bin ‘Isa bin ‘Ubaidillah Mu’awiyah bin Abu Sufyan shakhr bin Harb bin Umayyah Malik bin Yakhamir Umair bin Hani Abdur Rahman bin Yazid bin Jabir Al Walid bin Muslim Abdullah bin az Zubair bin ‘Isa bin ‘Ubaidillah
  • 21. TASHIH DAN I’TIBAR Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga ditakhrijkan oleh Muslim No.3544 dan Ahmad No. 17433 Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah (Bukhari) I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih bukhari No. 50 Kitab: Iman Bab: Keutamaan orang yang memelihara agamanya, dan hadits ini ditakhrijkan pula oleh Muslim No.3544 dan Ahmad No. 17433.
  • 22. TA’AMMUL HADITS Sebagai ummat Rasulullah saw. akhir zaman, hendaknya kita menjadi ummatnya yang selalu menegakkan kebenaran, menyuruh kepada kebenaran dan melarang kemunkaran. Tidak ada yang dapat memeberi mudharat kepada mereka, sampai ketetapan Allah datang. Mereka adalah golongan yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya.
  • 23. MUNASABAH Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali- Imran: 110)
  • 24. MUNASABAH Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS. Muhammad: 7) Dari keterangan ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa penegak kebenaran ataupun amar ma’ruf nahi mungkar adalah kaum muslimin. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa ada segolongan/sebagian umat Muslim ada yang berfungsi sebagai penyeruh kebaikan dan ada yang mencegah kemungkaran. Allah memberikan janji-Nya terhadap orang yang menegakkan kebenaran, yakni Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya.
  • 25. HIKMAH Akan selalu ada golongan dari ummat Nabi Muhammad yang akan menegakkan kebenaran. Dan Tidak akan ada yang mampu memudharatkan orang yang menegakkan agama Allah tersebut (selama mereka masih berada dalam keadaan seperti itu), kecuali Allah menghendaki. Allah akan menolong para penegak agama Allah, dan Allah akan memberikan kedudukan yang kokoh bagi mereka.
  • 26. PROBLEMATIKA TAFHIM DAN TATBIQ Tidak terdapat permasalahan yang rumit dalam memahami dan men-syarah-kan hadits ini, karena kata-kata yang disampaikan sangat mudah untuk dipahami.
  • 28. MATAN DAN SANAD ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍِ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍَ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ٍَّ‫د‬َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬ٍ‫يع‬ِ‫ك‬ َ‫و‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍَ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬‫ح‬‫و‬ٍَّ‫د‬َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬ٍُ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ ‫ى‬َّ‫ن‬َ‫ث‬ُ‫م‬ْ‫ال‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ع‬َ‫ج‬ٍَ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬ٍُ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬ُ‫ش‬‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫َل‬ِ‫ك‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍْ‫ي‬َ‫ق‬ٍِ‫س‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ ٍِ‫ق‬ ِ‫ار‬َ‫ط‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫اب‬َ‫ه‬ِ‫ش‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ َ‫و‬ٍُ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫ر‬ْ‫ك‬َ‫ب‬ٍَ‫ق‬ٍَ‫ل‬‫ا‬ٍُ‫ل‬ َّ‫و‬َ‫أ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍَ‫أ‬َ‫د‬َ‫ب‬ٍْ‫ط‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ٍِ‫ة‬َ‫ب‬ٍَ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ٍِ‫د‬‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ٍَ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ٍِ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ٍُ‫ان‬ َ‫و‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ٍَ‫ام‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍُ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ٍَ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ٍَ‫ب‬ْ‫ط‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ٍِ‫ة‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬ٍْ‫د‬َ‫ق‬ٍَ‫ك‬ ِ‫ر‬ُ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬‫َا‬‫ن‬ُ‫ه‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ف‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫أ‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ٍْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ف‬‫ى‬َ‫ض‬َ‫ق‬‫ا‬َ‫م‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍُ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫م‬َ‫س‬ٍُ‫س‬َ‫ر‬ٍَ‫ل‬‫و‬ٍِ َّ‫اّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍَ‫ر‬‫ى‬َ‫أ‬ٍْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ٍْ‫ر‬ِ‫َي‬‫غ‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ٍُ‫ه‬ٍِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ٍْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍْ‫م‬َ‫ل‬ ٍْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ٍِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ل‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ٍْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ٍْ‫م‬َ‫ل‬ٍْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ٍِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫و‬ٍُ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ض‬َ‫أ‬ٍِ ْ‫ال‬ٍِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ ٍ‫ْب‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ك‬ٍُ‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍِ‫ء‬ َ‫َل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ٍَ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬ٍُ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ ْ‫اْل‬ٍَ‫ع‬ٍْ‫ن‬ٍَ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ ٍ‫اء‬َ‫ج‬َ‫ر‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ٍِ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫و‬ٍِ‫ْس‬‫ي‬َ‫ق‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ٍ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ٍَ‫ع‬ٍْ‫ن‬ٍِ‫ق‬ ِ‫ار‬َ‫ط‬ٍِ‫ْن‬‫ب‬ ٍ‫اب‬َ‫ه‬ِ‫ش‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ٍِ‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬‫ي‬ِ‫ف‬ٍَّ‫ص‬ِ‫ق‬ٍِ‫ة‬ٍَ‫ان‬ َ‫و‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ٍِ‫ث‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍِ‫ع‬َ‫س‬ٍ‫يد‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ ٍِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍِ‫م‬ِ‫ب‬ٍِ‫ل‬ْ‫ث‬ٍِ‫ث‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ٍَ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬ُ‫ش‬ٍَ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬ َ‫و‬ (‫رواه‬‫مسلم‬)
  • 29. TERJEMAH Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah keduanya dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dan ini adalah hadits Abu Bakar, "Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum shalat Hari Raya didirikan ialah Marwan. Lalu seorang lelaki berdiri dan berkata kepadanya, "Shalat Hari Raya hendaklah dilakukan sebelum membaca khutbah." Marwan menjawab, "Sungguh, apa yang ada dalam khutbah sudah banyak ditinggalkan." Kemudian Abu Said berkata, "Sungguh, orang ini telah memutuskan (melakukan) sebagaimana yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-Ala' telah menceritakan kepada kami Abu Mua'wiyah telah menceritakan kepada kami al-A'masy dari Ismail bin Raja' dari bapaknya dari Abu Sa'id al-Khudri dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dari Abu Sa'id al-Khudri dalam kisah Marwan, dan hadits Abu Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seperti hadits Syu'bah dan Sufyan." (HR. Muslim No. 70, Kitab: Iman, Bab: Penjelasan bahwa mencegah kemunkaran adalah bagian dari iman, dan bahwa iman itu bertambah dan berkurang)
  • 30. TERJEMAH MUFRODAT ٍْ‫ن‬َ‫م‬ : Barangsiapa ‫ى‬َ‫أ‬َ‫ر‬ : melihat ‫ا‬‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ : kemungkaran ٍُ‫ه‬ ْ‫ر‬ِ‫َي‬‫غ‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ : mencegah kemungkaran itu/merubahnya ٍِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ : dengan tangannya ٍْ‫ع‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ٍْ‫م‬َ‫ل‬ : tidak mampu ٍِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ل‬ِ‫ب‬ : dengan lisan ٍِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫ق‬ِ‫ب‬َ‫ف‬ : dengan hatinya (doa) ٍُ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ض‬َ‫أ‬ : selemah-lemah ٍِ‫ان‬َ‫م‬‫ي‬ِ ْ‫ال‬ : iman
  • 31. MAKSUD LAFADZ Kalimat “hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya”, maksudnya hendaklah ia mengingkari perbuatan itu dalam hatinya. Hal semacam itu tidaklah dikatakan telah merubah atau melenyapkan, tetapi itulah yang sanggup ia kerjakan. Dan kalimat “demikian itu adalah selemah-lemah iman” maksudnya ialah paling sedikit hasilnya (pengaruhnya).
  • 32. JENIS DAN KUALITAS HADITS Jenis hadits Jenis hadits ini tergolong hadits shahih yang merupakan hadits riwayat Muslim No. 70, Kitab: Iman, Bab: Penjelasan bahwa mencegah kemunkaran adalah bagian dari iman, dan bahwa iman itu bertambah dan berkurang. Kualitas hadits Hadits ini merupakan hadits shahih yang bisa diterima oleh kalangan ulama hadits, karena haditsnya tergolong hadits maqbul. Adapun hadits yang digolongkan maqbul adalah jenis hadits shahih dan hasan
  • 33. TASHIH Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil. Sa'ad bin Malik bin Sinan bin 'Ubaid Thariq bin Syihab bin 'Abdu Syams bin Hilal bin Salamah bin 'Auf- Qais bin Muslim Sufyan bin Sa'id bin Masruq Waki' bin Al Jarrah bin Malih- Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim bin 'Utsman Sa'ad bin Malik bin Sinan bin 'Ubaid Thariq bin Syihab bin 'Abdu Syams bin Hilal bin Salamah bin 'Auf- Qais bin Muslim Syu’bah bin Al Hajjaj bin al Warad Muhammad bin Ja’far Muhammad bin Al Mutsanna bin ‘Ubaid Raja’ bin Rabi’ah Isma’il bin Raja’ bin Rabi’ah Sulaiman bin Mihran Muhammad bin Khazim Muhammad bin Al ‘Alaa’ bin Kuraib
  • 34. TASHIH DAN I’TIBAR Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga ditakhrijkan oleh Abu Daud No. 963, Ahmad No. 10651, Ibnu Majah No. 1265 dan Tirmidzi No. 2098 Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi (Muslim) I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih Muslim No. 70, Kitab: Iman, Bab: Penjelasan bahwa mencegah kemunkaran adalah bagian dari iman, dan bahwa iman itu bertambah dan berkurang Sa'ad bin Malik bin Sinan bin 'Ubaid Thariq bin Syihab bin 'Abdu Syams bin Hilal bin Salamah bin 'Auf- Qais bin Muslim Sulaiman bin Mihran Muhammad bin Khazim Muhammad bin Al ‘Alaa’ bin Kuraib
  • 35. TA’AMMUL HADITS  Amar ma’ruf dan nahi mungkar yang dibebankan kepada setiap muslim, jika ia telah menjalankannya, sedangkan orang yang diperingatkan tidak melaksanakannya, maka pemberi peringatan telah terlepas dari celaan, sebab ia hanya diperintah menjalankan amar ma’ruf dan nahi mungkar, tidak harus sampai bisa diterima oleh yang diberi peringatan.  Para ulama berkata : “Tugas amar ma’ruf dan nahi mungkar tidak hanya menjadi kewajiban para penguasa, tetapi tugas setiap muslim”. Yang diperintahkan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah orang mengetahui tentang apa yang dinilai sebagai hal yang ma’ruf atau mungkar. Bagi orang yang melakukan amar ma’ruf nahi mungkar seyogyanya dilakukan dengan sikap santun agar dapat lebih mendekatkan kepada tujuan. Imam Syafi’i berkata: “Orang yang menasihati saudaranya dengan cara tertutup, maka orang itu telah benar-benar menasihatinya dan berbuat baik kepadanya. Akan tetapi orang yang menasihatinya secara terbuka, maka sesungguhnya ia telah menistakannya dan merendahkannya”.  Hal yang sering diabaikan orang dalam hal ini, yaitu ketika mereka melihat seseorang menjual barang atau hewan yang mengandung cacat tetapi ia tidak mau menjelaskannya, ternyata mereka tidak mau menegur dan memberitahukan kepada pembeli atas cacat yang ada pada barang itu. Orang-orang semacam itu bertanggung jawab terhadap kemungkaran tersebut, karena agama itu adalah nasihat (kejujuran), maka barang siapa tidak mau berlaku jujur atau memberi nasihat, berarti ia telah berlaku curang.
  • 36. MUNASABAH Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS. Al Maidah: 105)
  • 37. MUNASABAH  Maknanya adalah jika kalian telah melaksanakan kewajiban kalian berupa amar ma'ruf dan nahi munkar sesuai dengan kemampuan kalian, maka sungguh kalian telah menunaikan apa yang diwajibkan atas kalian. Dan setelah itu tidak dapat memadharratkan kalian kesesatan orang-orang yang sesat jika kalian beri petunjuk.  Dan Syaikh (guru) kami Syaikh Muhammad Al-Amin Asy- Syinqithi rahimahullah tatkala menjelaskan ayat ini dalam kitabnya Adhwaa-ul Bayaan memiliki perincian secara teliti dan mendalam dalam permasalahan amar ma'ruf dan nahi munkar. Dan akan sangat baik jika (para pembaca) kembali kepada kitab tersebut agar mendapatkan faidah (yang banyak).
  • 38. ASBABUL WURUD Muslim meriwayatkan Hadits ini dari jalan Thariq bin Syihab, ia berkata: Orang yang pertama kali mendahulukan khutbah pada hari raya sebelum shalat adalah Marwan. Lalu seorang laki-laki datang kepadanya, kemudian berkata: “Shalat sebelum khutbah?”. Lalu (laki-laki tersebut) berkata : “Orang itu (Marwan) telah meninggalkan yang ada di sana (Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam)”. Abu Sa’id berkata : “Adapun dalam hal semacam ini telah ada ketentuannya. Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : ‘Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya(kekuasaannya); jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman’ “. Hadits ini menunjukkan bahwa perbuatan semacam itu belum pernah dilakukan oleh siapa pun sebelum Marwan. Jika ada yang bertanya: “Mengapa Abu Sa’id terlambat mencegah kemungkaran ini, sampai laki- laki tersebut mencegahnya?” Ada yang menjawab : “Mungkin Abu Sa’id belum hadir ketika Marwan berkhutbah sebelum shalat. Lelaki itu tidak menyetujui perbuatan tersebut, lalu Abu Sa’id datang ketika kedua orang tersebut sedang berdebat. Atau mungkin Abu Sa’id sudah hadir tetapi ia merasa takut untuk mencegahnya, karena khawatir timbul fitnah akibat pencegahannya itu, sehingga tidak dilakukan. Atau mungkin Abu Sa’id sudah berniat mencegah, tetapi lelaki itu mendahuluinya, kemudian Abu Sa’id mendukungnya”. Wallaahu a’lam. Ibnu Daqiqil ‘Ied. Syarhul arba’iina hadiitsan An-nawawiyah. Diterjemahkan oleh Muhammad Thalib. Yogyakarta: Media Hidayah. Halaman: 50-53
  • 39. ISTINBATH AHKAM  Amar ma’ruf dan nahi mungkar merupakan perbuatan wajib kifayah, sehingga jika telah ada yang menjalankannya, maka yang lain terbebas. Jika semua orang meninggalkannya, maka berdosalah semua orang yang mampu melaksanakannya, terkecuali yang ada udzur. Kemudian ada kalanya menjadi wajib ‘ain bagi seseorang. Misalnya, jika di suatu tempat yang tidak ada orang lain yang mengetahui kemungkaran itu selain dia, atau kemungkaran itu hanya bisa dicegah oleh dia sendiri, misalnya seseorang yang melihat istri, anak, atau pembantunya melakukan kemungkaran atau kurang dalam melaksanakan kewajibannya.  Para ulama berkata : “Tanggung jawab amar ma’ruf dan nahi mungkar itu tidaklah terlepas dari diri seseorang hanya Karena ia beranggapan bahwa peringatannya tidak akan diterima. Dalam keadaan demikian ia tetap saja wajib menjalankannya. Allah berfirman: “Berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin”.(QS. 51 : 55)  Para ulama berkata : “Orang yang menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar tidaklah diharuskan dirinya telah sempurna melaksanakan semua yang menjadi perintah agama dan meninggalkan semua yang menjadi larangannya. Ia tetap wajib menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar sekalipun perbuatannya sendiri menyalahi hal itu. Hal ini Karena seseorang wajib melakukan dua perkara, yaitu menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar kepada diri sendiri dan kepada orang lain.”
  • 40. HIKMAH Sepatutnya para pencari akhirat dan orang yang berusaha mendapatkan keridhaan Allah memperhatikan masalah ini. Hal ini karena kemanfaatannya amat besar, apalagi sebagian besar orang sudah tidak peduli, dan orang yang melakukan pencegahan kemungkaran tidak lagi ditakuti, karena martabatnya yang rendah. Allah berfirman : “Sungguh, Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya”. (QS. 22 :40) Ketahuilah bahwa pahala itu diberikan sesuai dengan usahanya dan tidak boleh meninggalkan nahi mungkar ini hanya karena ikatan persahabatan atau kecintaan, sebab sahabat yang jujur ialah orang yang membantu saudaranya untuk memajukan kepentingan akhiratnya, sekalipun hal itu dapat menimbulkan kerugian dalam urusan dunianya. Adapun orang yang menjadi musuh ialah orang yang berusaha merugikan usaha untuk kepentingan akhiratnya atau menguranginya sekalipun sikapnya seperti dapat membawa keuntungan duniawinya
  • 41. PROBLEMATIKA TAFHIM DAN TATBIQ …Jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk…(QS. Al Maidah: 105). Menurut para ulama ahli tahqiq adalah bahwa makna ayat tersebut ialah jika kamu sekalian melaksanakan apa yang dibebankan kepadamu, maka kamu tidak akan menjadi rugi bila orang lain menyalahi kamu. Hal ini semakna dengan firman Allah: “Seseorang tidaklah menanggung dosa orang lain”. (QS. 6 : 164) Inilah pendapat yang dipilih oleh sebagian besar ulama tahqiq.
  • 42. PROBLEMATIKA TAFHIM DAN TATBIQ Syaikh Muhyidin berkata : “Ketahuilah bahwa sejak lama amar ma’ruf nahi mungkar ini oleh sebagian besar orang telah diabaikan. Pada masa-masa ini hanyalah tinggal dalam tulisan yang amat sedikit, padahal ini merupakan hal yang amat besar peranannya bagi tegaknya urusan umat dan kekuasaan. Apabila perbuatan-perbuatan buruk merajalela, maka orang-orang shalih maupun orang-orang jahat semuanya akan tertimpa adzab. Jika orang yang shalih tidak mau menahan tangan orang yang zhalim, maka nyaris adzab Allah akan menimpa mereka semua. Allah berfirman: “Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya khawatir tertimpa fitnah atau adzab yang pedih”. (QS. 24 : 63)
  • 44. MATAN DAN SANAD ‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬َّ‫د‬َ‫ح‬‫ى‬َ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬ٍَ‫ُّوب‬‫ي‬َ‫أ‬ٍُ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ٍْ‫ب‬ٍُ‫ن‬ٍ‫يد‬ِ‫ع‬َ‫س‬ٍُ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ٍ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫ح‬‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍَّ‫د‬َ‫ح‬‫َا‬‫ن‬َ‫ث‬ٍُ‫ل‬‫ي‬ِ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬ِ‫إ‬ ٍَ‫ون‬ُ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ٍَ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ٍ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫ع‬َ‫ج‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍِ‫ء‬ َ‫َل‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬ٍِ‫ب‬َ‫أ‬ٍِ‫ه‬‫ي‬ٍْ‫ن‬َ‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ٍَ‫ة‬َ‫ْر‬‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ٍَّ‫ن‬َ‫أ‬ٍُ‫س‬َ‫ر‬ٍَ‫ل‬‫و‬ٍِ َّ‫اّلل‬‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ٍُ َّ‫اّلل‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍَ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ٍَ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ‫د‬ُ‫ه‬‫ى‬ٍَ‫ان‬َ‫ك‬ٍُ‫ه‬َ‫ل‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍِ‫ر‬ْ‫ج‬َ ْ‫اْل‬ٍُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ٍُ‫ج‬ُ‫أ‬ٍِ‫ور‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍْ‫م‬ِ‫ه‬ ِ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ٍْ‫ي‬َ‫ش‬‫ا‬‫ئ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ٍ‫ة‬َ‫ل‬ َ‫َل‬َ‫ض‬ٍَ‫ك‬ٍَ‫ان‬ٍِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍِ‫م‬ْ‫ث‬ِ ْ‫ال‬ٍُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ٍِ‫ام‬َ‫ث‬‫آ‬ٍْ‫ن‬َ‫م‬ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ٍَ‫ل‬ٍُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ٍَ‫ذ‬ٍَ‫ك‬ِ‫ل‬ٍْ‫ن‬ِ‫م‬ٍْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ام‬َ‫ث‬‫آ‬‫ا‬‫ْئ‬‫ي‬َ‫ش‬(‫رواه‬‫مسل‬‫م‬) Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al 'Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: “Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (H.R. Muslim No. 4831, Kitab: Ilmu, Bab: Barangsiapa membuat contoh baik)
  • 45. TEREMAH MUFRODAT ‫ا‬َ‫ع‬َ‫د‬ :mengajak/menyeru ‫ى‬‫د‬ُ‫ه‬ :kebaikan ٍِ‫ر‬ْ‫ج‬َ ْ‫اْل‬ :pahala ٍُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ :orang-orang yang mengikutinya ٍُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ :mengurangi/dikurangi ٍ‫ة‬َ‫ل‬ َ‫َل‬َ‫ض‬:kesesatan ٍِ‫م‬ْ‫ث‬ِ ْ‫ال‬ :dosa
  • 46. MAKSUD LAFADZ “Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” Lafadz Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakkannya tanpa dikurangi sedikitpun. “Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikit pun. Tidak diragukan lagi bahwa hadis ini merupakan berita gembira bagi mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan, Allah Swt memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada kebaikan.
  • 47. JENIS DAN KUALITAS HADITS Jenis hadits Jenis hadits ini tergolong hadits shahih yang merupakan hadits riwayat Muslim No. 4831, Kitab: Ilmu, Bab: Barangsiapa membuat contoh baik. Kualitas hadits Hadits ini merupakan hadits shahih yang bisa diterima oleh kalangan ulama hadits, karena haditsnya tergolong hadits maqbul. Adapun hadits yang digolongkan maqbul adalah jenis hadits shahih dan hasan.
  • 48. TASHIH Dari segi sanad hadits ini muttasil dan sampai kepada Rasulullah saw. Sanad awal sampai sanad akhir dalam keadaan muttasil, tidak ada yang munfashil. Abdur Rahman bin Shakhr Abdur Rahman bin Ya'qub Al 'Alaa' bin 'Abdur Rahman bin Ya'qub Isma'il bin Ja'far bin Abi Katsir Yahya bin Ayyub Abdur Rahman bin Shakhr Abdur Rahman bin Ya'qub Al 'Alaa' bin 'Abdur Rahman bin Ya'qub Isma'il bin Ja'far bin Abi Katsir Qutaibah bin Sa’id bin Jamil bin Tharif bin ‘Abdullah Abdur Rahman bin Shakhr Abdur Rahman bin Ya'qub Al 'Alaa' bin 'Abdur Rahman bin Ya'qub Isma'il bin Ja'far bin Abi Katsir Ali bin Hajar bin Iyas
  • 49. TASHIH DAN I’TIBAR Dari segi matan, hadits ini baik, tidak ada pertentangan dan hadits ini juga ditakhrijkan oleh Tirmidzi No. 2598 dan Ibnu Majah No. 202. Dari segi Rawi akhir, hadits ini diriwayatkan Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi (Muslim) I’tibar: Terdapat dalam kitab shahih Muslim No. 4831, Kitab: Ilmu, Bab: Barangsiapa membuat contoh baik.
  • 50. TA’AMMUL HADITS Hadits ini memberi motivasi terhadap orang beriman yang senantiasa melakukan kebaikan agar ia dapat berlomba- lomba dalam kebaikan, dengan mencontohkan suatu perkara atau amal yang baik yang dapat dicontoh saudara muslim lainnya.
  • 51. MUNASABAH Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri? (Q.S. Fushilat: 33) Orang yang mencontohkan dan menyeru untuk mengerjakan amal saleh adalah orang yang tergolong baik perkataannya. Jangan sampai kita memberikan contoh yang melanggar syariat, yang kelak akan diikuti oleh orang yang terdorong didalam hatinya untuk melakukan perbuatan buruk tersebut, kita akan merugi, karena hal itu merupakan amalan buruk (dosa jariyah).
  • 52. ISTINBATH AHKAM  Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.  Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.
  • 53. HIKMAH Penyeru agama Allah adalah orang yang terbaik perkataannya. Sebagai faktor yang membuat manusia bersungguh-sungguh melakukan dakwah kepada agama Allah karena Allah mengangkat derajat ketempat yang paling tinggi. Yakni, Allah menjadikan mereka sebagai manusia yang terbaik perkataannya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Fushilat ayat 33. Pahala yang besar bagi orang yang disebabkan usahanya orang lain mendapat petunjuk. Allah Ta’ala dan segala makhluk di langit dan dibumi bershalawat kepada penyeru kebaikan kepada manusia. “Sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” H.R. Tirmidzi No. 2609
  • 54. PROBLEMATIKA TAFHIM DAN TATBIQ Tidak terdapat permasalahan yang rumit dalam memahami dan men-syarah-kan hadits ini, karena kata-kata yang disampaikan sangat mudah untuk dipahami.