4. Pengertian Tanggung Jawab
Kepemimpinan
• Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (dalam artian jika terjadi sesuatu hal, boleh
dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dsb). [KBBI]
• Secara etimologi kepemimpinan (imamah) berasal dari kata
َّمَا-ُّمُؤَي-اًماَمِا-ًةَماَمِا (memimpin, pemimpin, dan
kepemimpinan). Secara terminologi imamah sebagaimana
dikemukakan al-Mawardi “Imamah ialah suatu kedudukan
atau jabatan yang diadakan untuk mengganti tugas
kenabian dalam memelihara agama dan mengendalikan
dunia”.
• Tanggung jawab kepemimpinan adalah sikap dari suatu
imam atau pemimpin yang menyadari berbagai tugas dan
amanah yang diembannya, sehingga ia melaksanakan
berbagai kewajiban serta berorientasi menjaga dan
memberikan kemaslahatan umat di dunia dan di akhirat.
6. Setiap Manusia adalah Pemimpin
•ْثيَل َانَثَّدَح ٍديِعَس ُْنب ُةَبْيَتُق َانَثَّدَحَثَّدَح ٍحْمُر ُْنب ُدَّمَحُم َانَثَّدَح و حٍعِفَان ْنَع ُْثيَّالل َان
ْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِِّيِبَّنال ْنَع َرَمُع ِْنبا ْنَعُكُّلُك ََلَأ َلاَق ُهَّنَأ َمَّلَس َو ِهولُئْسَم ْمُكُّلُك َو ٍاعَر ْم
َر ِاسَّنال ىَلَع يِذَّال ُيرِمَ ْاْلَف ِهِتَّيِع َر ْنَعَو ِهِتَّيِع َر ْنَع ولُئْسَم َوُه َو ٍاعٍاعَر ُلُجَّالر
ْرَمْال َو ْمُهْنَع ولُئْسَم َوُه َو ِهِتْيَب ِلْهَأ ىَلَعَهِلْعَب ِتْيَب ىَلَع ةَيِعاَر ُةَأَيِه َو ِهِدَل َو َو ا
ِِّيَس ِلاَم ىَلَع ٍاعَر ُدْبَعْال َو ْمُهْنَع ةَلوُئْسَمُكَف ََلَأ ُهْنَع ولُئْسَم َوُه َو ِهِدْمُكُّلُك َو ٍاعَر ْمُكُّل
ِهِتَّيِع َر ْنَع ولُئْسَم﴾ مسلم رواه ﴿
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Laits.
(dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh telah
menceritakan kepada kami Laits dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
bahwa beliau bersabda: "Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang memimpin manusia
akan bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya,
dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang wanita juga pemimpin atas rumah
suaminya dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang budak
adalah pemimpin atas harta tuannya, dan dia bertanggung jawab atas harta tersebut. Setiap
kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. (H.R. Muslim
No.3408)
8. Cara menjadi pemimpin yang
bertanggung jawab
1. Menjalankan amanah dengan baik
•ا ْنَع ِبَهْشَ ْاْل وُبَأ َانَثَّدَح ٍْميَعُن وُبَأ َانَثَّدَحاَي ِز َْنب ِ َّاَّلل َدْيَبُع َّنَأ ِنَسَحْلَي َْنب َلِقْعَم َداَع ٍدٍارَس
ِِّنِإ لِقْعَم ُهَل َلاَقَف ِهيِف َاتَم ِيذَّال ِه ِض َرَم يِفَر ْنِم ُهُتْعِمَس اًثِيدَح َكُثِِّدَحُم يىَّلَص ِ َّاَّلل ِلوُس
ُ َّاَّلل ىَّلَص َّيِبَّنال ُتْعِمَس َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّللْبَع ْنِم اَم ُلوُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَعَر ُ َّاَّلل ُهاَع ْرَتْسا ٍدًةَّيِع
ْال َةَحِئا َر ْد ِجَي ْمَل ََّلِإ ٍةَحي َِصنِب اَهْطُحَي ْمَلَفِةَّنَج﴾ البخاري رواه ﴿
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan
kepada kami Abul Asyhab dari Al Hasan, bahwasanya Abdullah bin
Ziyad mengunjungi Ma'qil bin yasar ketika sakitnya yang
menjadikan kematiannya, lantas Ma'qil mengatakan kepadanya;
'Saya sampaikan hadist kepadamu yang aku dengar dari
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, aku mendengar Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Tidaklah seorang hamba
yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak
menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat
bau surga." (H.R. Bukhari No. 6617)
9. Amanah berasal dari kata amina-ya’manu-amnaa-
amanah yang berarti sesuatu yang harus ditepati atau
titipan yang harus ditunaikan. Jadi amanah adalah
mempercayakan suatu urusan kepada sesorang sehingga
mereka yang memberikan amanah itu merasa aman dan
nyaman. Dengan demikian seorang yang diberi amanah
wajib hukumnya membuat aman dan nyaman mereka
yang mempercayakan amanah itu kepadanya. Amanah
yang diembankan kepada kita dalam bentuk apapun, baik
harta, keluarga, jabatan, lebih sebagai tanggung jawab
daripada nikmat. Amanah sebagai tanggung jawab akan
membuat kita lebih berhati-hati terhadap segala sesuatu
yang dipercayakan kepada kita. Karena kita sadar bahwa
semuanya akan dimintakan pertanggung jawabannya
kelak di hadapan Allah. Mereka yang menyadari bahwa
jabatan, harta atau anak adalah amanah akan sangat
hati-hati menerimanya. Abu Bakar Ash-Shiddik ketika
menerima jabatan khalifah mengucapkan “Inna lillahi wa
inna ilaihi raaji’un”, karena jabatan itu dianggapnya
sebagai musibah.
10. 2. Tidak menerima hadiah atau korupsi
•ْنَع ُانَيْفُس َانَثَّدَح ِ َّاَّلل ِدْبَع ُْنب ُّيِلَع َانَثَّدَحَن َرَبْخَأ َة َو ْرُع َعِمَس ُهَّنَأ ِِّي ِرْهُّالزٍدْيَمُح وُبَأ اَلاَق ُّيِدِعاَّسال
ًلُجَر َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ُّيِبَّنال َلَمْعَتْساَّيِبَتُ ْاْل ُْنبا ُهَل ُلاَقُي ٍدْسَأ يِنَب ْنِمَقَدَص ىَلَع ِةَِمدَق اَّمَلَف ٍة
ُ َّاَّلل ىَّلَص ُّيِبَّنال َامَقَف يِل َِيدْهُأ اَذَه َو ْمُكَل اَذَه َلاَقَق ِرَبْنِمْال ىَلَع َمَّلَس َو ِهْيَلَعَأ ُانَيْفُس َلاَدِعَصَف اًضْي
ُلاَب اَم َلاَق َّمُث ِهْيَلَع َىنْثَأ َو َ َّاَّلل َدِمَحَف َرَبْنِمْالَل اَذَه ُلوُقَي يِتْأَيَف ُهُثَعْبَن ِلِامَعْالاَذَه َو َكَسَلَج َّلَهَف يِل
َّال َو ََل ْمَأ ُهَل ىَدْهُيَأ ُرُظْنَيَف ِهِِّمُأ َو ِهيِبَأ ِتْيَب يِفٍءَْيشِب يِتْأَي ََل ِهِدَيِب يِسْفَن ِيذِهِب َءاَج ََّلِإِةَماَيِقْال َم ْوَي
َب ْوَأ َاءغُر ُهَل اًيرِعَب َانَك ْنِإ ِهِتَبَق َر ىَلَع ُهُلِمْحَيَّمُث ُرَعْيَت ًةَاش ْوَأ ار َوُخ اَهَل ًةَرَقْيَدَي َعَف َرَانْيَأَر ىَّتَح ِه
َيْفُس َلاَق اًث َلَث ُتْغَّلَب ْلَه ََلَأ ِهْيَطْبِإ ْيَت َرْفُعَامشِه َداَز َو ُّي ِرْهُّالز َانْيَلَع ُهَّصَق ُانِهيِبَأ ْنَعيِبَأ ْنَع
َز واُلَس َو يِنْيَع ُهْت َرَصْبَأ َو ََاينُذُأ َعِمَس َلاَق ٍدْيَمُحيِعَم ُهَعِمَس ُهَّنِإَف ٍتِباَث َْنب َدْيُّالز ْلُقَي ْمَل َوُّي ِرْه
يِنُذُأ َعِمَس{ار َوُخ}ْنِم ُارَؤُجْال َو ت ْوَص{َونُرَأْجَت}ِةَرَقَبْال ِت ْوَصَك﴾ البخاري رواه ﴿
• Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan dari
Az Zuhri, ia mendengar 'Urwah telah mengabarkan kepada kami, Abu Humaid assa'idi
mengtakan, Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mempekerjakan seseorang dari bani
Asad yang namanya Ibnul Utbiyah untuk menggalang dana sedekah. Orang itu datang sambil
mengatakan; "Ini bagimu, dan ini hadiah bagiku." Secara spontan Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berdiri diatas minbar -sedang Sufyan mengatakan dengan redaksi; 'naik minbar-,
beliau memuja dan memuji Allah kemudian bersabda; "ada apa dengan seorang amil zakat
yang kami utus, lalu ia datang dengan mengatakan; ini untukmu dan ini hadiah untukku!
Cabalah ia duduk saja di rumah ayahnya atau rumah ibunya, dan cermatilah, apakah ia
menerima hadiah ataukah tidak? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-NYA, tidaklah
seorang amil zakat membawa sesuatu dari harta zakat, selain ia memikulnya pada hari
kiamat diatas tengkuknya, jikalau unta, maka unta itu mendengus, dan jika sapi, ia melenguh,
dan jika kambing, ia mengembik, " kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga
kami melihat putih kedua ketiaknya seraya mengatakan: " ketahuilah, bukankah telah
kusampaikan?" (beliau mengulang-ulanginya tiga kali). Sedang Sufyan mengatakan; Az Zuhri
telah mengisahkannya kepada kami, dan Hisyam menambahkan dari ayahnya dari Abu
Humaid mengatakan; 'kedua telingaku mendengar dan mataku melihatnya, ' dan mereka
menanyakan kepada Zaid bin Tsabit bahwasanya ia mendengarnya bersamaku, sedang Az
Zuhri tidak mengatakan; 'telingaku mendengar lenguh'. (H.R. Bukhari No. 6639)
11. 3. Menjadi perisai bagi rakyatnya
ْب ُْريَهُز ىِنَثَّدَح ٍمِلْسُم ْنَع ُميِها َْربِإ َانَثَّدَحيِنَثَّدَح ُةَباَبَش َانَثَّدَح ٍب ْرَح ُنِِّالز يِبَأ ْنَع ُءاَق ْر َوِدَان
َّلَص ِِّيِبَّنال ْنَع َة َْري َرُه يِبَأ ْنَع ِج َْرعَ ْاْل ْنَعَمَّنِإ َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىاَقُي ةَّنُج ُماَمِ ْاْل اْنِم ُلَت
َع ِ َّاَّلل ى َوْقَتِب َرَمَأ ْنِإَف ِهِب ىَقَّتُي َو ِهِئا َر َورْجَأ َكِلَذِب ُهَل َانَك َلَدَع َو َّلَج َو َّزَغِب ْرُمْأَي ْنِإ َوِه ِْري
ُهْنِم ِهْيَلَع َانَك﴾ مسلم رواه ﴿
• Telah menceritakan kepada kami Ibrahim dari Muslim telah
menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan
kepada kami Syababah telah menceritakan kepadaku Warqa'
dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang imam itu
ibarat perisai, seseorang berperang di belakangnya (mendukung)
dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya. Jika
seorang imam (pemimpin) memerintahkan supaya takwa kepada
Allah 'azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (imam) akan
mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia (imam)
memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa."
(H.R. Muslim No. 3428)
12. Rasulullah adalah sosok pemimpin yang sempurna
dan mampu menjadi perisai bagi ummatnya. Ali
berkata, “Apabila kondisi mencekam dan mata
memerah, kami berlindung kepada Rasulullah. Tak
ada seorang pun yang lebih dekat dengan musuh
darinya. Perang Badar telah memperlihatkan
kepadaku, ketika kami berlindung kepada
Rasulullah, sementara beliau yang paling dekat
dengan musuh”
13. 4. Mendamaikan perpecahan yang terjadi di antara ummat
•َثَّدَح ادَّمَح َانَثَّدَح ِانَمْعُّنال وُبَأ َانَثَّدَحِلْهَس ْنَع ُّيِنَدَمْال ٍم ِازَح وُبَأ َانٍدْعَس ِْنب
َف و ٍرْمَع يِنَب َْنيَب الَتِق َانَك َلاَق ِِّيِدِعاَّسالا ىَّلَص َّيِبَّنال َكِلَذ َغَلَبَمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ ََّّلل
ُهَنْيَب ُحِلْصُي ْمُهاَتَأ َّمُث َرْهُّالظ ىَّلَصَفْم….﴾ البخاري رواه ﴿
• Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'man telah
menceritakan kepada kami Hammad telah menceritakan
kepada kami Abu Hazim Al Madani dari Sahal bin Sa'd As
Sa'idi mengatakan; ketika terjadi peperangan antara bani
'Amru, berita ini sampai kepada Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam, maka beliau shalat zhuhur
kemudian mendatangi mereka untuk mendamaikan sesama
mereka…. (H.R. Bukhari No. 6653)
14. 5. Adil terhadap semua golongan
•َق ِ َّاَّلل ِدْيَبُع ْنَع ىَيْحَي َانَثَّدَح دَّدَسُم َانَثَّدَحِنَمْحَّالر ِدْبَع ُْنب ُْبيَبُخ يِنَثَّدَح َلاِْنب ِصْفَح ْنَعٍم ِاصَع
َّلَص ِِّيِبَّنال ْنَع ُهْنَع ُ َّاَّلل َي ِضَر َةَْري َرُه يِبَأ ْنَعُي ةَعْبَس َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىُ َّاَّلل ْمُهُّلِظيِف ىَلاَعَت
َشَن ٌَّابش َو لْدَع امَمِإ ُهُّلِظ ََّلِإ َّلِظ ََل َم ْوَي ِهِِّلِظَعُم ُهُبْلَق لُجَر َو ِ َّاَّلل ِةَداَبِع يِف َأْال يِف قَّلِد ِاجَسَم
َقَّرَفَت َو ِهْيَلَع اَعَمَتْاج ِ َّاَّلل يِف َّاباَحَت ِن َلُجَر َوِصْنَم ُاتَذ ةَأَرْام ُهْتَعَد لُجَر َو ِهْيَلَع اٍلاَمَج َو ٍبيِِّنِإ َلاَقَف
َّتَح اَهاَفْخَأَف ٍةَقَدَصِب َقَّدَصَت لُج َر َو َ َّاَّلل َُافخَأُهُنيِمَي ُقِفْنُت اَم ُهُلاَمِش َمَلْعَت ََل ىَرَكَذ لُجَر َواًيِلَاخ َ َّاَّلل
ُهَانْيَع ْتَضاَفَف﴾ البخاري رواه ﴿
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada
kami Yahya dari 'Ubaidullah berkata, telah menceritakan kepada saya
Khubaib bin 'Abdurrahman dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Ada
tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan
(perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat)
yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin
yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah
kepada Rabnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid,
dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya
bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki
yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu
dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah
dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui
apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang
berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga
kedua matanya basah karena menangis". (H.R. Bukhari No. 1334)
15. Berdasarkan hadits di atas, keutamaan pemimpin yang adil
disebutkan terlebih dahulu, karena banyaknya kebaikan dan
kemaslahatan yang terkait dengannya. Adapun untuk
melihat sejauh mana seorang pemimpin itu berlaku adil
adalah dengan mencermati berbagai keputusan dan
kebijakan yang dikeluarkannya. Bila seorang pemimpin
menerapkan hukum tanpa pandang bulu, secara merata
terhadap semua golongan, maka dapat dikatakanlah
seorang pemimpin tersebut adil.
16. 6. Tidak bersikap birokratis
•ُلوُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِ َّاَّلل ِلوُس َرْنِم َيِل َو ْنَم َّمُهَّالل اَذَه يِتْيَب يِفاًئْيَش يِتَّمُأ ِرْمَأ
َأ ْنِم َيِل َو ْنَم َو ِهْيَلَع ْقُقْشاَف ْمِهْيَلَع ََّقشَفَف ْمِهِب َقَف َرَف اًئْيَش يِتَّمُأ ِرْميِنَثَّدَح و ِهِب ْقُف ْار
َنَثَّدَح ٍِّيِدْهَم ُْنبا َانَثَّدَح ٍمِتاَح ُْنب ُدَّمَحُمْصِمْال َةَلَم ْرَح ْنَع ٍم ِازَح ُْنب ُير ِرَج اِدْبَع ْنَع ِِّي ِر
َص ِِّيِبَّنال ْنَع َةَشِئاَع ْنَع َةَساَمِش ِْنب ِنَمْحَّالرْثِمِب َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلِهِل﴾ مسلم رواه ﴿
• Aisyah r.a berkata : saya telah mendengar Rasulullah berdo'a
ketika berada di rumahku ini: "Ya Allah, siapa yang menjabat
suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia
mempersulit urusan mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa
yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku
lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia."
Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim telah
menceritakan kepada kami Ibnu Mahdi telah menceritakan
kepada kami Jarir bin Hazim dari Harmalah Al Mishri dari
Abdurrahman bin Syimasaah dari 'Aisyah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam seperti hadits di atas." (H.R. Muslim No. 3407)
• Hadits ini menerangkan tentang larangan seorang pemimpin
untuk bersikap arogan, elitis, represif dan birokratis atau
mempersulit urusan-urusan rakyatnya. Seorang pemimpin dalam
hadits ini, harus memberikan pelayanan yang maksimal. Bila
seorang pemimpin mempersulit urusan rakyatnya, maka niscaya
Allah akan mempersulit segala urusan dia baik di dunia lebih-
lebih di akhirat nanti
18. 1. Menaati pemerintah selama tidak menyuruh kemungkaran
•َّالر واُعيِطَأ َو َ َّاَّلل واُعيِطَأ واُنَمآ َِينذَّال اَهُّيَأ اَيَنَت ْنِإَف ْمُكْنِم ِرْاْلم يِلوُأ َو َلوُسيِف ْمُتْع َاز
ُت ْمُتْنُك ْنِإ ِلوُسَّالر َو ِ َّاَّلل ىَلِإ ُهوُّدُرَف ٍءْيَشِلَذ ِر ِاآلخ ِم ْوَيْال َو ِ َّاَّللِب َونُنِمْؤُنَسْحَأ َو ْريَخ َك
يلِوْأَت(٥٩)
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu... (Q.S. An-Nisaa: 59)
•َْنع ٍديِعَس ُنْب ىَيْحَي اَنَثَّدَح ٌدَّدَسُم اَنَثَّدَحَع َْنع ٌعِفاَن يِنَثَّدَح ِ َّاَّلل ِدْيَبُعُ َّاَّلل َي ِضَر ِ َّاَّلل ِدْب
َق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِِّيِبَّنال َْنع ُهْنَعا ِءْرَمْلا ىَلَع َُةعاَّطالَو ُعْمَّسال َلااَميِف ِمِلْسُمْل
َرِمُأ اَذِإَف ٍةَي ِصْعَمِب ْرَمْؤُي ْمَل اَم َه ِرَكَو َّبَحَأََةعاَط َََو َعْمَس َََف ٍةَي ِصْعَمِبرواه ﴿
﴾ البخاري
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidullah Telah menceritakan
kepadaku Nafi' dari Abdullah radliallahu 'anhu, dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "mendengar dan taat
adalah wajib bagi setiap muslim, baik yang ia sukai maupun yang
tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan
kemaksiatan, adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat,
maka tidak ada hak mendengar dan menaati.“
(H.R. Bukhari No.6611)
19. 2. Larangan OPORTUNIS
•َحُم ُْنب ُم ِاصَع َانَثَّدَح ٍْميَعُن وُبَأ َانَثَّدَحْب ِ َّاَّلل ِدْبَع ِْنب ِدْي َز ِْنب ِدَّمَلاَق ِهيِبَأ ْنَع َرَمُع ِن
َنِناَطْلُس ىَلَع ُلُخْدَن اَّنِإ َرَمُع ِْنب َِل َاسنُأَّلَكَتَن اَم َف َل ِخ ْمُهَل ُلوُقَنَف اْنِم َانْجََرخ اَذِإ ُم
اًقاَفِن اَهُّدُعَن اَّنُك َلاَق ْمِهِدْنِع﴾ البخاري رواه ﴿
• Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah
menceritakan kepada kami 'Ashim bin Muhammad bin Zaid
bin Abdullah bin Umar dari ayahnya, Beberapa orang
berkata kepada Ibnu Umar; 'dahulu jika kami menemui
penguasa kami, kami mengatakan sesuatu yang menyelisihi
pembicaraan kami ketika kami telah meninggalkannya.'
Maka Ibnu Umar berkata; "yang demikian kami anggap
suatu kemunafikan." (H.R. Bukhari No. 6642)
20. • Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda
•ْنَع ُْثيَّالل َانَثَّدَح ُةَبْيَتُق َانَثَّدَحِع ْنَع ٍبيِبَح يِبَأ ِْنب َدي ِزَييِبَأ ْنَع ٍاكَر
َّلَص ِ َّاَّلل َلوُس َر َعِمَس ُهَّنَأ َة َْري َرُهُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّلل ىِاسَّنال ََّرش َّنِإ ُلو
ْج َوِب ِء ََلُؤَه يِتْأَي يِذَّال ِْنيَهْج َوْال وُذٍهْج َوِب ِء ََلُؤَه َو ٍه
﴾ البخاري رواه ﴿
• Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah
menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid bin
Abu Hubaib dari Irak dari Abu Hurairah, ia
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Manusia yang paling buruk adalah yang
bermuka dua (OPORTUNIS), yang mendatangi
kaum dengan muka tertentu dan mendatangi
lainnya dengan muka yang lain." (H.R. Bukhari No.
6643)
21. 3. Melawan pemimpin yang dzalim
•َثَّدَح ُّيِفوُكْال ٍَارنيِد ُْنب ُمِساَقْال َانَثَّدَحَأ ٍبَعْصُم ُْنب ِنَمْحَّالر ُدْبَع َانَانَثَّدَح َدي ِزَي وُب
َّيِطَع ْنَع َةَداَحُج ِْنب ِدَّمَحُم ْنَع ُليِئاَرْسِإَّنَأ ِِّي ِرْدُخْال ٍديِعَس يِبَأ ْنَع َةىَّلَص َّيِبَّنال
ِجْال ِمَظْعَأ ْنِم َّنِإ َلاَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاَّللَج ٍانَطْلُس َدْنِع ٍلْدَع َةَمِلَك ِداَهوُبَأ َلاَق ٍرِئا
يثِدَح اَذَه َو َةَماَمُأ يِبَأ ْنَع ابَبْال يِف َو ىَسيِعِهْج َوْال اَذَه ْنِم يب َِرغ نَسَح
﴾ الترمذى رواه ﴿
• Telah menceritakan kepada kami Al Qasim bin Dinar Al Kufi;
telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Mush'ab
Abu Yazid; telah menceritakan kepada kami Isra'il dari
Muhammad bin Juhadah dari 'Athiyyah dari Abu Sa'id Al
Khudri bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda; "Sesungguhnya jihad yang paling agung adalah
ungkapan yang adil (benar) yang disampaikan di hadapan
penguasa yang zhalim." Abu Isa berkata; Hadits semakna
juga diriwayatkan dari Abu Umamah. Dan ini adalah hadits
hasan gharib ditinjau dari jalur ini.) H.R Tirmidzi No.2100)
24. •َّال َو ُهُلوُسَر َو ُ َّاَّلل ُمُكُّيِل َو اَمَّنِإُميِقُي َينِذَّال واُنَمآ َينِذَةلَّصال َون
َونُعِكاَر ْمُه َو َةاَكَّالز َونُتْؤُي َو(٥٥)
• Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya,
dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
(Q.S. Al-Maidah: 55)
•ْيَلَع ف َْوخ َل ِ َّاَّلل َءاَيِل ْوَأ َّنِإ َلَأَونُنَزْحَي ْمُه َل َو ْمِه(٦٢)
• Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Q.S. Yunus: 62)
ُهَداَز َو ْمُكْيَلَع ُهاَفَطْصا َ َّاَّلل َّنِإ َلاَقِمْس ِجْال َو ِمْلِعْال يِف ًةَطْسَبُ َّاَّلل َو
َع عِسا َو ُ َّاَّلل َو ُءَاشَي ْنَم ُهَكْلُم يِتْؤُييمِل(٢٤٧)
25. • "Sesungguhnya Allah telah memilih Thalut menjadi
pemimpinmu (malik) dan menganugerahinya rajamu ilmu
yang luas dan tubuh yang kuat." Allah memberikan
pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui.
(Q.S. Al-Baqarah : 247)
َناَماْل واُّدَؤُت ْنَأ ْمُكُرُمْأَي َ َّاَّلل َّنِإْمَكَح اَذِإ َو اَهِلْهَأ ىَلِإ ِتاَْنيَب ْمُت
َ َّاَّلل َّنِإ ِلْدَعْالِب واُمُكْحَت ْنَأ ِاسَّنالِإ ِهِب ْمُكُظِعَي اَّمِعِنَانَك َ َّاَّلل َّن
اًير ِصَب اًعيِمَس(٥٨)
• Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat. (Q.S. An-Nisa: 58)
27. •
•ْال واُذ ِخَّتَت َل واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيِل ْوَأ ىَارَصَّنال َو َدوُهَيْمُهُضْعَب َءاَي
ِم ْمُهَّل َوَتَي ْنَم َو ٍضْعَب ُءاَيِل ْوَأَ َّاَّلل َّنِإ ْمُهْنِم ُهَّنِإَف ْمُكْنَم ْوَقْال يِدْهَي َل
َينِمِلاَّالظ(٥١)
• Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-
pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya
orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
(Q.S. Al-Maidah: 51)
28. •َّتَت َل واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيا َوْخِإ َو ْمُكَءاَبآ واُذ ِخْمُكَن
ْفُكْال واُّبَحَتْسا ِنِإ َءاَيِل ْوَأَي ْنَم َو ِانَماْلي ىَلَع َرْمُهَّل َوَت
ُمِلاَّالظ ُمُه َكِئَلوُأَف ْمُكْنِمَون(٢٣)
• Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-
bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka
lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di
antara kamu yang menjadikan mereka wali, Maka mereka
Itulah orang-orang yang zalim. (Q.S. At-Taubah: 23)
29. •آل ُوادُجْسا ِةَكِئلَمْلِل َانْلُق ْذِإ َويِلْبِإ َلِإ ُوادَجَسَف َمَدَنِم َانَك َس
ِهِِّبَر ِرْمَأ ْنَع َقَسَفَف ِِّن ِجْالَّيِِّرُذ َو ُهَنوُذ ِخَّتَتَفَأْنِم َءاَيِل ْوَأ ُهَت
لِل َسْئِب ٌُّودَع ْمُكَل ْمُه َو يِنُودَلَدَب َينِمِلاَّظ(٥٠)
• Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam, Maka sujudlah mereka
kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil
Dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat
buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-
orang yang zalim. (Q.S. Al-Kahfi: 50)
• Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata
kepada Allah.
30. •
•َع واُذ ِخَّتَت َل واُنَمآ َينِذَّال اَهُّيَأ اَيَيِل ْوَأ ْمُك َُّودَع َو ي ِِّوُدْمِهْيَلِإ َونُقْلُت َءا
ْمُكَءاَج اَمِب واُرَفَك ْدَق َو ِةَّد َوَمْالِبَّالر َونُج ِرْخُي ِِّقَحْال َنِمَلوُس
ِِّبَر ِ َّاَّللِب واُنِمْؤُت ْنَأ ْمُكَّايِإ َوِج ْمُتْجََرخ ْمُتْنُك ْنِإ ْمُكيِليِبَس يِف ًاداَه
ْيَلِإ َونُّرِسُت يِتاَض ْرَم َءَاغِتْبا َوَلْعَأ َانَأ َو ِةَّد َوَمْالِب ْمِهْمُتْيَفْخَأ اَمِب ُم
ُكْنِم ُهْلَعْفَي ْنَم َو ْمُتْنَلْعَأ اَم َوِبَّسال َءا َوَس َّلَض ْدَقَف ْمِلي(١)
• Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu
sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena
rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar
kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir
Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-
Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat
demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita
Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. aku lebih
mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu
nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang melakukannya,
Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (Q.S.
Al-Mumtahanah: 1)
31. •َأ َانَثَّدَح ِء َلَعْال ُْنب ُدَّمَحُم َانَثَّدَحِبَأ ْنَع ٍدْيَرُب ْنَع َةَماَسُأ وُبْنَع َةَد ْرُب ي
ُتَْلخَد َلاَق ُهْنَع ُ َّاَّلل َي ِضَر ىَسوُم يِبَأُ َّاَّلل ىَّلَص ِِّيِبَّنال ىَلَعَمَّلَس َو ِهْيَلَع
َّالر ُدَحَأ َلاَقَف يِم ْوَق ْنِم ِن َلُجَر َو َانَأِ َّاَّلل َلوُسَر اَي َان ْرِِّمَأ ِْنيَلُجَلاَق َو
َم اَذَه يِِّل َوُن ََل اَّنِإ َلاَقَف ُهَلْثِم َُرخ ْاآلَلَع َصَرَح ْنَم ََل َو ُهَلَأَس ْنِهْيرواه ﴿
﴾ البخاري
• Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala'
telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid
dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu 'anhu
mengatakan; aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersama dua orang kaumku, lantas satu diantara
kedua orang itu mengatakan; 'Jadikanlah kami pejabat ya
Rasulullah? ' orang kedua juga mengatakan yang sama.
Secara spontan Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam
bersabda; "Kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada
orang yang memintanya, tidak juga kepada orang yang
ambisi terhadapnya." (H.R. Bukhari No. 6616)
32. Menjadi pemimpin itu sederhana dan simple,
sedikit berbicara banyak berbuat.
“Talk less Do More”
Ubahalah identitas PEMIMPI menjadi PEMIMPI+ “N”
Yaa Ayyuhannas. Siapkan kritik, saran, pertanyaan dan
pendapat kalian, WAHAI para PEMIMPIN
Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh