1.1.a.5.2. Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 1.1Assignment.pptx
1. MENEMUKENALI NILAI-NILAI LUHUR
KEARIFAN BUDAYA DAERAH ASAL YANG
RELEVAN MENJADI PENGUATAN
KARAKTER MURID SEBAGAI INDIVIDU
SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT
CALON GURU PENGGERAK KELOMPOK 2
3. 1
Pendidikan dan pengajaran
merupakan usaha persiapan
dan persediaan untuk segala
kepentingan hidup manusia,
baik dalam hidup
bermasyarakat maupun
hidup berbudaya dalam arti
yang seluas-luasnya. (KHD:
2009)
2
Pendidikan adalah
tempat persemaian
benih-benih kebudayaan
dalam masyarakat.
3
Maksud pengajaran &
pendidikan yang berguna
untuk perikehidupan bersama :
memerdekakan manusia
sebagai bagian dari persatuan
(rakyat). Manusia merdeka :
manusia yang hidupnya lahir
atau batin tidak tergantung
pada orang lain, akan tetapi
bersandar atas kekuatan
sendiri.
Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
4. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses
‘menebalkan’ kekuatan kodrat anak yang
masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk
menuntun (memfasilitasi/membantu) anak
untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat
memperbaiki laku-nya untnuk menjadi manusia
seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang
bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.
HAKIKAT
KEKUATAN SOSIO KULTURAL
PEMIKIRAN KI HADJAR
DEWANTARA
5. 1
Kekuatan konteks
sosio-kultural di
daerah yang sejalan
dengan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara
2
Pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yang dapat
dikontekstualkan sesuai
dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah
asal yang relevan
menjadi penguatan
karakter murid sekaligus
sebagai anggota
masyarakat pada
konteks sosial budaya di
daerah kami.
3
Kesepakatan
pemikiran KHD yang
menebalkan laku
murid di kelas atau
sekolah Anda sesuai
dengan konteks lokal
sosial budaya di
daerah Anda yang
dapat diterapkan.
PEMBAHASAN
6. Pendidikan anak sejatinya menuntut
anak mencapai kekuatan kodratnya
sesuai dengan alam dan zaman.
Bila melihat dari kodrat zaman,
pendidikan saat ini menekankan pada
kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad ke-21 sedangkan
dalam memaknai kodrat alam maka
konteks lokal sosial budaya murid di
Indonesia Barat tentu memiliki
karakteristik yang berbeda dengan murid
di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.
Kodrat Alam &
Kodrat Zaman
7. Kekuatan Konteks Sosio-Kultural di Klaten yang
Sejalan dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Yaqowiyu
- Lokasi : Jatinom, Klaten
- Waktu : setiap bulan Sapar
- Kegiatan : Penyebaran kue apem.
- Sejarah : Ki Ageng Gribig
penyebaran agama islam di
Jatinom
HIK
- Sejarah : Karso Dikromo
warga Dukuh Sawit, Desa
Ngerangan, Kecamatan Bayat,
Klaten berjualan makanan
minuman dengan pikulan
tumbu di Kota Solo pada
tahun 1930an.
Batik Tembayat:
- Ciri khas: dominasi warna-
warni lembut yang dihasilkan
dari bahan-bahan alami
- Proses pewarnaan harus
tepat, namun harus ramah
lingkungan
8. PEMIKIRAN KHD DAPAT DIKONTEKSTUALKAN DENGAN
NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA DAERAH KLATEN
YANG RELEVAN MENJADI PENGUATAN KARAKTER MURID
Yaqowiyu
- Saling Menghormati
yang berdampak pada
anti bullying
- Tidak membeda-bedakan
antara satu siswa
dengan siswa lain.
- Kebersamaan
HIK
- Menghargai pendapat
orang lain
- Guyub rukun
- Saling bertukar info
- Kewirausahaan
- Kenyamanan saat
makan
Batik Tembayat
- Kesabaran
- Menuntun siswa
sesuai dengan kodrat
alam
- Rasa cinta tanah air
melalui motif batik
9. - Ing ngarso sun tuladha
- Ing madya mangun karso
- Tut wuri handayani
Guru harus mampu berada di segala posisi, baik
di depan murid, di samping murid, ataupun di
belakang murid.
Semboyan inilah yang mencerminkan bahwa
seorang guru mempunyai rasa handarbeni
(memiliki), hangrungkebi (menjaga).
KEKUATAN PEMIKIRAN KHD YANG
MENEBALKAN LAKU MURID DI
KELAS/SEKOLAH SESUAI DENGAN
KONTEKS LOKAL SOSIAL BUDAYA DI
KLATEN YANG DAPAT DITERAPKAN
10. Suri tauladan untuk anak didik
Sebagai orang yang berada di
depan, seorang guru sudah
selayaknya bisa dijadikan contoh
dari segala sisi.
Misal:
- Kedisiplinan
- Kejujuran
- Kesabaran
Ngarso : Depan
Tuladha : Contoh
Ing Ngarso Sun
Tuladha
11. Menuntun anak didik.
Sebagai orang yang berada di
samping murid, sudah selayaknya
bisa menuntun mereka.
Madyo : Tengah
Mangun : Membangun
Karsa : Daya, kekuatan
Ing Madyo
Mangun Karso
12. Mendorong anak didik.
Sebagai guru yang berada di belakang
murid, sudah selayaknya kita mampu
memberikan dorongan kepada mereka.
Anak diberi kebebasan, namun pendidik
sebagai ‘pamong’ dalam memberi
tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan
dirinya, agar anak dapat menemukan
kemerdekaannya dalam belajar.
Tut : [dari kata atut] ikut
Wuri : Belakang
Handayani : Memberikan dorongan
Tut Wuri
Handayani