3. Penguatan Karakter Siswa yang dapat diterapkan sesuai
pemikian KHD sesuai dengan konteks local social budaya
Karakter gotong royong yang sangat kental dalam kehidupan siswa, baik di
sekolah maupun di masyarat
Kekuatan Kontekstual Sosial Kultural Daerah
yang sejalan dengan pemikiran KHD
1. Korelasi Nilai Budaya “ Bagahan” di Subulussalam dengan pemikiran KHD
2. Korelasi Kesenian “ Tari Dampeng” di Subulussalam dengan pemikiran
KHD
SUDUT PANDANG
Aktualisasi Pemikiran KHD yang Sejalan dengan Nilai
Luhur Kearifan Budaya Sebagai Penguat Karakter siswa
sebagai individu dan Masyarakat
Bagaimana Pemikiran KHD dapat diaplikasikan sejalan dengan Nilai luhur
Kearifan Budaya.
01
03
02
4. Konsep Pendidikan KHD
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian
pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.
5. Makna Sosiokultural
( Sociocultural )go.
set
smart
goals
Sosiokultural
didefinisikan sebagai
gagasan-gagasan,
kebiasaan, keterampilan,
seni, dan alat yang
memberi ciri pada
sekelompok orang pada
waktu tertentu.
6. Kerangka Pemikiran KHD
Proses ‘menuntun’, anak di beri
kebebasan namun pendidik sebagai
pamong dalam memberi tuntunan
dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan
dirinya.
Kodrat Alam berkaitan dengan ‘sifat’
dan ‘bentuk’ lingkungan dimana anak
berada, sedangkan kodrat zaman
berkaitandengan ‘isi’ dan ‘irama’.
Kodrat Alam dan
Kodrat Zaman
Budi pekerti
merupakan perpaduan antara
gerak pikiran, perasaan dan
kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan
tenaga. Atau perpaduan antara
Cipta , Karsa ,sehingga
menciptakan Karya.
Budi Pekerti
Menuntun
7. Kondisi Alam dan
Kondisi Sosial
Kondisi Alam sangat mempengaruhi kondisi social
budaya yang ada di Kota Subulussalam.
Gambaran Kondisi Alam Kota Subulussalam
Terdiri dari perbukitan,
sehingga masyarakat
Asli di Kota
Subulussalam banyak
yang bekerja sebagai
petani.
Kota Subulussalam berbatasan
langsung dengan Provinsi
Sumatera utara, sehingga
sangat besar kemungkinan
terjadinya pertukaran budaya.
Terdapat berbagai suku, dan agama
sehingga masyaraktnya sudah
terbiasa saling menghormati satu
sama lainnya.
8. 01. Sociocultural dan Pemikiran KHD
1.Bagahan
Dalam masyarakat Kota Subulussalam, dikenal istilah Bagahan yang bermakna kegiatan
gotong-royong ( saling membantu ) ketika ada acara pernikahan ataupun khitanan
warga.
Gotong
royong Tolong -
menolong
9. 2. Kesenian Tari Dampeng
Tari Dampeng merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (nasehat). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan. Tarian ini biasa disajikan pada acara adat pernikahan juga merupakan tari
persembahan yang di gelar pada acara-acara resmi di Kota Subulussalam.
Gotong
Royong
Sopan
Santun
Kreatif
Menjaga
Adat Istiadat
10. 02. Konteks Sosio-
Kultural
( Bagahan ) dengan
Pemikiran KHD pada
diri siswa
Pemikiran KHD Nilai Moral dari Budaya
Bagahan
Kerja Sama
Siswa terbiasa saling bekerja
sama dalam piket kebersihan
kelas sehari-hari
Gotong royong
Dalam kegiatan Bagahan, semangat
gotong royong sangat kental,
sehingga semua tetangga biasanya
akan membantu dengan suka rela
Tenggang rasa
Siswa terbiasa mengunjungi/
menjenguk temannya yang
sedang sakit/ kemalangan
Kepedulian
Keadiran dalam tradisi bagahan
ini adalah tanda kepedulian antar
sesama
Rukun
Siswa-siswa yang berbeda
suku dan agama saling
hidup rukun dan menjaga
harmoni dalam
kesehariannya
Toleransi
Dalam Tradisi bagahan, biasanya
warga terdiri dari berbagai suku,
bahkan agama yang berbeda
namun saling menghargai
sesama.
11. Tari dampeng ini
melambangkan gotong
royong/ kerja sama
Dalam melakukan gerakan
tarian dampeng,
melambangkan keatifitas
yang tinggi.
Gotong
Royong
Pakaian dan gerakan yang
digunakan dalam Tari
dampeng ini melambangkan
kesopanan
Sopan
Santun
Kreatif
Konteks Sosio-Kultural
( Tari Dampeng ) dengan
Pemikiran KHD.
Menjaga
Adat Istiadat
Tari dampeng merupakan
salah satu cara menjaga
kearifan lokal budaya kota
Subulussalam
12. Aktualisasi Pemikiran KHD yang
sejalan dengan nilai luhur
Kearifan Budaya sebagai Penguat
Karakter siswa sebagai individu
dan masyarakat
Piket Kelas
Memanfaatkan Majalah
dinding
Shalat Zuhur Berjamaah
Budaya Jujur
Gerakan 5 S
Jum’at Bersih
Membuat Pojok
Baca
Disiplin
Gotong
Royong
Kemandirian
Menjaga Adat Istiadat/
Norma Agama
Kreatif
13. GOTONG ROYONG
KEMANDIRIAN
MENJAGA ADAT ISTIADAT
( BERKEBINEKAAN )
TOLERANSI
KREATIF
BUDAYA 5 S
03. PENEBALAN
KARAKTER YANG
MUNCUL SEBAGAI
IMBAS SOSIO
KULTURAL PADA
SISWA