Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
2. Kelompok 2
• Ketua : Amin Budi Utomo
• Sekertaris : Lyta Oktavi Indriyani
• Anggota : 1. Irwan Fitriyanto
• 2. Nuning Ikawati
• 3. Indri Mutiarsih
20XX presentation title 2
3. ICE BREAKING
(Lagu di sini senang di sana senang)
CGP senang….di Gmeet senang….
Di mana-mana hatiku senang (uy)
Di rukol senang….diskusi senang….
Di mana-mana hatiku senang…
Lalalala lalalala lalalala
Ayo semangat smua…kita ikuti smua…
Sampai lulus smua…
lalallalalaa
20XX presentation title 3
4. Apa Itu Sosio-Kultural?
• Istilah yang mengacu pada aspek-aspek
sosial dan budaya yang berpengaruh pada
cara individu atau kelompok berinteraksi,
berkomunikasi, belajar, beradaptasi, dan
berkembang dalam masyarakat.
5. Sosio-kultural di Kebumen yang sejalan
dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Kebumen memiliki lingkungan keluarga yang
mendukung pendidikan anak-anak sesuai
dengan kodrat alam dan zaman yang
dibutuhkan mereka.
Hal ini sesuai dengan pemikiran KHD tentang
pentingnya pendidikan yang berpusat pada
anak dan melibatkan tripusat pendidikan,
yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah
6. Kebumen memiliki tradisi-tradisi yang mengandung
nilai-nilai pendidikan, seperti seni tradisi, dan sejarah
budaya yang dapat menjadi sumber belajar bagi siswa
dan guru untuk mengembangkan kreativitas, kearifan
lokal, nasionalisme, dan kebersamaan.
Hal ini sesuai dengan pemikiran KHD tentang
pentingnya pendidikan yang berakar pada budaya
lokal dan nasional
Sosio-kultural di Kebumen yang sejalan
dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
7. 1. Kekuatan Konteks Sosio Kultural Di Daerah
Sejalan dengan Pemikiran KHD
• Bersih Desa / Bersih Kampung:
Menuntun anak untuk
mempunyai rasa Gotong
Royong, Kerja Sama.
• Silaturohmi Kekerabat/Tetangga.
Menuntun anak untuk
mempunyai rasa Saling
Menghormati, Merekatkan
Persaudaraan.
20XX presentation title 7
8. 1. Kekuatan Konteks Sosio Kultural Di Daerah
Sejalan dengan Pemikiran KHD
• Budaya bersih Makam/Nyadran :
Menuntun anak untuk mempunyai
rasa Peduli (Kebersihan Makam)
dan Saling Menghormati
Perbedaan (walaupun berbeda
agama tetap saling membantu &
bekerja sama)
20XX presentation title 8
9. • 2. Usaha kontekstualisasi pemikiran Ki Hajar Dewantara yang
disesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang
relevan guna menguatkan karakter murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di
daerah
Yaitu Dengan Menerapkan Sistem Among’
Aapa Itu system Among ?
20XX presentation title 9
10. 20XX presentation title 10
APA ITU SISTEM AMONG?
ING NGARSA SUNG TULADHA
Yaitu seorang pendidik harus mampu memberikan suri tauladan atau contoh yang
baik bagi peserta didiknya.
ING MADYA MANGUN KARSA
Yaitu seorang guru harus mampu membangkitkan semangat, memberikan motivasi,
menumbuhkan kreativitasnya karena tidak dapat dipungkiri dalam proses
pembelajaran peserta didik akan merasakan perasaan jenuh dan bosan sehingga
peran guru sebagai pemberi semangat disini sangat diperlukan.
TUT WURI HANDAYANI
Mengikuti perkembangan peserta didik dengan sepenuh hati, penuh rasa cinta
kasih melalui asah, asih, dan asuh. Handayani (menguatkan), bermakna
menguatkan lahir dan batin peserta didik dengan keteladanan dan tanpa paksaan,
hukuman dan ketertiban agar peserta didik mampu mengembangkan
kepribadiannya melalui kedisiplinan.
11. 3. Satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di
kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya
di daerah Anda yang dapat diterapkan
Yaitu TUT WURI HANDAYANI
12. TUT WURI HANDAYANI BERISI :
ASAH yaitu berfokus pada ilmu pengetahuan dan
wawasan intelektual
ASIH yaitu berfokus pada proses pembelajaran yang
berdasarkan kasih sayang, simpati dan empati
terhadap siswa.
ASUH yaitu berkaitan dengan pembinaan dan
pembimbingan perilaku peserta didik.
13. Menurut Ki Hajar Dewantara ada 6 cara mendidik
dalam sistem ASIH ASAH ASUH :
1. Memberi contoh
2. Pembiasaan
3. Pengajaran
4. Perintah, paksaan, dan
hukuman
5. Laku
6. Pengalaman lahir dan batin
14. pihak yang terlibat dan peranannya
dalam kegiatan
1) Guru dan Tenaga Administrasi sekolah
Sebagai teladan, motivator dan pendidik
serta pengajar
2) Siswa
Melaksanakan kegiatan sosio kultural
dengan tanggung jawab yang diawali dari
pembentukan Satgas-satgas kelas
3) Komite Sekolah
Mendukung dan memberi masukan serta
memayungi program sekolah mewakili
orang tua murid
4) Masyarakat serta tokoh Masyarakat
sebagai sumber Inspirasi dan motivasi
bagi siswa
5) Aparat Pemerintah
Menjadi penghubung atau menjembatani
program pemerintah, sekolah dan
masyarakat
20XX presentation title 14
15. Tantangan Dan Solusi Yang Dihadapi:
Tantangan yg dihadapi :
Prilaku siswa yg lebih individualis dan kurang peduli
dengan lingkungan sekitar.
Anak cenderung asik dengan HP/smartphonenya.
Solusi
Teladan Budaya baik
Guru tidak mengenal lelah memberikan edukasi
Mengajak Para Siswa untuk Peduli Lingkungan
melalui kegiatan ( Jum’at Bersih, Jum’at berkah,
BakSos)
Adanya peraturan Penggunaan Hp/SmartPhone
Sesuai dgn kebutuhan pembelajaran disekolah
disain pembelajaran memanfaatkan
hp/smartphone siswa sebagai sarana untuk
membuat karya.
Sistem pembelajaran yang kolaboratif antar siswa
agar menghilangkan sikap individualisme
Bekerjasama dengan Orang tua murid, alumni
sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat maupun aparat
pemerintah untuk memberikan motivasi, berbagi
pengalaman
20XX presentation title 15
16. 20XX presentation title 16
Berikut adalah kegiatan yang
menebalkan Laku murid di kelas
atau sekolah kami sesuai
dengan konteks Lokal Sosial
Budaya
18. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di SMA N 2 Kebumen
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD
gotong royong nguri- nguri
kebudayaan ramah tamah (5S
Senyum sapa salam sopan
santun) ( Bersih Kubur,
sambatan, rembug warga,
kerja bakti, musyawarah)
ramah tamah (5S Senyum
sapa salam sopan santun
budaya Disiplin
Toleransi antar umat
beragama
19. Ramah Tamah /5 S
• Ramah Tamah
Budaya 5 S yaitu :
• Senyum
• Salam
• Sapa
• Sopan
• Santun
20XX presentation title 19
20. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di SMK N 1 Karanganyar
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD di
• Adanya Kegiatan Jum’at
Pembiasaan
Yang dilaksanakan di setiap
minggu pada jam 1 Pelajaran.
1. M-1 : Jumat Sehat
2. M-2 : Jumat Taqwa
3. M-3 : Jumat Literasi
4. M-4 : Jumat Bersih
20XX presentation title 20
21. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di SMK N 1 Karanganyar
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD di
• Adanya Kegiatan Jum’at
Pembiasaan di harapkan dapat
menuntun anak – anak
mempunyai Rasa Gotong
Royong, Kerja Sama dan saling
menghormati, serta merekatkan
persaudaraan di Sekolah yang
nantinya akan mereka terapkan
juga pada kehidupan
Bermasyarakat.
20XX presentation title 21
22. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di SMK N 1 Karanganyar
Anda yang sejalan dengan pemikiran KHD di
• Memberikaan Senyuman dan
Sapaan Pagi pada anak – anak di
Pagi Hari, Saat memasuki
Gerbang Sekolah, adalah
kegiatan yang di harapkan dapat
merekatkan persaudaraan dan
Rsa Saling Menghormati
23. Kekuatan Pemikiran KHD
Menguatkan Laku Murid dengan
Konteks Budaya Sosial Lokal
di Kebumen
• Kemah bakti dilaksanakan dalam rangka
pelantikan Pramuka Penegak Bantara
sekaligus untuk menumbuhkan semangat
gotong royong, kerja sama dan kepedulian
kepada masyarakat.
• Hal tersebut sejalan dengan Tripusat
Pendidikan yakni melibatkan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
KEMAH BAKTI
SMKN 1 KEBUMEN
24. KEMAH BAKTI
Dengan dukungan keluarga dan sekolah,
murid bekerja sama denganpemerintah
desa dan UMKM mengadakan bazar
sembako dan pakaian pantas pakai,
pemberian penghargaanUMKM terpilih,
dan kegiatan sosial kemasyarakatan
lainnya.
25. Gelar Karya dan Pagelaran Seni
SMKN 1 Kebumen sukses menyelenggarakan
Gelar Karyadan PagelaranSeni Budayayang
disaksikanolehsemua wargasekolahdan
masyarakatumum.
Dalam pelaksanaanyajuga mengundang
seniman musik jalanandan umkm terdekat.
Hal tersebut tentu saja sejalandengan
pemikiranKHD bahwa betapapentingnya
pendidikanyang berakarpadabudaya lokal
dan nasional.
26.
27. Pembelajaran P5 Tema 3 kearifan lokal
di sman 1 karanganyar
Kearifan lokal merupakan pandangan hidup masyarakat di
wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat masyarakat
tinggal. Kegiatan P5 tema kearifan lokal dipilih oleh sekolah kami,
bertujuan supaya peserta didik dapat mengenali kearifan lokal di
daerahnya, sehingga peserta didik akan lebih menghargai budaya
daerahnya. Selain itu, peserta didik di harapkan dapat
mengembangkan dan mengenalkan budaya daerahnya ke dunia
luar.
28. Mengkontekstualkan PEMIKIRAN KHD Sesuai dengan Nilai-nilai Luhur Kearifan
Budaya Daerah yang Relevan Menjadi Karakter Murid sebagai Anggota Masyarakat :
Mandiri
Pra kegiatan pagelaran kolosal dilakukan
dengan peserta didik berlatih Gerakan
cepetan dan berlatih karawitan.
Kegiatan ini bertujuan supaya peserta
didik yang terpilih ini bisa mengajari
Gerakan cepetan untuk teman lainnya.
Kegiatan untuk peserta didik: kegiatan
belajar dengan menggunakan
sumber/bahan yang mereka miliki, atau
berusaha mencari dari berbagai
referensi (buku, internet, HP)
29. • Kreatif
Peserta didik memiliki kreatifitas dalam
mendesign topeng yang akan di gunakan dalam
pagelaran, sesuai dengan karakter yang sudah
ditentukan.
Kegiatan untuk peserta didik: Peserta didik
kreatif dalam menghasilkan produk (diferensiasi
produk) dalam kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan minat, bakat, dan gaya belajar
mereka.
30. Gotong royong
Sebelum kegiatan pagelaran,
nampak peserta didik
mempersiapkan peralatan dan
kostum. Mereka saling membantu
untuk memasangkan properti.
Saat berlangsung pagelaran
cepetan, peserta didik nampak
kompak, sehingga memunculkan
sebuah tari kolosal yang dilakukan
secara Bersama-sama.
Kegiatan untuk peserta didik: Jumat
bersih.
31. Satu Kekuatan Pemikiran KHD Yang Menebalkan Laku Murid Di Kelas Atau Sekolah Anda Sesuai
Dengan Konteks Lokal Sosial Budaya di Daerah Anda Yang Dapat Diterapkan.
Sistem Among
menuntun segala kodrat yang
ada pada anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota
masyarakat.
33. keselarasan pikiran dan gerak tangan mengarahkan
pada pemahaman kesadaran diri sehingga
diharapkan mampu mengontrol diri
saat dalam lingkungan sosial
pembuatan tudung
37. KESIMPULAN
Penggunaan konsep pemikiran tersebut bertujuan agar anak
bisa hidup di tengah-tengah masyarakat dengan tindakan yang
baik dan benar serta sesuai dengan konteks sosial dan budaya
yang ada. di masyarakat diantaranya dengan budaya gotong
royong, saling tolong menolong dan bekerjasama dalam
pembelajaran disekolah maupun di lingkungan masyarakatnya.
Dan budaya 5S yaitu selalu mengamalkan budaya senyum,
salam, sapa, sopan, dan santun baik dilingkungan sekolah
maupun dilingkungan masyarakatnya.
20XX presentation title 37
38. Konteks Sosio-Kultural Dalam Pendidikan
Menurut Ki Hadjar Dewantara
Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Kodrat yang dimaksud adalah kodrat alam dan kodrat zaman, yaitu
kesesuaian dengan lingkungan alam dan budaya Indonesia serta
perkembangan zaman yang terus berubah