Dokumen tersebut membahas proyek pelestarian makanan khas tradisional Melayu untuk peserta didik SMA guna melestarikan budaya lokal. Proyek ini bertujuan membentuk peserta didik yang mencintai dan dapat melestarikan budaya Melayu khususnya makanan tradisionalnya yang hampir punah. Peserta didik diajak mengenali, mempromosikan, membuat, dan melestarikan makanan khas tradisional Melayu.
1. TEMA: KEARIFAN LOKAL
Melestarikan Makanan Khas Tradisional
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
BAGI GURU SMA – FASE E dan F
PENYUSUN :
Asbi,S.Pd
Dinalia,S.Pd
Suryana,S.Pd.I
Rosmini Iskandar,S.Pd
SMA NEGERI 22 BATAM
TAHUN 2023
2. Kurangnya publikasi terhadap warisan budaya, dalam hal ini makanan khas Tradisional Melayu, membuat sebagian
masyarakat Pecong Kecamatan Belakang Padang Kota Batam yang berasal dari masyarakat melayu minim informasi
tentang asal usul dari makanan Khas Tradisional Melayu walaupun mereka tinggal di Perairan Daerah. Keadaan ini
menyebabkan mereka tidak mengenal dan pada akhirnya tidak mencintai Budaya Melayu yang merupakan bagian
dari kearifan lokal Melayu.
Projek ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat khususnya untuk peserta didik pada Fase E dan F agar mereka
dapat mengenal dan melestarikan khususnya makanan Khas Tradisional Melayu sebagai warisan budaya. Selain itu,
diharapkan peserta didik juga dapat mempromosikan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling
terhubung saat ini. Projek ini juga menjadikan peserta didik tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan
tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menghasilkan keadaan
yang lebih baik.
Modul ini memungkinkan untuk digunakan oleh satuan pendidikan dari luar Pulau Pecong yang ingin menggali
kebudayaan Melayu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah perlunya akses kepada narasumber yang dapat
dipercaya. Satuan Pendidikan yang ingin menjalankan projek ini dapat menjalin komunikasi yang intens dengan
para orang tua yang pakar dalam makanan khas tradisional Melayu, sehingga informasi yang disampaikan kepada
peserta didik valid dan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penerapan modul ini juga tidak hanya berlaku bagi Budaya Melayu tetapi juga relevan untuk diadaptasi dengan
budaya lainnya di Indonesia. Langkah-Langkah dan alur aktivitas modul ini masih relevan bila ingin mengangkat
budaya etnis lainnya di Nusantara sebaga topik Projek Penguatan Pelajar Pancasila bertemakan kearifan lokal.
3. R,
TUJUAN,
ALUR DAN
TARGET
PENCAPAIAN
PROJEK
Projek ini bertujuan untuk membentuk peserta didik yang cinta kepada budaya
Melayu, mampu melestarikan, dan mengembangkan keunggulan dan kearifan
lokal. Peserta didik juga diharapkan mampu memgenalkan budaya Melayu
kepada pihak lain dengan berkolaborasi dalam pertukaran budaya sampai pada
jenjang internasional serta kreatif menghasilkan produk akhir berupa makanan
yang orisinil dan bernilai jual.
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, siswa mengeksplorasi warisan
budaya Melayu di Pulau Pecong dengan menggunakan teknologi, melakukan
observasi literasi, diskusi, membuat promosi dan mempraktikkan pembuatan
makanan melayu. Siswa membentuk kelompok dan melakukan perencanaan
kegiatan. Setelah tahap pengenalan, dilanjutkan ke tahap kontekstualisasi
dimana siswa berdiskusi tentang macam-macam budaya Melayu dan salah
satunya adalah makanan Khas Tradisional Melayu yang hampir punah dan
memutuskan budaya Melayu apa yang akan diaktualisasikan oleh kelompoknya.
Tahap selanjutnya adalah aksi nyata dengan mempromosikan, membuat, dan
menjualnya (jika memungkinkan) terkait makanan dan minuman warisan budaya
Melayu yang dipilih oleh kelompok dan dilanjutkan dengan kegiatan refleksi dan
tindak lanjut berupa evaluasi dan refleksi guna perbaikan projek.
Melalui projek ini siswa diharapkan dapat mengembangkan Profil Pelajar
Pancasila terutama dimensi Berkebinekaan Global, Bergotong-royong dan
Kreatif.
Hal yang perlu diperhatikan
sebelum memulai projek
• Apakah semua guru sebagai
fasilitator di sekolah sudah familiar
dengan makanan khas tradisional
melayu?
• Apakah peserta didik hidup dalam
lingkungan masyarakat melayu
atau berapa banyak tetangga yang
asli melayu?
• Apakah mudah mendatangkan
narasumber budaya Melayu
dari luar sekolah?
Tips & Alternatif
Apabila belum semua guru/fasilitator
familiar dengan makanan.minuman
Betawi, maka orang tua murid bisa
diminta untuk terlibat membantu
projek
PIC projek dapat melakukan
observasi ke Pusat Studi Betawi yang
terdekat dengan sekolah
4. Relevansi Projek ini bagi sekolah
Semakin termarginalnya etnis Melayu serta keanekaragaman penduduk Pecong dan Sekitarnya yang
sudah terjadi sejak dulu menimbulkan terjadinya interaksi sosial dari pendatang berbagai wilayah yang
ada di sekitarnya.
Secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah
atau mengerjakan. Kata culture dalam bahasa inggris juga dapat diartikan sebagai kultur dalam bahasa
Indonesia dan berarti kebudayaan.Kebudayaan dapat dikenali melalui ciri-cirinya sebagai berikut.
1. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari oleh generasi selanjutnya.
2. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun kelompok lain, serta
diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
3. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang waktu.
4. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta pengalaman manusia
secara terbatas.
5. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang saling berkaitan.
6. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan etnosentrik atau menganggap
bahwa budayanya sebagai budaya yang terbaik dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya
standar.
7. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai oleh anggota masyarakat yang
memiliki kebudayaan tersebut.
5. 8. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang memiliki budaya tersebut.
9. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia.
10. Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta meliputi sikap, nilai dan
pengetahuan.
Berikut adalah beberapa fungsi dari kebudayaan,
1. Kebudayaan dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat yang memiliki budaya tersebut.
2. Kebudayaan dapat menimbulkan rasa toleransi serta rasa empati dari masyarakat.
3. Masyarakat yang memiliki budaya tersebut, akan menghargai satu sama lain.
4. Kebudayaan dapat dijadikan sebagai sebuah sarana untuk dapat menjalin sosialisasi.
5. Kebudayaan juga berfungsi sebagai media belajar.
6. Kebudayaan berfungsi sebagai penentu batas, artinya kebudayaan dapat menciptakan perbedaan
yang membuat setiap kelompok masyarakat unik dan membedakannya dengan kelompok
masyarakat lain.
7. Budaya berfungsi untuk memberikan rasa identitas pada anggota kelompoknya.
8. Budaya berfungsi untuk memfasilitasi lahirnya komitmen pada suatu hal yang lebih besar dari
kepentingan individu anggota kelompok masyarakat tersebut.
9. Kebudayaan berfungsi untuk dapat meningkatkan kemantapan pada sistem sosial di masyarakat.
10. Kebudayaan bertindak sebagai sebuah mekanisme sebagai pembuat makna maupun kendali yang
dapat menuntun dan membentuk sikap dan perilaku individu.
6. Beberapa sajian sudah terlihat menarik dari namanya, keunikan itu membuat semakin ingin
mencobanya,Setiap sajian memiliki sensasi yang berbeda, mulai dari pemilihan bahan yang
digunakan, hingga cara penyajiannya.
Beberapa komponen tersebut akan membuat sajian terasa lebih menarik untuk disantap. Berwisata
kuliner bisa menjadi pengalaman yang seru dan tidak terlupakan. Berikut sajian makanan melayu
yang unik untuk dicicipi adalah: Kue Bangkit, Dodol, sagon, keripik melayu dan agar-agar rumput
laut.Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat berperan menjadi salah satu sarana pelestarian budaya
Melayu yang penting karena melalui edukasi dan sosialisasi, peserta didik diharapkan ikut menjaga
keberadaan makanan khas Tradisional Melayu dari kepunahan.
7. Tahap Pengenalan: mengenali dan sosialisasi budaya Melayusecara umum
1.
Pengenalan: Pengenalan budaya
Melayu secara umum dan
pembentukan kelompok kerja
Tahap Konstektualisasi: mengkonstektualisasikan Makanan KhasTradisionalMelayuyang sudah hampir punah
2 3. 4. 5.
Menganalisis materi makanan Menggali permasalahan tentang
kue bangkit, dodol, keripik
melayu,sagon dan agar-agar
rumput laut.
Membuat kliping/ Melanjutkan kegiatan
budaya melayu Menulis esai pendek dengan scrapbook dan infografis/ pembuatan kliping
melalui film dan referensi lainnya Mengambil isu spesifik berdasarkan poster tentang melalui media Canva
Aktifitas yang sudah dilakukan permasalahan hampir (untuk yang high-tech)
Sebelumnya serta merancang menghilangnya makanan dan scrapbook
Solusinya. Khas melayu dalam (untuk yang low-tech)
Kearifan lokal
Tahapan dalam Projek
“Melestarikan Makanan Khas Tradisional Melayu (Preserving Melayu Food )”
8. Tahap Aksi: melakukan kampanye Preserving Melayu Food dan membuat makanan dan minuman khas Betawi
6.
Membuat
poster/infografis/video
mengenai makanan melayu
yang akan dibuat. Siswa
dapat mempromosikannya
di media sosial dan
membuka kesempatan
orang lain untuk
membelinya.
7.
Merancang prosedur
pembuatan makanan melayu
yang telah dipilih (bisa berupa
teks atau infografis)
8
Pembuatan makanan
khas tradisional
melayu yang sudah
dipilih
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut: Membuat refleksi dan Memberikan feedback kepada fasilitator dan teman sebaya
9.
Membuat refleksi dari kegiatan Projek Kearifan Lokal
Mengisi form refleksi tentang perasaannya setelah mengikuti kegiatan projek
Memberikan umpan balik kepada fasilitator dan teman sebaya
Tahapan dalam Projek
“Preserving Melayu Food ” (lanjutan)
9. DIMENSI, ELEMEN, DAN SUB ELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Dimensi Profil Pancasila
Terkait
Elemen Profil Pelajar
Pancasila
Sub Elemen Profil Pelajar
Pancasila
Target Pencapaian di
Akhir Fase E (SMA, 10)
Aktivitas terkait
Berkebinekaan Global
Mengenal dan
menghargai budaya
Menumbuhkan rasa
menghormati
terhadap
keanekaragaman
budaya (S.E.1)
mempromosikan
pertukaran budaya
dan kolaborasi dalam
dunia yang saling
terhubung serta
menunjukkannya
dalam perilaku.
4, 5, 6
Refleksi dan
bertanggung jawab
terhadap pengalaman
kebinekaan
Refleksi terhadap
pengalaman
kebinekaan (S.E.2)
Merefleksikan secara
kritis dampak dari
pengalaman hidup di
lingkungan yang
beragam terkait dengan
perilaku, kepercayaan
serta tindakannya
terhadap orang lain
9
Bergotong-royong Kolaborasi
Kerjasama (S.E.3) Membangun tim dan
mengelola kerjasama
untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan
target yang sudah
ditentukan
1, 2 , 3, 4, 5, 6, 7, 8
10. DIMENSI, ELEMEN, DAN SUB ELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA
(lanjutan)
Dimensi Profil
Pancasila Terkait
Bergotong-royong
Kreatif
Elemen Profil Pelajar
Pancasila
Kepedulian
Menghasilkan gagasan
yang orisinal
Sub Elemen Profil Pelajar
Pancasila
Tanggap terhadap
lingkungan sosial (S.E.4)
Target Pencapaian di Akhir Fase
E (SMA, 10)
Tanggap terhadap
lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran
sosialnya dan berkontribusi
sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat untuk
menghasilkan keadaan yang
lebih baik
Menghasilkan gagasan yang
beragam untuk
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya menilai
gagasannya, serta memikirkan
segala risikonya dengan
mempertimbangkan
banyak perspektif seperti etika
dan nilai kemanusiaan
ketika gagasannya
direalisasikan
Aktivitas terkait
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9
3, 4, 5, 6, 7
11. (Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase
Berkebinekaan Global
Sub Elemen Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai
Harapan
Sangat Berkembang
Menumbuhkan rasa
menghormati
terhadap
keanekaragaman
budaya
Mengidentifikasi peluang
dan tantangan yang
muncul dari keragaman
budaya di Indonesia.
Memahami pentingnya
melestarikan dan
merayakan tradisi
budaya untuk
mengembangkan
identitas pribadi, sosial,
dan bangsa Indonesia
serta mulai berupaya
melestarikan budaya
dalam kehidupan sehari-
hari.
mempromosikan
pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia
yang saling terhubung
serta menunjukkannya
dalam perilaku.
Aktiv dan secara rutin
mempromosikan pertukaran
budaya, sudah memililki
jejaring internasional serta
aktiv memperkenalkan
budaya Indonesia
Refleksi terhadap
pengalaman
kebinekaan
Menjelaskan apa yang
telah dipelajari dari
interaksi dan
pengalaman dirinya
dalam lingkungan yang
beragam.
Merefleksikan secara
kritis gambaran berbagai
kelompok budaya yang
ditemui dan cara
meresponnya.
Merefleksikan secara
kritis dampak dari
pengalaman hidup di
lingkungan yang beragam
terkait dengan perilaku,
kepercayaan serta
tindakannya terhadap
orang lain
Melakukan refleksi secara
rutin terhadap pengalaman
hidup dalam lingkungan
budaya yang bebeda-beda
dan mampu beradaptasi
dengan baik dengan
lingkungan yang baru
12. (Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase
Bergotong-royong
Sub Elemen Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai
Harapan
Sangat Berkembang
Kerjasama Menunjukkan ekspektasi
(harapan) positif kepada
orang lain dalam rangka
mencapai tujuan
kelompok di lingkungan
sekitar (sekolah dan
rumah).
Menyelaraskan tindakan
sendiri dengan tindakan
orang lain untuk
melaksanakan kegiatan
dan mencapai tujuan
kelompok di lingkungan
sekitar, serta memberi
semangat kepada orang
lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan
bersama
Membangun tim dan
mengelola kerjasama
untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan
target yang sudah
ditentukan.
Mahir dalam
membangun tim dan
bekerjasama untuk
kepentingan kelompok
menjadi tujuan utama
dengan tetap
memperhatikan tujuan
pribadi
Tanggap terhadap
lingkungan sosial
Tanggap terhadap
lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran
sosialnya dan menjaga
keselarasan dalam
berelasi dengan orang
lain
Tanggap terhadap
lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran
sosialnya dan
berkontribusi sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat.
Tanggap terhadap
lingkungan sosial sesuai
dengan tuntutan peran
sosialnya dan
berkontribusi sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat untuk
menghasilkan keadaan
yang lebih baik
Memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap
perubahan yang terjadi
dalam lingkungan
sosialnya dan berinisiatif
memberikan solusi dan
kontribusi
13. Cara
Penggunaan
Perangkat Ajar
Projek ini
Perangkat aja ini didesain untuk membantu guru SMA (Fase E dan F ) yang berada di satuan pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang mengangkat tema Kearifan Lokal. Dalam perangkat ajar projek
“Preserving Melayu Food ” ini ada 9 (Sembilan) aktivitas yang saling berkaitan.
Rekomendasi dari tim penyusun bahwa projek ini sebaiknya dilakukan pada kelas X dan XI karena pada usia ini,
perserta didik lebih tenang dan lebih bisa bekerjasama dalam kelompok yang merupakan hal yang penting pada
projek ini. Pada usia di fase ini peserta didik telah mempunyai jejaring yang cukup luas bahkan mencakup jejaring
regional atau internasional bukan hanya jejaring antar pulau di Indonesia. Untuk hal–hal di atas ini maka aktivitas
yang ditawarkan pada peserta didik dirancang agar peserta didik langsung mendapatkan pengalaman membuat
makanan khas Tradisional Melayu . Hal ini akan membuat peserta didik memiliki rasa bertanggung jawab
memiliki budaya ini dan menjaga keberadaaannya.
Waktu yang ditawarkan untuk pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester dengan total kurang lebih 90 JP.
Sebaiknya ada selang waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai waktu yang cukup untuk
melakukan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi siswa. Siswa juga mempunyai waktu untuk
berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-masing aktivitas dengan baik. Namun demikian, tim penyusun
memahami bahwa kondisi tiap sekolah berbeda-beda. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah mempunyai
kebebasan dan kewenangan untuk menyesuaikan jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua
aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar.
Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri. Kami juga akan
memberikan saran praktis dan alternatif pelaksanaan beberapa aktivitas, serta rekomendasi aktivitas pengayaan,
jika diperlukan.
15. Pengenalan:
Pengenalan budaya
melayu secara
umum dan
pembentukan
kelompok kerja
Waktu: 5 x @2JP
Slide Presentasi (2 JP)
Pembagian Kelompok
Belajar (2JP), Diskusi
dalam kelompok (2 JP),
Presentasi Hasil Diskusi
(2JP), tanya jawab (2JP)
Peran guru: fasilitator
Persiapan:
1. Siswa mengumpulkan berbagai bahan mengenai Makanan k h a s t r a d i s i o n a l
m e l a y u yang akan dijadikan projek.
2. Siswa dapat melihat contoh makanan khas tradisional melayu di kanal Youtube ini:
https://youtu.be/KTBdXJugs_0?si=nSCaWoZ5BYw3EaaU
3. Pelaksanaan:
1. Siswa menyimak ketika guru memperkenalkan makanan khas Tradisional Melayu
yang sudah mulai jarang didapatkan dalam masyarakat
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai makanan atau minuman Betawi apa
saja yang masih dapat dijumpai dalam komunitas murid. Contoh pertanyaan yang
diberikan:
a. Apakah kamu pernah mencoba makanan khas Tradisional ?
b. Makanan khas Tradisional apa yang pernah kalian makan ?
c. Dimana kamu mendapatkan makanan tersebut?
d. Siapa saja yang menjual atau membuat makanan itu?
e. Mengapa makanan dan minuma khas Tradisional itu penting?
f. Bagaimana cara membuat makanan khas Tradisional Melayu tersebut?
3. Siswa mendapatkan penguatan pentingnya melestarikan makanan khas Tradisional Melayu
dengan mengajukan beberapa pertanyaan :
a. Mengapa terjadi kelangkaan makanan dan minuman khas Tradisional Melayu
b. Bagaimana solusi memasyarakatkan Kembali makanan khas Tradisional Melayu?
Tugas;
a. Siswa diminta untuk riset mandiri tentang makanan dan minuman khas Tradisional
Melayu dalam komunitasnya atau pun di luar komunitasnya
b. Membuat pertanyaan dengan jawabannya berdasarkan pendapat sendiri yang akan
dikomunikasikan dengan orang tua atau sesepuh masyarakat Melayu yang dilakukan dalam
komunitasnya atau pun di luar komunitasnya
c. Mendiskusikan dengan nara sumber/orangtua/ fasilitator/sesepuh masyarakat Melayu
tentang sebab kelangkaan makanan khas Tradisonla Melayui yang diajukan oleh guru
dituangkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
Sub-Elemen yang
disasar
S. E. 1
ALTERNATIF:
Apabila guru dan siswa
kesulitan mekakses
internet bisa mencari
bahan ekplorasi kepada
ketua
adat/sesepuh/orangtua
untuk menjelaskan
mengenai makanan khas
tradisional melayu
16. Contoh Linterasi
Siwsa
Nama Siswa : KELAS
Apa? Siapa?
Apa saja contoh makanan khas
Tradisonal Melayu?
Dimana ? Mengapa?
Kapan? Bagaimana
17. (CONTOH)
Lembar
Kerja Siswa
Nama Siswa: Kelas:
Apa saja penyebab kelangkaan makanan khas tradisional Melayu?
Bagamana solusi untuk mengurangi kelangkaan makanan khas tradisional melayu ?
18. Kontekstualisasi
Makanan khas
Tradisional
Melayu dan
kelangkaannya
dalam masyarakat
Waktu: 5 x 2 JP,
Slide presentasi,
video
Peran guru: nara
sumber dan
fasilitator
Pelaksanaan:
1. Siswa melihat film dokumenter pada tautan berikut ini:
https://youtu.be/NYW3lsOhawk?si=eUuY-yqZ3B1wGc8B
2.Setelah menonton film ini, siswa diminta untuk memberikan pendapat setelah
mendapat pemahaman awal hasil riset mandiri. Adapun guru dapat memberikan
pertanyaan untuk memandu diskusi.
a) Apakah siswa dapat memahami mengapa makanan khas tradisional melayu
b) Yang mengalami kelangkaan?
c) Apakah siswa dapat memberikan pandangan atau
d)
e) pendapat mengenai kelangkaan makanan khas tradisional melayu?
f) Apakah siswa dapat memberikan solusi untuk memberikan penjelasan
mengapa makanan khas tradisional melayu sulit dijumpai dalam masyarakat?
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang faktor-faktor penyebab langkanya
makanan khastradisionalmelayu di tengah masyarakat.
4. Siswa mendengar informasi tentang pentingnya menjaga keberadaan makanan
khas tradisional melayu di tengah tengah daerahpulau kemudian siswa diajak
untuk menambahkan dari hasil riset mandiri siswa.
Alternatif:
Apabila guru dan siswa
kesulitan mengakses
Internet, bisa mencari
bahan explorasi kepada
ketua adat/sesepuh/orang
tua untuk menjelaskan
mengenai makanan khas
tradisional melayu
19. Kontekstualisasi
Menggali permasalahan
tentang
makanan khas tradisonal
melayu dan menulis esai
pendek tentang
makanan khas
tradisional melayu yang
dipilih
Waktu : 5 x 2JP
Lembar Tugas esai
Peran Guru: fasilitator
Pelaksanaan:
1. Dari hasil pengenalan siswa diajak untuk mendalami makna
yang terkandung dalam makanan khas tradisional Melayu
sebagai suatu kearifan lokal yang harus dilestarikan.
a. Apakah siswa dapat memahami makna makanan khas
tradisional melayu yang memuat unsur kebinekaan
global?
b. Apakah siswa mengkonsumsi atau membeli
Makanan khas tradisional melayu?
c. Apakah siswa sudah melakukan perilaku kebaikan
yang bersumber dari makanan khas tradisional
melayu?
d. Apakah menurut siswa, mereka sudah mampu
berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan
kelangkaan makanan khas tradisional melayu? (rumah
dan sekolah)
2. Menulis esai pendek dengan mengambil isu spesifik
berdasarkan aktifitas yang sudah dipelajari sebelumnya
serta merancang solusinya.
3. Esai diberikan sebagai individu walaupun dari hasil diskusi
secara berkelompok. Setiap siswa boleh menuliskan
pendapatnya masing-masing.
Sub-Elemen yang disasar:
S.E.3
20. [Contoh]
Panduan Kerangka
Esai:
Preserving Food
Nama siswa : Kelas:
Pendahuluan (paragraf pertama)
A. Tarik minat pembaca (Misalnya, data tentang langkanya makanan khastradidionalmelayu).
Kesan pertama di awal akan menentukan apakah para calon pembaca akan tergerak untuk terus membaca hingga akhir esai tersebut atau
malah merasa bosan di awal dan berhenti membaca esai tersebut begitu saja. Bagian pembuka yang disusun dengan kalimat yang
menggugah rasa penasaranlah yang diharapkan. Untuk itu hindari penggunaan kalimat yang terlalu padat. Kalimat seperti selain membuat
pembaca cepat bosan, Anda juga akan kesulitan untuk terus menjaga pola penulisan Anda karena telah dimulai dengan sesuatu yang berat.
B. Susun kasus berdasarkan logika (penalaran deduktif dan induktif)
Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan
(inferensi), sedangkan deduktif / deduksi adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang
sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.
C. Kalimat topik/pernyataan tesis.
Sebelum merumuskan tesis, topik yang akan kita tulis harus cukup spesifik.
Pernyataan tesis umumnya dinyatakan pada kalimat terakhir di paragraf pembuka. Misalnya, langkanya makanan khas tradisional
melayu di masyarakat mengancap keanekaragaman Budaya di Indonesia. Setelah menentukan topik yang akan kita tulis, merumuskan
tesis adalah langkah awal yang harus kita lakukan sebelum menulis esai.
Rumusan tesis harus mencerminkan atau memberi gambaran kepada pembaca gagasan-gagasan apa yang akan kita sajikan dalam tubuh
esai.
Poin utama pertama (poin paling kuat) (paragraf kedua)
A. Dukungan/isi esai
Adanya etnik masyarakat bukan dari melayu yang masuk ke daerah melayu memberikan pengaruh signifikan terhadap terkikisnya
budaya dan tradisi melayu. Contoh: Meningkatnya pernikahan anatar suku yang ada yang menyebabkan terkikisnya kebudayaan dan
tradisi melayu
B. Dukungan/isi esai
1. Contoh
2. Contoh
21. [Contoh lanjutan]
Panduan Kerangka
Esai:
Preserving Food
C. Dukungan
1. Contoh
2. Contoh
Poin utama kedua (poin terkuat kedua) (paragraf ketiga)
A. Dukungan
1. Contoh
2. Contoh
B. Dukungan
1. Contoh
2. Contoh
Poin utama ketiga (paling lemah) (paragraf keempat)
A. Dukungan
1. Contoh
2. Contoh
B. Dukungan
1. Contoh
2. Contoh
C. Dukungan
1. Contoh
2. Contoh
Kesimpulan (paragraf kelima)
1. Tulis ulang topik
2. Ringkas tiga poin utama
3. Baca kembali pendahuluan atau gabungkan semua ide
22. Kontekstualisasi
Membuat kliping/scrapbook
dan infografis/poster tentang
permasalahan hampir
menghilangnya makanan
khas tradisionla melayu
dalam kearifan lokal (untuk
yang high-tech)
Untuk yang low-tech dapat
membuat kliping/scrapbook
tentang permasalahan
hampir menghilangnya
makanan khas tradisional
melayu dalam kearifan lokal
Waktu: 5 X @2 JP
Tugas Kliping
Peran guru: fasilitator
Pelaksanaan:
1. Siswa meyimak penjelasan guru tentang penggunaan aplikasi
Canva
2. Siswa mengikuti pemaparan guru tentang pengenalan penggunaan Canva,,
dan cara penggunaan scrapbook untuk siswa yang low-tech
3. Siswa dibimbing guru ketika mempelajari canva/scrapbook
4. Siswa mengerjakan pembuatan kliping. Pemilihan media apakah menggunakan
aplikasi atau secara manual (scrapbook) dapat disesuaikan dengan kemampuan
dan minat siswa.
5. Siswa melakukan presentasi per kelompok setelah selesai membuat
kliping/scrapbook/infografis/poster dan menerima umpan balik dari kelompok
lain.
6. Siswa dapat dipilih menjadi moderator dalam diskusi dan presentasi.
7. Siswa memberikan umpan balik kepada kelompok lain.
23. 5.
Kontekstualisasi
Melanjutkan kegiatan
pembuatan kliping
melalui media Canva
(untuk yang high-tech)
dan scrapbook (untuk
yang low-tech)
Waktu: 5 X @2 JP
Tugas Kliping
Peran guru: fasilitator
Pelaksanaan:
1. Siswa melanjutkan pengerjaan pembuatan kliping melalui media canva atau scrapbook
2. Guru membimbing proses pembelajaran yang benar dan tepat serta memungkinkan
untuk menggunakan aplikasi secara mudah.
3. Siswa melakukan presentasi per kelompok dan menerima umpan dari kelompok lain.
4. Siswa dapat membuat kliping tentang makanan dan minuman sesuai dengan
pemahaman awal siswa.
5. Siswa membuat kliping pembuatan makanan/minuman khas Betawi yang telah dipilih.
6. Siswa menyempurnakan kembali kliping tentang makanan/minuman khas Betawi yang
telah dipilih serta diminati
7. Siswa menjelaskan dan diskusi kembali prosedur pembuatan makanan/minuman khas
Betawi yang telah dipilihnya dengan guru.
8. Siswa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk persiapan pembuatan
makanan dan minuman khas Betawi yang telah dipilih.
24. Aksi:
Promosi
Preserving Food
Melayu
Waktu: 5 X @2 JP
Tugas Poster
Peran guru:
fasilitator
Persiapan:
Pada tahap ini, siswa akan menindaklanjuti esai permasalahan yang telah dibuat sebelumnya dengan
memperkenalkan makanan khas tradisional melayu yang telah dipilih kepada lingkungan sekitar.
Setelah siswa memilih makanan khas tradisionla melayu yang akan dipromosikan, nantinya mereka juga akan
membuatnya dan menjualnya (jika memungkinkan).
Untuk itu, mereka perlu untuk mempromosikannya terlebih dahulu untuk menarik pembeli. Siswa kemudian
mempersiapkan Poster/Video/Infografis (sesuai dengan minat) yang akan dibuat sebagai bahan promosi. Hal-hal
penting yang perlu diperhatikan oleh siswa adalah:
1. Menentukan topik dan tujuan Poster/Video/Infografis.
2. Memilih kata dan menyusun kalimat (dapat membahas mengenai sejarah, karakteristik, dan hal-hal lain untuk
menambah wawasan pembaca mengenai makanan khas tradisional melayu)
3. Menentukan gambar.
4. Memperhatikan tata letak huruf dan gambar
5. Mencetak Poster/Video/Infografis ke dalam media
6. Mempublikasikan Poster/Video/Infografis.
Pelaksanaan:
1. Siswa mengeksplorasi secara mandiri cara membuat poster, video di Instagram, atau video di media sosial
seperti tiktok.
2. Siswa mendapat sosialisasi UU ITE dari fasilitator/guru untuk membekali siswa agar Ketika berinteraksi dengan
media sosial , siswa melakukannya dengan benar dan bertanggungjawab sesuai Undang Undang yang berlaku.
3. Siswa bisa mengunduh informasi lebih lanjut mengenai UU ITE dari website ini UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik [JDIH BPK RI]
4. Siswa membuat poster/infografis/video terkait mengkampanyekan makanan dan/atau minuman Betawi yang
telah dipilih sebelumnya dan mengunggahnya ke media sosial yang telah ditentukan.
26. Aksi
Merancang
prosedur
pembuatan
makanan khas
tradisional melayu
yang telah dipilih
(bisa berupa teks
atau infografis)
Waktu: 5 X @2 JP
Tugas Membuat
Prosedur
Peran guru:
fasilitator
Pelaksanaan:
1. Siswa bekerja secara berkelompok (4 siswa per kelompok).
2. Siswa merancang prosedur pembuatan makanan khas tradisional melayu yang telah dipilih dan
dipromosikan sebelumnya.
3. Bentuk prosedur dapat berupa teks atau infografis.
4. Ice breaking dapat dilakukan setelah 5 jam pertama. Siswa dapat melakukan ice breaking tepuk
konsentrasi, kegiatan ini memiliki tujuan melatih kefokusan dengan durasi 30 menit dan
membutuhkan sekitar 1-2 siswa untuk maju ke depan membantu memberikan instruksi. Adapun
langkah langkahnya seperti berikut :
a. Semua siswa diintruksikan untuk berdiri dan mulai dengan satu tepukan pada kedua paha
dilanjutkan dengan satu tepukan tangan dan di akhiri dengan dua jentikan tangan kiri dan kanan
b. Diawal tepukan konsentrasi siswa megucapkan “Konsentrasi, konsentrasi dimulai” dan dilanjutkan
dengan penyebutan nama anggota 1 ke anggota 2 misalnya dalam satu kelas terdapat 5 orang
yang melakukan tepuk konsentrasi dengan nama (Lisma, Leny, Anis, Mona dan Silvi)
c. Contohnya anggota satu (lisma) menyebutkan nama anggota dua ( Leny) dan anggota dua
menyebutkan nama yang belum disebutkan di antara 5 anggota tersebut begitu seterusnya
dilakukan sampai nama anggota tersebut semua anggota terakhir yang ditunjuk akan
menyebutkan kata sudah pada akhir tepukan.
d. Nama yang disebutkan juga dapat diganti dengan nama-nama makanan khas tradisional melayu.
e. Anggota yang menyebutkan nama yang sudah disebutkan sebelumnya oleh anggota lainnya akan
mendapatkan hukuman yang telah ditentukan.
f. Siswa yang menyelesaikan tanpa kesalahan diberikan apresiasi
g. Setelah permainan siswa dipersilahkan untuk duduk dan kondusif untuk melanjutkan pekerjaan
27. Persiapan:
Aksi:
Pembuatan
makanan khas
tradisional melayu
yang sudah dipilih
Waktu: 5 X @2 JP
Tugas pembuatan
makanan/minuman
khas Betawi yang
dipilih
Bahan::
bahan makanan
danan peralatan
masak
Peran guru: fasilitator
1. Melakukan penyusunan tahapan kegiatan memasak. Siswa terlebih
dahulu membaca resep dari awal hingga akhir untuk memastikan
pemahaman bahan dan metode.
2.Menjaga pantri dalam keadaan baik, termasuk penyimpanan bahan
sesuai kegunaannya.
3.Membuat daftar belanja. Mengecek bahan yang dimiliki dan
menuliskan bahan yang kurang.
4.Membeli bahan sesuai kebutuhan dan memilih bahan yang segar dan
berkualitas.
5.Melakukan tinjauan terhadap resep dan membuat rencana Tindakan
untuk setiap langkah.
6.Memulai penataan ruang kerja dapur, pengaturan area kerja,
penyusunan bahan, dan peralatan.
Pelaksanaan:
1. Siswa menyiapkan bahan dan peralatan masak
2. Siswa memasak makanan atau membuat minuman khas Betawi yang
sudah dipilih.
3. Siswa melakukan pengemasan/plating.
4. Siswa dapat merekam langkah-langkah/prosedur memasak mulai
dari persiapan sampai menjadi produk sebagai bahan
promosi/kampanye tambahan di media sosial.
Sub-elemen yang didasar:
S.E.1, S.E.2, S.E.3, S.E.4
Alternatif: Apabila beberapa
bahan makanan yang sulit
didapat dan tidak tersedia,
dapat menggunak
an alternatif/pengganti dari
bahan yang lain.
Alternatif: Apabila beberapa
bahan makanan yang sulit
didapat dan tidak tersedia,
dapat menggunakan
alternatif/pengganti dari
bahan yang lain.
28. Pelaksanaan:
Refleksi dan Tindak
Lanjut.
Membuat refleksi dan
Memberikan feedback
kepada fasilitator dan
teman sebaya
Waktu: 5 X @2 JP
Tugas membuat refleksi
Peran guru: fasilitator
1. Seluruh siswa membuat refleksi dari kegiatan projek
2. Siswa menuliskan refleksinya tentang perasaannya setelah mengikuti kegiatan projek
3. Siswa memberikan umpan balik kepada fasilitator dan teman sebaya
4. Siswa menjadi agen perubahan sosial yang aktif terlibat menyelesaikan masalah sosial yang ada di
masyarakat
5. Siswa diajak untuk kembali mengkampanyekan makanan khas tradisional melayu melalui media sosial
dengan mengunggah konten demonstrasi membuat makanan dan minuman Betawi yang telah
dilakukan di aktivitas 8. Hal ini ditujukan untuk menyebarkan praktik baik yang sudah dimulai dalam
rangkaian membuat poster/video/infografis sebelumnya. Siswa dapat menambahkan deskripsi pada
poster/video/infografis yang diunggah mengenai sejarah, karakteristik, dan ajakan untuk
melestarikan warisan budaya melayu berupa makanan khas tradisional melayu.
6. Siswa diajak untuk memikirkan cara mengoptimalkan dampak dan manfaat projek. Hal ini dapat
dilakukan oleh siswa dengan cara menjalin kerja sama dengan pihak mitra di luar satuan pendidikan,
seperti orang tua, satuan pendidikan lain, juga komunitas, organisasi, dan pemerintah lokal, nasional,
bahkan internasional. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan potensi dampak dari aksi dan
praktik baik yang sudah dimulai, yang awalnya hanya berpusat pada lingkungan satuan pendidikan
untuk bisa diperluas ke ruang lingkup lebih besar, seperti sekitar satuan pendidikan, kecamatan, kota,
lalu nasional dan internasional. Contoh kerja sama siswa adalah dengan membantu mempromosikan
produk UMKM rumahan makan khas tradisional melayu.
29. [Contoh]
Lembar Refleksi
URAIAN SS S TS STS
Aku hormat terhadap keanekaragaman budaya (S.E.1)
Suasana projek membuatku bersemangat untuk belajar
dan tahu lebih banyak tentang makanan khas
tradisional melayu (S.E.2)
Aku nyaman bekerasama dengan teman dalam kelompok
selama projek ini (S.E.3)
Waktu projek memadai untuk aku memahami isu yang
ada di sekitarku (S.E.4)
Fasilitator pada projek ini membantuku dalam belajar dan
Berproses
Masukan/pendapat lain untuk projek ini:
Berikan tiga kata yang menggambarkan projek ini:
30. Daftar Pustaka 1. https://cookpad.com/id/resep/12645207-kue-bangkit-melayu-cookies?ref=search&search_term=kue%20khas%20melayu
2. https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/
3. Kemdikbud, (2021), Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)
4. Krisnadi, (2018), Gastronomi Makanan Betawi Sebagai Salah Satu Identitas Budaya Daerah,
National Conference of Creative Industry: Sustainable Tourism Industry for Economic
Development, Jakarta, 5-6 September 2018, Jakarta, Universitas Bunda Mulya
31. Glosarium
Konteksualisasi Proses atau upaya untuk memberikan pemahaman atau
pandangan untuk mendekatkan kepada realitas keadaan atau
karakteristik wilayah
Kearifan lokal pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal
Refleksi kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam
bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk siswa dan oleh
siswa untuk guru untuk mengekspresikan kesan konstruksif, pesan,
harapan, dan kritik terhadap proses pembelajaran
Feedback Sebuah istilah untuk menyampaikan reaksi dari komunikator
kepada komunikan atas segala sesuatu yang telah dilakukan, baik
berupa jasa, pekerjaan, produk, dan lain-lain. Istilah ini
merupakan kata serapan dari bahasa inggris berupa “feed” dan
“back”
Plating Plating atau pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.
Literasi suatu kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan
keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat
melakukan aktivitas membaca dan menulis
32. Rapor/
Rubrik
Asesmen
Sumatif
Subelemen Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang
Menumbuhkan rasa
menghormati
terhadap
keanekaragaman
budaya
Mengidentifikasi peluang
dan tantangan yang muncul
dari keragaman budaya di
Indonesia melalui produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Memahami pentingnya
melestarikan dan merayakan
tradisi budaya untuk
mengembangkan identitas
pribadi, sosial, dan bangsa
Indonesia serta mulai berupaya
melestarikan budaya dalam
kehidupan sehari-hari melalui
produk makanan/minuman
yang dihasilkan
Mempromosikan pertukaran
budaya dan kolaborasi dalam
dunia yang saling terhubung serta
menunjukkannya dalam perilaku
melalui produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Aktif dan secara rutin
mempromosikan
pertukaran budaya, sudah
memililki jejaring internasional,
serta aktif memperkenalkan
budaya Indonesia melalui
produk makanan/minuman
yang dihasilkan
Refleksi terhadap
pengalaman
kebinekaan
Menjelaskan apa yang telah
dipelajari dari interaksi dan
pengalaman dirinya dalam
lingkungan yang beragam
melalui produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Merefleksikan secara kritis
gambaran berbagai kelompok
budaya yang ditemui dan cara
meresponnya melalui produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Merefleksikan secara kritis
dampak dari pengalaman hidup di
lingkungan yang beragam terkait
dengan perilaku, kepercayaan
serta tindakannya terhadap orang
lain mengenai produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Melakukan refleksi secara rutin
terhadap pengalaman hidup
dalam lingkungan budaya yang
bebeda-beda dan mampu
beradaptasi dengan baik
dengan lingkungan yang baru
dalam membuat produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Kerjasama Menunjukkan ekspektasi
(harapan) positif kepada
orang lain dalam rangka
mencapai tujuan kelompok
di lingkungan sekitar
(sekolah dan rumah) selama
mengembangkan produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Menyelaraskan tindakan sendiri
dengan tindakan orang lain
untuk melaksanakan kegiatan
dan mencapai tujuan kelompok
di lingkungan sekitar, serta
memberi semangat kepada
orang lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan bersama
selama mengembangkan
produk makanan/minuman
yang dihasilkan
Membangun tim dan mengelola
kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan target
yang sudah ditentukan selama
mengembangkan produk
makanan/minuman yang
dihasilkan
Mahir dalam membangun tim
dan bekerjasama untuk
kepentingan kelompok menjadi
tujuan utama dengan tetap
memperhatikan tujuan pribadi
selama mengembangkan
produk makanan/minuman
yang dihasilkan
33. Rapor/
Rubrik
Asesmen
Sumatif
Subelemen Mulai Berkembang Sedang Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang
Tanggap Terhadap
Lingkungan Sosial
Tanggap terhadap
lingkungan sosial
sesuai dengan
tuntutan peran
sosialnya dan
menjaga keselarasan
dalam berelasi
dengan orang lain
Tanggap terhadap
lingkungan sosial
sesuai dengan
tuntutan peran
sosialnya dan
berkontribusi sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat.
Tanggap terhadap lingkungan
sosial sesuai dengan
tuntutan peran sosialnya dan
berkontribusi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat untuk
menghasilkan keadaan yang
lebih baik
Memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap perubahan
yang terjadi dalam
lingkungan
sosialnya berinisiatif
memberikan solusi dan
kontribusi
Menghasilkan gagasan
yang orisinal
Memunculkan
gagasan imajinatif
baru yang bermakna
dari beberapa
gagasan yang
berbeda sebagai
ekspresi pikiran
dan/atau
perasaannya.
Mengembangkan
gagasan yang ia miliki
untuk membuat
kombinasi hal yang
baru dan imajinatif
untuk
mengekspresikan
pikiran dan/atau
perasaannya.
Menghubungkan gagasan
yang ia miliki dengan
informasi atau gagasan baru
untuk menghasilkan
kombinasi gagasan baru dan
imajinatif untuk
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya.
Menghasilkan gagasan
yang
beragam untuk
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya
menilai gagasannya, serta
memikirkan segala
risikonya dengan
mempertimbangkan
banyak perspektif seperti
etika dan nilai
kemanusiaan
ketika gagasannya
direalisasikan