Metode maudhu'iy adalah metode tafsir Alquran tematik dengan mengumpulkan ayat-ayat berdasarkan topik tertentu, meliputi langkah-langkah seperti menentukan topik, mengumpulkan ayat dan hadis terkait, serta menyusun hasil studi sesuai kerangka yang sempurna. Metode ini memberikan pemahaman mendalam tentang suatu topik dan solusi terhadap masalah kehidupan, meski harus hati-hati dalam interpretasi.
2. PEMBAHASAN
DEFENISI
Metode maudhu’iy berasal dari dua kosa kata yaitumetode dan
maudhu’iy . Metode berasal dari bahasa Yunani “ methodos
"yang berarti “ cara atau jalan Dalam bahasa Inggris kata ini
diartikan dengan method” dan dalam bahasa Arab
diterjemahkan dengan thariqat dan manhaj. Dalam bahasa
IndonesiAkata metode mengandung arti: cara yang teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilm
pengetahuan dan sebagainya). Cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.
Sedangkan al-maudhû`iy berasal dari bahasa Arab, yaitu ism
maf`ûl yang berarti masalah atau pokok perkataan. Dalam
pemakaiannya dapat berarti mendahulukan, meletakan,
menyatukan, memukul, menyusun atau mengarang,
memasukan, membuka, dan melahirkan.
3. Tafsir maudhu’i (tematik) ialah
mengumpulkan ayat-ayat al-qur’an yang
mempunyai tujuan yang satu yang
bersama-sama membahas
judul/topik/sektor
tertentu dan menertibkannya sedapat
mungkin sesuai dengan masa turunnya
selaras dengan sebab-sebab turunnya,
kemudian memperhatikan ayat-ayat
tersebut dengan penjelasan-penjelasan,
keterangan-keterangan dan
hubungan-hubungannya dengan ayat-ayat
lain, kemudian mengistimbatkan
hukum-hukum.
Farmawi al, Abd al-Hayy, Mu jam al-Alfaz
wa al-a’lam al-Our’aniyah, Dar al-`ulum,
Kairo, 1968, hal. 52
4. MENENTUKAN TOPIK ATAU
JUDUL YANG AKAN DIKAJI
UNSUR UNSUR METODE
MAUDHU'IY
MEMILIH SALAH SATU ATAU
SELURUH ASPEK ONTOLOGIS,
EPISTEMOLOGIS DAN
AKSIOLOGIS YANG TERKAIT
DENGAN TEMA.
MENGUMPULKAN HADIS-HADIS
YANG TERKAIT DENGAN TOPIK
YANG TELAH DITENTUKAN
MELAKUKAN PENSYARAHAN
ATAU PENGKAJIAN SESUAI
DENGAN TEMA
5. MENGHIMPUN SELURUH AYAT-
AYAT AT-QUR’AN YANG
BERKAITAN DENGAN MASALAH
TERSEBUT
LANGKAH KERJA METODE
MAUDHU'IY
MENETAPKAN MASALAH YANG
AKAN DIBAHAS
MENYUSUN URUT-URUTAN AYAT
TERPILIH SESUAI DENGAN
PERINCIAN MASALAH DAN ATAU
MASA TURUNNYA, SEHINGGA
TERPISAH ANTARA AYAT
MAKKIY DAN MADANIY.
MELENGKAPI BAHAN-BAHAN
DENGAN HADIS-HADIS YANG
BERKAITAN DENGAN MASALAH
YANG DIBAHAS
MEMPELAJARI/MEMAHAMI
KORELASI (MUNASABAAT)
MASING-MASING AYAT
DENGAN SURAH-SURAH
MENYUSUN AUTLINE
PEMBAHASAN DALAM
KERANGKA YANG SEMPURNA
SESUAI DENGAN HASIL STUDI
MASA LALU
6. Potensi-potensi manusia dalam Alquran (masalahnya apa jawaban Alquran tentang
potensi-potensi manusia, (2) mencari kata,kunci yakni kata aql, qalb, nafs, ruuh,
jasad, dan lain-lain, (3) diantara sekian ayat dipilih yang mewakilinya dan ditertibkan
sesuai dengan Makkiyah Madaniyahnya, (4) melengkapi bahan-bahan dari hadis, (5)
menyusun outline penelitian, (6) mempelajari secara seksama, dengan ilmu-ilmu
yang dikuasai dan dapat memakai tafsir bil ma’tusr, tahlili atau lainnya, (7)
menyusun hasil penelitian sebagai jawaban Alquran terhadap tema yang dibahas).
Dengan memperhatikan kompleksnya pembahasan proses kerja dalam penerapan
metode tafsir maudhu’i, maka membutuhkan seorang mufassir yang betul-betul
berwawasan luas maka keilmuannya terutama ketika meneliti berbagai ayat yang
berhubungan dengan tema dan memilihnya secara representatif. Di samping
seorang mufassir tabu tentang perangkat ulum Alquran terutama ilmu munasabah,
asbab al-nuzul (kalau ada), tafsir bi al-ma’tsur, ilmu bahasa arab, juga si mufassir
harus bersikap hati-hati dan tekun.
CONTOH METODE MUDHU'IY
7. KEKURANGAN METODE
MAUDHU'IY
KELEBIHAN METODE MAUDHU'IY
Hasil tafsir maudhû’iy memberikan
pemecahan terhadap permasalahan-
permasalahan hidup praktis, sekaligus
memberikan jawaban terhadap tuduhan
/dugaan sementara orang bahwa al-
quran hanya mengandung teori-teori
spekulatif tanpa menyentuh kehidupan
nyata.
Sebagai jawaban terhadap tuntutan
kehidupan yang selalu berobah dan
berkembang.
Menumbuhkan rasa kebanggaan
terhadap al-Quran.
kemungkinan untuk mengetahui satu
permasalahan secara lebih mendalam
dan lebih terbuka.
Tafsir maudhû’iy lebih tuntas dalam
membahas masalah
Mungkin melibatkan pikiran
dalam penafsiran terlalu
dalam.
Tidak menafsirkan segala
aspek yang dikandung satu
ayat, tetapi hanya salah
satu aspek yang menjadi
topik pembahasan saja