Tafsir tematik dan tafsir maudhu'i merupakan dua bentuk tafsir yang digagas pertama kali oleh tokoh-tokoh besar dari Universitas Al-Azhar pada tahun 1960-an. Sejarah pengembangan tafsir dimulai sejak masa Rasul dan sahabat, meskipun belum terstruktur, hingga masa modern dengan berbagai pendekatan baru untuk menjawab tantangan zaman. Terdapat berbagai metode tafsir seperti ijmali, tahlili, mu
Tulisan ini mengungkap Tafsir Syiah Zaydiyah yang paparkan oleh Imam al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir. Yang menarik dari tulisan ini, kendati madzhabnya syiah Zaidiyah, namun gagasan dan pemikirannya sering sejalan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. selain itu, tulisan ini menelisik corak pemikiran kalam dalam tafsir Fath al-Qadir.
KRITIK TERHADAP BUKU : Hizbut Tahrir Indonesia Gagal Paham Khilafah Karya Mak...Anas Wibowo
Ditulis oleh KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI (Ketua DPP HTI, Mudir Ma’had Hamfara Yogyakarta, Dosen Ushul Fiqih dan Fiqih Muamalah STEI Hamfara Yogyakarta, Anggota Komisi Fatwa MUI DIY, Mahasiswa Doktoral Progam Studi Dirasah Islamiyah UIN Sunan Ampel Surabaya)
Makalah disampaikan dalam Bedah Buku Hizbut Tahrir Indonesia Gagal Paham Khilafah Karya Makmun Rasyid, di Ruang Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Senin 27 Maret 2017, diselenggarakan oleh The Al-Falah Institute, Yogyakarta.
Tulisan ini mengungkap Tafsir Syiah Zaydiyah yang paparkan oleh Imam al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir. Yang menarik dari tulisan ini, kendati madzhabnya syiah Zaidiyah, namun gagasan dan pemikirannya sering sejalan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. selain itu, tulisan ini menelisik corak pemikiran kalam dalam tafsir Fath al-Qadir.
KRITIK TERHADAP BUKU : Hizbut Tahrir Indonesia Gagal Paham Khilafah Karya Mak...Anas Wibowo
Ditulis oleh KH. M. Shiddiq Al Jawi, S.Si, MSI (Ketua DPP HTI, Mudir Ma’had Hamfara Yogyakarta, Dosen Ushul Fiqih dan Fiqih Muamalah STEI Hamfara Yogyakarta, Anggota Komisi Fatwa MUI DIY, Mahasiswa Doktoral Progam Studi Dirasah Islamiyah UIN Sunan Ampel Surabaya)
Makalah disampaikan dalam Bedah Buku Hizbut Tahrir Indonesia Gagal Paham Khilafah Karya Makmun Rasyid, di Ruang Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Senin 27 Maret 2017, diselenggarakan oleh The Al-Falah Institute, Yogyakarta.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Menurut catatan Quraish, tafsir tematik berdasarkan surah digagas
pertama kali oleh seorang guru besar jurusan Tafsir, fakultas
Ushuluddin Universitas al-Azhar, Syaikh Mahmud Syaltut, pada
Januari 1960. Karya ini termuat dalam kitabnya, Tafsir al-Qur’an al-
Karim. Sedangkan tafsirmaudu‘i berdasarkan subjek digagas
pertama kali oleh Prof. Dr. Ahmad Sayyid al-Kumiy, seorang guru
besar di institusi yang sama dengan Syaikh Mahmud Syaltut, jurusan
Tafsir, fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar, dan menjadi ketua
jurusan Tafsir sampai tahun 1981.
Sejarah Singkat Tafsir Tematik
3. Tafsir Pada masa Rasul & Sahabat
Pada masa sahabat, sedikit sekali sahabat yang
menggunakan akal dalam menafsirkan Alquran, bahkan Abu
Bakar dan Umar bin Khatab dengan tegas menolak
penggunaan akal dalam menafsirkan Al-quran. Tetapi ada
juga beberapa sahabat, yang menafsirkan Alquran dengan
ijtihad akal (bi al-ra’yi), yaitu Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas.
Secara garis besar, di masa sahabat penafsiran Alquran
berpegang pada tigal hal yaitu Alquran, Hadis Nabi sebagai
penjelas Alquran, dan ijtihad. Dan pada era ini, kajian tafsir
belum dibukukan sama sekali dan masih bagian dari salah
satu cabang hadis. Kondisinya belum tersusun secara
sistematis, dab masih diriwayatkan secara acak untuk ayat-
ayat yang berbeda.
4. T A F S I R P A D A M A S A
T A D W I N
Tumbuh seiring dengan berkembangnya
masa pembukuan hadits, dan belum
dalam bentuk tafsir secara tersendiri.
Mulai ada pembukuan tafsir secara
tersendiri per ayat : Ibnu Jarir At-Tobari
(310 H)
Setelah penulisan berkembang luas, mulai
muncul banyak ikhtilaf dan penyimpangan.
Munculnya penulisan Tafsir Maudhu’I :
Ibnul Ayatul Ahkam
T A F S I R P A D A M A S A
M O D E R N
Berkembang penafsiran untuk menjawab
tantangan zaman ( Tafsir Realitas Sosial
dan Budaya) tanpa meninggalkan Tafsir Bil
Ma’tsur
Diantara tokohnya : Muhammad Abduh,
Rasyid Ridha, Musthafa Maraghi, Sayyid
Quthub
Berkembang pula bentuk Tafsir Maudhu’i
(Tematik) dalam jumlah yang luas.
5. TAFSIR BI-RA'YI
•Tafsir bi- Ra’yi adalah Penafsiran yang
berdasarkan pada pemikiran para
mufassir (ijtihad). Sekalipun mendasari
pada pemikiran, tafsir bi ra’yi tidak
secara mutlak melepaskan diri dari
penafsiran penafsiran sebelumnya dan
juga ilmu-ilmu yang lainnya.
TAFSIR BI-AL MA'TSUR
Tafsir bi-al Ma'tsur adalah Penafsiran Al-Quran
yang berdasarkan pada kutipan- kutipan yang
shahih yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-
Quran, Al-Quran dengan Sunnah karena As-Sunnah
berfungsi sebagai penjelas Al-Quran itu sendiri,
dengan perkatan para sahabat karena mereka yang
paling tau tentang Al- Quran, atau dengan perkatan
para tabi’in karena pada dasarnya mereka
menerima langsung dari para sahabat.
Bentuk-Bentuk Tafsir
6. Tafsir Isyari
Tafsir isyari adalah menafsirkan al-qur’an dengan perasaan atau
isyarat-isyarat kudus yang terdapat dibalik ungkapan-ungkapan al-
qur’an, inilah yang akan tercurah kedalam hati dari limpahab gaib
pengetahuan yang dibawa ayat-ayat.
8. M E T O D E I J M A L I
Suatu metode penafsiran ayat Al-Qur’an dengan
cara singkat, padat dan jelas. Tanpa penjelasan
yang panjang lebar atau dapat dikatakan juga
suatu cara penafsiran Al-Qur’an / menjelaskan
ayat-ayat dengan singkat dengan menggunakan
bahasa-bahasa yang populer dan mudah
dimengerti dan dipahami oleh umat.
M E T O D E M U Q A R R I N
Suatu metode / atau cara penafsiran ayat Al-Qur’an
yang sedang dibahas/dibicarakan dalam suatu
masalah tertentu dengan cara membandingkan
antara ayat satu dengan yang lain, surah dengan
surah, surah dengan hadits, dan membandingkan
pendapat ulama yang satu dengan ulama lain
dengan mengedepankan segi-segi perbedaan
tertentu dari objek yang dibandingkan.
M E T O D E M A U D H U ' I
Suatu metode/cara menafsirkan ayat Al-Qur’an
dengan mengelompokkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
sama/satu pembahasan tertentu dalam bab
tertentu. Dan dapat dikatakan juga suatu cara
penafsiran ayat Al-Qur’an sesuai dengan tema/judul
yang telah ditetapkan.
M E T O D E T A H L I L I
Suatu metode atau cara menafsirkan ayat-
ayat Al-Qur’an dengan memaparkan segala
aspek yang terkandung dalam ayat, baik dari
segi asbabul nuzul, munasabah, dan uslub.
9. Qorry Nur Ayunda
Manajemen Dakwah - B
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
2 0 2 0