SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
ANALISIS KUALITATIF
OBAT TRADISIONAL
By
Robby Candra Purnama, S.Farm., Apt., M.Kes.
Pendahuluan
 Obat tradisional merupakan salah satu
komiditi bidang farmasi yang saat ini
menjadi alternatif yang dibutuhkan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan
kesehatan masyarakat.
 Asumsi bahwa obat tradisional yang
beredar di masyarakat adalah khasiat
dan terutama keamanan (efek
sampingnya yang rendah)
Lanjutan
 Untuk menjamin khasiat dan
keamanan dari obat tradisional, maka
pemerintah membuat bentuk
peraturan tentang izin edar dari obat
tradisional.
 Untuk mendapatkan izin edar, maka
obat tradisional harus memenuhi
berbagai persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah melalui
berbagai pengujian/analisis.
Persyaratan Mutu
 Terdapat beberapa peraturan yang
mengatur penjaminan mutu dari suatu
obat tradisional diantaranya adalah :
PK BPOM No.12 Tahun 2014 ttg
Persyaratan Mutu Obat Tradisional
PerBPOM No. 32 Tahun 2019
tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional
Persyaratan Izin Edar
 Untuk dapat diedarkan di Indonesia,
obat tradisional harus didaftarkan
dengan mekanisme yang sudah diatur
dalam PerMenKes No. 007 Tahun
2012 ttg Registrasi Obat Tradisonal.
Pelayanan Kesehatan
Tradisional
 Adapun pelayanan kesehatan yang
didalamnya mencakup penggunaan
obat tradisional, diatur dalam
peraturan pemerintah yaitu dalam PP
Nomor 103 Tahun 2014 ttg Pelayanan
Kesehatan Tradisional
ANALISIS KUALITATIF
 Salah satu metode analisis
kualitatif/identifikasi yang dapat
digunakan dalam analisis obat
tradisional adalah Kromatografi.
Macam kromatografi :
Kromatografi Kertas (KKt)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi Gas Cair (KGC)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT/HPLC)
Kromatografi Kertas (KKt)
 Keuntungan utama dari KKt adalah
kemudahan dan kesederhanaannya dalam
pelaksanaan pemisahan, yaitu hanya
dilakukan pada lembaran kertas saring
yang berlaku sebagai medium pemisah
maupun sebagai penyangga.
 Selain itu adalah keterulangan bilangan Rf
yang besar pada kertas sehingga
pengukuran Rf merupakan parameter
yang berharga dalam memaparkan
senyawa tumbuhan yang baru.
Fase gerak dalam KKt…
Kromatografi kertas biasanya
menggunakan pelarut (fase gerak)
berupa campuran pelarut klasik,
yaitu n-butanol – asam asetat –
air, dengan perbandingan 4 : 1 : 5 ,
atau yang lebih dikenal dengan
singkatan BAA.
9Copyright@ rcp_akafarma09
Fase Diam KKt
 Kertas saring
 Kertas saring termodifikasi
Contoh kertas saring termodifikasi
adalah memadukan asam silikat atau
alumina ke dalam kertas saring (lebih
cocok untuk pemisahan lipid)
10Copyright@ rcp_akafarma09
Pada KKt, senyawa biasanya
dideteksi sebagai bercak
berwarna atau bercak yang ber-
fluoresensi UV setelah
direaksikan dengan pereaksi
kromogenik yang digunakan
sebagai pereaksi semprot atau
pereaksi celup.
11Copyright@ rcp_akafarma09
Lanjutan
Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
 Bila dibandingkan dengan KKt,
kelebihan khas dari KLT adalah
dalam hal keserbagunaan,
kecepatan, dan kepekaannya.
 Hal ini disebabkan karena fase diam
pada KLT memiliki sejumlah
penyerap yang disaputkan ke dalam
plat kaca atau penyangga lain.
Copyright@ rcp_akafarma09 12
 Keuntungan lain dari KLT adalah
dapt digunakan untuk senyawa yang
labil. Ini dikarenakan pada plat yang
digunakan sebagai fase gerak
memiliki sejumlah penyerap dengan
sifat yang lebih padat.
 Sehingga, karena kepekaannya yang
sedemikian rupa, dapat digunakan
untuk memisahkan bahan dengan
jumlah yang lebih sedikit dari ukuran
Copyright@ rcp_akafarma09 13
Lanjutan…
Fase Diam KLT
 Silika Gel, Selulosa, Sephadex G-
100, Alumunium Oksida, Polivinil
Pirolidon
Copyright@ rcp_akafarma09 14
Fase Gerak KLT
 Benzena, Kloroform, Toluena, Etil
Asetat, Heksana
*tergantung pada fase diam yang
dipakai.
Apa itu bilangan Rf ?
Bilangan Rf adalah suatu
ukuran berupa jarak yang
ditempuh senyawa yang
terdapat pada kromatogram,
dihitung dari bercak terhadap
garis depan.
15Copyright@ rcp_akafarma09
Apa fungsi bilangan Rf ?
Suatu ukuran yang berfungsi
sebagai sarana terpenting untuk
memaparkan dan membedakan
pigmen yang satu dengan pigmen
yang lain.
16Copyright@ rcp_akafarma09
Menghitung Rf
 Bilangan Rf diperoleh dengan cara
mengukur jarak antara titik awal dan
pusat bercak yang dihasilkan oleh
senyawa, dan kemudian jarak ini dibagi
dengan jarak titik awal dan garis depan
( garis depan = jarak yang ditempuh
cairan pengembang).
 Bilangan ini selalu berupa pecahan dan
terletak antara 0,01 sampai dengan
0,99.
 Agar lebih mudah, maka bilangan
tersebut dikalikan dengan 100, danCopyright@ rcp_akafarma09 17
Kromatografi Gas Cair (KGC)
KGC memiliki empat bagian utama,
yaitu:
 Kolom
 Pemanas
 Aliran gas
 Gawai pendeteksi
Copyright@ rcp_akafarma09 18
 Kolom : merupakan pipa kecil panjang
(3m x 1mm) terbuat dari logam, yang
berfungsi sebagai fase diam. Kolom ini
dikemas sebagai fase diam (misal silika
5-15%) dimana fase diam disaputkan
sebagai film pada bagian permukaan
kolom sebelah dalam.
 Pemanas : berfungsi untuk
memanaskan kolom secara meningkat,
mulai dari 500C – 3500C dengan laju
baku.
Copyright@ rcp_akafarma09 19
Bagian KGC
 Aliran Gas : terdiri atas gas pembawa
seperti nitrogen dan argon. Pemisahan
senyawa dalam kolom bergantung pada
pengaliran gas ini melalui kolom dengan laju
gas terkendali.
 Gawai Pendeteksi : diperlukan untuk
senyawa ketika senyawa tersebut di alirkan
melalui kolom. Gawai pendeteksi ini
dihubungkan dengan perekam potensiometri
yang memberikan hasil pemisahan berupa
serangkain puncak yang berbeda-beda.
Copyright@ rcp_akafarma09 20
Lanjutan
Hasil KGC
 Dinyatakan dalam bentuk volume
retensi (Rv), yaitu volume gas
pembawa yang diperlukan untuk
mengelusi suatu komponen dari kolom.
 Atau juga dapat dinyatakan dalam
bentuk waktu retensi (Rt), yaitu waktu
yang diperlukan oleh gas pembawa
untuk mengelusi komponen dari kolom.
Copyright@ rcp_akafarma09 21
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT)
 Hampir sama dengan KGC, KCKT memiliki
keuntungan berupa kepekaan dan
kemampuannya menghasilkan data
kualitatif dan kuantitatif hanya dalam waktu
sekali kerja.
 Perbedaannya adalah bahwa pada KCKT,
fase diam yang terikat pada polimer berpori
terdapat pada kolom baja tahan karat yang
bergaris tengah kecil, dan fase geraknya
mengalir akibat adanya tekanan yang
besar.
Copyright@ rcp_akafarma09 22
Lanjutan
 Senyawa hasil dari KCKT dipantau ketika
keluar dari kolom dengan menggunakan
pendeteksi, biasanya dengan mengukur
spektrum serapan UV.
 KCKT terutama digunakan untuk senyawa
tak atsiri, seperti terpenoid tinggi, segala
jenis fenol,alkaloid, lipid, dan gula.
 KCKT menunjukkan hasil yang baik untuk
senyawa-senyawa yang dapt dideteksi di
daerah spektrum UV atau spektrum sinar
tampak.
Copyright@ rcp_akafarma09 23
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
perencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.pptperencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.pptYayaCahyadi1
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsHenry Nobito
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITssusere6c40f
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiUlfah Hanum
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiSurya Amal
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Hasbullah Marwan
 
Contoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumContoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumKaraengRewaMatt
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...Alorka 114114
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSSurya Amal
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiJingga Matahari
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Ulfah Hanum
 
Slide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletSlide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletAgnes Puspita
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 

What's hot (20)

Kapsul
KapsulKapsul
Kapsul
 
Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
perencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.pptperencanaan sediaan farmasi.ppt
perencanaan sediaan farmasi.ppt
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
 
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
 
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar FarmasiPermenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
Permenkes RI No. 34 th 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Pengatar Farmakognosi
Pengatar FarmakognosiPengatar Farmakognosi
Pengatar Farmakognosi
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)
 
UJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.pptUJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.ppt
 
Contoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumContoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formularium
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN di APOTEK ATING 3 DAYEUHKOLOT PENYERAHAN OBAT ...
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasi
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
 
Slide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletSlide Presentasi Tablet
Slide Presentasi Tablet
 
Farmakognosi
FarmakognosiFarmakognosi
Farmakognosi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 

Similar to ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL

5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdfIrwanIbnHasan
 
Gases Chromatography
Gases ChromatographyGases Chromatography
Gases ChromatographyEfty Leliya
 
Take Over LPG Filling Plant
Take Over LPG Filling PlantTake Over LPG Filling Plant
Take Over LPG Filling PlantSetiono Winardi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Perawatan prediktif
Perawatan prediktifPerawatan prediktif
Perawatan prediktifbocah666
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografioriza13
 
Gcms analisis
Gcms analisisGcms analisis
Gcms analisisMan Xp
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiwelly yusup
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2Dimaz Febrianto
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahikhwan habibi
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahikhwan habibi
 
Tugas 3 kimia pemisahan
Tugas 3 kimia pemisahanTugas 3 kimia pemisahan
Tugas 3 kimia pemisahanresa_06
 
Makalah batam zae totok
Makalah batam zae totokMakalah batam zae totok
Makalah batam zae totokPak Zaenal
 

Similar to ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL (18)

5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Kolom HPLC
Kolom HPLCKolom HPLC
Kolom HPLC
 
Gases Chromatography
Gases ChromatographyGases Chromatography
Gases Chromatography
 
Take Over LPG Filling Plant
Take Over LPG Filling PlantTake Over LPG Filling Plant
Take Over LPG Filling Plant
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Perawatan prediktif
Perawatan prediktifPerawatan prediktif
Perawatan prediktif
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografi
 
Gcms analisis
Gcms analisisGcms analisis
Gcms analisis
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografi
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2laporan prakktikum_hplc2
laporan prakktikum_hplc2
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Tugas 3 kimia pemisahan
Tugas 3 kimia pemisahanTugas 3 kimia pemisahan
Tugas 3 kimia pemisahan
 
Makalah batam zae totok
Makalah batam zae totokMakalah batam zae totok
Makalah batam zae totok
 

More from Robby Candra Purnama

More from Robby Candra Purnama (20)

REGULASI TENAGA KESEHATAN
REGULASI TENAGA KESEHATANREGULASI TENAGA KESEHATAN
REGULASI TENAGA KESEHATAN
 
POTENSIOMETRI
POTENSIOMETRIPOTENSIOMETRI
POTENSIOMETRI
 
POLARIMETER
POLARIMETERPOLARIMETER
POLARIMETER
 
RHEOLOGI & VISKOSITAS
RHEOLOGI & VISKOSITASRHEOLOGI & VISKOSITAS
RHEOLOGI & VISKOSITAS
 
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATANIKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
 
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENISINSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
INSTRUMENTASI SUHU & BOBOT JENIS
 
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)
 
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATANKEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
 
Regulasi Distribusi Obat Yang Baik
Regulasi Distribusi Obat Yang BaikRegulasi Distribusi Obat Yang Baik
Regulasi Distribusi Obat Yang Baik
 
PERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKA
PERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKAPERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKA
PERUBAHAN ZAT & BESARAN FISIKA
 
URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009
URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009
URAIAN PP RI No.51 Tahun 2009
 
ANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIA
ANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIAANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIA
ANALISIS FISIKA DAN ELEKTROKIMIA
 
BAHAN PEMANIS SINTETIS
BAHAN PEMANIS SINTETISBAHAN PEMANIS SINTETIS
BAHAN PEMANIS SINTETIS
 
BAHAN PEWARNA SINTETIS
BAHAN PEWARNA SINTETISBAHAN PEWARNA SINTETIS
BAHAN PEWARNA SINTETIS
 
SUPPOSITORIA
SUPPOSITORIA SUPPOSITORIA
SUPPOSITORIA
 
SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA SKRINNING FITOKIMIA
SKRINNING FITOKIMIA
 
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
MEDIA PROMOSI KESEHATANMEDIA PROMOSI KESEHATAN
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
 
SALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTASALEP, KRIM, DAN PASTA
SALEP, KRIM, DAN PASTA
 
LEMAK dan MINYAK
LEMAK dan MINYAKLEMAK dan MINYAK
LEMAK dan MINYAK
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 

Recently uploaded

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL

  • 1. ANALISIS KUALITATIF OBAT TRADISIONAL By Robby Candra Purnama, S.Farm., Apt., M.Kes.
  • 2. Pendahuluan  Obat tradisional merupakan salah satu komiditi bidang farmasi yang saat ini menjadi alternatif yang dibutuhkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat.  Asumsi bahwa obat tradisional yang beredar di masyarakat adalah khasiat dan terutama keamanan (efek sampingnya yang rendah)
  • 3. Lanjutan  Untuk menjamin khasiat dan keamanan dari obat tradisional, maka pemerintah membuat bentuk peraturan tentang izin edar dari obat tradisional.  Untuk mendapatkan izin edar, maka obat tradisional harus memenuhi berbagai persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah melalui berbagai pengujian/analisis.
  • 4. Persyaratan Mutu  Terdapat beberapa peraturan yang mengatur penjaminan mutu dari suatu obat tradisional diantaranya adalah : PK BPOM No.12 Tahun 2014 ttg Persyaratan Mutu Obat Tradisional PerBPOM No. 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
  • 5. Persyaratan Izin Edar  Untuk dapat diedarkan di Indonesia, obat tradisional harus didaftarkan dengan mekanisme yang sudah diatur dalam PerMenKes No. 007 Tahun 2012 ttg Registrasi Obat Tradisonal.
  • 6. Pelayanan Kesehatan Tradisional  Adapun pelayanan kesehatan yang didalamnya mencakup penggunaan obat tradisional, diatur dalam peraturan pemerintah yaitu dalam PP Nomor 103 Tahun 2014 ttg Pelayanan Kesehatan Tradisional
  • 7. ANALISIS KUALITATIF  Salah satu metode analisis kualitatif/identifikasi yang dapat digunakan dalam analisis obat tradisional adalah Kromatografi. Macam kromatografi : Kromatografi Kertas (KKt) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Gas Cair (KGC) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT/HPLC)
  • 8. Kromatografi Kertas (KKt)  Keuntungan utama dari KKt adalah kemudahan dan kesederhanaannya dalam pelaksanaan pemisahan, yaitu hanya dilakukan pada lembaran kertas saring yang berlaku sebagai medium pemisah maupun sebagai penyangga.  Selain itu adalah keterulangan bilangan Rf yang besar pada kertas sehingga pengukuran Rf merupakan parameter yang berharga dalam memaparkan senyawa tumbuhan yang baru.
  • 9. Fase gerak dalam KKt… Kromatografi kertas biasanya menggunakan pelarut (fase gerak) berupa campuran pelarut klasik, yaitu n-butanol – asam asetat – air, dengan perbandingan 4 : 1 : 5 , atau yang lebih dikenal dengan singkatan BAA. 9Copyright@ rcp_akafarma09
  • 10. Fase Diam KKt  Kertas saring  Kertas saring termodifikasi Contoh kertas saring termodifikasi adalah memadukan asam silikat atau alumina ke dalam kertas saring (lebih cocok untuk pemisahan lipid) 10Copyright@ rcp_akafarma09
  • 11. Pada KKt, senyawa biasanya dideteksi sebagai bercak berwarna atau bercak yang ber- fluoresensi UV setelah direaksikan dengan pereaksi kromogenik yang digunakan sebagai pereaksi semprot atau pereaksi celup. 11Copyright@ rcp_akafarma09 Lanjutan
  • 12. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)  Bila dibandingkan dengan KKt, kelebihan khas dari KLT adalah dalam hal keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaannya.  Hal ini disebabkan karena fase diam pada KLT memiliki sejumlah penyerap yang disaputkan ke dalam plat kaca atau penyangga lain. Copyright@ rcp_akafarma09 12
  • 13.  Keuntungan lain dari KLT adalah dapt digunakan untuk senyawa yang labil. Ini dikarenakan pada plat yang digunakan sebagai fase gerak memiliki sejumlah penyerap dengan sifat yang lebih padat.  Sehingga, karena kepekaannya yang sedemikian rupa, dapat digunakan untuk memisahkan bahan dengan jumlah yang lebih sedikit dari ukuran Copyright@ rcp_akafarma09 13 Lanjutan…
  • 14. Fase Diam KLT  Silika Gel, Selulosa, Sephadex G- 100, Alumunium Oksida, Polivinil Pirolidon Copyright@ rcp_akafarma09 14 Fase Gerak KLT  Benzena, Kloroform, Toluena, Etil Asetat, Heksana *tergantung pada fase diam yang dipakai.
  • 15. Apa itu bilangan Rf ? Bilangan Rf adalah suatu ukuran berupa jarak yang ditempuh senyawa yang terdapat pada kromatogram, dihitung dari bercak terhadap garis depan. 15Copyright@ rcp_akafarma09
  • 16. Apa fungsi bilangan Rf ? Suatu ukuran yang berfungsi sebagai sarana terpenting untuk memaparkan dan membedakan pigmen yang satu dengan pigmen yang lain. 16Copyright@ rcp_akafarma09
  • 17. Menghitung Rf  Bilangan Rf diperoleh dengan cara mengukur jarak antara titik awal dan pusat bercak yang dihasilkan oleh senyawa, dan kemudian jarak ini dibagi dengan jarak titik awal dan garis depan ( garis depan = jarak yang ditempuh cairan pengembang).  Bilangan ini selalu berupa pecahan dan terletak antara 0,01 sampai dengan 0,99.  Agar lebih mudah, maka bilangan tersebut dikalikan dengan 100, danCopyright@ rcp_akafarma09 17
  • 18. Kromatografi Gas Cair (KGC) KGC memiliki empat bagian utama, yaitu:  Kolom  Pemanas  Aliran gas  Gawai pendeteksi Copyright@ rcp_akafarma09 18
  • 19.  Kolom : merupakan pipa kecil panjang (3m x 1mm) terbuat dari logam, yang berfungsi sebagai fase diam. Kolom ini dikemas sebagai fase diam (misal silika 5-15%) dimana fase diam disaputkan sebagai film pada bagian permukaan kolom sebelah dalam.  Pemanas : berfungsi untuk memanaskan kolom secara meningkat, mulai dari 500C – 3500C dengan laju baku. Copyright@ rcp_akafarma09 19 Bagian KGC
  • 20.  Aliran Gas : terdiri atas gas pembawa seperti nitrogen dan argon. Pemisahan senyawa dalam kolom bergantung pada pengaliran gas ini melalui kolom dengan laju gas terkendali.  Gawai Pendeteksi : diperlukan untuk senyawa ketika senyawa tersebut di alirkan melalui kolom. Gawai pendeteksi ini dihubungkan dengan perekam potensiometri yang memberikan hasil pemisahan berupa serangkain puncak yang berbeda-beda. Copyright@ rcp_akafarma09 20 Lanjutan
  • 21. Hasil KGC  Dinyatakan dalam bentuk volume retensi (Rv), yaitu volume gas pembawa yang diperlukan untuk mengelusi suatu komponen dari kolom.  Atau juga dapat dinyatakan dalam bentuk waktu retensi (Rt), yaitu waktu yang diperlukan oleh gas pembawa untuk mengelusi komponen dari kolom. Copyright@ rcp_akafarma09 21
  • 22. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)  Hampir sama dengan KGC, KCKT memiliki keuntungan berupa kepekaan dan kemampuannya menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif hanya dalam waktu sekali kerja.  Perbedaannya adalah bahwa pada KCKT, fase diam yang terikat pada polimer berpori terdapat pada kolom baja tahan karat yang bergaris tengah kecil, dan fase geraknya mengalir akibat adanya tekanan yang besar. Copyright@ rcp_akafarma09 22
  • 23. Lanjutan  Senyawa hasil dari KCKT dipantau ketika keluar dari kolom dengan menggunakan pendeteksi, biasanya dengan mengukur spektrum serapan UV.  KCKT terutama digunakan untuk senyawa tak atsiri, seperti terpenoid tinggi, segala jenis fenol,alkaloid, lipid, dan gula.  KCKT menunjukkan hasil yang baik untuk senyawa-senyawa yang dapt dideteksi di daerah spektrum UV atau spektrum sinar tampak. Copyright@ rcp_akafarma09 23