Analisis kualitatif obat tradisional dilakukan dengan berbagai metode seperti kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi gas cair, dan kromatografi cair kinerja tinggi untuk memisahkan komponen obat. Untuk mendapatkan izin edar, obat tradisional harus lulus uji mutu dan persyaratan yang ditetapkan pemerintah.
2. Pendahuluan
Obat tradisional merupakan salah satu
komiditi bidang farmasi yang saat ini
menjadi alternatif yang dibutuhkan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan
kesehatan masyarakat.
Asumsi bahwa obat tradisional yang
beredar di masyarakat adalah khasiat
dan terutama keamanan (efek
sampingnya yang rendah)
3. Lanjutan
Untuk menjamin khasiat dan
keamanan dari obat tradisional, maka
pemerintah membuat bentuk
peraturan tentang izin edar dari obat
tradisional.
Untuk mendapatkan izin edar, maka
obat tradisional harus memenuhi
berbagai persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah melalui
berbagai pengujian/analisis.
4. Persyaratan Mutu
Terdapat beberapa peraturan yang
mengatur penjaminan mutu dari suatu
obat tradisional diantaranya adalah :
PK BPOM No.12 Tahun 2014 ttg
Persyaratan Mutu Obat Tradisional
PerBPOM No. 32 Tahun 2019
tentang Persyaratan Mutu Obat
Tradisional
5. Persyaratan Izin Edar
Untuk dapat diedarkan di Indonesia,
obat tradisional harus didaftarkan
dengan mekanisme yang sudah diatur
dalam PerMenKes No. 007 Tahun
2012 ttg Registrasi Obat Tradisonal.
6. Pelayanan Kesehatan
Tradisional
Adapun pelayanan kesehatan yang
didalamnya mencakup penggunaan
obat tradisional, diatur dalam
peraturan pemerintah yaitu dalam PP
Nomor 103 Tahun 2014 ttg Pelayanan
Kesehatan Tradisional
7. ANALISIS KUALITATIF
Salah satu metode analisis
kualitatif/identifikasi yang dapat
digunakan dalam analisis obat
tradisional adalah Kromatografi.
Macam kromatografi :
Kromatografi Kertas (KKt)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi Gas Cair (KGC)
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT/HPLC)
8. Kromatografi Kertas (KKt)
Keuntungan utama dari KKt adalah
kemudahan dan kesederhanaannya dalam
pelaksanaan pemisahan, yaitu hanya
dilakukan pada lembaran kertas saring
yang berlaku sebagai medium pemisah
maupun sebagai penyangga.
Selain itu adalah keterulangan bilangan Rf
yang besar pada kertas sehingga
pengukuran Rf merupakan parameter
yang berharga dalam memaparkan
senyawa tumbuhan yang baru.
9. Fase gerak dalam KKt…
Kromatografi kertas biasanya
menggunakan pelarut (fase gerak)
berupa campuran pelarut klasik,
yaitu n-butanol – asam asetat –
air, dengan perbandingan 4 : 1 : 5 ,
atau yang lebih dikenal dengan
singkatan BAA.
9Copyright@ rcp_akafarma09
10. Fase Diam KKt
Kertas saring
Kertas saring termodifikasi
Contoh kertas saring termodifikasi
adalah memadukan asam silikat atau
alumina ke dalam kertas saring (lebih
cocok untuk pemisahan lipid)
10Copyright@ rcp_akafarma09
11. Pada KKt, senyawa biasanya
dideteksi sebagai bercak
berwarna atau bercak yang ber-
fluoresensi UV setelah
direaksikan dengan pereaksi
kromogenik yang digunakan
sebagai pereaksi semprot atau
pereaksi celup.
11Copyright@ rcp_akafarma09
Lanjutan
12. Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
Bila dibandingkan dengan KKt,
kelebihan khas dari KLT adalah
dalam hal keserbagunaan,
kecepatan, dan kepekaannya.
Hal ini disebabkan karena fase diam
pada KLT memiliki sejumlah
penyerap yang disaputkan ke dalam
plat kaca atau penyangga lain.
Copyright@ rcp_akafarma09 12
13. Keuntungan lain dari KLT adalah
dapt digunakan untuk senyawa yang
labil. Ini dikarenakan pada plat yang
digunakan sebagai fase gerak
memiliki sejumlah penyerap dengan
sifat yang lebih padat.
Sehingga, karena kepekaannya yang
sedemikian rupa, dapat digunakan
untuk memisahkan bahan dengan
jumlah yang lebih sedikit dari ukuran
Copyright@ rcp_akafarma09 13
Lanjutan…
14. Fase Diam KLT
Silika Gel, Selulosa, Sephadex G-
100, Alumunium Oksida, Polivinil
Pirolidon
Copyright@ rcp_akafarma09 14
Fase Gerak KLT
Benzena, Kloroform, Toluena, Etil
Asetat, Heksana
*tergantung pada fase diam yang
dipakai.
15. Apa itu bilangan Rf ?
Bilangan Rf adalah suatu
ukuran berupa jarak yang
ditempuh senyawa yang
terdapat pada kromatogram,
dihitung dari bercak terhadap
garis depan.
15Copyright@ rcp_akafarma09
16. Apa fungsi bilangan Rf ?
Suatu ukuran yang berfungsi
sebagai sarana terpenting untuk
memaparkan dan membedakan
pigmen yang satu dengan pigmen
yang lain.
16Copyright@ rcp_akafarma09
17. Menghitung Rf
Bilangan Rf diperoleh dengan cara
mengukur jarak antara titik awal dan
pusat bercak yang dihasilkan oleh
senyawa, dan kemudian jarak ini dibagi
dengan jarak titik awal dan garis depan
( garis depan = jarak yang ditempuh
cairan pengembang).
Bilangan ini selalu berupa pecahan dan
terletak antara 0,01 sampai dengan
0,99.
Agar lebih mudah, maka bilangan
tersebut dikalikan dengan 100, danCopyright@ rcp_akafarma09 17
18. Kromatografi Gas Cair (KGC)
KGC memiliki empat bagian utama,
yaitu:
Kolom
Pemanas
Aliran gas
Gawai pendeteksi
Copyright@ rcp_akafarma09 18
19. Kolom : merupakan pipa kecil panjang
(3m x 1mm) terbuat dari logam, yang
berfungsi sebagai fase diam. Kolom ini
dikemas sebagai fase diam (misal silika
5-15%) dimana fase diam disaputkan
sebagai film pada bagian permukaan
kolom sebelah dalam.
Pemanas : berfungsi untuk
memanaskan kolom secara meningkat,
mulai dari 500C – 3500C dengan laju
baku.
Copyright@ rcp_akafarma09 19
Bagian KGC
20. Aliran Gas : terdiri atas gas pembawa
seperti nitrogen dan argon. Pemisahan
senyawa dalam kolom bergantung pada
pengaliran gas ini melalui kolom dengan laju
gas terkendali.
Gawai Pendeteksi : diperlukan untuk
senyawa ketika senyawa tersebut di alirkan
melalui kolom. Gawai pendeteksi ini
dihubungkan dengan perekam potensiometri
yang memberikan hasil pemisahan berupa
serangkain puncak yang berbeda-beda.
Copyright@ rcp_akafarma09 20
Lanjutan
21. Hasil KGC
Dinyatakan dalam bentuk volume
retensi (Rv), yaitu volume gas
pembawa yang diperlukan untuk
mengelusi suatu komponen dari kolom.
Atau juga dapat dinyatakan dalam
bentuk waktu retensi (Rt), yaitu waktu
yang diperlukan oleh gas pembawa
untuk mengelusi komponen dari kolom.
Copyright@ rcp_akafarma09 21
22. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT)
Hampir sama dengan KGC, KCKT memiliki
keuntungan berupa kepekaan dan
kemampuannya menghasilkan data
kualitatif dan kuantitatif hanya dalam waktu
sekali kerja.
Perbedaannya adalah bahwa pada KCKT,
fase diam yang terikat pada polimer berpori
terdapat pada kolom baja tahan karat yang
bergaris tengah kecil, dan fase geraknya
mengalir akibat adanya tekanan yang
besar.
Copyright@ rcp_akafarma09 22
23. Lanjutan
Senyawa hasil dari KCKT dipantau ketika
keluar dari kolom dengan menggunakan
pendeteksi, biasanya dengan mengukur
spektrum serapan UV.
KCKT terutama digunakan untuk senyawa
tak atsiri, seperti terpenoid tinggi, segala
jenis fenol,alkaloid, lipid, dan gula.
KCKT menunjukkan hasil yang baik untuk
senyawa-senyawa yang dapt dideteksi di
daerah spektrum UV atau spektrum sinar
tampak.
Copyright@ rcp_akafarma09 23