Tabung gas LPG 3 kg diuji dengan dua metode pengujian tak merusak, yaitu Liquid Penetrant Test dan Eddy Current Test untuk mendeteksi kemungkinan cacat pada sambungan las. Hasilnya menunjukkan adanya indikasi cacat porositas pada tiga dari lima sampel, namun ukurannya hanya 1 mm sehingga masih dapat diterima menurut standar.
1. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016
1
ISSN: 2355-7524
PENGUJIAN SAMBUNGAN LAS TABUNG GAS LPG 3 KG
DENGANLARUTAN PENETRAN DAN ARUS EDDY
Zaenal Abidin1, Rian Komara2, Djoko Marjanto3
STTN-BATAN, Jl. Babarsari KotakPos 6101/YKBB Yogyakarta 55281
Telp: (0274)484085, 489716; Fax: (0274)489715
Zaenala6@gmail.com
ABSTRAK
PENGUJIAN SAMBUNGAN LAS TABUNG GAS LPG 3 KG DENGAN LARUTAN
PENETRAN DAN ARUS EDDY. Telah dilakukan pengujian tabung gas LPG 3 kg sebanyak
5 buah yang diambil dari 30 buah dengan kriteria visual yang paling jelek. Kasus ledakan
tabung gas LPG 3 kg diketahui disebabkan oleh faktor alat maupun faktor pengguna
(manusia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada cacat yang terdapat
pada sambungan las tabung gas LPG 3 kg dengan metode uji tak rusak menggunakan
Liquid Penetrant Test (PT) dan Eddy current Test (ET). Liquid Penetrant Test (PT)
merupakan metode uji tak rusak yang menggunakan prinsip kapilaritas dalam mendeteksi
cacat pada material sedangkan Eddy current Test (ET) memanfaatkan arus induksi (arus
Eddy) yang ditimbulkan oleh medan magnetik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat
indikasi cacat pada tabung gas LPG 3 kg. Namun, berdasarkan ASME Code Section IX
2010 indikasi cacat tersebut masih bisa diterima.
Kata kunci: tabung gas LPG 3 kg, sambungan las, uji tak rusak, larutan penetran, arus Eddy.
ABSTRACT
WELD JOINT EXAMINATION OF 3 KG LPG TUBE WITH LIQUID PENETRANT AND
EDDY CURRENT. Examination carried out to the welded joint on the 3 kg LPG tube of 5
tubes taken from 30 tubes with the most ugly visual criteria. The case of 3 kg LPG tube
explosion by instrument factor and user factor (humans).The aim of this research is to know
wheater there are defects on welded joint of LPG gas tube 3 kg with non destructive test
method use Liquid Penetrant Test (PT) and Eddy current Test (ET). Liquid Penetrant Test
(PT) is non destructive test method that use capillarity principle in detecting defect in material
while Eddy current Test (ET) utilize inducedcurrent (Eddy current) caused by magnetic field.
The results shows that there are indications of defect in LPG gas tube 3 kg. However, based
on ASME Code Section IX 2010 indications of defect is acceptable.
Keywords:LPG gas tube 3 kg, welded joint, non destructive test, liquid penetran, Eddy
current
PENDAHULUAN
Program konversi bahan bakar dari minyak tanah menjadi gas LPG (Liquefied
Petroleum Gas) adalah program pemerintah guna meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan bakar minyak di Indonesia, gas LPG harganya lebih murah dan efisien dibanding
dengan minyak tanah. Selain manfaat yang didapat ternyata ada risiko yang harus
ditanggung, yaitu seringnya terjadi kasus ledakan tabung gas LPG 3 kg baik yang
disebabkan oleh faktor alat maupun faktor manusia. Guna mencegah adanya risiko yang
sama perlu dilakukan pengujian terhadap tabung gas LPG 3 kg, agar faktor alat dapat
diketahui penyebab kecelakaan tersebut. Salah satu faktor penyebab yang memungkinkan
adalah buruknya sambungan las. Pengujian dilakukan terhadap sambungan las tabung gas
LPG 3 kg tersebut. Setelah dilakukan pengujian maka didapatkan rekaman pengujian untuk
menentukan apakah tabung gas LPG 3 kg tersebut masih layak digunakan dan
didistribusikan pada masyarakat atau tidak layak (Zainudin, 2012).
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian terhadap sambungan las
tabung gas LPG 3 kg untuk mengetahui apakah ada cacat las yang terdapat pada
sambungan tabung gas LPG 3 kg dengan metode uji tak rusak menggunakan Liquid
Penetrant Test (PT) dan Eddy Current Test(ET).
2. Pengujian Sambungan Las Tabung...
Zaenal Abidin, dkk.
2
ISSN: 2355-7524
TABUNG GAS LPG 3 KG
Menurut Badan StandarisasiNasional(BSN, 2010)Liquefied Petroleum Gas (LPG)
adalah gas hasil produksi dari kilang minyak dan kilang gas, yang komponen utamanya
adalah gas propana(C3H8) dan butana(C4H10) lebih kurang 99% dan selebihnya gas
pentana (C5H12) yang dicairkan.
Proses pembuatan tabung gas dilakukan menggunakan proses deep drawing.
Deep drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses pembentukan
logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu mempunyai kedalaman
tertentu. Adapun bagian dari tabung gas LPG 3kg terlihat pada Gambar 1 dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Badan tabung ,terdiri dari bagian atas dan bawah (top&bottom). Untuk spesifikasinya
seperti padaTabel 1.
2. Cincin leher (neckring)
3. Pegangan tangan(hand guard)
4. Cincin kaki (foot ring)
Gambar1.Skematis bagian-bagian tabung untuk bentuk dua bagian (two pieces) (BSN,
2010)
Tabel 1.Spesifikasitabung gasLPG3 kg (Mustafa, 2010)
No Material Keterangan
1 Badan Tabung Material plat baja SG 295 tebal plat: 2,4 mm
diameter luar badan tabung 260 mm
2 Hand Guard Material plat baja: SS 400 tebal plat: 2,5 mm
diameter: 182 mm
3 Neck Ring Baja karbon S17C diameter luar 38 mm
tinggi 16 mm
4 Foot Ring Material plat baja : SS 400 diameter luar cincin
190 mm, tinggi : 30 mm, tebal plat : 2,5 mm
SAMBUNGAN LAS
Mengelas (Wiryosumarto, 1981) adalah menyambung dua bagian logam dengan cara
memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi.
Sistem sambungan las ini termasuk jenis sambungan tetap dimana pada konstruksi dan alat
permesinan, sambungan las ini sangat banyak digunakan.Adapun sambungan las
yangdipakaipadatabunggasLPG3 kg adalahsambunganlastumpang (lap joint)
atausambunganlaskampuh (Mustafa, 2010). Sesuaidengan namanya, sambungan tumpang
inidigunakan untuk menyatukan duabagian logam dimana bagianlogamyangsatu
3. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016
3
ISSN: 2355-7524
menumpang di atas logam lainnya seperti yang terlihat pada Gambar 2 dan sambungan las
tumpang yang ada pada tabung gas LPG 3kg ditunjukkan pada Gambar 3. Sambungan
seperti ini merupakan salah satu jenis sambungan yang terkuat. Tetapi untuk
memaksimalkan efisiensi sambungan, lebar plat tampangannya minimal 3 kali ukuran tebal
plat yang lebih tipis, yang akan disambung. Sambungan tumpang pada umumnya dipakai
pada patri (brazing) dan las titik.
.
Gambar2.Lap joint(Wiryosumarto, 1981)
Gambar 3. Sambungan las pada tabung gas LPG 3 kg (Mustafa, 2010) (1)
Liquid Penetrant Test
Liquid penetrant test (PT) merupakan metode uji tak rusak (NDT) yang menggunakan
prinsip kapilaritas dalam memeriksa/mendeteksi cacat. Dalam pengujian ini, penetrant yang
digunakan adalah visible penetrant. Metode penetrant diberi nama berdasarkan cara
membersihkan kelebihan penetrant. Metode penetrant yang akan digunakan dalam
pengujian adalah solvent-removable (dapat dibersihkan dengan solvent). Permukaan bahan
yang akan diuji harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang akan menghalangi
masuknya cairan penetrant ke dalam cacat. Penetrant diaplikasikan setelah permukaan
benda uji benar-benar bersih dan telah kering. Aplikasi penetrant adalah dioles dengan
menggunakan kuas (brushing). Untuk menarik cairan penetrant dari dalam cacat agar timbul
ke permukaan digunakan suatu zat pengembangan. Developer yang digunakan adalah
Non aqueous developer basah yaitu bubuk yang terbentuk dari solvent cair yang tidak stabil.
Setelah aplikasi developer, proses selanjutnya adalah interprestasi indikasi yang terjadi dan
dicocokkan denga standar penerimaan. Pembersihan sisa-sisa material Liquid Penetrant
Test pada spesimen pasca uji penting dilakukan khususnya ketika benda uji dibuat khusus
untuk digunakan pada lingkungan beroksigen.
EddyCurrent Test(ET)
Eddy current adalah induksi arus listrik bolak-balik di dalam material konduktif oleh
medan magnetik bolak-balik (yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik tersebut). Arus
induksi di dalam material yang termodifikasi menimbulkan perubahan nilai arus induksi
yang melalui material tersebut. Perubahan arus induksi dapat dianalisis dan dapat
menunjukkan kemungkinan modifikasi dari material. Aliran Eddy current dalam bentuk jejak-
jejak lingkaran dan medan magnetik ditunjukkan oleh Gambar4.
4. Pengujian Sambungan Las Tabung...
Zaenal Abidin, dkk.
4
ISSN: 2355-7524
Gambar4.Eddy current terinduksi dalam material konduktor(http://www.hi-
techndt.com.sg/weldcomponentinspection.html)
Phasec3d
Phasec 3d merupakan salah satu peralatan inspeksiyang menggunakan prinsip
Eddy current dalam proses pengujian. Instrumen ini memiliki beberapa mode yang
diaplikasikan berdasarkan penggunaanya. Pengujian pada sambungan las(WeldScan)
menggunakan Normal Dual Mode. Pengujian dengan dua frekuensi ini mampu melakukan
pengujian pada dua frekuensi secara serempak. Selain itu, mode ini mampu
menghilangkan sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dan dapat memberikan informasi
tambahan.
Jenis probe yang disarankan dalam pengujian sambungan las (Weld Scan Probe)
adalah probe pensil dengan tipe 800P04MB1P dengan frekuensi 100 kHz. Dalam
pengujian sebaiknya frekuensi yang digunakan sesuai dengan frekuensi yang dimiliki
probe (General Electric Company, 2008).
Jenis-jenis Cacat Las
Ketidak sinambungan adalah rintangan dalam struktur bahan tertentu. Pada
sambungan las, rintangan tersebut dapat terjadi dalam logam dasar, logam las, atau daerah
terpengaruh panas. Ketidak sinambungan yang tidak memenuhi persyaratan kode atau
spesifikasi yang diterapkan dalam pemeriksaan sambungan las adalah cacat atau defect.
Terdapat berbagai nama cacat untuk jenis cacat yang sama. Untuk keseragaman
nama, cacat pada penelitian ini mengacu pada standar ASMECode SectionIX tahun2010.
Adapun cacat yang mungkin bisa dideteksi yaitu cracks dan porosity.
METODOLOGI
Langkah penelitian diawali dengan memilih 5 sampel yang paling jelek secara visual
dari 30 sampel, dan selanjutnya sesuai langkah-langkah seperti pada Gambar 5. Preparasi
sampel, pada tahap ini dilakukan proses pembersihan (cleaning) sampel dari kotoran pada
permukaan seperti debu, pelumas, lapisan cat, minyak, serbuk ampelas, serpihan logam,
terak, korosi, spatter dan sebagainya. Pembersihan awal yang memadai sangat penting
agar pengujian memberikan hasil yang sebaik-baiknya (ASME CodeSection V, 2010).
Pembersihan pertama dilakukan dengan menggunakan paint remover dan sikat
kawat yang berfungsi untuk menghilangkan lapisan cat dan korosi. Pembersihan selanjutnya
menggunakan cleaner merk SKC-S (Magnaflux) yang disemprotkan pada permukaan las
dan dilap dengan kain majun putih. Jika setelah diamati masih terdapat kotoran pada kain
majun, maka proses ini dilakukan secara berulang sampai mendapatkan sampel yang bersih
(kain majun yang tetap putih). Permukaan sampel yang bersih merupakan syarat dari
pengujian ini.
Proses pengujian dengan metode Liquid Penetrant Test (PT) dilakukan dengan
mengaplikasikan penetrant dengan cara dioles dengan menggunakan kuas (brushing).
Setelah tercapai dwell time penetrant, penetrant dibersihkan dengan kain majun. Developer
SKD-S2 disemprotkan ke sambungan las untuk menarik cairan penetran dari dalam cacat
agar timbul ke permukaan. Interpretasi cacat dilakukan setelah tercapai dwell time developer.
Proses pengujian dengan metode Eddy current Test (ET) dilakukan dengan menggunakan
5. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016
5
ISSN: 2355-7524
unit Phasec 3d. Semua peralatan disiapkan meliputi instrumen utama, kabel konektor 12-
way, probe, test block dan charger. Kemudian peralatan dipasang dan diatur untuk mode
pengujian sambungan las seperti ditunjukkan Gambar 5. Pengujian dilakukan dengan
menjalankan probe mengitari sambungan las. Hasil pengujian langsung ditampilkan pada
layar instrumen utama.
Gambar 5. Tampilan layar ET
HASILDAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian menggunakan metode Liquid Penetrant Test (PT) ditampilkan pada
Tabel 2. Sampel tabung gas LPG 3 kg yang diuji sebanyak 5, ada 3 (tiga) sampel yang
terdapat indikasi cacat. Indikasi cacat ini diidentifikasi sebagai cacat porosity karena
bentuknya berupa bintik atau bulatan. Menurut ASME Code Section IX tahun 2010 QW–
195, jika indikasi cacat memiliki ukuran 5 mm atau lebih, maka indikasi cacat tersebut tidak
bisa diterima (unacceptable). Namun, indikasi cacat porosity pada ketiga sampel memiliki
ukuran 1mm, maka indikasi cacat tersebut bisa diterima (acceptable).
Tabel 2. Hasil pengujian Liquid Penetrant Test(PT)
Sampel Indikasi
1 porosity, panjang 1 mm
2 porosity, panjang 1 mm
3 tidak ada
4 tidak ada
5 porosity, panjang 1 mm
Setelah kelima sampel diuji menggunakan metode Liquid Penetrant Test (PT),
selanjutnya sampel/permukaan las tabung gas 3 kg dibagi menjadi bagian-bagian sebanyak
20 daerah. Daerah tersebut ditandai dengan huruf abjad A sampai T seperti ditunjukkan
pada Gambar 6. Tujuan dari pembagian ini adalah untuk memudahkan proses
pengujian dengan metode Eddy current Test (ET).
Gambar 6. Pembagian sambungan las
6. Pengujian Sambungan Las Tabung...
Zaenal Abidin, dkk.
6
ISSN: 2355-7524
Pengujian dengan menggunakan metode Eddy current test(ET) dilakukan dengan
cara menjalankan probe di atas permukaan las. Probe yang digunakan adalah probe
jenis pensil dengan tipe 121P1A dengan frekuensi maksimal 500 kHz. Probe ini bukanlah
probe yang disarankan untuk pengujian sambungan las. Tetapi karena probe yang
disarankan tidak ada, maka digunakanlah probe ini yang memiliki karakteristik hampir
sama dengan probe tipe 800P04MB1P. Kedua probe tersebut sama-sama digunakan
untuk mendeteksi cacat cracks. Mode yang digunakan dalam pengujian sambungan las
adalah Normal Dual Mode dengan frekuensi 1 sebesar 100 kHz dan frekuensi 2 sebesar 10
kHz (General Electric Company, 2008).
Sambungan las yang terdapat indikasi cacat jika dilewati oleh probe maka pada
tampilan (display) akan mengeluarkan sinyal berwarna biru dan merah. Sinyal biru
diartikan sebagai indikasi cacat itu sendiri, sedangkan sinyal merah diartikan sebagai
lapisan luar dari permukaan las (coating). Hal ini didukung oleh percobaan terhadap test
block yang memiliki ukuran lubang yang berbeda- beda. Selain itu, dilakukan percobaan
terhadap sambungan las potongan pipa yang telah diradiografi dan telah diklarifikasi
terdapat cacat di dalamnya. Hasil pengukuran dengan ET ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengujianEddy current Test(ET)
Daerah
Sinyal indikasi
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
A Ada Ada tidak ada tidak ada tidak ada
B Ada tidak ada Ada Ada tidak ada
C tidak ada tidak ada Ada Ada tidak ada
D Ada tidak ada tidak ada Ada tidak ada
E Ada tidak ada tidak ada Ada tidak ada
F Ada tidak ada tidak ada Ada tidak ada
G Ada tidak ada Ada Ada tidak ada
H tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada Ada
I tidak ada Ada tidak ada Ada tidak ada
J Ada Ada tidak ada tidak ada Ada
K tidak ada tidak ada tidak ada Ada tidak ada
L tidak ada Ada tidak ada tidak ada tidak ada
M Ada Ada Ada tidak ada tidak ada
N Ada tidak ada Ada tidak ada tidak ada
O Ada tidak ada Ada Ada Ada
P tidak ada Ada Ada Ada Ada
Q Ada Ada Ada tidak ada tidak ada
R tidak ada Ada tidak ada tidak ada tidak ada
S Ada Ada Ada Ada tidak ada
T Ada Ada Ada Ada tidak ada
Prosentase
adanya
indikasi pada
tiap daerah
pengukuran
65% 50% 50% 60% 20%
Dari Tabel 3 terlihat bahwa tiap sampel dibagi 20 daerah pengukuran sehingga
untuk 5 sampel ada 100 daerah pengujian, ada 49 daerah yang mengeluarkan sinyal
indikasi. Indikasi ini bukan cacat cracks. Sinyal yang keluar tersebut diidentifikasi
sebagai indikasi cacat yang berada di dalam sambungan las. Namun, indikasi tersebut
tidak bisa ditentukan jenis cacatnya karena terbatasnya kemampuan instrumenini.
Instrumen hanya bisa mengidentifikasi indikasi cacat cracks. Oleh karena itu, setiap
indikasi cacat selain cracks ditampilkan dalam pola sinyal yang sama berupa garis lurus
horizontal seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Adapun sinyal indikasi cracks ditunjukkan
7. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2016
Batam, 4-5 Agustus 2016
7
ISSN: 2355-7524
seperti padaGambar 8.
Untuk memudahkan pengecekan dengan alat lain , maka dibuatlah perbandingan
antara adanya indikasi dengan banyaknya daerah pengecekan seperti ditampilkan pada
Tabel 3. Terlihat bahwa sampel 1 memiliki persentase adanya indikasi terbesar yaitu
65% dan sampel 5 memiliki persentase adanya indikasi terkecil sebesar 20%. Dari
keseluruhan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semua tabung gas LPG 3kg
yang diuji masih baik dan layak serta tidak terdapat cacat las crack yang tidak bias
ditoleransi.
Gambar7.Sinyal indikasi cacat yang ditampilkan instrumen.
Gambar 8. Sinyal indikasi cracks
(General ElectricCompany, 2008)
KESIMPULAN
Dari pengujian sambungan las tabung gas LPG 3kg didapat kesimpulan bahwa:
1. Hasil pengujian menggunakan metode Liquid Penetrant Test (PT) menunjukkan
terdapat 3 (tiga) sampel yang memiliki indikasi cacat (porosity). Tetapi indikasi cacat
tersebut masih bias diterima karena memiliki ukuran panjang 1 mm (ASME Code
SectionIX, 2010).
2. Hasil pengujian menggunakan metode Eddy current Test(ET) menunjukkan bahwa
kelima sampel terdapat indikasi cacat. Sampel 1 memiliki persentase indikasi
terbesar yaitu 65% dan sampel 5 memiliki persentase terkecil yaitu 20%.
DAFTAR PUSTAKA
ASME, 2010, ASME Boiler andPresure Vessel Code SectionV: Nondestructive
Examination, Edisi2010, New York.
ASME, 2010, ASME Boiler and Presure Vessel Code SectionIX: Welding andBrazing
Qualification, Edisi2010, New York.
8. Pengujian Sambungan Las Tabung...
Zaenal Abidin, dkk.
8
ISSN: 2355-7524
Badan Standarisasi Nasional (BSN),2010, “Informasi Standar Tabung Gas dan Asesorisnya”,
http://www.bsn.go.id/news_detail.php?news_id=2160,diaksespada19 Februari 2013
pukul 20:00WIB.
General Electric Company,2008, Phasec 3Series:Operating Manual, Hertfordshire.
Mustafa, 2010, Analisa Pembuatan Tabung Gas LPG 3Kg, Jurnal Teknologi, 3,(1), Juni
2010, hal.60-69, Universitas Merdeka Madiun.
Wiryosumarto, Harsono, dan Okumura, T., 1981, Teknologi Pengelasan Logam, hal.157-
181, PT. PradnyaParamita, Jakarta.
Zainudin, A. Rohman,2012, Analisis Cacat Tabung Gas3 Kg Dengan Metode Radiografi
Sinar-X Sesuai Standar ASME,TA Teknofisika Nuklir,STTN- BATAN, Yogyakarta.
http://www.hi-techndt.com.sg/weldcomponentinspection.html,diaksespada 13 Juli 2013
pukul 20:30 WIB.