1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan
dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan
teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu terdiri atas : kromatografi kertas
(KKt), kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas cair (KGC), dan
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).1
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmenwarna yang
digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil
digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang
sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas,
sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan
resin tahan air). Selain itu, ada surfaktan yang merupakan unsur basah yang
menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan
penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan
antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat materi-materi partikuler, pemijar,
dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan
banyak fungsi seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan tambahan
1Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia
(Bandung: ITB, 1987), h. 9.
1
2. 2
lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan, dan bentuk tinta ketika
kering..2
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlan percobaan tentang
kromatografi kertas untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode pemisahan
kromatografi lapis tipis dan mengetahui pigmen warna dalam tinta.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi
lapis tipis(KLT) ?
2. Bagaimana cara pemisahan pigmen warna dari tinta dengan menggunakan
metode kromatografi lapis tipis (KLT) ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan menggunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT).
2. Untuk mengetahui cara pemisahan pigmen warna dari tinta dengan
menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT).
2βTintaβ, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi cair-padat pada umumnya sangat cocok untuk
cuplikan-cuplikan yang larut dalam pelaut nonpolar dan kurang larut yang
mengandung air seperti yang digunakan dalam kromatografi partisi fasa terikat.
Kromatografi partisi, senyawa-senyawa dengan perbedaan jenis dan jumlah gugus
fungsi biasanya dipisahkan. Kehebatan kromatografi partisi, yang tidak dimiliki
oleh metode lain, metode lain adalah kemampuan untuk memisahkan isomer.
Perbandingan seelektivitas kromatografi partisi dengan adsorbsi untuk beberapa
analit. Terlihat bahwa, bahwa resolusi homolog dan benzolog umumnya lebih
baik dengan kromatografi partisi fasa terbalik. Akan tetapi, pemisahan isomer-
isomer biasanya lebih baik dengan menggunakan kromatografi adsorbsi3
Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas
distribusi diferensial komponen sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam
(stationary phase) dan fasa gerak (mobil phase). Fasa diam dapat berupa padatan
atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben),
sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut.4
Pemisahan dan pemurnian suatu bahan terutama dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari beberapa teknik kromatografi ataupun menggunakan
3 Hendayana. Sumar, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis
Modern (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 103.
4 Alimin MS, Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press,
2007), h. 74 3
4. 4
gabungan teknik-teknik tersebut. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar
tergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian senyawa yang akan terpisah.5
Kromatografi adsorpsi diperkenalkan oleh Kuch dan ledere pada tahun 1931.
Metode ini dibangun untuk analisis biokimia dan organik, teknik pelaksanaannya
dilakukan dengan menggunakan kolom. Sebagai fasa diam dalam kolom dapat digunakan
silika ataupun alumina6
Kromaografi lapis tipis mirip dengan kromatografi kertas. Bedanya kertas
diganti dengan kaca atau plastik yang dilapisi dengan lapisan tipis absorben
seperti alumina, silika gel, selulosa ataupu material lainnya. kromatografi lapis
tipis boleh ulang (reproduksibel) dari pada kromatografi kertas7
Campuran sampel diteteskan pada kertas dan batas migrasi pelarut
ditandai. Setelah kertas dikeringkan, posisi senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran sampel dapat dilihat dengan reaksi pewarnaan yang sesuai. Rasio jarak
yang ditempuh oleh senyawa dan jarak yang ditempuh oleh pelarut disebut nilai
Rf (retention factor) dan nilainya kurang lebih konstan untuk senyawa tertentu,
sistem pelarut dan kertas dibawah kondisi konsentrasi zat terlarut, suhu dan pH
yang terkontrol dengan baik. Nilai Rf berhubungan dengan koefisien partisi Ξ±:8
Ξ± = =
π΄π
π΄π
(
1
π π
β 1)
Al : Daerah pembatas fasa cair dan
As : Daerah pembatas fasa diam padat
5Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian,h.141.
6Alimin. M.S, dkk, Buku Daras Kimia Analitik,h.77.
7Alimin. M.S, dkk, Buku Daras Kimia Analitik, h.77.
8 Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 151.
5. 5
Kromatografi lapis tipis memiliki kelebihan dalam keserbagunaan,
kecepatan, dan kepekaannya dibandingkan dengan kromatografi kertas.
Keserbagunaan kromatografi lapis tipis disebabkan oleh kenyataan bahwa
disamping selulosa, sejumlah penjerap berbeda-beda dapat disamputkan pada plat
kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi. Walaupun silika gel
paling banyak digunakan untuk kromatografi jenis ini, lapisan lain juga dapat
digunakan seperti alumunium oksida, kalsium hidroksida, damar penukar ion,
magnesium fosfat, selulosa dan campuran dua bahan atau lebih9
Kekurangan dari kromatografi lapis tipis ialah kerja penyaputan pelat kaca
dengan penjerap. Kerja ini kemudian agak diringankan dengan adanya penyaput
otomatis. Meski begitu, dengan menggunakan alat itu tetap diperlukan tindakan
pencegahan tertentu. Pelat kaca harus dibersihkan dengan hati-hati menggunakan
aseton untuk menghilangkan lemak. Kemudin bubur silika gel (penjerap) dalam
air harus dikoncok dengan kuat terlebih dahulu sebelum penyabutan. Tergantung
pada ukuran penjerap, mungkin harus ditambahkan kalsium sulfat semihidrat
(15%) untuk membantu melekatkan penjerap pada pelat kaca. Selanjutnya plat
kaca harus dikeringkan dalam suhu kamar dan kemudian diaktifkan dengan
pemanasan dalam tanur pada 100-110oC selama 30 menit. Pada beberapa
pemisahan biasanya akan menguntungkan bila sifat penjerap diubah dengan
menambahkan garam organik (misalnya perak nitrat untu kromatografi lapis tipis
pemerakan) dan hal ini yang paling baik dikerjakan ketika plat sedang disaput.
Alasan lain masih digunakan plat yang disaput sendiri di laboratorium ialah
9Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia,
h.13.
6. 6
karena kadar air dari silika gel dapat dikendalikan. Hal ini merupakan faktor-
faktoe kritis untuk beberapa pemisahan.10
Pencapaian pemisahan dengan teknik kromatografi tertentu dalam
perdagangan tersedia beberapa jenis kertas saring yang sudah dimodifikasi,
misalnya sifat polar selulosa dapat dikurangi dengan memadukan asam silikat atau
alumina ke dalam kertas sehingga lebih cocok untuk pemisahan lipid. Kertas juga
dapat dimodifikasi di laboratorium. Misalnya merendam dalam paraffin atau
minyak silikon agar dapat digunakan kromatografi fase balik juga untuk lipid.11
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmenwarna yang
digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil
digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang
sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas,
sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan
resin tahan air). Selain itu, ada surfaktan yang merupakan unsur basah yang
menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan
penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan
antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat materi-materi partikuler, pemijar,
dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan
banyak fungsi seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan tambahan
10Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia,
h.13.
11J. B Harborne. Phytochemical Methods, terj. Kosasih Padmawinata. Metode Fitokimia
(Bandung: ITB, 1987), h. 11.
7. 7
lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan, dan bentuk tinta ketika
kering..12
Tinta berpigmen berisi unsur-unsur lain yang memperkuat peresapan dari
pigmen pada permukaan dan menghindarkan tinta dari terhapus oleh gesekan
mekanis. Material-material ini biasanya berkaitan sebagai resin (dalam tinta
berbahan celupan) atau unsur pengikat (dalam tinta berbahan dasar air)
Dikarenakan tinta berpigmen berada di permukaan kertas, tidak ada tinta yang
diperlukan untuk membuat intensitas warna sebagaimana tinta berbasis pelarut.
Tinta berpigmen juga ditengarai lebih tahan ketika tercuci, karenanya tinta-tinta
jenis ini sangat disarankan untuk penggunaan permanen. Tinta-tinta jenis jel
selalu tahan hapus dan seringkali sangat disarankan sekali bahkan oleh mereka
yang biasa membuat pemalsuan dokumen.13
Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen,
celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion
polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan
tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah,
surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi
partikuler, pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut
menjalankan banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan addiktif
lainnya digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering.14
12βTintaβ, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
13βTintaβ, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
14βTintaβ, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
8. 8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin / 19 Mei 2014
Pukul : 08.00 β 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu, oven, chamber,
pipet volum gelas 5 mL, pipet volum 10 mL, kimia 250 ml, cawan
porselin,gunting, pinset, mistar, dan pensil.
2. Bahan
Bahanβbahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : aquades
(H2O), aluminium foil, n-heksan (C6H14), plat silika gel, tinta biru, hitam,
merah dan ungu, serta tissu.
8
9. 9
C. Prosedur Percobaan
Prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan empat lembar plat silika gel dengan ukuran panjang 7 cm
dan lebar 2 cm.
2. Mengoven kertas saring ke dalam oven.
3. Memberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 0,5 cm.
4. Memipet 1 ml n-heksan (C6H14) ke dalam gelas kimia.
5. Memipet 1 ml air (H2O) ke dalam gelas kimia yang berisi n-heksan
(C6H14). Kemudian menghomogenkan campuran.
6. Memasukkan campuran ke dalam chamber.
7. Menotol masing-masing plat silika gel dengan tinta hitam, merah, biru
dan ungu.
8. Memasukkan plat silika yang telah ditotol ke dalam chamber yang berisi
pelarut dari campuran n-heksan (C6H14) dan air (H2O).
9. Mengoven kertas saing ke dalam oven.
10. Mengamati jarak tempuh pelarut dan noda hingga peratunya berada pada
tanda batas atas plat silika gel.
11. Mengeluarkan plat silika dari chamber.
12. Mengukur jarak pelarut.
13. Mengeringkan plat silika gel dengan menggunakan oven.
14. Mengukur jarak noda dan tinta.
15. Menghitung harga Rf noda dan tinta.
10. 10
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)
No.
Warna
Tinta
Jarak
Pelarut
Warna
Noda
Jarak
Tinta
Rf Gambar
1. Hitam 6 cm Hitam 5 cm 0.83
2. Pink 6 cm Pink 6 cm 1
3. Biru 6 cm
Biru
muda
6 cm 1
4. Ungu
6 cm
6 cm
Ungu
Biru
4,6 cm
4 cm
0.76
0.67
10
11. 11
b. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
Sampel
Jarak Eluen
(cm)
Jarak Noda
(cm)
Rf Gambar
Hitam 5,5 5 0,9090
Pink 5,5 5 0,9090
Biru 5,5 5 0,9090
Ungu 5,5 5,3 0,9636
12. 12
c. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
No. Warna
Jarak
eluen
(cm)
Noda
Jarak
Noda (cm)
Rf Gambar
1. Hitam 4,4 Hitam 4,4 1
2. Pink 4,5 Pink 0,9 0,2
3. Biru 4,5
Biru muda
Biru tua
2,5
0,3
0,55
0,06
4. Ungu 4,5
Biru
Pink
Ungu
4,5
0,1
0,3
1
0,02
0,06
13. 13
d. Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)
No
.
Warna Jarak
Eluen (cm)
Noda Jarak
Noda
(cm)
Rf Gambar
1 Hitam 6 Hitam
Kuning
Merah
4,8
2
3,5
0,8
0,33
0,58
2 Pink 6 Merah muda
Biru
2
3,9
0,33
0,65
3 Biru 6 Biru
Merah muda
5,5
1,3
0,92
0,22
4 Ungu 6 Ungu
Biru
Hitam
5,5
5,5
0,6
0,9
0,9
0,1
14. 14
2. Analisi Data
a. Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)
1. Warna Hitam
Hitam: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
5 cm
6 ππ
= 0.83
2. Warna Pink
Pink: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
6 cm
6 ππ
= 1
3. Warna Biru
Biru Muda: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
6 cm
6 ππ
= 1
4. Warna Ungu
Ungu: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
4,6 cm
6 ππ
= 0.76
Biru: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
4 cm
6 ππ
= 0.67
15. 15
b. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
1. Warna Hitam
Hitam: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
5 cm
5,5 ππ
= 0,9090
2. Warna Pink
Pink: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
5 cm
5,5 ππ
= 0,9090
3.Warna Biru
Biru Muda: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
5 cm
5,5 ππ
= 0,9090
4.Warna Ungu
Ungu: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
5,3 cm
5 ππ
= 0,9636
16. 16
c. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
1.Warna Hitam
Hitam: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
4,4
4,4
= 1
2. Warna Pink
Pink: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
0,9
4,5
= 0,2
5. Warna Biru
Biru muda: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
2,5
4,5
= 0,55
Biru tua: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
0,3
4,5
= 0,06
6. Warna Ungu
Biru: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
4,5
4,5
= 1
Pink: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
Rf =
0,1
4,5
= 0,02
Ungu: Rf =
Jarak yang di tempuh zat terlarut
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β
17. 17
Rf =
0,3
4,5
= 0,06
d. Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)
1. Hitam
Hitam π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
4,8 cm
6 cm
= 0,8
Kuning π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
2 cm
6 cm
= 0,33
Merah π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
3,5 cm
6 cm
= 0,58
2. Tinta merah muda
Merah muda π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
2 cm
6 cm
= 0,33
Biru π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
3,9cm
6 cm
= 0,65
18. 18
3. Tinta biru
Biru π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
5,5 cm
6 cm
= 0,92
Merah muda π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
1,3 cm
6 cm
= 0,22
4. Tita ungu
Ungu π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
5,5 cm
6 cm
= 0,92
Biru π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
5,5 cm
6 cm
= 0,92
Ungu π π =
Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
π π =
0,6 cm
6 cm
= 0,1
19. 19
B. Pembahasan
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara pemisahan
dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan menentukan pigmen warna
dalam tinta dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Adapun tinta yang
digunakan dalam percobaan ini adalah tinta berwarna hitam, merah, biru muda
dan biru tua. Fase diam yang digunakan adalah alumina yang merupakan
penyusun dari plat lapis tipis (KLT). Pengukuran plat lapis tipis (KLT) sepanjang
7x2 cm kemudian memberi batas garis atas 0,5 cm dan batas bawah 0,5 cm atau
spot. Spot berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel yang akan dipisahkan.
Pembuatan batas dilakukan dengan menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil
tidak dapat bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang
merupakan campuran dari n-heksan (C6H14) dan akuades (H2O) dengan
perbandingan 1:1 dalam 5 mL. Kedua pelarut ini digunakan sebagai eluen dalam
percobaan ini karena akuades (H2O) merupakan pelarut polar, sedangkan n-
heksan (C6H14) merupakan pelarut non polar sehingga komponen dalam tinta yang
bersifat polar dan nonpolar dapat dipisahkan akibat perbedaan kelarutan dari
setiap komponen. Eluen berfungsi sebagai fase gerak yang akan mengelusi sampel
sehingga terjadi pemisahan.
Pada percobaan ini menggunakan 4 sampel yaitu tinta merah, tinta biru
muda, tinta hitam dan tinta biru tua dengan menggunakan pelarut berupa
campuran akuades (H2O) dan n-heksan (C6H14). Setelah mengikuti prosedur
percobaan yang ada, diperoleh perbedaan jarak antara noda yang ada dalam
pelarut masing-masing sebesar 6 cm sedangkan jarak noda untuk tinta hitam
20. 20
sebesar 5 cm, tinta merah 6 cm, tinta biru 6 cm dan tinta biru tua 4,6 dan 4 cm.
Harga Rf untuk tinta hitam sebesar 0.83 cm, tinta merah 1 cm, biru muda 1 cm
dan biru tua diperoleh jarak 0.76 cm dan 0.67 cm.
Perbedaan jarak yang ditempuh zat terlarut disebabkan karena
dipengaruhi oleh kepolaran masing-masing tinta tersebut sehingga harga Rf yang
dihasilkan juga bebeda. Larutan yang bersifat non-polar akan memperlambat
proses kromatografi komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga
akan mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari
campuran tersebut.
21. 21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Pemisahan dengan metode kromatografi lapis tipis dilakukan dengan cara
menotolkan sampel pada lempengan lapis tipis kemudian memasukkannya
ke dalam chamber yang berisi eluen dengan perbandingan pelarut tertentu.
2. Pigmen warna pada tinta hitam yaitu hitam, untuk tinta merah diperoleh
warna pigmen merah muda, tinta biru diperoleh warna pigmen yaitu biru
muda serta untuk tinta biru tua diperoleh warna pigmen biru dan ungu.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada
percobaan berikutnya digunakan perbandingan (5:1) untuk membedakan dengan
perbandingan (1:1).
21
22. 22
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Day, R. A dan A. L Underwood. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta Erlangga, 2002
Harborne, J.B. Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode
Fitokimia. Bandung: ITB, 1987.
Hendayana. Sumar. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis
Modern. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
M. S., Alimin, Muh. Yunus dan Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin
Press, 2007.
βTintaβ, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta, 2014.