SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Ratih Aryani, M.Farm., Apt.
STIKes Bhakti Tunas Husada Tasikmalaya
SUSPENSI … ?
Definisi suspensi :
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. (FI IV, hal 17)
- Ukuran partikel > 10 μm
- Partikel suspensi dapat dilihat pada mikroskop biasa
- Dapat dipisahkan dengan penyaringan
- Dalam bidang farmasi sediaan suspensi dibuat untuk membuat sediaan
cair menggunakan zat aktif tertentu yang tidak larut air
Kenapa suspensi.. ?
Beberapa alasan bahan aktif diformulasi bentuk sediaan
suspensi :
 Beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet atau
kapsul
 Sukar larut dalam air
 Dalam bentuk terlarut berasa pahit
 Lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut
 Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet
atau kapsul
Jenis Suspensi
 Suspensi oral
 Suspensi topikal
 Suspensi tetes telinga
 Suspensi optalmik
 Suspensi untuk injeksi
 Suspensi untuk injeksi terkonstitusi
Keuntungan
 Baik untuk pasien yang sulit menelan
 Homogenitas tinggi
 Lebih cepat diabsorpsi
 Dapat menutupi rasa tidak enak
 Mengurangi penguraian zat aktif
(Stabilitas terhadap hidrolisis relatif lebih baik dibanding
sediaan bentuk larutan (karena kontak zat dengan air
lebih sedikit)
Kekurangan
 Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal)
 Terbentuk “Cacking”
 Alirannya menyebabkan sukar dituang
 Ketepatan dosis lebih rendah dibanding larutan
(Ketepatan dosis pemakaian tergantung pada ketelitian
pasien dalam menakar)
 Jika terjadi perubahan suhu kadang terjadi perubahan
sistem dispersi
 Harus dikocok terlebih dahulu.
Persyaratan Suspensi
 Partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata
di seluruh sistem dispersi.
 Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap
 Bila partikel-partikel mengendap tidak boleh membentuk
gumpalan padat (harus terdispersi kembali jika dikocok).
 Tidak boleh terlalu kental sehingga mudah dituang dari
botol atau melewati jarum injeksi
 Untuk sediaan obat luar harus cukup cair sehingga
dengan mudah tersebar di permukaan tetapi tidak boleh
mudah bergerak sehingga mudah hilang dari permukaan.
Persyaratan Suspensi
 Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas.
 Karakteristik suspensi harus tetap konstan selama
penyimpanan.
 Tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intratekal.
 Suspensi harus menggunakan antimikroba
 Harus dikocok terlebih dahulu
 Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
STABILITAS SUSPENSI
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi :
1. Ukuran partikel
 Makin kecil ukuran partikel  makin besar luas
penampangnya  daya tekan ke atas semakin besar 
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap.
 Makin besar ukuran partikel  makin kecil luas
penampangnya  daya tekan ke atas semakin kecil 
mempercepat gerakan partikel untuk mengendap.
Jadi, untuk memperlambat laju pengendapan, dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel dengan
menggunakan mixer, homogenizer, colloid mill, dan mortir.
STABILITAS SUSPENSI
2. Kekentalan (viskositas)
Dengan menambah kekentalan (viskositas) cairan,
gerakan turun partikel yang dikandungnya akan
diperlambat (laju pengendapan diperlambat), sehingga
suspensi tetap stabil.
Tapi kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan mudah dikocok dan dituang.
Hukum STOKES
Keterangan :
V = kecepatan aliran
d = diameter partikel
ρ = berat jenis dari partikel
ρ0 = berat jenis cairan
g = gravitasi
η = viskositas cairan
STABILITAS SUSPENSI
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Jika di dalam suatu ruangan terdapat partikel dalam
jumlah besar, maka partikel akan sulit melakukan gerakan
bebas karena sering terjadi benturan antara partikel
tersebut. Benturan ini akan mengakibatkan terbentuknya
endapan zat tersebut.
Oleh karena itu, semakin besar konsentrasi partikel,
makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel
dalam waktu cepat.
STABILITAS SUSPENSI
4. Sifat atau muatan partikel tersuspensi
 Suspensi adalah suatu sistem yang secara antar muka tidak
stabil.
 Hal ini disebabkan besarnya luas permukaan partikel (akibat
ukuran partikel kecil) menyebabkan meningkatnya energi
bebas permukaan  kondisi tidak stabil.
 Untuk menjadi lebih stabil partikel akan memilih untuk
berkelompok sehingga memperkecil luas permukaan dan
memperkecil pula energi bebas permukaan.
 Maka  dapat ditambahkan surfaktan untuk memperkecil
tegangan permukaan dan menurunkan energi bebas.
Flokulasi dan Deflokulasi
 Ketidakstabilan suatu suspensi menyebabkan suspensi
dapat mengalami pengendapan dan penggumpalan
partikel.
 Tipe pengendapan yang dapat terjadi adalah flokulasi dan
deflokulasi.
Flokulasi
 Flokulasi terjadi apabila gaya tolak menolak antar partikel
relatif kecil sehingga partikel cenderung untuk mendekat
dan menggumpal dengan jarak yang cukup untuk
membuat flokulat yang renggang.
 Partikel yang terflokulasi akan mengendap dengan cepat
tetapi, karena ikatan antar partikel lemah menjadi mudah
untuk didispersikan kembali.
Dalam Sistem FLOKULASI :
“Partikel TERFLOKULASI adalah terikat lemah, cepat mengendap,
mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake”
Deflokulasi
 Jika energi tolak menolak antar partikel tersuspensi tinggi (akibat
potensial zeta terlalu tinggi atau terlalu kecil) maka partikel tidak
akan menggumpal (berkelompok).
 Bila partikel mengendap secara sempurna maka partikel-partikel
tersebut membentuk susunan yang tertutup dengan partikel-
partikel kecil mengisi ruang-ruang dari partikel besar.
 Partikel-partikel di bawah semakin tertekan oleh partikel diatas
sehingga lama-lama menjadi masa yang kompak (caking) dan tidak
dapat dikembalikan dengan pengocokan.
Dalam Sistem DEFLOKULASI :
“Partikel TERDEFLOKULASI mengendap perlahan dan akhirnya
membentuk sedimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang
keras dan sukar tersuspensi kembali”
Sediaan suspensi terflokulasi dan
terdeflokulasi
Biasanya, sediaan suspensi terflokulasi
dibuat untuk produk yang digunakan
dalam jangka waktu lama, sedangkan
sediaan suspensi terdeflokulasi dibuat
untuk produk yang digunakan dalam
jangka waktu pendek.
Contoh sediaan suspensi terflokulasi:
- Jamu
- Antibiotik (serbuk yang
dilarutkan dengan penambahan air)
Contoh sediaan suspensi
terdeflokulasi:
- Obat batuk
- Obat mag (contoh: milanta
Parameter pengendapan
Volume pengendapan/ derajat flokulasi
 F = Volume Sedimentasi
 Vu = volume akhir endapan
 Vo = volume awal suspensi
Parameter pengendapan
 Derajat flokulasi
 β = volume sedimen akhir suspensi terflokulasi
 volume sedimen akhir suspensi terdeflokulasi
Berapa volume sedimentasi dari 5% b/v suspensi MgCO3
dalam air. Volume awal = 100 ml, volume akhir = 30 ml …
! Jika derajat flokulasi 1,3
Jawab :
 F = Vu / Vo = 30 / 100 = 0,3
 β = F /F∞
 1,3 = o,3 / F ∞  F ∞ = 0,23
Hal yang harus diperhatikan
dalam suspensi
 Kecepatan sedimentasi
 Rheologi
 Pembasahan serbuk
 Floatasi (terapung)
 Pertumbuhan kristal
 Pengaruh gula
Kecepatan sedimentasi
 Supaya tidak cepat mengendap maka :
 Perbedaan BJ harus kecil antara pembawa dan terdispersi,
sorbitol/sukrosa = bj media meningkat
 Ukuran partikel diperkecil
 Menambah viskositas
 Hukum stokes
Rheologi
Rheologi
 Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas
sistem dan kemudahan penggunaan
 Newtonian atau non newtonian (pseudoplastis, plastis,
tiksotropik, dilatan)
Rheologi
Rheologi
 Aliran plastis (Bingham Bodies)
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel
yang terflokulasi dalam suatu suspensi pekat.Akibatnya
terbentuk struktur kontinu diseluruh sistem.
 Aliran pseudoplastis
Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom alam dan
sintesis, misalnya: disperse cair dari tragakan, Na alginat, metil
selulosa dan CMC Na menunjukkan aliran pseudoplastis, sering
disebut sebagai shear-thining system. Viskositas zat
pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya pengadukan.
Rheologi
 Aliran dilatan
Suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat
terdisper tinggi misalnya: cat, tinta atau pasta
menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk
mengalir dengan meningkatnya rate of shear
Pembasahan serbuk
 Tahapan kritis pembuatan suspensi adalah pencampuran
partikel padat kedalam pembawa yaitu pembasahan
partikel padat untuk mendapatkan dispersi yang stabil.
 Pembasahan (wetting) partikel padat adalah pengusiran
udara pada permukaan partikel oleh cairan.
 Untuk menurunkan tegangan permukaan bisa digunakan
wetting agent atau surfaktan.
Floatasi (terapung)
 Perbedaan BJ
 Partikel padat terbasahi sebagian
 Adanya adsorpsi gas pada permukaan
 Bisa ditambahkan humektan (zat pembasah zat padat)
Pertumbuhan kristal
Yang memicu terjadinya kristal
 Keadaan jenuh
 Pendinginan ekstrim dan pengadukan cepat
 Sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif
 Keberadaan cosolutes, cosolvent, dll
 Kondisi saat proses pembuatan
 Digunakan cara freez-traw cycling, yaitu diturunkan
sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali.
Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang
pada pokoknya menjaga agar tidak terjadi perubahan
ukuran partikel dan sifat kristal.
Pengaruh gula
 Viskositas naik
 Konsentrasi gula meningkat akan mempercepat kristal
 Ada batasan konsentrasi antara gula dengan suspending
agent
KOMPONEN SUSPENSI
 Fase terdispersi/fase internal/fase diskontinyu
 Fase pendispersi/fase eksternal/fase kontinyu
Agar zat padat yang tak larut
air dapat terdispersi dalam air
Perlu suspending agent
SUSPENDING AGENT
•Suspending agent dari alam
• Suspending agent sistetis
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
 Golongan gom
a. Akasia (Pulvis Gummi Arabica/PGA)
Diperoleh dari tanaman Acasia sp.
Dapat larut dalam air, tidak larut etanol.
Mudah rusak oleh bakteri sehingga ke dalam suspensi perlu
ditambahkan pengawet.
b. Chondrus
Diperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina
mamilosa. Dapat larut dalam air, tidak larut etanol. Ekstrak dari
chondrus disebut karagen.Mudah dirusak oleh bakteri sehingga
perlu penambahan pengawet.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
c. Tragakan
Diperoleh dari tanaman Astragalus gummifera. Mucilago
tragakan lebih kental dibanding mucilago dari gom arab.
Mucilago tragakan hanya baik sebagai suspending agent,
tetapi bukan sebagai emulgator.
d. Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Di
perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya, yaitu natrium
alginat.
Mudah dirusak oleh bakteri sehingga perlu ditambahkan
pengawet.
Konsentrasi yang biasa digunakan 1-2%.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
 Golongan bukan gom (golongan tanah liat)
a. Bentonit
b. Hectorite
c. Veegum
Jika tanah liat dimasukkan ke dalam air, mereka akan
mengembang dan mudah bergerak/mengalir jika dilakukan
pengocokan. Peristiwa ini disebut “tiksotropik”.
Ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air sehingga
penambahan bahan tersebut ke dalam suspensi adalah dengan
menaburkannya pada campuran suspensi.
Keuntungan gol. Tanah liat : tidak dipengaruhi oleh suhu/panas
maupun fermentasi oleh bakteri karena tanah liat merupakan
senyawa anorganik, bukan dari golongan karbohidrat.
SUSPENDING AGENT SINTETIS
 Derivat selulosa
 Metil selulosa (methosol, tylose)
 Karboksimetilselulosa (CMC)
 Hidroksi metil selulosa.
Di belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau
nomor, misalnya methosol 1500. angka ini menunjukkan
kemampuan suspending agent tersebut untuk meningkatkan
viskositas cairan pelarut. Semakin besar angkanya,
kemampuannya semakin tinggi.
Golongan ini tidak diabsorpsi oleh usus halus dan tidak beracun
sehingga banyak digunakan dalam produksi makanan.
Dalam farmasi digunakan pula sebagai laksansia dan bahan
penghancur/disintegrator dalam pembuatan tablet.
SUSPENDING AGENT DARI ALAM
 Golongan organik polimer
Yang paling terkenal : Carbophol 934 (nama dagang
suatu pabrik).
Konsentrasi yang biasa digunakan : ± 1%.
CARA MENGERJAKAN OBAT
DALAM SUSPENSI
 Metode dispersi
Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago
yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan.
Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat
mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya
udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat
halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan
sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara
zat terdispers dengan medium. Bila sudut kontak ± 90o serbuk akan
mengambang diatas cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki
sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara
partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat
pembasah atau wetting agent.
CARA MENGERJAKAN OBAT
DALAM SUSPENSI
 Metode Presipitasi
Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik
yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut
organik diencer- kan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan
terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan
polietilenglikol
PENGAWET
Dapat digunakan :
- Butil parabenzoat
- Etil parabenzoat
- Propil parabenzoat
- Nipagin
- Nipasol
SOAL
Bahan pensuspensi yang berasal dari tanah mineral
adalah .....
a. Algin
b. Tylose
c. Hectorite
d. Chondrus
e. Carbophol
SOAL
Menambahkan etanol ke dalam champora sebelum
disuspensikan ke dalam bahan pensuspensi disebut
metode ......
a. Caking
b. Dispersi
c. Flokulasi
d. Deflokulasi
e. Praesipitasi

More Related Content

What's hot

Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
Trie Marcory
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Novi Fachrunnisa
 

What's hot (20)

farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Gel
GelGel
Gel
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 

Viewers also liked (20)

Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Emulsion
EmulsionEmulsion
Emulsion
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar52320021 dosis-obat-farset-dasar
52320021 dosis-obat-farset-dasar
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
10.b. sistem suspensi
10.b. sistem suspensi10.b. sistem suspensi
10.b. sistem suspensi
 
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
Cara pembuatan salep dengan bahan aktif ekstrak’’
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Laporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingualLaporan tablet sublingual
Laporan tablet sublingual
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Slide Presentasi Tablet
Slide Presentasi TabletSlide Presentasi Tablet
Slide Presentasi Tablet
 
Ppt emulsi
Ppt emulsiPpt emulsi
Ppt emulsi
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Pengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasiPengantar sediaan farmasi
Pengantar sediaan farmasi
 
Kul1. basis salep
Kul1. basis salepKul1. basis salep
Kul1. basis salep
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasan
 

Similar to Suspensi

Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di print
Heriana5
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
RiyanUge
 

Similar to Suspensi (20)

Suspensi Terdeflokulasi
Suspensi TerdeflokulasiSuspensi Terdeflokulasi
Suspensi Terdeflokulasi
 
Sediaan suspensi 2020
Sediaan suspensi 2020Sediaan suspensi 2020
Sediaan suspensi 2020
 
UJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.pptUJI DISOLUSI.ppt
UJI DISOLUSI.ppt
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Aku titip
Aku titipAku titip
Aku titip
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
 
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
 
Makalah koloid 4
Makalah koloid 4Makalah koloid 4
Makalah koloid 4
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
524752844-6-Suspensi-tekfar.ppt
 
TEORI TABLET_094356.pptx
TEORI TABLET_094356.pptxTEORI TABLET_094356.pptx
TEORI TABLET_094356.pptx
 
Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di print
 
PPT KIMIA..pptx
PPT KIMIA..pptxPPT KIMIA..pptx
PPT KIMIA..pptx
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
Penilaian stabilitas suspensi (3)
Penilaian stabilitas suspensi (3)Penilaian stabilitas suspensi (3)
Penilaian stabilitas suspensi (3)
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 

More from Stikes BTH Tasikmalaya (15)

ppt Listrik statis
ppt Listrik statisppt Listrik statis
ppt Listrik statis
 
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Makalah respirasi
Makalah respirasiMakalah respirasi
Makalah respirasi
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
 
Laporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitasLaporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitas
 
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropikantikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
antikonvulsi anti-parkinson-psikotropik
 
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropikantikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
antikonvulsi_anti parkinson_psikotropik
 
Mikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsiMikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsi
 
Nanopartikel
NanopartikelNanopartikel
Nanopartikel
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi ManusiaAnatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Farmasetika (Sediaan luar)
Farmasetika (Sediaan luar)Farmasetika (Sediaan luar)
Farmasetika (Sediaan luar)
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Suspensi

  • 1. Ratih Aryani, M.Farm., Apt. STIKes Bhakti Tunas Husada Tasikmalaya
  • 2. SUSPENSI … ? Definisi suspensi : Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. (FI IV, hal 17) - Ukuran partikel > 10 μm - Partikel suspensi dapat dilihat pada mikroskop biasa - Dapat dipisahkan dengan penyaringan - Dalam bidang farmasi sediaan suspensi dibuat untuk membuat sediaan cair menggunakan zat aktif tertentu yang tidak larut air
  • 3. Kenapa suspensi.. ? Beberapa alasan bahan aktif diformulasi bentuk sediaan suspensi :  Beberapa orang sulit menelan obat bentuk tablet atau kapsul  Sukar larut dalam air  Dalam bentuk terlarut berasa pahit  Lebih stabil secara kimia daripada bentuk terlarut  Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet atau kapsul
  • 4. Jenis Suspensi  Suspensi oral  Suspensi topikal  Suspensi tetes telinga  Suspensi optalmik  Suspensi untuk injeksi  Suspensi untuk injeksi terkonstitusi
  • 5. Keuntungan  Baik untuk pasien yang sulit menelan  Homogenitas tinggi  Lebih cepat diabsorpsi  Dapat menutupi rasa tidak enak  Mengurangi penguraian zat aktif (Stabilitas terhadap hidrolisis relatif lebih baik dibanding sediaan bentuk larutan (karena kontak zat dengan air lebih sedikit)
  • 6. Kekurangan  Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal)  Terbentuk “Cacking”  Alirannya menyebabkan sukar dituang  Ketepatan dosis lebih rendah dibanding larutan (Ketepatan dosis pemakaian tergantung pada ketelitian pasien dalam menakar)  Jika terjadi perubahan suhu kadang terjadi perubahan sistem dispersi  Harus dikocok terlebih dahulu.
  • 7. Persyaratan Suspensi  Partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem dispersi.  Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap  Bila partikel-partikel mengendap tidak boleh membentuk gumpalan padat (harus terdispersi kembali jika dikocok).  Tidak boleh terlalu kental sehingga mudah dituang dari botol atau melewati jarum injeksi  Untuk sediaan obat luar harus cukup cair sehingga dengan mudah tersebar di permukaan tetapi tidak boleh mudah bergerak sehingga mudah hilang dari permukaan.
  • 8. Persyaratan Suspensi  Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas.  Karakteristik suspensi harus tetap konstan selama penyimpanan.  Tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intratekal.  Suspensi harus menggunakan antimikroba  Harus dikocok terlebih dahulu  Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
  • 9. STABILITAS SUSPENSI Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi : 1. Ukuran partikel  Makin kecil ukuran partikel  makin besar luas penampangnya  daya tekan ke atas semakin besar  memperlambat gerakan partikel untuk mengendap.  Makin besar ukuran partikel  makin kecil luas penampangnya  daya tekan ke atas semakin kecil  mempercepat gerakan partikel untuk mengendap. Jadi, untuk memperlambat laju pengendapan, dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel dengan menggunakan mixer, homogenizer, colloid mill, dan mortir.
  • 10. STABILITAS SUSPENSI 2. Kekentalan (viskositas) Dengan menambah kekentalan (viskositas) cairan, gerakan turun partikel yang dikandungnya akan diperlambat (laju pengendapan diperlambat), sehingga suspensi tetap stabil. Tapi kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
  • 11. Hukum STOKES Keterangan : V = kecepatan aliran d = diameter partikel ρ = berat jenis dari partikel ρ0 = berat jenis cairan g = gravitasi η = viskositas cairan
  • 12. STABILITAS SUSPENSI 3. Jumlah partikel (konsentrasi) Jika di dalam suatu ruangan terdapat partikel dalam jumlah besar, maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan ini akan mengakibatkan terbentuknya endapan zat tersebut. Oleh karena itu, semakin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu cepat.
  • 13. STABILITAS SUSPENSI 4. Sifat atau muatan partikel tersuspensi  Suspensi adalah suatu sistem yang secara antar muka tidak stabil.  Hal ini disebabkan besarnya luas permukaan partikel (akibat ukuran partikel kecil) menyebabkan meningkatnya energi bebas permukaan  kondisi tidak stabil.  Untuk menjadi lebih stabil partikel akan memilih untuk berkelompok sehingga memperkecil luas permukaan dan memperkecil pula energi bebas permukaan.  Maka  dapat ditambahkan surfaktan untuk memperkecil tegangan permukaan dan menurunkan energi bebas.
  • 14. Flokulasi dan Deflokulasi  Ketidakstabilan suatu suspensi menyebabkan suspensi dapat mengalami pengendapan dan penggumpalan partikel.  Tipe pengendapan yang dapat terjadi adalah flokulasi dan deflokulasi.
  • 15. Flokulasi  Flokulasi terjadi apabila gaya tolak menolak antar partikel relatif kecil sehingga partikel cenderung untuk mendekat dan menggumpal dengan jarak yang cukup untuk membuat flokulat yang renggang.  Partikel yang terflokulasi akan mengendap dengan cepat tetapi, karena ikatan antar partikel lemah menjadi mudah untuk didispersikan kembali. Dalam Sistem FLOKULASI : “Partikel TERFLOKULASI adalah terikat lemah, cepat mengendap, mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake”
  • 16. Deflokulasi  Jika energi tolak menolak antar partikel tersuspensi tinggi (akibat potensial zeta terlalu tinggi atau terlalu kecil) maka partikel tidak akan menggumpal (berkelompok).  Bila partikel mengendap secara sempurna maka partikel-partikel tersebut membentuk susunan yang tertutup dengan partikel- partikel kecil mengisi ruang-ruang dari partikel besar.  Partikel-partikel di bawah semakin tertekan oleh partikel diatas sehingga lama-lama menjadi masa yang kompak (caking) dan tidak dapat dikembalikan dengan pengocokan. Dalam Sistem DEFLOKULASI : “Partikel TERDEFLOKULASI mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali”
  • 17. Sediaan suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi Biasanya, sediaan suspensi terflokulasi dibuat untuk produk yang digunakan dalam jangka waktu lama, sedangkan sediaan suspensi terdeflokulasi dibuat untuk produk yang digunakan dalam jangka waktu pendek. Contoh sediaan suspensi terflokulasi: - Jamu - Antibiotik (serbuk yang dilarutkan dengan penambahan air) Contoh sediaan suspensi terdeflokulasi: - Obat batuk - Obat mag (contoh: milanta
  • 18. Parameter pengendapan Volume pengendapan/ derajat flokulasi  F = Volume Sedimentasi  Vu = volume akhir endapan  Vo = volume awal suspensi
  • 19. Parameter pengendapan  Derajat flokulasi  β = volume sedimen akhir suspensi terflokulasi  volume sedimen akhir suspensi terdeflokulasi Berapa volume sedimentasi dari 5% b/v suspensi MgCO3 dalam air. Volume awal = 100 ml, volume akhir = 30 ml … ! Jika derajat flokulasi 1,3
  • 20. Jawab :  F = Vu / Vo = 30 / 100 = 0,3  β = F /F∞  1,3 = o,3 / F ∞  F ∞ = 0,23
  • 21. Hal yang harus diperhatikan dalam suspensi  Kecepatan sedimentasi  Rheologi  Pembasahan serbuk  Floatasi (terapung)  Pertumbuhan kristal  Pengaruh gula
  • 22. Kecepatan sedimentasi  Supaya tidak cepat mengendap maka :  Perbedaan BJ harus kecil antara pembawa dan terdispersi, sorbitol/sukrosa = bj media meningkat  Ukuran partikel diperkecil  Menambah viskositas  Hukum stokes
  • 24. Rheologi  Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas sistem dan kemudahan penggunaan  Newtonian atau non newtonian (pseudoplastis, plastis, tiksotropik, dilatan)
  • 26.
  • 27. Rheologi  Aliran plastis (Bingham Bodies) Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang terflokulasi dalam suatu suspensi pekat.Akibatnya terbentuk struktur kontinu diseluruh sistem.  Aliran pseudoplastis Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom alam dan sintesis, misalnya: disperse cair dari tragakan, Na alginat, metil selulosa dan CMC Na menunjukkan aliran pseudoplastis, sering disebut sebagai shear-thining system. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya pengadukan.
  • 28. Rheologi  Aliran dilatan Suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdisper tinggi misalnya: cat, tinta atau pasta menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of shear
  • 29.
  • 30. Pembasahan serbuk  Tahapan kritis pembuatan suspensi adalah pencampuran partikel padat kedalam pembawa yaitu pembasahan partikel padat untuk mendapatkan dispersi yang stabil.  Pembasahan (wetting) partikel padat adalah pengusiran udara pada permukaan partikel oleh cairan.  Untuk menurunkan tegangan permukaan bisa digunakan wetting agent atau surfaktan.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41. Floatasi (terapung)  Perbedaan BJ  Partikel padat terbasahi sebagian  Adanya adsorpsi gas pada permukaan  Bisa ditambahkan humektan (zat pembasah zat padat)
  • 42. Pertumbuhan kristal Yang memicu terjadinya kristal  Keadaan jenuh  Pendinginan ekstrim dan pengadukan cepat  Sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif  Keberadaan cosolutes, cosolvent, dll  Kondisi saat proses pembuatan  Digunakan cara freez-traw cycling, yaitu diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pada pokoknya menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
  • 43. Pengaruh gula  Viskositas naik  Konsentrasi gula meningkat akan mempercepat kristal  Ada batasan konsentrasi antara gula dengan suspending agent
  • 44. KOMPONEN SUSPENSI  Fase terdispersi/fase internal/fase diskontinyu  Fase pendispersi/fase eksternal/fase kontinyu
  • 45. Agar zat padat yang tak larut air dapat terdispersi dalam air Perlu suspending agent SUSPENDING AGENT •Suspending agent dari alam • Suspending agent sistetis
  • 46. SUSPENDING AGENT DARI ALAM  Golongan gom a. Akasia (Pulvis Gummi Arabica/PGA) Diperoleh dari tanaman Acasia sp. Dapat larut dalam air, tidak larut etanol. Mudah rusak oleh bakteri sehingga ke dalam suspensi perlu ditambahkan pengawet. b. Chondrus Diperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina mamilosa. Dapat larut dalam air, tidak larut etanol. Ekstrak dari chondrus disebut karagen.Mudah dirusak oleh bakteri sehingga perlu penambahan pengawet.
  • 47. SUSPENDING AGENT DARI ALAM c. Tragakan Diperoleh dari tanaman Astragalus gummifera. Mucilago tragakan lebih kental dibanding mucilago dari gom arab. Mucilago tragakan hanya baik sebagai suspending agent, tetapi bukan sebagai emulgator. d. Algin Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Di perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya, yaitu natrium alginat. Mudah dirusak oleh bakteri sehingga perlu ditambahkan pengawet. Konsentrasi yang biasa digunakan 1-2%.
  • 48. SUSPENDING AGENT DARI ALAM  Golongan bukan gom (golongan tanah liat) a. Bentonit b. Hectorite c. Veegum Jika tanah liat dimasukkan ke dalam air, mereka akan mengembang dan mudah bergerak/mengalir jika dilakukan pengocokan. Peristiwa ini disebut “tiksotropik”. Ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air sehingga penambahan bahan tersebut ke dalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi. Keuntungan gol. Tanah liat : tidak dipengaruhi oleh suhu/panas maupun fermentasi oleh bakteri karena tanah liat merupakan senyawa anorganik, bukan dari golongan karbohidrat.
  • 49. SUSPENDING AGENT SINTETIS  Derivat selulosa  Metil selulosa (methosol, tylose)  Karboksimetilselulosa (CMC)  Hidroksi metil selulosa. Di belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. angka ini menunjukkan kemampuan suspending agent tersebut untuk meningkatkan viskositas cairan pelarut. Semakin besar angkanya, kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini tidak diabsorpsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak digunakan dalam produksi makanan. Dalam farmasi digunakan pula sebagai laksansia dan bahan penghancur/disintegrator dalam pembuatan tablet.
  • 50. SUSPENDING AGENT DARI ALAM  Golongan organik polimer Yang paling terkenal : Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik). Konsentrasi yang biasa digunakan : ± 1%.
  • 51. CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI  Metode dispersi Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah kemasukan udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak antara zat terdispers dengan medium. Bila sudut kontak ± 90o serbuk akan mengambang diatas cairan. Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan antar muka antara partikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent.
  • 52. CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM SUSPENSI  Metode Presipitasi Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencer- kan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol
  • 53. PENGAWET Dapat digunakan : - Butil parabenzoat - Etil parabenzoat - Propil parabenzoat - Nipagin - Nipasol
  • 54. SOAL Bahan pensuspensi yang berasal dari tanah mineral adalah ..... a. Algin b. Tylose c. Hectorite d. Chondrus e. Carbophol
  • 55. SOAL Menambahkan etanol ke dalam champora sebelum disuspensikan ke dalam bahan pensuspensi disebut metode ...... a. Caking b. Dispersi c. Flokulasi d. Deflokulasi e. Praesipitasi