SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Penetapan Potensi Antibiotik
Secara Mikrobiologi
Marlia Singgih Wibowo
School of Pharmacy ITB
Mengapa antibiotik perlu ditentukan
kadar atau potensinya?
Efek penggunaan antimikroba
yang meningkat, sehingga
meningkatkan pula efek resistensi
berbagai mikroba patogen
Mikroba patogen dan virus baru :
HIV, Avian Flu Virus
Efektivitas daya hambat atau daya
bunuh antimikroba sangat
tergantung pada jumlah dan
kekuatan zat aktif nya
Pengertian kadar vs potensi
Kadar jumlah per satuan berat/volume
Potensi ukuran kekuatan /daya hambat
atau daya bunuh zat aktif terhadap
mikroorganisme tertentu
Mengapa harus dengan cara
mikrobiologi?
Respons mikroba terhadap antibiotik
berbeda-beda
Spesifik
Sensitif
Spektrum beberapa antibiotika
Skema analisis
patogen dan metode
analisis yang
digunakan
•ELISA untuk analisis antigen
spesifik pada mikroba patogen
•Uji senyawa antibiotik untuk
penentuan KHM antibiotik
terhadap mikroba suspect
Estimasi dari potensi antibiotik melalui
perbandingan langsung antara sampel
(antibiotik uji) dengan antibiotik standar
yang telah disahkan penggunaannya,
terkalibrasi dengan baik, dan umum
digunakan sebagai rujukan.
Prinsip uji potensi antibiotik berdasarkan
Farmakope Indonesia edisi IV 1995
Tujuan uji
Sebagai standar untuk mengatasi
keraguan tentang kemungkinan
hilangnya aktivitas (potensi)
antibiotik terhadap efek daya
hambatnya pada mikroba.
Metode Umum
1. Lempeng (silinder /
kertas cakram)
2. Turbidimetri
(tabung)
Metode Lempeng Silinder
Difusi antibiotik dari silinder yang dipasang
tegak lurus pada lapisan agar padat dalam
cawan petri atau lempeng yang berisi biakan
mikroba uji pada jumlah tertentu
Mikroba dihambat pertumbuhannya
Hambatan pertumbuhan biakan mikroba
dalam larutan serba sama antibiotik, dalam
media cair yang dapat menumbuhkan
mikroba dengan cepat bila tidak terdapat
antibiotik
Metode turbidimetri digunakan pada sampel
yang sulit larut dalam air, contoh: Gramisidin
Metode Turbidimetri
Persiapan uji
Mikroorganisme
Bahan
Alat
Cuci bersih sebelum dan sesudah digunakan
Sterilkan dengan pemanasan kering atau uap
air
Peralatan
Selama inkubasi dalam penetapan
pada lempeng dan tabung
Metode lempeng ± 0,5°C
Metode turbidimetri ± 0,1°C
suhu dapat diperoleh dengan sirkulasi
udara dan air.
Pengendalian Termostatik
Wadah (1)
Metode Lempeng Silinder:
1. Cawan petri kaca atau plastik ukuran 20 x
100 mm
2. Silinder dari besi tahan karat atau porselen
diameter luar 8 mm, diameter dalam 6 mm,
tinggi 10 mm
3. Bersihkan dengan asam nitrat 2 N bila perlu
Metode Turbidimetri:
1. Tabung reaksi kaca/plastik ukuran dan
ketebalan seragam
2. Tabung Spektrofotometer harus steril
dan sesuai
3. Semua residu dihilangkan serta selalu
sterilisasi sebelum dan sesudah
Wadah (2)
Media dan Larutan Dapar
Media Larutan Dapar
Media 1 pH 6,6
Media 2 pH 6,6
Media 3 pH 7,0
Media 5 pH 7,9
Media 8 pH 5,9
Media 9 pH 7,2
Media 10 pH 7,2
Media 11 pH 8,3
Media 13 pH 5,6
Media 19 pH 6,1
Media 32 pH 6,6
Media 34 pH 7,0
Media 35 pH 7,0
Media 36 pH 7,3
Media 39 pH 7,9
Dapar nomor 1 pH 6,0
Dapar nomor 3 pH 8,0
Dapar nomor 4 pH 4,5
Dapar nomor 10 pH 10,5
Dapar nomor 16 pH 7,0
Cat: untuk pelarut lain
Air murni
Formaldehide encer
Injeksi larutan NaCl
Unit dan
Baku Pembanding
Potensi Antibiotik
Adalah antibiotik dimana potensinya yang
dinyatakan dalam “unit” atau “µg” aktivitas
antibiotik per mg zat kering telah ditetapkan
secara nasional (BPFI).
“µg” aktivitas dianggap terdiri dari bahan
kimia tunggal
unit merupakan baku pembanding apabila
terdapat lebih dari satu bahan aktif antibiotik
dalam suatu obat antibiotik.
Definisi
Penyiapan Baku
Larutan persediaan: larutkan sejumlah atau
seluruh isi vial baku pembanding antibiotik
seperti pada tabel 1
Simpan dalam lemari pendingin dan gunakan
dalam waktu yang ditentukan
Pada hari penetapan, buat pengenceran dari
larutan persediaan (5), umumnya dengan
perbandingan 1 : 1,25 untuk lempeng
silinder atau lebih kecil pada turbidimetri
Ampisilin : buat enceran larutan baku
pembanding dan larutan uji secara bersamaan
Zink Basitrasin : tiap enceran larutan baku
harus mengandung asam klorida sejumlah
sama dengan larutan uji.
Secara umum pengeringan dilakukan pada
oven hampa udara 5 mmHg, 60°C, selama 3
jam.
Ketentuan
Penyiapan Contoh
Buat larutan serta enceran larutan uji
sesuai dengan antibiotik pembanding.
Penetapan hanya membutuhkan 1 tingkat
dosis uji yang sesuai dengan dosis tengah
baku pembanding
Dosis uji (U) = Dosis S3
Mikroba Uji dan Inokula
Mikroba Uji
Mikroba uji untuk masing-masing antibiotik
tertera pada Tabel 2, pelihara pada agar
miring dan inkubasikan sesuai dengan Tabel 3
Mikroba uji harus merupakan galur murni dan
dipindahkan setiap minggu.
Pada Klebsiella pneumoniae gunakan biakan
tidak berkapsul
Penyiapan Inokula
1. Inokulasikan biakan segar ke 250 ml media agar dalam
tabung Roux, sebarkan secara merata, inkubasikan
pada suhu dan waktu tertentu.
2. Larutkan biakan permukaan ke dalam 50 ml larutan
NaCl 0,9 % steril.
3. Atur perbandingan hingga inokula mempunyai
transmitans 25 % terhadap blangko.
4. Untuk penetapan turbidimetri, optimalkan hubungan
antara dosis dan respon.
5. Pada penetapan lempeng silinder, atur larutan suspensi
hingga menghasilkan batas daerah hambatan yang
memuaskan; yaitu 14 mm-16 mm
Cara Pengujian:
1. Desain penetapan
2. Metode lempeng silinder
3. Metode Turbidimetri
4. Cara perhitungan
Desain Penetapan (1)
Pada penetapan lempeng silinder,
perbandingan pokok dibatasi pada hubungan
pengukuran diameter hambatan antar
lempeng.
Pada penetapan turbidimetri, perbandingan
pokok dibatasi pada hubungan antara
kekeruhan yang diamati pada tiap rak.
Dianjurkan hanya menggunakan satu aras
dosis dengan suatu kurva baku dan
pengenceran larutan minimal 5 atau lebih
Penetapan potensi antibiotik secara
mikrobiologi dipengaruhi oleh variabel intra
dan antar penetapan.
Awali dengan penyiapan larutan baku dan uji
secara terpisah, dan ulangi pada hari yang
berbeda.
Jika hasil yang diperoleh berbeda signifikan,
lakukan satu atau lebih penetapan tambahan
Desain Penetapan (2)
Metode Turbidimetri
1 ml larutan uji dan larutan baku tiap dosis pada 3 tabung reaksi;
buat triplo dan letakkan acak
Buat 2 tabung kontrol
Tambahkan 9,0 ml inokula ke dalam tiap tabung
Letakkan tabung dalam tangas air atau inkubator pada suhu (36-
37,5)°C; selama 2 jam
Setelah inkubasi tambahkan 0,5 ml larutan formaldehide encer
Ukur transmitans atau serapan pada 530 nm
Metode Turbidimetri (2)
Pada desain penetapan 5 aras dosis:
1. Buat 20 sediaan uji yang sama dengan S3 baku
2. Buat juga pengenceran S3 lain sebagai rujukan uji
pertumbuhan
3. Tambahkan 1 ml larutan uji ke dalam 3 tabung
dan 1 ml pengencer bebas antibiotik ke dalam 6
tabung
4. Tambahkan 9,0 ml inokula
5. Inkubasi
6. Tambahkan 0,5 ml larutan formaldehide encer
7. Hitung transmitan atau serapan pada 530 nm
Metode Lempeng Silinder
Pada cawan petri dibuat lapisan dasar yang licin
Tambahkan 4,0 ml lapisan inokula
Jatuhkan 6 buah silinder pada permukaan agar dalam radius 2,8 cm;
pada ketinggian 12 mm
Isi silinder selang seling dengan dosis tengah baku (S3); buat triplo
Inkubasikan pada suhu 32-35°C selama 16-18 jam
Ukur diameter hambatan yang terbentuk pada agar
Desain pengujian
Dipilih berdasarkan hasil akhir yang diinginkan,
presisi tinggi atau tidak. Desain yang digunakan :
2+2 : yaitu satu baku pembanding dan satu sampel,
masing-masing dengan dua tingkat dosis yang
diperlakukan dalam satu lempeng (cawan) agar
3+3 : yaitu satu baku pembanding dan satu sampel,
masing-masing dengan tiga tingkat dosis yang
diperlakukan dalam satu lempeng (cawan) agar
5+1 : yaitu satu baku pembanding dengan 5 tingkat
dosis dan satu sampel dengan satu tingkat dosis
yang setara dengan dosis menengah (dosis acuan)
baku pembanding.
Desain Pengujian 3+3
Larutan baku pembanding : sejumlah tertentu
baku pembanding dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai sedemikian sehingga diperoleh
larutan induk yg setara dgn 1000 IU/mL.
Pengenceran dibuat sehingga diperoleh
larutan baku dosis rendah, dosis menengah
dan dosis tinggi dengan pebandingan yang
relatif sama, misalnya 1:2, 2:3 atau 3:4
Larutan uji : ditimbang sejumlah
tertentu sampel, dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai sehingga diperoleh
larutan sampel induk yg setara dengan
1000 IU/mL.
Pengenceran dilakukan dengan dosis
yang kira-kira sama dengan larutan
baku pembanding.
Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam
selinder atau serapkan pada kertas cakram
sebanyak 100 μL di atas media agar yang
telah diinokulasikan mikroba uji.
Pre-inkubasi selama 1 jam, lalu inkubasi pada
35-37 ºC selama 18-24 jam.
Setelah masa inkubasi, daerah hambat yang
terbentuk diukur garis tengahnya.
Dosis baku
Dosis sampel
Desain pengujian 5+1
Larutan baku pembanding yang dibuat
sama dengan desain 3+3, hanya dibuat
pengenceran S1, S2, S3, S4 dan S5
dengan tingkat perbandingan 1,25.
Dosis tengah ditetapkan dulu, misalnya
10 IU/mL, maka: S2=8,0 IU/mL,
S1=6,4 IU/mL, S4=12,5 IU/mL dan
S5=15,6 IU/mL
Larutan uji/sampel dibuat larutan induk dan
pengenceran yang sama dengan larutan baku
pembanding.
Larutan S3 (pembanding dosis tengah)
selanjutnya selalu ditempatkan pada setiap
media agar yg digunakan, dan ke dalam
selinder pencadang atau kertas cakram yg
digunakan dimasukkan 100 μL larutan
pembanding lainnya (S1, S2, S4, S5) dan
larutan uji (U) , masing-masing triplo.
Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam
selinder atau serapkan pada kertas cakram
sebanyak 100 μL di atas media agar yang
telah diinokulasikan mikroba uji.
Pre-inkubasi selama 1 jam, lalu inkubasi pada
35-37 ºC selama 18-24 jam.
Setelah masa inkubasi, daerah hambat yang
terbentuk diukur garis tengahnya.
Pola letak uji pada desain (5+1)
Dosis S3
Dosis lainnya
S3
S1
S3
S2
S3
S4
S3
S5
S3
U
Cara Perhitungan
Desain pengujian (3+3)
Cara perhitungan dengan desain 3+3
terdapat pada Farmakope Indonesia
edisi III, tahun 1979
Analisis meliputi : analisis variansi,
perhitungan potensi dan batas
keyakinan potensi hasil penetapan
Desain pengujian (5+1)
Sebelum menghitung potensi ,
dilakukan terlebih dahulu koreksi garis
tengah rata-rata diameter daerah
hambat dosis larutan baku S1, S2, S4
dan S5
Cara :
Hitung diameter rata-rata S3 di semua
cawan (Y3T)
Hitung diameter rata-rata S3 pada
masing-masing cawan larutan baku
S1,2,4 dan 5 (Y31, Y32, Y34 dan Y35)
Hitung diameter S1,2,4 dan 5 (Y1, Y2, Y4
dan Y5)
Maka diameter koreksi masing-masing
larutan baku adalah :
S1 (a) = Y1 + (Y3T – Y31)
S2 (b) = Y2 + (Y3T – Y32)
S3 (c) = Y3T
S4 (d) = Y4 + (Y3T – Y34)
S5 (e) = Y5 + (Y3T – Y35)
Untuk kurva baku, dihitung diameter
dosis terendah dan tertinggi yaitu :
YT =
(3e + 2d + c – a )
5
YR =
(3a + 2b + c – e )
5
YR = diameter hambat
dosis terendah
YT = diameter hambat
dosis tertinggi
Selanjutnya dibuat kurva baku pada
kertas semilog :
Sumbu X : log dosis
Sumbu Y : diameter hambat
Hubungkan titik-titik untuk S1 (YR)
sampai S5 (YT)
Sebelum Perhitungan potensi sediaan uji,
dilakukan koreksi diameter larutan sampel U:
YU koreksi = YS + (YU – Y3U)
Y3U = diameter rata-rata S3 pada pengujian
larutan U
YU = diameter rata-rata U pada cawan
larutan U
YS = Hasil interpolasi S3 pada kurva baku
Cara Perhitungan potensi sampel
Perhitungan Potensi sampel
Potensi sediaan uji ditentukan dengan
menginterpolasi YU pada sumbu Y ke garis
kurva baku dan tarik garis ke sumbu X
(diperoleh XU)
Dosis U = XU/S3 x dosis S3
Potensi U = dosis U x faktor pengenceran
Cara Perhitungan (1)
Potensi antibiotik dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus
transformasi log dengan penyesuaian
kuadrat terkecil dan uji linearitas.
Apabila dilakukan lebih dari satu penetapan
potensi dari bahan uji yang sama; maka
dapat dirata-ratakan.
Diameter daerah hambat
Pencadang

More Related Content

What's hot

Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsaEka Selvina
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxakqj10oke
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 

What's hot (20)

Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Tetes Mata
Tetes MataTetes Mata
Tetes Mata
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Pill
PillPill
Pill
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 

Viewers also liked

Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiIndana Mufidah
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIImaulanaarya75
 
syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri Vita Amanah
 
Obat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesiaObat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesiaAkfar ikifa
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Pedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitosPedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitosroywidhie
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatNina Vianti
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Yusuf Himawan
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)fikri asyura
 
manajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatmanajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatDika Trisya
 

Viewers also liked (20)

Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
 
Obat Bahan Alam
Obat Bahan AlamObat Bahan Alam
Obat Bahan Alam
 
syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri
 
Obat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesiaObat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesia
 
Buku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan SelBuku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan Sel
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Pedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitosPedoman obt suntik dan sitos
Pedoman obt suntik dan sitos
 
Pengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbalPengembangan obat herbal
Pengembangan obat herbal
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
 
Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)Konseling farmasi (1)
Konseling farmasi (1)
 
Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
 
genetika
genetikagenetika
genetika
 
manajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obatmanajemen penggunaan obat
manajemen penggunaan obat
 
Obat obat emergency
Obat obat emergencyObat obat emergency
Obat obat emergency
 

Similar to Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi

Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxshendi suryana
 
Uji penetapan antibiotik.pptx
Uji penetapan antibiotik.pptxUji penetapan antibiotik.pptx
Uji penetapan antibiotik.pptxThifahhh
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanJo Sugiharto
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Farida Lukmi
 
Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf
Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdfPenuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf
Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdfAzzahraChaerunnisa
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroNesha Mutiara
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxHani902411
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfPedroDaSilvaTL
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperEly John Karimela
 
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Ginanjar Puspanegara
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...UNESA
 
Makalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptikMakalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptikShinta Prama
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012SMKTA
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systempdspatologikliniksby
 

Similar to Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi (20)

Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
Uji penetapan antibiotik.pptx
Uji penetapan antibiotik.pptxUji penetapan antibiotik.pptx
Uji penetapan antibiotik.pptx
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 
Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf
Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdfPenuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf
Penuntun Praktikum Imunologi (Daring).pdf
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
Seminar pkl
Seminar pkl Seminar pkl
Seminar pkl
 
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
Uji aktivitas antibakteri, antijamur, antioksidan dan toksisitas terhadap ekt...
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
PRODUKSI FERMENTASI ANTIBIOTIK PENISILIN
PRODUKSI FERMENTASI ANTIBIOTIK PENISILINPRODUKSI FERMENTASI ANTIBIOTIK PENISILIN
PRODUKSI FERMENTASI ANTIBIOTIK PENISILIN
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
Artikel Ilmiah: Uji Resistensi Bakteri Pada Bubur Kacang Hijau Terhadap Antib...
 
Makalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptikMakalah pembuatan antiseptik
Makalah pembuatan antiseptik
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
 
Uji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas PengawetUji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas Pengawet
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 

More from Guide_Consulting

PERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis Kosmetika
PERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis KosmetikaPERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis Kosmetika
PERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis KosmetikaGuide_Consulting
 
The Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testing
The Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testingThe Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testing
The Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testingGuide_Consulting
 
Preservatives Effectiveness (JP)
Preservatives Effectiveness (JP)Preservatives Effectiveness (JP)
Preservatives Effectiveness (JP)Guide_Consulting
 
2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...
2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...
2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...Guide_Consulting
 
5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)
5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)
5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)Guide_Consulting
 
Lamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam Kosmetik
Lamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam KosmetikLamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam Kosmetik
Lamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam KosmetikGuide_Consulting
 
Proposal pdf uji sterilitas
Proposal pdf uji sterilitasProposal pdf uji sterilitas
Proposal pdf uji sterilitasGuide_Consulting
 
Uji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapidUji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapidGuide_Consulting
 
Media mikrobiology: Pengantar dan Aplikasi
Media mikrobiology: Pengantar dan AplikasiMedia mikrobiology: Pengantar dan Aplikasi
Media mikrobiology: Pengantar dan AplikasiGuide_Consulting
 
Silabus kualifikasi dan monitoring ruangan
Silabus kualifikasi dan monitoring ruanganSilabus kualifikasi dan monitoring ruangan
Silabus kualifikasi dan monitoring ruanganGuide_Consulting
 
Jadwal training guide consulting 2014
Jadwal training guide consulting 2014 Jadwal training guide consulting 2014
Jadwal training guide consulting 2014 Guide_Consulting
 
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum  sistem jaminan halal lppom muiPanduan umum  sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum sistem jaminan halal lppom muiGuide_Consulting
 
Growth Promotion Test Seminar
Growth Promotion Test SeminarGrowth Promotion Test Seminar
Growth Promotion Test SeminarGuide_Consulting
 
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3Guide_Consulting
 
Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2
Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2
Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2Guide_Consulting
 
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1Guide_Consulting
 
Langkah langkah Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Langkah langkah Validasi Metode Analisis MikrobiologiLangkah langkah Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Langkah langkah Validasi Metode Analisis MikrobiologiGuide_Consulting
 
Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis MikrobiologiValidasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis MikrobiologiGuide_Consulting
 
Easter m. c. (ed.) rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...
Easter m. c. (ed.)   rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...Easter m. c. (ed.)   rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...
Easter m. c. (ed.) rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...Guide_Consulting
 

More from Guide_Consulting (20)

PERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis Kosmetika
PERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis KosmetikaPERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis Kosmetika
PERKA BPOM HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 Metode Analisis Kosmetika
 
The Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testing
The Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testingThe Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testing
The Essentials of USP chapter 51 antimicrobial effectiveness testing
 
Preservatives Effectiveness (JP)
Preservatives Effectiveness (JP)Preservatives Effectiveness (JP)
Preservatives Effectiveness (JP)
 
2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...
2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...
2.6.12. microbiological examination of non sterile products (total viable aer...
 
5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)
5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)
5.1.3. Efficacy of antimicrobial preservation (EP 5.0)
 
Lamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam Kosmetik
Lamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam KosmetikLamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam Kosmetik
Lamp IV PK BPOM Bahan Pengawet Yang Diijinkan Didalam Kosmetik
 
Proposal pdf uji sterilitas
Proposal pdf uji sterilitasProposal pdf uji sterilitas
Proposal pdf uji sterilitas
 
Uji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapidUji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapid
 
Media mikrobiology: Pengantar dan Aplikasi
Media mikrobiology: Pengantar dan AplikasiMedia mikrobiology: Pengantar dan Aplikasi
Media mikrobiology: Pengantar dan Aplikasi
 
Silabus kualifikasi dan monitoring ruangan
Silabus kualifikasi dan monitoring ruanganSilabus kualifikasi dan monitoring ruangan
Silabus kualifikasi dan monitoring ruangan
 
Silabus uji sterilitas
Silabus uji sterilitasSilabus uji sterilitas
Silabus uji sterilitas
 
Jadwal training guide consulting 2014
Jadwal training guide consulting 2014 Jadwal training guide consulting 2014
Jadwal training guide consulting 2014
 
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum  sistem jaminan halal lppom muiPanduan umum  sistem jaminan halal lppom mui
Panduan umum sistem jaminan halal lppom mui
 
Growth Promotion Test Seminar
Growth Promotion Test SeminarGrowth Promotion Test Seminar
Growth Promotion Test Seminar
 
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #3
 
Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2
Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2
Contoh protokol validasi metode analisis mikrobiologi #2
 
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1
Contoh Protokol Validasi Metode Analisis Mikrobiologi #1
 
Langkah langkah Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Langkah langkah Validasi Metode Analisis MikrobiologiLangkah langkah Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Langkah langkah Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
 
Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis MikrobiologiValidasi Metode Analisis Mikrobiologi
Validasi Metode Analisis Mikrobiologi
 
Easter m. c. (ed.) rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...
Easter m. c. (ed.)   rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...Easter m. c. (ed.)   rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...
Easter m. c. (ed.) rapid microbiological methods in the pharmaceutical indu...
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi

  • 1. Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
  • 2. Mengapa antibiotik perlu ditentukan kadar atau potensinya? Efek penggunaan antimikroba yang meningkat, sehingga meningkatkan pula efek resistensi berbagai mikroba patogen Mikroba patogen dan virus baru : HIV, Avian Flu Virus Efektivitas daya hambat atau daya bunuh antimikroba sangat tergantung pada jumlah dan kekuatan zat aktif nya
  • 3. Pengertian kadar vs potensi Kadar jumlah per satuan berat/volume Potensi ukuran kekuatan /daya hambat atau daya bunuh zat aktif terhadap mikroorganisme tertentu
  • 4. Mengapa harus dengan cara mikrobiologi? Respons mikroba terhadap antibiotik berbeda-beda Spesifik Sensitif
  • 6. Skema analisis patogen dan metode analisis yang digunakan •ELISA untuk analisis antigen spesifik pada mikroba patogen •Uji senyawa antibiotik untuk penentuan KHM antibiotik terhadap mikroba suspect
  • 7. Estimasi dari potensi antibiotik melalui perbandingan langsung antara sampel (antibiotik uji) dengan antibiotik standar yang telah disahkan penggunaannya, terkalibrasi dengan baik, dan umum digunakan sebagai rujukan. Prinsip uji potensi antibiotik berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV 1995
  • 8. Tujuan uji Sebagai standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas (potensi) antibiotik terhadap efek daya hambatnya pada mikroba.
  • 9. Metode Umum 1. Lempeng (silinder / kertas cakram) 2. Turbidimetri (tabung)
  • 10. Metode Lempeng Silinder Difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri atau lempeng yang berisi biakan mikroba uji pada jumlah tertentu Mikroba dihambat pertumbuhannya
  • 11. Hambatan pertumbuhan biakan mikroba dalam larutan serba sama antibiotik, dalam media cair yang dapat menumbuhkan mikroba dengan cepat bila tidak terdapat antibiotik Metode turbidimetri digunakan pada sampel yang sulit larut dalam air, contoh: Gramisidin Metode Turbidimetri
  • 13. Cuci bersih sebelum dan sesudah digunakan Sterilkan dengan pemanasan kering atau uap air Peralatan
  • 14. Selama inkubasi dalam penetapan pada lempeng dan tabung Metode lempeng ± 0,5°C Metode turbidimetri ± 0,1°C suhu dapat diperoleh dengan sirkulasi udara dan air. Pengendalian Termostatik
  • 15. Wadah (1) Metode Lempeng Silinder: 1. Cawan petri kaca atau plastik ukuran 20 x 100 mm 2. Silinder dari besi tahan karat atau porselen diameter luar 8 mm, diameter dalam 6 mm, tinggi 10 mm 3. Bersihkan dengan asam nitrat 2 N bila perlu
  • 16. Metode Turbidimetri: 1. Tabung reaksi kaca/plastik ukuran dan ketebalan seragam 2. Tabung Spektrofotometer harus steril dan sesuai 3. Semua residu dihilangkan serta selalu sterilisasi sebelum dan sesudah Wadah (2)
  • 17. Media dan Larutan Dapar Media Larutan Dapar Media 1 pH 6,6 Media 2 pH 6,6 Media 3 pH 7,0 Media 5 pH 7,9 Media 8 pH 5,9 Media 9 pH 7,2 Media 10 pH 7,2 Media 11 pH 8,3 Media 13 pH 5,6 Media 19 pH 6,1 Media 32 pH 6,6 Media 34 pH 7,0 Media 35 pH 7,0 Media 36 pH 7,3 Media 39 pH 7,9 Dapar nomor 1 pH 6,0 Dapar nomor 3 pH 8,0 Dapar nomor 4 pH 4,5 Dapar nomor 10 pH 10,5 Dapar nomor 16 pH 7,0 Cat: untuk pelarut lain Air murni Formaldehide encer Injeksi larutan NaCl
  • 19. Adalah antibiotik dimana potensinya yang dinyatakan dalam “unit” atau “µg” aktivitas antibiotik per mg zat kering telah ditetapkan secara nasional (BPFI). “µg” aktivitas dianggap terdiri dari bahan kimia tunggal unit merupakan baku pembanding apabila terdapat lebih dari satu bahan aktif antibiotik dalam suatu obat antibiotik. Definisi
  • 20. Penyiapan Baku Larutan persediaan: larutkan sejumlah atau seluruh isi vial baku pembanding antibiotik seperti pada tabel 1 Simpan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu yang ditentukan Pada hari penetapan, buat pengenceran dari larutan persediaan (5), umumnya dengan perbandingan 1 : 1,25 untuk lempeng silinder atau lebih kecil pada turbidimetri
  • 21.
  • 22. Ampisilin : buat enceran larutan baku pembanding dan larutan uji secara bersamaan Zink Basitrasin : tiap enceran larutan baku harus mengandung asam klorida sejumlah sama dengan larutan uji. Secara umum pengeringan dilakukan pada oven hampa udara 5 mmHg, 60°C, selama 3 jam. Ketentuan
  • 23. Penyiapan Contoh Buat larutan serta enceran larutan uji sesuai dengan antibiotik pembanding. Penetapan hanya membutuhkan 1 tingkat dosis uji yang sesuai dengan dosis tengah baku pembanding Dosis uji (U) = Dosis S3
  • 24. Mikroba Uji dan Inokula
  • 25. Mikroba Uji Mikroba uji untuk masing-masing antibiotik tertera pada Tabel 2, pelihara pada agar miring dan inkubasikan sesuai dengan Tabel 3 Mikroba uji harus merupakan galur murni dan dipindahkan setiap minggu. Pada Klebsiella pneumoniae gunakan biakan tidak berkapsul
  • 26.
  • 27.
  • 28. Penyiapan Inokula 1. Inokulasikan biakan segar ke 250 ml media agar dalam tabung Roux, sebarkan secara merata, inkubasikan pada suhu dan waktu tertentu. 2. Larutkan biakan permukaan ke dalam 50 ml larutan NaCl 0,9 % steril. 3. Atur perbandingan hingga inokula mempunyai transmitans 25 % terhadap blangko. 4. Untuk penetapan turbidimetri, optimalkan hubungan antara dosis dan respon. 5. Pada penetapan lempeng silinder, atur larutan suspensi hingga menghasilkan batas daerah hambatan yang memuaskan; yaitu 14 mm-16 mm
  • 29.
  • 30. Cara Pengujian: 1. Desain penetapan 2. Metode lempeng silinder 3. Metode Turbidimetri 4. Cara perhitungan
  • 31. Desain Penetapan (1) Pada penetapan lempeng silinder, perbandingan pokok dibatasi pada hubungan pengukuran diameter hambatan antar lempeng. Pada penetapan turbidimetri, perbandingan pokok dibatasi pada hubungan antara kekeruhan yang diamati pada tiap rak. Dianjurkan hanya menggunakan satu aras dosis dengan suatu kurva baku dan pengenceran larutan minimal 5 atau lebih
  • 32. Penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi dipengaruhi oleh variabel intra dan antar penetapan. Awali dengan penyiapan larutan baku dan uji secara terpisah, dan ulangi pada hari yang berbeda. Jika hasil yang diperoleh berbeda signifikan, lakukan satu atau lebih penetapan tambahan Desain Penetapan (2)
  • 33. Metode Turbidimetri 1 ml larutan uji dan larutan baku tiap dosis pada 3 tabung reaksi; buat triplo dan letakkan acak Buat 2 tabung kontrol Tambahkan 9,0 ml inokula ke dalam tiap tabung Letakkan tabung dalam tangas air atau inkubator pada suhu (36- 37,5)°C; selama 2 jam Setelah inkubasi tambahkan 0,5 ml larutan formaldehide encer Ukur transmitans atau serapan pada 530 nm
  • 34. Metode Turbidimetri (2) Pada desain penetapan 5 aras dosis: 1. Buat 20 sediaan uji yang sama dengan S3 baku 2. Buat juga pengenceran S3 lain sebagai rujukan uji pertumbuhan 3. Tambahkan 1 ml larutan uji ke dalam 3 tabung dan 1 ml pengencer bebas antibiotik ke dalam 6 tabung 4. Tambahkan 9,0 ml inokula 5. Inkubasi 6. Tambahkan 0,5 ml larutan formaldehide encer 7. Hitung transmitan atau serapan pada 530 nm
  • 35. Metode Lempeng Silinder Pada cawan petri dibuat lapisan dasar yang licin Tambahkan 4,0 ml lapisan inokula Jatuhkan 6 buah silinder pada permukaan agar dalam radius 2,8 cm; pada ketinggian 12 mm Isi silinder selang seling dengan dosis tengah baku (S3); buat triplo Inkubasikan pada suhu 32-35°C selama 16-18 jam Ukur diameter hambatan yang terbentuk pada agar
  • 36.
  • 37. Desain pengujian Dipilih berdasarkan hasil akhir yang diinginkan, presisi tinggi atau tidak. Desain yang digunakan : 2+2 : yaitu satu baku pembanding dan satu sampel, masing-masing dengan dua tingkat dosis yang diperlakukan dalam satu lempeng (cawan) agar 3+3 : yaitu satu baku pembanding dan satu sampel, masing-masing dengan tiga tingkat dosis yang diperlakukan dalam satu lempeng (cawan) agar 5+1 : yaitu satu baku pembanding dengan 5 tingkat dosis dan satu sampel dengan satu tingkat dosis yang setara dengan dosis menengah (dosis acuan) baku pembanding.
  • 38. Desain Pengujian 3+3 Larutan baku pembanding : sejumlah tertentu baku pembanding dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sedemikian sehingga diperoleh larutan induk yg setara dgn 1000 IU/mL. Pengenceran dibuat sehingga diperoleh larutan baku dosis rendah, dosis menengah dan dosis tinggi dengan pebandingan yang relatif sama, misalnya 1:2, 2:3 atau 3:4
  • 39. Larutan uji : ditimbang sejumlah tertentu sampel, dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sehingga diperoleh larutan sampel induk yg setara dengan 1000 IU/mL. Pengenceran dilakukan dengan dosis yang kira-kira sama dengan larutan baku pembanding.
  • 40. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam selinder atau serapkan pada kertas cakram sebanyak 100 μL di atas media agar yang telah diinokulasikan mikroba uji. Pre-inkubasi selama 1 jam, lalu inkubasi pada 35-37 ºC selama 18-24 jam. Setelah masa inkubasi, daerah hambat yang terbentuk diukur garis tengahnya.
  • 42. Desain pengujian 5+1 Larutan baku pembanding yang dibuat sama dengan desain 3+3, hanya dibuat pengenceran S1, S2, S3, S4 dan S5 dengan tingkat perbandingan 1,25. Dosis tengah ditetapkan dulu, misalnya 10 IU/mL, maka: S2=8,0 IU/mL, S1=6,4 IU/mL, S4=12,5 IU/mL dan S5=15,6 IU/mL
  • 43. Larutan uji/sampel dibuat larutan induk dan pengenceran yang sama dengan larutan baku pembanding. Larutan S3 (pembanding dosis tengah) selanjutnya selalu ditempatkan pada setiap media agar yg digunakan, dan ke dalam selinder pencadang atau kertas cakram yg digunakan dimasukkan 100 μL larutan pembanding lainnya (S1, S2, S4, S5) dan larutan uji (U) , masing-masing triplo.
  • 44. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam selinder atau serapkan pada kertas cakram sebanyak 100 μL di atas media agar yang telah diinokulasikan mikroba uji. Pre-inkubasi selama 1 jam, lalu inkubasi pada 35-37 ºC selama 18-24 jam. Setelah masa inkubasi, daerah hambat yang terbentuk diukur garis tengahnya.
  • 45. Pola letak uji pada desain (5+1) Dosis S3 Dosis lainnya S3 S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U
  • 47. Desain pengujian (3+3) Cara perhitungan dengan desain 3+3 terdapat pada Farmakope Indonesia edisi III, tahun 1979 Analisis meliputi : analisis variansi, perhitungan potensi dan batas keyakinan potensi hasil penetapan
  • 48. Desain pengujian (5+1) Sebelum menghitung potensi , dilakukan terlebih dahulu koreksi garis tengah rata-rata diameter daerah hambat dosis larutan baku S1, S2, S4 dan S5 Cara :
  • 49. Hitung diameter rata-rata S3 di semua cawan (Y3T) Hitung diameter rata-rata S3 pada masing-masing cawan larutan baku S1,2,4 dan 5 (Y31, Y32, Y34 dan Y35) Hitung diameter S1,2,4 dan 5 (Y1, Y2, Y4 dan Y5)
  • 50. Maka diameter koreksi masing-masing larutan baku adalah : S1 (a) = Y1 + (Y3T – Y31) S2 (b) = Y2 + (Y3T – Y32) S3 (c) = Y3T S4 (d) = Y4 + (Y3T – Y34) S5 (e) = Y5 + (Y3T – Y35)
  • 51. Untuk kurva baku, dihitung diameter dosis terendah dan tertinggi yaitu : YT = (3e + 2d + c – a ) 5 YR = (3a + 2b + c – e ) 5 YR = diameter hambat dosis terendah YT = diameter hambat dosis tertinggi
  • 52. Selanjutnya dibuat kurva baku pada kertas semilog : Sumbu X : log dosis Sumbu Y : diameter hambat Hubungkan titik-titik untuk S1 (YR) sampai S5 (YT)
  • 53. Sebelum Perhitungan potensi sediaan uji, dilakukan koreksi diameter larutan sampel U: YU koreksi = YS + (YU – Y3U) Y3U = diameter rata-rata S3 pada pengujian larutan U YU = diameter rata-rata U pada cawan larutan U YS = Hasil interpolasi S3 pada kurva baku Cara Perhitungan potensi sampel
  • 54. Perhitungan Potensi sampel Potensi sediaan uji ditentukan dengan menginterpolasi YU pada sumbu Y ke garis kurva baku dan tarik garis ke sumbu X (diperoleh XU) Dosis U = XU/S3 x dosis S3 Potensi U = dosis U x faktor pengenceran
  • 55. Cara Perhitungan (1) Potensi antibiotik dihitung dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log dengan penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linearitas. Apabila dilakukan lebih dari satu penetapan potensi dari bahan uji yang sama; maka dapat dirata-ratakan.