SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Pembahasan steril
Praktikum ini bertujuan untuk membuat infuse ringer laktat. Sediaan tersebut merupakan
sediaan parenteral volume besar (lvp). Large volume parenteral merupakan sediaan volume besar yg
biasanya dibuat dengan volum 100ml atau lebih. Infus Ringer diberikan melalui intravena tetes demi
tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Sedangkan untuk Sediaan small volume parenteral (svp)
artinya adalah suatu sediaan parenteral yangdibuat dalam volume kecil dengan pembarian obat melalui
suntikan dibawahatau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau selaput lendir. Volumenya bisa kurang
dari 10 ml. Kandungan dari infuse ringer laktat sama dengan kadar zat-zat dalam larutan fisiologis.
Sehingga larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang diperlukan tubuh. Larutan
elektrolit diberikan setelah terjadi shock, kehilangan cairan badan karna dehidrasi atau kelaparan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sediaan infus ringer ini antara lain, Natrium laktat, Natrium
Klorida, Kalium Klorida dan Kalsium Klorida. Na laktat berasal dari NaHCO3 dengan penambahan asam
laktat. Ion natrium (Na+
) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati
hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat
menyebabkan dehidrasi. NaCl digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara dengan
0,9% larutan NaCl, dimana larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan
tubuh. Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler
dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel. Untuk menggantikan
kalium yang hilang digunakan KCl yang lebih mudah larut dalam air. Ion kalsium (Ca2
+
), bekerja
membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan luka pada rangsangan
neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan
konvulsi. Kalsium yang dipakai dalam bentuk CaCl2 yang lebih mudah larut dalam air.
Alat-alat yg akan digunakan dalam pembuatan infuse di sterilisasi dengan LAFC yaitu
menggunakan prinsip filtrasi udara menggunakan lampu uv. Karena syarat sediaan infuse yg harus bebas
kontaminan, udara steril yg secara kontinu ditiupkan akan membebaskan alat beserta tempat kerja dari
debu dan spora-spora yg menmpel. Pensterilan dilakukan 15 menit. Yang pertama dilakukan dalam
membuat sediaan ini adalah mengecek apakah larutan ini isotonis atau tidak. Jika larutan hipertonis
(tekanan osmotiknya lebih besar daripada darah) maka dapat terjadi plasmolisis yaitu hilangnya air dari
sel darah sehingga sel darah akan mengkerut. Jika larutan hipotonis (tekanan osmotik lebih kecil
daripada darah) maka dapat terjadi hemolisis yaitu eritrosit akan pecah. Hal ini karena air akan masuk
kedalam eritrosit dengan melewati membran semipermiabel sehingga terjadi peningkatan volume sel
darah merah yang jika terjadi berkelanjutan sel tersebut akan pecah. Untuk mengatasinya, melalui
perhitungan tinisotas dengan rumus white-vincent diperlukan penambahan zat pengisotonis salah
satunya adalah NaCl yaitu sebesar 0.72gr/100ml. Selanjutnya, bahan-bahan yang ada dalam formula
dilarutkan didalam aquadest yang telah dipanaskan. Aquadest yang dipanaskan tersebut selain untuk
mempermudah kelarutan bahan-bahan juga untuk mensterilkan air, karena sediaan ini adalah sediaan
parenteral yang syaratnya harus steril maka dalam pembuatannya juga diusahakan bersih dan steril.
Bahan-bahan yg dilarutkan yaitu NaCl 0,72 gram, KCl 0,0315 gram, CaCl2 0,021 gram, Na laktat 0,3255
dan karbo adsorben 0,1 gram. Semua bahan kecuali karbo adsorben penimbangannya dilebihkan 5%.
Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut merupakan zat yg higroskopis yaitu apabila berinteraksi
dengan udara dapat menyerap air.
Setelah pelarutan, langkah selanjutnya adalah mengecek pH. Obat suntik sebaiknya mempunyai
pH yang mendekati pH fisiologis yang artinya isohidris dengan darah dan cairan tubuh lainnya. Pada
sediaan kami, pH yang didapat yaitu 6. pH ini masuk kedalam range pH Ringer laktat yaitu 5-7. Pada
injeksi volume kecil, pH larutan yang menyimpang dari nilai pH darah maka selanjutnya jika larutan
tersebut diberikan ke tubuh akan terjadi pengenceran yang cepat dan pendaparan oleh serum (sistem
dapar tubuh sendiri). Tetapi jika injeksi dalam volume besar (infus), penyeimbangan yang cepat jika pH
larutan berada pada nilai pH fisiologis. Selain itu, pengaturan pH juga bertujuan untuk mempertinggi
stabilitas sehingga obat-obat tersebut masih memiliki aktivitas dan potensi. Namun pada saat praktikum
tidak dilakukan pengecekan pH.
Infus harus bebas pirogen karena pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata,
demam, sakit badan, kenaikan tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi. Untuk
menghilangkan pirogen larutan digojog dengan penambahan karbo adsorben selama 5-10 menit lalu
disaring dengan kertas saring. Penyaringan ini memiliki kerugian karena obat dapat ikut terserap pada
penyaringan. Agar karbo adsorben bekerja lebih efektif, maka sebelum digunakan karbo adsorben
tersebut dipanaskan dahulu diatas cawan untuk menghilangkan air yang mungkin diikatnya. Dengan
demikian, daya adsorbsi karbo adsorben akan meningkat. Setelah disaring sampai diperoleh larutan
yang jernih, hasilnya dimasukkan kedalam botol infus dan ditutup rapat untuk mencegah kebocoran.
Sterilisasi yang dilakukan untuk infus Ringer laktat adalah sterilisasi uap (panas basah)
menggunakan autoklaf. Sebelumnya dibungkus botol infuse menggunakan kertas merang lalu dibungkus
plastic. Sterilisasi dengan autoklaf dilakukan selama 15 menit 121o
C 2 atm. Setelah 15 menit, botol
infuse dikeluarkan. Evaluasi sediaan yg dilakukan adalah kejernihan, partikel melayang, kebocoran,
keseragaman bobot dan warna. Pemeriksaan pertama yaitu kejernihan. Kejernihan adalah suatu batasan
yang relatif, yang artinya sangat dipengaruhi oleh penilaian subjektif dari pengamat. Dari pemeriksaan
yang dilakukan, diperoleh bahwa larutan Ringer laktat yang dibuat memenuhi syarat kejernihan.
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap adanya partikel melayang. Partikel
melayang merupakan partikel-partikel yang tidak larut yang dapat berasal dari larutan dan zat kimia
yang dikandung, lingkungan, peralatan, personal dan komponen pengemas. Untuk infus volume besar,
USP menetapkan batas 50 partikel 10 μm dan lebih besar, serta 5 partikel 25 μm dan lebih besar per
milliliter. Untuk mengetahui adanya partikel dilakukan dengan mata secara langsung untuk partikel
ukuran 50 μ. Sedangkan untuk partikel yang lebih kecil maka diperlukan teknik dan alat khusus. Pada
praktikum ini pemeriksaan dilakukan visual secara dibawah cahaya. Didapati adanya partikel serbuk kecil
sekali berwarna hitam yg melayang namun hanya sedikit sekali. Namu warna yg terbentuk adalah
bening (tidak berwarna).
Uji kebocoran dilakukan dengan membalikkan Botol infus sehingga posisi tutup dibawah. Jika
terdapat kebocoran, maka dapat berbahaya karena lewat lubang/celah tersebut dapat menyebabkan
masuknya mikroorganisme atau kontaminan lain yang berbahaya. Selain itu, isi dari botol dapat bocor ke
luar dan merusak penampilan kemasan. Dari pemeriksaan yang dilakukan , didapat bahwa tidak terjadi
kebocoran. Uji yg terakhir adalah uji keseragaman bobot atau volume. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengetahui volume larutan infus apakah tetap atau berubah antara sebelum dan sesudah proses
sterilisasi dan apakah ada penyusutan. Pengujian keseragaman volume berkaitan dengan uji kebocoran.
Untuk injeksi dalam bentuk cairan, volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang
ditetapkan. Dari pengujian ini didapatkan hasil yaitu terdapat penyusutan. Sehingga dapat dikatakan tidak
memenuhi keseragaman volume, yaitu setelah sterilisasi volumenya menjadi 94 ml. Hal ini bisa
dikarenakan saat dituang kedalam botol infuse, larutan infuse tidak di tepatkan menggunakan labu ukur
namun langsung di masukkan dalam botol infuse. Hal ini menyebabkan volume berkurang namu bukan
karena ada kebocoran, namun human eror
Setelah itu sediaan infuse ringer laktat dimasukkan dalam kotak yg berisi brosur dan etiket biru di
temple pada bagian depan kota.

More Related Content

What's hot

Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Mina Audina
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELTri Setyo Ningsih
 
Laporan praktikum farmakologi ed 50
Laporan praktikum farmakologi ed 50Laporan praktikum farmakologi ed 50
Laporan praktikum farmakologi ed 50Siska Hermawati
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Laporan praktikum farmakologi VI Writhing Reflex
Laporan praktikum farmakologi VI Writhing ReflexLaporan praktikum farmakologi VI Writhing Reflex
Laporan praktikum farmakologi VI Writhing ReflexSiska Hermawati
 
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEUfi Ufy
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometrilee_walker94
 
Laporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometriLaporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometriNisfah Hasik
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 

What's hot (20)

Spektrometri uv vis
Spektrometri uv visSpektrometri uv vis
Spektrometri uv vis
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
 
97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix
 
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBELVALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
VALIDASI METODE ANALISIS VITAMIN B1 DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL
 
Anti inflamasi
Anti inflamasiAnti inflamasi
Anti inflamasi
 
Laporan praktikum farmakologi ed 50
Laporan praktikum farmakologi ed 50Laporan praktikum farmakologi ed 50
Laporan praktikum farmakologi ed 50
 
Laporan toksikologi 6
Laporan toksikologi 6Laporan toksikologi 6
Laporan toksikologi 6
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Laporan praktikum farmakologi VI Writhing Reflex
Laporan praktikum farmakologi VI Writhing ReflexLaporan praktikum farmakologi VI Writhing Reflex
Laporan praktikum farmakologi VI Writhing Reflex
 
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
 
06 kecepatan disolusi
06 kecepatan disolusi06 kecepatan disolusi
06 kecepatan disolusi
 
Ekskresi obat
Ekskresi obatEkskresi obat
Ekskresi obat
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Laporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometriLaporan lengkap nitritometri
Laporan lengkap nitritometri
 
Klt ku
Klt kuKlt ku
Klt ku
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 

Viewers also liked

สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556
สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556
สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556Parun Rutjanathamrong
 
Materi manasik akbar 21juni 2014
Materi manasik akbar 21juni 2014Materi manasik akbar 21juni 2014
Materi manasik akbar 21juni 2014Zakiah dr
 
Influencing Groups
Influencing GroupsInfluencing Groups
Influencing GroupskarenMoyse
 
La chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-cibles
La chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-ciblesLa chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-cibles
La chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-ciblesInstitut Pasteur de Madagascar
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganDiki Alnastain
 
Cara pengelolaan pembangunan pertambangan
Cara pengelolaan pembangunan pertambanganCara pengelolaan pembangunan pertambangan
Cara pengelolaan pembangunan pertambanganbernardusadityo92
 
โปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอส
โปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอสโปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอส
โปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอสPochchara Tiamwong
 
What features should you include in a radio advert?
What features should you include in a radio advert?What features should you include in a radio advert?
What features should you include in a radio advert?HConnell4
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIILilis c'Ben
 
Wri13 report 4c_wrr_online
Wri13 report 4c_wrr_onlineWri13 report 4c_wrr_online
Wri13 report 4c_wrr_onlineDr Lendy Spires
 
旅行社管理(七)
旅行社管理(七)旅行社管理(七)
旅行社管理(七)ecmoment
 
Pengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurPengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurNery Azni Ch
 
MUNI workshop - 02.ethical business
MUNI workshop - 02.ethical businessMUNI workshop - 02.ethical business
MUNI workshop - 02.ethical businessANAsurvey project!
 

Viewers also liked (20)

สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556
สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556
สถิติคดีในศาลยุติธรรมปี2556
 
Materi manasik akbar 21juni 2014
Materi manasik akbar 21juni 2014Materi manasik akbar 21juni 2014
Materi manasik akbar 21juni 2014
 
Influencing Groups
Influencing GroupsInfluencing Groups
Influencing Groups
 
La chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-cibles
La chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-ciblesLa chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-cibles
La chimioprophylaxie antipaludiques et les groupes-cibles
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
Blok
BlokBlok
Blok
 
Cara pengelolaan pembangunan pertambangan
Cara pengelolaan pembangunan pertambanganCara pengelolaan pembangunan pertambangan
Cara pengelolaan pembangunan pertambangan
 
Absensi foto
Absensi fotoAbsensi foto
Absensi foto
 
2. pertemuan ke 2
2. pertemuan ke 22. pertemuan ke 2
2. pertemuan ke 2
 
Pendahuluan Kromatografi
Pendahuluan KromatografiPendahuluan Kromatografi
Pendahuluan Kromatografi
 
โปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอส
โปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอสโปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอส
โปรแกรมการแข่งขันกีฬาหมากฮอส
 
What features should you include in a radio advert?
What features should you include in a radio advert?What features should you include in a radio advert?
What features should you include in a radio advert?
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
 
Wri13 report 4c_wrr_online
Wri13 report 4c_wrr_onlineWri13 report 4c_wrr_online
Wri13 report 4c_wrr_online
 
旅行社管理(七)
旅行社管理(七)旅行社管理(七)
旅行社管理(七)
 
Pengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undurPengaruh asupan makanan undur
Pengaruh asupan makanan undur
 
01 Aula2 Jol T 5
01 Aula2 Jol T 501 Aula2 Jol T 5
01 Aula2 Jol T 5
 
Produce appetizer
Produce appetizerProduce appetizer
Produce appetizer
 
Facebook (2)
Facebook (2)Facebook (2)
Facebook (2)
 
MUNI workshop - 02.ethical business
MUNI workshop - 02.ethical businessMUNI workshop - 02.ethical business
MUNI workshop - 02.ethical business
 

Similar to Membuat Infus Ringer Laktat

Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasiLaporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasiWelly Indriani
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisTri Hapsari Meilani
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 
PPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptx
PPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptxPPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptx
PPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptxArPratiwiHasanuddin1
 
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA reananda sugiarto
 
ITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutan
ITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutanITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutan
ITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutanFransiska Puteri
 
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaUuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Membuat Infus Ringer Laktat (20)

Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
In
InIn
In
 
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasiLaporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
Laporan praktikum ekofisiologi hewan osmoregulasi
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
 
Urin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 revUrin ibd 2012 rev
Urin ibd 2012 rev
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
PPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptx
PPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptxPPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptx
PPT_KEL_8_PEMATANGAN_JARINGAN.pptx
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
IPA EKSKRESI KELAS 8 AYO KITA COBA
 
ITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutan
ITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutanITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutan
ITP UNS SEMESTER 2 Pembuatan larutan
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Pembahasan koloid
Pembahasan koloidPembahasan koloid
Pembahasan koloid
 
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
UuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaaUuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
Uuuuuuuuuuuuuuullllllllllllllllllllllllllllffffffffffffaaaaa
 

Recently uploaded

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

Membuat Infus Ringer Laktat

  • 1. Pembahasan steril Praktikum ini bertujuan untuk membuat infuse ringer laktat. Sediaan tersebut merupakan sediaan parenteral volume besar (lvp). Large volume parenteral merupakan sediaan volume besar yg biasanya dibuat dengan volum 100ml atau lebih. Infus Ringer diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Sedangkan untuk Sediaan small volume parenteral (svp) artinya adalah suatu sediaan parenteral yangdibuat dalam volume kecil dengan pembarian obat melalui suntikan dibawahatau melalui satu atau lebih lapisan kulit atau selaput lendir. Volumenya bisa kurang dari 10 ml. Kandungan dari infuse ringer laktat sama dengan kadar zat-zat dalam larutan fisiologis. Sehingga larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit yang diperlukan tubuh. Larutan elektrolit diberikan setelah terjadi shock, kehilangan cairan badan karna dehidrasi atau kelaparan. Bahan-bahan yang digunakan dalam sediaan infus ringer ini antara lain, Natrium laktat, Natrium Klorida, Kalium Klorida dan Kalsium Klorida. Na laktat berasal dari NaHCO3 dengan penambahan asam laktat. Ion natrium (Na+ ) dalam injeksi berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia, karena kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. NaCl digunakan sebagai larutan pengisotonis agar sediaan infus setara dengan 0,9% larutan NaCl, dimana larutan tersebut mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan tubuh. Kalium klorida (KCl), kalium merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel. Untuk menggantikan kalium yang hilang digunakan KCl yang lebih mudah larut dalam air. Ion kalsium (Ca2 + ), bekerja membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan luka pada rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat menyebabkan iritabilitas dan konvulsi. Kalsium yang dipakai dalam bentuk CaCl2 yang lebih mudah larut dalam air. Alat-alat yg akan digunakan dalam pembuatan infuse di sterilisasi dengan LAFC yaitu menggunakan prinsip filtrasi udara menggunakan lampu uv. Karena syarat sediaan infuse yg harus bebas kontaminan, udara steril yg secara kontinu ditiupkan akan membebaskan alat beserta tempat kerja dari debu dan spora-spora yg menmpel. Pensterilan dilakukan 15 menit. Yang pertama dilakukan dalam membuat sediaan ini adalah mengecek apakah larutan ini isotonis atau tidak. Jika larutan hipertonis (tekanan osmotiknya lebih besar daripada darah) maka dapat terjadi plasmolisis yaitu hilangnya air dari sel darah sehingga sel darah akan mengkerut. Jika larutan hipotonis (tekanan osmotik lebih kecil daripada darah) maka dapat terjadi hemolisis yaitu eritrosit akan pecah. Hal ini karena air akan masuk kedalam eritrosit dengan melewati membran semipermiabel sehingga terjadi peningkatan volume sel
  • 2. darah merah yang jika terjadi berkelanjutan sel tersebut akan pecah. Untuk mengatasinya, melalui perhitungan tinisotas dengan rumus white-vincent diperlukan penambahan zat pengisotonis salah satunya adalah NaCl yaitu sebesar 0.72gr/100ml. Selanjutnya, bahan-bahan yang ada dalam formula dilarutkan didalam aquadest yang telah dipanaskan. Aquadest yang dipanaskan tersebut selain untuk mempermudah kelarutan bahan-bahan juga untuk mensterilkan air, karena sediaan ini adalah sediaan parenteral yang syaratnya harus steril maka dalam pembuatannya juga diusahakan bersih dan steril. Bahan-bahan yg dilarutkan yaitu NaCl 0,72 gram, KCl 0,0315 gram, CaCl2 0,021 gram, Na laktat 0,3255 dan karbo adsorben 0,1 gram. Semua bahan kecuali karbo adsorben penimbangannya dilebihkan 5%. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut merupakan zat yg higroskopis yaitu apabila berinteraksi dengan udara dapat menyerap air. Setelah pelarutan, langkah selanjutnya adalah mengecek pH. Obat suntik sebaiknya mempunyai pH yang mendekati pH fisiologis yang artinya isohidris dengan darah dan cairan tubuh lainnya. Pada sediaan kami, pH yang didapat yaitu 6. pH ini masuk kedalam range pH Ringer laktat yaitu 5-7. Pada injeksi volume kecil, pH larutan yang menyimpang dari nilai pH darah maka selanjutnya jika larutan tersebut diberikan ke tubuh akan terjadi pengenceran yang cepat dan pendaparan oleh serum (sistem dapar tubuh sendiri). Tetapi jika injeksi dalam volume besar (infus), penyeimbangan yang cepat jika pH larutan berada pada nilai pH fisiologis. Selain itu, pengaturan pH juga bertujuan untuk mempertinggi stabilitas sehingga obat-obat tersebut masih memiliki aktivitas dan potensi. Namun pada saat praktikum tidak dilakukan pengecekan pH. Infus harus bebas pirogen karena pirogen menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan tekanan darah arteri, kira-kira 1 jam setelah injeksi. Untuk menghilangkan pirogen larutan digojog dengan penambahan karbo adsorben selama 5-10 menit lalu disaring dengan kertas saring. Penyaringan ini memiliki kerugian karena obat dapat ikut terserap pada penyaringan. Agar karbo adsorben bekerja lebih efektif, maka sebelum digunakan karbo adsorben tersebut dipanaskan dahulu diatas cawan untuk menghilangkan air yang mungkin diikatnya. Dengan demikian, daya adsorbsi karbo adsorben akan meningkat. Setelah disaring sampai diperoleh larutan yang jernih, hasilnya dimasukkan kedalam botol infus dan ditutup rapat untuk mencegah kebocoran. Sterilisasi yang dilakukan untuk infus Ringer laktat adalah sterilisasi uap (panas basah) menggunakan autoklaf. Sebelumnya dibungkus botol infuse menggunakan kertas merang lalu dibungkus plastic. Sterilisasi dengan autoklaf dilakukan selama 15 menit 121o C 2 atm. Setelah 15 menit, botol infuse dikeluarkan. Evaluasi sediaan yg dilakukan adalah kejernihan, partikel melayang, kebocoran, keseragaman bobot dan warna. Pemeriksaan pertama yaitu kejernihan. Kejernihan adalah suatu batasan
  • 3. yang relatif, yang artinya sangat dipengaruhi oleh penilaian subjektif dari pengamat. Dari pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh bahwa larutan Ringer laktat yang dibuat memenuhi syarat kejernihan. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap adanya partikel melayang. Partikel melayang merupakan partikel-partikel yang tidak larut yang dapat berasal dari larutan dan zat kimia yang dikandung, lingkungan, peralatan, personal dan komponen pengemas. Untuk infus volume besar, USP menetapkan batas 50 partikel 10 μm dan lebih besar, serta 5 partikel 25 μm dan lebih besar per milliliter. Untuk mengetahui adanya partikel dilakukan dengan mata secara langsung untuk partikel ukuran 50 μ. Sedangkan untuk partikel yang lebih kecil maka diperlukan teknik dan alat khusus. Pada praktikum ini pemeriksaan dilakukan visual secara dibawah cahaya. Didapati adanya partikel serbuk kecil sekali berwarna hitam yg melayang namun hanya sedikit sekali. Namu warna yg terbentuk adalah bening (tidak berwarna). Uji kebocoran dilakukan dengan membalikkan Botol infus sehingga posisi tutup dibawah. Jika terdapat kebocoran, maka dapat berbahaya karena lewat lubang/celah tersebut dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme atau kontaminan lain yang berbahaya. Selain itu, isi dari botol dapat bocor ke luar dan merusak penampilan kemasan. Dari pemeriksaan yang dilakukan , didapat bahwa tidak terjadi kebocoran. Uji yg terakhir adalah uji keseragaman bobot atau volume. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui volume larutan infus apakah tetap atau berubah antara sebelum dan sesudah proses sterilisasi dan apakah ada penyusutan. Pengujian keseragaman volume berkaitan dengan uji kebocoran. Untuk injeksi dalam bentuk cairan, volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan. Dari pengujian ini didapatkan hasil yaitu terdapat penyusutan. Sehingga dapat dikatakan tidak memenuhi keseragaman volume, yaitu setelah sterilisasi volumenya menjadi 94 ml. Hal ini bisa dikarenakan saat dituang kedalam botol infuse, larutan infuse tidak di tepatkan menggunakan labu ukur namun langsung di masukkan dalam botol infuse. Hal ini menyebabkan volume berkurang namu bukan karena ada kebocoran, namun human eror Setelah itu sediaan infuse ringer laktat dimasukkan dalam kotak yg berisi brosur dan etiket biru di temple pada bagian depan kota.