SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
PEMBERSIHAN
PRODUK HASIL PERTANIAN
LUKMAN AZIS1
PENDAHULUAN
• Rangkaian proses pengolahan pangan
merupakan proses yang kompleks.
• Tahapan ke tahapan lain untuk sampai
pada tujuan produk yang diinginkan
cukup banyak.
• Dalam proses produksi dapat diketahui
beberapa proses: persiapan bahan
baku-pengolahan (penggilingan,
pencampuran, pembumbuan)-
pemasakan-pendinginan.
• Selain itu, banyak titik kritis yang harus
di control untuk menghindari gagal
produksi.
2
BERBAGAI SATUAN OPERASI DALAM INDUSTRI
PANGAN
3
• Mutu dan keamanan suatu produk
pangan dipengaruhi oleh setiap proses
yang dilaluinya.
• Terdapat banyak sekali satuan operasi
dan kemungkinan kombinasinya yang
dapat dirancang untuk suatu industri
pangan tertentu.
• Satuan-satuan operasi dan kombinasi
tersebut, secara masing-masing
ataupun bersama-sama perlu
dikendalikan sehingga menghasilkan
produk akhir yang bermutu prima.
4
• Umumnya, pertimbangan utama bagi
industri dalam memilih jenis satuan
operasi ini adalah pertimbangan-
pertimbangan biaya: harga,
produktivitas/ kapasitas produksi, dan
biaya operasi.
• Faktor mutu, yaitu bagaimana
pengaruh proses dalam suatu satuan
operasi tersebut terhadap mutu
produk, harus selalu diperhitungkan
dengan cermat.
5
PEMBERSIHAN
• Pembersihan merupakan proses
membuang benda asing atau bahan
tidak sejenis dari suatu produk.
• Pembersihan di industry pangan terdiri
dari 2 macam metode: Pembersihan
kering dan Pembersihan basah
6
1. PEMBERSIHAN KERING
• Pembersihan kering merupakan
pembersihan secara manual dengan
tangan atau blower udara. Contoh:
pembersihan debu pada padi hasil
selep dengan blower.
• Keuntungan: murah, bahan yang
diperlakukan pembersihan tidak
basah.
• Metode pembersihan kering:
Pengayakan, Pembersihan abrasi,
Pembersihan secara aspirasi,
Pembersihan magnetic dan
Pembersihan cara kering yang lain.
7
a. PENGAYAKAN
• Prinsip pembersihan dengan
pengayakan pada dasarnya berprinsip
berdasarkan pada perbedaan ukuran.
• Pengayakan hanya bisa dilakukan
sebagai proses pembersihan jika
terdapat perbedaan ukuran antara
bahan utama dan kontaminan/
kotorannya.
• Jenis alat: vibrasi (getaran), drum
berputar.
8
b. PEMBERSIHAN ABRASI
• Pembersihan abrasi digunakan untuk
membersihkan kotoran yang melekat
secara kuat pada permukaan bahan
pangan.
• Pembersihan abrasi bisa mencakup
operasi pengupasan bahan. Contoh:
pengupasan serabut kelapa,
pengupasan dan pembersihan kulit
kentang.
• Jenis alat: silinder berputar yang
dilengkapi dengan sistem cakram
abrasi, sikat berputar.
9
c. PEMBERSIHAN SECARA ASPIRASI
• Prinsip pembersihan dengan cara aspirasi
adalah pemisahan antara
kotoran/kontaminan dengan bahan utama
menggunakan udara mengalir untuk
melakukan pemisahan berdasarkan pada
perbedaan berat.
• Secara umum, bahan yang akan
dibersihkan dialirkan melalui suatu aliran
udara, sehingga terjadi pemisahan
berdasarkan pada beratnya.
• Benda yang ringan akan dibawa terbang
udara, sedangkan benda yang berat akan
jatuh. Sehingga akan diperoleh beberapa
aliran produk dengan karakteristik yang
berbeda. Contoh: pembersihan debu dan
kotoran pada padi.
10
d. PEMBERSIHAN MAGNETIK
• Pembersihan magnetik hanya bisa
digunakan untuk memisahkan produk
berdasarkan pada sifat magnetnya.
• Proses penepung gandum (menjadi
tepung terigu) memerlukan proses
penggilingan yang ekstensif maka
mungkin saja dalam prosesnya akan
terjadi kontaminasi bahan-bahan
logam, pecahan, serpihan atau bahwa
serbuk logam.
11
e. PEMBERSIHAN KERING LAINNYA
• Berbagai metode pembersihan yang
baru banyak dikembangkan oleh
industri pangan, termasuk electrostatic
cleaning, yang dikembangkan
berdasarkan pada perbedaan muatan
elektrostatik (electrostatic charging)
suatu bahan.
• Electrostatic cleaning digunakan untuk
membersihkan debu dari teh.
• Teknik pembersihan yang lain adalah
radio-isotope separation, X-ray
separation.
12
2. PEMBERSIHAN SECARA BASAH
• Operasi pembersihan secara basah sangat
efektif untuk memisahkan kotoran yang secara
kuat menempel pada bahan.
• Pembersihan cara basah bisa dimungkinkan
menambahkan deterjen dan sanitaiser
sehingga efisiensi pembersihan bisa
ditingkatkan.
• Kerugian: diperlukan cukup banyak air,
menghasilkan limbah, dan menyebabkan
bahan yang dibersihkan menjadi basah,
sehingga mudah menjadi busuk dan
mengalami rekontaminasi.
• Memerlukan proses penirisan untuk
mengembalikan bahan menjadi kering.
• Metode pembersihan basah meliputi
perendaman, pencucian semprot, pencucian
dengan system flotasi, pembersihan ultrasonic.
13
a. PERENDAMAN
• Perendaman merupakan salah satu cara
pembersihan yang paling sederhana dan
sering merupakan digunakan karena cara
pembersihan yang sangat efektif.
• Cara meningkatkan efektivitas pencucian
dengan cara direndam: (1) meningkatkan
suhu air rendaman, (2) memberikan
sirkulasi air maupun sirkulasi produk, (3)
penambahan detejen ataupun sanitaiser.
• Pada proses perendaman sering pula
digunakan proses klorinasi untuk sekaligus
memberikan efek membunuh
mikroorganisme.
14
b. PENCUCIAN SEMPROT
• Pembersihan dengan cara pencucian
semprot ini merupakan metode
pembersihan yang paling banyak
digunakan di industri pangan. Contoh:
bahan baku hasil pertanian.
• Efisiensi pembersihan dengan cara
pencucian semprot ini sangat dipengaruhi
oleh tekanan, suhu dan volume air yang
digunakan, jarak antara produk dan
semprotan, dan lamanya penyemprotan.
• Penggunaan tekanan semprot yang tinggi
biasanya mempunyai daya pembersihan
yang tinggi, namun penggunaan tekanan
yang terlalu kuat akan menyebabkan
kerusakan produk.
• Jenis alat: spray drum washers.
15
b. PENCUCIAN DENGAN SISTEM FLOTASI
• Berdasarkan pada perbedaan densitas (daya
ambang; buoyancy) antara bahan utama dan
kontaminan maka proses pembersihan bisa
dilakukan.
• Efektivitas pembersihan dengan cara ini bisa
ditingkatkan dengan memodifikasi densitas
larutan yang digunakan, yaitu dengan cara
menambahkan padatan (garam) terlarut.
• Contoh: proses pembersihan kacang kapri
digunakan sistem flotasi dalam larutan minyak
yang dilengkapi dengan sistem semprotan
udara melalui larutan minyak tersebut
sehingga akan menghasilkan busa. Busa ini
akan menarik kotoran, sedangkan kacang
kaprinya akan tetap terendam. Dengan
demikian, kotoran akan lebih mudah
dipisahkan, sedangkan kacang kapri juga
mudah diambil dan dicuci bersih.
16
c. PEMBERSIHAN ULTRASONIC
• Dengan menggunakan gelombang
ultrasonik yang dialirkan melalui media
larutan akan dapat menyebabkan
terbentuknya gelembung udara dan
kemudian pecah, dengan frekuensi yang
cukup tinggi.
• Mekanisme ini akan memberikan suatu
phenomena kavitasi dan dekavitasi yang
bisa memberikan efek agitasi yang hebat.
• Kondisi ini akan menyebabkan terlepasnya
kontaminan dari permukaan bahan
(misanya kotoran dari permukaan sayuran,
lapisan lilin pada permukaan buah).
17
PENGUPASAN
• Pengupasan adalah operasi yang
sangat penting pada pengolahan buah-
buahan dan sayuran untuk
menghilangkan bagian yang tidak
diinginkan atau bagian yang tidak
dapat dimakan.
• Jenis metode pengupasan:
Pengupasan dengan uap, Pengupasan
denhan pisau, Pengupasan dengan
cara abrasi, Pengupasan dengan soda,
Pengupasan dengan api.
18
1. PENGUPASAN DENGAN UAP
• Bahan pangan (Contoh: akar-akaran) dimasukkan dalam bejana bertekanan yang
berputar pada 4-6 rpm. Uap bertekanan tinggi (1500 kPa) disemprotkan seluruh
bahan pangan sehingga terekspos oleh uap karena gerakan rotasi dari bejana
untuk waktu tertentu, yang berbeda berdasarkan pada tipe bahan pangan
tersebut. Suhu yang tinggi akan menyebabkan pemanasan yang cepat pada
lapisan permukaan (antara 15-30 detik), tetapi rendahnya konduktivitas panas
pada produk akan mencegah penyerapan panas lebih lanjut sehingga produk
tidak akan masak. Dengan demikian, tekstur dan warna dapat dipertahankan.
Kemudian tekanan dilepaskan dengan segera dan menyebabkan uap membentuk
di bawah kulit dan permukaan bahan pangan akan terlepas.
• Keuntungan: rendahnya konsumsi air, kehilangan produk yang minimum, memiliki
kontrol otomatis yang baik pada siklus pengupasan, besarnya pemasukan bahan
(sampai 4500 kg/jam) dengan kontrol otomatis pada siklus pengupasan, dan
menghasilkan produk buangan yang terkonsentrasi dan lebih mudah dibuang
19
2. PENGUPASAN DENGAN PISAU
• Pisau yang diam akan ditekankan pada
permukaan buah-buahan atau sayuran
yang berputar untuk membuang
kulitnya.
• Metode knife peeling cocok untuk
buah-buahan citrus yang kulitnya lebih
mudah dikupas dan kerusakan atau
kehilangan buah lebih sedikit.
20
3. PENGUPASAN DENGAN CARA ABRASI
• Bahan pangan dimasukkan ke dalam
carborundum roller atau ditempatkan
pada tempat yang berputas yang
segaris dengan carborundum (sebuah
material abrasif yang terbuat dari
silikon dan karbon). Permukaan yang
abrasif akan melepaskan kulit dan akan
tercuci oleh air yang berlebih.
• Keuntungan: rendahnya biaya energi
karena dioperasikan pada suhu ruang,
rendahnya biaya kapital dan
permukaan hasil pengupasan yang
bagus pada bahan pangan.
21
4. PENGUPASAN DENGAN SODA
• Larutan cair dari sodium hidroksida
(disebut juga lye) dipanaskan sampai
100-200˚C. Dalam metode yang lama
dari lye peeling, bahan pangan
dilewatkan pada sebuah bak dengan 1-
2% lye yang akan melunakkan kulit
kemudian kulit itu dipisahkan dengan
semprotan air bertekanan tinggi.
• Kekurangan: menyebabkan perubahan
warna dari produk dan memerlukan
biaya yang lebih tinggi.
22
5. PENGUPASAN DENGAN API
• Tipe pengupasan ini banyak digunakan
pada bawang.
• Alat pengupas terdiri dari conveyor
belt yang membawa dan merotasikan
makanan melalui tungku pemanas
yang suhunya mencapai 1000˚C.
Lapisan kulit terluar dan bulu-bulu akar
akan terbakar dan kulit yang terbakar
tersebut akan dipisahkan dengan
semprotan air bertekanan tinggi.
23
24

More Related Content

What's hot

Teknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohTeknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohlombkTBK
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanFitri Andriani
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKMutiara Nanda
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)fathriska
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanAgnescia Sera
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacanganPengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacanganHappinessa Brilliant
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriBasyrowi Arby
 
UJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURUJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURMuhammad Eko
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischjusaay
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanAbd Taj Khalwatiyah
 
Pengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaPengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaAndrew Hutabarat
 
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Nur Haida
 
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)Muhammad Eko
 

What's hot (20)

Teknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan ContohTeknik Pengambilan Contoh
Teknik Pengambilan Contoh
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minumanSni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
Sni 01 2891-1992 cara uji makanan minuman
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasamanPenggulaan, penggaraman, pengasaman
Penggulaan, penggaraman, pengasaman
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu
 
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacanganPengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
Pengetahuan Bahan Pangan Serealia dan Kacang-kacangan
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 
UJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURUJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELUR
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
 
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfischAnalisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
Analisis lemak dengan menggunakan metode goldfisch
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
 
Pengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaPengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikultura
 
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
 
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
Kimia, Gizi, dan Pangan (TPHT)
 

Similar to OPTIMASI PEMBERSIHAN (20)

Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
 
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasPengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
 
Scouring
ScouringScouring
Scouring
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 
Ipal
IpalIpal
Ipal
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
Kajian sstem kolektor panas mathri utk pengering (edited)
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Pembersihan, Sortasi, dan Grading.pdf
Pembersihan, Sortasi, dan Grading.pdfPembersihan, Sortasi, dan Grading.pdf
Pembersihan, Sortasi, dan Grading.pdf
 
Tc 1
Tc 1Tc 1
Tc 1
 
Masak
MasakMasak
Masak
 
9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser
 
9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser9. bahan sanitaiser
9. bahan sanitaiser
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabun
 
Poliester weight reduce
Poliester weight reducePoliester weight reduce
Poliester weight reduce
 
Vacuum dryer, extruder, double drum dryer
Vacuum dryer, extruder, double drum dryerVacuum dryer, extruder, double drum dryer
Vacuum dryer, extruder, double drum dryer
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.ppt
 
SANITASI.pptx
SANITASI.pptxSANITASI.pptx
SANITASI.pptx
 

More from Universitas Al-Azhar Indonesia

More from Universitas Al-Azhar Indonesia (20)

4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal
 
5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi
 
6. Karotenoid
6. Karotenoid6. Karotenoid
6. Karotenoid
 
4. Klorofil
4. Klorofil4. Klorofil
4. Klorofil
 
5. Flavonoid
5. Flavonoid5. Flavonoid
5. Flavonoid
 
6. Pembekuan
6. Pembekuan6. Pembekuan
6. Pembekuan
 
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
 
5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru
 
Menciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan BaruMenciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan Baru
 
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan FungsionalRadikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
 
4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran
 
5. pendinginan
5. pendinginan5. pendinginan
5. pendinginan
 
4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah
 
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
 
3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN
 
3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS
 
3. transfer panas
3. transfer panas3. transfer panas
3. transfer panas
 
2. proses termal
2. proses termal2. proses termal
2. proses termal
 
Mengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan FungsionalMengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan Fungsional
 
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: KewirausahaanMATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

OPTIMASI PEMBERSIHAN

  • 2. PENDAHULUAN • Rangkaian proses pengolahan pangan merupakan proses yang kompleks. • Tahapan ke tahapan lain untuk sampai pada tujuan produk yang diinginkan cukup banyak. • Dalam proses produksi dapat diketahui beberapa proses: persiapan bahan baku-pengolahan (penggilingan, pencampuran, pembumbuan)- pemasakan-pendinginan. • Selain itu, banyak titik kritis yang harus di control untuk menghindari gagal produksi. 2
  • 3. BERBAGAI SATUAN OPERASI DALAM INDUSTRI PANGAN 3
  • 4. • Mutu dan keamanan suatu produk pangan dipengaruhi oleh setiap proses yang dilaluinya. • Terdapat banyak sekali satuan operasi dan kemungkinan kombinasinya yang dapat dirancang untuk suatu industri pangan tertentu. • Satuan-satuan operasi dan kombinasi tersebut, secara masing-masing ataupun bersama-sama perlu dikendalikan sehingga menghasilkan produk akhir yang bermutu prima. 4
  • 5. • Umumnya, pertimbangan utama bagi industri dalam memilih jenis satuan operasi ini adalah pertimbangan- pertimbangan biaya: harga, produktivitas/ kapasitas produksi, dan biaya operasi. • Faktor mutu, yaitu bagaimana pengaruh proses dalam suatu satuan operasi tersebut terhadap mutu produk, harus selalu diperhitungkan dengan cermat. 5
  • 6. PEMBERSIHAN • Pembersihan merupakan proses membuang benda asing atau bahan tidak sejenis dari suatu produk. • Pembersihan di industry pangan terdiri dari 2 macam metode: Pembersihan kering dan Pembersihan basah 6
  • 7. 1. PEMBERSIHAN KERING • Pembersihan kering merupakan pembersihan secara manual dengan tangan atau blower udara. Contoh: pembersihan debu pada padi hasil selep dengan blower. • Keuntungan: murah, bahan yang diperlakukan pembersihan tidak basah. • Metode pembersihan kering: Pengayakan, Pembersihan abrasi, Pembersihan secara aspirasi, Pembersihan magnetic dan Pembersihan cara kering yang lain. 7
  • 8. a. PENGAYAKAN • Prinsip pembersihan dengan pengayakan pada dasarnya berprinsip berdasarkan pada perbedaan ukuran. • Pengayakan hanya bisa dilakukan sebagai proses pembersihan jika terdapat perbedaan ukuran antara bahan utama dan kontaminan/ kotorannya. • Jenis alat: vibrasi (getaran), drum berputar. 8
  • 9. b. PEMBERSIHAN ABRASI • Pembersihan abrasi digunakan untuk membersihkan kotoran yang melekat secara kuat pada permukaan bahan pangan. • Pembersihan abrasi bisa mencakup operasi pengupasan bahan. Contoh: pengupasan serabut kelapa, pengupasan dan pembersihan kulit kentang. • Jenis alat: silinder berputar yang dilengkapi dengan sistem cakram abrasi, sikat berputar. 9
  • 10. c. PEMBERSIHAN SECARA ASPIRASI • Prinsip pembersihan dengan cara aspirasi adalah pemisahan antara kotoran/kontaminan dengan bahan utama menggunakan udara mengalir untuk melakukan pemisahan berdasarkan pada perbedaan berat. • Secara umum, bahan yang akan dibersihkan dialirkan melalui suatu aliran udara, sehingga terjadi pemisahan berdasarkan pada beratnya. • Benda yang ringan akan dibawa terbang udara, sedangkan benda yang berat akan jatuh. Sehingga akan diperoleh beberapa aliran produk dengan karakteristik yang berbeda. Contoh: pembersihan debu dan kotoran pada padi. 10
  • 11. d. PEMBERSIHAN MAGNETIK • Pembersihan magnetik hanya bisa digunakan untuk memisahkan produk berdasarkan pada sifat magnetnya. • Proses penepung gandum (menjadi tepung terigu) memerlukan proses penggilingan yang ekstensif maka mungkin saja dalam prosesnya akan terjadi kontaminasi bahan-bahan logam, pecahan, serpihan atau bahwa serbuk logam. 11
  • 12. e. PEMBERSIHAN KERING LAINNYA • Berbagai metode pembersihan yang baru banyak dikembangkan oleh industri pangan, termasuk electrostatic cleaning, yang dikembangkan berdasarkan pada perbedaan muatan elektrostatik (electrostatic charging) suatu bahan. • Electrostatic cleaning digunakan untuk membersihkan debu dari teh. • Teknik pembersihan yang lain adalah radio-isotope separation, X-ray separation. 12
  • 13. 2. PEMBERSIHAN SECARA BASAH • Operasi pembersihan secara basah sangat efektif untuk memisahkan kotoran yang secara kuat menempel pada bahan. • Pembersihan cara basah bisa dimungkinkan menambahkan deterjen dan sanitaiser sehingga efisiensi pembersihan bisa ditingkatkan. • Kerugian: diperlukan cukup banyak air, menghasilkan limbah, dan menyebabkan bahan yang dibersihkan menjadi basah, sehingga mudah menjadi busuk dan mengalami rekontaminasi. • Memerlukan proses penirisan untuk mengembalikan bahan menjadi kering. • Metode pembersihan basah meliputi perendaman, pencucian semprot, pencucian dengan system flotasi, pembersihan ultrasonic. 13
  • 14. a. PERENDAMAN • Perendaman merupakan salah satu cara pembersihan yang paling sederhana dan sering merupakan digunakan karena cara pembersihan yang sangat efektif. • Cara meningkatkan efektivitas pencucian dengan cara direndam: (1) meningkatkan suhu air rendaman, (2) memberikan sirkulasi air maupun sirkulasi produk, (3) penambahan detejen ataupun sanitaiser. • Pada proses perendaman sering pula digunakan proses klorinasi untuk sekaligus memberikan efek membunuh mikroorganisme. 14
  • 15. b. PENCUCIAN SEMPROT • Pembersihan dengan cara pencucian semprot ini merupakan metode pembersihan yang paling banyak digunakan di industri pangan. Contoh: bahan baku hasil pertanian. • Efisiensi pembersihan dengan cara pencucian semprot ini sangat dipengaruhi oleh tekanan, suhu dan volume air yang digunakan, jarak antara produk dan semprotan, dan lamanya penyemprotan. • Penggunaan tekanan semprot yang tinggi biasanya mempunyai daya pembersihan yang tinggi, namun penggunaan tekanan yang terlalu kuat akan menyebabkan kerusakan produk. • Jenis alat: spray drum washers. 15
  • 16. b. PENCUCIAN DENGAN SISTEM FLOTASI • Berdasarkan pada perbedaan densitas (daya ambang; buoyancy) antara bahan utama dan kontaminan maka proses pembersihan bisa dilakukan. • Efektivitas pembersihan dengan cara ini bisa ditingkatkan dengan memodifikasi densitas larutan yang digunakan, yaitu dengan cara menambahkan padatan (garam) terlarut. • Contoh: proses pembersihan kacang kapri digunakan sistem flotasi dalam larutan minyak yang dilengkapi dengan sistem semprotan udara melalui larutan minyak tersebut sehingga akan menghasilkan busa. Busa ini akan menarik kotoran, sedangkan kacang kaprinya akan tetap terendam. Dengan demikian, kotoran akan lebih mudah dipisahkan, sedangkan kacang kapri juga mudah diambil dan dicuci bersih. 16
  • 17. c. PEMBERSIHAN ULTRASONIC • Dengan menggunakan gelombang ultrasonik yang dialirkan melalui media larutan akan dapat menyebabkan terbentuknya gelembung udara dan kemudian pecah, dengan frekuensi yang cukup tinggi. • Mekanisme ini akan memberikan suatu phenomena kavitasi dan dekavitasi yang bisa memberikan efek agitasi yang hebat. • Kondisi ini akan menyebabkan terlepasnya kontaminan dari permukaan bahan (misanya kotoran dari permukaan sayuran, lapisan lilin pada permukaan buah). 17
  • 18. PENGUPASAN • Pengupasan adalah operasi yang sangat penting pada pengolahan buah- buahan dan sayuran untuk menghilangkan bagian yang tidak diinginkan atau bagian yang tidak dapat dimakan. • Jenis metode pengupasan: Pengupasan dengan uap, Pengupasan denhan pisau, Pengupasan dengan cara abrasi, Pengupasan dengan soda, Pengupasan dengan api. 18
  • 19. 1. PENGUPASAN DENGAN UAP • Bahan pangan (Contoh: akar-akaran) dimasukkan dalam bejana bertekanan yang berputar pada 4-6 rpm. Uap bertekanan tinggi (1500 kPa) disemprotkan seluruh bahan pangan sehingga terekspos oleh uap karena gerakan rotasi dari bejana untuk waktu tertentu, yang berbeda berdasarkan pada tipe bahan pangan tersebut. Suhu yang tinggi akan menyebabkan pemanasan yang cepat pada lapisan permukaan (antara 15-30 detik), tetapi rendahnya konduktivitas panas pada produk akan mencegah penyerapan panas lebih lanjut sehingga produk tidak akan masak. Dengan demikian, tekstur dan warna dapat dipertahankan. Kemudian tekanan dilepaskan dengan segera dan menyebabkan uap membentuk di bawah kulit dan permukaan bahan pangan akan terlepas. • Keuntungan: rendahnya konsumsi air, kehilangan produk yang minimum, memiliki kontrol otomatis yang baik pada siklus pengupasan, besarnya pemasukan bahan (sampai 4500 kg/jam) dengan kontrol otomatis pada siklus pengupasan, dan menghasilkan produk buangan yang terkonsentrasi dan lebih mudah dibuang 19
  • 20. 2. PENGUPASAN DENGAN PISAU • Pisau yang diam akan ditekankan pada permukaan buah-buahan atau sayuran yang berputar untuk membuang kulitnya. • Metode knife peeling cocok untuk buah-buahan citrus yang kulitnya lebih mudah dikupas dan kerusakan atau kehilangan buah lebih sedikit. 20
  • 21. 3. PENGUPASAN DENGAN CARA ABRASI • Bahan pangan dimasukkan ke dalam carborundum roller atau ditempatkan pada tempat yang berputas yang segaris dengan carborundum (sebuah material abrasif yang terbuat dari silikon dan karbon). Permukaan yang abrasif akan melepaskan kulit dan akan tercuci oleh air yang berlebih. • Keuntungan: rendahnya biaya energi karena dioperasikan pada suhu ruang, rendahnya biaya kapital dan permukaan hasil pengupasan yang bagus pada bahan pangan. 21
  • 22. 4. PENGUPASAN DENGAN SODA • Larutan cair dari sodium hidroksida (disebut juga lye) dipanaskan sampai 100-200˚C. Dalam metode yang lama dari lye peeling, bahan pangan dilewatkan pada sebuah bak dengan 1- 2% lye yang akan melunakkan kulit kemudian kulit itu dipisahkan dengan semprotan air bertekanan tinggi. • Kekurangan: menyebabkan perubahan warna dari produk dan memerlukan biaya yang lebih tinggi. 22
  • 23. 5. PENGUPASAN DENGAN API • Tipe pengupasan ini banyak digunakan pada bawang. • Alat pengupas terdiri dari conveyor belt yang membawa dan merotasikan makanan melalui tungku pemanas yang suhunya mencapai 1000˚C. Lapisan kulit terluar dan bulu-bulu akar akan terbakar dan kulit yang terbakar tersebut akan dipisahkan dengan semprotan air bertekanan tinggi. 23
  • 24. 24