SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
KIMIA DAN GIZI PANGAN
.
Kimia Pangan:
1. Bagian ilmu pangan yang mempelajari
komposisi dan sifat-sifat komponen kimia
(nutrien), komponen non-gizi (bioaktif, racun)
dalam pangan.
2. Perubahan komponen kimia (nutrien) selama
penanganan, prosesing dan penyimpanan pangan.
3. Kimia pangan berhubungan dengan kimia,
biokimia, fisiologi, botani, zoologi dan biologi
molekuler.
Gizi Pangan: fungsi komponen kimia pangan dalam
tubuh, nilai gizi (nutrien) pangan dan evaluasi
gizi pangan, senyawa antigizi, serta pengaruh
pengolahan terhadap gizi pangan.
•Materi kuliah :
1. Kimia pangan hasil pertanian
2. Perubahan kimia pangan akibat
pengolahan
3. Gizi pangan.
Pangan:
-kimia/nutrien,
bioaktif, racun
-fisik
-mikrobiologis
-sensoris
pengolahan,
pengawetan
Pangan olahan / awetan:
terjadi perubahan fisik, kimia,
mikrobiologis, sensoris, dan
gizi / nilai biologis
Perubahan Komponen Kimia
Pangan akibat Pengolahan
Komponen bahan pangan nabati dan hewani:
- Utama: karbohidrat, protein, lemak, serat
beserta turunannya dan air.
- Lainnya: mineral, vitamin, enzim, asam-asam
organik, bioaktif (oksidan, antioksidan), racun,
penyebab rasa dan bau.
Komponen tersebut bervariasi tergantung jenis bahan
dan jumlahnya, sehingga bentuk struktur, tekstur
warna, rasa, bau dan kandungan nutrien (gizi) ya
berbeda-beda.
Kimia Pangan Air dan Peranannya
•Air di alam dapat berbentuk padat (es), cair
(air), dan gas (uap air).
•Sebagian besar bahan pangan segar
mengandung air. Modifikasi air dalam
bahan pangan sering diterapkan untuk
meningkatkan masa simpan dan kualitas.
•Penyusun air adalah hidrogen dan oksigen,
strukturnya H2O ; disebut juga biomolekul.
Model
imajinatif air
Struktur
molekul air
Model
imajinatif air
Struktur
molekul air
-H-----O-
Disebut ikatan hidrogen, yang
juga terdapat pada karbohidrat
dan protein
(lihat struktur karbohidrat dan
protein)
Molekul air membentuk sudut 105o
45’
POLISAKARIDA (karbohidrat)
1. Air dalam bahan pangan
• Air adalah salah satu komponen dalam bahan
pangan, karena mempengaruhi bentuk, tekstur,
citarasa.
• Kandungan air dalam bahan pangan ikut
menentukan daya terima, kesegaran, masa
simpan, pembawa komponen hidrofilik.
• Air dalam bahan pangan dapat diikat, atau
dipisahkan.
• Air penting dalam pengolahan pangan, sebagian
besar perubahan (kimia, enzimatik) bahan
pangan terjadi dalam media air, baik yang berada
dalam bahan pangan, ataupun air yang
ditambahkan.
Tipe air dalam bahan pangan:
Tipe I : molekul air terikat secara kimia
dengan molekul lain melalui ikatan hidrogen
yang berenergi besar.
- tidak dapat membeku
- sulit dihilangkan
- membentuk hidrat dengan molekul lain
(atom O dan N), contoh: pada karbohidrat,
protein dan garam.
- disebut air terikat (kuat).
Tipe II : molekul air terikat secara kimia membentuk ikatan hidrogen
dengan molekul air lainnya.
- terdapat dalam mikrokapiler
- sulit dihilangkan
- bila hilang menurunkan aw (aktivitas air), mengurangi reaksi kimia
(kecoklatan, hidrolisis dan oksidasi lemak)
- jumlahnya 3 – 7% dari kadar air total.
- air terikat (lemah).
Tipe III : molekul air terikat dalam jaringan (membran, serat,
kapiler).
- disebut air bebas
- dapat dimanfaatkan oleh mikroba dan
reaksi kimia
- jumlahnya 12 – 25%, dengan aw kira-kira 0,8.
Tipe IV : air yang tidak terikat dalam jaringan, air murni.
Kadar Air dan Aktivitas Air
Kadar air suatu bahan dinyatakan % berat air
terhadap bahan basah.
Misal: gram air untuk setiap 100 g bahan.
(cara menghitung kadar air lihat “Analisis
Pangan”).
Aktivitas air (water activity = aw)
• Merupakan air (bebas) dalam bahan pangan yang dapat dimanfaatkan
untuk aktivitas metabolisme mikroorganisme.
• aw : berbanding lurus dengan jumlah molekul pelarut (solvent) dan
berbanding terbalik dengan jumlah molekul larutan (solution), hukum
Roult.
n2 n1 = jumlah mol zat yang dilarutkan (solute)
• aw = ---------------
n1 + n2
n2 = jumlah mol pelarut (air).
n1 + n2 = jumlah mol di dalam larutan (solution).
aw larutan murni (air) = n2 / n2 = 1.
Rumus tersebut merupakan aktivitas kimia yang berkerja pada zat murni,
larutan murni,
larutan encer (<25%). Asumsi bj larutan 1 (mendekati 1), bj air =1.
• Contoh berapa aw larutan sukrosa 10% ?
Asumsi untuk membuat larutan sukrosa 10%,
sebanyak 100 g sukrosa + 900 ml (g) air.
berat sukrosa 100
nsukrosa = ------------------------- = -------- = 0,29 mol (grol)
BM sukrosa 342
berat air 900
nair = ---------------- = --------- = 50 mol (grol)
BM air 18
nair 50
aw sukrosa 10%= --------------------- = --------------- = 0,9942
•aw larutan sukrosa 20%.
Asumsi 200 g sukrosa + 800 g air.
nair = 800/18 = 44,44 mol
nsukrosa = 200/342 = 0,58 mol
44,44
aw sukrosa 20% = ------------------------- = 0,9871
44,44 + 0,58
•aw larutan glukosa 10%.
Asumsi 100 g glukosa + 900 g air.
BM glukosa 180.
nair = 900/18 = 50
nglukosa = 100/180 = 0,56
50
aw glukosa 10% = -------------------- = 0,9889
50 + 0,56
• aw larutan NaCl 10%
Asumsi 100 g NaCl + 900 g air
BM NaCl = 58,5.
nair= 900/18 = 50 mol
nNaCl = 100 / 58,5 = 1,71 mol
NaCl dalam air dapat berionisasi:
NaCl ----------- Na+
+ Cl-
1,71mol 1,71grion 1,71grion
nair 50
awNaCl10%=---------------------------- = -------------------- = 0,9360
nair + nNa+ + nCl- 50+1,71+1,71
• aw air murni = 1
• aw sukrosa 10% = 0,99(42)
• awsukrosa 20% = 0,9871
• aw glukosa 10% = 0,9889
• aw NaCl 10% = 0,9360
Apa yang dapat Anda simpulkan ?
Hitung aw larutan: sukrosa 15%, glukosa 15%,
NaCl 15%, campuran (sukrosa 5% + glukosa 5% +
NaCl 5%). Mana yang paling kecil aw-nya ?
Untuk membuat larutan ber-aw 0,90 berapa %
masing-masing (1)larutan NaCl, (2)larutan
glukosa, dan (3)larutan sukrosa yang harus
Simpulan:
• Zat-zat yang larut (sukrosa, glukosa, NaCl) dalam
air dapat menurunkan aw.
• Besarnya penurunan aw dipengaruhi bobot
molekul (BM) zat yang terlarut. BM tinggi
penurunan aw kecil (sukrosa 10% vs glukosa
10%).
• Zat-zat terlarut yang terionisasi (NaCl) akan lebih
besar dalam menurunkan aw(sukrosa 10% vs
glukosa 10% vs NaCl 10%).
• Zat-zat yang tidak larut dalam air misalnya lemak,
serat (selulosa) tidak berpengaruh terhadap
penurunan aw, tetapi protein dan karbohidrat yang
larut dalam air dapat menurunkan aw.
•aw juga dapat dihitung perbandingan antara
tekanan uap dari larutan (P) dengan
tekanan uap air murni pada suhu yang
sama (Po).
P
aw = -------
Po
aw berkaitan dengan Equilibrium Relative
Humidity (ERH), yaitu perbandingan antara
tekanan uap larutan dengan air murni,
dinyatakan dalam %.
ERH = aw x 100%
•ERH terbatas pada atmosfer serta
dalam keseimbangan degan larutan
atau bahan pangan sehingga kurang
sesuai untuk menggambarkan
ketersediaan air (air bebas).
H2Ol
H2Ol H2Ol
H2Ol
H2Og
H2Ol
H2Ol
H2Og
H2Og
• Jika larutan dipekatkan (diuapkan) atau
kadar air bahan pangan dikurangi
(dikeringkan, diasap), maka akan terjadi
penurunan aw. Nilai aw maksimum adalah
1,0 (air murni).
• aw bahan pangan dapat turun dengan
penambah humektan (senyawa yang
sifatnya larut dalam air dan dapat
mengikat air), seperti: gula (sukrosa,
glukosa), gliserol, propilen glikol).
• Bakteri tumbuh pada pangan ber-aw 0,90-
0,97; khamir (yeast) 0,87-0,91; kapang
•Penggunaan humektan
mempertimbangkan:
- kelarutan.
- bobot molekul.
- flavor (bau), aroma (citarasa).
- kristalisasi selama penyimpanan.
- reaksi kimia (kecoklatan non
enzimatis).
- toksisitas (beracun atau tidak).
The typical water activity of some foodstuffs
Type of product Water Activity (aw
)
Fresh meat and fish .99
Bread .95
Aged cheddar .85
Jams and jellies .8
Plum pudding .8
Dried fruit .6
Cookies .3
Milk powder .2
Instant coffee .2
Pati dan Gelatinisasi Pati
• Pati merupakan homopolimer glukosa dengan
ikatan alfa-(1,4)-glikosidik.
• Berbagai macam pati tidak sama sifatnya,
tergantung dari panjang rantai C-nya, serta
apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya.
• Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan air panas.
• Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak
terlarut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai
struktur lurus sedang amilopektin mempunyai
cabang.
Sifat fisik pati
• Hasil fotosintesis
• Disintesis dalam plastid (daun) dan
amiloplas (umbi, akar, atau biji)
• Bentuk butiran: bulat, polihedral, oval,
dan serat
• Kandungan: amilosa dan/atau
amilopektin
• Organisasi: amorf (tidak teratur) dan
kristal (teratur)
Pati
Komposisi butiran patiPati
Amaranth starch
(Bar: 1 µm)
Arrowroot starch
(Bar: 20 µm)
Buckwheat starch
(Bar: 5 µm)
Cassava starch
(Bar: 10 µm)
Corn starch
(Bar: 10 µm)
Oat starch
(Bar: 5 µm)
Potato starch
(Bar: 50 µm)
Rice starch
(Bar: 2 µm)
Kidney bean starch
(Bar: 20 µm)
Struktur kimia pati Pati
Amilosa dan Amilopektin
Amilosa
Amilopektin
Amilosa
Amilosa
Pati
Pati dapat ditemukan dalam bentuk alfa-amilosa atau amilopektin.
Amilosa terdiri dari rantai glukosa yang panjang dan tidak bercab.ang,
sedangkan amilopektin terdiri dari rantai glukosa yang bercabang.
Masing-masing rantai amilopektin terdiri dari 24-30 unit glukosa yang
dihubungkan oleh ikatan alfa-1,4 dalam rantai lurusnya dan ikatan
alfa-1,6 pada tempat percabangannya.
Perbandingan antara jumlah amilosa (fraksi larut air) dan amilopektin
(fraksi tidak larut air) dalam suatu jenis pati akan menentukan sifat
fisiknya. Contohnya pada beras; semakin sedikit kandungan amilosa
atau semakin tinggi kandungan amilopektin, semakin lengket nasi
yang dibuat dari beras tersebut.
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dapat dibagi menjadi
empat golongan, yaitu:
a. Beras dengan kadar amilosa tinggi (25-33%)
b. Beras dengan kadar amilosa menengah (20-33%)
c. Beras dengan kadar amilosa rendah (kurang dari 9-20%)
d. Beras dengan kadar amilosa sangat rendah (kurang dari 9%). Beras
ketan praktis tidak mengandung amilosa (1-2%), sehingga nasinya
bersifat sangat lengket.
Pati banyak dijumpai dalam serealia, kacang-kacangan, umbi-umbian
dan tanaman lain serta buah-buahan yang bekum matang.
Derajat polimerisasi
• Amilosa: α,1-4 glikosidik (DP ~200–
200.000; Mr 30–3.200 kDa)
– ketela atau kentang (DP 1.000–
6.000)
– jagung atau gandum (DP 200–1.200)
• Amilopektin: α,1-4 dan α,1-6 glikosidik
– kentang (DP 10.000-100.000)
• Nisbah amilosa : amilopektin = ~1:3
– beras ~16–30% amilosa
– kentang ~20–21% amilosa
Pati
Pati dan Gelatinisasi Pati
• Pati menyerap air,
mengembang, dan
kembali ke ukuran
asal pada
pengeringan
(reversibel)
• Pada suhu tinggi,
proses menjadi
irreversibel (butiran-
butiran pecah
membentuk lem pati,
dan larutan menjadi
kental)
Melibatkan: pati, air, dan suhu panas
• Pati dalam jaringan tanaman mempunyai
bentuk granula yang berbeda-beda.
Dengan mikroskop jenis pati dapat
dibedakan karena mempunyai bentuk,
ukuran, dan letak hilum yang unik.
• Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air
dingin, granula patinya akan menyerap air
dan membengkak. Peningkatan volume
granula pati yang terjadi di dalam air
pada suhu 55 0
C – 65 0
C merupakan
pembekakan yang sesungguhnya, dan
setelah pembengkakan ini granula pati
dapat kembali ke kondisi semula.
• Granula pati dapat dibuat membengkak
luar biasa dan bersifat tidak dapat
Ciri fisik pati
Pati Jenis
Diameter
(µm)
Morfologi
Suhu
gelatinisasi
(o
C)
Suhu lem
(o
C)
Amilosa
(%)
Sifat
dimasak
Beras Biji 1 – 9
Poligon,
bulat
68 – 78 81 19
Gel,
buram
Ketela Akar 4 – 35
Oval,
terpotong
52 – 73 63 17
Jernih,
kohesif
Jagung Biji 2 – 30
Bundar,
poligon
62 – 72 80 25 – 28
Gel,
buram
Sagu Batang 15 – 65
Oval,
terpotong
69 – 74 74 26
Gel,
buram
Kentang Umbi 5 – 100
Oval,
bulat
58 – 68 64 20 – 21
Jernih,
kohesif
Gandum Biji 1 – 55 Bundar 52 – 85 77 25 – 28
Gel,
buram
Pati
Fenomena Gelatinasi
Tugas
•Berilah contoh produk-produk olahan atau
awetan pangan yang melibatkan gelatinisasi
pati ?
•Pati – air – panas !
HIDROLISIS
•Hidro ?
•Lisis ?
•Melibatkan - makromolekul (karbohidrat,
protein, lemak, selulosa)
- air (mutlak)
- enzim hidrolase atau asam
- panas (?)
•Enzim yang berperan dalam hidrolisis
disebut (enzim) hidrolase yang berfungsi
memutus ikatan kimia dengan penambahan
air :
•Pati + air –- amilase ---- gula
(monosakarida)
•Protein + air – protease  asam amino
•Lemak + air – lipase  gliserol + as lemak
•Selulosa+air -- selulase--gula
(monosakarida)
Prinsip hidrolisis oleh enzim / asam
Starch → Glucose

- - - - -

Sucrose → Glucose + Fructose
  
Proteins → Amino Acids
      
Amilosa dan Amilopektin
Amilosa
Amilopektin
O
H OH
OH H
CH2OH
H
H H O
H OH
OH H
CH2
H
H H
O
H OH
OH H
CH2OH
H
H H
O O
α-1,4 α-1,4
O-RHO
+
O
H OH
OH H
CH2OH
H
OH
H H
OH
glukosa (dekstrosa) amilosa kekurangan 1 glokusa
O
H OH
OH H
CH2
H
H H
O
H OH
OH H
CH2OH
H
H H
O
α-1,4
O-R
HO
amilosa
Amilase + H2O
Analisis Produk Hidrolisis Pati
Analisis kualitatif
Hasil hidrolisis pati dikarakterisasi oleh
nilai DE (dextrose equivalent) yang
terkait dengan derajat hidrolisis
DE (Dextrose Equivalent) merupakan
persentase dari ikatan glikosidik yang
telah terhidrolisis.
 
 ÷
 
jumlah ikatan glikosidik yang putus
DE =100 x
jumlah ikatan glikosidik mula-mula
 
 ÷
 
gula pereduksi, dinyatakan sebagai glukosa
DE =100 x
karbohidrat total
 
 ÷
 
jumlah ikatan glikosidik yang putus
DE =100 x
jumlah ikatan glikosidik mula-mula
Hidrolisis protein oleh proteaseHidrolisis protein oleh protease
R1
NH2 C CO
H
R2
NH C CO
H
R3
NH C CO
H
R2
NH2 C COO
HH
+
R1
NH2 C CO0H
H
Peptide
bond
Peptide
bond
Protein struktur primer
A A
F
NG
G
S
T
S
D
K
+ H2OProtease
Proteins are linear polymers ofProteins are linear polymers of
amino acidsamino acids
R1
NH3
+
C CO
H
R2
NH C CO
H
R3
NH C CO
H
R2
NH3
+
C CO
O ー
H
+
R1
NH3
+
C CO
O ー
H
+
H2OH2O
Peptide
bond
Peptide
bond
The amino acid
sequence is called as
primary structure
A A
F
NG
G
S
T
S
D
K
A carboxylic acid
condenses with an amino
group with the release of a
water
Hidrolisis lemak sederhana oleh lipase
H C – OH₂ R – COOH₁
I
HC – OH + R – COOH₂
I
H C – OH₂ R – COOH₃
GLICEROL AS. LEMAK
lipase + 3H2O
H C –O- C – R₂ ₁
I
HC – O- C – R2
I
H C – 0- C – R₂ ₃
I
I
II
II
O
II
O
O
Lipid MoleculeLipid Molecule
esterifikasi
Selulase + H2O
Monomernya ?
Alfa-D-glukosa
atau
Beta-D-glukosa
CH O₂
H
OH
OH
OH
H
H
H
H
oH
H
Tugas
•Cari contoh produk hidrolisis
makromolekul (KH, protein, lemak)
•Produk-produk hidrolisis umumnya
didahului oleh proses gelatinisasi
atau denaturasi, mengapa ?

More Related Content

What's hot

Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimiaaryopuv
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungReza Fahlevi
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanRut Tiur Lani Marpaung
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenolXINYOUWANZ
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 

What's hot (20)

Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran LarutanDiagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
Diagram Alir Pembuatan dan Pengenceran Larutan
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Pengasaman
PengasamanPengasaman
Pengasaman
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Analisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineralAnalisis kadar abu dan mineral
Analisis kadar abu dan mineral
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
Responsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisisResponsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisis
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 

Similar to KIMIA PANGAN

Kimia hasil pertanian
Kimia hasil pertanianKimia hasil pertanian
Kimia hasil pertanianmuhtadi22
 
Acara i karbohidrat
Acara i karbohidratAcara i karbohidrat
Acara i karbohidratUfi Ufy
 
ANALISA PROKSIMAT.pptx
ANALISA PROKSIMAT.pptxANALISA PROKSIMAT.pptx
ANALISA PROKSIMAT.pptxtestajadulu
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersihInha Rusdy
 
ANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdfANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdfAryRachmat5
 
Acara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar AmilosaAcara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar Amilosadewiresty
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahRizki Widiantoro
 
BAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdfBAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdfbakhendri
 
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptxLimbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptxPutriLestari652855
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)dasi anto
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRMawar 99
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINFadlian18
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan LimbahDwi Karyani
 
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPrincess is Ntxhais
 
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptxvivianleviana0
 

Similar to KIMIA PANGAN (20)

Kimia hasil pertanian
Kimia hasil pertanianKimia hasil pertanian
Kimia hasil pertanian
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Acara i karbohidrat
Acara i karbohidratAcara i karbohidrat
Acara i karbohidrat
 
ANALISA PROKSIMAT.pptx
ANALISA PROKSIMAT.pptxANALISA PROKSIMAT.pptx
ANALISA PROKSIMAT.pptx
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
2. Air.pptx
2. Air.pptx2. Air.pptx
2. Air.pptx
 
ANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdfANALISA PROKSIMAT.pdf
ANALISA PROKSIMAT.pdf
 
Acara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar AmilosaAcara II Kadar Amilosa
Acara II Kadar Amilosa
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
BAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdfBAB8GAMBUT.pdf
BAB8GAMBUT.pdf
 
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptxLimbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
Limbah Industri Pengolahan Hasil Perikanan.pptx
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIR
 
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEINPercobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
Percobaan III ASAM AMINO DAN PROTEIN
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
 
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
 
9. 082013 57-62
9. 082013 57-629. 082013 57-62
9. 082013 57-62
 
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
 
Kimia air
Kimia airKimia air
Kimia air
 

More from Muhammad Eko

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualMuhammad Eko
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMuhammad Eko
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guideMuhammad Eko
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanMuhammad Eko
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingMuhammad Eko
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryMuhammad Eko
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingMuhammad Eko
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Muhammad Eko
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Muhammad Eko
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentMuhammad Eko
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technologyMuhammad Eko
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicksMuhammad Eko
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMuhammad Eko
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASMuhammad Eko
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasMuhammad Eko
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurMuhammad Eko
 

More from Muhammad Eko (20)

Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstualNutrisi dan pakan unggas kontekstual
Nutrisi dan pakan unggas kontekstual
 
Minerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutritionMinerals in animal_nutrition
Minerals in animal_nutrition
 
National swine nutrition guide
National swine nutrition guideNational swine nutrition guide
National swine nutrition guide
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
Komposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakanKomposisi bahan pakan
Komposisi bahan pakan
 
Poultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feedingPoultry nutrition and feeding
Poultry nutrition and feeding
 
Distillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultryDistillers grains feeding recommendations for poultry
Distillers grains feeding recommendations for poultry
 
Horse nutrition and feeding
Horse nutrition and feedingHorse nutrition and feeding
Horse nutrition and feeding
 
Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]Farm animal nutrition book[1]
Farm animal nutrition book[1]
 
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
Recent advances-in-animal-nutrition-australia-vol-18-2011
 
Dynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition developmentDynamics of animal nutrition development
Dynamics of animal nutrition development
 
hatchery design and technology
hatchery design and technologyhatchery design and technology
hatchery design and technology
 
grading of day old-chicks
grading of day old-chicksgrading of day old-chicks
grading of day old-chicks
 
hatchery design
hatchery designhatchery design
hatchery design
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
Nekropsi ayam
Nekropsi ayamNekropsi ayam
Nekropsi ayam
 
PARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGASPARASIT PADA UNGGAS
PARASIT PADA UNGGAS
 
PENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggasPENYAKIT Parasit PADA unggas
PENYAKIT Parasit PADA unggas
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamurPenyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
Penyakit pada unggas yang disebabkan oleh jamur
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (10)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

KIMIA PANGAN

  • 1. KIMIA DAN GIZI PANGAN . Kimia Pangan: 1. Bagian ilmu pangan yang mempelajari komposisi dan sifat-sifat komponen kimia (nutrien), komponen non-gizi (bioaktif, racun) dalam pangan. 2. Perubahan komponen kimia (nutrien) selama penanganan, prosesing dan penyimpanan pangan. 3. Kimia pangan berhubungan dengan kimia, biokimia, fisiologi, botani, zoologi dan biologi molekuler. Gizi Pangan: fungsi komponen kimia pangan dalam tubuh, nilai gizi (nutrien) pangan dan evaluasi gizi pangan, senyawa antigizi, serta pengaruh pengolahan terhadap gizi pangan.
  • 2. •Materi kuliah : 1. Kimia pangan hasil pertanian 2. Perubahan kimia pangan akibat pengolahan 3. Gizi pangan. Pangan: -kimia/nutrien, bioaktif, racun -fisik -mikrobiologis -sensoris pengolahan, pengawetan Pangan olahan / awetan: terjadi perubahan fisik, kimia, mikrobiologis, sensoris, dan gizi / nilai biologis
  • 3. Perubahan Komponen Kimia Pangan akibat Pengolahan Komponen bahan pangan nabati dan hewani: - Utama: karbohidrat, protein, lemak, serat beserta turunannya dan air. - Lainnya: mineral, vitamin, enzim, asam-asam organik, bioaktif (oksidan, antioksidan), racun, penyebab rasa dan bau. Komponen tersebut bervariasi tergantung jenis bahan dan jumlahnya, sehingga bentuk struktur, tekstur warna, rasa, bau dan kandungan nutrien (gizi) ya berbeda-beda.
  • 4. Kimia Pangan Air dan Peranannya •Air di alam dapat berbentuk padat (es), cair (air), dan gas (uap air). •Sebagian besar bahan pangan segar mengandung air. Modifikasi air dalam bahan pangan sering diterapkan untuk meningkatkan masa simpan dan kualitas. •Penyusun air adalah hidrogen dan oksigen, strukturnya H2O ; disebut juga biomolekul. Model imajinatif air Struktur molekul air
  • 5. Model imajinatif air Struktur molekul air -H-----O- Disebut ikatan hidrogen, yang juga terdapat pada karbohidrat dan protein (lihat struktur karbohidrat dan protein) Molekul air membentuk sudut 105o 45’
  • 7. 1. Air dalam bahan pangan • Air adalah salah satu komponen dalam bahan pangan, karena mempengaruhi bentuk, tekstur, citarasa. • Kandungan air dalam bahan pangan ikut menentukan daya terima, kesegaran, masa simpan, pembawa komponen hidrofilik. • Air dalam bahan pangan dapat diikat, atau dipisahkan. • Air penting dalam pengolahan pangan, sebagian besar perubahan (kimia, enzimatik) bahan pangan terjadi dalam media air, baik yang berada dalam bahan pangan, ataupun air yang ditambahkan.
  • 8. Tipe air dalam bahan pangan: Tipe I : molekul air terikat secara kimia dengan molekul lain melalui ikatan hidrogen yang berenergi besar. - tidak dapat membeku - sulit dihilangkan - membentuk hidrat dengan molekul lain (atom O dan N), contoh: pada karbohidrat, protein dan garam. - disebut air terikat (kuat).
  • 9. Tipe II : molekul air terikat secara kimia membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air lainnya. - terdapat dalam mikrokapiler - sulit dihilangkan - bila hilang menurunkan aw (aktivitas air), mengurangi reaksi kimia (kecoklatan, hidrolisis dan oksidasi lemak) - jumlahnya 3 – 7% dari kadar air total. - air terikat (lemah). Tipe III : molekul air terikat dalam jaringan (membran, serat, kapiler). - disebut air bebas - dapat dimanfaatkan oleh mikroba dan reaksi kimia - jumlahnya 12 – 25%, dengan aw kira-kira 0,8. Tipe IV : air yang tidak terikat dalam jaringan, air murni.
  • 10. Kadar Air dan Aktivitas Air Kadar air suatu bahan dinyatakan % berat air terhadap bahan basah. Misal: gram air untuk setiap 100 g bahan. (cara menghitung kadar air lihat “Analisis Pangan”).
  • 11. Aktivitas air (water activity = aw) • Merupakan air (bebas) dalam bahan pangan yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas metabolisme mikroorganisme. • aw : berbanding lurus dengan jumlah molekul pelarut (solvent) dan berbanding terbalik dengan jumlah molekul larutan (solution), hukum Roult. n2 n1 = jumlah mol zat yang dilarutkan (solute) • aw = --------------- n1 + n2 n2 = jumlah mol pelarut (air). n1 + n2 = jumlah mol di dalam larutan (solution). aw larutan murni (air) = n2 / n2 = 1. Rumus tersebut merupakan aktivitas kimia yang berkerja pada zat murni, larutan murni, larutan encer (<25%). Asumsi bj larutan 1 (mendekati 1), bj air =1.
  • 12. • Contoh berapa aw larutan sukrosa 10% ? Asumsi untuk membuat larutan sukrosa 10%, sebanyak 100 g sukrosa + 900 ml (g) air. berat sukrosa 100 nsukrosa = ------------------------- = -------- = 0,29 mol (grol) BM sukrosa 342 berat air 900 nair = ---------------- = --------- = 50 mol (grol) BM air 18 nair 50 aw sukrosa 10%= --------------------- = --------------- = 0,9942
  • 13. •aw larutan sukrosa 20%. Asumsi 200 g sukrosa + 800 g air. nair = 800/18 = 44,44 mol nsukrosa = 200/342 = 0,58 mol 44,44 aw sukrosa 20% = ------------------------- = 0,9871 44,44 + 0,58
  • 14. •aw larutan glukosa 10%. Asumsi 100 g glukosa + 900 g air. BM glukosa 180. nair = 900/18 = 50 nglukosa = 100/180 = 0,56 50 aw glukosa 10% = -------------------- = 0,9889 50 + 0,56
  • 15. • aw larutan NaCl 10% Asumsi 100 g NaCl + 900 g air BM NaCl = 58,5. nair= 900/18 = 50 mol nNaCl = 100 / 58,5 = 1,71 mol NaCl dalam air dapat berionisasi: NaCl ----------- Na+ + Cl- 1,71mol 1,71grion 1,71grion nair 50 awNaCl10%=---------------------------- = -------------------- = 0,9360 nair + nNa+ + nCl- 50+1,71+1,71
  • 16. • aw air murni = 1 • aw sukrosa 10% = 0,99(42) • awsukrosa 20% = 0,9871 • aw glukosa 10% = 0,9889 • aw NaCl 10% = 0,9360 Apa yang dapat Anda simpulkan ? Hitung aw larutan: sukrosa 15%, glukosa 15%, NaCl 15%, campuran (sukrosa 5% + glukosa 5% + NaCl 5%). Mana yang paling kecil aw-nya ? Untuk membuat larutan ber-aw 0,90 berapa % masing-masing (1)larutan NaCl, (2)larutan glukosa, dan (3)larutan sukrosa yang harus
  • 17. Simpulan: • Zat-zat yang larut (sukrosa, glukosa, NaCl) dalam air dapat menurunkan aw. • Besarnya penurunan aw dipengaruhi bobot molekul (BM) zat yang terlarut. BM tinggi penurunan aw kecil (sukrosa 10% vs glukosa 10%). • Zat-zat terlarut yang terionisasi (NaCl) akan lebih besar dalam menurunkan aw(sukrosa 10% vs glukosa 10% vs NaCl 10%). • Zat-zat yang tidak larut dalam air misalnya lemak, serat (selulosa) tidak berpengaruh terhadap penurunan aw, tetapi protein dan karbohidrat yang larut dalam air dapat menurunkan aw.
  • 18. •aw juga dapat dihitung perbandingan antara tekanan uap dari larutan (P) dengan tekanan uap air murni pada suhu yang sama (Po). P aw = ------- Po aw berkaitan dengan Equilibrium Relative Humidity (ERH), yaitu perbandingan antara tekanan uap larutan dengan air murni, dinyatakan dalam %. ERH = aw x 100%
  • 19. •ERH terbatas pada atmosfer serta dalam keseimbangan degan larutan atau bahan pangan sehingga kurang sesuai untuk menggambarkan ketersediaan air (air bebas).
  • 21. • Jika larutan dipekatkan (diuapkan) atau kadar air bahan pangan dikurangi (dikeringkan, diasap), maka akan terjadi penurunan aw. Nilai aw maksimum adalah 1,0 (air murni). • aw bahan pangan dapat turun dengan penambah humektan (senyawa yang sifatnya larut dalam air dan dapat mengikat air), seperti: gula (sukrosa, glukosa), gliserol, propilen glikol). • Bakteri tumbuh pada pangan ber-aw 0,90- 0,97; khamir (yeast) 0,87-0,91; kapang
  • 22. •Penggunaan humektan mempertimbangkan: - kelarutan. - bobot molekul. - flavor (bau), aroma (citarasa). - kristalisasi selama penyimpanan. - reaksi kimia (kecoklatan non enzimatis). - toksisitas (beracun atau tidak).
  • 23. The typical water activity of some foodstuffs Type of product Water Activity (aw ) Fresh meat and fish .99 Bread .95 Aged cheddar .85 Jams and jellies .8 Plum pudding .8 Dried fruit .6 Cookies .3 Milk powder .2 Instant coffee .2
  • 24. Pati dan Gelatinisasi Pati • Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan alfa-(1,4)-glikosidik. • Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. • Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. • Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus sedang amilopektin mempunyai cabang.
  • 25. Sifat fisik pati • Hasil fotosintesis • Disintesis dalam plastid (daun) dan amiloplas (umbi, akar, atau biji) • Bentuk butiran: bulat, polihedral, oval, dan serat • Kandungan: amilosa dan/atau amilopektin • Organisasi: amorf (tidak teratur) dan kristal (teratur) Pati
  • 27. Amaranth starch (Bar: 1 µm) Arrowroot starch (Bar: 20 µm) Buckwheat starch (Bar: 5 µm) Cassava starch (Bar: 10 µm) Corn starch (Bar: 10 µm) Oat starch (Bar: 5 µm) Potato starch (Bar: 50 µm) Rice starch (Bar: 2 µm) Kidney bean starch (Bar: 20 µm)
  • 31. Pati Pati dapat ditemukan dalam bentuk alfa-amilosa atau amilopektin. Amilosa terdiri dari rantai glukosa yang panjang dan tidak bercab.ang, sedangkan amilopektin terdiri dari rantai glukosa yang bercabang. Masing-masing rantai amilopektin terdiri dari 24-30 unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan alfa-1,4 dalam rantai lurusnya dan ikatan alfa-1,6 pada tempat percabangannya. Perbandingan antara jumlah amilosa (fraksi larut air) dan amilopektin (fraksi tidak larut air) dalam suatu jenis pati akan menentukan sifat fisiknya. Contohnya pada beras; semakin sedikit kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektin, semakin lengket nasi yang dibuat dari beras tersebut. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu: a. Beras dengan kadar amilosa tinggi (25-33%) b. Beras dengan kadar amilosa menengah (20-33%) c. Beras dengan kadar amilosa rendah (kurang dari 9-20%) d. Beras dengan kadar amilosa sangat rendah (kurang dari 9%). Beras ketan praktis tidak mengandung amilosa (1-2%), sehingga nasinya bersifat sangat lengket. Pati banyak dijumpai dalam serealia, kacang-kacangan, umbi-umbian dan tanaman lain serta buah-buahan yang bekum matang.
  • 32. Derajat polimerisasi • Amilosa: α,1-4 glikosidik (DP ~200– 200.000; Mr 30–3.200 kDa) – ketela atau kentang (DP 1.000– 6.000) – jagung atau gandum (DP 200–1.200) • Amilopektin: α,1-4 dan α,1-6 glikosidik – kentang (DP 10.000-100.000) • Nisbah amilosa : amilopektin = ~1:3 – beras ~16–30% amilosa – kentang ~20–21% amilosa Pati
  • 33. Pati dan Gelatinisasi Pati • Pati menyerap air, mengembang, dan kembali ke ukuran asal pada pengeringan (reversibel) • Pada suhu tinggi, proses menjadi irreversibel (butiran- butiran pecah membentuk lem pati, dan larutan menjadi kental) Melibatkan: pati, air, dan suhu panas
  • 34. • Pati dalam jaringan tanaman mempunyai bentuk granula yang berbeda-beda. Dengan mikroskop jenis pati dapat dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran, dan letak hilum yang unik. • Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula patinya akan menyerap air dan membengkak. Peningkatan volume granula pati yang terjadi di dalam air pada suhu 55 0 C – 65 0 C merupakan pembekakan yang sesungguhnya, dan setelah pembengkakan ini granula pati dapat kembali ke kondisi semula. • Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa dan bersifat tidak dapat
  • 35. Ciri fisik pati Pati Jenis Diameter (µm) Morfologi Suhu gelatinisasi (o C) Suhu lem (o C) Amilosa (%) Sifat dimasak Beras Biji 1 – 9 Poligon, bulat 68 – 78 81 19 Gel, buram Ketela Akar 4 – 35 Oval, terpotong 52 – 73 63 17 Jernih, kohesif Jagung Biji 2 – 30 Bundar, poligon 62 – 72 80 25 – 28 Gel, buram Sagu Batang 15 – 65 Oval, terpotong 69 – 74 74 26 Gel, buram Kentang Umbi 5 – 100 Oval, bulat 58 – 68 64 20 – 21 Jernih, kohesif Gandum Biji 1 – 55 Bundar 52 – 85 77 25 – 28 Gel, buram Pati
  • 37. Tugas •Berilah contoh produk-produk olahan atau awetan pangan yang melibatkan gelatinisasi pati ? •Pati – air – panas !
  • 38. HIDROLISIS •Hidro ? •Lisis ? •Melibatkan - makromolekul (karbohidrat, protein, lemak, selulosa) - air (mutlak) - enzim hidrolase atau asam - panas (?)
  • 39. •Enzim yang berperan dalam hidrolisis disebut (enzim) hidrolase yang berfungsi memutus ikatan kimia dengan penambahan air : •Pati + air –- amilase ---- gula (monosakarida) •Protein + air – protease  asam amino •Lemak + air – lipase  gliserol + as lemak •Selulosa+air -- selulase--gula (monosakarida)
  • 40. Prinsip hidrolisis oleh enzim / asam Starch → Glucose  - - - - -  Sucrose → Glucose + Fructose    Proteins → Amino Acids       
  • 42. O H OH OH H CH2OH H H H O H OH OH H CH2 H H H O H OH OH H CH2OH H H H O O α-1,4 α-1,4 O-RHO + O H OH OH H CH2OH H OH H H OH glukosa (dekstrosa) amilosa kekurangan 1 glokusa O H OH OH H CH2 H H H O H OH OH H CH2OH H H H O α-1,4 O-R HO amilosa Amilase + H2O
  • 43. Analisis Produk Hidrolisis Pati Analisis kualitatif Hasil hidrolisis pati dikarakterisasi oleh nilai DE (dextrose equivalent) yang terkait dengan derajat hidrolisis DE (Dextrose Equivalent) merupakan persentase dari ikatan glikosidik yang telah terhidrolisis.    ÷   jumlah ikatan glikosidik yang putus DE =100 x jumlah ikatan glikosidik mula-mula    ÷   gula pereduksi, dinyatakan sebagai glukosa DE =100 x karbohidrat total    ÷   jumlah ikatan glikosidik yang putus DE =100 x jumlah ikatan glikosidik mula-mula
  • 44. Hidrolisis protein oleh proteaseHidrolisis protein oleh protease R1 NH2 C CO H R2 NH C CO H R3 NH C CO H R2 NH2 C COO HH + R1 NH2 C CO0H H Peptide bond Peptide bond Protein struktur primer A A F NG G S T S D K + H2OProtease
  • 45. Proteins are linear polymers ofProteins are linear polymers of amino acidsamino acids R1 NH3 + C CO H R2 NH C CO H R3 NH C CO H R2 NH3 + C CO O ー H + R1 NH3 + C CO O ー H + H2OH2O Peptide bond Peptide bond The amino acid sequence is called as primary structure A A F NG G S T S D K A carboxylic acid condenses with an amino group with the release of a water
  • 46. Hidrolisis lemak sederhana oleh lipase H C – OH₂ R – COOH₁ I HC – OH + R – COOH₂ I H C – OH₂ R – COOH₃ GLICEROL AS. LEMAK lipase + 3H2O H C –O- C – R₂ ₁ I HC – O- C – R2 I H C – 0- C – R₂ ₃ I I II II O II O O
  • 48. Selulase + H2O Monomernya ? Alfa-D-glukosa atau Beta-D-glukosa CH O₂ H OH OH OH H H H H oH H
  • 49. Tugas •Cari contoh produk hidrolisis makromolekul (KH, protein, lemak) •Produk-produk hidrolisis umumnya didahului oleh proses gelatinisasi atau denaturasi, mengapa ?