1. Dokumen menjelaskan proses persiapan penyempurnaan pada kain rayon meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi, dan pemutihan optik secara simultan maupun terpisah.
2. Terdapat penjelasan teori dasar setiap proses dan resep kimia yang digunakan beserta fungsi masing-masing zat kimia.
3. Juga dijelaskan praktikum yang meliputi alat, bahan, diagram al
1. Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Rayon
( Proses Semi Merser & Proses Full Merser )
I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada kain rayon yang
meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi,dan
pemutihan optik.
TUJUAN
1. Membandingkan mekanisme proses pre treatment pada kain rayon baik secara
simultan maupun bertahap.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pre treatment pada
kain rayon.
3. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment pada kain rayon yang
meliputi tes penghilangan kanji, uji pengurangan berat, uji daya serap,
pemengkeretan kain, dan tes derajat putih.
II. TEORI DASAR
A. PROSES PENGHILANGAN KANJI CARA ENZIM
Enzim adalah suatu senyawa organik kompleks yang terbentuk dalam sel-sel
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang dapat berperan sebagai katalis pada reaksireaksi kimia pada proses biologi. Enzim dapat melakukan proses dekomposisi pada
bahan kanji, selulosa, protein, dan lain-lain secara biologis dan ramah lingkungan.
Pemilihan jenis enzim, penggunaan suhu, kondisi dan waktu perlu diteliti untuk
keperluan efektifitas kerja enzim maupun untuk menghindari hilangnya fungsi bahan
terutama kekuatannya.
Enzim adalah suatu senyawa protein yang dihasilkan oleh jasad renik tertentu
yang mampu menghidrolisa kanji pati, protein, dan lemak. Enzim untuk
menghidrolisa kanji pati disebut enzim amilase, yang dapat dihasilkan oleh malt
( gandum ), pankreas ( jeroan hewan ternak ), dan bakteri. Enzim amilase
meghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin kemudian menjadi glukosa/gula yang
larut dalam air.
1
2. Pemakaian enzim sangat cocok untuk proses penghilangan kanji alam yang
terbuat dari kanji pati yang biasa digunakan pada bahan serat alam seperti katun,
rayon maupun campurannya dengan serat sintetik, karena enzim tidak akan
merusak serat karena enzim bekerja sangat spesifik hanya menghidrolisa kanji pati
saja.
B. PROSES PEMASAKAN
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting
bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk
menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan
adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan
kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada
serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada
serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan
secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak,
oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan
simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan
dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat
campuran biasanya dilakukan proses simultan.
C. PROSES PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran
organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alam yang tidak bisa hilang
hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara
pengelantangan dan pemutihan optik, dimana tujuan proses pemutihan optik adalah
untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih
banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih cerah.
Mekanisme pengelantangan ini sendiri dilakukan dengan merendam bahan
dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator
maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam
bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan
tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut
menjadi putih.
2
3. Pada proses pemutihan optik bahan direndam dalam larutan pemutih optik
dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar matahari / sinar ultraviolet dan
memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah
sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan mengurangi pantulan sinar pada
daerah kuning atau merah pada bahan.
D. PROSES MERSERISASI
Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada
serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus
untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan
NaOH sambil diberi peregangan. Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk
memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekuatan tarik, dan daya serap terhadap zat
warna dan uap air.
Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain,
biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada
bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan
yang masih mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil
yang terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan
mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik
seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
E. PROSES SIMULTAN DAN MEKANISMENYA
Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam
dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan
kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan
proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik
hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan
campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak
pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses
yang dilakukan terpisah.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•
3 buah gelas piala porselin 1000 ml
3
4. •
3 buah pengaduk kaca
•
3 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
•
3 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
•
1 buah timbangan digital
•
1 buah nampan plastik
•
1 buah frame merser
•
3 buah termometer
•
3 lembar kain rayon
•
Zat sesuai resep
•
Es batu
•
Mistar
B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan penghilang kanji dan pemasakan
Proses simultan pada suhu stabil 70 0 C selama 1
jam
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Proses pengeringan dan evaluasi hasil proses
simultan
2. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan H2O2 Seacara
Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep
4
5. Buat larutan penghilang kanji, pemasakan, dan
pengelantangan
Proses simultan pada suhu stabil 60 0 C selama 1
jam
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Proses pengeringan dan evaluasi hasil proses
simultan
3. Proses Pengelantangan Dengan NaOCl
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan zat pengelantang
Proses pengelantangan pada suhu stabil 30 0 C
selama 1 jam
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Proses pengeringan dan evaluasi hasil
pengelantangan
4. Proses Merserisasi dan Penetralan
Timbang kain dan zat sesuai resep
Peregangan pada frame merser
Perendaman dalam larutan NaOH 13o Be suhu
5
15o C selama 60 detik
6. Penetralan dengan larutan CH3COOH 95 %
Pencucian air panas dan air dingin
Proses pengeringan dan evaluasi kain hasil
merser
5. Proses Pemutihan Optik
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan pemutih optik sesuai resep
Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70 0
C selama 30 menit
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Proses pengeringan dan evaluasi kain
C. RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Enzim
=5g/L
Na2CO3
=3g/L
Scouring agent = 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 70 0 C
6
7. Waktu
= 1 jam
2. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Secara
Simultan
a. Proses Semi Merser
H2O2 35%
= 5 – 10 cc / L
Na2CO3
=3–5g/L
Stabilisator
=1g/L
Scouring agent = 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 60 0 C
Waktu
= 1 jam
b. Proses Full Merser
H2O2 35%
= 5 – 10 cc / L
Na2CO3
=1g/L
Stabilisator
= 0,5 g / L
Scouring agent = 0,5 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 60 0 C
Waktu
= 1 jam
3. Proses Pengelantangan dengan NaOCl
NaOCl
=3g/L
Na2CO3
=3g/L
Pembasah
= 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 30 0 C
Waktu
= 1 jam
4. Proses Merserisasi dan Penetralan
a. Proses Merserisasi
KOH / NaOH 13o Be
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 15 0 C
Waktu
= 60 detik
b. Proses Penetralan
CH3COOH 30 % = 1 cc / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 30 0 C
7
8. Waktu
= 15 menit
5. Proses Pemutihan Optik
OBA/ hostaluk = 2-3 g / L
NaCl
= 30 g / L
Vlot
= 1 : 20
Suhu
= 60-70 0 C
Waktu
= 30 menit
D. FUNGSI ZAT
Enzim
= zat penghilang kanji
NaOCl
= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang yang
mengandung khlor
H2O2
= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang
Pembasah
= zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata
dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan
permukaan
NaOH
= zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi
sabun yang larut dalam air, dan membantu menggelembungkan
serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan
Na2CO3
= zat yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja reduktor
NaCl
= zat yang berfungsi untuk mengatur pH larutan pada proses
pengelantangan dengan oksidator
Stabilisator
= zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan
agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator
terlalu cepat)
Scouring agent = zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran
padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang tidak
larut, serta mengaktifkan kerja detergen anionik
OBA
= zat pemutih optik untuk serat selulosa (kapas)
CH3COOH
= zat yang berfungsi dalam penetralan
8
9. E. PERHITUNGAN RESEP
1. KAIN RAYON I
( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan
→ merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan
= 14,47 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 14,47 g x 20
= 289,4 g
= 289,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%
= 10 ml / 1000 ml x 289,4 ml
= 2,9 ml
Na2CO3
= 5 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 1,45 g
= 1,5 g
Stabilisator
= 1 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 0,3 g
Scouring agent = 1 ml / 1000 ml x 289,4 ml
= 0,3 ml
b. Merserisasi ( sudah disediakan di lab )
c. Penetralan ( sudah disediakan di lab )
d. Pemutihan optik
Berat bahan
= 14,47 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 14,47 g x 20
= 289,4 g
= 289,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA
= 3 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 0,86 g
= 0,9 g
NaCl
= 30 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 8,7 g
9
10. 2. KAIN RAYON II
( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan
Berat bahan
= 12,81 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 12,81 g x 20
= 256,2 g
= 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Enzim
= 5 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 1,3 g
Na2CO3
= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g
Scouring agent = 1 ml / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,26 ml
b. Pengelantangan dengan NaOCl
Berat bahan
= 12,81 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 12,81 g x 20
= 256,2 g
= 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
NaOCl
= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g
Na2CO3
= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g
Pembasah
= 1 ml / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,26 ml
c. Merserisasi ( sudah disediakan di lab )
d. Penetralan ( sudah disediakan di lab )
e. Pemutihan optik
Berat bahan
= 12,81 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
10
11. = 12,81 g x 20
= 256,2 g
= 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA
= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g
NaCl
= 30 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 7,7 g
3. KAIN RAYON III
( Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2
secara simultan → pemutihan optik )
a. Merserisasi ( sudah disediakan di lab )
b. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan
= 13,36 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 13,36 g x 20
= 267,2 g
= 267,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%
= 10 ml / 1000 ml x 267,2 ml
= 2,7 ml
Na2CO3
= 1 g / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,27 g
= 0,3 g
Stabilisator
= 0,5 g / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,13 g
= 0,1 g
Scouring agent = 0,5 ml / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,13 ml
= 0,1 ml
c. Pemutihan optik
Berat bahan
= 13,36 g
Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 13,36 g x 20
= 267,2 g
= 267,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
11
12. OBA
= 3 g / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,8 g
NaCl
= 30 g / 1000 ml x 267,2 ml
=8g
F. SKEMA PROSES
1. Proses Penghilangan Kanji + Pemasakan + Pengelantangan Simultan
2. Proses Penghilangan Kanji + Pemasakan Simultan
3. Proses Pengelantangan dengan NaOCl
4. Proses Merserisasi dan Penetralan
12
13. 5. Proses Pemutihan Optik
G. LANGKAH KERJA
1. KAIN I
( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan
→ merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
•
•
Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan.
•
Merendam kain dalam larutan penghilang kanji, pemasakan, dan
pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 60 o C selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan.
•
Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta
permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu
sampai suhu 15o C.
•
Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah
lusi dan pakan.
•
Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
pada bak larutan selama 60 detik.
•
Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.
•
Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain
tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.
13
14. •
Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.
•
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian
mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji
pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat
putih.
2. KAIN II
( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
dengan NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
•
Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
•
Menghitung semua kebutuhan
zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang kanji dan pemasakan secara simultan.
•
Merendam kain dalam larutan penghilang kanji dan pemasakan dalam
gelas piala porselin pada suhu 70o C selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pengelantangan.
•
Merendam kain dalam larutan pengelantangan dalam gelas piala porselin
pada suhu 30o C selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan.
•
Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta
permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu
sampai suhu 15o C.
•
Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah
lusi dan pakan.
•
Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
pada bak larutan selama 60 detik.
•
Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.
•
Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain
tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain.
14
15. •
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.
•
Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.
•
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian
mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji
pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat
putih.
3. KAIN III
( Merserisasi → penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan
NaOCl secara simultan → pemutihan optik )
•
•
Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta
permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu
sampai suhu 15o C.
•
Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah
lusi dan pakan.
•
Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
pada bak larutan selama 60 detik.
•
Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.
•
Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain
tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan.
•
Merendam kain dalam larutan penghilang kanji, pemasakan, dan
pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 60 o C selama 1 jam.
•
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.
•
Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.
15
16. •
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian
mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji
pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat
putih.
IV. DATA PRAKTIKUM
1. KAIN RAYON I
( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan
→ merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan awal
= 14,47 g
Jumlah larutan
= 289,4 ml
H2O2 35%
= 2,9 ml
Na2CO3
= 1,5 g
Stabilisator
= 0,3 g
Scouring agent
= 0,3 ml
b. Merserisasi
Panjang lusi awal
= 10 cm
Panjang lusi akhir
= 9,8 cm
Panjang pakan awal
= 10 cm
Panjang pakan akhir
= 10 cm
c. Penetralan
d. Pemutihan optik
Berat bahan
= 14,47 g
Jumlah larutan
= 289,4 ml
OBA
= 0,9 g
NaCl
= 8,7 g
EVALUASI KAIN
a. Tes uji penghilangan kanji
Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning
Sebelum proses
Setelah proses
16
17. b. Tes uji daya serap
Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik
c. Uji % pengurangan berat
Berat kain awal
= 14,47 g
Berat kain akhir
= 13,10 g
% pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100%
= { ( 14,47 g – 13,10 g ) / 14,47 g } x 100 %
= 9,46 %
d. Uji pemengkerutan kain
Panjang lusi awal
= 10 cm
Panjang lusi akhir
= 9,8 cm
Mengkeret lusi
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,8 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
= - 2%
Panjang pakan awal = 10 cm
Panjang pakan akhir = 10 cm
Mengkeret lusi
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 10 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=0%
e. Tes derajat putih
Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan B
2. KAIN RAYON II
( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan
Berat bahan awal
= 12,81 g
Jumlah larutan
= 256,2 ml
Enzim
= 1,3 g
Na2CO3
= 0,8 g
17
18. Scouring agent
= 0,26 ml
b. Pengelantangan dengan NaOCl
Berat bahan
= 12,81 g
Jumlah larutan = 256,2 ml
NaOCl
= 0,8 g
Na2CO3
= 0,8 g
Pembasah
= 0,26 ml
c. Merserisasi
Panjang lusi awal
= 10 cm
Panjang lusi akhir
= 9,8 cm
Panjang pakan awal
= 10 cm
Panjang pakan akhir
= 9,6 cm
d. Penetralan
e. Pemutihan optik
Berat bahan
= 12,81 g
Jumlah larutan = 256,2 ml
OBA
= 0,8 g
NaCl
= 7,7 g
EVALUASI KAIN
b. Tes uji penghilangan kanji
Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning
Sebelum proses
Setelah proses
b. Tes uji daya serap
Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik
c. Uji % pengurangan berat
Berat kain awal
= 12,81 g
Berat kain akhir
= 10,47 g
% pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100%
= { ( 12,81 g – 10,47 g ) / 12,81 g } x 100 %
18
19. = 18,26 %
d. Uji pemengkerutan kain
Panjang lusi awal
= 10 cm
Panjang lusi akhir
= 9,8 cm
Mengkeret lusi
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,8 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=-2%
Panjang pakan awal = 10 cm
Panjang pakan akhir = 9,6 cm
Mengkeret lusi
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,6 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=-4%
e. Tes derajat putih
Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan A
3. KAIN RAYON III
( Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2
secara simultan → pemutihan optik )
a. Merserisasi
Panjang lusi awal
= 10 cm
Panjang lusi akhir
= 9 cm
Panjang pakan awal
= 10 cm
Panjang pakan akhir
= 9,6 cm
b. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan
= 13,36 g
Jumlah larutan = 267,2 ml
H2O2 35%
= 2,7 ml
Na2CO3
= 0,3 g
Stabilisator
= 0,1 g
Scouring agent = 0,1 ml
c. Pemutihan optik
Berat bahan
= 13,36 g
Jumlah larutan = 267,2 ml
OBA
= 0,8 g
NaCl
=8g
EVALUASI KAIN
19
20. c. Tes uji penghilangan kanji
Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning
Sebelum proses
Setelah proses
b. Tes uji daya serap
Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik
c. Uji % pengurangan berat
Berat kain awal
= 13,36 g
Berat kain akhir
= 11,74 g
% pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100%
= { ( 13,36 g – 11,74 g ) / 13,36 g } x 100 %
= 12,12 %
d. Uji pemengkerutan kain
Panjang lusi awal
= 10 cm
Panjang lusi akhir
= 9 cm
Mengkeret lusi
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
= - 10 %
Panjang pakan awal = 10 cm
Panjang pakan akhir = 9,6 cm
Mengkeret lusi
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,6 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=-4%
e. Tes derajat putih
Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan C
V. DISKUSI
Serat rayon merupakan serat yang terbuat dari pulp kayu yang dimurnikan ( serat
selulosa regenerasi ). Kelebihan serat rayon dibandingkan serat kapas adalah kilaunya
20
21. lebih tinggi dan harganya lebih murah. Tetapi kekurangannya adalah kekuatannya lebih
rendah terutama dalan keadaan basah serta memiliki dimensi yang tidak stabil.
Proses pre treatment pada kain rayon hampir sama dengan proses pre treatment
pada kain kapas hanya saja untuk kain rayon jumlah resepnya dikurangi karena kain
rayon sudah lebih bersih dibandingkan kain kapas. Secara umum kain rayon lebih
mudah rusak oleh asam tetapi lebih tahan terhadap alkali. Oleh sebab itu, pada proses
merserisasi kain rayon digunakan larutan alkali yaitu NaOH 13o Be.
Pada praktikum ini kain rayon akan dihilangkan kanjinya, dimasak, dikelantang,
dimerser, dan dilakukan pemutihan optik baik dengan proses semi merser maupun full
merser. Pada proses penghilangan kanji dan pemasakan secara simultan digunakan
enzim sebanyak 5 g / L dan scouring agent sebanyak 1 cc / L yang fungsinya untuk
mendispersikan kotoran padat yang tidak larut pada bahan, mengemulsikan kotoran cair
yang tidak larut seperti minyak dan lemak serta untuk menyabunkan lemak. Kain hasil
pemasakan memerlukan proses selanjutnya yaitu proses pengelantangan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran organik berupa pigmen warna alam yang tidak bisa
hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Pada kain kedua dilakukan proses
pengelantangan dengan zat oksidator berupa NaOCl. Penambahan Na2CO3 pada
larutan pengelantang berfungsi untuk menjaga pH agar pHnya tetap dalam kondisi basa
yaitu pH 11. Pada proses ini apabila pH yang terjadi dibawah 5 (pH < 5 → alkali) maka
pada larutan akan timbul gas khlor. Sedangkan apabila pH yang terjadi antara 5 – 8,5
(pH 5 – 8,5) maka akan terjadi penguraian hipoklorit yang terlalu cepat sehingga
akibatnya dapat terjadi oksiselulosa yang dapat merusak serat kain.
Pada kain pertama dan ketiga dilakukan proses penghilangan kanji, pemasakan
dan pengelantangan dengan H2O2 secara simultan. Pengelantangan dengan H2O2
bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik dan sisa H2O2 pada bahan
karena akan mengganggu apabila dilakukan pencelupan dengan zat warna. Dalam
praktikum ini dilakukan proses pengelantangan dengan zat oksidator yaitu H2O2 pada
kain rayon yang telah melalui proses desizing, scouring dan merserisasi. Kain kapas
hasil dari desizing, scouring maupun merserisasi ini akan dilakukan pengelantangan
dengan zat pengelantang yang bersifat oksidator yang tidak mengandung khlor yaitu
H2O2 35%. Proses pengelantangan ini dilakukan pada suhu stabil 60o C selama 1 jam.
Dalam proses pengelantangan digunakan stabilisator yaitu Na2CO3 agar penguraian
H2O2 berjalan lambat, karena apabila penguraian H 2O2 berjalan terlalu cepat maka akan
menimbulkan kerusakan pada kain yaitu oksiselulosa. Dalam larutan pengelantang juga
ditambahkan zat pembasah agar hasil pengelantangan rata pada seluruh bagian kain.
21
22. Dari proses pengelantangan ini diharapkan kain rayon tampak lebih putih daripada kain
hasil proses sebelumnya.
Dalam praktikum ini dilakukan proses merserisasi pada kain rayon baik yang telah
melalui proses desizing dan scouring, desizing, scouring dan bleaching maupun pada
proses awal kain (full merser) . Dalam proses merserisasi penggunaan NaOH diturunkan
konsentrasinya, hal ini karena kain rayon akan rusak dalam keadaan menggelembung
sehingga dalam resep diusahakan penggelembungannya diminimalisir. Kain rayon hasil
desizing, scouring, bleaching maupun pada proses full merser ini akan dimerser dalam
larutan NaOH dengan konsentrasi 13o Be sambil diberi peregangan pada arah lusi dan
pakan. Hasil dari proses merserisasi yang diharapkan adalah untuk memperbaiki
struktur serat yang meliputi meningkatnya kilau kain, meningkatnya kekuatan serat dan
meningkatnya daya serap kain terhadap zat warna dan uap air. Adanya proses
peregangan pada benang lusi dan pakan saat merser berlangsung mengakibatkan
derajat kristalitas meningkat yang juga diikuti oleh meningkatnya derajat orientasi kain.
Dalam praktikum digunakan NaOH dengan konsentrasi tinggi yang bertujuan untuk
menggembungkan serat sehingga struktur serat dapat lebih baik dan kekuatan tariknya
pun bertambah. Penggelembungan selulosa yang baik akan diperoleh antara suhu 1520o C dan merserisasi yang baik adalah dilakukan pada suhu 15 o C ( suhu harus
konstan ).
Sedangkan
pada
proses
pemutihan
optik
bertujuan
untuk
menambah
kecemerlangan kain. Kain akan tampak lebih putih apabila terkena sinar ultraviolet. Kain
kapas yang sudah dikelantang kemudian dilakukan pemutihan optik dengan zat pemutih
optik yaitu OBA Hostaluk ( zat pemutih khusus kain kapas). OBA yang digunakan
sebanyak 2-3 g / L dan proses pemutihan optik ini dilakukan pada suhu 60-70 o C selama
30 menit. Hasil yang diharapkan adalah kain akan tampak lebih cemerlang daripada
proses pengelantang
Dalam praktikum ini terdapat 3 proses simultan dimana proses ini berlangsung
lebih cepat, lebih hemat, dan lebih efisien tetapi tetap memberikan hasil yang cukup
baik. Proses secara simultan ini dapat dilakukan apabila pemakaian zat dan kondisi
proses yang sama atau tidak saling mengganggu. Hasil dari proses simultan ini tentunya
tidaklebih baik dibandingkan dengan proses yang bertahap.
VI. KESIMPULAN
•
Setelah dilakukan tes derajat putih, urutan warna kain dari yang paling putih hasil
praktikum adalah :
22
23. 1. KAIN II (Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik)
2. KAIN I (Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan H2O2 secara
simultan → merserisasi → penetralan → pemutihan optik).
3. KAIN III (Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan
dengan H2O2 secara simultan → pemutihan optik).
•
Proses pre treatment secara simultan jauh lebih efisien, lebih cepat, lebih hemat dan
lebih murah namun tetap memberikan hasil yang relatif baik.
•
Daya serap kain sama yaitu kurang dari 1 detik.
•
Penguraian zat oksidator harus pada pH ≥ 11 karena apabila pada pH netral maka
akan terjadi kerusakan serat.
•
Sebaiknya digunakan sistem buffer untuk menjaga pH larutan agar stabil pada pH
11.
•
Setelah dilakukan uji % pengurangan berat, urutan % pengurangan berat dari mulai
yang terkecil :
1. KAIN I (9,46 %)
2. KAIN III (12,12 %)
3. KAIN II (18,26 %)
•
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses merserisasi adalah konsentrasi NaOH,
pengaruh zat pembantu ( pembasah ), pelunak air, suhu dan waktu proses, kualitas
bahan yang digunakan dan jenis struktur anyaman serat.
•
Proses merserisasi di awal memberikan keuntungan lebih hemat dan pegangan kain
lebih lembut.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
23