SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Rayon
( Proses Semi Merser & Proses Full Merser )

I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada kain rayon yang
meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi,dan
pemutihan optik.
TUJUAN
1. Membandingkan mekanisme proses pre treatment pada kain rayon baik secara
simultan maupun bertahap.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pre treatment pada
kain rayon.
3. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment pada kain rayon yang
meliputi tes penghilangan kanji, uji pengurangan berat, uji daya serap,
pemengkeretan kain, dan tes derajat putih.
II. TEORI DASAR
A. PROSES PENGHILANGAN KANJI CARA ENZIM
Enzim adalah suatu senyawa organik kompleks yang terbentuk dalam sel-sel
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang dapat berperan sebagai katalis pada reaksireaksi kimia pada proses biologi. Enzim dapat melakukan proses dekomposisi pada
bahan kanji, selulosa, protein, dan lain-lain secara biologis dan ramah lingkungan.
Pemilihan jenis enzim, penggunaan suhu, kondisi dan waktu perlu diteliti untuk
keperluan efektifitas kerja enzim maupun untuk menghindari hilangnya fungsi bahan
terutama kekuatannya.
Enzim adalah suatu senyawa protein yang dihasilkan oleh jasad renik tertentu
yang mampu menghidrolisa kanji pati, protein, dan lemak. Enzim untuk
menghidrolisa kanji pati disebut enzim amilase, yang dapat dihasilkan oleh malt
( gandum ), pankreas ( jeroan hewan ternak ), dan bakteri. Enzim amilase
meghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin kemudian menjadi glukosa/gula yang
larut dalam air.

1
Pemakaian enzim sangat cocok untuk proses penghilangan kanji alam yang
terbuat dari kanji pati yang biasa digunakan pada bahan serat alam seperti katun,
rayon maupun campurannya dengan serat sintetik, karena enzim tidak akan
merusak serat karena enzim bekerja sangat spesifik hanya menghidrolisa kanji pati
saja.
B. PROSES PEMASAKAN
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting
bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk
menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan
adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan
kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada
serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada
serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan
secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak,
oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan
simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan
dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat
campuran biasanya dilakukan proses simultan.
C. PROSES PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran
organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alam yang tidak bisa hilang
hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara
pengelantangan dan pemutihan optik, dimana tujuan proses pemutihan optik adalah
untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih
banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih cerah.
Mekanisme pengelantangan ini sendiri dilakukan dengan merendam bahan
dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator
maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam
bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan
tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut
menjadi putih.

2
Pada proses pemutihan optik bahan direndam dalam larutan pemutih optik
dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar matahari / sinar ultraviolet dan
memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah
sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan mengurangi pantulan sinar pada
daerah kuning atau merah pada bahan.
D. PROSES MERSERISASI
Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada
serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus
untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan
NaOH sambil diberi peregangan. Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk
memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekuatan tarik, dan daya serap terhadap zat
warna dan uap air.
Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain,
biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada
bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan
yang masih mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil
yang terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan
mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik
seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
E. PROSES SIMULTAN DAN MEKANISMENYA
Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam
dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan
kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan
proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik
hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan
campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak
pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses
yang dilakukan terpisah.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•

3 buah gelas piala porselin 1000 ml

3
•

3 buah pengaduk kaca

•

3 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml

•

3 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen

•

1 buah timbangan digital

•

1 buah nampan plastik

•

1 buah frame merser

•

3 buah termometer

•

3 lembar kain rayon

•

Zat sesuai resep

•

Es batu

•

Mistar

B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan penghilang kanji dan pemasakan

Proses simultan pada suhu stabil 70 0 C selama 1
jam

Pencucian dengan air panas dan air dingin

Proses pengeringan dan evaluasi hasil proses
simultan

2. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan H2O2 Seacara
Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep

4
Buat larutan penghilang kanji, pemasakan, dan
pengelantangan

Proses simultan pada suhu stabil 60 0 C selama 1
jam

Pencucian dengan air panas dan air dingin

Proses pengeringan dan evaluasi hasil proses
simultan
3. Proses Pengelantangan Dengan NaOCl
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan zat pengelantang

Proses pengelantangan pada suhu stabil 30 0 C
selama 1 jam

Pencucian dengan air panas dan air dingin

Proses pengeringan dan evaluasi hasil
pengelantangan
4. Proses Merserisasi dan Penetralan
Timbang kain dan zat sesuai resep

Peregangan pada frame merser

Perendaman dalam larutan NaOH 13o Be suhu
5
15o C selama 60 detik
Penetralan dengan larutan CH3COOH 95 %

Pencucian air panas dan air dingin

Proses pengeringan dan evaluasi kain hasil
merser

5. Proses Pemutihan Optik
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan pemutih optik sesuai resep

Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70 0
C selama 30 menit

Pencucian dengan air panas dan air dingin

Proses pengeringan dan evaluasi kain

C. RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Enzim

=5g/L

Na2CO3

=3g/L

Scouring agent = 1 cc / L
Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 70 0 C

6
Waktu

= 1 jam

2. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Secara
Simultan
a. Proses Semi Merser
H2O2 35%

= 5 – 10 cc / L

Na2CO3

=3–5g/L

Stabilisator

=1g/L

Scouring agent = 1 cc / L
Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60 0 C

Waktu

= 1 jam

b. Proses Full Merser
H2O2 35%

= 5 – 10 cc / L

Na2CO3

=1g/L

Stabilisator

= 0,5 g / L

Scouring agent = 0,5 cc / L
Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60 0 C

Waktu

= 1 jam

3. Proses Pengelantangan dengan NaOCl
NaOCl

=3g/L

Na2CO3

=3g/L

Pembasah

= 1 cc / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30 0 C

Waktu

= 1 jam

4. Proses Merserisasi dan Penetralan
a. Proses Merserisasi
KOH / NaOH 13o Be
Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 15 0 C

Waktu

= 60 detik

b. Proses Penetralan
CH3COOH 30 % = 1 cc / L
Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30 0 C

7
Waktu

= 15 menit

5. Proses Pemutihan Optik
OBA/ hostaluk = 2-3 g / L
NaCl

= 30 g / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60-70 0 C

Waktu

= 30 menit

D. FUNGSI ZAT
Enzim

= zat penghilang kanji

NaOCl

= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang yang
mengandung khlor

H2O2

= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang

Pembasah

= zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata
dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan
permukaan

NaOH

= zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi
sabun yang larut dalam air, dan membantu menggelembungkan
serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan

Na2CO3

= zat yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja reduktor

NaCl

= zat yang berfungsi untuk mengatur pH larutan pada proses
pengelantangan dengan oksidator

Stabilisator

= zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan
agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator
terlalu cepat)

Scouring agent = zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran
padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang tidak
larut, serta mengaktifkan kerja detergen anionik
OBA

= zat pemutih optik untuk serat selulosa (kapas)

CH3COOH

= zat yang berfungsi dalam penetralan

8
E. PERHITUNGAN RESEP
1. KAIN RAYON I
( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan
→ merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan

= 14,47 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 14,47 g x 20
= 289,4 g
= 289,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%

= 10 ml / 1000 ml x 289,4 ml
= 2,9 ml

Na2CO3

= 5 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 1,45 g
= 1,5 g

Stabilisator

= 1 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 0,3 g

Scouring agent = 1 ml / 1000 ml x 289,4 ml
= 0,3 ml
b. Merserisasi ( sudah disediakan di lab )
c. Penetralan ( sudah disediakan di lab )
d. Pemutihan optik
Berat bahan

= 14,47 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 14,47 g x 20
= 289,4 g
= 289,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA

= 3 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 0,86 g
= 0,9 g

NaCl

= 30 g / 1000 ml x 289,4 ml
= 8,7 g

9
2. KAIN RAYON II
( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan
Berat bahan

= 12,81 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 12,81 g x 20
= 256,2 g
= 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Enzim

= 5 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 1,3 g

Na2CO3

= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g

Scouring agent = 1 ml / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,26 ml
b. Pengelantangan dengan NaOCl
Berat bahan

= 12,81 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 12,81 g x 20
= 256,2 g
= 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
NaOCl

= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g

Na2CO3

= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g

Pembasah

= 1 ml / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,26 ml

c. Merserisasi ( sudah disediakan di lab )
d. Penetralan ( sudah disediakan di lab )
e. Pemutihan optik
Berat bahan

= 12,81 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt

10
= 12,81 g x 20
= 256,2 g
= 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA

= 3 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 0,77 g
= 0,8 g

NaCl

= 30 g / 1000 ml x 256,2 ml
= 7,7 g

3. KAIN RAYON III
( Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2
secara simultan → pemutihan optik )
a. Merserisasi ( sudah disediakan di lab )
b. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan

= 13,36 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 13,36 g x 20
= 267,2 g
= 267,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%

= 10 ml / 1000 ml x 267,2 ml
= 2,7 ml

Na2CO3

= 1 g / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,27 g
= 0,3 g

Stabilisator

= 0,5 g / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,13 g
= 0,1 g

Scouring agent = 0,5 ml / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,13 ml
= 0,1 ml
c. Pemutihan optik
Berat bahan

= 13,36 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 13,36 g x 20
= 267,2 g
= 267,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

11
OBA

= 3 g / 1000 ml x 267,2 ml
= 0,8 g

NaCl

= 30 g / 1000 ml x 267,2 ml
=8g

F. SKEMA PROSES
1. Proses Penghilangan Kanji + Pemasakan + Pengelantangan Simultan

2. Proses Penghilangan Kanji + Pemasakan Simultan

3. Proses Pengelantangan dengan NaOCl

4. Proses Merserisasi dan Penetralan

12
5. Proses Pemutihan Optik

G. LANGKAH KERJA
1. KAIN I
( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan
→ merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
•
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan.

•

Merendam kain dalam larutan penghilang kanji, pemasakan, dan
pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 60 o C selama 1 jam.

•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan.

•

Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta
permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu
sampai suhu 15o C.

•

Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah
lusi dan pakan.

•

Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
pada bak larutan selama 60 detik.

•

Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.

•

Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.

•

Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain
tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.

13
•

Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.

•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian
mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji
pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat
putih.

2. KAIN II
( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
dengan NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.

•

Menghitung semua kebutuhan

zat sesuai resep, kemudian membuat

larutan penghilang kanji dan pemasakan secara simultan.
•

Merendam kain dalam larutan penghilang kanji dan pemasakan dalam
gelas piala porselin pada suhu 70o C selama 1 jam.

•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pengelantangan.

•

Merendam kain dalam larutan pengelantangan dalam gelas piala porselin
pada suhu 30o C selama 1 jam.

•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan.

•

Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta
permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu
sampai suhu 15o C.

•

Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah
lusi dan pakan.

•

Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
pada bak larutan selama 60 detik.

•

Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.

•

Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.

•

Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain
tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain.

14
•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.

•

Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.

•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian
mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji
pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat
putih.

3. KAIN III
( Merserisasi → penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan
NaOCl secara simultan → pemutihan optik )
•
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta
permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu
sampai suhu 15o C.

•

Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah
lusi dan pakan.

•

Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
pada bak larutan selama 60 detik.

•

Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.

•

Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.

•

Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain
tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan.

•

Merendam kain dalam larutan penghilang kanji, pemasakan, dan
pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 60 o C selama 1 jam.

•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.

•

Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.

15
•

Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian
mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji
pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat
putih.

IV. DATA PRAKTIKUM
1. KAIN RAYON I
( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan
→ merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan awal

= 14,47 g

Jumlah larutan

= 289,4 ml

H2O2 35%

= 2,9 ml

Na2CO3

= 1,5 g

Stabilisator

= 0,3 g

Scouring agent

= 0,3 ml

b. Merserisasi
Panjang lusi awal

= 10 cm

Panjang lusi akhir

= 9,8 cm

Panjang pakan awal

= 10 cm

Panjang pakan akhir

= 10 cm

c. Penetralan
d. Pemutihan optik
Berat bahan

= 14,47 g

Jumlah larutan

= 289,4 ml

OBA

= 0,9 g

NaCl

= 8,7 g

EVALUASI KAIN
a. Tes uji penghilangan kanji
Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning
Sebelum proses

Setelah proses

16
b. Tes uji daya serap
Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik
c. Uji % pengurangan berat
Berat kain awal

= 14,47 g

Berat kain akhir

= 13,10 g

% pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100%
= { ( 14,47 g – 13,10 g ) / 14,47 g } x 100 %
= 9,46 %
d. Uji pemengkerutan kain
Panjang lusi awal

= 10 cm

Panjang lusi akhir

= 9,8 cm

Mengkeret lusi

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,8 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
= - 2%

Panjang pakan awal = 10 cm
Panjang pakan akhir = 10 cm
Mengkeret lusi

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 10 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=0%

e. Tes derajat putih
Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan B
2. KAIN RAYON II
( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik )
a. Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan
Berat bahan awal

= 12,81 g

Jumlah larutan

= 256,2 ml

Enzim

= 1,3 g

Na2CO3

= 0,8 g

17
Scouring agent

= 0,26 ml

b. Pengelantangan dengan NaOCl
Berat bahan

= 12,81 g

Jumlah larutan = 256,2 ml
NaOCl

= 0,8 g

Na2CO3

= 0,8 g

Pembasah

= 0,26 ml

c. Merserisasi
Panjang lusi awal

= 10 cm

Panjang lusi akhir

= 9,8 cm

Panjang pakan awal

= 10 cm

Panjang pakan akhir

= 9,6 cm

d. Penetralan
e. Pemutihan optik
Berat bahan

= 12,81 g

Jumlah larutan = 256,2 ml
OBA

= 0,8 g

NaCl

= 7,7 g

EVALUASI KAIN
b. Tes uji penghilangan kanji
Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning
Sebelum proses

Setelah proses

b. Tes uji daya serap
Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik
c. Uji % pengurangan berat
Berat kain awal

= 12,81 g

Berat kain akhir

= 10,47 g

% pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100%
= { ( 12,81 g – 10,47 g ) / 12,81 g } x 100 %

18
= 18,26 %
d. Uji pemengkerutan kain
Panjang lusi awal

= 10 cm

Panjang lusi akhir

= 9,8 cm

Mengkeret lusi

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,8 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=-2%

Panjang pakan awal = 10 cm
Panjang pakan akhir = 9,6 cm
Mengkeret lusi

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,6 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=-4%

e. Tes derajat putih
Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan A
3. KAIN RAYON III
( Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2
secara simultan → pemutihan optik )
a. Merserisasi
Panjang lusi awal

= 10 cm

Panjang lusi akhir

= 9 cm

Panjang pakan awal

= 10 cm

Panjang pakan akhir

= 9,6 cm

b. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara
simultan
Berat bahan

= 13,36 g

Jumlah larutan = 267,2 ml
H2O2 35%

= 2,7 ml

Na2CO3

= 0,3 g

Stabilisator

= 0,1 g

Scouring agent = 0,1 ml
c. Pemutihan optik
Berat bahan

= 13,36 g

Jumlah larutan = 267,2 ml
OBA

= 0,8 g

NaCl

=8g

EVALUASI KAIN

19
c. Tes uji penghilangan kanji
Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning
Sebelum proses

Setelah proses

b. Tes uji daya serap
Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik
c. Uji % pengurangan berat
Berat kain awal

= 13,36 g

Berat kain akhir

= 11,74 g

% pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100%
= { ( 13,36 g – 11,74 g ) / 13,36 g } x 100 %
= 12,12 %
d. Uji pemengkerutan kain
Panjang lusi awal

= 10 cm

Panjang lusi akhir

= 9 cm

Mengkeret lusi

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
= - 10 %

Panjang pakan awal = 10 cm
Panjang pakan akhir = 9,6 cm
Mengkeret lusi

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100%
= { ( 9,6 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100%
=-4%

e. Tes derajat putih
Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan C
V. DISKUSI
Serat rayon merupakan serat yang terbuat dari pulp kayu yang dimurnikan ( serat
selulosa regenerasi ). Kelebihan serat rayon dibandingkan serat kapas adalah kilaunya

20
lebih tinggi dan harganya lebih murah. Tetapi kekurangannya adalah kekuatannya lebih
rendah terutama dalan keadaan basah serta memiliki dimensi yang tidak stabil.
Proses pre treatment pada kain rayon hampir sama dengan proses pre treatment
pada kain kapas hanya saja untuk kain rayon jumlah resepnya dikurangi karena kain
rayon sudah lebih bersih dibandingkan kain kapas. Secara umum kain rayon lebih
mudah rusak oleh asam tetapi lebih tahan terhadap alkali. Oleh sebab itu, pada proses
merserisasi kain rayon digunakan larutan alkali yaitu NaOH 13o Be.
Pada praktikum ini kain rayon akan dihilangkan kanjinya, dimasak, dikelantang,
dimerser, dan dilakukan pemutihan optik baik dengan proses semi merser maupun full
merser. Pada proses penghilangan kanji dan pemasakan secara simultan digunakan
enzim sebanyak 5 g / L dan scouring agent sebanyak 1 cc / L yang fungsinya untuk
mendispersikan kotoran padat yang tidak larut pada bahan, mengemulsikan kotoran cair
yang tidak larut seperti minyak dan lemak serta untuk menyabunkan lemak. Kain hasil
pemasakan memerlukan proses selanjutnya yaitu proses pengelantangan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran organik berupa pigmen warna alam yang tidak bisa
hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Pada kain kedua dilakukan proses
pengelantangan dengan zat oksidator berupa NaOCl. Penambahan Na2CO3 pada
larutan pengelantang berfungsi untuk menjaga pH agar pHnya tetap dalam kondisi basa
yaitu pH 11. Pada proses ini apabila pH yang terjadi dibawah 5 (pH < 5 → alkali) maka
pada larutan akan timbul gas khlor. Sedangkan apabila pH yang terjadi antara 5 – 8,5
(pH 5 – 8,5) maka akan terjadi penguraian hipoklorit yang terlalu cepat sehingga
akibatnya dapat terjadi oksiselulosa yang dapat merusak serat kain.
Pada kain pertama dan ketiga dilakukan proses penghilangan kanji, pemasakan
dan pengelantangan dengan H2O2 secara simultan. Pengelantangan dengan H2O2
bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik dan sisa H2O2 pada bahan
karena akan mengganggu apabila dilakukan pencelupan dengan zat warna. Dalam
praktikum ini dilakukan proses pengelantangan dengan zat oksidator yaitu H2O2 pada
kain rayon yang telah melalui proses desizing, scouring dan merserisasi. Kain kapas
hasil dari desizing, scouring maupun merserisasi ini akan dilakukan pengelantangan
dengan zat pengelantang yang bersifat oksidator yang tidak mengandung khlor yaitu
H2O2 35%. Proses pengelantangan ini dilakukan pada suhu stabil 60o C selama 1 jam.
Dalam proses pengelantangan digunakan stabilisator yaitu Na2CO3 agar penguraian
H2O2 berjalan lambat, karena apabila penguraian H 2O2 berjalan terlalu cepat maka akan
menimbulkan kerusakan pada kain yaitu oksiselulosa. Dalam larutan pengelantang juga
ditambahkan zat pembasah agar hasil pengelantangan rata pada seluruh bagian kain.

21
Dari proses pengelantangan ini diharapkan kain rayon tampak lebih putih daripada kain
hasil proses sebelumnya.
Dalam praktikum ini dilakukan proses merserisasi pada kain rayon baik yang telah
melalui proses desizing dan scouring, desizing, scouring dan bleaching maupun pada
proses awal kain (full merser) . Dalam proses merserisasi penggunaan NaOH diturunkan
konsentrasinya, hal ini karena kain rayon akan rusak dalam keadaan menggelembung
sehingga dalam resep diusahakan penggelembungannya diminimalisir. Kain rayon hasil
desizing, scouring, bleaching maupun pada proses full merser ini akan dimerser dalam
larutan NaOH dengan konsentrasi 13o Be sambil diberi peregangan pada arah lusi dan
pakan. Hasil dari proses merserisasi yang diharapkan adalah untuk memperbaiki
struktur serat yang meliputi meningkatnya kilau kain, meningkatnya kekuatan serat dan
meningkatnya daya serap kain terhadap zat warna dan uap air. Adanya proses
peregangan pada benang lusi dan pakan saat merser berlangsung mengakibatkan
derajat kristalitas meningkat yang juga diikuti oleh meningkatnya derajat orientasi kain.
Dalam praktikum digunakan NaOH dengan konsentrasi tinggi yang bertujuan untuk
menggembungkan serat sehingga struktur serat dapat lebih baik dan kekuatan tariknya
pun bertambah. Penggelembungan selulosa yang baik akan diperoleh antara suhu 1520o C dan merserisasi yang baik adalah dilakukan pada suhu 15 o C ( suhu harus
konstan ).
Sedangkan

pada

proses

pemutihan

optik

bertujuan

untuk

menambah

kecemerlangan kain. Kain akan tampak lebih putih apabila terkena sinar ultraviolet. Kain
kapas yang sudah dikelantang kemudian dilakukan pemutihan optik dengan zat pemutih
optik yaitu OBA Hostaluk ( zat pemutih khusus kain kapas). OBA yang digunakan
sebanyak 2-3 g / L dan proses pemutihan optik ini dilakukan pada suhu 60-70 o C selama
30 menit. Hasil yang diharapkan adalah kain akan tampak lebih cemerlang daripada
proses pengelantang
Dalam praktikum ini terdapat 3 proses simultan dimana proses ini berlangsung
lebih cepat, lebih hemat, dan lebih efisien tetapi tetap memberikan hasil yang cukup
baik. Proses secara simultan ini dapat dilakukan apabila pemakaian zat dan kondisi
proses yang sama atau tidak saling mengganggu. Hasil dari proses simultan ini tentunya
tidaklebih baik dibandingkan dengan proses yang bertahap.
VI. KESIMPULAN
•

Setelah dilakukan tes derajat putih, urutan warna kain dari yang paling putih hasil
praktikum adalah :

22
1. KAIN II (Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan
NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik)
2. KAIN I (Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan H2O2 secara
simultan → merserisasi → penetralan → pemutihan optik).
3. KAIN III (Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan
dengan H2O2 secara simultan → pemutihan optik).
•

Proses pre treatment secara simultan jauh lebih efisien, lebih cepat, lebih hemat dan
lebih murah namun tetap memberikan hasil yang relatif baik.

•

Daya serap kain sama yaitu kurang dari 1 detik.

•

Penguraian zat oksidator harus pada pH ≥ 11 karena apabila pada pH netral maka
akan terjadi kerusakan serat.

•

Sebaiknya digunakan sistem buffer untuk menjaga pH larutan agar stabil pada pH
11.

•

Setelah dilakukan uji % pengurangan berat, urutan % pengurangan berat dari mulai
yang terkecil :
1. KAIN I (9,46 %)
2. KAIN III (12,12 %)
3. KAIN II (18,26 %)

•

Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses merserisasi adalah konsentrasi NaOH,
pengaruh zat pembantu ( pembasah ), pelunak air, suhu dan waktu proses, kualitas
bahan yang digunakan dan jenis struktur anyaman serat.

•

Proses merserisasi di awal memberikan keuntungan lebih hemat dan pegangan kain
lebih lembut.

VII. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

23
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.

24

More Related Content

What's hot

PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 
Ink jet printing of textiles
Ink jet printing of textilesInk jet printing of textiles
Ink jet printing of textilesSanjiv Kamat
 
Studies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various Thickener
Studies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various ThickenerStudies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various Thickener
Studies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various ThickenerVijay Prakash
 
Pigment printing
Pigment printingPigment printing
Pigment printingAdane Nega
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAaji indras
 
New generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sire
New generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sireNew generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sire
New generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sireGiselle EAlex
 

What's hot (20)

Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Uji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosaUji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosa
 
Scouring
ScouringScouring
Scouring
 
Poliester weight reduce
Poliester weight reducePoliester weight reduce
Poliester weight reduce
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatifAnalisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Ink jet printing of textiles
Ink jet printing of textilesInk jet printing of textiles
Ink jet printing of textiles
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Celup nilon asam
Celup nilon   asamCelup nilon   asam
Celup nilon asam
 
Studies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various Thickener
Studies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various ThickenerStudies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various Thickener
Studies On Textile Printing On Cotton Fabric With Various Thickener
 
Jet dyeing machine
Jet dyeing machineJet dyeing machine
Jet dyeing machine
 
Pigment printing
Pigment printingPigment printing
Pigment printing
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
New generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sire
New generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sireNew generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sire
New generation of_reactive_dyes_mr_ jean_sire
 

Similar to Rayon (20)

Tc 1
Tc 1Tc 1
Tc 1
 
Masak
MasakMasak
Masak
 
Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Tc 4
Tc 4Tc 4
Tc 4
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Laporan pp 3
Laporan pp 3Laporan pp 3
Laporan pp 3
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
Merser
MerserMerser
Merser
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
9. bleaching sutera
9. bleaching sutera9. bleaching sutera
9. bleaching sutera
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Rayon

  • 1. Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Rayon ( Proses Semi Merser & Proses Full Merser ) I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada kain rayon yang meliputi proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan, merserisasi,dan pemutihan optik. TUJUAN 1. Membandingkan mekanisme proses pre treatment pada kain rayon baik secara simultan maupun bertahap. 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pre treatment pada kain rayon. 3. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment pada kain rayon yang meliputi tes penghilangan kanji, uji pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat putih. II. TEORI DASAR A. PROSES PENGHILANGAN KANJI CARA ENZIM Enzim adalah suatu senyawa organik kompleks yang terbentuk dalam sel-sel binatang dan tumbuh-tumbuhan yang dapat berperan sebagai katalis pada reaksireaksi kimia pada proses biologi. Enzim dapat melakukan proses dekomposisi pada bahan kanji, selulosa, protein, dan lain-lain secara biologis dan ramah lingkungan. Pemilihan jenis enzim, penggunaan suhu, kondisi dan waktu perlu diteliti untuk keperluan efektifitas kerja enzim maupun untuk menghindari hilangnya fungsi bahan terutama kekuatannya. Enzim adalah suatu senyawa protein yang dihasilkan oleh jasad renik tertentu yang mampu menghidrolisa kanji pati, protein, dan lemak. Enzim untuk menghidrolisa kanji pati disebut enzim amilase, yang dapat dihasilkan oleh malt ( gandum ), pankreas ( jeroan hewan ternak ), dan bakteri. Enzim amilase meghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin kemudian menjadi glukosa/gula yang larut dalam air. 1
  • 2. Pemakaian enzim sangat cocok untuk proses penghilangan kanji alam yang terbuat dari kanji pati yang biasa digunakan pada bahan serat alam seperti katun, rayon maupun campurannya dengan serat sintetik, karena enzim tidak akan merusak serat karena enzim bekerja sangat spesifik hanya menghidrolisa kanji pati saja. B. PROSES PEMASAKAN Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata. Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan. C. PROSES PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara pengelantangan dan pemutihan optik, dimana tujuan proses pemutihan optik adalah untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih cerah. Mekanisme pengelantangan ini sendiri dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih. 2
  • 3. Pada proses pemutihan optik bahan direndam dalam larutan pemutih optik dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar matahari / sinar ultraviolet dan memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan mengurangi pantulan sinar pada daerah kuning atau merah pada bahan. D. PROSES MERSERISASI Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH sambil diberi peregangan. Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekuatan tarik, dan daya serap terhadap zat warna dan uap air. Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi. E. PROSES SIMULTAN DAN MEKANISMENYA Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon. Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses yang dilakukan terpisah. III. PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN • 3 buah gelas piala porselin 1000 ml 3
  • 4. • 3 buah pengaduk kaca • 3 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml • 3 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen • 1 buah timbangan digital • 1 buah nampan plastik • 1 buah frame merser • 3 buah termometer • 3 lembar kain rayon • Zat sesuai resep • Es batu • Mistar B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK 1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan penghilang kanji dan pemasakan Proses simultan pada suhu stabil 70 0 C selama 1 jam Pencucian dengan air panas dan air dingin Proses pengeringan dan evaluasi hasil proses simultan 2. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan H2O2 Seacara Simultan Timbang kain dan zat sesuai resep 4
  • 5. Buat larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan Proses simultan pada suhu stabil 60 0 C selama 1 jam Pencucian dengan air panas dan air dingin Proses pengeringan dan evaluasi hasil proses simultan 3. Proses Pengelantangan Dengan NaOCl Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan zat pengelantang Proses pengelantangan pada suhu stabil 30 0 C selama 1 jam Pencucian dengan air panas dan air dingin Proses pengeringan dan evaluasi hasil pengelantangan 4. Proses Merserisasi dan Penetralan Timbang kain dan zat sesuai resep Peregangan pada frame merser Perendaman dalam larutan NaOH 13o Be suhu 5 15o C selama 60 detik
  • 6. Penetralan dengan larutan CH3COOH 95 % Pencucian air panas dan air dingin Proses pengeringan dan evaluasi kain hasil merser 5. Proses Pemutihan Optik Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan pemutih optik sesuai resep Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70 0 C selama 30 menit Pencucian dengan air panas dan air dingin Proses pengeringan dan evaluasi kain C. RESEP 1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan Enzim =5g/L Na2CO3 =3g/L Scouring agent = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 70 0 C 6
  • 7. Waktu = 1 jam 2. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Secara Simultan a. Proses Semi Merser H2O2 35% = 5 – 10 cc / L Na2CO3 =3–5g/L Stabilisator =1g/L Scouring agent = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 60 0 C Waktu = 1 jam b. Proses Full Merser H2O2 35% = 5 – 10 cc / L Na2CO3 =1g/L Stabilisator = 0,5 g / L Scouring agent = 0,5 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 60 0 C Waktu = 1 jam 3. Proses Pengelantangan dengan NaOCl NaOCl =3g/L Na2CO3 =3g/L Pembasah = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 30 0 C Waktu = 1 jam 4. Proses Merserisasi dan Penetralan a. Proses Merserisasi KOH / NaOH 13o Be Vlot = 1 : 20 Suhu = 15 0 C Waktu = 60 detik b. Proses Penetralan CH3COOH 30 % = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 30 0 C 7
  • 8. Waktu = 15 menit 5. Proses Pemutihan Optik OBA/ hostaluk = 2-3 g / L NaCl = 30 g / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 60-70 0 C Waktu = 30 menit D. FUNGSI ZAT Enzim = zat penghilang kanji NaOCl = zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang yang mengandung khlor H2O2 = zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang Pembasah = zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan permukaan NaOH = zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi sabun yang larut dalam air, dan membantu menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan Na2CO3 = zat yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja reduktor NaCl = zat yang berfungsi untuk mengatur pH larutan pada proses pengelantangan dengan oksidator Stabilisator = zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator terlalu cepat) Scouring agent = zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang tidak larut, serta mengaktifkan kerja detergen anionik OBA = zat pemutih optik untuk serat selulosa (kapas) CH3COOH = zat yang berfungsi dalam penetralan 8
  • 9. E. PERHITUNGAN RESEP 1. KAIN RAYON I ( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan → merserisasi → penetralan → pemutihan optik ) a. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan Berat bahan = 14,47 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 14,47 g x 20 = 289,4 g = 289,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) H2O2 35% = 10 ml / 1000 ml x 289,4 ml = 2,9 ml Na2CO3 = 5 g / 1000 ml x 289,4 ml = 1,45 g = 1,5 g Stabilisator = 1 g / 1000 ml x 289,4 ml = 0,3 g Scouring agent = 1 ml / 1000 ml x 289,4 ml = 0,3 ml b. Merserisasi ( sudah disediakan di lab ) c. Penetralan ( sudah disediakan di lab ) d. Pemutihan optik Berat bahan = 14,47 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 14,47 g x 20 = 289,4 g = 289,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) OBA = 3 g / 1000 ml x 289,4 ml = 0,86 g = 0,9 g NaCl = 30 g / 1000 ml x 289,4 ml = 8,7 g 9
  • 10. 2. KAIN RAYON II ( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik ) a. Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan Berat bahan = 12,81 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 12,81 g x 20 = 256,2 g = 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) Enzim = 5 g / 1000 ml x 256,2 ml = 1,3 g Na2CO3 = 3 g / 1000 ml x 256,2 ml = 0,77 g = 0,8 g Scouring agent = 1 ml / 1000 ml x 256,2 ml = 0,26 ml b. Pengelantangan dengan NaOCl Berat bahan = 12,81 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 12,81 g x 20 = 256,2 g = 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) NaOCl = 3 g / 1000 ml x 256,2 ml = 0,77 g = 0,8 g Na2CO3 = 3 g / 1000 ml x 256,2 ml = 0,77 g = 0,8 g Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 256,2 ml = 0,26 ml c. Merserisasi ( sudah disediakan di lab ) d. Penetralan ( sudah disediakan di lab ) e. Pemutihan optik Berat bahan = 12,81 g Jumlah larutan = berat bahan x volt 10
  • 11. = 12,81 g x 20 = 256,2 g = 256,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) OBA = 3 g / 1000 ml x 256,2 ml = 0,77 g = 0,8 g NaCl = 30 g / 1000 ml x 256,2 ml = 7,7 g 3. KAIN RAYON III ( Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan → pemutihan optik ) a. Merserisasi ( sudah disediakan di lab ) b. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan Berat bahan = 13,36 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 13,36 g x 20 = 267,2 g = 267,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) H2O2 35% = 10 ml / 1000 ml x 267,2 ml = 2,7 ml Na2CO3 = 1 g / 1000 ml x 267,2 ml = 0,27 g = 0,3 g Stabilisator = 0,5 g / 1000 ml x 267,2 ml = 0,13 g = 0,1 g Scouring agent = 0,5 ml / 1000 ml x 267,2 ml = 0,13 ml = 0,1 ml c. Pemutihan optik Berat bahan = 13,36 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 13,36 g x 20 = 267,2 g = 267,2 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) 11
  • 12. OBA = 3 g / 1000 ml x 267,2 ml = 0,8 g NaCl = 30 g / 1000 ml x 267,2 ml =8g F. SKEMA PROSES 1. Proses Penghilangan Kanji + Pemasakan + Pengelantangan Simultan 2. Proses Penghilangan Kanji + Pemasakan Simultan 3. Proses Pengelantangan dengan NaOCl 4. Proses Merserisasi dan Penetralan 12
  • 13. 5. Proses Pemutihan Optik G. LANGKAH KERJA 1. KAIN I ( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan → merserisasi → penetralan → pemutihan optik ) • • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan. • Merendam kain dalam larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 60 o C selama 1 jam. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan. • Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu sampai suhu 15o C. • Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah lusi dan pakan. • Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH pada bak larutan selama 60 detik. • Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas. • Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH. • Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pemutih optik. 13
  • 14. • Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik pada suhu 60-70o C selama 30 menit. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat putih. 2. KAIN II ( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan dengan NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik ) • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan penghilang kanji dan pemasakan secara simultan. • Merendam kain dalam larutan penghilang kanji dan pemasakan dalam gelas piala porselin pada suhu 70o C selama 1 jam. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pengelantangan. • Merendam kain dalam larutan pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 30o C selama 1 jam. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan. • Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu sampai suhu 15o C. • Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah lusi dan pakan. • Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH pada bak larutan selama 60 detik. • Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas. • Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH. • Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain. 14
  • 15. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pemutih optik. • Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik pada suhu 60-70o C selama 30 menit. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat putih. 3. KAIN III ( Merserisasi → penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan NaOCl secara simultan → pemutihan optik ) • • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta permanen dan memberi tanda arah lusi dan arah pakan. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu sampai suhu 15o C. • Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah lusi dan pakan. • Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH pada bak larutan selama 60 detik. • Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas. • Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH. • Mencuci bersih kain tersebut dengan air panas dan air dingin sampai kain tidak terasa licin kemudian mengeringkan kain. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan. • Merendam kain dalam larutan penghilang kanji, pemasakan, dan pengelantangan dalam gelas piala porselin pada suhu 60 o C selama 1 jam. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pemutih optik. • Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik pada suhu 60-70o C selama 30 menit. 15
  • 16. • Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan uji penghilang kanji, uji pengurangan berat, uji daya serap, pemengkeretan kain, dan tes derajat putih. IV. DATA PRAKTIKUM 1. KAIN RAYON I ( Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan → merserisasi → penetralan → pemutihan optik ) a. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan Berat bahan awal = 14,47 g Jumlah larutan = 289,4 ml H2O2 35% = 2,9 ml Na2CO3 = 1,5 g Stabilisator = 0,3 g Scouring agent = 0,3 ml b. Merserisasi Panjang lusi awal = 10 cm Panjang lusi akhir = 9,8 cm Panjang pakan awal = 10 cm Panjang pakan akhir = 10 cm c. Penetralan d. Pemutihan optik Berat bahan = 14,47 g Jumlah larutan = 289,4 ml OBA = 0,9 g NaCl = 8,7 g EVALUASI KAIN a. Tes uji penghilangan kanji Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning Sebelum proses Setelah proses 16
  • 17. b. Tes uji daya serap Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik c. Uji % pengurangan berat Berat kain awal = 14,47 g Berat kain akhir = 13,10 g % pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100% = { ( 14,47 g – 13,10 g ) / 14,47 g } x 100 % = 9,46 % d. Uji pemengkerutan kain Panjang lusi awal = 10 cm Panjang lusi akhir = 9,8 cm Mengkeret lusi = { ( P2 – P1) / P1 } x 100% = { ( 9,8 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100% = - 2% Panjang pakan awal = 10 cm Panjang pakan akhir = 10 cm Mengkeret lusi = { ( P2 – P1) / P1 } x 100% = { ( 10 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100% =0% e. Tes derajat putih Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan B 2. KAIN RAYON II ( Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik ) a. Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan Berat bahan awal = 12,81 g Jumlah larutan = 256,2 ml Enzim = 1,3 g Na2CO3 = 0,8 g 17
  • 18. Scouring agent = 0,26 ml b. Pengelantangan dengan NaOCl Berat bahan = 12,81 g Jumlah larutan = 256,2 ml NaOCl = 0,8 g Na2CO3 = 0,8 g Pembasah = 0,26 ml c. Merserisasi Panjang lusi awal = 10 cm Panjang lusi akhir = 9,8 cm Panjang pakan awal = 10 cm Panjang pakan akhir = 9,6 cm d. Penetralan e. Pemutihan optik Berat bahan = 12,81 g Jumlah larutan = 256,2 ml OBA = 0,8 g NaCl = 7,7 g EVALUASI KAIN b. Tes uji penghilangan kanji Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning Sebelum proses Setelah proses b. Tes uji daya serap Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik c. Uji % pengurangan berat Berat kain awal = 12,81 g Berat kain akhir = 10,47 g % pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100% = { ( 12,81 g – 10,47 g ) / 12,81 g } x 100 % 18
  • 19. = 18,26 % d. Uji pemengkerutan kain Panjang lusi awal = 10 cm Panjang lusi akhir = 9,8 cm Mengkeret lusi = { ( P2 – P1) / P1 } x 100% = { ( 9,8 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100% =-2% Panjang pakan awal = 10 cm Panjang pakan akhir = 9,6 cm Mengkeret lusi = { ( P2 – P1) / P1 } x 100% = { ( 9,6 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100% =-4% e. Tes derajat putih Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan A 3. KAIN RAYON III ( Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan → pemutihan optik ) a. Merserisasi Panjang lusi awal = 10 cm Panjang lusi akhir = 9 cm Panjang pakan awal = 10 cm Panjang pakan akhir = 9,6 cm b. Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan H2O2 secara simultan Berat bahan = 13,36 g Jumlah larutan = 267,2 ml H2O2 35% = 2,7 ml Na2CO3 = 0,3 g Stabilisator = 0,1 g Scouring agent = 0,1 ml c. Pemutihan optik Berat bahan = 13,36 g Jumlah larutan = 267,2 ml OBA = 0,8 g NaCl =8g EVALUASI KAIN 19
  • 20. c. Tes uji penghilangan kanji Setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N kain berwarna kuning Sebelum proses Setelah proses b. Tes uji daya serap Daya serap kain terhadap air kurang dari 1 detik c. Uji % pengurangan berat Berat kain awal = 13,36 g Berat kain akhir = 11,74 g % pengurangan berat = { ( BK awal – BK akhir ) / BK awal } x 100% = { ( 13,36 g – 11,74 g ) / 13,36 g } x 100 % = 12,12 % d. Uji pemengkerutan kain Panjang lusi awal = 10 cm Panjang lusi akhir = 9 cm Mengkeret lusi = { ( P2 – P1) / P1 } x 100% = { ( 9 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100% = - 10 % Panjang pakan awal = 10 cm Panjang pakan akhir = 9,6 cm Mengkeret lusi = { ( P2 – P1) / P1 } x 100% = { ( 9,6 cm - 10 cm ) / 10 cm } x 100% =-4% e. Tes derajat putih Berdasarkan uji visual, tes derajat putih KAIN I menempati urutan C V. DISKUSI Serat rayon merupakan serat yang terbuat dari pulp kayu yang dimurnikan ( serat selulosa regenerasi ). Kelebihan serat rayon dibandingkan serat kapas adalah kilaunya 20
  • 21. lebih tinggi dan harganya lebih murah. Tetapi kekurangannya adalah kekuatannya lebih rendah terutama dalan keadaan basah serta memiliki dimensi yang tidak stabil. Proses pre treatment pada kain rayon hampir sama dengan proses pre treatment pada kain kapas hanya saja untuk kain rayon jumlah resepnya dikurangi karena kain rayon sudah lebih bersih dibandingkan kain kapas. Secara umum kain rayon lebih mudah rusak oleh asam tetapi lebih tahan terhadap alkali. Oleh sebab itu, pada proses merserisasi kain rayon digunakan larutan alkali yaitu NaOH 13o Be. Pada praktikum ini kain rayon akan dihilangkan kanjinya, dimasak, dikelantang, dimerser, dan dilakukan pemutihan optik baik dengan proses semi merser maupun full merser. Pada proses penghilangan kanji dan pemasakan secara simultan digunakan enzim sebanyak 5 g / L dan scouring agent sebanyak 1 cc / L yang fungsinya untuk mendispersikan kotoran padat yang tidak larut pada bahan, mengemulsikan kotoran cair yang tidak larut seperti minyak dan lemak serta untuk menyabunkan lemak. Kain hasil pemasakan memerlukan proses selanjutnya yaitu proses pengelantangan untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik berupa pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Pada kain kedua dilakukan proses pengelantangan dengan zat oksidator berupa NaOCl. Penambahan Na2CO3 pada larutan pengelantang berfungsi untuk menjaga pH agar pHnya tetap dalam kondisi basa yaitu pH 11. Pada proses ini apabila pH yang terjadi dibawah 5 (pH < 5 → alkali) maka pada larutan akan timbul gas khlor. Sedangkan apabila pH yang terjadi antara 5 – 8,5 (pH 5 – 8,5) maka akan terjadi penguraian hipoklorit yang terlalu cepat sehingga akibatnya dapat terjadi oksiselulosa yang dapat merusak serat kain. Pada kain pertama dan ketiga dilakukan proses penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan dengan H2O2 secara simultan. Pengelantangan dengan H2O2 bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik dan sisa H2O2 pada bahan karena akan mengganggu apabila dilakukan pencelupan dengan zat warna. Dalam praktikum ini dilakukan proses pengelantangan dengan zat oksidator yaitu H2O2 pada kain rayon yang telah melalui proses desizing, scouring dan merserisasi. Kain kapas hasil dari desizing, scouring maupun merserisasi ini akan dilakukan pengelantangan dengan zat pengelantang yang bersifat oksidator yang tidak mengandung khlor yaitu H2O2 35%. Proses pengelantangan ini dilakukan pada suhu stabil 60o C selama 1 jam. Dalam proses pengelantangan digunakan stabilisator yaitu Na2CO3 agar penguraian H2O2 berjalan lambat, karena apabila penguraian H 2O2 berjalan terlalu cepat maka akan menimbulkan kerusakan pada kain yaitu oksiselulosa. Dalam larutan pengelantang juga ditambahkan zat pembasah agar hasil pengelantangan rata pada seluruh bagian kain. 21
  • 22. Dari proses pengelantangan ini diharapkan kain rayon tampak lebih putih daripada kain hasil proses sebelumnya. Dalam praktikum ini dilakukan proses merserisasi pada kain rayon baik yang telah melalui proses desizing dan scouring, desizing, scouring dan bleaching maupun pada proses awal kain (full merser) . Dalam proses merserisasi penggunaan NaOH diturunkan konsentrasinya, hal ini karena kain rayon akan rusak dalam keadaan menggelembung sehingga dalam resep diusahakan penggelembungannya diminimalisir. Kain rayon hasil desizing, scouring, bleaching maupun pada proses full merser ini akan dimerser dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 13o Be sambil diberi peregangan pada arah lusi dan pakan. Hasil dari proses merserisasi yang diharapkan adalah untuk memperbaiki struktur serat yang meliputi meningkatnya kilau kain, meningkatnya kekuatan serat dan meningkatnya daya serap kain terhadap zat warna dan uap air. Adanya proses peregangan pada benang lusi dan pakan saat merser berlangsung mengakibatkan derajat kristalitas meningkat yang juga diikuti oleh meningkatnya derajat orientasi kain. Dalam praktikum digunakan NaOH dengan konsentrasi tinggi yang bertujuan untuk menggembungkan serat sehingga struktur serat dapat lebih baik dan kekuatan tariknya pun bertambah. Penggelembungan selulosa yang baik akan diperoleh antara suhu 1520o C dan merserisasi yang baik adalah dilakukan pada suhu 15 o C ( suhu harus konstan ). Sedangkan pada proses pemutihan optik bertujuan untuk menambah kecemerlangan kain. Kain akan tampak lebih putih apabila terkena sinar ultraviolet. Kain kapas yang sudah dikelantang kemudian dilakukan pemutihan optik dengan zat pemutih optik yaitu OBA Hostaluk ( zat pemutih khusus kain kapas). OBA yang digunakan sebanyak 2-3 g / L dan proses pemutihan optik ini dilakukan pada suhu 60-70 o C selama 30 menit. Hasil yang diharapkan adalah kain akan tampak lebih cemerlang daripada proses pengelantang Dalam praktikum ini terdapat 3 proses simultan dimana proses ini berlangsung lebih cepat, lebih hemat, dan lebih efisien tetapi tetap memberikan hasil yang cukup baik. Proses secara simultan ini dapat dilakukan apabila pemakaian zat dan kondisi proses yang sama atau tidak saling mengganggu. Hasil dari proses simultan ini tentunya tidaklebih baik dibandingkan dengan proses yang bertahap. VI. KESIMPULAN • Setelah dilakukan tes derajat putih, urutan warna kain dari yang paling putih hasil praktikum adalah : 22
  • 23. 1. KAIN II (Penghilangan kanji + pemasakan secara simultan → pengelantangan NaOCl → merserisasi → penetralan → pemutihan optik) 2. KAIN I (Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan H2O2 secara simultan → merserisasi → penetralan → pemutihan optik). 3. KAIN III (Merserisasi → Penghilangan kanji + pemasakan + pengelantangan dengan H2O2 secara simultan → pemutihan optik). • Proses pre treatment secara simultan jauh lebih efisien, lebih cepat, lebih hemat dan lebih murah namun tetap memberikan hasil yang relatif baik. • Daya serap kain sama yaitu kurang dari 1 detik. • Penguraian zat oksidator harus pada pH ≥ 11 karena apabila pada pH netral maka akan terjadi kerusakan serat. • Sebaiknya digunakan sistem buffer untuk menjaga pH larutan agar stabil pada pH 11. • Setelah dilakukan uji % pengurangan berat, urutan % pengurangan berat dari mulai yang terkecil : 1. KAIN I (9,46 %) 2. KAIN III (12,12 %) 3. KAIN II (18,26 %) • Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses merserisasi adalah konsentrasi NaOH, pengaruh zat pembantu ( pembasah ), pelunak air, suhu dan waktu proses, kualitas bahan yang digunakan dan jenis struktur anyaman serat. • Proses merserisasi di awal memberikan keuntungan lebih hemat dan pegangan kain lebih lembut. VII. DAFTAR PUSTAKA Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. 23
  • 24. Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. 24