1. 1
Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Campuran
Poliester – Kapas / Teteron-Cotton ( T/C)
( Proses Penghilangan kanji dan Pemasakan Secara Simultan,
Pengelantangan dan Pemantapan Panas)
I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada serat alam dan serat
sintetis yang meliputi proses penghilangan kanji (dezising), pemasakan (scouring),
pengelantangan (bleaching) dan pemantapan panas (heat setting).
TUJUAN
1. Menghilangkan kanji pada serat campuran polyester-kapas baik kanji alam dan
kanji sintetis hasil dari proses pertenunan.
2. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang bersih dari kotoran alami
maupun kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap kain.
3. Menghilangkan kotoran-kotoran organik yang tidak hilang hanya dengan proses
pemasakan saja.
4. Menstabilkan dimensi kain campuran polyester-kapas sehingga dimensi kain
tidak berubah pada saat proses selanjutnya.
5. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang lebih bersih dan lebih putih.
6. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain
polyester-kapas (T/C).
7. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment.
II. TEORI DASAR
A. PROSES SIMULTAN DAN MEKANISMENYA
Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam
dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan
kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan
proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik
hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan
campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak
pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
2. 2
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses
yang dilakukan terpisah.
B. PROSES PENGHILANGAN KANJI (DESIZING)
Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan kanji yang
terdapat pada bahan yang berasal dari pertenunan. Proses ini merupakan proses
awal dalam industri penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya dikanji
untuk menambah kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gesekan
serta tarikan. Pemilihan jenis kanji yang dipakai ditentukan oleh jenis serat.
Sedangkan cara penghilangan kanji sendiri bergantung pada jenis kanji dan sifatsifat serat. Metode yang digunakan adalah cara Exhaust ( perendaman ) dan cara
kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya diharapkan memiliki sifat daya
serap terhadap air dan zat warna yang baik.
Karakteristik kanji dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis Kanji
Starch
Karekteristik
Mudah didegradasi
Zat Penghilang Kanji
Enzim
Modifikasi Starch
Akrilat, PVA, CMC, Spec,
Larut dalam air
Oksidator
Penggelembungan dalam air
Modifikasi Starch
Modifikasi akrilat / PES
Tahan air
panas
Netralisasi dan dispersi
Penghilanagn kanji dengan pemakaian enzim dan oksidator akan mendegradasi
kanji yang tidak larut menjadi larut. Faktor yang berpengaruh dalam proses ini
adalah ketepatan pemilihan dan konsentrasi zat penghilang kanji, kondisi proses
seperti pH, suhu, dan waktu, serta metode yang digunakan.
Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengan cara :
a. Penghilangan kanji dengan enzim
b. Penghilangan kanji dengan oksidator ( hidrogen peroksida / H2O2 ), amonium
persulfat / ( NH4 )2S2O8 , kalium persulfat / K2S2O8
c. Penghilangan kanji dengan asam ( HCl, H2SO4 )
d. Penghilangan kanji dengan alkali ( NaOH )
e. Penghilangan kanji dengan perendaman air
Beberapa metode penghilangan kanji yaitu :
1. Metode Perendaman / Exhaust
2. Metode Pad Batching / rendam-peras-bacam
3. Metode Pad Steaming / rendam-peras-kukus
C. PROSES PEMASAKAN (SCOURING)
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
3. 3
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting
bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk
menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan
adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan
kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada
serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada
serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan
secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak,
oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan
simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan
dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat
campuran biasanya dilakukan proses simultan.
D. PROSES PEMANTAPAN PANAS (HEAT SETTING)
Proses pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil
yang terbuat dari serat sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses
selanjutnya. Ada dua metode yang digunakan yaitu pemantapan panas basah dan
kering. Bahan tekstil yang mengalami pemantapan panas akan memiliki molekul
polimer sejajar sumbu seratnya dan dimensi yang stabil.
Proses pemantapan panas dapat dilakukan pada benang, kain tenun, maupun
kain rajut. Pemantapan panas pada benang dilakukan pada rol-rol panas, kain tenun
dan kain rajut menggunakan mesin Stenter. Proses pemantapan panas dapat
dilakukan dengan tiga cara :
1.
Pemantapan panas awal (Pre-Setting) → pemantapan pada bahan yang
masih grey / mentah.
2.
Pemantapan panas antara (Intermediate-Setting) → bahan dimantapkan
setelah pemasakan.
3.
Pemantapan panas akhir (Post-Setting) → bahan dimantapkan setelah
proses pewarnaan.
Adapun dua metode pemantapan panas yaitu :
1. Pemantapan panas basah (Wet / Steam Setting) → pemantapan bahan
dengan bentuan uap panas dari mesin steamer.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
4. 4
2. Pemantapan panas kering (Dry Setting) → penamtapan panas dengan
menggunakan udara kering pada suhu tinggi yang berasal dari mesin
stenter.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•
1 buah gelas piala porselin 1000 ml
•
1 buah pengaduk kaca
•
1 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
•
1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
•
1 buah timbangan digital
•
1 buah pipet volume
•
1 buah termometer
•
3 lembar kain polyester-kapas (T/C)
•
Mistar
•
Zat sesuai resep
•
Mesin Stenter
B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Diagram Alir Umum Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester
Kain grey polyester-kapas (T/C)
Proses penghilangan kanji dan pemasakan
secara simultan
Proses pengelantangan (bleaching)
Proses pemantapan panas (Heat Setting)
Evaluasi
2. Diagram Alir Khusus Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
5. 5
a.
Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan penghilangan kanji dan pemasakan
secara simultan
Proses simultan pada suhu stabil 100 0 C selama
1 jam
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Pengeringan kain
b.
Proses Pengelantangan
Siapkan kain hasil proses simultan dan zat sesuai
resep
Buat larutan pengelantangan
Proses pengelantangan pada suhu stabil 90 0 C
selama 1 jam
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Pengeringan kain
c.
Proses Pemantapan Panas
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
6. 6
Menyiapkan kain T/C hasil proses penghilangan
kanji, pemasakan dan pengelantangan
Proses pemantapan panas dengan mesin stenter
pada suhu 180, 190 dan 200 o C selama 1-2 menit
Evaluasi akhir proses pre treatmen
C. RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Enzim
=3g/L
Na2CO3
=2g/L
Detergen anionic/
Scouring agen = 1 g / L
Vlot
= 1 :30
Suhu
= 100 0 C
Waktu
= 1 jam
2. Proses Pengelantangan
H2O2 35%
=5g/L
Stabilisator
=5g/L
NaOH
= 0,5 g / L
Pembasah
= 0,5 g / L
Vlot
= 1 :30
Suhu
= 90 0 C
Waktu
= 1 jam
3. Proses Pemantapan Panas
Suhu
= 180, 190, 200 o C
Waktu
= 1-2 menit
D. FUNGSI ZAT
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
7. 7
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Enzim
= mendegradasi molekul-molekul kanji pada serat kain tanpa
merusak serat
Na2CO3
= memberikan suasana basa dan berfungsi agar proses
saponifikasi lebih sempurna, menyabunkan kotoran dan minyak
dan mengaktifkan kerja sabun.
Detergen
= zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran
padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang
tidak larut
2. Proses Pengelantangan
H2O2 35%
= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang
Stabilisator
= zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan
agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator
terlalu cepat)
NaOH
= memberikan suasana alkali dan membantu menguraikan H2O2
Pembasah
= zat yang membentu proses penyerapan larutan secara merata
dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan
permukaan
E. PERHITUNGAN RESEP
1. Proses Penghilanag Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Berat kain A
= 10,86 g
Berat kain B
= 10,09 g
Berat kain C
= 9,17 g
Berat kain total
= berat kain A + berat kain B + berat kain C
= 10,86 g + 10,09 g + 9,17 g
= 30,12 g
Jumlah larutan
= berat bahan x volt
= 30,12 g x 30
= 903,6 g
= 903,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Enzim
= 3 g / 1000 ml x 903,6 ml
= 2,7 g
Na2CO3
= 2 g / 1000 ml x 903,6 ml
= 1,8 g
Detergen
= 1 g / 1000 ml x 903,6 ml
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
8. 8
= 0,9 g
2. Proses Pengelantangan
Berat kain A
= 10,86 g
Berat kain B
= 10,09 g
Berat kain C
= 9,17 g
Berat kain total
= berat kain A + berat kain B + berat kain C
= 10,86 g + 10,09 g + 9,17 g
= 30,12 g
Jumlah larutan
= berat bahan x volt
= 30,12 g x 30
= 903,6 g
= 903,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%
= 5 g / 1000 ml x 903,6 ml
= 4,5 g
Stabilisator
= 5 g / 1000 ml x 903,6 ml
= 4,5 g
NaOH
= 0,5 g / 1000 ml x 903,6 ml
= 0,45
Pembasah
= 0,5 g / 1000 ml x 903,6 ml
= 0,45 g
F. SKEMA PROSES
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
2. Proses Pengelantangan
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
9. 9
G. LANGKAH KERJA
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
•
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
•
Menimbang kain T/C dan zat sesuai resep.
•
Membuat larutan penghilangan kanji dan pemasakan secara simultan dalam
gelas porselin sebanyak 903,6 ml.
•
Merendam kain ke dalam larutan dan memanaskan diatas pembakar Bunsen
pada suhu stabil 100 o C selama 1 jam.
•
Mencuci kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkannya.
2. Proses Pengelantangan
• Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
• Menyiapkan kain T/C hasil proses simultan.
• Membuat larutan pengelantangan dalam gelas porselin sebanyak 903,6 ml.
•
Merendam kain ke dalam larutang pengelantang dan memanaskan diatas
pembakar Bunsen pada suhu stabil 70-90 o C selama 45 menit.
•
Mencuci kain dengan air panas dan air dingin.
•
Mengeringkan kain.
3. Proses Pemantapan Panas
• Menyiapkan mesin stenter pada suhu 180 - 200 o C.
•
Menyiapkan kain yang sudah kering hasil dari proses penghilangan kanji dan
pemasakan secara simultan serta pengelantangan.
•
Melukis bujur sangkar pada kain dengan ukuran 10 x 10 cm dengan tinta
permanen.
•
Memasang kain pada gerigi mesin stenter dan memberi regangan arah lusi.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
10. 10
•
Melakukan proses heat setting pada suhu 180, 190 dan 200 o C selama 1-2
menit.
•
Melakukan evaluasi kain yaitu tes uji kanji dengan larutan yodium 0,1 N, uji
daya serap, uji stabilitas dimensi dan uji derajat putih secara visual.
IV. DATA PRAKTIKUM
1. Proses Penghilangan Kanji dan Pemasakan Secara Simultan
Berat kain A
= 10,86 g
Berat kain B
= 10,09 g
Berat kain C
= 9,17 g
Berat kain total
= 30,12 g
Jumlah larutan
= 903,6 ml
Enzim
= 2,7 g
Na2CO3
= 1,8 g
Detergen
= 0,9 g
Suhu
= 100 0 C
Waktu
= 1 jam
Vlot
= 1 : 30
2. Proses Pengelantangan (Bleaching)
Berat kain A
= 10,86 g
Berat kain B
= 10,09 g
Berat kain C
= 9,17 g
Berat kain total
= 30,12 g
Jumlah larutan
= 903,6 ml
H2O2 35%
= 4,5 g
Stabilisator
= 4,5 g
NaOH
= 0,45 g
Pembasah
= 0,45 g
Suhu
= 90 0 C
Waktu
= 1 jam
Vlot
= 1 : 30
3. Pemantapan Panas (Heat Setting)
Suhu
= 180, 190 dan 200 o C
Waktu
= 1-2 menit
Dilakukan pada
= mesin stenter
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
11. 11
EVALUASI HASIL PROSES PRE TREATMENT KAIN POLIESTER-KAPAS (T/C)
1. Uji Larutan Yodium 0,1 N
Warna kain setelah ditetesi larutan yodium 0,1 N adalah sebagai berikut :
Kain A = coklat muda
Kain B = coklat muda
Kain C = coklat muda
Tabel Warna Kain Setelah Ditetesi Larutan Yodium 0,1 N
Kain A
Kain B
Kain C
2. Uji Pemengkeretan Kain (Stabilitas Dimensi)
KAIN A (suhu heat setting 180 o C)
Panjang pakan awal (P1)
= 10 cm
Panjang pakan akhir (P2)
= 9,7 cm
Panjang lusi awal (L1)
= 10 cm
Panjang lusi akhir (L2)
= 9,8 cm
Mengkeret pakan
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 9,7 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
=-3%
Mengkeret lusi
= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 9,8 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -2 %
KAIN B (suhu heat setting 190 o C)
Panjang pakan awal (P1)
= 10 cm
Panjang pakan akhir (P2)
= 10,3 cm
Panjang lusi awal (L1)
= 10 cm
Panjang lusi akhir (L2)
= 9,3 cm
Mengkeret pakan
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
=3%
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
12. 12
Mengkeret lusi
= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -7 %
KAIN C (suhu heat setting 200 o C)
Panjang pakan awal (P1)
= 10 cm
Panjang pakan akhir (P2)
= 9 cm
Panjang lusi awal (L1)
= 10 cm
Panjang lusi akhir (L2)
= 10 cm
Mengkeret pakan
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 9 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= - 10 %
Mengkeret lusi
= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
=0%
Tabulasi Data Pemengkeretan Kain T/C
Panjang Pakan
Panjang Lusi
Mengkeret Kain
Kain
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Pakan
Lusi
Kain A
10 cm
9,7 cm
10 cm
9,8 cm
-3%
-2%
Kain B
10 cm
10,3 cm
10 cm
9,3 cm
3%
-7%
Kain C
10 cm
9 cm
10 cm
10 cm
- 10 %
0%
3. Uji Daya Serap
Setalah dilakukan uji daya serap kain hasilnya adalah sebagai berikut :
Kain
Kain A
Kain B
Kain C
Waktu Serap
1,3 detik
1,9 detik
1,17 detik
4. Tes Derajat Putih
Urutan kain dari yang paling putih dilihat secara visual adalah :
1. Kain A
2. Kain B
3. Kain C
HASIL PROSES PRE TREATMENT PADA KAIN T/C
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
13. 13
1. Proses penghilangan kanji dan pemasakan secara simultan
Sebelum
Kain A
Setelah
Kain B
Setelah
Kain C
Setelah
2. Proses pengelantangan
Hasil kain setelah proses pengelantangan
Kain A
Kain B
Kain C
IV.DISKUSI
Serat poliester atau Poly Etilen Tereftalat (PET) termasuk serat sintetik yang
sangat pesat perkembangannya dan banyak digunakan untuk tekstil. Serat poliester
sangat kompak, hidrofob, dan mudah timbul listrik statik. Karena sifat yang sangat
hidrofob ini poliester mudah menarik minyak, lemak dan kotoran berlemak lainnya.
Karena lemak tidak larut dalam air maka kotoran tersebut sulit dibersihkan. Poliester
yang dikerjakan pada larutan alkali akan menghasilkan kain yang ringan,halus, dan
lembut. Sedangkan serat kapas yang digunakan memiliki sifat tahan kusut yang kurang
baik, tidak menimbulkan listrik static, dan pada alkali kuat dalam suhu kamar akan
menggelembungkan serat sedangkan pada suhu tinggi akan merusak serat. Zat
oksidator dalam pengelantangan serat kapas pun juga dapat menurunkan kekuatan
serat.
Proses pre treatmen pada kain campuran polyester-kapas (T/C) dilakukan mulai
dari penghilangan kanji. Pada kain T/C yang masih grey tetap dilakukan penghilangan
kanji karena masih terdapat kotoran kanji pada kain T/C walaupun sedikit. Karena kanji
pada kain sedikit maka proses penghilangan kanji ini dilakukan secara simultan dengan
proses pemasakan. Proses penghilangan kanji dan pemasakan dilakukan secara
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
14. 14
simultan agar lebih efisien tetapi masih memberikan hasil yang bagus. Pada proses
penghilangan kanji terjadi proses degradasi kanji yaitu pemotongan molekul-molekul
kanji menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa merusak serat campuran T/C.
Sedangkan pada proses pemasakan terjadi proses penyabunan pada kain T/C.
Detergen anionik atau scouring agent yang digunakan berfungsi untuk memudahkan
bahan terbasahi, mendispersikan kotoran-kotoran padat yang tidak larut seperti debudebu serta mengemulsikan kotoran-kotoran cair seperti minyak dan lemak yang tidak
larut. Proses penyabunan ini dibantu oleh zat alkali lemah yaitu Na 2CO3 yang berfungsi
untuk mengaktifkan kerja sabun dan membantu proses saponifikasi agar lebih
sempurna.
Proses penghilangan kanji dan pemasakan pada kain T/C tidak baik apabila
dikerjakan dalam suasana asam karena serat kapas akan rusak dan kekuatannya pun
akan turun, demikian juga dengan serat polyester yang akan rusak dalam suasana asam
kuat. Oleh sebab itu pengerjaan proses ini dilakukan dalam suasana alkali lemah karena
sifat serat polyester yang tahan alkali lemah. Proses simultan ini dilakukan pada suhu
stabil 100 o C selama 1 jam.
Selanjutnya dilakukan pengelantangan untuk mendapatkan kain T/C yang bersih
dan putih. Pada proses ini digunakan zat oksidator H 2O2 35%. Pada serat kapas
penggunaan zat oksidator dalam pengelantangan dapat menurunkan kekuatan serat,
namun karena proses ini dilakukan pada kain campuran polyester-kapas maka kekuatan
seratnya tidak terlalu turun. Penambahan larutan NaOH pada proses ini berfungsi untuk
memberikan suasana basa dan membantu menguraikan H2o2 sedangkan penggunaan
stablisator berfungsi untuk membantu penguraian H2O2 agar tidak terlalu cepat karena
dapat merusak serat (oksiselulosa). Proses pengelantangan ini dilakukan pada suhu
stabil 90 o C selama 1 jam.
Proses selanjutnya adalah pemantapan panas / heat setting yang dilakukan pada
mesin stenter bersuhu 180, 190 dan 200
o
C selama 1-2 menit. Pada proses ini, kain
yang telah melalui proses penghilangan kanji dan pemasakan akan dimasukkan pada
mesin stenter dengan cara memberikan penarikan arah lusi kemudian memasangkan
pada gerigi yang terdapat pada mesin stenter. Serat sintetik mudah melunak pada suhu
mendekat titik lelehnya. Pada suhu ini akan terjadi peregangan rantai molekul serat
sehingga rantai molekul yang semula dalam keadaan tegang menjadi kendur karena
banyak ikatan hidrogen yang putus dan membentuk suatu struktur rantai baru. Besarnya
pengenduran dan perubahan struktur serat tergantung dari suhu dan lamanya proses
pemantapan panas serta tegangan yang diberikan. Setelah dingin, ikatan hidrogen akan
terbentuk kembali sehingga bentuk struktur yang baru akan lebih stabil.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
15. 15
Uji yang dilakukan setelah proses pre treatment antara lain adalah uji kanji
dengan larutan yodium 0,1 N. Setelah ditetesi larutan yodium ternyata kain A, kain B,
dan kain C berwarna coklat muda, hal ini berarti kanji sudah larut tetapi masih ada
sedikit pada bahan. Pada uji stabilitas dimensi seharusnya menunjukkan bahwa
semakin tinggi suhu pemantapan panas maka akan semakin baik stabilitas dimensinya.
Namun kenyataannya hasil uji stabilitas dimensi menunjukkan bahwa pada kain C (suhu
heat setting 200
o
C) mengkeret pakannya -10% dan mengkeret lusinya 0%. Kain B
(suhu heat setting 190
o
C) mengkeret pakannya 3% dan mengkeret lusinya -7%.
Sedangkan kain A (suhu heat setting 180 o C) mengkeret pakan dan lusinya adalah -3%
dan -2%. Uji daya serap yang dilakukan pada kain T/C menunjukkan bahwa waktu serap
kain A adalah 1,3 detik, kain B 1,9 detik dan kain C adalah 1,17 detik. Sedangkan tes
derajat pitih secara visual menunjukkan bahwa kain A adalah kain yang paling putih.
V. KESIMPULAN
•
Setelah dilakukan tes kanji hasilnya adalah kanji pada bahan sudah larut tetapi
masih ada sedikit kanji pada bahan.
•
Semakin tinggi suhu heat setting maka stabilitas dimensi kain akan semakin baik.
Namun tidak demikian pada hasil pre treatmen kain T/C dalam percobaan.
•
Seamakin tinggi suhu heat setting maka daya serapnya semakin menurun artinya
waktu serapnya semakin lama.
•
Setelah dilakukan tes derajat putih secara visual ternyata kain A adalah kain yang
paling putih.
•
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses penghilangan kanji adalah ketepatan
pemilihan dan konsentrasi zat penghilang kanji, kondisi proses seperti pH, suhu, dan
waktu, serta metode yang digunakan.
•
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pemasakan antara lain pemilihan zat
pemasakan dan zat pembantu serta konsentrasi yang digunakan, kondisi proses
(suhu, waktu, pH), air proses dan metode proses.
•
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengelantangan
pemilihan zat
pengelantang serta konsentrasi yang digunakan, kondisi proses (suhu, waktu) dan
metode proses.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
16. 16
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4