SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
BLANSING
BAHAN PANGAN
LUKMAN AZIS1
PENDAHULUAN
• Proses blansing pada sayur dan buah
dilakukan untuk proses pendahuluan
sebelum produk dikeringkan,
dikalengkan atau dibekukan.
• Tujuan lainnya, bahan pangan akan
mengalami peningkatan mutu ketika
dilakukan proses blansing.
• Blansing menggunakan suhu 75-95˚C
selama 1-10 menit.
2
Tujuan Blansing:
1. Meningkatkan kualitas bahan pangan
(sayur dan buah) sebelum dikeringkan,
dibekukan dan dikalengkan
2. Inaktivasi enzim penyebab perunahan
warna, aroma, teksture, flavour, rasa dan
gizi
3. Mengurangi gas antar sel pada bahan
pangan
4. Penurunan jumlah mikroba pembusuk
5. Mempermudah pengisian kaleng karena
bahan sudah lunak
3
JUS BUAH APEL
• Apel memiliki enzim polifenolase yang
tinggi (penyebab browning ketika
teroksidasi).
• Pada proses pembuatan jus apel di
industry, buah apel dilakukan proses
blansing sebelum diolah.
• Proses blansing akan membantu proses
inaktivasi enzim polifenolase sehingga
jus buah tidak akan berubah warna
ketika diproses dalam pembuatan jus.
4
EFEK NEGATIF BLANSING
• Menurunkan zat gizi yang terkandung
dalam bahan pangan (zat gizi larut air
maupun sensitive panas)
• Memiliki hasil samping berupa limbah
cair hasil blansing
5
ENZIM OKSIDATIF
• Enzim oksidatif adalah enzim yang
menyebabkan perubahan warna, aroma
jika berinteraksi dengan oksigen.
• Peroksidase, katalase, polifenol oksidase,
lipoksigenase dll. adalah contoh enzim
oksidatif yang umum ada pada bahan
pangan.
• Inaktivasi peroksidase biasanya
digunakan sebagai indeks dalam
kecukupan proses blansing karena paling
tahan terhadap panas.
6
METODE BLANSING
Berikut adalah metode blansing yang
dikembangkan dalam industry
pangan:
• Blansing dengan air panas (Hot
water blansing)
• Blansing dengan uap air (Steam
blansing)
• Blansing dengan gas panas (Hot gas
blansing)
• Blansing dengan gelombang mikro
(Microwave)
7
BLANSING DENGAN AIR PANAS (HOT WATER
BLANCHING)
• Metode ini paling banyak digunakan
• Kelebihan: Biaya operasional yang murah (efisiensi
panas ~60%), rancangan alat yang tepat menurunkan
energy dan penggunaan air yang digunakan, jumlah
energy dapat diminumkan (mengurangi kecepatan
pergerakan air kedalam alat blansing), dapat
ditambahkan bahan lain (garam, Na bikarbonat dll.)
• Kekurangan: kehilangan zat gizi larut air dan sensitive
panas, kerusakan jaringan dalam bahan pangan dapat
meningkatkan pelarutan dan proses oksidasi, medium
baru pertumbuhan mikroba
• Alat: blanisng berbentuk tabung, blansing ulir berputar,
blansing berputar dan blansing ulir panas
8
BLANSING BENTUK TABUNG (TABULAR
BLANCHER)
• Bahan dimasukkan ke dalam alat
dengan memompakan air ke tabung
untu waktu tertentu (berkala, set)
• Uap air diinjeksikan untuk
memanaskan air sama suhu blansing
tercapai.
• Lama proses blansing ditentukan oleh
panjang tabung dan kecepatan aliran
air.
9
BLANSING ULIR BERPUTAR (ROTARY SCREW
BLANCHER)
• Didalam tabung alat ini terdapat ulir
dibagian tengah yang berputar pada
kecepatan tertentu.
• Bahan yang akan di blansing akan
berputar mengikuti putaran ulir yang
berisi air panas.
10
BLANSING BERPUTAR (ROTARY BLANCER)
• Alat ini merupakan drum atau tangki
dengan dinding bagian dalam tangki
dapat berputar (double layer) yang
berperan memutar bahan yang akan di
blansing.
11
BLANSING ULIR PANAS (THERMOSCEW
BLANCER)
• Alat ini seperti blansing ulir berputar,
namun pada bagian tengah ulir
terdapat lubang untuk diisi medium
pemanas.
• Alat ini dikembangkan untuk berbagai
macam bahan pangan dengan tujuan
untuk mempercepat proses blansing.
• Bahan dan air panas bergerak
berlawanan untuk mempercepat
proses transfer panas.
12
BLANSING DENGAN UAP AIR PANAS (STEAM
BLANCHING)
• Kelebihan: mampu mengurangi resiko
penurunan zat gizi pada bahan pangan
akibat proses blansing dengan air panas
• Kelemahan: tidak dapat ditambahkan
bahan tertentu
• Uap air diberikan pada lapisan irisan
sayur ataupun buah sebanyak 25 kali
penyemprotan
• Sebagian jenis alat ini dilengkapi
dengan pendingin
13
BLANSING DENGAN GAS PANAS (HOT GAS
BLANCHING)
• Kelebihan: menurunkan kemungkinan
hilangnya zat gizi selama proses
blansing, menurunkan hasil samping
limbah cair
• Kelemahan: dapat terjadi pengeringan
pada bagian permukaan bahan,
adanya oksigen dapat menyebabkan
proses oksidasi, biaya operasional yang
tinggi
14
BLANSING DENGAN GELOMBANG
(MICROWAVE)
• Kelebihan: kehilagan zat gizi karena
larut air dapat dihindari
• Kekurangan: biaya operasional tinggi
15
EFEK BLANSING
• Berat bahan
• Senyawa toksik
• Mikroorganisme kontaminan
• Enzim
• Warna, cita rasa dan bau
• Struktur dan tekstur
• Gas antar sel
16
BERAT BAHAN
• Terjadi penyusutan berat bahan hingga
19%
• Mekanisme: ~50-55C membrane
sitoplasma yang melindungi sel
menjadi rusak dan menyebabkan
kehilangan tekanan turgor. Karena hal
tersebut, cairan dalam sel keluar.
Secara bersamaan juga terjadi difusi
solute, sehingga menyebabkan
turunnya berat bahan.
17
ZAT GIZI
• Metode blansing memiliki potensi
menurunkan/ merusak zat gizi dalam
bahan pangan
• Metode perebusan menurunkan zat gizi
~40% mineral dan vitamin, 35% gula
dan protein.
• Vitamin C dijadikan indicator dalam
penurunan nutrisi pada proses blansing
karena sensitive panas, mudah
teroksidasi dan larut air.
18
SENYAWA TOKSIK
• Selain zat gizi, senyawa toksik pada bahan
pangan dapat larut dalam air selama
proses blansing.
• Kadar nitrat  penyebab
methemoglobiemia pada anak-anak
• Kalsium diikat dari air pemblansing
mempengaruhi oksalat yang larut dan
tidak larut.
• Kadar garam tinggi dalam air pemblansing
mampu menurunkan kadar oksalat.
• Logam berat (larut air) menurun selama
blansing
19
MIKROORGANISME KONTAMINAN
• Penurunan mikroba kontaminan
penting dilakukan sebelum bahan
pangan dikeringkan atau dibekukan.
• Blansing terhadap kecambah kedelai
selama 3 mins dapat menurunkan total
bakteri < 14.000/g, koliform < 10/g dan
salmonella tidak terdeteksi.
• Proses blansing dapat menurunkan
residu pestisida, seperti penurunan
kadar DDT (diklorodifenil
tetrakloroetana) ~50%.
20
ENZIM
• Enzim peroksidase sering digunakan
sebagai indicator kecukupan proses
blansing karena paling resisten
terhadap suhu dan mudah diukur.
• Indikator lain adalah enzim hydrolase,
namun jarang dilakukan karena biaya
analisisnya yang mahal.
• Semakin besar ukuran bahan,
inaktivasi enzim akan semakin sulit.
21
WARNA, RASA, dan BAU
• Blansing akan merusak zat hijau daun
(klorofil), klorofil terhidrolisis menjadi
feofitin yang berwarna hijau-kuning.
• Penambahan natrium karbonat/
kalsium oksida/ alkalinisasi dengan
natrium hidroksida  menstabilkan
warna klorofil.
• Cita rasa (flavour) yang larut/ volatile
dapat hilang selama proses blansing.
22
STRUKTUR DAN TEKSTUR
• Suhu, lama blansing, jenis bahan dan kondisi bahan
akan mempengaruhi struktur dan tekstur bahan
pangan.
• Proses blansing dengan suhu <100oC selama 30-240
sec tidak akan merusak bahan. Namun, pada bahan
tertentu yang memiliki jaringan sel tidak kuat (wortel,
daun bayam) suhu 100oC dengan lama waktu 3 mins
dapat merusak tekstur dan struktur bahan.
• Mekanisme: adanya pemanasan dan air dapat
menyebabkan pengembungan pada dinding sel selama
blansing. Pengembungan tersebut disebabkan oleh
protopektin terekstrak dari bagian lamella tengah.
23
GAS ANTAR SEL
• Blansing menyebabkan pemuaian dan
menghilangkan gas dari jaringan
sayuran dan buah.
• Proses pengalengan memerlukan
proses pengilangan gas pada bahan
pangan. Bahan yang lunak akan lebih
mudah dikalengkan.
• Headspace harus dipertahankan dalam
kondisi vakum untuk mecegah
pertumbuhan mikroba aerob.
24
25

More Related Content

What's hot

Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAgres Tarigan
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganSutyawan
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Analisis abu
Analisis abuAnalisis abu
Analisis abuAisAisyah
 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Brawijaya University
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirMelina Eka
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
 
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Fia Noviyanti
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganSutyawan
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganAgnescia Sera
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
 

What's hot (20)

Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Bahan penyegar
Bahan penyegarBahan penyegar
Bahan penyegar
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Analisis abu
Analisis abuAnalisis abu
Analisis abu
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
 
Susu
SusuSusu
Susu
 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Modifikasi pati
Modifikasi patiModifikasi pati
Modifikasi pati
 
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
Tinjauan pustaka penggorengan (kuliah mp3)
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Teknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan panganTeknik pengolahan pangan
Teknik pengolahan pangan
 
5. pengasapan
5. pengasapan5. pengasapan
5. pengasapan
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 

Similar to Blansing Bahan Pangan (20)

6. Pembekuan
6. Pembekuan6. Pembekuan
6. Pembekuan
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
 
Blansir
BlansirBlansir
Blansir
 
2. proses termal
2. proses termal2. proses termal
2. proses termal
 
3. transfer panas
3. transfer panas3. transfer panas
3. transfer panas
 
3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
5. pendinginan
5. pendinginan5. pendinginan
5. pendinginan
 
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.pptKuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
Sayuran
SayuranSayuran
Sayuran
 
Pengeringan
PengeringanPengeringan
Pengeringan
 
tugas 3 Pengantar Teknologi Pangan.pptx
tugas 3  Pengantar Teknologi Pangan.pptxtugas 3  Pengantar Teknologi Pangan.pptx
tugas 3 Pengantar Teknologi Pangan.pptx
 
Blanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasiBlanching dan pasteurisasi
Blanching dan pasteurisasi
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayantiTugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 2 q1 a117036_tri asmayanti
 
Kerusakan pangan
Kerusakan panganKerusakan pangan
Kerusakan pangan
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 

More from Universitas Al-Azhar Indonesia

1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi PengemasanUniversitas Al-Azhar Indonesia
 

More from Universitas Al-Azhar Indonesia (20)

4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal
 
5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi
 
6. Karotenoid
6. Karotenoid6. Karotenoid
6. Karotenoid
 
4. Klorofil
4. Klorofil4. Klorofil
4. Klorofil
 
5. Flavonoid
5. Flavonoid5. Flavonoid
5. Flavonoid
 
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
 
5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru
 
Menciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan BaruMenciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan Baru
 
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan FungsionalRadikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
 
4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran
 
4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah
 
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
 
3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu
 
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
 
Mengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan FungsionalMengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan Fungsional
 
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: KewirausahaanMATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
 
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan PanganMATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
 
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
1. Pendahuluan dan Kontrak Kuliah_Matakuliah Teknologi Pengemasan
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

Blansing Bahan Pangan

  • 2. PENDAHULUAN • Proses blansing pada sayur dan buah dilakukan untuk proses pendahuluan sebelum produk dikeringkan, dikalengkan atau dibekukan. • Tujuan lainnya, bahan pangan akan mengalami peningkatan mutu ketika dilakukan proses blansing. • Blansing menggunakan suhu 75-95˚C selama 1-10 menit. 2
  • 3. Tujuan Blansing: 1. Meningkatkan kualitas bahan pangan (sayur dan buah) sebelum dikeringkan, dibekukan dan dikalengkan 2. Inaktivasi enzim penyebab perunahan warna, aroma, teksture, flavour, rasa dan gizi 3. Mengurangi gas antar sel pada bahan pangan 4. Penurunan jumlah mikroba pembusuk 5. Mempermudah pengisian kaleng karena bahan sudah lunak 3
  • 4. JUS BUAH APEL • Apel memiliki enzim polifenolase yang tinggi (penyebab browning ketika teroksidasi). • Pada proses pembuatan jus apel di industry, buah apel dilakukan proses blansing sebelum diolah. • Proses blansing akan membantu proses inaktivasi enzim polifenolase sehingga jus buah tidak akan berubah warna ketika diproses dalam pembuatan jus. 4
  • 5. EFEK NEGATIF BLANSING • Menurunkan zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan (zat gizi larut air maupun sensitive panas) • Memiliki hasil samping berupa limbah cair hasil blansing 5
  • 6. ENZIM OKSIDATIF • Enzim oksidatif adalah enzim yang menyebabkan perubahan warna, aroma jika berinteraksi dengan oksigen. • Peroksidase, katalase, polifenol oksidase, lipoksigenase dll. adalah contoh enzim oksidatif yang umum ada pada bahan pangan. • Inaktivasi peroksidase biasanya digunakan sebagai indeks dalam kecukupan proses blansing karena paling tahan terhadap panas. 6
  • 7. METODE BLANSING Berikut adalah metode blansing yang dikembangkan dalam industry pangan: • Blansing dengan air panas (Hot water blansing) • Blansing dengan uap air (Steam blansing) • Blansing dengan gas panas (Hot gas blansing) • Blansing dengan gelombang mikro (Microwave) 7
  • 8. BLANSING DENGAN AIR PANAS (HOT WATER BLANCHING) • Metode ini paling banyak digunakan • Kelebihan: Biaya operasional yang murah (efisiensi panas ~60%), rancangan alat yang tepat menurunkan energy dan penggunaan air yang digunakan, jumlah energy dapat diminumkan (mengurangi kecepatan pergerakan air kedalam alat blansing), dapat ditambahkan bahan lain (garam, Na bikarbonat dll.) • Kekurangan: kehilangan zat gizi larut air dan sensitive panas, kerusakan jaringan dalam bahan pangan dapat meningkatkan pelarutan dan proses oksidasi, medium baru pertumbuhan mikroba • Alat: blanisng berbentuk tabung, blansing ulir berputar, blansing berputar dan blansing ulir panas 8
  • 9. BLANSING BENTUK TABUNG (TABULAR BLANCHER) • Bahan dimasukkan ke dalam alat dengan memompakan air ke tabung untu waktu tertentu (berkala, set) • Uap air diinjeksikan untuk memanaskan air sama suhu blansing tercapai. • Lama proses blansing ditentukan oleh panjang tabung dan kecepatan aliran air. 9
  • 10. BLANSING ULIR BERPUTAR (ROTARY SCREW BLANCHER) • Didalam tabung alat ini terdapat ulir dibagian tengah yang berputar pada kecepatan tertentu. • Bahan yang akan di blansing akan berputar mengikuti putaran ulir yang berisi air panas. 10
  • 11. BLANSING BERPUTAR (ROTARY BLANCER) • Alat ini merupakan drum atau tangki dengan dinding bagian dalam tangki dapat berputar (double layer) yang berperan memutar bahan yang akan di blansing. 11
  • 12. BLANSING ULIR PANAS (THERMOSCEW BLANCER) • Alat ini seperti blansing ulir berputar, namun pada bagian tengah ulir terdapat lubang untuk diisi medium pemanas. • Alat ini dikembangkan untuk berbagai macam bahan pangan dengan tujuan untuk mempercepat proses blansing. • Bahan dan air panas bergerak berlawanan untuk mempercepat proses transfer panas. 12
  • 13. BLANSING DENGAN UAP AIR PANAS (STEAM BLANCHING) • Kelebihan: mampu mengurangi resiko penurunan zat gizi pada bahan pangan akibat proses blansing dengan air panas • Kelemahan: tidak dapat ditambahkan bahan tertentu • Uap air diberikan pada lapisan irisan sayur ataupun buah sebanyak 25 kali penyemprotan • Sebagian jenis alat ini dilengkapi dengan pendingin 13
  • 14. BLANSING DENGAN GAS PANAS (HOT GAS BLANCHING) • Kelebihan: menurunkan kemungkinan hilangnya zat gizi selama proses blansing, menurunkan hasil samping limbah cair • Kelemahan: dapat terjadi pengeringan pada bagian permukaan bahan, adanya oksigen dapat menyebabkan proses oksidasi, biaya operasional yang tinggi 14
  • 15. BLANSING DENGAN GELOMBANG (MICROWAVE) • Kelebihan: kehilagan zat gizi karena larut air dapat dihindari • Kekurangan: biaya operasional tinggi 15
  • 16. EFEK BLANSING • Berat bahan • Senyawa toksik • Mikroorganisme kontaminan • Enzim • Warna, cita rasa dan bau • Struktur dan tekstur • Gas antar sel 16
  • 17. BERAT BAHAN • Terjadi penyusutan berat bahan hingga 19% • Mekanisme: ~50-55C membrane sitoplasma yang melindungi sel menjadi rusak dan menyebabkan kehilangan tekanan turgor. Karena hal tersebut, cairan dalam sel keluar. Secara bersamaan juga terjadi difusi solute, sehingga menyebabkan turunnya berat bahan. 17
  • 18. ZAT GIZI • Metode blansing memiliki potensi menurunkan/ merusak zat gizi dalam bahan pangan • Metode perebusan menurunkan zat gizi ~40% mineral dan vitamin, 35% gula dan protein. • Vitamin C dijadikan indicator dalam penurunan nutrisi pada proses blansing karena sensitive panas, mudah teroksidasi dan larut air. 18
  • 19. SENYAWA TOKSIK • Selain zat gizi, senyawa toksik pada bahan pangan dapat larut dalam air selama proses blansing. • Kadar nitrat  penyebab methemoglobiemia pada anak-anak • Kalsium diikat dari air pemblansing mempengaruhi oksalat yang larut dan tidak larut. • Kadar garam tinggi dalam air pemblansing mampu menurunkan kadar oksalat. • Logam berat (larut air) menurun selama blansing 19
  • 20. MIKROORGANISME KONTAMINAN • Penurunan mikroba kontaminan penting dilakukan sebelum bahan pangan dikeringkan atau dibekukan. • Blansing terhadap kecambah kedelai selama 3 mins dapat menurunkan total bakteri < 14.000/g, koliform < 10/g dan salmonella tidak terdeteksi. • Proses blansing dapat menurunkan residu pestisida, seperti penurunan kadar DDT (diklorodifenil tetrakloroetana) ~50%. 20
  • 21. ENZIM • Enzim peroksidase sering digunakan sebagai indicator kecukupan proses blansing karena paling resisten terhadap suhu dan mudah diukur. • Indikator lain adalah enzim hydrolase, namun jarang dilakukan karena biaya analisisnya yang mahal. • Semakin besar ukuran bahan, inaktivasi enzim akan semakin sulit. 21
  • 22. WARNA, RASA, dan BAU • Blansing akan merusak zat hijau daun (klorofil), klorofil terhidrolisis menjadi feofitin yang berwarna hijau-kuning. • Penambahan natrium karbonat/ kalsium oksida/ alkalinisasi dengan natrium hidroksida  menstabilkan warna klorofil. • Cita rasa (flavour) yang larut/ volatile dapat hilang selama proses blansing. 22
  • 23. STRUKTUR DAN TEKSTUR • Suhu, lama blansing, jenis bahan dan kondisi bahan akan mempengaruhi struktur dan tekstur bahan pangan. • Proses blansing dengan suhu <100oC selama 30-240 sec tidak akan merusak bahan. Namun, pada bahan tertentu yang memiliki jaringan sel tidak kuat (wortel, daun bayam) suhu 100oC dengan lama waktu 3 mins dapat merusak tekstur dan struktur bahan. • Mekanisme: adanya pemanasan dan air dapat menyebabkan pengembungan pada dinding sel selama blansing. Pengembungan tersebut disebabkan oleh protopektin terekstrak dari bagian lamella tengah. 23
  • 24. GAS ANTAR SEL • Blansing menyebabkan pemuaian dan menghilangkan gas dari jaringan sayuran dan buah. • Proses pengalengan memerlukan proses pengilangan gas pada bahan pangan. Bahan yang lunak akan lebih mudah dikalengkan. • Headspace harus dipertahankan dalam kondisi vakum untuk mecegah pertumbuhan mikroba aerob. 24
  • 25. 25