Sistem pengolahan air limbah meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan. Proses fisika meliputi penyaringan, sedimentasi, dan flotasi, sedangkan proses kimia meliputi koagulasi dan presipitasi. Proses biologi memanfaatkan mikroorganisme untuk mendegradasi zat organik melalui biakan tersuspensi atau melekat. Air limbah diolah secara bertahap melalui tahap primer, sekunder
2. Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah
untuk mengurai kandungan bahan pencemar
di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme yang terdapat di alam
3. Baku mutu limbah cair industri
Tabel -1.1 Batasan Air Limbah untuk Industri
Batasan Air Limbah untuk Industri
Permen LH Nomor 5 Tahun 2014
4. TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
CAIR
1.Pengolahan secara fisika
2.Pengolahan secara kimia
3.Pengolahan secara biologi
Dapat diaplikasikan sendiri-sendiri atau dikombinasi,
disesuaikan dg kharakteristik limbah dan kualitas
hasil yg diinginkan
6. TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
SECARA KIMIA
• Netralisasi
• desinfeksi
• Reduksi-oksidasi
• Presipitasi
• Solidifikasi/stabilisasi
• Ion exchange
7. TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH
SECARA BIOLOGI
• Berdasarkan sifat mikroorganisme :
– M.O aerob
– M.O anaerob
• Berdasarkanperlakuannya (prosesnya):
- Biakantersuspensi(suspended
culture)
- Bakanmelekat(attachedcultuter)
- Sistem lagoon
8. PENGOLAHAN SECARA BIOLOGI
• Berupa pengolahan biologis, yang
memanfaatkan mikroorganisme (aerobik
ataupun anaerobik) untuk menguraikan
senyawa organik dalam limbah.
• Proses biologis :
1. Biakan tersuspensi (Suspended culture),
mikroorganisme dibiakkan secara
tersuspensi dalam suatu reaktor, disebut
juga lumpur aktif Contoh : activated
sludge, oxidation ditch
9. 2. Biakan melekat (Attached culture), mikroorganisme dibiakkan pada
suatu media sehingga m.o tsb melekat pd suatu media. Contoh:
trickling filter, rotating biological contactor (RBC).
3. Sistem Lagoon atau kolam
air limbah ditampung dalam kolam yang sangat luas dengan waktu
tinggal yang cukup lama, sehingga aktivitas mo berlangsung secara
alami.
10. TAHAPAN PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
1. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
2. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
3. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
4. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
11. PRETREATMENT
• melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini
ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta
oil separation.
12. PRIMARY TREATMENT
• Proses yang berlangsung, umumnya menggunakan proses
kimia dan atau fisik. Namun perlu diperhatikan bahwa
penambahan zat kimia tidak boleh mengakibatkan masalah
pada akhir pembuangan. Proses yang terjadi pada pengolahan
tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and
coagulation, flotation, sedimentation.
13. SECONDARY TREATMENT
• dirancang untuk menghilangkan zat-zat
terlarut dari air limbah yang tidak dapat
dihilangkan dengan proses fisik biasa,
namun melibatkan proses biologis.
Peralatan pengolahan yang umum
digunakan pada pengolahan tahap ini ialah
aerated lagoon, activated sludge, oxidation
ditch, anaerobic lagoon, tricking filter,
stabilization basin, rotating biological
contactor, serta anaerobic contactor and
14. TERTIARY TREATMENT / ADVANCE
TREATMENT
• Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah
tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration,
carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta
thickening gravity or flotation.
15. SLUDGE TREATMENT
• Lumpur yang terbentuk sebagai hasil
keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses
digestion or wet combustion, pressure
filtration, vacuum filtration, centrifugation,
lagooning or drying bed, incineration, atau
landfill
16. PENYARINGAN (SCREENING)
FUNGSI :
Menyisihkan material berukuran besar
yang akan masuk ke dalam IPAL sehingga
material tsb tidak merusak unit operasi,
merusak pompa, mengurangi efisiensi
kinerja IPAL.
LETAK :
Sebelum unit pompa & grit chamber
17. SARINGAN KASAR
(COARSE SCREEN),
yaitu sebuah alat yang
tersusun atas
batang/ tongkat
paralel dengan
bukaan/spasi antar
batang 6- 150 mm
yang berfungsi untuk
melindungi pompa,
valve, jaringan pipa
dari
kerusakan/sumbatan
18. Manual Bar Screen
Sumber: http://www.yvsa.org
Mechanical Bar Screen
Sumber:
http://news.thomasnet.com
19. SARINGAN HALUS (FINE
SCREEN),
sebuah alat yang
berbentuk disk/drum dengan
bukaan/spasi antar batang <
6 mm
yang dapat terbuat dari
bahan tembaga atau
perunggu.
Sumber :
http://web.deu.edu.tr
21. GRIT CHAMBER
unit bangunan untuk menghilangkan grit (padatan
berukuran pasir) bertujuan untuk :
• Melindungi atau mencegah terjadinya gesekan pada
peralatan mekanik dan pompa akibat adanya abrasi
• Mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa akibat
adanya endapan kasar di dalam saluran
• Mencegah timbulnya efek penyemenan di dasar
sludge digester dan primary sedimentation tank yang
dapat mengurangi volume bangunan yg dpt
digunakan.
23. EQUALIZATION & STORAGE
Berfungsi untuk:
• Menampung air limbah
• Menghomogenkan kualitas air limbah
• Menstabilkan volume air limbah sebelum masuk ke unit
pengolahan
25. FLOATATION
fungsi : menyisihkan bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak
mengganggu proses pengolahan
berikutnya, dapat ditambah dengan
memberikan aliran udara ke atas (air
flotation).
Contoh :
Grease trap
26. SEDIMENTATION – PRIMARY SEDIMENTATION
• All sedimentation basins have four zones - the inlet
zone, the settling zone, the sludge zone, and the outlet
zone.
• Setiap zona harus menyediakan kelancaran transisi
antara zona sebelum dan zona setelah
Primary Sedimentation Tank
Sumber :http://water.me.vccs.edu
29. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PEMBUATAN IPAL:
• Debit air limbah
• Luas area yang tersedia
• Karakter limbah yang diolah
• Jam oprasi IPAL Pabrik
• Target yang ingin dicapai
• Dana yang tersedia
30. CARA MENENTUKAN TITIK SAMPLING AIR
LIMBAH
• Berdasarkan Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengamanatkan
bahwa air limbah industri harus dipantau secara berkala. Data yang
diperoleh dari lokasi pemantauan dan titik pengambilan harus dapat
menggambarkan kualitas air limbah yang akan disalurkan ke
perairan penerima.
31. CARA MENENTUKAN TITIK SAMPLING AIR
LIMBAH
Tujuan penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel antara lain adalah:
1. Mengetahui efisiensi proses produksi.
Caranya adalah sampel diambil dari bak kontrol air limbah sebelum masuk ke pipa
atau saluran pembuangan yang menuju ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Pengambilan sampel di lokasi ini dilakukan apabila suatu industri menghasilkan
berbagai jenis produk dengan proses produksi dan karakteristik limbah yang
berbeda. Semakin kecil konsentrasi air limbah dan beban pencemaran, efisiensi
produksi semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya.
2. Mengevaluasi efisiensi IPAL.
Caranya adalah sampel diambil pada titik masuk (inlet) dan titik keluar (outlet) IPAL
dengan memperhatikan waktu retensi. Sampel harus diambil pada waktu proses
industri berjalan normal.
32. CARA MENENTUKAN TITIK SAMPLING AIR
LIMBAH
Tujuan penentuan lokasi dan titik pengambilan sampel antara lain adalah:
3. Mengendalikan pencemaran air.
Caranya adalah sampel diambil pada:
a. Titik perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air.
Pengambilan ini untuk mengetahui kualitas perairan sebelum
dipengaruhi oleh air limbah. Data hasil pengujian sampel biasanya lalu
digunakan sebagai pembanding atau kontrol.
b. Titik akhir saluran pembuangan limbah (outlet) sebelum air limbah
disalurkan ke perairan penerima. Apabila data hasil pengujian melebihi
nilai baku mutu lingkungan, dapat disimpulkan bahwa industri terkait
melanggar hukum.
c. Titik perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air, namun
sebelum menerima air limbah lainnya. Pengambilan tersebut untuk
33. Keterangan:
1. bak kontrol saluran air limbah.
2. input IPAL (influent)
3. output IPAL (efluent)
4. perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air
5. perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air
34. EFISIENSI PENGOLAHAN Η
• Berhasil tidaknya suatu proses pengolahan dapat
dilihat efisiensi pengolahan (η) yakni membandingkan
dari kualitas input dan kualitas output dari suatu unit
pengolahan dengan rumus :
%
100
(%) x
input
output
Input
35. ISTILAH DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
• Unit operasi : untuk menghilangkan
kontaminan air limbah dengan cara fisik
• Unit proses : untuk menghilangkan
kontaminan air limbah dengan cara biologis
atau kimiawi.
• Reaktor : tempat/wadah atau bangunan
struktur penyimpanan dengan segala
peralatannya dimana unit operasi dan unit
proses berlangsung.
• Sistem pengolahan air limbah : kombinasi
dari unit operasi dan unit proses yang
didesain untuk mengurangi kontaminan
tertentu dari air limbah sehingga mencapai
tingkat tertentu yang diperkenankan.
36. SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Pengolahan primer
• Tujuan pengolahan primer adalah menghilangkan
bahan padatan dari air limbah. Umumnya berupa
pengolahan fisik. Unitnya antara lain : screen,
comminutor, grit channel , sedimentasi/klarifier.
Pengolahan sekunder
• Umumnya merupakan pengolahan biologis untuk
mengkonversi bahan organik koloid dan terlarut
menjadi bahan (yang disebut biomass) yang bisa
mengendap di bak sedimentasi. Unit pengolahan
sekunder antara lain : activated sludge, trickling filter,
rotating biological contactor (RBC), aerobic pond,
anaerobic pond
37. LANJUTAN
Pengolahan tersier
• Merupakan pengolahan lanjutan apabila diperlukan
misalnya untuk menghilangkan padatan tersuspensi
dan nutrien. Unitnya misalnya adsorpsi, desinfeksi
Pengolahan lumpur
• Dalam setiap pengolahan air limbah akan dihasilkan
hasil samping (by product) berupa lumpur. Lumpur ini
juga memerlukan penanganan khusus sebelum
dibuang atau digunakan kembali, mengingat dalam
lumpur ini masih mengandung kontaminan-
kontaminan. Pada dasarnya ada lima katagori utama
pengolahan lumpur yang diterapkan secara berurutan
yakni pengkonsentrasian / pemekatan, stabilisasi,
pengkondisian, pelepasan air dan pengeringan /
pembakaran.