SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
aljasmine21.blogspot.com/.../ilmu-rasm-quran.htm.
Pengertian Rasmil Qur’an
Rasm berasal dari kata ‫رسما‬ ‫ـ‬ ‫ُم‬‫س‬‫ير‬ ‫ـ‬ َ‫م‬َ‫س‬َ‫ر‬, artinya menggambar atau melukis. Kata rasm ini
juga biasa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau menurut aturan. Jadi Rasmil Qur’an berarti
tulisan atau penulisan Al-Qur’an yang mempunyai metode-metode tertentu.
Para ulama lebih cenderung menamainya dengan istilah rasmul Mushaf. Ada pula yang
menyebut rasm al-Qur’an dengan rasm ‘Usmany dikarenakan istilah ini lahir bersamaan dengan
lahirnya mushaf ‘Utsman, yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empatyang terdiri dari Zaid bin
Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-‘Ash, dan Abdurrahman bin al-Harits yang ditulis
dengan kaidah-kaidah tertentu
Ilmu Rasm ialah satu ilmu yang membincangkan cara menulis lafaz-lafaz atau sebutan
untuk memelihara penyebutan huruf-hurufnya dari segi lafaz, huruf-huruf asal dan ilmu yang
membahaskan kaedah menambah, mengurang, menyambung, memisah dan menggantikan huruf.
B. PENULISAN AL-QURAN (ILMU RASM)
Penulisan (Rasm) Al-Quran ini adalah satu sunnah Rasulullah s.a.w. yang diikuti secra ijma'
(kesepakatan) oleh seluruh ulam mujtahidin kerana tulisan ini adalah berbentuk tsuqifiyyah dan
ia dibuat di bawah pengawasan Nabi Muhammad s.a.w.
Ali Al-Shobuni membagi kedalam dua masa tentang pengumpulan dan penulisan al-qur’an,
yaitu masa rasulullah SAW, dan masa khulafaurrasyidin.
Telah diketahui bahwa pengumpulan al-qur’an pada masa Rasulullah SAW, dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1) Pengumpulan dalam dada dengan cara menghafal
2) Pengumpulan dalam wujud tulisan, yaitu menulis dan mengukirnya.
Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi adalah penyusunan surat dan ayat secara sistematis,
namun belum terkumpul dalam satu mushaf melainkan dalam keadaan terpisah-pisah.
Dalam proses penulisan di zaman Rasulullah SAW. Yang menulis Al-Quran yaitu Abu
bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban Bin Said, Khalid Bin Walid, dan Muawiyah Bin Abi Sofyan.
Setiap kali menerima wahyu Rasulullah SAW, memanggil para sekretarisnya untuk menulis
wahyu yang baru diterimanya.
Di zaman khalifah Abu Bakar, Allah SWT menggerakkan kaum muslimin terhadap
kebaikan ini pada waktu perang yamamah karena banyaknya para qura’ yang terbunuh, maka
Umar Bin Khattab dengan segera pergi ketempat Abu Bakar yang saat itu menjabat sebagai
khalifah. Karena Umar khawatir meninggalnya para qura’ di tempat-tempat lain sebagaimana
perang yamamah, sehingga kaum muslimin kehilangan pedoman agama Islam dan sulit akan
memperolehnya kitab mereka.
Umar mendiskusikan kepada Abu Bakar tentang rencana pengumpulan al-qur’an, setelah
umar menguraikan sebab-sebab yang melatar belakanginya, Abu Bakar diam
mempertimbangkanya. Kemudian Abu Bakar dan Umar mengutus zaid Bin Tsabit, salah seorang
penulis wahyu dizaman Rasulullah. Maka datanglah Zaid Bin Tsabit ke majlis Abu Bakar dan
Umar, mendengarkan mereka berdua tentang Al-Qur’an, lalu zaid menyetujuinya. Dan ketika
Abu Bakar mendapati tanggapan positif dari Zaid, beliau berkata: “Sesungguhnya kamu pemuda
cerdas, dulu kamu telah menulis wahyu untuk Rasulullah, maka telitilah al-qur’an dan
kumpulkanlah”.
Terus meneruslah Zaid meneliti Al-Quran dengan mengumpulkan dan menuliskannya dan
Zaid sendiri orang yang hafal Al-Qur’an, sehingga hafalannya itu sedikit mengurangi bebannya
namun demikian zaid tidaklah mencukupkan dengan hafalannya dalam menetapkan ayat yang
terdapat perselsihan kecuali dengan saksi.
Begitu pula dalam melaksanakan amanah menulis Al-Qur’an tidak mengandalkan hanya
hafalannya saja atau melalui pendengaranya saja akan tetapi bertitik tolak dari pada penyelidikan
yang mendalam dari dua sumber, yakni:
1) sumber hafalan yang tersimpan dalam dada hati para sahabat,
2) sumber tulisan yang ditulis pada zaman Rasulullah SAW.
Disini berarti, hafalan dan tulisan harus terpenuhi seperti itulah bentuk kehati-hatian Zaid
Bin Tsabit dalam menulis Al-Qur’an. Setelah selesai, Al-Qur’an dikumpulkan dan ditulis
kemudian diserahkan kepada Abu Bakar, dan beliau menyimpan baik-baik hingga wafatnya.
Sepeninggal Abu Bakar, ia digantikan oleh Umar Bin Khattab yang kemudian disimpannya
naskah itu. Dan setelah wafatnya Umar Bin Khattab, Naskah itu kembali diserahkan kepada
Hafshah.
Di zaman khalifah Utsman ketika mendengar laporan Hudzaifah tentang terjadi perpecahan
dikalangan kaum muslimin tentang perbedaan qira’ah Al-Qur’an yang mengarah kepada saling
pengklaiman tentang kafir mengkafirkan. Khalifah Utsman ra, segera meminta mushaf yang
disimpan di rumah Hafsah, lalu menugaskan Zaid Bin Tsabit, Abdullah Bin Zubair, Said Ibnu
Al-Ash dan Abdurrahman Ibn Hisyam untuk menyalinnya dalam beberapa mushaf. Kata
Utsman, ‘jika kalian bertiga dan Zaid Bin Tsabit berselisih pendapat tentang hal Al-Qur’an,
maka tulislah dengan ucapan atau lisan quraish karena al-quran diturunkan dengan lisan quraish”
Dalam kerja penyalinan Al-Qur’an ini mereka mengikuti ketentuan-ketentuan yang
disetujui oleh khalifah Utsman. Ketentuan itu adalah bahwa mereka menyalin ayat berdasarkan
riwayat mutawatir, mengabaikan ayat-ayat mansukh yang tidak diyakini dibaca kembali di masa
hidup Nabi SAW, tulisannya secara maksimal mampu mengakomodasik qira’at yang berbeda-
beda, dan menghilangkan semua tulisan sahabat yang tidak termasuk ayat Al-Quran. Para penulis
dan para sahabat setuju dengan tulisan yang mereka gunakan ini.
Para ulama menyebut cara penulisan ini sebagai Rasm Al-Mushaf. Karena cara penulisan
disetujui Utsman sehingga sering pula dibangsakan kepada Utsman, sehingga mereka
menyebutnya Rasm Utsman atau Rasm Utsmani. Namun demikian, pengertian rasm ini terbatas
pada tulisan mushaf oleh tim empat di zaman Utsman, karena khawatir akan beredarnya dan
menimbulkan perselisihan dikalangan ummat islam. Hal ini nanti membuka peluang bagi ulama
kemudian untuk berbeda pendapat tentang kewajiban mengikuti rasm Utsmani.
Tulisan Al-Quran dengan menggunakan khat nasakh mulai dicetak buat pertama kalinya di
Hamburg, Jerman pada tahun 1694 Masehi (1113 Hijrah) dan seterusnya dicetak di negara-
negara Islam yang lain hingga hari ini.
C. TAHAP PENULISAN AL-QURAN
Penulisan Al-Quran Rasm Utsmani seperti yang terdapat sekarang ini melalui
beberapa tahapan berikut ini :
1. Belum meletakkan tanda sembarangan.
2. Pemberian titik dan baris dilakukan dalam tiga fase :
a. Pada zaman Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan.
Saat itu, Muawiyah menugaskan Abu Aswad Ad-dualy untuk meletakkan tanda baca (i’rab) pada
tiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan membaca.
b. Pada zaman Abdul Malik bin Marwan (65 H),
khalifah kelima Dinasti Umayyah itu menugaskan salah seorang gubernur pada masa itu, Al
Hajjaj bin Yusuf, untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya.
Misalnya : huruf baa’ )‫(ب‬ dengan satu titik di bawah, huruf ta )‫(ت‬ dengan dua titik di atas, dan
tsa dengan tiga titik di atas. Pada masa itu, Al Hajjaj minta bantuan kepada Nashr bin ‘Ashim
dan Hay bin Ya’mar.
c. Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
Diberikan tanda baris berupa dhamah, fathah, kasrah, dan sukun untuk memperindah dan
memudahkan umat Islam dalam membaca Alquran. Pemberian tanda baris ini mengikuti cara
pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Farahidy, seorang ensiklopedi
bahasa Arab terkemuka kala itu. Menurut sebuah riwayat, Khalil bin Ahmad juga yang
memberikan tanda hamzah, tasydid, dan isymam.
3. Pemberian tanda baca tajwid.
Pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin
mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Alquran, khususnya bagi orang selain
Arab, dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa isymam, rum, dan mad.
4. Pemberian tanda pada tulisan al-qur’an
Membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat,
tanda-tanda wakaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah
di awal setiap surah yang terdiri atas nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah ‘ain. Tajzi’,
yaitu tanda pemisah antara satu Juz dan yang lainnya, berupa kata ‘juz’ dan diikuti dengan
penomorannya dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima,
sepersepuluh, setengah juz, dan juz itu sendiri.
D. PEMBAGIAN RASM
Melihat dari spesifikasi cara penulisan kalimat-kalimat arab rasm a-lqur’an dibagi
menjadi tiga macam:
1) Rasm Qiyasi ( ‫الرسم‬
‫القياسى‬ )
2) Rasm A’rudi (‫العروضي‬ ‫)الرسم‬
3) Rasm Usman (‫العثمان‬ ‫)الرسم‬
Berikut penjelasan dari masing-masing ungkapan diatas:
1. Rasm Qiasi / Imla'i
Rasmul Imla’i adalah penulisan menurut kelaziman pengucapan / pertuturan.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa Al-Qur’an dengan rasm imla’I dapat dibenarkan, tetapi
khusus bagi orang awam. Bagi para ulama atau yang memahami rasm Utsmani tetap wajib
mempertahankan keaslian rasm Utsmani.
Pendapat diatas diperkuat oleh Al-Zarqani dengan mengatakan bahwa rasm Imla’I diperlukan
untuk menghindarkan ummat dari kesalahan membaca Al-Qur’an, sedangkan rasm Utsmani di
perlukan untuk memelihara keaslian mushaf Al-Qur’an. Tampaknya, pendapat ini lebih moderat
dan lebih sesuai dengan kondisi ummat, disatu pihak mereka ingin
melestarikan rasm Utsmani, sementara dipihak lain mereka menghendaki dilakukannya
penulisan Al-Qur’an denganrasm Imla’I untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslimin
yang kemungkinan mendapat kesulitan membaca Al-Qur’an dengan rasm Utsmani.
Namun demikian, kesepakatan para penulis Al-Qur’an dengan rasm Utsmani harus diindahkan
dalam pengertian menjadikannya sebagai rujukan yang keberadaannya tidak boleh hilang dari
masyarakat Islam. Sementara jumlah ummat Islam dewasa ini cukup besar yang tidak
menguasai rasm Utsmani. Bahkan, tidak sedikit jumlah ummat Islam untuk mampu membaca
aksara arab. Mereka membutuhkan tulisan lain untuk membantu mereka agar dapat membaca
ayat-ayat Al-Qur’an, seperti tulisan latin. Namun demikian Rasm Utsmani harus dipelihara
sebagai standar rujukan ketika dibutuhkan.
Demikian juga tulisan ayat-ayat Al-Qur’an dalam karya ilmiah, rasm Utsmani mutlak diharuskan
karena statusnya sudah masuk dalam kategori rujukan dan penulisannya tidak mempunyai alasan
untuk mengabaikannya. Dari sini kita dapat memahami bahwa menjaga keotentikan Al-Qur’an
tetap merujuk kepada penulisan mushaf Utsmani. Akan tetapi segi pemahaman membaca Al-
Qur’an bisa mengunakan penulisan yang lain berdasarkan tulisan yang dalam proses penulisan
Al-Qur’an mulai dari Zaman Rasulullah, zaman khalifah Abu Bakar sampai khalifah Utsman Bin
Affan yang penulisnya tidak pernah lepas dari Zaid Bin Tsabit yang merupakan sekretaris
Rasulullah SAW. Secara historis ini membuktikan bahwa Allah SWT tetap menjaga dan
memelihara keotentikan Al-Qur’an.
2. Rasm ‘Arudi
Rasm ‘Arudi ialah cara menuliskan kalimat-kalimat arab disesuaikan dengan wazan sya’ir-sya’ir
arab. Hal itu dilakukan untuk mengetahui “bahr” (nama macam sya’ir). Dari sya’ir tersebut
contohnya seperti :
‫له‬ ‫سدو‬ ‫خي‬ ‫ار‬ ‫البحر‬ ‫كموج‬ ‫وليل‬ sepotong sya’ir Imri’il qais tersebut jika ditulis akan berbentuk:
‫لهو‬ ‫سدو‬ ‫خي‬ ‫ار‬ ‫ر‬ ‫البح‬ ‫كموج‬ ‫وليلن‬ sesuai dengan ‫عيلن‬ ‫مفا‬ ‫فعولن‬ ‫عيلن‬ ‫مفا‬ ‫لن‬ ‫فعو‬ sebagai timbangan sya’ir
yang mempunyai “ bahar tawil.”
3. Rasm Utsmani
Rasmul Utsmani adalah pola penulisan Al-Qur’an pada masa Utsman dan disetujui oleh
Utsman. Rasm utsmani menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bernama Ilmu Rasm
Utsmani. Ilmu ini didefinisikan sebagai ilmu untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara Rasm
utsmani dan untuk mengetahui segi perbedaan antara rasm utsmani dan kaidah-kaidah rasm
istilahi (rasm yang biasa selalu memperhatikan kecocokan antara tulisan dan ucapan) sebagai
berikut contoh antara rasm utsmani dengan rasm istilahi.
 Dalam rasm utsmani lafaz (‫)اليستوون‬ ditulis (‫)اليستون‬
 Lafaz (‫)الصالة‬ ditulis (‫)الصلوة‬
 Lafaz (‫)الزكاة‬ ditulis (‫)الزكوة‬
 Lafaz (‫)الحياة‬ ditulis (‫)الحيوة‬
 Hukum Mengikuti Rasm Utsmani
Dalam kitab Al-Muhith Al-Burhaniy, kitab fiqh Al-Hanafiyyah terdapat pernyataan :
. ‫العثمانى‬ ‫الرسم‬ ‫بغير‬ ‫المصحف‬ ‫يكتب‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫ينبغى‬ ‫إنه‬
“ sesungguhnya tidak diperkenankan menulis mushaf , kecuali dengan rasm utsmani.”
Tulisan al-qur’an bukan tauqifi (tergantung pada petunjuk nabi atau allah) . tulisan yang sudah
ditetapkan dan disepakati pada masa itu boleh saja tidak diikuti . Ulama yang menguatkan
pendapat ini ibnu Khaldun dalam muqaddimahnya dan al-qadhi abu bakar dala kitabnya al-
intishar. Menurut beliau tidak ditemukan nash maupun mafhum (yang dipahami dari ) nash yang
menunjukkan kepada kemestian menulis al-Qur’an dengan satu macam tulisan. Demikian juga
Tidak pernah ditemukan riyawat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan
sebuah riwayat dikutip oleh Rajab Farjani : “Sesungguhnya Rasulullah saw, memerintahkan
menulis Al-Qur’an, tetapi tidak memberikan petunjuk teknis penulisannya, dan tidak pula
melarang menulisnya dengan pola-pola tertentu. Sunnah Nabi menunjukkan kepada kebilehan
menulis Al-Qur’an dengan cara yang mudah
 Perbaikan Rasmul Utsmani
Mushaf Utsmani tidak memakai tanda baca titik dan syakal, karena semata-mata didasarkan pada
watak pembawaan orang-orang Arab yang masih murni, sehingga mereka tidak memerlukan
syakal dengan harakat dan pemberian titik.
Ketika bahasa arab mulai mengalami kerusakan karena banyaknya percampuran (dengan
bahasa non arab), maka para penguasa merasa pentingnya ada perbaikan Mushaf syakal, titik dan
lain-lain yang dapat membantu pembacaan yang benar. Banyak ulama yang berpendapat bahwa
orang pertama yang melakukan hal itu adalah Abu Aswad ad-Du’ali, peletak pertama dasar-dasar
kaidah bahasa arab, atas permintaan Ali bin Abi Talib.
Perbaikan rasm Mushaf itu berjalan secara bertahap. Pada awalnya syakal berupa titik:
fathah berupa satu titik diatas awal huruf, tanda kasrah berupa satu titik dibawah awal huruf,
tanda dhammah berupa satu titik diatas akhir huruf, dan tanda sukun berupa dua titik. Kemudian
terjadi perubahan penentuan harakat yang berasal dari huruf, dan itulah yang dilakukan oleh al-
Khalil. Perubahan itu ialah fathah adalah dengan tanda sempang diatas huruf, kasrah berupa
tanda sempang dibawah huruf, dhammah dengan wawu kecil diatas huruf dan tanwin dengan
tambahan tanda serupa. Perhatian untuk menyempurnakan rasm Mushaf, kini telah mencapai
puncaknya dalam bentuk tulisan Arab (al-khattul ‘arabiy).
 Manfaat Ilmu Rasm Utsmani
1) Mengetahui persambungan sanad mengenai al-qur’an.
2) Mengetahui penunjukan asal harakat, seperti penulisan kasroh pada huruf yaa’, dhommah
pada wawu.
3) Mengetahui penunjuk sebagian bahasa fashih .
Seperti : pembuangan akhir huruf fi’il mudhori’ mu’tal ghairu jazzim.
4) Mengetahui penunjukkan pengertian yang tersembunyi.
 Dengan demikian rasm Al-qur’an yang telah dipergunakan pada masa khalifah Utsman
mempunyai beberapa nilai diantaranya :

 Rasm utsmani memberikan kontribusi yang sangat besar karena rasm utsmani merupakan
sejarah dan kebudayaan arab masa lalu
 Dengan adanya rasm utsmani maka erat sekali persamaan kita saat ini dengan para sahabat
yang hidup pada kurun abad pertama hijriyah
 Salah satu syarat bacaan yang diterima qiraat qur’an dari berbagai versi bacaan adalah jika
sesuai dengan rasm utsmani
 Terjaganya kemurnian Alqur’an
E. KAIDAH RASM AL-QUR’AN
Para Ulama meringkas kaidah-kaidah itu menjadi 6 istilah, yaitu:
a) Al-Hadzf (membuang, menghilangkan, atau meniadakan huruf).
Contohnya :
 Menghilangkan huruf alif pada yaa` nida`,seperti‫ّها‬‫ي‬ َ‫ا‬‫ي‬ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬menurut kaidah imlak ( ‫يها‬ْ‫ا‬‫يا‬
‫)الناس‬
 Membuang huruf yaa’ , huruf yaa’ dibuang dari manqushah munawwan , baik berharakat rafa’
maupun jarr, seperti ‫باغ‬ aslnya ‫ى‬ِ‫غ‬ ‫با‬
 Membuang huruf wawu , dibuang apabila bergandengan dengan wawu yang lain. Seperti َ‫ال‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ asalnya َ‫ن‬ ْ‫و‬ ُ‫و‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ‫ال‬
 Membuang huruf lam , dihilangkan apabila dalam keadaan idhghom . seperti ُ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ا‬ dan ‫ذى‬ّ‫ل‬‫ا‬
asal keduanya ُ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ dan ‫ذى‬َّ‫ل‬‫ال‬
b) Al-Ziyadah ( penambahan),
Contoh :
 Menambahkan huruf alif setelah wawu pada akhir isim jama’
seperti ungkapan ‫لباب‬َ‫ال‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ا‬ dan ‫ّهم‬ِ‫ب‬َ‫وار‬ُ‫ق‬ ‫ال‬ُ‫م‬
 Menambah alif setelah hamzah marsumah wawu (hamzah yang terletak di atas tulisan
wawu) (‫ؤ‬ ).
seperti : ‫ا‬ُ‫ؤ‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ا‬َ‫ت‬ asalnya ُ‫أ‬َ‫ت‬‫ف‬َ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ا‬َ‫ت‬
 Penambahan huruf “yaa’ pada kata-kata ‫ى‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ِ‫ائ‬َ‫ق‬ْ‫ل‬ِ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ dan ‫ورائ‬ ‫من‬ٍ‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬
 Penambahan huruf “wawu”, pada kata-kata tertentu ‫اوالت‬
‫الئك‬ , ‫اوالء‬ , ‫اولوا‬dan ‫ساوريكم‬.
c) Al-Hamzah,
Apabila hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya. Seperti :
ْ‫ذن‬ْ‫ئ‬‫ا‬kecuali pada beberapa keadaan.
 Al-Hamzah al-Sakinah yang aslinya ditulis di atas huruf yang sesuai dengan harakat
sebelumnya, baik di awal, tengah, maupun akhir, seperti )‫(اقرأ‬,)‫(جئنك‬, ‫هيء‬ kecuali dalam kata-
kata tertentu, seperti )‫(فادارءثم‬ dan )‫(ورءيا‬ maka kedua kata tersebut hurufnya dihilangkan dan
hamzah ditulis menyendiri.
 Al-Hamzah al-Mutaharrikah apabila berada di awal kata atau digabungkan dengan huruf
tambahan, hamzah tersebut ditulis dengan alif secara pasti (mutlak, baik dalam keadaan fatah,
dammah maupun kasrah, seperti kata )‫(سأصرف‬,)‫(فيأئ‬,)‫(أيوب‬,)‫(اذا‬.)‫(اولوا‬kecuali di tempat-tempat
tertentu seperti ‫لثكفرون‬ ‫أئنكم‬ ‫قل‬ di dalam surah fushilat.
d) Badal (penggantian),
Contoh :
 Alif di tulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata : ّ‫ة‬‫كو‬ّ‫الز‬ , َ‫ة‬‫لو‬ّ‫ص‬‫ال‬
 Alif di tulis dengan yaa’ pada kata : ‫إلى‬ , ‫على‬ , ‫ى‬ّ‫ن‬‫أ‬ yang berarti ‫كيف‬, ‫متى‬, ‫بلى‬, ‫لدى‬
 Alif di gantindengan huruf nun taukid khafifah pada kata ‫ا‬ً‫ذ‬‫إ‬ pada ungkapan )‫نبي‬ ‫من‬ ‫(وكأين‬, maka
ditulis dengan nun’.
 Ha’ at-Ta’nis ( ‫ة‬ ) ditulis dengan huruf ta (‫)ث‬ .seperti kata ‫رحمة‬ menjadi ‫رحمت‬ .
e) Washal (penyambungan) dan Fashl (pemisahan)
Washl : metode penyambungan kata yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu.
Contoh :
 ( ‫)من‬ min bersambng dengan maa ( ‫ما‬) penulisannya di sambung dan huruf nun pada mim
tidak ditulis.
Seperti : َ‫ا‬ّ‫م‬‫م‬ kecuali pada ‫نكم‬ ‫ْما‬‫ي‬‫أ‬ ‫ملكت‬ ‫ما‬ ‫من‬
 ) ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ( in disusul dengan maa ( ‫ما‬) ditulis bersambung dengan meniadakan nun sehingga
imma ) ‫ا‬َّ‫م‬‫إ‬ (, kecuali pada ‫ُون‬‫د‬‫ع‬ ‫تو‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫إن‬
 ) ‫ن‬ِ‫م‬ (min disusul dengan man (
) ْ‫ن‬َ‫م‬ ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf nun
sehingga menjadi mimman ( ْ‫ن‬َّ‫م‬‫م‬ ) bukan ْ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
f) Kata yang dapat dibaca dua bunyi
Suatu kata yang boleh dibaca dengan dua cara tapi penulisannya disesuaikan dengan salah
satu bunyinya. Tetapi yang kita maksudkan bukan bacaan yang janggal (syaddzah).
Di dalam mushaf `Utsmani, penulisan kata semacam itu di tulis dengan menghilangkan
alif, misalnya “maliki yaumiddin” . Ayat di atas boleh di baca dengan menetapkan alif (yakni di
baca dua alif), boleh juga hanya menurut bunyi harakat (yakni dibaca satu alif).
Kebanyakan mashaf ditulis mengikut kaedah-kaedah ini. Oleh itu, penulisan mushaf Utsmani
ini diakui penulisan yang bersifat tauqifi (penetapan, penentuan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam), maka penggunaan tulisan Imlai atau Qiasi tidaklah diharuskan.
F. KESIMPULAN
1) Dengan adanya tanda-tanda tersebut, kini umat Islam di seluruh dunia, apa pun ras dan
warna kulit serta bahasa yang dianutnya, mereka mudah membaca Alquran. Ini semua berkat
peran tokoh-tokoh di atas dalam membawa umat menjadi lebih baik, terutama dalam
membaca Alquran.dia/sya/berbagai sumber.
2) Dengan berpedoman kepada keduanya penulisan Mushhaf Alquran yang dihasilkan akan lebih
ilmiah, dan lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya di negeri mana pun dan sampai
kapan pun. Wallahu a’lam.
3) Rasm Al-qur’an adalah tata cara penulisan Al-qur’an, yang biasa disebut juga dengan rasm
Utsmani . Status hokum Rasm Al-qur’an masih diperselisihkan dalam tiga hal: apakah
tauqifi, bukan tauqifi atau ishtilahi.
Rasm Utsmani memiliki fungsi yang sangat besar dalam menyatukan umat Islam.
Pada awalnya rasm Utsmani tidak memiliki tanda baca tapi kemudian di tambahi dan
disempurnakan
DAFTAR PUSTAKA
 http://abdul-rossi.blogspot.com/2011/03/ilmu-rasmil-quran.html
 http://duniakeluarga.wordpress.com/2010/05/06/pengertian-ulumul-qur%E2%80%99an/
 http://jakabillal.blogspot.com/2010/12/makalah-rasmil.html
 http://makalah-gratis.blogspot.com/2010/03/makalah-ulumul-quran-dan.html
 http://anasafrida.blogspot.com/2012/01/ilmu-rasmil-quran.html
 As-Shalih, Subhi. 1988. Mabahis Fi Ulum Al-Quran. Beirut: Darul Ilmi.
 Al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu Ilmu Al-Qur’an. Tarj. Mudzakkir AS. Bandung:
Pustaka Litera AntarNusa.hal.215.
 http://ats-tsiqah.blogspot.com/2011/10/sejarah-penulisan-al-quran-kitabah-rasm.html
II. Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an
Para ulama telah berbeda pendapat mengenai status rasmul Al-Qur’an ini. Sebagian dari
mereka berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi.yang mana mereka merujuk pada
sebuah riwayat yang menginformasikan bahwa nabi pernah berpesan kepada mu’awiyah,salah
seorang seketarisnya, “Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan qalam (pena), rentangkan huruf
“baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang
baik, panjangkan lafadz “Ar-Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian
letakkan qalam-mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingat Engkau. Merekapun mengutip
pernyataan Ibnu Mubarak :“Tidak seujung rambutpun dari huruf Qur’ani yang ditulis oleh
seorang sahabat Nabi atau lainnya. Rasm Qur’ani adalah tauqif dari Nabi (yakni atas dasar
petunjuk dan tuntunan langsung dari Rasulullah SAW). Beliaulah yang menyuruh mereka (para
sahabat) menulis rasm qur’ani itu dalam bentuk yang kita kenal, termasuk tambahan huruf alif
dan pengurangannya, untuk kepentingan rahasia yang tidak dapat dijangkau akal fikiran, yaitu
rahasia yang dikhususkan Allah bagi kitab-kitab suci lainnya”.
Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi
merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui oleh ustman dan diterima umat,sehingga
wajib diikuti dan di taati siapapun yang menulis alqur’an. Tidak yang boleh menyalahinnya,
banyak ulama terkemuka yang menyatakan perlunya konsistensi menggunakan rasmul ustmani.
Dengan demikian, kewajiban mengikuti pola penulisan Al Qur’an versi Mushaf ‘Utsmani
diperselisihkan para ulama. Ada yang mengatakan wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut
merupakan petunjuk Nabi (tauqifi). Pola itu harus dipertahankan walaupun beberapa di antaranya
menyalahi kaidah penulisan yang telah dibakukan. Bahkan Imam Ahmad ibn Hanbal dan Imam
Malik berpendapat haram hukumnya menulis Al Qur’an menyalahi rasm ‘Utsmani.
Bagaimanpun, pola tersebut sudah merupakan kesepakatan ulama mayoritas (jumhur ulama).
Ulama yang tidak mengakui rasm ‘Utsmani sebagai rasm tauqifi, berpendapat bahwa
tidak ada masalah jika Al Qur’an ditulis dengan pola penulisan standar (rasm imla’i). Soal pola
penulisan diserahkan kepada pembaca. Kalau pembaca lebih mudah dengan rasm imla’i, ia dapat
menulisnya dengan pola tersebut, karena pola penulisan itu hanya simbol pembacaan, dan tidak
mempengaruhi makna Al Qur’an.( wahyudi.blogspot.com/.../sejarah-penu.)
Tata Cara Penulisan Al-Quran dengan Metode Follow The Line : Adalah dengan
menggunakan sarana Al-Qur’an Tulis “IQRO’ BIL QOLAM” yang selanjutnya DlBACA
sambil DlTULIS.
Pada pelaksanaannya metode Follow the Line ini seseorang hanya diminta untuk
menebalkan tulisan Al-Qur’an dengan mengikuti garis yang tercetak secara transparan.
Menggggunakan metode follow the line (mengikuti garis). Dengan metode tersebut diharapkan
siapa saja tidak menemui kesulitan untuk melakukan kegiatan penulisan al-qur’an. Karena
metode tersebut hanya mengajak penulis untuk mengikui garis-garis tulisan yang sudah ada.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu lebih cepat membentuk kemampuan menulis khad arab
dalam arti sebenarnya.
salah satu manfaat dari metode ini adalah Membentuk Pola Pikir. lnformasi yang dimasukkan
ke dalam pikiran seseorang secara repetitif, akan membentuk sebuah pola yang akan menjadi
“dasar pijak” untuk berpikir. lnilah hal yang mendasar untuk terbentuknya sebuah sistem
kebenaran yang akan menentukan apakah seseorang dapat melihat sesuatu sebagai hal
yang benar atau salah. Atas dasar itu semua, maka penulisan Al-Qur’an ini adalah langkah
awal agar seseorang nantinya akan memiliki karokteristik pola pikir yang berbasis pada Al-
Qur’an.
Alhamdulillah sekarang metode ini sudah dpakai di berbagai kalangan,salah satunya di daerah
saya yaitu di tasikmalaya,seperti di SDIT.BAITURRAHMAN,SMA NEGERI 4
TASIKMALAYA

More Related Content

What's hot (20)

Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1Sejarah peradaban islam 1
Sejarah peradaban islam 1
 
ilmu Rijalul Hadits
ilmu Rijalul Haditsilmu Rijalul Hadits
ilmu Rijalul Hadits
 
Rasmul Qur'an
Rasmul Qur'anRasmul Qur'an
Rasmul Qur'an
 
Takhrij hadis
Takhrij hadisTakhrij hadis
Takhrij hadis
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsierIsrailiyyaat dalam tafsir ibnu katsier
Israiliyyaat dalam tafsir ibnu katsier
 
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
 
Hadits maudhu'
Hadits maudhu'Hadits maudhu'
Hadits maudhu'
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Presentasi Fiqh 1
Presentasi Fiqh 1Presentasi Fiqh 1
Presentasi Fiqh 1
 
Fawatihus suwar
Fawatihus suwarFawatihus suwar
Fawatihus suwar
 
Studi ilmu hadis
Studi ilmu hadisStudi ilmu hadis
Studi ilmu hadis
 
Tafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wilTafsir wa Ta'wil
Tafsir wa Ta'wil
 
Tugas ulumul hadits
Tugas ulumul haditsTugas ulumul hadits
Tugas ulumul hadits
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
 
Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam
 
Kodifikasi al quran
Kodifikasi al quranKodifikasi al quran
Kodifikasi al quran
 

Similar to RASM AL-QURAN

penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanKeonk Hawk
 
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.docAmmar Yassir
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranqoida malik
 
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'in
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'inSejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'in
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'inNoor Aziah Mamat
 
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4   pokok bahasan ulumul qur'anTm4   pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'anAji Hehe Rezpector
 
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptxJAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptxzulkiflikifli5
 
Rasmul quran fathur [compatibility mode]
Rasmul quran  fathur [compatibility mode]Rasmul quran  fathur [compatibility mode]
Rasmul quran fathur [compatibility mode]FATKHUR ROHMAN
 
Kodifikasi al qur’an
Kodifikasi al qur’anKodifikasi al qur’an
Kodifikasi al qur’anmuliajayaabadi
 
SEJARAH ALQURAN.pptx
SEJARAH ALQURAN.pptxSEJARAH ALQURAN.pptx
SEJARAH ALQURAN.pptxnorarbainah
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2ikbar ghifari
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranIlliyin Studio
 

Similar to RASM AL-QURAN (20)

penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraan
 
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
08 tajuk 1_penglan_kpd_al-quran_1-29.doc
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
 
Ulumul quran 1
Ulumul quran 1Ulumul quran 1
Ulumul quran 1
 
Utsman bin affan
Utsman bin affanUtsman bin affan
Utsman bin affan
 
Kuliah 2
Kuliah 2Kuliah 2
Kuliah 2
 
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'in
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'inSejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'in
Sejarah Penulisan dan Pembukuan al-Quran zaman Tabi'in
 
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4   pokok bahasan ulumul qur'anTm4   pokok bahasan ulumul qur'an
Tm4 pokok bahasan ulumul qur'an
 
Tugas study al quran
Tugas study al quranTugas study al quran
Tugas study al quran
 
Nota awalan
Nota awalanNota awalan
Nota awalan
 
Nota awalan
Nota awalanNota awalan
Nota awalan
 
Ulumul quran
Ulumul quranUlumul quran
Ulumul quran
 
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptxJAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
JAM’UL QUR’AN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.pptx
 
Rasmul quran fathur [compatibility mode]
Rasmul quran  fathur [compatibility mode]Rasmul quran  fathur [compatibility mode]
Rasmul quran fathur [compatibility mode]
 
Kodifikasi al qur’an
Kodifikasi al qur’anKodifikasi al qur’an
Kodifikasi al qur’an
 
SEJARAH ALQURAN.pptx
SEJARAH ALQURAN.pptxSEJARAH ALQURAN.pptx
SEJARAH ALQURAN.pptx
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
Ma rifatul qur an
Ma rifatul qur anMa rifatul qur an
Ma rifatul qur an
 
Sejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-QuranSejarah Perkembangan Al-Quran
Sejarah Perkembangan Al-Quran
 
ULUM AL- QUR'AN
ULUM AL- QUR'ANULUM AL- QUR'AN
ULUM AL- QUR'AN
 

More from HaubibBro

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamHaubibBro
 
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA HaubibBro
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahHaubibBro
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaHaubibBro
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islamHaubibBro
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekahHaubibBro
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafatHaubibBro
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamHaubibBro
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaHaubibBro
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurHaubibBro
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaHaubibBro
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruHaubibBro
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruHaubibBro
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejatiHaubibBro
 

More from HaubibBro (15)

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islam
 
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
 
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerahMakalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
Makalah kebijakan pendidikan di era otonomi daerah
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekah
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafat
 
Kebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islamKebijakan pendidikan inovasi islam
Kebijakan pendidikan inovasi islam
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Skripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guruSkripsi kompetensi profesional guru
Skripsi kompetensi profesional guru
 
Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

RASM AL-QURAN

  • 1.
  • 2. aljasmine21.blogspot.com/.../ilmu-rasm-quran.htm. Pengertian Rasmil Qur’an Rasm berasal dari kata ‫رسما‬ ‫ـ‬ ‫ُم‬‫س‬‫ير‬ ‫ـ‬ َ‫م‬َ‫س‬َ‫ر‬, artinya menggambar atau melukis. Kata rasm ini juga biasa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau menurut aturan. Jadi Rasmil Qur’an berarti tulisan atau penulisan Al-Qur’an yang mempunyai metode-metode tertentu. Para ulama lebih cenderung menamainya dengan istilah rasmul Mushaf. Ada pula yang menyebut rasm al-Qur’an dengan rasm ‘Usmany dikarenakan istilah ini lahir bersamaan dengan lahirnya mushaf ‘Utsman, yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empatyang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-‘Ash, dan Abdurrahman bin al-Harits yang ditulis dengan kaidah-kaidah tertentu Ilmu Rasm ialah satu ilmu yang membincangkan cara menulis lafaz-lafaz atau sebutan untuk memelihara penyebutan huruf-hurufnya dari segi lafaz, huruf-huruf asal dan ilmu yang membahaskan kaedah menambah, mengurang, menyambung, memisah dan menggantikan huruf. B. PENULISAN AL-QURAN (ILMU RASM) Penulisan (Rasm) Al-Quran ini adalah satu sunnah Rasulullah s.a.w. yang diikuti secra ijma' (kesepakatan) oleh seluruh ulam mujtahidin kerana tulisan ini adalah berbentuk tsuqifiyyah dan ia dibuat di bawah pengawasan Nabi Muhammad s.a.w. Ali Al-Shobuni membagi kedalam dua masa tentang pengumpulan dan penulisan al-qur’an, yaitu masa rasulullah SAW, dan masa khulafaurrasyidin. Telah diketahui bahwa pengumpulan al-qur’an pada masa Rasulullah SAW, dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Pengumpulan dalam dada dengan cara menghafal 2) Pengumpulan dalam wujud tulisan, yaitu menulis dan mengukirnya. Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi adalah penyusunan surat dan ayat secara sistematis, namun belum terkumpul dalam satu mushaf melainkan dalam keadaan terpisah-pisah. Dalam proses penulisan di zaman Rasulullah SAW. Yang menulis Al-Quran yaitu Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, Abban Bin Said, Khalid Bin Walid, dan Muawiyah Bin Abi Sofyan. Setiap kali menerima wahyu Rasulullah SAW, memanggil para sekretarisnya untuk menulis wahyu yang baru diterimanya. Di zaman khalifah Abu Bakar, Allah SWT menggerakkan kaum muslimin terhadap kebaikan ini pada waktu perang yamamah karena banyaknya para qura’ yang terbunuh, maka Umar Bin Khattab dengan segera pergi ketempat Abu Bakar yang saat itu menjabat sebagai khalifah. Karena Umar khawatir meninggalnya para qura’ di tempat-tempat lain sebagaimana perang yamamah, sehingga kaum muslimin kehilangan pedoman agama Islam dan sulit akan memperolehnya kitab mereka. Umar mendiskusikan kepada Abu Bakar tentang rencana pengumpulan al-qur’an, setelah umar menguraikan sebab-sebab yang melatar belakanginya, Abu Bakar diam mempertimbangkanya. Kemudian Abu Bakar dan Umar mengutus zaid Bin Tsabit, salah seorang penulis wahyu dizaman Rasulullah. Maka datanglah Zaid Bin Tsabit ke majlis Abu Bakar dan Umar, mendengarkan mereka berdua tentang Al-Qur’an, lalu zaid menyetujuinya. Dan ketika Abu Bakar mendapati tanggapan positif dari Zaid, beliau berkata: “Sesungguhnya kamu pemuda cerdas, dulu kamu telah menulis wahyu untuk Rasulullah, maka telitilah al-qur’an dan kumpulkanlah”. Terus meneruslah Zaid meneliti Al-Quran dengan mengumpulkan dan menuliskannya dan Zaid sendiri orang yang hafal Al-Qur’an, sehingga hafalannya itu sedikit mengurangi bebannya namun demikian zaid tidaklah mencukupkan dengan hafalannya dalam menetapkan ayat yang terdapat perselsihan kecuali dengan saksi.
  • 3. Begitu pula dalam melaksanakan amanah menulis Al-Qur’an tidak mengandalkan hanya hafalannya saja atau melalui pendengaranya saja akan tetapi bertitik tolak dari pada penyelidikan yang mendalam dari dua sumber, yakni: 1) sumber hafalan yang tersimpan dalam dada hati para sahabat, 2) sumber tulisan yang ditulis pada zaman Rasulullah SAW. Disini berarti, hafalan dan tulisan harus terpenuhi seperti itulah bentuk kehati-hatian Zaid Bin Tsabit dalam menulis Al-Qur’an. Setelah selesai, Al-Qur’an dikumpulkan dan ditulis kemudian diserahkan kepada Abu Bakar, dan beliau menyimpan baik-baik hingga wafatnya. Sepeninggal Abu Bakar, ia digantikan oleh Umar Bin Khattab yang kemudian disimpannya naskah itu. Dan setelah wafatnya Umar Bin Khattab, Naskah itu kembali diserahkan kepada Hafshah. Di zaman khalifah Utsman ketika mendengar laporan Hudzaifah tentang terjadi perpecahan dikalangan kaum muslimin tentang perbedaan qira’ah Al-Qur’an yang mengarah kepada saling pengklaiman tentang kafir mengkafirkan. Khalifah Utsman ra, segera meminta mushaf yang disimpan di rumah Hafsah, lalu menugaskan Zaid Bin Tsabit, Abdullah Bin Zubair, Said Ibnu Al-Ash dan Abdurrahman Ibn Hisyam untuk menyalinnya dalam beberapa mushaf. Kata Utsman, ‘jika kalian bertiga dan Zaid Bin Tsabit berselisih pendapat tentang hal Al-Qur’an, maka tulislah dengan ucapan atau lisan quraish karena al-quran diturunkan dengan lisan quraish” Dalam kerja penyalinan Al-Qur’an ini mereka mengikuti ketentuan-ketentuan yang disetujui oleh khalifah Utsman. Ketentuan itu adalah bahwa mereka menyalin ayat berdasarkan riwayat mutawatir, mengabaikan ayat-ayat mansukh yang tidak diyakini dibaca kembali di masa hidup Nabi SAW, tulisannya secara maksimal mampu mengakomodasik qira’at yang berbeda- beda, dan menghilangkan semua tulisan sahabat yang tidak termasuk ayat Al-Quran. Para penulis dan para sahabat setuju dengan tulisan yang mereka gunakan ini. Para ulama menyebut cara penulisan ini sebagai Rasm Al-Mushaf. Karena cara penulisan disetujui Utsman sehingga sering pula dibangsakan kepada Utsman, sehingga mereka menyebutnya Rasm Utsman atau Rasm Utsmani. Namun demikian, pengertian rasm ini terbatas pada tulisan mushaf oleh tim empat di zaman Utsman, karena khawatir akan beredarnya dan menimbulkan perselisihan dikalangan ummat islam. Hal ini nanti membuka peluang bagi ulama kemudian untuk berbeda pendapat tentang kewajiban mengikuti rasm Utsmani. Tulisan Al-Quran dengan menggunakan khat nasakh mulai dicetak buat pertama kalinya di Hamburg, Jerman pada tahun 1694 Masehi (1113 Hijrah) dan seterusnya dicetak di negara- negara Islam yang lain hingga hari ini. C. TAHAP PENULISAN AL-QURAN Penulisan Al-Quran Rasm Utsmani seperti yang terdapat sekarang ini melalui beberapa tahapan berikut ini : 1. Belum meletakkan tanda sembarangan. 2. Pemberian titik dan baris dilakukan dalam tiga fase : a. Pada zaman Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Saat itu, Muawiyah menugaskan Abu Aswad Ad-dualy untuk meletakkan tanda baca (i’rab) pada tiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan membaca. b. Pada zaman Abdul Malik bin Marwan (65 H), khalifah kelima Dinasti Umayyah itu menugaskan salah seorang gubernur pada masa itu, Al Hajjaj bin Yusuf, untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya. Misalnya : huruf baa’ )‫(ب‬ dengan satu titik di bawah, huruf ta )‫(ت‬ dengan dua titik di atas, dan tsa dengan tiga titik di atas. Pada masa itu, Al Hajjaj minta bantuan kepada Nashr bin ‘Ashim dan Hay bin Ya’mar.
  • 4. c. Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Diberikan tanda baris berupa dhamah, fathah, kasrah, dan sukun untuk memperindah dan memudahkan umat Islam dalam membaca Alquran. Pemberian tanda baris ini mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Farahidy, seorang ensiklopedi bahasa Arab terkemuka kala itu. Menurut sebuah riwayat, Khalil bin Ahmad juga yang memberikan tanda hamzah, tasydid, dan isymam. 3. Pemberian tanda baca tajwid. Pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Alquran, khususnya bagi orang selain Arab, dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa isymam, rum, dan mad. 4. Pemberian tanda pada tulisan al-qur’an Membuat tanda lingkaran bulat sebagai pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat, tanda-tanda wakaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri atas nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah ‘ain. Tajzi’, yaitu tanda pemisah antara satu Juz dan yang lainnya, berupa kata ‘juz’ dan diikuti dengan penomorannya dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah juz, dan juz itu sendiri. D. PEMBAGIAN RASM Melihat dari spesifikasi cara penulisan kalimat-kalimat arab rasm a-lqur’an dibagi menjadi tiga macam: 1) Rasm Qiyasi ( ‫الرسم‬ ‫القياسى‬ ) 2) Rasm A’rudi (‫العروضي‬ ‫)الرسم‬ 3) Rasm Usman (‫العثمان‬ ‫)الرسم‬ Berikut penjelasan dari masing-masing ungkapan diatas: 1. Rasm Qiasi / Imla'i Rasmul Imla’i adalah penulisan menurut kelaziman pengucapan / pertuturan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Al-Qur’an dengan rasm imla’I dapat dibenarkan, tetapi khusus bagi orang awam. Bagi para ulama atau yang memahami rasm Utsmani tetap wajib mempertahankan keaslian rasm Utsmani. Pendapat diatas diperkuat oleh Al-Zarqani dengan mengatakan bahwa rasm Imla’I diperlukan untuk menghindarkan ummat dari kesalahan membaca Al-Qur’an, sedangkan rasm Utsmani di perlukan untuk memelihara keaslian mushaf Al-Qur’an. Tampaknya, pendapat ini lebih moderat dan lebih sesuai dengan kondisi ummat, disatu pihak mereka ingin melestarikan rasm Utsmani, sementara dipihak lain mereka menghendaki dilakukannya penulisan Al-Qur’an denganrasm Imla’I untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslimin yang kemungkinan mendapat kesulitan membaca Al-Qur’an dengan rasm Utsmani. Namun demikian, kesepakatan para penulis Al-Qur’an dengan rasm Utsmani harus diindahkan dalam pengertian menjadikannya sebagai rujukan yang keberadaannya tidak boleh hilang dari masyarakat Islam. Sementara jumlah ummat Islam dewasa ini cukup besar yang tidak menguasai rasm Utsmani. Bahkan, tidak sedikit jumlah ummat Islam untuk mampu membaca aksara arab. Mereka membutuhkan tulisan lain untuk membantu mereka agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an, seperti tulisan latin. Namun demikian Rasm Utsmani harus dipelihara sebagai standar rujukan ketika dibutuhkan. Demikian juga tulisan ayat-ayat Al-Qur’an dalam karya ilmiah, rasm Utsmani mutlak diharuskan karena statusnya sudah masuk dalam kategori rujukan dan penulisannya tidak mempunyai alasan untuk mengabaikannya. Dari sini kita dapat memahami bahwa menjaga keotentikan Al-Qur’an tetap merujuk kepada penulisan mushaf Utsmani. Akan tetapi segi pemahaman membaca Al- Qur’an bisa mengunakan penulisan yang lain berdasarkan tulisan yang dalam proses penulisan
  • 5. Al-Qur’an mulai dari Zaman Rasulullah, zaman khalifah Abu Bakar sampai khalifah Utsman Bin Affan yang penulisnya tidak pernah lepas dari Zaid Bin Tsabit yang merupakan sekretaris Rasulullah SAW. Secara historis ini membuktikan bahwa Allah SWT tetap menjaga dan memelihara keotentikan Al-Qur’an. 2. Rasm ‘Arudi Rasm ‘Arudi ialah cara menuliskan kalimat-kalimat arab disesuaikan dengan wazan sya’ir-sya’ir arab. Hal itu dilakukan untuk mengetahui “bahr” (nama macam sya’ir). Dari sya’ir tersebut contohnya seperti : ‫له‬ ‫سدو‬ ‫خي‬ ‫ار‬ ‫البحر‬ ‫كموج‬ ‫وليل‬ sepotong sya’ir Imri’il qais tersebut jika ditulis akan berbentuk: ‫لهو‬ ‫سدو‬ ‫خي‬ ‫ار‬ ‫ر‬ ‫البح‬ ‫كموج‬ ‫وليلن‬ sesuai dengan ‫عيلن‬ ‫مفا‬ ‫فعولن‬ ‫عيلن‬ ‫مفا‬ ‫لن‬ ‫فعو‬ sebagai timbangan sya’ir yang mempunyai “ bahar tawil.” 3. Rasm Utsmani Rasmul Utsmani adalah pola penulisan Al-Qur’an pada masa Utsman dan disetujui oleh Utsman. Rasm utsmani menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bernama Ilmu Rasm Utsmani. Ilmu ini didefinisikan sebagai ilmu untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara Rasm utsmani dan untuk mengetahui segi perbedaan antara rasm utsmani dan kaidah-kaidah rasm istilahi (rasm yang biasa selalu memperhatikan kecocokan antara tulisan dan ucapan) sebagai berikut contoh antara rasm utsmani dengan rasm istilahi.  Dalam rasm utsmani lafaz (‫)اليستوون‬ ditulis (‫)اليستون‬  Lafaz (‫)الصالة‬ ditulis (‫)الصلوة‬  Lafaz (‫)الزكاة‬ ditulis (‫)الزكوة‬  Lafaz (‫)الحياة‬ ditulis (‫)الحيوة‬  Hukum Mengikuti Rasm Utsmani Dalam kitab Al-Muhith Al-Burhaniy, kitab fiqh Al-Hanafiyyah terdapat pernyataan : . ‫العثمانى‬ ‫الرسم‬ ‫بغير‬ ‫المصحف‬ ‫يكتب‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫ينبغى‬ ‫إنه‬ “ sesungguhnya tidak diperkenankan menulis mushaf , kecuali dengan rasm utsmani.” Tulisan al-qur’an bukan tauqifi (tergantung pada petunjuk nabi atau allah) . tulisan yang sudah ditetapkan dan disepakati pada masa itu boleh saja tidak diikuti . Ulama yang menguatkan pendapat ini ibnu Khaldun dalam muqaddimahnya dan al-qadhi abu bakar dala kitabnya al- intishar. Menurut beliau tidak ditemukan nash maupun mafhum (yang dipahami dari ) nash yang menunjukkan kepada kemestian menulis al-Qur’an dengan satu macam tulisan. Demikian juga Tidak pernah ditemukan riyawat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat dikutip oleh Rajab Farjani : “Sesungguhnya Rasulullah saw, memerintahkan menulis Al-Qur’an, tetapi tidak memberikan petunjuk teknis penulisannya, dan tidak pula melarang menulisnya dengan pola-pola tertentu. Sunnah Nabi menunjukkan kepada kebilehan menulis Al-Qur’an dengan cara yang mudah  Perbaikan Rasmul Utsmani Mushaf Utsmani tidak memakai tanda baca titik dan syakal, karena semata-mata didasarkan pada watak pembawaan orang-orang Arab yang masih murni, sehingga mereka tidak memerlukan syakal dengan harakat dan pemberian titik. Ketika bahasa arab mulai mengalami kerusakan karena banyaknya percampuran (dengan bahasa non arab), maka para penguasa merasa pentingnya ada perbaikan Mushaf syakal, titik dan lain-lain yang dapat membantu pembacaan yang benar. Banyak ulama yang berpendapat bahwa
  • 6. orang pertama yang melakukan hal itu adalah Abu Aswad ad-Du’ali, peletak pertama dasar-dasar kaidah bahasa arab, atas permintaan Ali bin Abi Talib. Perbaikan rasm Mushaf itu berjalan secara bertahap. Pada awalnya syakal berupa titik: fathah berupa satu titik diatas awal huruf, tanda kasrah berupa satu titik dibawah awal huruf, tanda dhammah berupa satu titik diatas akhir huruf, dan tanda sukun berupa dua titik. Kemudian terjadi perubahan penentuan harakat yang berasal dari huruf, dan itulah yang dilakukan oleh al- Khalil. Perubahan itu ialah fathah adalah dengan tanda sempang diatas huruf, kasrah berupa tanda sempang dibawah huruf, dhammah dengan wawu kecil diatas huruf dan tanwin dengan tambahan tanda serupa. Perhatian untuk menyempurnakan rasm Mushaf, kini telah mencapai puncaknya dalam bentuk tulisan Arab (al-khattul ‘arabiy).  Manfaat Ilmu Rasm Utsmani 1) Mengetahui persambungan sanad mengenai al-qur’an. 2) Mengetahui penunjukan asal harakat, seperti penulisan kasroh pada huruf yaa’, dhommah pada wawu. 3) Mengetahui penunjuk sebagian bahasa fashih . Seperti : pembuangan akhir huruf fi’il mudhori’ mu’tal ghairu jazzim. 4) Mengetahui penunjukkan pengertian yang tersembunyi.  Dengan demikian rasm Al-qur’an yang telah dipergunakan pada masa khalifah Utsman mempunyai beberapa nilai diantaranya :   Rasm utsmani memberikan kontribusi yang sangat besar karena rasm utsmani merupakan sejarah dan kebudayaan arab masa lalu  Dengan adanya rasm utsmani maka erat sekali persamaan kita saat ini dengan para sahabat yang hidup pada kurun abad pertama hijriyah  Salah satu syarat bacaan yang diterima qiraat qur’an dari berbagai versi bacaan adalah jika sesuai dengan rasm utsmani  Terjaganya kemurnian Alqur’an E. KAIDAH RASM AL-QUR’AN Para Ulama meringkas kaidah-kaidah itu menjadi 6 istilah, yaitu: a) Al-Hadzf (membuang, menghilangkan, atau meniadakan huruf). Contohnya :  Menghilangkan huruf alif pada yaa` nida`,seperti‫ّها‬‫ي‬ َ‫ا‬‫ي‬ ‫اس‬ّ‫ن‬‫ال‬menurut kaidah imlak ( ‫يها‬ْ‫ا‬‫يا‬ ‫)الناس‬  Membuang huruf yaa’ , huruf yaa’ dibuang dari manqushah munawwan , baik berharakat rafa’ maupun jarr, seperti ‫باغ‬ aslnya ‫ى‬ِ‫غ‬ ‫با‬  Membuang huruf wawu , dibuang apabila bergandengan dengan wawu yang lain. Seperti َ‫ال‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ asalnya َ‫ن‬ ْ‫و‬ ُ‫و‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ ‫ال‬  Membuang huruf lam , dihilangkan apabila dalam keadaan idhghom . seperti ُ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ا‬ dan ‫ذى‬ّ‫ل‬‫ا‬ asal keduanya ُ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ dan ‫ذى‬َّ‫ل‬‫ال‬ b) Al-Ziyadah ( penambahan), Contoh :  Menambahkan huruf alif setelah wawu pada akhir isim jama’ seperti ungkapan ‫لباب‬َ‫ال‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ا‬ dan ‫ّهم‬ِ‫ب‬َ‫وار‬ُ‫ق‬ ‫ال‬ُ‫م‬  Menambah alif setelah hamzah marsumah wawu (hamzah yang terletak di atas tulisan wawu) (‫ؤ‬ ). seperti : ‫ا‬ُ‫ؤ‬َ‫ت‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ا‬َ‫ت‬ asalnya ُ‫أ‬َ‫ت‬‫ف‬َ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫ا‬َ‫ت‬  Penambahan huruf “yaa’ pada kata-kata ‫ى‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ِ‫ائ‬َ‫ق‬ْ‫ل‬ِ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ dan ‫ورائ‬ ‫من‬ٍ‫ب‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬  Penambahan huruf “wawu”, pada kata-kata tertentu ‫اوالت‬ ‫الئك‬ , ‫اوالء‬ , ‫اولوا‬dan ‫ساوريكم‬. c) Al-Hamzah, Apabila hamzah berharakat sukun, ditulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya. Seperti : ْ‫ذن‬ْ‫ئ‬‫ا‬kecuali pada beberapa keadaan.
  • 7.  Al-Hamzah al-Sakinah yang aslinya ditulis di atas huruf yang sesuai dengan harakat sebelumnya, baik di awal, tengah, maupun akhir, seperti )‫(اقرأ‬,)‫(جئنك‬, ‫هيء‬ kecuali dalam kata- kata tertentu, seperti )‫(فادارءثم‬ dan )‫(ورءيا‬ maka kedua kata tersebut hurufnya dihilangkan dan hamzah ditulis menyendiri.  Al-Hamzah al-Mutaharrikah apabila berada di awal kata atau digabungkan dengan huruf tambahan, hamzah tersebut ditulis dengan alif secara pasti (mutlak, baik dalam keadaan fatah, dammah maupun kasrah, seperti kata )‫(سأصرف‬,)‫(فيأئ‬,)‫(أيوب‬,)‫(اذا‬.)‫(اولوا‬kecuali di tempat-tempat tertentu seperti ‫لثكفرون‬ ‫أئنكم‬ ‫قل‬ di dalam surah fushilat. d) Badal (penggantian), Contoh :  Alif di tulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata : ّ‫ة‬‫كو‬ّ‫الز‬ , َ‫ة‬‫لو‬ّ‫ص‬‫ال‬  Alif di tulis dengan yaa’ pada kata : ‫إلى‬ , ‫على‬ , ‫ى‬ّ‫ن‬‫أ‬ yang berarti ‫كيف‬, ‫متى‬, ‫بلى‬, ‫لدى‬  Alif di gantindengan huruf nun taukid khafifah pada kata ‫ا‬ً‫ذ‬‫إ‬ pada ungkapan )‫نبي‬ ‫من‬ ‫(وكأين‬, maka ditulis dengan nun’.  Ha’ at-Ta’nis ( ‫ة‬ ) ditulis dengan huruf ta (‫)ث‬ .seperti kata ‫رحمة‬ menjadi ‫رحمت‬ . e) Washal (penyambungan) dan Fashl (pemisahan) Washl : metode penyambungan kata yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu. Contoh :  ( ‫)من‬ min bersambng dengan maa ( ‫ما‬) penulisannya di sambung dan huruf nun pada mim tidak ditulis. Seperti : َ‫ا‬ّ‫م‬‫م‬ kecuali pada ‫نكم‬ ‫ْما‬‫ي‬‫أ‬ ‫ملكت‬ ‫ما‬ ‫من‬  ) ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ( in disusul dengan maa ( ‫ما‬) ditulis bersambung dengan meniadakan nun sehingga imma ) ‫ا‬َّ‫م‬‫إ‬ (, kecuali pada ‫ُون‬‫د‬‫ع‬ ‫تو‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫إن‬  ) ‫ن‬ِ‫م‬ (min disusul dengan man ( ) ْ‫ن‬َ‫م‬ ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf nun sehingga menjadi mimman ( ْ‫ن‬َّ‫م‬‫م‬ ) bukan ْ‫ن‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ f) Kata yang dapat dibaca dua bunyi Suatu kata yang boleh dibaca dengan dua cara tapi penulisannya disesuaikan dengan salah satu bunyinya. Tetapi yang kita maksudkan bukan bacaan yang janggal (syaddzah). Di dalam mushaf `Utsmani, penulisan kata semacam itu di tulis dengan menghilangkan alif, misalnya “maliki yaumiddin” . Ayat di atas boleh di baca dengan menetapkan alif (yakni di baca dua alif), boleh juga hanya menurut bunyi harakat (yakni dibaca satu alif). Kebanyakan mashaf ditulis mengikut kaedah-kaedah ini. Oleh itu, penulisan mushaf Utsmani ini diakui penulisan yang bersifat tauqifi (penetapan, penentuan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam), maka penggunaan tulisan Imlai atau Qiasi tidaklah diharuskan. F. KESIMPULAN 1) Dengan adanya tanda-tanda tersebut, kini umat Islam di seluruh dunia, apa pun ras dan warna kulit serta bahasa yang dianutnya, mereka mudah membaca Alquran. Ini semua berkat peran tokoh-tokoh di atas dalam membawa umat menjadi lebih baik, terutama dalam membaca Alquran.dia/sya/berbagai sumber. 2) Dengan berpedoman kepada keduanya penulisan Mushhaf Alquran yang dihasilkan akan lebih ilmiah, dan lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya di negeri mana pun dan sampai kapan pun. Wallahu a’lam. 3) Rasm Al-qur’an adalah tata cara penulisan Al-qur’an, yang biasa disebut juga dengan rasm Utsmani . Status hokum Rasm Al-qur’an masih diperselisihkan dalam tiga hal: apakah tauqifi, bukan tauqifi atau ishtilahi. Rasm Utsmani memiliki fungsi yang sangat besar dalam menyatukan umat Islam. Pada awalnya rasm Utsmani tidak memiliki tanda baca tapi kemudian di tambahi dan disempurnakan DAFTAR PUSTAKA  http://abdul-rossi.blogspot.com/2011/03/ilmu-rasmil-quran.html  http://duniakeluarga.wordpress.com/2010/05/06/pengertian-ulumul-qur%E2%80%99an/  http://jakabillal.blogspot.com/2010/12/makalah-rasmil.html  http://makalah-gratis.blogspot.com/2010/03/makalah-ulumul-quran-dan.html
  • 8.  http://anasafrida.blogspot.com/2012/01/ilmu-rasmil-quran.html  As-Shalih, Subhi. 1988. Mabahis Fi Ulum Al-Quran. Beirut: Darul Ilmi.  Al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu Ilmu Al-Qur’an. Tarj. Mudzakkir AS. Bandung: Pustaka Litera AntarNusa.hal.215.  http://ats-tsiqah.blogspot.com/2011/10/sejarah-penulisan-al-quran-kitabah-rasm.html
  • 9. II. Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an Para ulama telah berbeda pendapat mengenai status rasmul Al-Qur’an ini. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi.yang mana mereka merujuk pada sebuah riwayat yang menginformasikan bahwa nabi pernah berpesan kepada mu’awiyah,salah seorang seketarisnya, “Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan qalam (pena), rentangkan huruf “baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan qalam-mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingat Engkau. Merekapun mengutip pernyataan Ibnu Mubarak :“Tidak seujung rambutpun dari huruf Qur’ani yang ditulis oleh seorang sahabat Nabi atau lainnya. Rasm Qur’ani adalah tauqif dari Nabi (yakni atas dasar petunjuk dan tuntunan langsung dari Rasulullah SAW). Beliaulah yang menyuruh mereka (para sahabat) menulis rasm qur’ani itu dalam bentuk yang kita kenal, termasuk tambahan huruf alif dan pengurangannya, untuk kepentingan rahasia yang tidak dapat dijangkau akal fikiran, yaitu rahasia yang dikhususkan Allah bagi kitab-kitab suci lainnya”. Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui oleh ustman dan diterima umat,sehingga wajib diikuti dan di taati siapapun yang menulis alqur’an. Tidak yang boleh menyalahinnya, banyak ulama terkemuka yang menyatakan perlunya konsistensi menggunakan rasmul ustmani. Dengan demikian, kewajiban mengikuti pola penulisan Al Qur’an versi Mushaf ‘Utsmani diperselisihkan para ulama. Ada yang mengatakan wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut merupakan petunjuk Nabi (tauqifi). Pola itu harus dipertahankan walaupun beberapa di antaranya menyalahi kaidah penulisan yang telah dibakukan. Bahkan Imam Ahmad ibn Hanbal dan Imam Malik berpendapat haram hukumnya menulis Al Qur’an menyalahi rasm ‘Utsmani. Bagaimanpun, pola tersebut sudah merupakan kesepakatan ulama mayoritas (jumhur ulama). Ulama yang tidak mengakui rasm ‘Utsmani sebagai rasm tauqifi, berpendapat bahwa tidak ada masalah jika Al Qur’an ditulis dengan pola penulisan standar (rasm imla’i). Soal pola penulisan diserahkan kepada pembaca. Kalau pembaca lebih mudah dengan rasm imla’i, ia dapat menulisnya dengan pola tersebut, karena pola penulisan itu hanya simbol pembacaan, dan tidak mempengaruhi makna Al Qur’an.( wahyudi.blogspot.com/.../sejarah-penu.) Tata Cara Penulisan Al-Quran dengan Metode Follow The Line : Adalah dengan menggunakan sarana Al-Qur’an Tulis “IQRO’ BIL QOLAM” yang selanjutnya DlBACA sambil DlTULIS. Pada pelaksanaannya metode Follow the Line ini seseorang hanya diminta untuk menebalkan tulisan Al-Qur’an dengan mengikuti garis yang tercetak secara transparan. Menggggunakan metode follow the line (mengikuti garis). Dengan metode tersebut diharapkan siapa saja tidak menemui kesulitan untuk melakukan kegiatan penulisan al-qur’an. Karena metode tersebut hanya mengajak penulis untuk mengikui garis-garis tulisan yang sudah ada. Metode ini memiliki kelebihan yaitu lebih cepat membentuk kemampuan menulis khad arab dalam arti sebenarnya.
  • 10. salah satu manfaat dari metode ini adalah Membentuk Pola Pikir. lnformasi yang dimasukkan ke dalam pikiran seseorang secara repetitif, akan membentuk sebuah pola yang akan menjadi “dasar pijak” untuk berpikir. lnilah hal yang mendasar untuk terbentuknya sebuah sistem kebenaran yang akan menentukan apakah seseorang dapat melihat sesuatu sebagai hal yang benar atau salah. Atas dasar itu semua, maka penulisan Al-Qur’an ini adalah langkah awal agar seseorang nantinya akan memiliki karokteristik pola pikir yang berbasis pada Al- Qur’an. Alhamdulillah sekarang metode ini sudah dpakai di berbagai kalangan,salah satunya di daerah saya yaitu di tasikmalaya,seperti di SDIT.BAITURRAHMAN,SMA NEGERI 4 TASIKMALAYA