1. Nama : Muhammad, S.Th.I (Jurusan Tafsir Hadist)
Npm : 12051112056
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar
Dosen Pengampu : Andri Kristian Sitanggang
CONTOH MODUL PAI
Mempelajari Al-Qur’an dan Hadits merupakan kegiatan yang sangat penting, terlebih
individu yang mengaku beragama Islam. Sebab Al-Qur’an dan Hadits menjadi petunjuk
pelaksaan (juklak) hidup umatnya. Proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits kepada umat Islam
berlangsung kapan pun, akan lebih baik lagi hasilnya jika pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits
telah dimulai sejak lebih dini.
Dalam modul 2 ini akan terbagi menjadi dua proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1
akan membahas mengenai Hakekat Al-Qur’an dan Hadis, yang di dalamnya meliputi
penjelasan tentang Al-Qur’an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup, dan Nilai Penting Al-
Qur’an dan Hadis bagi Siswa MI.
Kegiatan belajar ini kemudian dilanjutkan dengan Kegiatan Belajar 2, yang akan
mendalami
Pengetahuan Dasar mengenai Al-Qur’an dan Hadits. Dalam tema ini akan dibahas
mengenai:
pertama, Pengetahuan Dasar mengenai Al-Qur’an, yang meliputi Kodifikasi Al-Qur’an
dan pengetahuan mengenai ilmu Makkiyyah dan Madaniyyah. Kedua, Pengetahuan Dasar
mengenai Hadits, yang di dalamnya membahas mengenai Kodifikasi Hadits, Kitab-Kitab
Hadits, dan Klasifikasi Hadits.
Dengan demikian, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup;
2. menjelaskan nilai penting Al-Qur’an dan Hadits bagi siswa MI;
3. menjelaskan proses kodifikasi Al-Qur’an;
4. menjelaskan ilmu makkiyyah dan madaniyah;
5. menjelaskan proses kodifikasi hadits;
6. menjelaskan kitab-kitab hadits;
7. menjelaskan klasifikasi hadits.
Mengingat besarnya manfaat yang Anda akan peroleh dengan mempelajari modul ini.
Maka, keseriusan, kecermatan dan pembacaan yang baik dituntut lebih diberikan perhatian
ketika membaca modul ini. Baiklah, selamat membaca.
semoga sukses...!!
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
2. PERTEMUAN I
HAKEKAT AL-QUR’AN DAN HADITS
Al-Qur’an, sebagai kitab suci terakhir, memiliki posisi penting dalam sistem ajaran
Islam. Hal ini karena Al-Qur’an merupakan perwujudan nyata firman Allah SWT
sebagaimana yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an menjadi sumber
utama ajaran Islam yang memiliki otentisitas yang tak terbantahkan. Kaum muslim juga
mengimani kitab suci lain seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Secara mendasar, pesan dari semua
kitab suci adalah sama karena bersumber dari Allah SWT. Penerimaan wahyu oleh Nabi
SAW terkait erat dengan kondisi aktual ketika ia berada di Mekah dan Madinah.
Meskipun demikian, substansi pesan Al-Qur’an tetap relevan sepanjang zaman. Al-
Qur’an sebagai kalâmullâh, terbukti telah mencerahkan eksistensi kebenaran dan moral
manusia. Mukjizat dan wahyu yang menjadi kitab suci umat Islam seluruh dunia ini, tidak
habis-habisnya menguraikan detail substansi kebenaran. Al-Qur’an tergolong ke dalam kitab
suci yang memiliki pengaruh amat luas dan mendalam terhadap jiwa manusia. Kitab ini telah
digunakan oleh kaum muslimin untuk mengabsahkan perilaku, menjustifikasi tindakan,
melandasi berbagai aspirasi, memelihara berbagai harapan dan memperkokoh identitas
kolektif. Ia juga digunakan dalam kebaktian-kebaktian publik dan pribadi kaum muslimin,
serta dilantunkan dalam berbagai acara resmi dan keluarga. Pembacaannya dipandang
sebagai tindak kesalehan dan pelaksanaan ajarannya merupakan kewajiban setiap muslim.
Oleh karena itu, Al-Qur’an dipandang sebagai sumber pertama dan utama yang
membentuk seluruh bangunan keagamaan Islam, baik teologi, etika maupun hukum. Pesan
Ilahi yang disampaikan kepada Nabi SAW ini telah menjadi pondasi bagi segala aspek
kehidupan kaum muslim baik secara individual maupun sosial. Untuk itu, tanpa pemahaman
yang semestinya terhadap Al-Qur’an, bangunan keagamaan Islam ataupun kehidupan,
pemikiran, dan kebudayaan kaum muslim akan sulit dipahami.
Demikian halnya dengan hadits. Hadits merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah
Al-Qur’an. Melalui hadits umat Islam mengetahui hal yang lebih terperinci mengenai ajaran
Islam, karena Hadits berfungsi sebagai media yang menjembatani kaum muslim untuk
mengetahui kandungan Al-Qur’an yang diberikan secara global. Akan sangat sulit
dibayangkan, jika tanpa “campur tangan” Hadits, Al-Qur’an, khususnya yang berkenanaan
dengan hukum dapat dipahami dan diaktualisasikan dalam amaliah praktis kaum muslimin.
Karena itulah Hadits menjadi sumber utama bagi kaum muslimin setelah Al-Qur’an,
sebagai juklak (petunjuk pelaksanaan) hukum serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-
Qur’an. Selain berfungsi sebagai penjelas Al-Qur’an, hadits juga berisi rekaman mengenai
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
3. teladan baik dari Rasulullah SAW yang wajib dicontoh dan ditaati oleh setiap muslim. Oleh
karena itu perlu kiranya perhatian yang besar diberikan oleh umat Islam terhadap Hadits
selaras dengan besarnya perhatian mereka terhadap Al-Qur’an.
A. Pengertian Al-Qur’an dan Hadits
1. Pengertian Al-Qur’an
Menurut bahasa, kata Al-Qur’an merupakan kata benda bentukan dari kata kerja qara’a
yang maknanya sinonim dengan kata qira’ah yang berarti “bacaan”, sebagaimana kata ini
digunakan dalam ayat 17-18 surat Al-Qiyamah:
Artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu.”
Menurut Istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syekh Ali Ash-Shabuni, “Al-
Qur’an adalah Kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi dan Rasul
terakhir dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan kepada kita
secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas”.
Nama lain dari Al-Qur’an yang lazim dirujuk adalah Al-Kitab, yang secara harfiah
berarti “tulisan” dari akar kata kataba yang berarti “menulis”. Menurut Abu al-Ma’ali Uzaizi
bin Abdul Malik (w.1085), pakar Ilmu Al-Qur’an yang terkenal sebagai Imam Haramain
(Imam dua kota suci), terdapat 55 nama yang lazim digunakan untuk merujuk Al-Qur’an. Di
antaranya adalah Al-Furqan. Mayoritas mufasir (ahli Al-Qur’an) muslim berupaya
mengaitkan istilah ini dengan kata kerja faraqa, yang artinya “memisahkan, membedakan”,
yakni “pembeda antara yang hak dan batil”.
2. Pengertian Hadits
Secara harfiah hadits berarti, “komunikasi”, “kisah” (baik masa lampau ataupun
kontemporer), “percakapan” (baik yang bersifat keagamaan ataupun umum).
Bila digunakan sebagai kata sifat, hadits berarti “baru”. Dalam Al-Qur’an, kata ini
digunakan sebanyak 23 kali. Berikut ini beberapa contoh pemakaian kata hadits dalam Al-
Qur’an:
a. Komunikasi religius: risalah atau Al-Qur’an:
Dalam surat Az-Zumar ayat 23, Allah SWT berfirman:
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
4. Artinya: Allah Ta’ala menurunkan secara bertahap hadits (risalah) yang paling baik
dalam bentuk kitab.
b. Kisah masa lampau
Dalam surat Thaahaa ayat 9, Allah SWT berfirman:
Artinya: Apakah telah sampai kepadamu hadits (kisah) Musa?
c. Kisah kontemporer atau percakapan
Dalam surat At-Tahrim ayat 3, Allah SWT berfirman:
Artinya: Ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-
isterinya suatu hadits (kisah).
Kita dapat menyimpulkan bahwa kata hadits telah digunakan Al-Qur’an dalam arti
“kisah”, “komunikasi”, atau “risalah”, baik bersifat religius ataupun umum, dari suatu masa
lampau ataupun kontemporer.
Demikian halnya kata hadits juga telah dipergunakan dalam ucapan Nabi SAW. Kata
hadits digunakan oleh Nabi SAW dalam arti sebagaimana yang digunakan dalam Al- Qur’an.
Berikut ini beberapa contoh:
a. Komunikasi religius
Nabi SAW bersabda:
Artinya: “Hadits (perkataan) yang terbaik adalah Kitab Allah”. (HR. Bukhari)
b. Percakapan atau cerita
Nabi SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa berusaha mendengar Hadits (perkataan) suatu kaum padahal
mereka tidak mau mendengarnya dan hendak menghindarinya, akan dituangkan ke
dalam telinganya (di Hari Kemudian) cairan tembaga mendidih”. (HR. Bukhari)
c. Kisah masa lampau
Nabi SAW bersabda:
Artinya: Kalian boleh menyampaikan hadits (kisah) dari Bani Israil”. (HR. Bukhari).
Secara istilah, hadits menurut ulama ahli hadits berarti “segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik yang berupa ucapan, perbuatan, takrir
(sesuatu yang dibiarkan, dipersilahkan, disetujui secara diam-diam), sifatsifat, dan perilaku
Nabi SAW”. Sementara itu, menurut para ahli usul fikih, hadits adalah “segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik yang berupa ucapan, perbuatan, atau takrir yang
patut menjadi dalil hukum syara”. Istilah lain yang dianggap sinonim dan biasa dipakai
adalah khabar, atsar, dan sunnah. Sebagian ulama berpendapat bahwa khabar dan atsar
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
5. merupakan istilah-istilah yang lebih khusus dinisbahkan kepada ucapan, perbuatan, dan takrir
yang disandarkan kepada sahabat Nabi SAW atau tabi’in. Dalam perkembangannya, para
ulama ahli hadits maupun usul fikih menganggap sunnah sinonim dengan hadits. Oleh karena
itu sebagian besar buku yang mencantumkan kata “sunnah”, maka yang dimaksud adalah
hadits.
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
6. LKS (Lembar Kerja Siswa)
SOAL
1. Jelaskan pengertian Alquran menurut bahasa dan istila...?
2. Jelaskan pengertian hadist menurut bahasa dan istilah...?
3. Sebutkan 1 contoh hadist...?
JAWABAN
1.
A. Menurut bahasa, kata Al-Qur’an merupakan kata benda bentukan dari kata kerja
qara’a yang maknanya sinonim dengan kata qira’ah yang berarti “bacaan”
B. Menurut Istilah, adalah Kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada
Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf
yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah,
yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas”.
2.
A. Menurut bahasa hadits berarti, “komunikasi”, “kisah” (baik masa lampau ataupun
kontemporer), “percakapan” (baik yang bersifat keagamaan ataupun umum).
B. Secara istilah, hadits menurut ulama ahli hadits berarti “segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik yang berupa ucapan, perbuatan,
takrir (sesuatu yang dibiarkan, dipersilahkan, disetujui secara diam-diam),
sifatsifat, dan perilaku Nabi SAW”. Sementara itu, menurut para ahli usul fikih,
hadits adalah “segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik
yang berupa ucapan, perbuatan, atau takrir yang patut menjadi dalil hukum syara”.
3. Salah satu contoh hadis adalah:
ِ ِِّ َ ْ َ ٌ ُْ َ ٍ َ ّ ُ
. ك ل را ع م س ئو ل ع ن ر ع ي ت ه
“Tiap-tiap pemimpin akan dipertanyakan dari pada kepemimpinannya.” (HR. Abu
Abdullah bin Muhammad bin Hanbal, No: 5869 )
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
7. CONTOH SK, KD, ID
Standar Kompetensi :
1. Memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup;
Kompetensi Dasar :
1.1.Memahami dan menjelaskan Al-Qur’an dan Hadits sebagai
pedoman hidup dan mampu mengambil hikmahnya.
Indikator :
Siswa mampu menjelaskan pengertian Alquran dan Hadist
Siswa mampu membedakan Alquran dan Hadist
Siswa mampu memberikan contoh ayat Alquran dan Hadist
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)
8. merupakan istilah-istilah yang lebih khusus dinisbahkan kepada ucapan, perbuatan, dan takrir
yang disandarkan kepada sahabat Nabi SAW atau tabi’in. Dalam perkembangannya, para
ulama ahli hadits maupun usul fikih menganggap sunnah sinonim dengan hadits. Oleh karena
itu sebagian besar buku yang mencantumkan kata “sunnah”, maka yang dimaksud adalah
hadits.
www_muhammad@yahoo.com (tengkiu.shigly)