Makalah ini membahas tentang tasawuf dan tarekat di Indonesia. Pertama, menjelaskan pengertian tasawuf sebagai kesadaran spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat adalah sistem latihan rohani berdasarkan ajaran tasawuf tertentu. Kedua, menyebutkan perkembangan awal tasawuf dan tarekat di Indonesia sejak abad ke-10 M melalui penyebaran Islam oleh para mubaligh. Ketiga, menjelaskan
1. 1
TASAWWUF DAN TAREKAT DI INDONESIA
Makalah
DI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
"Oleh :
Habiburrahman
201199010004
Dosenpembimbing: :Bpk.djazuli
Jurusan: PendidkanAgama Islam
Fakultas: Tarbiyah
Sekolahtinggi islam blambangan
Tahun ajaran2012-2013
2. 2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan
rahmat,hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul“Tasawwuf dan Tariqat di Indonesia”. Sholawat serta salam
tetap terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita harapkan
syafaatnya.Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang telah diamanatkan kepada kami oleh
IbuZumrotul Mukaffa, M. Ag sebagai dosen pembimbing Mata Kuliah Akhlak Tasawwuf.Kami
sebagai penyusun, menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak
sekalikekurangan. Akan tetapi, kami tetap berharap semoga makalah
yang telah kami susun inisenantiasa bermanfaat bagi pembacanya. Amin.Surabaya,
Tembokrejo 11 Juli 2012 M
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…..................................................................................i
KATAPENGANTAR…................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................. ..............................iii
BABI PEN DAH U LU AN .. .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. .. ... . . ... .. ... .. ... .. ... .. ... I V
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawwuf dan Tarekat, serta Hubungan Keduanya….……........ V
B. Sejarah Perkembangan Tasawuf dan Tarekat di Indonesia..........................V
C. Pengaruh Tasawwuf dan Tarekat terhadap Pemikiran Islam di Indonesia…VII
BAB III :
KESIMPULAN.......................................................................................... .VIII
DADAFTAR PUSTAKA ............................................................................ IX
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
LatarBelakangMasalah
Z a m a n s e k a r a n g d i s e b u t z a m a n m o d e r n , d i t a n d a i d e n g a n
k e m a k m u r a n m a t e r i a l , kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
serba mekanik dan otomatis. Materi telahmampu memberikan kese nangan
dan kenyamanan lahiriyah. N amun, semua itu, pada taraf tertentu,
telah menimbulkan kebosanan. Bahkan banyak membawa bencana. Salah
satunyaadalah manusia modern telah dilanda kehampaan spiritual.Di tengah suasana
seperti itu, manusia merasakan kerinduan akan nilai-nilai ketuhanan,nilai-nilai
ilahiyah, nilai-nilai yang dapat menuntun manusia kembali kepada fitrahnya. Karenaitu
manusia mulai tertarik untuk mempelajari tasawwuf dan berusaha untuk
mengamalkannya.Hal ini terlihat dengan tumbuhnya majlis-majlis pengajian
tasawwuf dengan segala amalan-amalan dan dzikir-dzikirnya. Majlis- majlis
tasawwuf inilah yang kemudian populer denganistilah tarekat.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tarekat?
2. Apa pengertian tasawwuf?
3. Apa hubungan tarekat dan tasawuf?
4. Bagaimanakah perkembangan tarekat dan tasawuf di Indonesia?
5. Apa pengaruh tarekat dan tasawuf terhadap pemikiran islam di Indonesia?
Tujuan
1. Mengetahui definisi tarekat.
2. Mengetahui definisi tasawuf.
3. Mengetahui hubungan antara keduanya.
4. Mengetahui sejarah perkembangan tarekat dan tasawuf di Indonesia.
5.Mengetahui pengaruh tarekat dan tasawuf terhadap pemikiran islam di Indonesia.
5. 5
BABII
PEMBAHASANA
A. Pengertian Taswwuf dan Tarekat, serta Hubungan Antara Keduanya
Secara ethimologi, tasawwuf berasal dari bahasa Arab yaitu katashuuf yang
berarti bulu. Pada waktu itu para ahli tasawwuf memakai pakaian dari bulu domba
sebagai lambing merendahkan diri. Sedangkan secara terminology, para sufi dalam
mendefinisikan tasawwuf itu sendiri sesuai dengan pengalaman batin yang telah mereka rasakan
masing-masing. Dan karenadominannya ungkapan batin ini, maka menjadi
beragamnya definisi yang ada. Sehingga sulit mengemukakan definisi yang
menyeluruh. Dari beberapa definisi para sufi, N oer
Iskandar mendefinisikan bahwa tasawwuf adalah kesadaran murni (fitrah) yang
mengarahkan jiwa yang benar kepada amal dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
sedekat mungkin
Sedangkan tarekat sendiri, secara ethimologi berasal dari kata “Thoriqoh”
yang berarti jalan. Dalam artian jalan yang mengacu kepada suatu system latihan
meditasi maupun amalan-amalan yang dihubungkan dengan guru sufi. Istilah ini kemudian
berkembang menjadi organisasiyang tumbuh seputar metode sufi yang khas, atau institusi yang
menaungi paham tasawwuf .
Dari pengertian diatas, tampaklah pertalian yang sedemikian erat antara
tasawwuf dan tarekat, bahwa antara keduanya tampak sulit dibedakan dan tak bisa dipisahkan
antara yang satu dengan yang lain. Tasawwuf adalah sebuah ideology dari institusi
yang menaunginya, yaitu tarekat. Atau dengan kata lain, tarekat merupakan
madzhab-madzhab dalam tasawwuf. Dan tarekat merupakan implementasi
dari suatu ajaran tasawwuf yang kemudian berkembang menjadi sebuah
organisasi sufi dalam rangka mengimplementasikan suatu ajaran tasawwuf secara
bersama-sama
B. Sejarah Perkembangan Tasawwuf dan Tarekat di Indonesia
Dalam hal kelahiran tasawwuf dalam islam, ada beberapa
pendapat yang berbeda. Menurut kayakinan sebagian besar orang Islam, lahirnya
tasawwuf bersamaan dengan lahirnya islam itu sendiri. Artinya, tasawwuf murni bersumber dari
sumber pokok ajaran islam itu sendiri,yaitu al Qur’an dan al Hadits. Hal ini mengingat
banyaknya isyarat yang tersirat bahkan tersurat dalam al Qur’an dan al Hadits. Salah satunya
adalah:.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah),
bahwasanya. Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohonkepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” ( QS. Al Baqarah: 186)
6. 6
Ayat diatas menunjukkan bahwa sejak awal Islam telah menyinggung masalah umatnya
denganTuhannya, yang merupakan spesialisasi ajaran tasawwuf.Setelah tasawwuf itu lahir,
ajaran ini terus mengalami perkembangan. Namun para ulama berpendapat bahwa pada
abad ke- 5 Hijriyyah atau 13 Masehi, baru muncul tarekat sebagai
kelanjutan kegiatan sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan adanya silsilah tarekat yang selalu
dihubungkan nama pendiri atau tokoh sufi yang yang lahir pada abad itu. Di Indonesia
sendiri, kelahiran ajaran tasawwuf serta lembaga - lembaga
tarekatnya bersamaan dengan kehadiran Islam di kawasan ini. Sebagian
muballigh, yang menyebarkanIslam di Nusantara, telah mengenalkan ajaran Islam
dalam kapasitas mereka sebagai guru Tentang kapan pribum nusantara memeluk
Islam, para ahli berbeda pendapat. Hal ini terjadi karenaIslamisasi di Indonesia tidak
terdokumentasi dengan baik sehingga banyak spekulasi dikalangan ilmuwan yang menimbulkan
polemic yang hingga saat ini belum selesai. Mungkin orang muslim asing memangsudah ada
yang menetap di pelabuhan dagang di Sumatra dan Jawa beberapa abad sebelum abad ke-16,
namun baru menjelang abad ke-10 ada bukti-bukti orang-orang pribumi memeluk Islam di suatu
kerajaan kecil Perlak, dilanjutkan pada abad ke-13 oleh kerajaan samudera Pasai. Selama abad
ke 14 dan 15 Islam secara berangsur- angsur menyebar ke pantai utara Jawa
dan Maluku. Terlepas dari semua itu, Sejarawan mencatat bahwa karena
factor tasawwuf dan tarekatlah Islamisasi Asia Tenggara,termasuk Indonesia,
berlangsung damai. Ajaran tasawwuf dapat dengan mudah
dipadukandengan ide-ide sufistik India dan pribumi yang dianut masyarakat setempat. Dari
perpaduan itulah, menyebabkan banyaknya tarekat dan organisasi mirip tarekat
yang berkembang di Indonesia. Beberapa di antaranya hanya merupakan
tarekat local, misalnya Wahidiyah dan Shiddiqiyah di Jawa Timur dan Syahadatain
di Jawa Tengah. Bahkan ada yangmerupakan cabang dari gerakan sufi
Internasional, misalnya tarekat Syattariyah, Khalwatiyah, Naqsabandiyah, Syadziliyah
dan lain sebagainya.N amun tampaknya, dari sekian banyak tarekat yang ada
di seluruh dunia, hanya ada beberapa tarekat yang bisa masuk dan berkembangdi Indonesia.
Faktor kemudahan system komunikasi dalam kegiatan transmisinya serta tarekat – tarekat itu
dibawa langsung oleh tokoh-tokoh pengembangnya, yang kebanyakan berasal
dariPersia dan India, sangat mempengaruhi. Bahkan saat ini Indonesia telah mampu
memilah dan memilih antara tarekat yang mu’tabarah dan ghoiru mu’tabarah. KH. Dzikron
Abdullah memberi batasan-batasan suatu tarekat bisa dikategorikan sebagai tarekat
mu’tabarah apabila memenuhikriteria dibawah ini:
A. Sanad(silsilah)- nya muttashil (bersambung) sampai kepada Nabi.
B. Pelaksanaan syari’at dalam suatu tarekat harus benar dan ketat
Bahkan lebih dari itu, ada beberapa tarekat yang lahir dan berkembang di Indonesia.
Adayang merupakan hasil ulama’ lokal yang mengkolaborasikan beberapa tarekat, dan ada juga
yang memang hasil ijtihadnya. Diantaranya adalah tarekat Qodiriyah wa
7. 7
Naqsyabandiyah didirikan oleh Syaikh Ahmad Katib Sambas, tarekat Shiddiqiyah
yang didirikan oleh Kyai Muchtar Mukti.
C. Pengaruh Tasawwuf dan Tarekat Terhadap Pemikiran Islam di Indonesia
Seperti telah di sebutkan di atas, bahwa ajaran tasawwuf berkembang pesat karena
orang-orang pribumi sangat antusias terhadap ajaran ini. Hal ini dipengaruhi oleh kekentalan
kehidupan pribumi terhadap mistik sebelum Islam datang. Sehingga tidak
lama setelah Islam bersama ajaran Tasawwufnya masuk ke Nusantara, banyak ulama’
nusantara yang menggeluti ajaran ini,diantaranya adalah Syaikh Yusuf Makassar,
Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al Sumatrani, Nuruddin Al Raniri, Abdul
Ra’uf Singkel dan lain-lain. Ketika itu, corak pemikiran Islam diwarnai oleh
tasawwuf.
Pemikiran para sufi besar Ibn Al ‘Araby dan Abu Hamid Al Ghazali sangat
berpengaruh terhadap pengamalan-pengamalan muslimin generasi pertama. Bahkan, kehadiran
tarekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada masa penjajahan itu telah memberikan
angin segar bagi rakyat jajahan yang ingin melepaskan diri dari
penjajahan.Timbulnya beberapa pemberontakan di Banten pada tahun 1888,
Kediri pada tahun 1888, dan Sidoarjo pada tahun 1904. Dengan hal ini, terlihat bahwa pada
waktu itu tarekat berfungsi tidak hanya sebagai gerakan keagamaan, tetapi juga gerakan politik
dalam menghadapi penjajahan. Saat ini, tarekat masih mendapat tempat tempat d hati kaum
muslimin Indonesia. Bahkan terus berkembang di kota-kota besar di Indonesi. Juga
tidak hanya terbatas kalangan ekonomi menengah ke bawah, tetapi telah
merambah pada kalangan ekonomi ke atas, bahkan para bangsawan. Hal
ini dapat dilihat dari antusiasme warga setiap acara rutinan jam’iyyah tarekat
tertentu.
D. Imam Ghazali megemukakan pendapat abu bakar
Yang mengatakan. Tasawwuf adalah budi pekerti barang siapa yang memberikan budi pekerti
atasmu, berarti ia memberikan bekal atas dirimu dalam bertasawwuf, maka hamba yang jiwanya
menerima (perintah) untuk beramal karena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan suluk
dengan nur (petunjuk) islam dan ahli zuhud yang jiwanya menerima (Perintah) untuk melakukan
beberapa akhlq (terpuji), karena mereka telah melakukan suluk nur dengan nur (petunjuk)
imannya.
E. Pokok Ajaran Tasawuf al-Bustami : al-Fana’, al-Baqa’, dan al-Ittihad
Ahli sufi berpendapat bahwa terdapat dua aliran tasawuf pada abad ketiga hijriah. Pertama,aliran
sufi ynag pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan al-
Sunnah atau dengan kata lain tasawuf yang mengacu kepada syari’at dan para sufinya adalah
para ulama terkenal serta tasawufnya didominasi oleh ciri-ciri normal. Kedua, adalah aliran sufi
yang terpesona dengan keadaan-keadaan fana’ sering mengucapkan kata-kata yang ganjil yang
terkenal dengan nama syathahat, yaitu ucapan-ucapan ganjil yang dikeluarkan seorang sufi
ketika ia berada digerbang ittihad . Mereka menumbuhkan konsep-konsep manusia melebur
dengan Allah yang disebut ittihad ataupun hulul dan ciri-ciri aliran ini cenderung metafisis.
8. 8
Diantara sufi yang berpendapat bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan adalah Abu Yazid
al-Bustami yang sekaligus dipandang sebagai pembawa faham al-Fana’, al-Baqa’, dan al-ittihad.
Dari segi bahasa al-Fana’ berarti binasa , Fana’ berbeda dengan al-Fasad (rusak). Fana’ artinya
tidak nampaknya sesuatu, sedangkan Fasad atau rusak adalah berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain . Menurut ahli sufi, arti Fana’ adalah hilangnya kesadaran pribadi dengan
dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang lazimnya digunakan pada diri. Fana’juga berarti
bergantinya sifat-sifat kemanusiaan dengan sifat-sifat ketuhanan dan dapat pula berarti hilangnya
sifat-sifat tercela . Mustafa Zahri mengatakan bahwa yang dimaksud Fana’ adalah lenyapnya
inderawi atau kebasyariahan, yakni sifat sebagai manusia biasa yang suka pada syahwat dan
hawa nafsu. Orang yang telah diliputi hakikat ketuhanan, sehingga tiada lagi melihat alam
baharu, alam rupa dan alam wujud ini, maka ia akan dikatakan Fana’ dari alam cipta atau dari
alam makhluk . Selain itu Fana’ juga dapat berarti hilangnya sifat-sifat buruk lahir bathin.
Sebagai akibat dari Fana’ adalah Baqa’, secara harfiah Baqa’ berarti kekal sedangkan dalam
pandangan kaum sufi, Baqa’ adalah kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri
manusia. Karena sifat-sifat kemanusiaan (basyariah) telah lenyap maka yang kekal dan tinggal
adalah sifat-sifat ilahiyah atau ketuhanan. Fana’ dan Baqa’ ini menurut ahli tasawuf datang
beriringan sebgaimana ungkapan mereka :”Apabila nampak nur ke Baqa’an, maka Fana’lah yang
tiada dan Baqa’lah yangkekal”. Juga ungkapan mereka : “Tasawuf itu adalah mereka Fana’ dari
dirinya dan Baqa’ dengan Tuhannya, karena kehadiran mereka bersama Allah”.
Abu Yazid al-Bustami berpendapat bahwa manusia hakikatnya se-esensi dengan Allah, dapat
bersatu dengan-Nya apabila ia mampu melebur eksitensi keberadaan-Nya sebagi suatu pribadi
sehingga ia tidak menyadari dirinya.
BABIII
KESIMPULAN
Berbicara tentang agama, tidak dapat lepas dari hubungan dengan Tuhan,
yang dalamIslam dikenal dengan ajaran tasawwuf yang kemudian dalam
perkembangannya telah menjadiideology institusi- institusi yang
menaunginya yang disebut tarekat. Dalam perkembanganselanjutnya,
tarekat ternyata juga ikut andil dalam proses kemerdekaan bangsa
Indonesia.Disadari atau tidak, diakui atau tidak, berbagai macam fakta dalam
bingkai sejarah “Tasawwuf dan Tarekat di Indonesia” telah membuktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Noer Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi