SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
1
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
MATA PELAJARAN IBADAH DITINJAU DARI
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
(Studi kasus di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh :
ESTI QOMARIYATUN
20050720033
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2009
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN NOTA DINAS........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7
D. Tinjauan Pustaka..................................................................... 8
E. Kerangka Teoretik................................................................... 11
F. Metode Penelitian ................................................................... 28
G. Sistematika Pembahasan ………………………………….... 34
3
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta
1. Letak dan Keadaan Geografis…………………………….. 35
2. Sejarah Berdiri……………………………………………. 35
3. Keunggulan………………………………………………. 38
4. Visi dan Misi, dan Tujuan Sekolah…………..................... 40
5. Struktur Organisasi Sekolah……………………………… 45
6. Keadaan Guru dan Siswa………………………………… 45
7. Keadaan Sarana dan Prasarana…………………………… 50
8. Kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler………………………. 51
B Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
1. Letak dan Keadaan Geografis……………………………. 53
2. Sejarah Berdiri…………………………………………… 54
3. Keunggulan……………………………………………… 58
4. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah…………………………... 58
5. Struktur Organisasi Sekolah……………………………… 59
6. Keadaan Guru dan Siswa………………………………… 60
7. Keadaan Sarana dan Prasarana…………………………… 63
8. Kegiatan Ekstrakurikuler…………………………………. 68
4
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Secara Umum dan Khususnya
dilihat dari Ketersediaan Media Pembelajaran ...................... 69
B. Kompetensi Profesional Guru Ibadah SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari
Penggunaan Media Pembelajaran ........................................... 76
C. Upaya Pihak Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional
Guru Mata Pelajaran Ibadah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Secara Umum dan Khususnya
ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran....................... 90
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 97
B. Saran-saran ............................................................................. 99
C. Kata Penutup ……………………………………………….. 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi
manusia, karena pendidikan juga sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik dalam peranannya di masa yang akan datang. Selain itu pendidikan
memegang posisi kunci dalam pembangunan sumber daya manusia (Mastuhu,
2003: 138). Karena tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju
atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara, sebagian
besar bergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru.
Dengan kata lain, tinggi rendahnya suatu bangsa tergantung pada mutu
pendidikannya (Ngalim Purwanto, 2004: 138)
Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan tidak
bergantung kepada satu komponen saja misalnya guru, melainkan sebagai
sebuah sistem kepada beberapa komponen antara lain berupa program kegiatan
pembelajaran, murid, sarana dan prasarana pembelajaran, dana, lingkungan
masyarakat, dan kepemimpinan kepala sekolah. Namun semua komponen yang
teridentifikasi di atas tidak akan berguna bagi terjadinya perolehan pengalaman
belajar maksimal bagi peserta didik jika tidak didukung oleh keberadaan guru
yang profesional.
1
6
Selain itu tanpa adanya guru yang profesional, maka semua komponen
dalam proses balajar mengajar tidak akan banyak memberikan dukungan dan
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi upaya peningkatan mutu
pembelajaran tanpa didukung oleh keberadaan guru yang secara kontinue
berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan
sikap yang terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik (Ibrahim Bafadal, 2008:
3-4). Guru sebagai komponen utama dalam pendidikan dituntut untuk mampu
mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis,
skill (keahlian), kematangan emosional, moral serta spiritual. Oleh karena itu,
diperlukan seorang guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi
yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya (Kunandar, 2007: 40).
Keberadaan guru, apalagi guru Pendidikan Agama Islam tidak bisa
digantikan oleh sumber-sumber belajar yang lain. Hal ini karena guru
Pendidikan Agama Islam tidak semata-mata berperan dalam kegiatan transfer of
knowledge saja, tetapi juga berperan dalam kegiatan transfer of value. Dengan
kata lain guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk dapat menanamkan
peranan bukan hanya sekedar melaksanakan proses transformasi ilmu, tetapi
juga harus dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, artinya guru juga
harus dapat membentuk sikap dan perilaku peserta didiknya sebagai cerminan
dari sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
7
Selain itu untuk memperoleh hasil yang optimal guru dituntut tidak
hanya mengandalkan terhadap apa yang ada di dalam kelas (apalagi hanya
membaca buku ajar), tetapi harus mampu dan mau menelusuri serta
mendayagunakan berbagai sumber pembelajaran yang diperlukan seperti
majalah, surat kabar, dan internet. Hal ini penting agar apa yang dipelajari
sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi
kesenjangan dalam pola pikir peserta didik (E. Mulyasa, 2008: 156). Sedang
proses pembelajarannya bisa didukung dengan alat dan peralatan misalnya
proyektor film untuk menampilkan sumber pembelajaran, menggunakan
perpustakaan serta menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
Ibadah sebagai salah satu mata pelajaran agama Islam, memegang
peranan penting mengingat bahwa ibadah itu berkaitan langsung dengan
praktik/pengamalan sehari-hari. Selain itu mata pelajaran ibadah di sekolah
Muhammadiyah berbeda dengan sekolah lainnya, yakni Muhammadiyah
berpedoman langsung pada Al-Qur’an, Sunah, dan tarjih (memilih pendapat
yang terkuat), sedangkan organisasi lain ada keharusan mengikuti salah satu
madzhab (terutama Syafi'i). Oleh sebab itu mata pelajaran ibadah hendaknya
diampu oleh guru yang profesional.
Guru pengampu mata pelajaran ibadah hendaknya memiliki
kompetensi profesional yang lebih mendalam, menguasai materi pembelajaran
dan mempunyai wawasan yang luas. Hal ini untuk menghindari kesalahan
dalam menyampaikan materi pelajaran ibadah sehingga menimbulkan persepsi
8
yang salah atau peserta didik menerima informasi yang kurang tepat. Guru
ibadah juga dituntut untuk bisa menggunakan media pembelajaran yang tepat
mulai dari pemilihan, pembuatan, penggunaan, pengelolaan, dan
pengembangannya. Dalam hal ini bukan berarti bahwa ketiga kompetensi
lainnya tidak penting, tetapi empat kompetensi yang merupakan indikasi
profesionalisme guru sebagai satu kesatuan atau saling berkaitan harus dimiliki.
Dengan penguasaan empat kompetensi tersebut, terutama dalam hal ini
kompetensi profesional diharapkan guru ibadah pada khususnya dan Pendidikan
Agama Islam pada umumnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan serta
meningkatkan citra guru sehingga dapat menjawab berbagai pertanyaan yang
berhubungan dengan kualitas pendidikannya, karena saat ini guru agama
dianggap telah gagal dalam menciptakan lulusan yang berkualitas dan berakhlak
mulia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang sering terjadi saat ini,
misalnya banyak terjadi tindak kriminalitas yang dilakukan oleh anak dibawah
umur, kekerasan yang dilakukan guru terhadap peserta didiknya, bahkan hal
tersebut terjadi dilingkungan sekolah, serta masih banyak lagi kasus yang
berkaitan dengan kemerosotan moral yang terjadi akhir-akhir ini. Oleh sebab itu
dengan adanya guru yang mempunyai kompetensi profesional diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
Begitu juga dengan keberadaan sekolah Muhammadiyah saat ini yang
mengalami kemunduran atau kurangnya minat masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Muhammadiyah. Hal ini karena
9
sekolah Muhammadiyah untuk saat ini dianggap kurang bisa menciptakan
lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Keadaan seperti ini juga dialami SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA
Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang berada di Wirobrajan. Ini terbukti dengan
menurunnya jumlah peserta didik tahun ajaran 2008-2009, dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, untuk SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yaitu dari
247 siswa menjadi 226 siswa (dokumen PPL, 15 September 2008). Sedang
untuk SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yaitu dari 200 siswa menjadi 168
siswa (dokumen PPL, 25 Agustus 2008). Melihat kenyataan yang ada tersebut,
sudah seharusnya sekolah-sekolah Muhammadiyah memperbaiki proses
pembelajaran yang belum maksimal, mengingat bahwa proses pembelajaran
yang baik itu akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang baik pula sehingga
sekolah tersebut akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat khususnya para
orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah Muhammadiyah.
Oleh karena itu proses pembelajaran yang baik membutuhkan sarana
dan prasarana yang memadai agar mendapatkan hasil yang maksimal. Karena
inti kurikulum sekolah Muhammadiyah adalah ISMUBA, maka salah satu mata
pelajaran yang penting adalah ibadah. Proses pembelajaran ibadah dianggap
penting oleh masyarakat terutama para orang tua mengingat tujuan manusia
hidup di dunia ini untuk beribadah. Selain itu 50 % dari pembelajaran ibadah
adalah praktik, sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana berupa media
pembelajaran. Untuk menggunakan media pembelajaran yang ada dibutuhkan
10
guru yang terampil dan kreatif karena guru yang mempunyai ketrampilan dan
kreatifitas itu merupakan salah satu ciri guru yang profesional.
Penulis mengambil sampel SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang merupakan sekolah Muhammadiyah
ternama, selain itu untuk membandingkan kompetensi profesional guru ibadah
ditinjau dari penggunaan media pembelajaran yang dimiliki guru di sekolah
tersebut. Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengevaluasi
kompetensi profesional guru mata pelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari penggunaan
media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya dilihat dari
ketersediaan media pembelajaran?
2. Bagaimana kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari aspek
penggunaan media pembelajaran?
11
3. Apa upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta
dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya ditinjau
dari aspek penggunaan media pembelajaran ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui pembelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan
khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran.
b. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru ibadah di SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran.
c. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah di SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
secara umum dan khususnya ditinjau dari aspek penggunaan media
pembelajaran.
12
2. Kegunaan penelitian
Kegunaan akademik dan praktis :
a. Bagi lembaga (instansi) yang terkait diharapkan dapat menjadi bahan
acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini
maupun untuk yang akan datang.
b. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru
mengenai pengetahuan tentang kompetensi profesional yang harus
dimiliki oleh guru khususnya dalam penggunaan media pembelajaran.
Sehingga dengan demikian, dapat memberi masukan dan pembekalan
untuk proses ke depan.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai satu kebutuhan ilmiah yang
berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan pemahaman informasi yang
digunakan, diteliti melalui khasanah pustaka dan sebatas jangkauan yang
didapatkan untuk memperoleh data-data. Dalam hal ini berkaitan dengan tema
penulisan yaitu mengenai Kompetensi Profesional Guru mata pelajaran Ibadah di
SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran.
Pertama, skripsi yang berjudul “Kompetensi Profesional dan Pedagogik
Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Yogyakarta”, oleh Desi
Mauliddina, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, jurusan PAI
13
2007. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara
kritis tentang kompetensi profesional dan pedagogik guru dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 8 Yogyakarta memiliki latar
belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Guru
PAI juga memiliki kompetensi profesional dalam pembelajaran yang mencakup
kemampuan guru dalam menguasai materi dan bahan pelajaran yang disesuaikan
dengan kurikulum, silabus, dan RPP. Guru PAI di SMA Negeri 8 Yogyakarta
juga memiliki kompetensi pedagogik yang mencakup kemampuan guru dalam
memahami peserta didik, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran,
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
berbagai macam metode, strategi dan media pembelajaran sehingga proses belajar
mengajar dikelas dapat berjalan dengan baik, kemampuan guru melakukan
evaluasi hasil belajar, serta mengembangkan peserta didik untuk dapat
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, skripsi yang berjudul “ Supervisi Pendidikan dalam meningkatkan
profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Sapen
Yogyakarta ”. Oleh Dewi Fajar Retno Paripih, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
kalijaga Yogyakarta, jurusan PAI 2008. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan dalam
meningkatkan profesional guru agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan
14
bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan di SD Muhammadiyah Sapen khususnya
yang berkaitan dengan usaha peningkatan profesional guru, sudah cukup baik dan
berjalan dengan lancar. Berbagai upaya peningkatan dan pengembangan
profesional guru telah diusahakan. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
supervisi pendidikan, kompetensi profesional guru PAI di sekolah tersebut
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa khususnya dalam
pelajaran PAI baik dari teori maupun praktiknya. prestasi siswa khususnya dalam
pelajaran PAI baik dari teori maupun praktiknya. Teknik-teknik supervisi
pendidikan yang diterapkan kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melaksanakan tugas supervisinya meliputi kunjungan kelas, percakapan pribadi,
rapat guru, pertemuan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), lokakarya dan
studi kelompok guru.
Ketiga, skripsi yang berjudul “Profesionalisme Guru PAI Dalam
Penggunaan Media Pembelajaran di SLTP Yayasan Pendidikan Islam 45 Kota
Madya Bekasi Jawa Barat”. Oleh Akhsana Khuluqin, Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan kalijaga Yogyakarta, jurusan PAI 2000. Skripsi ini merupakan penelitian
lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PAI di sekolah tersebut
sudah bisa dikatakan profesional karena sudah menggunakan media pembelajaran
yang bervariasi dan menerapkan dengan baik, serta bisa menyesuaikan dengan
perkembangan zaman sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan tidak
merasa jenuh, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan
efisien.
15
Beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa
para guru agama Islam telah dikatakan profesional, akan tetapi perlu ditindak
lanjuti khusus berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran pada mata
pelajaran ibadah. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengevaluasi Kompetensi
Profesional Guru mata pelajaran Ibadah ditinjau dari Penggunaan Media
Pembelajaran (Studi kasus di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA
Muhammadiyah 7 Yogyakarta). Penggunaan media pembelajaran dalam
penelitian ini meliputi pemilihan, pembuatan, pengelolaan, dan
pengembangannya. Juga usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah secara umum dan khususnya
ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran.
E. Kerangka Teoretik
1. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi
bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental,
melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematik, dan terarah berdasarkan atas asas tujuan yang jelas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi profesional guru ibadah SMA
16
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
ditinjau dari penggunaan media pembelajaran.
2. Kompetensi Guru
Istilah kompetensi mempunyai banyak makna, dalam UU No 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan (E. Mulyasa, 2008: 25 ). Kompetensi juga dapat diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya (Kunandar, 2007: 52). Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi,
pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang
harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan
efektif.
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003
menyebutkan bahwa standar kompetensi guru meliputi empat komponen,
yaitu pengelolaan pembelajaran, pengembangan potensi, penguasaan
akademik, dan sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi
17
guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu penyusunan rencana pembelajaran,
pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta
didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik,
pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan, dan penguiasaan
bahan kajian akademik (Kunandar, 2007: 54-56).
Berkaitan dengan kompetensi, ada sepuluh kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru, yakni :
a. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar.
c. Kemampuan mengelola kelas.
d. Kemampuan menggunakan media / sumber belajar.
e. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan.
f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran.
h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan.
i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.
j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian guna keperluan mengajar (Kunandar, 2007: 58).
Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,
pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana
tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
a Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan
pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaranyang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
18
b Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia,
menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja
sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
c Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
d Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur,
dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar
mata pelajaran terkait, penerapan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari, dan kompetisi secara profesional dalam konteks
global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
(Akhmad Sudrajad, http//Akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 17
Januari 2009).
3. Kompetensi Profesional Guru
Menurut Suharsimi Arikunto, kompetensi profesional artinya bahwa
guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter
(bidang studi) yang diajarkan, serta metodologi dalam arti konsep teoritik,
mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakan dalam proses
belajar mengajar. (Suharsimi Arikunto, 1993: 239). Profesi guru merupakan
bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalitas. Sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen pada bab III pasal 7 ayat (1). Prinsip profesionalitas tersebut yaitu :
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan dan akhlak mulia.
19
c. Memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru (UU Guru dan
Dosen No 14 Tahun 2005, 2006: 6-7).
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru,
secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang kompetensi
profesional guru yaitu sebagai berikut :
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
d. Dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (E. Mulyasa, 2008: 135).
Adapun guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dalam bidangnya. Suatu
pekerjaan profesional itu memerlukan persyaratan khusus yakni menuntut
adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang
mendalam, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya, menuntut adanya tingkat pendidikan yang
20
memadai, adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan
yang dilaksanakannya, memungkinkan perkembangan sejalan dengan
dinamika kehidupan. Selain itu guru juga harus memiliki kode etik sebagai
acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, memiliki klien/objek layanan
yang tepat, serta diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di
masyarakat (Kunandar, 2007: 47).
Dengan demikian mengacu pada beberapa pendapat tokoh diatas dapat
dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional di bidang
kependidikan. Untuk menjadi seorang profesional, seorang guru harus mampu
memahami dan melaksanakan hal-hal yang bersifat filosofis, konseptual, dan
teknis. Di antara ketiga hal tersebut, kemampuan secara teknis merupakan hal
yang penting untuk menjadi seorang profesional. Mengenai kemampuan
teknis ini adalah bagaimana seorang guru mampu mengelola interaksi belajar
mengajar. Untuk itu guru harus mampu mendesain program pembelajaran,
menggunakan media pembelajaran yang ada, dan mengkomunikasikan
program tersebut kepada peserta didik.
4. Kompetensi profesional Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran
selain tujuan, materi, metode, dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam
pembelajaran guru menggunakan media. Kompetensi profesional guru dalam
penggunaan media pembelajaran meliputi pemilihan, pembuatan,
pemanfaatan, dan pengembangannya (E. Mulyasa, 2008: 137). Proses
21
pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media sangat mendukung
untuk keberhasilan pembelajaran. Adapun prosedur pemilihan media
pembelajaran meliputi:
a Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media
termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi/hiburan.
b Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran
atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru.
c Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif
atau psikomotor.
d Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai
dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang
tersedia, kemampuan produksi dan biaya.
e Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau
masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang
lebih tepat.
f Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media (Aristo Rahadi,
http//aristorahadi.wordpress.com, diakses 28 Februari 2009).
Sedang untuk memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai
dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu tujuan, sasaran didik, karakteristik
media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, dan konteks
22
penggunaan. Demikian pula dalam pembuatannya harus memperhatikan
karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, materi ajar yang biasanya menuntut
berbagai aktifitas siswa, dan ketersediaan atau pengadaan media
pembelajaran. Berdasarkan keempat pertimbangan tersebut dapat diputuskan
media apa yang digunakan, media audio, audiovisual, visual, multimedia serta
menggunakan media jadi atau media rancangan (Yudhi Munadi, 2008: 205).
Guru yang profesional harus bisa memanfaatkan media pembelajaran
dengan sebaik-baiknya, untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media
pembelajaran di kelas yaitu Pertama, persiapan guru, pada langkah ini guru
menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui media pembelajaran
sehubungan dengan pelajaran yang akan dijelaskan berikut dengan strategi-
strategi penyampaiannya. Kedua, persiapan kelas, pada langkah ini bukan
hanya menyiapkan perlengkapan tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi
tugas, misalnya agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis, mengkritik,dan
lain-lain. Ketiga, Penyajian, penyajian media pembelajaran sesuai dengan
karakteristiknya. Keempat, langkah lanjutan dan aplikasi, sesudah penyajian
perlu ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjut, misalnya diskusi, laporan, dan
tugas lainnya (Yudhi Munadi, 2008: 208).
23
Selain itu seorang guru yang profesional dituntut untuk bisa
mengembangkan media pembelajaran yang telah dipilih dan bisa mengikuti
perkembangan zaman yang semakin maju. Urutan dalam mengembangkan
media yaitu menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan
tujuan instruksional dengan operasional dan khas, merumuskan butir-butir
materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan,
mengembangkan alat pengukur keberhasilan, menulis naskah media, serta
mengadakan tes dan revisi (Arief S. Sadiman, 2009: 100).
5. Pembelajaran PAI
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik
(Kunandar, 2007: 287). Selain itu pembelajaran juga merupakan suatu sistem,
artinya seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah
komponen antara lain tujuan, bahan, pelajar, guru, metode, situasi, dan
evaluasi (A. Tabrani Rusyan, 1994: 167-168).
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara
menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Abdul Majid & Dian
24
Andayani, 2006: 135). Sedang fungsi Pendidikan Agama Islam meliputi:
pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan,
pengajaran, dan penyaluran.
Dari teori diatas terlihat sekali pentingnya pendidikan islam diberikan
kepada seseorang sebagai pondasi bagi dirinya agar dapat bertingkah laku
sesuai dengan norma ajaran islam dalam hidupnya. Dasar yang menjadi acuan
dalam pendidikan agama islam harus merupakan sumber nilai kebenaran dan
kekuatan yang dapat menghantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan.
Sedang tujuan pendidikan islam menurut kurikulum PAI 2003 yaitu
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik serta
pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa
dan bernegara serta untuk mewujudkan pada jenjang yang lebih tinggi (Abdul
Majid & Dian Andayani, 2006: 135). Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
maka semua komponen yang ada harus diorganisasi sehingga semua
komponen dapat bekerja sama dengan baik. Tujuan tersebut yakni setelah
mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat menguasai sejumlah
pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan isi proses pembelajaran
tersebut, dalam hal ini proses pembelajaran ibadah.
Pembelajaran PAI yang ada di sekolah Muhammadiyah meliputi Ibadah,
Aqidah, Akhlak, Qur’an hadits, Kemuhammadiyahan, Tarikh, dan Bahasa
25
Arab yang semuanya itu biasa disebut dengan ISMUBA. Sedangkan yang
akan dibahas dalam skripsi ini adalah mata pelajaran ibadah.
6. Pembelajaran Ibadah
Profesionalisme yang dimiliki guru dalam pelaksanaan pembelajaran
ibadah dapat dilihat dari beberapa kompetensi yang tersebut diatas yakni
kompetensi yang berhubungan dengan penguasaan materi dan berbagai
perangkat pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk menunjang
tugas-tugasnya. Dalam hal ini seorang guru ibadah hendaknya menguasai
materi pembelajaran ibadah secara luas dan mendalam karena mata pelajaran
ibadah merupakan bagian dari pendidikan agama islam yang meliputi ibadah
mahdzah dan ibadah ghairu mahdzah yang berhubungan dengan praktik
sehari-hari.
Oleh karena itu guru ibadah harus mempunyai wawasan yang luas dan
bisa menyampaikan pelajaran dengan profesional, memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang tepat, jangan sampai melakukan kesalahan sehingga
terjadi kesalahpahaman persepsi siswa, karena hal ini berpengaruh pada gerak
dan penerapan ibadah siswa dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran merupakan urutan yang berlangsung secara berkesinambungan,
bertahap, berfikir, terpadu dan secara keseluruhan mewarnai dan memberikan
karakteristik bertahap belajar mengajar. Proses pembelajaran mempunyai
pengertian kegiatan nyata yang mempengaruhi anak didik dalam situasi yang
26
memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan lingkungan belajarnya (Nana Sudjana, 1999: 41).
Dalam proses pembelajaran ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh siswa,
sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru. Kedua
hal tersebut menjadi terpadu manakala terjadi hubungan timbal balik antara
guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Inilah
makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses. Interaksi guru dengan
siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
a. Tujuan Pembelajaran Ibadah
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan langkah pertama
yang harus dirumuskan. Pada dasarnya tujuan ini merupakan rumusan
tingkah laku dan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki
peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar
dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan dan pembelajaran, tujuan
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang
diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar
(Winarno Surakhmad, 1982: 55). Tujuan pembelajaran ibadah dalam hal
ini adalah menanamkan nilai-nilai islam pada peserta didik dalam rangka
menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang
kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.
27
b. Materi Pelajaran Ibadah
Disamping tujuan ada komponen lain yang menunjang
keberhasilan suatu proses belajar mengajar yaitu menetapkan materi
pelajaran. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran
atau bidang studi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya
guru menetapkan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
Guru harus memilih materi mana yang perlu diberikan dan materi mana
yang tidak perlu diberikan kepada siswa. Dalam menetapkan pilihan
tersebut hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Menetapkan bahan yang serasi dan menunjang tujuan pembelajaran
2) Bahan itu penting untuk diketahui oleh siswa atau bersifat aktual.
3) Minimal bahan itu wajib diberikan sesuai dengan tuntutan kurikulum.
4) Bahan yang diberikan mempunyai manfaat bagi siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Membahas materi yang seharusnya tidak banyak dibahas bahan
sumber. (Nana Sudjana, 2002: 43)
Materi pembelajaran Ibadah pada taraf SMA mencakup hukum-hukum
islam dalam bidang ibadah, muamalah, jenazah, faraid, munakahat,
jinayah, peradilan dan pemerintahan, at’imah yang mengacu pada Majlis
Tarjih Muhammadiyah.
c. Metode Pembelajaran Ibadah
Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pembelajaran (Muhammad Ali, 2002: 78). Peranan metode disini sebagai
28
alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan
kegiatan belajar mengajar guru atau dengan kata lain tercipta interaksi
edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik kalau siswa
banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode belajar
yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa.
Pada dasarnya setiap metode mempunyai keunggulan dan
kelemahan masing-masing, sehingga terjadi pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Dapat pula
dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini tergantung pada pertimbangan
didasarkan situasi belajar mengajar yang relevan. Namun proses belajar
mengajar yang baik, hendaknya menggunakan berbagai metode mengajar
secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lainnya.
Ada beberapa metode dalam mengajar ibadah diantaranya yaitu:
metode ceramah, metode teladan, metode diskusi, metode tugas belajar,
metode resitasi, metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan
eksperimen. Penerapan metode ini perlu didukung dengan penggunaan
media pembelajaran yang tepat, misalnya penggunaan OHP, pemutaran
video, alat-alat praktik, buku ajar, bahan dari internet, sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Siswa juga tidak merasa
29
jenuh dengan materi yang diberikan. Untuk itu diperlukan guru yang
terampil dan kreatif.
d. Alat atau Media Pembelajaran Ibadah
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien (Yudhi Munadi,
2008: 8). Media atau alat dalam mengajar memegang peranan penting
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa
unsur antara lain tujuan, materi, metode, alat, dan evaluasi. Unsur metode
dan alat merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya
yang berfungsi sebagai cara untuk mengantarkan materi pelajaran agar
sampai kepada tujuan. Dalam proses belajar mengajar alat peraga
dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses pembelajaran
lebih efektif dan efisien.
William Burton memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat
yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan
pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
2) Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan.
3) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu.
4) Penggunaan alat disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi,
analisis, dan evaluasi.
5) Sesuai dengan batas kemampuan biaya (Moh. Uzer Usman, 2007: 32).
30
Di samping itu banyak sekali fungsi media pembelajaran
diantaranya:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan.
4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan para siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinue.
6) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7) Menarik minat siswa dalam belajar.
8) Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi (Moh. Uzer Usman,
2007: 32).
Dalam pembelajaran ibadah ini banyak sekali media yang bisa
dimanfaatkan selain buku ajar, misalnya pemanfaatan internet dalam
pembelajaran sehingga mendapat wawasan yang lebih luas, video
pembelajaran misalnya tentang tata cara sholat, wudlu, memandikan
jenazah sampai menyolatkannya, OHP untuk memproyeksikan bahan-
bahan visual yang dibuat di atas lembar transparan, dan lain-lain. Selain
itu untuk praktik sholat, wudlu, juga bisa menggunakan mushola, dan
praktik mengkafani jenazah dengan menggunakan alat seperti boneka dan
kain kafan. Hal ini akan lebih efektif karena peserta didik langsung bisa
mempraktekkan, bukan sekedar mengetahui teorinya saja.
e. Evaluasi Pembelajaran Ibadah
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam pembelajaran. Alasan
perlu dilakukan evaluasi hasil belajar adalah :
31
1) Dengan evaluasi hasil belajar dapat diketahui apakah tujuan
pendidikan sudah tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta
mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2) Kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu
ciri dari pendidik profesional.
3) Bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan
merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning,
programming, organizing, actuating, controlling, dan evaluating.
Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
atau pembentukan kompetensi peserta didik. Dengan kompetensi dasar ini
dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh peserta didik, baik
yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual,
kreativitas, dan moral. Evaluasi dapat dilakukan terhadap program, proses,
dan hasil belajar (Kunandar, 2007: 377-378). Dalam pembelajaran ibadah
ini evaluasi bisa dilakukan dengan tes tertulis, praktik seperti praktik
sholat, wudlu, memandikan jenazah, menyolatkan jenazah serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
diajarkan.
32
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research)
dengan lokasi SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA
Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, dari orang-
orang atau perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian, laporan
penelitian akan berisi kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian
laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya (Lexy J. Moleong, 2008: 11).
2. Metode Penentuan subyek
Subyek penelitian adalah orang atau apa saja yang menjadi sumber
data dalam penelitian (Sutrisno Hadi, 1993: 124). Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto bahwa subyek penelitian berarti subyek dimana data
diperoleh baik berupa orang, responden, benda, gerak atau proses sesuatu
(Suharsimi Arikunto, 1998: 402).
a. Subyek utama (primer)
1) Guru Ibadah
Guru ibadah merupakan sumber data untuk mendapatkan
informasi tentang pelaksanaan pembelajaran ibadah di SMA
33
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7
Yogyakarta secara umum dan khususnya dilihat dari ketersediaan
media pembelajaran. Guru ibadah yang akan diteliti berjumlah 3
orang yaitu 1 guru dari SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan 2
guru dari SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
2). Kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan sumber data untuk mengetahui
upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah di SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7
Yogyakarta secara umum dan khususnya ditinjau dari penggunaan
media pembelajaran.
3). Siswa
Siswa merupakan sumber data untuk mengetahui sejauh mana
guru menggunakan media pembelajaran dalam setiap mengajar
mata pelajaran ibadah di kelas. Jumlah siswa dalam penelitian ini
yaitu 6 siswa dari SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang terdiri
dari 3 siswa kelas XF dan 3 siswa kelas XI IS2, begitu pula pada
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena
kelas tersebut memiliki nilai ibadah yang rendah, sehingga peneliti
ingin mengetahui bagaimana guru ibadah menggunakan media
pembelajaran untuk menarik perhatian siswa.
34
b. Subyek pendukung (sekunder) adalah staf karyawan untuk
memperoleh data kondisi dan letak geografis, kondisi guru, siswa,
karyawan, sarana dan prasarana fisik maupun non fisik serta struktur
organisasi sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA
Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode utama (primer) dalam penelitian ini adalah metode interview.
Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi
verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh
informasi (S. Nasution, 2007: 113). Metode ini digunakan untuk
menggali data-data dari guru ibadah tentang penggunaan media
pembelajaran yang meliputi pemilihan, pembuatan, pemanfaatan dan
pengembangannya, kepala sekolah untuk mengetahui usaha-usaha
yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi
profesional guru ibadah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan
SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya
ditinjau dari penggunaan media pembelajaran.
b. Metode pendukung (sekunder)
1) Metode Observasi
Metode observasi untuk mengadakan penelitian dan
pengamatan sistematis dalam rangka menyimpulkan data dengan
cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-
35
gejala yang diselidiki (Winarno Surakhmad, 2004: 162). Metode
ini digunakan untuk mengamati situasi dan kondisi SMA
Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7
Yogyakarta serta pelaksanaan pembelajaran ibadah di kelas yang
bertujuan untuk mengetahui kompetensi profesional guru ibadah
dalam penggunaan media pembelajaran dilihat dari ketersediaan
media pembelajaran.
2) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya
(Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Adapun dokumentasi yang
penulis maksudkan adalah tentang data sejarah berdirinya sekolah,
kondisi dan letak geografis, kondisi guru, siswa, karyawan, sarana
dan prasarana fisik maupun non fisik serta struktur organisasi
sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA
Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data yang terhimpun dalam penelitian ini
digunakan “Metode Analisis Data Kualitatif” dengan menggunakan
kerangka berfikir deduktif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan pendekatan kualitatif terhadap jawaban-jawaban
36
para responden. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif tidak berupa angka-angka, melainkan bentuk
kata-kata dan gambaran-gambaran (Lexy J. Moeleong, 2008: 11).
Adapun untuk analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif seperti yang dikemukakan Miles dan Hubberman, yaitu meliputi
empat komponen yakni:
a. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
b. Reduksi Data
Yakni merangkum, mengumpulkan dan memilih data yang relevan
dengan permasalahan penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara
membuat ringkasan dalam mengolah data. Proses ini terus berlangsung
hingga laporan lengkap tersusun.
c. Display Data
Yakni menggambarkan fenomena atau keadaan sesuai dengan data
yang telah direduksi.
d. Menyimpulkan dan verifikasi
Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data yang
telah direduksi kedalam laporan secara sistematis (Bungin, 2008: 69).
37
5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data merupakan sebagian unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh penelitian kualitatif. Maka dari itu, peneliti
menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data (Lexy J.
Moeleong, 2008: 330).
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik triangulasi sumber, karena teknik triangulasi inilah yang paling
banyak digunakan.
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan kadaan-keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen (Lexy J.
Moeleong, 2001: 178).
Triangulasi sumber dalam penelitian ini digunakan untuk
membandingkan ketersediaan media pembelajaran dengan pelaksanaan
pembelajaran. Selain itu untuk membandingkan hasil wawancara guru
dengan pengakuan siswa.
38
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, penulis akan
menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, berisi tentang gambaran umum SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang terdiri dari kondisi
letak geografis, sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi,
kondisi guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana.
Bab ketiga, berisi tentang pembelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3
Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan
khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran, kompetensi profesional
guru dalam penggunaan media yang meliputi pemilihan, pembuatan,
pemanfaatan, dan cara mengembangkan media pembelajaran, upaya-upaya yang
dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan kompetensi profesional guru ibadah
secara umum dan khususnya dari aspek penggunaan media pembelajaran beserta
kendalanya.
Bab keempat, merupakan bab terakhir yang berisi penutup. Dalam penutup
ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan, saran-saran
dari penulis, dan diakhiri kata penutup. Untuk melengkapi skripsi ini, setelah bab
terakhir akan disertakan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

More Related Content

What's hot

Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013Moezzt Licha
 
Manajemen pondok pesantrem
Manajemen pondok pesantremManajemen pondok pesantrem
Manajemen pondok pesantremISMAIL ABAS
 
PEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOKPEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOKAbdul Basith
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Feni Prasetiya
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...Lovita Ivan Hidayatullah S. Pd.I
 
Contoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiContoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiimammuttaqin58
 
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaMakalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaIffa Dewi
 
pembelajaran fiqih MI
pembelajaran fiqih MIpembelajaran fiqih MI
pembelajaran fiqih MINataly April
 
Contoh isi proposal
Contoh isi proposalContoh isi proposal
Contoh isi proposalNafiessa
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Junaidi Rembang
 
Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013
Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013
Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013Tjoetnyak Izzatie
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi iiWarsito Sito
 
Contoh Proposal Skripsii
Contoh Proposal SkripsiiContoh Proposal Skripsii
Contoh Proposal SkripsiiMaz Aziezt
 

What's hot (19)

Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Guru PAI sesuai Kurikulum 2013
 
1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan
 
Manajemen pondok pesantrem
Manajemen pondok pesantremManajemen pondok pesantrem
Manajemen pondok pesantrem
 
Modul ski
Modul skiModul ski
Modul ski
 
PEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOKPEDOMAN KERJA PONDOK
PEDOMAN KERJA PONDOK
 
Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren Asli manajemen pengelolaan pesantren
Asli manajemen pengelolaan pesantren
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
G000060008
G000060008G000060008
G000060008
 
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
Optimalisasi Fungsi Manajemen Pembimbing Akademik Bagi Sukses Studi Mahasiswa...
 
Contoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiContoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsi
 
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifaMakalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
Makalah manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam ifa
 
pembelajaran fiqih MI
pembelajaran fiqih MIpembelajaran fiqih MI
pembelajaran fiqih MI
 
Proposal sekripsi
Proposal sekripsi Proposal sekripsi
Proposal sekripsi
 
Contoh isi proposal
Contoh isi proposalContoh isi proposal
Contoh isi proposal
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013
 
Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013
Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013
Buku fikih MI Kelas 4 pegangan Guru Kurikulum 2013
 
Proposal skripsi ii
Proposal skripsi iiProposal skripsi ii
Proposal skripsi ii
 
Contoh Proposal Skripsii
Contoh Proposal SkripsiiContoh Proposal Skripsii
Contoh Proposal Skripsii
 

Similar to Kompetensi Guru Ibadah

Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islampita pulungan
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiancciran
 
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahManajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahmahmudi moedy
 
PTK SKI siklus 1 dan 11.docx
PTK SKI siklus 1 dan 11.docxPTK SKI siklus 1 dan 11.docx
PTK SKI siklus 1 dan 11.docxMirnawatiHaruna
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitamahmudi moedy
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015anida juita
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
 
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdfAzmiAyumiMasse
 
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdfTahmidMaulana2
 
4. Panduan P5 PPRA.pdf
4. Panduan P5 PPRA.pdf4. Panduan P5 PPRA.pdf
4. Panduan P5 PPRA.pdfRonySunarya
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 

Similar to Kompetensi Guru Ibadah (20)

Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
Tugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran paiTugas metode pembelajaran pai
Tugas metode pembelajaran pai
 
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahManajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
PTK SKI siklus 1 dan 11.docx
PTK SKI siklus 1 dan 11.docxPTK SKI siklus 1 dan 11.docx
PTK SKI siklus 1 dan 11.docx
 
Tugasan azhari
Tugasan azhariTugasan azhari
Tugasan azhari
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugasan azhari
Tugasan azhariTugasan azhari
Tugasan azhari
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
 
Peran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidikPeran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidik
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
 
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022)2.pdf
 
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf
3__Kirim_Panduan_P5_PPRA_(26_10_2022).pdf
 
4. Panduan P5 PPRA.pdf
4. Panduan P5 PPRA.pdf4. Panduan P5 PPRA.pdf
4. Panduan P5 PPRA.pdf
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 

More from HaubibBro

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamHaubibBro
 
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA HaubibBro
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaHaubibBro
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islamHaubibBro
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekahHaubibBro
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafatHaubibBro
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaHaubibBro
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurHaubibBro
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranHaubibBro
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaHaubibBro
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejatiHaubibBro
 

More from HaubibBro (12)

Makalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islamMakalah sejarah menyangkut islam
Makalah sejarah menyangkut islam
 
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SERTA INTEPRETASI DAN RELEVANSINYA
 
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannyaMakalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
Makalah keanekaragaman mahkluk hidup dan penyebarannya
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
 
Makalah sedekah
Makalah  sedekahMakalah  sedekah
Makalah sedekah
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafat
 
Kebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesiaKebijakan pendidikan diindonesia
Kebijakan pendidikan diindonesia
 
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uurStudy kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
Study kasus kebijakan pendidikan politik. mb uur
 
Reverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quranReverensi pengertian rasmil quran
Reverensi pengertian rasmil quran
 
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesiaMakalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
Makalah tasawwuf dan tarekat di indonesia
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati22 tokoh otodidak sejati
22 tokoh otodidak sejati
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Kompetensi Guru Ibadah

  • 1. 1 KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATA PELAJARAN IBADAH DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN (Studi kasus di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta) SKRIPSI Oleh : ESTI QOMARIYATUN 20050720033 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2009
  • 2. 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN NOTA DINAS........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. v ABSTRAK ..................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7 D. Tinjauan Pustaka..................................................................... 8 E. Kerangka Teoretik................................................................... 11 F. Metode Penelitian ................................................................... 28 G. Sistematika Pembahasan ………………………………….... 34
  • 3. 3 BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta 1. Letak dan Keadaan Geografis…………………………….. 35 2. Sejarah Berdiri……………………………………………. 35 3. Keunggulan………………………………………………. 38 4. Visi dan Misi, dan Tujuan Sekolah…………..................... 40 5. Struktur Organisasi Sekolah……………………………… 45 6. Keadaan Guru dan Siswa………………………………… 45 7. Keadaan Sarana dan Prasarana…………………………… 50 8. Kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler………………………. 51 B Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta 1. Letak dan Keadaan Geografis……………………………. 53 2. Sejarah Berdiri…………………………………………… 54 3. Keunggulan……………………………………………… 58 4. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah…………………………... 58 5. Struktur Organisasi Sekolah……………………………… 59 6. Keadaan Guru dan Siswa………………………………… 60 7. Keadaan Sarana dan Prasarana…………………………… 63 8. Kegiatan Ekstrakurikuler…………………………………. 68
  • 4. 4 BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Secara Umum dan Khususnya dilihat dari Ketersediaan Media Pembelajaran ...................... 69 B. Kompetensi Profesional Guru Ibadah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran ........................................... 76 C. Upaya Pihak Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran Ibadah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Secara Umum dan Khususnya ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran....................... 90 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 97 B. Saran-saran ............................................................................. 99 C. Kata Penutup ……………………………………………….. 101 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 5. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan juga sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam peranannya di masa yang akan datang. Selain itu pendidikan memegang posisi kunci dalam pembangunan sumber daya manusia (Mastuhu, 2003: 138). Karena tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara, sebagian besar bergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru. Dengan kata lain, tinggi rendahnya suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikannya (Ngalim Purwanto, 2004: 138) Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan tidak bergantung kepada satu komponen saja misalnya guru, melainkan sebagai sebuah sistem kepada beberapa komponen antara lain berupa program kegiatan pembelajaran, murid, sarana dan prasarana pembelajaran, dana, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan kepala sekolah. Namun semua komponen yang teridentifikasi di atas tidak akan berguna bagi terjadinya perolehan pengalaman belajar maksimal bagi peserta didik jika tidak didukung oleh keberadaan guru yang profesional. 1
  • 6. 6 Selain itu tanpa adanya guru yang profesional, maka semua komponen dalam proses balajar mengajar tidak akan banyak memberikan dukungan dan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi upaya peningkatan mutu pembelajaran tanpa didukung oleh keberadaan guru yang secara kontinue berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik (Ibrahim Bafadal, 2008: 3-4). Guru sebagai komponen utama dalam pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, moral serta spiritual. Oleh karena itu, diperlukan seorang guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya (Kunandar, 2007: 40). Keberadaan guru, apalagi guru Pendidikan Agama Islam tidak bisa digantikan oleh sumber-sumber belajar yang lain. Hal ini karena guru Pendidikan Agama Islam tidak semata-mata berperan dalam kegiatan transfer of knowledge saja, tetapi juga berperan dalam kegiatan transfer of value. Dengan kata lain guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk dapat menanamkan peranan bukan hanya sekedar melaksanakan proses transformasi ilmu, tetapi juga harus dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, artinya guru juga harus dapat membentuk sikap dan perilaku peserta didiknya sebagai cerminan dari sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
  • 7. 7 Selain itu untuk memperoleh hasil yang optimal guru dituntut tidak hanya mengandalkan terhadap apa yang ada di dalam kelas (apalagi hanya membaca buku ajar), tetapi harus mampu dan mau menelusuri serta mendayagunakan berbagai sumber pembelajaran yang diperlukan seperti majalah, surat kabar, dan internet. Hal ini penting agar apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pola pikir peserta didik (E. Mulyasa, 2008: 156). Sedang proses pembelajarannya bisa didukung dengan alat dan peralatan misalnya proyektor film untuk menampilkan sumber pembelajaran, menggunakan perpustakaan serta menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Ibadah sebagai salah satu mata pelajaran agama Islam, memegang peranan penting mengingat bahwa ibadah itu berkaitan langsung dengan praktik/pengamalan sehari-hari. Selain itu mata pelajaran ibadah di sekolah Muhammadiyah berbeda dengan sekolah lainnya, yakni Muhammadiyah berpedoman langsung pada Al-Qur’an, Sunah, dan tarjih (memilih pendapat yang terkuat), sedangkan organisasi lain ada keharusan mengikuti salah satu madzhab (terutama Syafi'i). Oleh sebab itu mata pelajaran ibadah hendaknya diampu oleh guru yang profesional. Guru pengampu mata pelajaran ibadah hendaknya memiliki kompetensi profesional yang lebih mendalam, menguasai materi pembelajaran dan mempunyai wawasan yang luas. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam menyampaikan materi pelajaran ibadah sehingga menimbulkan persepsi
  • 8. 8 yang salah atau peserta didik menerima informasi yang kurang tepat. Guru ibadah juga dituntut untuk bisa menggunakan media pembelajaran yang tepat mulai dari pemilihan, pembuatan, penggunaan, pengelolaan, dan pengembangannya. Dalam hal ini bukan berarti bahwa ketiga kompetensi lainnya tidak penting, tetapi empat kompetensi yang merupakan indikasi profesionalisme guru sebagai satu kesatuan atau saling berkaitan harus dimiliki. Dengan penguasaan empat kompetensi tersebut, terutama dalam hal ini kompetensi profesional diharapkan guru ibadah pada khususnya dan Pendidikan Agama Islam pada umumnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan serta meningkatkan citra guru sehingga dapat menjawab berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas pendidikannya, karena saat ini guru agama dianggap telah gagal dalam menciptakan lulusan yang berkualitas dan berakhlak mulia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang sering terjadi saat ini, misalnya banyak terjadi tindak kriminalitas yang dilakukan oleh anak dibawah umur, kekerasan yang dilakukan guru terhadap peserta didiknya, bahkan hal tersebut terjadi dilingkungan sekolah, serta masih banyak lagi kasus yang berkaitan dengan kemerosotan moral yang terjadi akhir-akhir ini. Oleh sebab itu dengan adanya guru yang mempunyai kompetensi profesional diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Begitu juga dengan keberadaan sekolah Muhammadiyah saat ini yang mengalami kemunduran atau kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Muhammadiyah. Hal ini karena
  • 9. 9 sekolah Muhammadiyah untuk saat ini dianggap kurang bisa menciptakan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Keadaan seperti ini juga dialami SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang berada di Wirobrajan. Ini terbukti dengan menurunnya jumlah peserta didik tahun ajaran 2008-2009, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, untuk SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yaitu dari 247 siswa menjadi 226 siswa (dokumen PPL, 15 September 2008). Sedang untuk SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yaitu dari 200 siswa menjadi 168 siswa (dokumen PPL, 25 Agustus 2008). Melihat kenyataan yang ada tersebut, sudah seharusnya sekolah-sekolah Muhammadiyah memperbaiki proses pembelajaran yang belum maksimal, mengingat bahwa proses pembelajaran yang baik itu akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang baik pula sehingga sekolah tersebut akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat khususnya para orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah Muhammadiyah. Oleh karena itu proses pembelajaran yang baik membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar mendapatkan hasil yang maksimal. Karena inti kurikulum sekolah Muhammadiyah adalah ISMUBA, maka salah satu mata pelajaran yang penting adalah ibadah. Proses pembelajaran ibadah dianggap penting oleh masyarakat terutama para orang tua mengingat tujuan manusia hidup di dunia ini untuk beribadah. Selain itu 50 % dari pembelajaran ibadah adalah praktik, sehingga dibutuhkan sarana dan prasarana berupa media pembelajaran. Untuk menggunakan media pembelajaran yang ada dibutuhkan
  • 10. 10 guru yang terampil dan kreatif karena guru yang mempunyai ketrampilan dan kreatifitas itu merupakan salah satu ciri guru yang profesional. Penulis mengambil sampel SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang merupakan sekolah Muhammadiyah ternama, selain itu untuk membandingkan kompetensi profesional guru ibadah ditinjau dari penggunaan media pembelajaran yang dimiliki guru di sekolah tersebut. Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk mengevaluasi kompetensi profesional guru mata pelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari penggunaan media pembelajaran. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pembelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran? 2. Bagaimana kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran?
  • 11. 11 3. Apa upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui pembelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran. b. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran. c. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran.
  • 12. 12 2. Kegunaan penelitian Kegunaan akademik dan praktis : a. Bagi lembaga (instansi) yang terkait diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupun untuk yang akan datang. b. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru khususnya dalam penggunaan media pembelajaran. Sehingga dengan demikian, dapat memberi masukan dan pembekalan untuk proses ke depan. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini dimaksudkan sebagai satu kebutuhan ilmiah yang berguna untuk memberikan kejelasan dan batasan pemahaman informasi yang digunakan, diteliti melalui khasanah pustaka dan sebatas jangkauan yang didapatkan untuk memperoleh data-data. Dalam hal ini berkaitan dengan tema penulisan yaitu mengenai Kompetensi Profesional Guru mata pelajaran Ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran. Pertama, skripsi yang berjudul “Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Yogyakarta”, oleh Desi Mauliddina, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, jurusan PAI
  • 13. 13 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang kompetensi profesional dan pedagogik guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 8 Yogyakarta memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang studinya masing-masing. Guru PAI juga memiliki kompetensi profesional dalam pembelajaran yang mencakup kemampuan guru dalam menguasai materi dan bahan pelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, silabus, dan RPP. Guru PAI di SMA Negeri 8 Yogyakarta juga memiliki kompetensi pedagogik yang mencakup kemampuan guru dalam memahami peserta didik, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai macam metode, strategi dan media pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dikelas dapat berjalan dengan baik, kemampuan guru melakukan evaluasi hasil belajar, serta mengembangkan peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, skripsi yang berjudul “ Supervisi Pendidikan dalam meningkatkan profesionalitas Guru Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta ”. Oleh Dewi Fajar Retno Paripih, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, jurusan PAI 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesional guru agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan
  • 14. 14 bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan di SD Muhammadiyah Sapen khususnya yang berkaitan dengan usaha peningkatan profesional guru, sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar. Berbagai upaya peningkatan dan pengembangan profesional guru telah diusahakan. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, kompetensi profesional guru PAI di sekolah tersebut mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi siswa khususnya dalam pelajaran PAI baik dari teori maupun praktiknya. prestasi siswa khususnya dalam pelajaran PAI baik dari teori maupun praktiknya. Teknik-teknik supervisi pendidikan yang diterapkan kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugas supervisinya meliputi kunjungan kelas, percakapan pribadi, rapat guru, pertemuan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), lokakarya dan studi kelompok guru. Ketiga, skripsi yang berjudul “Profesionalisme Guru PAI Dalam Penggunaan Media Pembelajaran di SLTP Yayasan Pendidikan Islam 45 Kota Madya Bekasi Jawa Barat”. Oleh Akhsana Khuluqin, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, jurusan PAI 2000. Skripsi ini merupakan penelitian lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru PAI di sekolah tersebut sudah bisa dikatakan profesional karena sudah menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan menerapkan dengan baik, serta bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan tidak merasa jenuh, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
  • 15. 15 Beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa para guru agama Islam telah dikatakan profesional, akan tetapi perlu ditindak lanjuti khusus berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran ibadah. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengevaluasi Kompetensi Profesional Guru mata pelajaran Ibadah ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran (Studi kasus di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta). Penggunaan media pembelajaran dalam penelitian ini meliputi pemilihan, pembuatan, pengelolaan, dan pengembangannya. Juga usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah secara umum dan khususnya ditinjau dari aspek penggunaan media pembelajaran. E. Kerangka Teoretik 1. Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas asas tujuan yang jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kompetensi profesional guru ibadah SMA
  • 16. 16 Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta ditinjau dari penggunaan media pembelajaran. 2. Kompetensi Guru Istilah kompetensi mempunyai banyak makna, dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (E. Mulyasa, 2008: 25 ). Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Kunandar, 2007: 52). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jadi, pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003 menyebutkan bahwa standar kompetensi guru meliputi empat komponen, yaitu pengelolaan pembelajaran, pengembangan potensi, penguasaan akademik, dan sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi
  • 17. 17 guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan, dan penguiasaan bahan kajian akademik (Kunandar, 2007: 54-56). Berkaitan dengan kompetensi, ada sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni : a. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar. c. Kemampuan mengelola kelas. d. Kemampuan menggunakan media / sumber belajar. e. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan. f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar. g. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran. h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan. j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan mengajar (Kunandar, 2007: 58). Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: a Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaranyang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
  • 18. 18 b Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan. c Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. d Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, dan kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. (Akhmad Sudrajad, http//Akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 17 Januari 2009). 3. Kompetensi Profesional Guru Menurut Suharsimi Arikunto, kompetensi profesional artinya bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang diajarkan, serta metodologi dalam arti konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakan dalam proses belajar mengajar. (Suharsimi Arikunto, 1993: 239). Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas. Sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab III pasal 7 ayat (1). Prinsip profesionalitas tersebut yaitu : a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
  • 19. 19 c. Memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal- hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru (UU Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005, 2006: 6-7). Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang kompetensi profesional guru yaitu sebagai berikut : a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya. b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya. d. Dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan. f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (E. Mulyasa, 2008: 135). Adapun guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dalam bidangnya. Suatu pekerjaan profesional itu memerlukan persyaratan khusus yakni menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya, menuntut adanya tingkat pendidikan yang
  • 20. 20 memadai, adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya, memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Selain itu guru juga harus memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, memiliki klien/objek layanan yang tepat, serta diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat (Kunandar, 2007: 47). Dengan demikian mengacu pada beberapa pendapat tokoh diatas dapat dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional di bidang kependidikan. Untuk menjadi seorang profesional, seorang guru harus mampu memahami dan melaksanakan hal-hal yang bersifat filosofis, konseptual, dan teknis. Di antara ketiga hal tersebut, kemampuan secara teknis merupakan hal yang penting untuk menjadi seorang profesional. Mengenai kemampuan teknis ini adalah bagaimana seorang guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar. Untuk itu guru harus mampu mendesain program pembelajaran, menggunakan media pembelajaran yang ada, dan mengkomunikasikan program tersebut kepada peserta didik. 4. Kompetensi profesional Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode, dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media. Kompetensi profesional guru dalam penggunaan media pembelajaran meliputi pemilihan, pembuatan, pemanfaatan, dan pengembangannya (E. Mulyasa, 2008: 137). Proses
  • 21. 21 pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media sangat mendukung untuk keberhasilan pembelajaran. Adapun prosedur pemilihan media pembelajaran meliputi: a Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi/hiburan. b Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru. c Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. d Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya. e Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat. f Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media (Aristo Rahadi, http//aristorahadi.wordpress.com, diakses 28 Februari 2009). Sedang untuk memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, dan konteks
  • 22. 22 penggunaan. Demikian pula dalam pembuatannya harus memperhatikan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, materi ajar yang biasanya menuntut berbagai aktifitas siswa, dan ketersediaan atau pengadaan media pembelajaran. Berdasarkan keempat pertimbangan tersebut dapat diputuskan media apa yang digunakan, media audio, audiovisual, visual, multimedia serta menggunakan media jadi atau media rancangan (Yudhi Munadi, 2008: 205). Guru yang profesional harus bisa memanfaatkan media pembelajaran dengan sebaik-baiknya, untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran di kelas yaitu Pertama, persiapan guru, pada langkah ini guru menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui media pembelajaran sehubungan dengan pelajaran yang akan dijelaskan berikut dengan strategi- strategi penyampaiannya. Kedua, persiapan kelas, pada langkah ini bukan hanya menyiapkan perlengkapan tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi tugas, misalnya agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis, mengkritik,dan lain-lain. Ketiga, Penyajian, penyajian media pembelajaran sesuai dengan karakteristiknya. Keempat, langkah lanjutan dan aplikasi, sesudah penyajian perlu ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjut, misalnya diskusi, laporan, dan tugas lainnya (Yudhi Munadi, 2008: 208).
  • 23. 23 Selain itu seorang guru yang profesional dituntut untuk bisa mengembangkan media pembelajaran yang telah dipilih dan bisa mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Urutan dalam mengembangkan media yaitu menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas, merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, mengembangkan alat pengukur keberhasilan, menulis naskah media, serta mengadakan tes dan revisi (Arief S. Sadiman, 2009: 100). 5. Pembelajaran PAI Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik (Kunandar, 2007: 287). Selain itu pembelajaran juga merupakan suatu sistem, artinya seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, pembelajaran mengandung sejumlah komponen antara lain tujuan, bahan, pelajar, guru, metode, situasi, dan evaluasi (A. Tabrani Rusyan, 1994: 167-168). Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Abdul Majid & Dian
  • 24. 24 Andayani, 2006: 135). Sedang fungsi Pendidikan Agama Islam meliputi: pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian mental, perbaikan, pencegahan, pengajaran, dan penyaluran. Dari teori diatas terlihat sekali pentingnya pendidikan islam diberikan kepada seseorang sebagai pondasi bagi dirinya agar dapat bertingkah laku sesuai dengan norma ajaran islam dalam hidupnya. Dasar yang menjadi acuan dalam pendidikan agama islam harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada aktivitas yang dicita-citakan. Sedang tujuan pendidikan islam menurut kurikulum PAI 2003 yaitu menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik serta pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk mewujudkan pada jenjang yang lebih tinggi (Abdul Majid & Dian Andayani, 2006: 135). Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka semua komponen yang ada harus diorganisasi sehingga semua komponen dapat bekerja sama dengan baik. Tujuan tersebut yakni setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat menguasai sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan isi proses pembelajaran tersebut, dalam hal ini proses pembelajaran ibadah. Pembelajaran PAI yang ada di sekolah Muhammadiyah meliputi Ibadah, Aqidah, Akhlak, Qur’an hadits, Kemuhammadiyahan, Tarikh, dan Bahasa
  • 25. 25 Arab yang semuanya itu biasa disebut dengan ISMUBA. Sedangkan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mata pelajaran ibadah. 6. Pembelajaran Ibadah Profesionalisme yang dimiliki guru dalam pelaksanaan pembelajaran ibadah dapat dilihat dari beberapa kompetensi yang tersebut diatas yakni kompetensi yang berhubungan dengan penguasaan materi dan berbagai perangkat pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Dalam hal ini seorang guru ibadah hendaknya menguasai materi pembelajaran ibadah secara luas dan mendalam karena mata pelajaran ibadah merupakan bagian dari pendidikan agama islam yang meliputi ibadah mahdzah dan ibadah ghairu mahdzah yang berhubungan dengan praktik sehari-hari. Oleh karena itu guru ibadah harus mempunyai wawasan yang luas dan bisa menyampaikan pelajaran dengan profesional, memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat, jangan sampai melakukan kesalahan sehingga terjadi kesalahpahaman persepsi siswa, karena hal ini berpengaruh pada gerak dan penerapan ibadah siswa dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran merupakan urutan yang berlangsung secara berkesinambungan, bertahap, berfikir, terpadu dan secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik bertahap belajar mengajar. Proses pembelajaran mempunyai pengertian kegiatan nyata yang mempengaruhi anak didik dalam situasi yang
  • 26. 26 memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan belajarnya (Nana Sudjana, 1999: 41). Dalam proses pembelajaran ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru. Kedua hal tersebut menjadi terpadu manakala terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Inilah makna belajar dan mengajar sebagai suatu proses. Interaksi guru dengan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. a. Tujuan Pembelajaran Ibadah Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan langkah pertama yang harus dirumuskan. Pada dasarnya tujuan ini merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan-kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran. Dalam pendidikan dan pembelajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar (Winarno Surakhmad, 1982: 55). Tujuan pembelajaran ibadah dalam hal ini adalah menanamkan nilai-nilai islam pada peserta didik dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.
  • 27. 27 b. Materi Pelajaran Ibadah Disamping tujuan ada komponen lain yang menunjang keberhasilan suatu proses belajar mengajar yaitu menetapkan materi pelajaran. Materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam perencanaan pembelajaran hendaknya guru menetapkan materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Guru harus memilih materi mana yang perlu diberikan dan materi mana yang tidak perlu diberikan kepada siswa. Dalam menetapkan pilihan tersebut hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Menetapkan bahan yang serasi dan menunjang tujuan pembelajaran 2) Bahan itu penting untuk diketahui oleh siswa atau bersifat aktual. 3) Minimal bahan itu wajib diberikan sesuai dengan tuntutan kurikulum. 4) Bahan yang diberikan mempunyai manfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. 5) Membahas materi yang seharusnya tidak banyak dibahas bahan sumber. (Nana Sudjana, 2002: 43) Materi pembelajaran Ibadah pada taraf SMA mencakup hukum-hukum islam dalam bidang ibadah, muamalah, jenazah, faraid, munakahat, jinayah, peradilan dan pemerintahan, at’imah yang mengacu pada Majlis Tarjih Muhammadiyah. c. Metode Pembelajaran Ibadah Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran (Muhammad Ali, 2002: 78). Peranan metode disini sebagai
  • 28. 28 alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar guru atau dengan kata lain tercipta interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode belajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Pada dasarnya setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga terjadi pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Dapat pula dilaksanakan secara berdiri sendiri. Ini tergantung pada pertimbangan didasarkan situasi belajar mengajar yang relevan. Namun proses belajar mengajar yang baik, hendaknya menggunakan berbagai metode mengajar secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lainnya. Ada beberapa metode dalam mengajar ibadah diantaranya yaitu: metode ceramah, metode teladan, metode diskusi, metode tugas belajar, metode resitasi, metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen. Penerapan metode ini perlu didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat, misalnya penggunaan OHP, pemutaran video, alat-alat praktik, buku ajar, bahan dari internet, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Siswa juga tidak merasa
  • 29. 29 jenuh dengan materi yang diberikan. Untuk itu diperlukan guru yang terampil dan kreatif. d. Alat atau Media Pembelajaran Ibadah Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien (Yudhi Munadi, 2008: 8). Media atau alat dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, materi, metode, alat, dan evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara untuk mengantarkan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. William Burton memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: 1) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok. 2) Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan. 3) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu. 4) Penggunaan alat disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi. 5) Sesuai dengan batas kemampuan biaya (Moh. Uzer Usman, 2007: 32).
  • 30. 30 Di samping itu banyak sekali fungsi media pembelajaran diantaranya: 1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir. 2) Memperbesar perhatian siswa. 3) Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan. 4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para siswa. 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinue. 6) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7) Menarik minat siswa dalam belajar. 8) Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi (Moh. Uzer Usman, 2007: 32). Dalam pembelajaran ibadah ini banyak sekali media yang bisa dimanfaatkan selain buku ajar, misalnya pemanfaatan internet dalam pembelajaran sehingga mendapat wawasan yang lebih luas, video pembelajaran misalnya tentang tata cara sholat, wudlu, memandikan jenazah sampai menyolatkannya, OHP untuk memproyeksikan bahan- bahan visual yang dibuat di atas lembar transparan, dan lain-lain. Selain itu untuk praktik sholat, wudlu, juga bisa menggunakan mushola, dan praktik mengkafani jenazah dengan menggunakan alat seperti boneka dan kain kafan. Hal ini akan lebih efektif karena peserta didik langsung bisa mempraktekkan, bukan sekedar mengetahui teorinya saja. e. Evaluasi Pembelajaran Ibadah Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam pembelajaran. Alasan perlu dilakukan evaluasi hasil belajar adalah :
  • 31. 31 1) Dengan evaluasi hasil belajar dapat diketahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar. 2) Kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik profesional. 3) Bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actuating, controlling, dan evaluating. Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Dengan kompetensi dasar ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh peserta didik, baik yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreativitas, dan moral. Evaluasi dapat dilakukan terhadap program, proses, dan hasil belajar (Kunandar, 2007: 377-378). Dalam pembelajaran ibadah ini evaluasi bisa dilakukan dengan tes tertulis, praktik seperti praktik sholat, wudlu, memandikan jenazah, menyolatkan jenazah serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan.
  • 32. 32 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan lokasi SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, dari orang- orang atau perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Lexy J. Moleong, 2008: 11). 2. Metode Penentuan subyek Subyek penelitian adalah orang atau apa saja yang menjadi sumber data dalam penelitian (Sutrisno Hadi, 1993: 124). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa subyek penelitian berarti subyek dimana data diperoleh baik berupa orang, responden, benda, gerak atau proses sesuatu (Suharsimi Arikunto, 1998: 402). a. Subyek utama (primer) 1) Guru Ibadah Guru ibadah merupakan sumber data untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran ibadah di SMA
  • 33. 33 Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran. Guru ibadah yang akan diteliti berjumlah 3 orang yaitu 1 guru dari SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan 2 guru dari SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. 2). Kepala sekolah Kepala sekolah merupakan sumber data untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya ditinjau dari penggunaan media pembelajaran. 3). Siswa Siswa merupakan sumber data untuk mengetahui sejauh mana guru menggunakan media pembelajaran dalam setiap mengajar mata pelajaran ibadah di kelas. Jumlah siswa dalam penelitian ini yaitu 6 siswa dari SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang terdiri dari 3 siswa kelas XF dan 3 siswa kelas XI IS2, begitu pula pada SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena kelas tersebut memiliki nilai ibadah yang rendah, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana guru ibadah menggunakan media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa.
  • 34. 34 b. Subyek pendukung (sekunder) adalah staf karyawan untuk memperoleh data kondisi dan letak geografis, kondisi guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana fisik maupun non fisik serta struktur organisasi sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. 3. Metode Pengumpulan Data a. Metode utama (primer) dalam penelitian ini adalah metode interview. Interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (S. Nasution, 2007: 113). Metode ini digunakan untuk menggali data-data dari guru ibadah tentang penggunaan media pembelajaran yang meliputi pemilihan, pembuatan, pemanfaatan dan pengembangannya, kepala sekolah untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru ibadah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya ditinjau dari penggunaan media pembelajaran. b. Metode pendukung (sekunder) 1) Metode Observasi Metode observasi untuk mengadakan penelitian dan pengamatan sistematis dalam rangka menyimpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-
  • 35. 35 gejala yang diselidiki (Winarno Surakhmad, 2004: 162). Metode ini digunakan untuk mengamati situasi dan kondisi SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta serta pelaksanaan pembelajaran ibadah di kelas yang bertujuan untuk mengetahui kompetensi profesional guru ibadah dalam penggunaan media pembelajaran dilihat dari ketersediaan media pembelajaran. 2) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Adapun dokumentasi yang penulis maksudkan adalah tentang data sejarah berdirinya sekolah, kondisi dan letak geografis, kondisi guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana fisik maupun non fisik serta struktur organisasi sekolah SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. 4. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang terhimpun dalam penelitian ini digunakan “Metode Analisis Data Kualitatif” dengan menggunakan kerangka berfikir deduktif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif terhadap jawaban-jawaban
  • 36. 36 para responden. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif tidak berupa angka-angka, melainkan bentuk kata-kata dan gambaran-gambaran (Lexy J. Moeleong, 2008: 11). Adapun untuk analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan Miles dan Hubberman, yaitu meliputi empat komponen yakni: a. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. b. Reduksi Data Yakni merangkum, mengumpulkan dan memilih data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara membuat ringkasan dalam mengolah data. Proses ini terus berlangsung hingga laporan lengkap tersusun. c. Display Data Yakni menggambarkan fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah direduksi. d. Menyimpulkan dan verifikasi Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data yang telah direduksi kedalam laporan secara sistematis (Bungin, 2008: 69).
  • 37. 37 5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data merupakan sebagian unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh penelitian kualitatif. Maka dari itu, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data (Lexy J. Moeleong, 2008: 330). Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik triangulasi sumber, karena teknik triangulasi inilah yang paling banyak digunakan. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan kadaan-keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen (Lexy J. Moeleong, 2001: 178). Triangulasi sumber dalam penelitian ini digunakan untuk membandingkan ketersediaan media pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran. Selain itu untuk membandingkan hasil wawancara guru dengan pengakuan siswa.
  • 38. 38 G. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, penulis akan menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut : Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua, berisi tentang gambaran umum SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang terdiri dari kondisi letak geografis, sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, struktur organisasi, kondisi guru, karyawan dan siswa, sarana dan prasarana. Bab ketiga, berisi tentang pembelajaran ibadah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta secara umum dan khususnya dilihat dari ketersediaan media pembelajaran, kompetensi profesional guru dalam penggunaan media yang meliputi pemilihan, pembuatan, pemanfaatan, dan cara mengembangkan media pembelajaran, upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan kompetensi profesional guru ibadah secara umum dan khususnya dari aspek penggunaan media pembelajaran beserta kendalanya. Bab keempat, merupakan bab terakhir yang berisi penutup. Dalam penutup ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan, saran-saran dari penulis, dan diakhiri kata penutup. Untuk melengkapi skripsi ini, setelah bab terakhir akan disertakan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.