1. ARTIKEL
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PADA PT.X
DISUSUN OLEH :
FRENGKY S. SIHOMBING (43219110090)
KELAS : B-203
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA MERUYA
2020/2021
2. IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT.X
ABSTRAK
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas manusia yang
menggunakan teknologi informasi itu sendiri demi mendukung operasi dan manajemen. Dalam
arti yang sangat luas, istilah sistem informasi sering digunakan untuk merujuk interaksi antara
manusia, proses algoritmik, data, dan teknologi.
Pada proses prakteknya, sistem informasi terdiri dari berbagai komponen dan inovasi.
Penerapan inovasi teknologi sistem informasi dalam organisasi atau perusahaan sudah
merupakan hal yang harus dimaksimalkan yang juga dapat dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan manajemen organisasi dan perusahaan atau yang sering disebut DSS (Decision
Support System).
Sistem pengambilan keputusan yang didukung oleh sistem pendukung keputusan atau
Decision Support System (DSS) adalah sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk
membantu manajer dalam pengambilan keputusan dengan mengakses sejumlah besar
informasi yang dihasilkan dari berbagai sistem informasi terkait yang terlibat dalam proses
bisnis organisasi, seperti sistem automatis kantor, sistem pemrosesan transaksi, dan lain-lain
PENDAHULUAN
3. Keputusan (decision) adalah suatu pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, namun ada
perbedaan penting di antara keduanya.
Pengambilan keputusan dalam organisasi/ perusahaan sangatlah penting, agar setiap
masalah yang datang dapat segera teratasi dan tidak menghambat tujuan organisasi/ perusahaan
tersebut.
Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka.
Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk
manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi
yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus
memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mugnkin serupa dengan
situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul.
Saat ini, telah banyak ditemui berbagai perubahan yang dilakukan oleh sebuah
organisasi/perusahaan demi bertahan di lingkungannya dan mewujudkan tujuan-tujuan tertentu
yang di harapkan oleh suatu organisasi/perusahaan tersebut untuk tetap bertahan menghadapi
kemajuan zaman yang semakin maju. Mereka ingin maju bersaing demi kemajuan kualitas
perusahaan tersebut. Selain itu juga ingin meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan tersebut. Namun demi tercapainya keinginan dan tujuan tersebut pihak perusahaan
haruslah berfikir kritis dan mengambil keputusan yang terbaik, agar tidak ada pihak manapun
yang merasa dirugikan.
LITERATUR TEORI
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor–faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut
4. Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap–tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan sebagai berikut :
Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang
dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga
diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti
masalah yang ada.
Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan
pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan
tujuan yang akan dicapai.
Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS)
Definisi Secara Umum
DSS adalah Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi terstruktur.
Definisi Secara Khusus
DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok
manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi
ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
5. Berikut beberapa definisi Sistem pendukung keputusan atau DSS menurut para ahli:
1. Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-
saat yang tidak biasa.
2. Menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993), sistem yang berbasis komputer
yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka
memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis
sebagai komponen utama.
3. Menurut Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-
model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur
dan tidak terstruktur.
4. Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Penunjang Keputusan adalah
suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
5. Menurut Litle, Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.
6. Menurut Little,J.D.C, sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan
penilaian guna membantu para manager mengambil keputusan.
7. Menurut Raymond McLeod, Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem penghasil
informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang
harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
8. Menurut Bonczek, R.H, C.W. Holsapple dan A.B. Whinston, DSS sebagai sistem
berbasis computer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi : sistem
bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen
6. DSS lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada pada
DSS entah sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan
masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).
9. Menurut Keen, P.G.W. mendefinisikan DSS sebagai suatu produk dari proses
pengembangan dimana pengguna DSS, pembangun DSS, dan DSS itu sendiri mampu
mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-
pola penggunaan.
10. G. R. Terry, Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
11. P. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data.
12. Horold dan Cyril O’Donnell Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
13. Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
PEMBAHASAN
7. Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan suatu
sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui
alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception.
2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap memegang control
proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem–subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
8. 6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi
seluruh tingkatan manajemen.
DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis perangkat lunak komputer,
termasuk sistem berbasis manajemen pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Decision support systems (DSS) atau bisa juga disebut Sistem pendukung keputusan
adalah sistem yang bertujuan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan dengan
cara mengakses sebagian besar informasi yang dihasilkan dari berbagai sistem informasi terkait
yang terlibat dalam proses bisnis organisasi, seperti sistem otomatis kantor, sistem pemrosesan
transaksi, dll.
DSS menggunakan resume dari informasi, pengecualian, pola, dan model
analisis. Sistem pendukung keputusan hanya akan membantu ketika kita membuat keputusan
namun bukan berarti harus memberikan keputusan itu sendiri.
Pengambilan keputusan dimulai dengan mengumpulkan informasi yang bermanfaat
melalui data mentah, dokumen, pengetahuan sendiri, dan atau model bisnis untuk mengetahui
dan memecahkan masalah lalu membuat keputusan.
DSS tidak bertujuan untuk menggantikan tugas dari manajer, tetapi untuk menjadi alat
untuk membantu manajer itu sendiri. DSS sebenarnya merupakan pelaksanaan atau wujud
nyata dari teori-teori pengambilan keputusan yang sudah diperkenalkan lebih dulu oleh ilmu-
ilmu seperti operation research dan management science.
DSS memiliki cara kerja yang interaktif. Jika dulu saat akan menyelesaikan masalah kita
harus melakukan perhitungan nilai minimum, maksimum, atau optimum dengan cara manual,
Decision Support System ( DSS ) yang merupakan progresi alamiah dari system pelaporan
informasi dan sistem pemrosesan transaksi akan membantu hal-hal tersebut.
Cara Kerja DSS
Mendefinisikan masalah yang ada.
Mengumpulkan data dan atau informasi yang berlaku.
Mengolah data menjadi informasi yang berbentuk laporan grafik atau tulisan.
9. Menentukan jalan alternatif yang dapat berbentuk persentase.
Tujuan DSS
Membantu mencari penyelesaian masalah semi-terprogram.
Mendukung manajer ketika mengambil keputusan dari suatu masalah.
Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
Dalam pelaksanaannya, DSS bisa juga menggunakan bantuan dari sistem lain misalnya
Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.
Ciri DSS
Memiliki kemampuan beradaptasi dan bersifat fleksibel
Tingkat interaktivitas yang tinggi
Kemudahan penggunaan
Efisiensi dan efektivitas
Dikontrol penuh oleh pengambil keputusan
Kemudahan pengembangan
Dukungan untuk pemodelan dan analisis
Dukungan untuk akses data
Standalone, terpadu, dan berbasis web
Komponen DSS
Berikut adalah komponen Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System:
Database Management System (DBMS): Untuk mengatasi masalah data yang
diperlukan bisa berasal dari database internal atau eksternal. Dalam sebuah organisasi,
data internal dihasilkan oleh sistem. Data eksternal berasal dari berbagai sumber seperti
surat kabar, layanan data online, database (keuangan, pemasaran, sumber daya
manusia).
Model Management System: Ini menyimpan dan mengakses model yang manajer
gunakan untuk membuat keputusan. Model seperti itu digunakan untuk merancang
10. fasilitas manufaktur, menganalisis kesehatan keuangan suatu organisasi, meramalkan
permintaan akan produk atau layanan, dll.
Alat Pendukung: Alat pendukung seperti bantuan online; Diagram-Diagram, interface
yang mudah digunakan, analisis grafis, mekanisme koreksi kesalahan, memudahkan
interaksi pengguna dengan sistem.
Manfaat DSS
Meningkatkan efisiensi dan kecepatan pengambilan keputusan.
Meningkatkan kontrol, daya saing dan kemampuan pengambilan keputusan futuristik
dari organisasi.
Memfasilitasi komunikasi interpersonal.
Mendorong pembelajaran atau latihan.
Karena sebagian besar digunakan dalam keputusan yang tidak terprogram, maka
menggunakan pendekatan baru dan menetapkan bukti baru untuk keputusan yang tidak
biasa.
Membantu mengotomatisasi proses managerial.
Klasifikasi DSS
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan DSS. Contohnya adalah sebagai berikut:
Text Oriented DSS: berisi informasi yang diwakili secara teks yang dapat
mempengaruhi keputusan. Hal ini memungkinkan dokumen dibuat secara elektronik,
direvisi dan dipandang sesuai kebutuhan.
Database Oriented DSS: Database memainkan peran utama di sini; Ini berisi data
terorganisir dan sangat terstruktur.
Spreadsheet Oriented DSS: berisi informasi di lembar penyebaran yang
memungkinkan pembuatan, pengamatan, modifikasi pengetahuan prosedural dan juga
menginstruksikan sistem untuk menjalankan instruksi mandiri. Alat yang paling
populer adalah Excel dan Lotus 1-2-3.
Solver Oriented DSS: didasarkan pada pemecah, yang merupakan algoritma atau
prosedur yang ditulis untuk melakukan perhitungan tertentu dan jenis program tertentu
11. Rules Oriented DSS: mengikuti prosedur tertentu yang diadopsi sebagai peraturan.
Compound DSS: dibangun dengan menggunakan dua atau lebih dari lima struktur
yang dijelaskan di atas.
Tipe DSS
Penting untuk dicatat bahwa DSS tidak memiliki suatu model tertentu yang diterima atau
dipakai di seluruh dunia. Banyak teori DSS yang diimplementasikan, sehingga terdapat banyak
cara untuk mengklasifikasikan DSS.
DSS pasif yaitu DSS yang berguna untuk mengumpulkan data dan membuatnya
terorganisir secara efektif, tidak memberikan suatu keputusan yang spesifik, hanya
menampilkan data.
DSS aktif yaitu DSS yang memproses data dan memberikan solusi yang berasal dari
data yang diperoleh.
Model Driven DSS yaitu tipe DSS yang memiliki cara kerja para pengambil keputusan
menggunakan simulasi statistik atau model keuangan demi mendapatkan penyelesaian
masalah tanpa harus mengumpulkan data.
Communication Driven DSS adalah DSS yang banyak dikombinasikan dengan
metode atau aplikasi lain supaya dapat memberikan rangkaian penyelesaian masalah.
Data Driven DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi
agar sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atua
eksternal dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta
digolongkan secara sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran operasional
dari satu periode ke periode lainnya, inventori pada tahun sebelumnya, dsb.
Document Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk
seperti dokumen teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan
serta strategi dari manipulasi data.
Knowledge Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu
yang disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah
12. keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa adalah
suatu model knowledge driven DSS.
Dalam sistem pengambilan keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
Keputusan Terstruktur Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara
berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal,
sempit, interaktif,real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk
pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada
manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan
penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan
menawarkan kredit pada pelanggan.
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian
keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi
dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan
anggaran departemen.
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak
terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman
dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal,
dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung
dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
Tahapan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan Menurut Simon, proses
pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia
Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
Fase Inteligensi
13. Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah
secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang
menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi
antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi
yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan,
mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di
mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu
tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas
tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari
aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif
baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan
rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model
adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang
telah dipilih.
Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi
terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit
karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan
yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang
direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan Sistem Pengambilan Keputusan antara lain adalah sebagai
berikut (Surbakti, 2002):
Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
14. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang
berubah-ubah.
Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda
secara cepat dan tepat.
Pandangan dan pembelajaran baru.
Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat
dan dengan sedikit usaha.
Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.:
Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur
oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif
lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen
software yang dibutuhkan.
Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai
komponen yang berdiri sendiri.
15. Pemodelan Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Definisi Model
Menurut Raymond McLeod, Jr (McLeod, 1998) adalah penyederhanaan (abstraction)
dari sesuatu. Sedangkan menurut Efraim Turban (Turban, 1998) adalah sebuah representasi
atau abstraksi realitas yang disederhanakan. Karena realitas terlalu kompleks untuk ditiru
secara tepat dan karena banyak dari kompleksitas itu sebenarnya tidak relevan dalam
penyelesaian masalah yang spesifik.
Representasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat dilakukan dengan berbagai
macam tingkat abstraksi, oleh karenanya model diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
menurut tingkat abstraksinya, antara lain (Turban, 1998) :
Model Iconik (Skala)
Sebuah model iconik, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem, biasanya
pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model iconik dapat muncul pada tiga dimensi
(miniature maket), sebagaimana pesawat terbang, mobil, jembatan, atau alur produksi.
Photografi adalah jenis model skala iconik yang lain, tetapi hanya dalam dua dimensi.
Model Analog
Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti sistem
aslinya. Model analog lebih abstrak dari model iconik dan merupakan perpresentasi simbolik
dari realitas. Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram 2 dimensi, dapat berupa model
fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata.
Berikut beberapa contoh lain:
1. Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan struktur otoritas, dan tanggung
jawab.
2. Sebuah peta dimana warna yang berbeda menunjukkan obyek yang berbeda misalnya
sungai atau pegunungan.
3. Bagan pasar modal yang menunjukkan pergerakan harga saham.
4. Cetak biru dari sebuah mesin atau rumah.
16. 5. Model Matematik (Quantitatif)
Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional tidak dapat disajikan secara model
icon atau model analog, atau representasi semacam itu malah dapat menimbulkan kesulitan dan
membutuhkan banyak waktu dalam pemakaiannya. Oleh karena itu model yang tepat
dideskripsikan dengan model matematis. Sebagian besar analisis sistem pendukung keputusan
dilakukan secara numerik dengan model matematis atau model quantitatif yang lain.
Manfaat Model
Sistem pendukung manajemen (Management Support System – MMS) menggunakan model
karena :
Model memungkinkan penghematan waktu. Waktu operasi yang bertahun-tahun dapat
disimulasikan dalam beberapa menit atau detik denganmenggunakan komputer.
Manipulasi model (perubahanvariabel-variabel atau lingkungan) adalah jauh lebih
mudah daripada memanipulasi sistem nyata. Oleh karenanya eksperimentasi lebih
mudah dilakukan dan tidak mengganggu operasi organisasi sehari – hari.
Biaya analitis pemodelan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya eksperimen
yangsama yang dilakukan pada sistem nyata.
Biaya dari kesalahan yang dibuat selama eksperimen trial-anderror jauh lebih murah
jika digunakan model dibandingkan dengan sistem nyata.
Model meningkatkan dan memperkuat pembelajaran dan pelatihan.
Implementasi DSS dalam perusahaan
PT. Lawang sewu adalah perusahaan yang bergerak dibidang distribusi dan pemasangan
beberapa peralatan yang menggunakan sensor otomatis. PT. Lawang Sewu merupakan salah
satu perusahaan yang menggunakan sistem DSS. Didalam era persaingan yang ketat, rencana
dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi menarik karena tuntunan supply dan demand
selalu bergeser dalam periode yang cepat.
Decision Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis
untuk pengembangan produk teknologi sensor otomatis diperlukan karena perubahan kriteria
17. dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Didalam hal ini PT. Lawang
Sewu menerapkan sebuah aplikasi DSS yang dapat dipergunakan untuk mempermudah
perusahaan dalam mengukur kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan yang cepat dan
akurat yang diambil berdasarkan data fakta yang berada dilapangan. Aplikasi tersebut
menampilkan grafik atau diagram peningkatan penjualan atau pendapatan perusahaan untuk
setiap saat beserta dengan respon para customer akan kualitas produk yang dapat ditampilkan
di web perusahaan. Aplikasi yang digunakan akan membantu pengambilan keputusan karena
hasilnya yang bersifat matematis.
Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan dapat membantu evaluasi pemilihan
pengembangan kualiatas produk dan peningkatan kinerja perusahaan yang tepat yang akan
dikembangkan PT.Lawang Sewu, karena berfungsi juga agar hubungan antara perusahaan dan
costumer terjalin. Dengan adanya aplikasi DSS dapat mengetahui saran-saran yang diberikan
oleh costumer untuk pengembangan bisnisnya. Terutama dengan kualitas produk yang
pasarkan dan dipasangkan. Dengan adanya DSS akhirnya Perusahaan dapat dengan cepat
mengetahui kepuasan customer akan produk perusahaan dan pengambilan keputusan
perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien.
Contoh kasus dalam tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan atau
alternatif dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life choice,yang
menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan
di antara sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitan dengan alternatif
dalam penyelesaian masalah yakni upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara
keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan. Begitu pula dengan perusahaan. Perusahaan
juga butuh mengambil keputusan-keputusan yang nantinya akan mempengaruhi perusahaan itu
ke depannya. Dan tentunya dalam pengambilan keputusan, keputusan-keputusan tersebut harus
dipikirkan secara matang terlebih dahulu agar tidak merugikan perusahaan tersebut dan pihak-
pihak yang terkait.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara
berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan
masalah. Tipe Pengambilan keputusan (Decision making): adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe:
18. 1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang- ulang dan
rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pada manjemen tingkat bawah. Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu
melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian
bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah terprogram/setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian
dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan – perhitungan
serta analisis yg terperinci. Contoh: Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan
pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus
cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu
diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat
sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang
dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan
untuk menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat.
3. Keputusan tidak terprogram atau tidak terstruktur yaitu keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Contoh:
Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa
mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan
keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan
ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa
menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa
selalu stabil.
KESIMPULAN
Sistem pengambilan keputusan dengan menerapkan Decision Support System (DSS)
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung bisnis atau
kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pemanfaatan
teknologi informasi (DSS) dalam pengambilan keputusan menjadi alternatif yang tepat dalam
memecahkan solusi permasalahan yang terjadi pada perusahaan. Decision
19. Support Systems (DSS) dapat secara signifikan memperbaiki hasil baik pada bidang kuantitatif
maupun kualitatif. Sistem pendukung ini membantu pengambilan
keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang
komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem
yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang
semi atau tidak terstruktur.
Para manajer dalam perusahaan membuat berbagai keputusan dalam proses pemecahan
masalah dimana keputusan tersebut dapat berpengaruh terhadap perusahaan. Para manajer
membuat rangkaian keputusan dalam proses menyelesaikan suatu masalah melaui empat
aktivitas: intelijen, perancangan, pemilihan dan pengkajian. Tujuan dari mengambil cara
pandang sistem adalah memberikan kesempatan kepada organisasi untuk bekerja sebagai
sistem yang efekif dan efesien.
Proses penyelesaian masalah terdiri atas beberapa elemen penting. Berbagai standar dan
informasi masing-masing memberikan status yang diinginkan dan status saat ini, dan cara
manajer dapat mempertimbangkan berbagai solusi alternatif sekaligus memikirkan batasannya.
Dengan melaksanakan proses ini, solusi terhadap suatu masalah dapat dicapai. Pemilihan
alternatif yang terbaik dapat dicapai melaui analisis, penilaian, atau penawaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://decisionsupportsystemaddres.blogspot.com/
http://ernaanjani.blogspot.com/2016/07/makalah-sistem-pengambilan-keputusan.html
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/08/pengertian-dss-decision-support-
system.html
McLeod, Raymond; George P.Schell. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: PT
Indeks. 2007.
Laudon, Kenneth C., & Jane, P. Laudon. (2010). Manajemen Information System:
Managing the Digital Firm.
Reymond, MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat
https://giansister.wordpress.com/2017/10/16/pengertian-sistem-pengambil-keputusan-
spk-beserta-contohnya/
20. Anggraini, D. (2019). The Effect Accounting Conservatism, Firm Size And Dividend
Policy On Earning Response Coefficient. EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research, 4(4), 281-293
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting
Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 , (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
Kharisma, M., & Faisol, D. A. (2019). Effect of Corporate Social Responsibility and
Company Transparency on Tax Avoidance with Profitability as Moderating Variables
(In Manufacturing Companies That Are Listing on The Idx 2015-2017 Period). Scholar
Bulletin, 5(8), 439-443
Nugroho, L., Mastur, A.A., Fardinal, F., Putra, Y.M., (2019). Hajj, Civilization and
Islamic Banking Contribution Discourses. Location of Islamic Banks ). The 1st
AnnuaScl Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1
(11), http://dx.doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290773
Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Soelton, M., Ramli, Y., Anggraini, D., & Khosasi, D. (2020). Implementing Good
Corporate Governance to Engage Corporate Social Rerponsibility in Financial
Performance. European Research Studies, 23(1), 239.
21. Surjandari, D. A., Anggraeni, D., Arlita, D. P., & Purba, R. M. (2019). Analysis of Non-
Financial Determinants of Company Value In Manufacturing Companies in Indonesia.
Jurnal Akuntansi, 23(2), 230-252.
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing
(Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi).
EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.