Dokumen tersebut membahas tentang sistem pendukung keputusan (decision support system) yang dapat membantu pengambilan keputusan manajerial. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, manfaat, fungsi, dan tahapan sistem pendukung keputusan serta contoh aplikasinya seperti untuk perusahaan, lembaga pemerintahan, dan industri tertentu.
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, Universitas Mercu Buana, 2017
1. Nama : Yasmin Al-Hakim (43215010281) // Akuntansi
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen – Pertemuan 12
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. PENDAHULUAN
Sebuah aplikasi berupa Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support
System) mulai dikembangkan pada tahun 1970. Decision Support Sistem (DSS)
dengan didukung oleh sebuah sistem informasi berbasis komputer dapat membantu
seseorang dalam meningkatkan kinerjanya dalam pengambilan keputusan. Seorang
manajer di suatu perusahaan dapat memecahkan masalah semi struktur, dimana
manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam
memecahkan masalah yang berada di area semi struktur. DSS mendayagunakan
resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk
meningkatkan kualitas keputusan.
Sistem pendukung keputusan ( decision support systems disingkat DSS)
adalah bagian dari sistem informasi berbasis computer termasuk sistem berbasis
pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi perusahaan,atau lembaga pendidikan.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari masalah yang spesifik. Menurut Moore
and Chang, Sistem Pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang
tidak biasa.
Kegiatan merancang system pendukung keputusan merupakan sebuah
kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif
tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi
pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Sedangkan kegiatan
memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu
dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah
dipilih.
2. 2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Keputusan
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang
dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari
alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan
terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk
melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan
dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau
asumsi lemah.
2. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan.
3. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap
pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang
relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
4. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan
karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada
management by perception.
2. Adanya tatap muka manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang
kendali proses pengambilan keputusan
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur,
semi terstruktur dan tak struktur
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan
kebutuhan
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
dapat berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan
informasi seluruh tingkatan manajemen.
3. 5. Jenis-jenis Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari
CarnegieMellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan
(continuum), dengan keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak
terprogram pada ujung yang lain. Keputusan terprogram bersifat “berulang dan rutin,
sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga
keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap
kali terjadi”.
Keputusan tak terprogram bersifat “baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen.
Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum pernah ada
sebelumnya, atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit, atau
karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus”.
Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah ujung-
ujungnya hitam dan putih dari rangkaian kesatuan (continuum), dan bahwa di dunia
nyata sebagian besar kelabu. Namun, konsep keputusan terprogram dan tak
terprogram penting karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.
6. Alasan Pentingnya SPK
Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung
yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
1. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi
kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem
informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi
manajemen terutama di tingkat atas untuk mengambil keputusan yang
strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang
strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau pada
situasi yang tidak terstruktur.
2. Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan
yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana
mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja
aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe
pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang
disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk
mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik
lagi.
4. 3. METODE PENELITIAN
1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support
System (DSS)
a. Menurut Efraim,
SPK adalah suatu sistem yang diperuntukan untuk membantu
pembuatkeputusan dalam kondisi keputusan yang “kurang terstruktur/semi
terstruktur”.
b. Menurut Gorry & Scott-Morton’s,
SPK adalah sekumpulan model dari prosedur untuk pemrosesan data
dan penentuan (justifikasi) dalam membantu manager untuk mengambil
keputusan.
c. Menurut Sprague & Carlson,
SPK adalah Sistem yang berbasis komputer yang dapat dipergunakan
untuk membantu para pengambil keputusan untuk memecahkan masalah-
masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual melalui
cara simulasi yang interaktif, dimana data dan model analisis sebagai
komponen utama.
d. Menurut Mann dan Watson,
SPK adalah Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan
model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang
sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
e. Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier,
SPK adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi
yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai
jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
f. Menurut Litle,
SPK adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang
menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen
dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.
Dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu
sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model.
5. Manfaat Sistem Penujang Keputusan (SPK)
a. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /
informasi bagi pemakainya.
b. SPK membantu pengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
c. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat
diandalkan.
d. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun SPK dapat menjadi stimulan
bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu
menyajikan berbagai alternatif pemecahan
e. Sistem pendukung keputusan memeperluas kemampuan mengambil keputusan
dalam memproses data/ informasi bagi pemakainya
f. Sistem pendukung keputusan memebantu pengambilan keputusan dalam hal
penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur
g. Sistem pendukung keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat
serta hasilnya dapat diandalkan
h. Walaupun suatu sistem pendukung keputusan, mungkin saja tidak mampu
memecahkan maasalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia
dapat menjadi stimulant bagi pengambil keputusan dalam memahami
persoalannya.
i. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi
struktur
j. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
k. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer dari pada
efisiensinya
Menurut Turban (2005), manfaat dari DSS adalah sebagai berikut :
1. Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang terstruktur
2. Memeberikan dukungan atas pertimbangan managerial dan bukannya
dimaksudkan untuk menganti fungsi manager.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil daripada perbaikan
efisiensinya.
4. Kecepatan komputasi
5. Meningkatkan produktifitas
6. Dukungan kualitas
7. Berdaya saing
8. Mengatasi keterbatasan koognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan
6. Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) :
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan
dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik,
sehingga dapat membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi.
Dengan demikian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat menghemat waktu,
tenaga dan biaya.
Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa fungsi Sistem Penunjang
Keputusan adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi
(do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian penekanan
dari suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah pada peningkatan efektivitas
dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
Tahapan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) :
Gambar 1. Tahapan Pengambilan Keputusan
7. Menurut Herbert A Simon, tahapan pengambilan keputusan pada SPK :
1. Tahap pemahaman (Intelegenci Phace)
a. Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan
untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas
penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah.
b. Merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah.
c. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap perancangan (Design Phace)
a. Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence
meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan
menguji kelayakan solusi. Aktivitas yang biasanya dilakukan
seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif
tindakan yang dapat dilakukan.
b. Proses pengembangan dan pencarian alternative tindakan / solusi
yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian
nyata yang mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah
yang ada.
3. Tahap pemilihan (Choice Phace)
a. Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai
alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan
tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Pemilihan terhadap diantara berbagai alternative solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan
memperhatikan criteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan di
capai.
4. Tahap Implementasi (Implementation Phace)
a. Penerapan terhadap rancangan system yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternative tindakan yang telah
dipilih pada tahap pemilihan.
8. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Contoh Aplikasi SPK (DSS) sebagai berikut :
a. Institutional DSS adalah DSS yang mendukung keputusan
perancangan strategi perusahaan
b. Ad hoc DSS adalah DSS yang mendukung keputusan untuk masalah
institusi tertentu
c. Industrial DSS adalah DSS yang mendukung keputusan untuk masalah
airline DSS, Real Estate DSS
d. GIS (Geographic Informational System) adalah DSS yang mendukung
keputusan mencakup distribusi geografis dari sumberdaya.
2. Contoh Implementasi Sistem Pendukung Keputusan
Saya mengasumsikan bekerja di Bank Rakyat Indonesia (BRI) bagian
pengkreditan dimana DSS diimplementasikan pada aplikasi untuk menilai kelayakan
proposal kredit nasabah, Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun
pengusaha yang mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah.
• Misalnya : Pemberian Kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan
kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran
kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh
karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya.
• Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai
dulu kelayakan proposal kreditnya.
• Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi
dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision
Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan
pendekatan secara interaktif.
• Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan
perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini
sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam
tugasnya menilai layak atau tidaknya proposal kredit tersebut.
Namun, apabila BRI tidak mengimplementasikan sistem ini maka :
1. Terbatasnya kemampuan pengambil keputusan dalam memproses kelayakan
proposal kredit nasabah dikarenakan dilakukan secara manual.
2. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur, seperti menilai
layak atau tidaknya proposal kredit yang memiliki karakteristik beragam.
3. Solusi yang dihasilkan akan lama dan hasilnya kurang dapat diandalkan,
dikarenakan penilaian tergantung sejauh mana pengetahuan dan pengalaman
karyawan yang berbeda-beda.
9. 4. Keyakinan atas keputusan yang diambil akan berbeda dikarenakan proposal
kredit dinilai oleh karyawan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
5. Meningkatkan biaya gaji yang dikeluarkan untuk karyawan menilai proposal
kredit.
6. BRI tidak memiliki keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan
dikarenakan tidak adanya penghematan waktu, tenaga dan biaya.
3. Contoh implemenrtasi DSS untuk penanganan jalan Lintas Timur
Sumatera
a. Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh
tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat.
Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam
kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi
terputus.
b. Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya
penanganan perbaikan dan terbatasnya dana. Selama ini penanganan
Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga diperlukan
sistem informasi yang membantu penanganan dalam membuat sebuah
keputusan.
c. Akhirnya karena berkembangnya teknologi terciptalah aplikasi LTDSS
(Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision
Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur
Sumatera.
d. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access
2000 dan Crystal Reports 8.5.
e. Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data
kondisi, data lalu lintas, data perencanaan serta data biaya.
f. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis
Komponen).
g. Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis
penanganan jalan untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari
jalan yang ditinjau. Aplikasi ini lebih mirip seperti GPS, namun lebih
terspesifikasi untuk daerah Sumatra
10. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian di atas mengenai DSS, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam
b. situasi semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
c. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai
d. dari tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling
bawah
e. dan para pegawai lainnya.
f. Decision Support System memberikan dukungan untuk beragam tipe dan
proses
g. pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
h. Decision Support System dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel;
i. pengguna dapat menambah, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau
j. menata kembali elemen-elemen dasar.
k. Tampilan Decision Support System akrab dengan pengguna, memiliki
kapabilitas
l. yang besar, dan dirancang agar dapat interaktif sehingga mudah untuk
m. digunakan.
n. Decision Support System mampu untuk meningkatkan efektivitas
pengambilan
o. keputusan dengan fokus pada keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil,
p. serta mengefisiensikan biaya dalam proses pengambilan keputusan.
q. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah
proses
r. pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
11. REFERENSI :
Nerimi, 2014. https://nerims.files.wordpress.com/2014/03/gagal.jpg?w=605, (Diakses
pada Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32 dengan lokasi Kedaung, Tangerang
Selatan)
Luky, 2015. http://luky.paramadina.web.id/modul-
kuliah/Pengantar%20Teknologi%20Informasi/Bab%2015%20Sistem%20Pend
ukung%20Keputusan.pdf, (Diakses pada Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32
dengan lokasi Kedaung, Tangerang Selatan)
Ariv, 2013. http://ariv.lecturer.pens.ac.id/SPK%202013/SPK.pdf, (Diakses pada
Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32 dengan lokasi Kedaung, Tangerang
Selatan)
Toto, 2011.
http://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/files/2011/09/Sistem_Pendukung_Keputusan
_Kelompok_2.pdf, (Diakses pada Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32 dengan
lokasi Kedaung, Tangerang Selatan)
Riza, 2015. http://rizalespe.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/SPK-02-IF-2015-
GANJIL.pdf, (Diakses pada Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32 dengan
lokasi Kedaung, Tangerang Selatan)
Celsi, 2016. https://celsiliyaf.files.wordpress.com/2016/12/contoh-dss.pdf, (Diakses
pada Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32 dengan lokasi Kedaung, Tangerang
Selatan)
Melwin, 2009.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=91883&val=5002,
(Diakses pada Jumat, 1 Desember 2017, jam 20:32 dengan lokasi Kedaung,
Tangerang Selatan)
Fairuz, 2017. http://fairuzelsaid.com/konsep-sistem-pendukung-keputusan-spk/,
(Kamis, 30 November 2017, jam 21:33)
Anandan, 2015. http://saktiananda.blogspot.co.id/2015/06/kelebihan-dan-kekurangan-
sistem.html, (Kamis, 30 November 2017, jam 21:42)