SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
TUGAS ARTIKEL
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, Msi.
Disusun Oleh :
Utari Anataya (43216010137)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT
1439H/2018
PENDAHULUAN
Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi-
terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk
menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan
mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang
digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan
alternatif.
Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang
dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin
bertumbuhnya tingkat kerumitandari bisnis tersebut telah membuat proses
pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya
alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam
perusahaandan semakin tidak tentunya perubahan yangmungkin terjadi di
lingkungan perusahaan. Butuhsuatu sistem pendukung keputusan dimana sistem
tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan
informasi yang didapatkan.
PEMBAHASAN
I. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan. Keputusan (decision) adalah berarti pilihan (choice),
yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan
sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya.
1. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan
sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif.
2. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa
suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label
pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
3. Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang
dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan
dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang
tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain,
keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan
perubahan (Hill,1979). Ringkasnya keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya
pengambilan keputusan itu maka sepuluh hukum hubungan kemanusiaan
(Siagian,1988) hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan.
II. Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang
mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–
alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik
antara lain :
a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception.
b. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control
proses pengambilan keputusan.
c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
e. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan
informasi seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan
perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan
kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan
dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang
dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat
bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang;
menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada
pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni
sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus
dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik,
interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit,
penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan
mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena
tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut
pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya
terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal,
dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung
dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
Tahapan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan Menurut Simon,
proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan
kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban,
2005).
A. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian)
lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup
berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang
masalah. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang),
klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
B. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap
masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain
memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif,
dan mengukur hasil akhir.
C. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan
adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering
tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank
arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai
contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif
yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu
solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan
nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah
dipilih.
D. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu
masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan.
Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses
yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak
memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti,
2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi
yang berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi
berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih
singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
a. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai
situasi dan diatur oleh softwareyang disebut Database Management System (DBMS).
b. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai
model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
c. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
d. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
III. Proses Pengambilan Keputusan
Ada dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan
organisasi (Brinckloe,1977) yaitu :
A. Optimasi. Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun
alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu
terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu memperkirakan kemungkinan timbulnya
bermacam-macam kejadian ke depan, mempertimbangkan dampak dari kejadian-
kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan dan kemudian
menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan prioritas lalu dibuat
keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidaknya telah
memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.
B. Satisficing. Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang berasal
memuaskan ketimbang mengejar penyelesaian yang terbaik. Model satisficing
dikembangkan oleh Simon (Simon,1982; roach, 1979) karena adanya pengakuan
terhadap rasionalitas terbatas (bounded rationality). Rasionalitas terbatas adalah
batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas
masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak
megolakan dan memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang
tertumpuk.
IV. Unsur Prosedur Keputusan
Di balik suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu pertama pembuatan
keputusan mengidentifikasikan masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang
diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi suatu
keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya
sangat penting tetapi tampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam
menyehatkan keputusan suatu organisasi (Bridges, 1971).
V. Tingkat-Tingkat Keputusan
Brinckloe (1977) menawarkan bahwa ada empat tingkat keputusan yaitu :
1. Keputusan otomatis (outomatic decisions), keputusan yang dibuat dengan sangat
sederhana, meski sederhana informasi tetap diperlukan.
2. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected information decision),
tingkat informasi mulai sedikit kompleks artinya informasi yang ada sudah
memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Tetapi keputusan belum segera
diambil karena informasi tersebut perlu dipelajari.
3. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting decisions),
informasi-informasi yang telah dikumpulkan dianalisis, lalu dipertimbangkan dan
diperhitungkan sebelum keputusan diambil.
4. Keputusan berdasar ketidakpastian ganda (Dual uncertainty decisions), dalam
setiap informasi yang ada masih diharapkan terdapat ketidakpastian artinya
semakin luas ruang lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu keputusan,
semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin tinggi ketidakpastian itu.
VI. Klasifikasi Keputusan
A. Keputusan Terprogram.
Menurut Siagian, S.P. (1993), Keputusan Terprogram adalah tindakan
menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin dam
organisasi. Biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis
serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Pengambilan keputusan terprogram akan berlangsung dengan efektif apabila empat
kriteria dasar dipenuhi :
1. Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis data.
2. Tersedia data yang bersifat kuantitatif.
3. Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat tekanan
yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu
terhadap kondisi yang selalu berubah.
4. Tersedia tenaga trampil untuk merumuskan permasalahan secara tepat,
termasuk tuntutan operasional yang harus dipenuhi.
B. Keputusan yang tidak Terprogram.
Biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang
belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulang-ulang), tidak
terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Keputusan yang
tidak Terprogram tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional, akan tetapi
menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis bagi eksistensi
organisasi. (Siagian, S.P.; 1993).
VII. Kategori Keputusan
Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi,
keputusan dibagi empat kategori (Nutt, 1989) :
1. Keputusan Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang
cukup banyak dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data
tersebut. Keputusan ini banyak menggunakan model-model matematik seperti
operation research, cost-benefit analysis dan simulasi.
2. Keputusan Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara
yang jelas untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh.
3. Keputusan Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi
kontroversi tentang bagaimana memproses informasi tersebut.
4. Keputusan Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata
sepakat tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi.
VIII. Proses Pengambilan Keputusan
A. Pendekatan yang interdisipliner.
Proses pengambilan keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan
tunggal dan tidak sebagai suatu tindakan yang Seragam yang berlaku untuk semua
keadaan serta dapat digunakan oleh pengambil keputusan yang berbeda dengan
tingkat efektifitas yang sama. Proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai
ragam keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam
kehidupan berorganisasi.
B. Proses yang sistematis.
Suatu proses logis yang melibatkan pengambilan langkah-langkah secara
berturut atau sekuensial dengan merinci proses tersebut menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil (pendekatan atomik). Pendapat lain mengatakan proses pengambilan
keputusan menyangkut dengan naluri, daya pikir, dan serangkaian metode intuitif
yang keseluruhannya dirangkum yang menjadi suatu kreatifitas (pendekatan holistik).
C. Proses berdasarkan informasi.
Pengambilan keputusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan
belajar secara adaptif. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang memadai
tentang Informatika untuk pengambilan keputusan yang efektif serta harus menuntut
agar tersedia baginya informasi yang memenuhi persyaratan kemutakhiran,
kelengkapan, dapat dipercaya dan disajikan dalam bentuk yang tepat.
D. Memperhitungkan faktor-faktor ketidakpastian.
Betapa pun telitinya perkiraan keadaan, dalamnya kajian terhadap berbagai
alternatif, tetap tidak ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian. Untuk itu
pengambilan keputusan harus dapat Memperhitungkan probabilitas
(kemungkinan) keberhasilan atau kekurang-berhasilan pelaksanaan suatu
keputusan.
E. Diarahkan pada tindakan nyata.
Mengambil suatu tindakan harus dapat ditentukan secara pasti, kapan
pemecahan berakhir dan proses pengambilan keputusan dimulai. Masalah dan sasaran
sering mempunyai siklus pertumbuhan dan penyusutan, demikian juga faktor-faktor
yang mempengaruhi. Hal tersebut harus dikenali secara tepat karena akan sangat
mempengaruhi keputusan untuk bertindak atau tidak bertindak.
IX. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
1. Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi suatu situasi
problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan secara spesifik
mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat diharapkan turut serta
memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai pandangan yang
dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu kesepakatan tentang
cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi problematic yang dihadapi.
Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu :
a. Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.
b. Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas
pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.
c. Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat
atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai pendapat
atau gagasan anggota kelompok lainnya.
d. Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan
yang telah dikemukakan oleh orang lain.
e. Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga
kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam
bentuk keputusan.
2. Synetics
Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak selaku pimpinan
diskusi. Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori ilmiah pengambilan
keputusan. Pimpinan mengajak para peserta untuk mempelajari suatu situasi
problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing anggota kelompok
mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang dipandang tepat untuk
ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih hasil-hasil pemikiran tertentu yang
dipandang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Dan tenaga ahli menilai melakukan
penilaian atas berbagai gagasan emosional dan tidak rasional yang telah disaring oleh
pimpinan diskusi serta kemudian menggabungkannya dengan salah satu teori ilmiah
pengambilan keputusan dan tindakan pelaksanaan yang diambil.
3. Consensus thinking
Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah harus sepakat tentang
hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik yang dihadapi, sepakat pula
tentang teknik dan model yang hendak digunakan untuk mengatasinya. Teknik ini
efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan yang sejenis tentang permasalahan
yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang seyogyanya digunakan. Orang-
orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang telah ditentukan sebelumnya.
Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap langkah yang hendak ditempuh
pada skala yang lebih kecil dari situasi problematik yang sebenarnya.
4. Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang
diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok
pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
5. Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu lingkaran, dan di tengah
lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di kursi tersebut hanya dialah yang
boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide dan gagasan tentang suatu
permasalahan. Para anggota lain mengajukan pertanyaan, pandangan dan pendapat.
Apabila pandangan orang yang duduk di tengah tersebut telah dipahami oleh semua
anggota kelompok dia meninggalkan kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk
kesempatan yang sama. Setelah itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan
cara yang dipandang paling tepat.
6. Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”.
Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat yang
bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban “tidak”. Semua ide
yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan teliti. Kemudian kedua
kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat. Pada tahap
berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang tadinya mengemukakan
pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan kontra.
7. Collective bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang
atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing
pihak datang dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh
berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat
posisinya dalam proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan
bahwa dukungan data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh
kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai
kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian sering
diikuti dengan timbulnya masalah yang lebih besar.
X. Metode Pengambil Keputusan
Gortner (1987) lebih cenderung menganalisis pengambilan keputusan dari
sudut metode. Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim
dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional.
Metode pertama, adalah metode rasional yang disebut juga model rasional. Ini
adalah metode klasik yang secara implicit mencakup model birokratik dari
pengambilan keputusan.
Metode kedua, adalah metode tawar-menawar incremental (incremental-
bargaining) yang dipandang sebagai model paling dasar aktifitas politik, yaitu
penyelesaian konflik melalui negosiasi. Karakteristik dari incremental ialah bahwa
keputusan tentang suatu kebijakan terjadi dalam bentuk langkah-langkah kecil
karenanya tidak terlalu jauh dari status quo.
Metode ketiga, yang disebut metode agregatif (aggregative methods)
mencakup antara lain teknik Delphi dan teknik-teknik pengambilan keputusan yang
berkaitan. Konsensus dan peran serta merupakan karakteristik utama dari metode
agregatif.
Metode keempat, adalah metode keranjang sampah (the garbage-can) atau
nondecision-making model yang dikembangkan oleh March dan Olsen (1979). Model
keranjang sampah menolak model rasional bahkan rasional-inkremental yang
sederhana sekalipun. Ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam
keputusan, pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengambil keputusan dan
masalah-masalah yang timbul pada saat itu. Sering kali keputusan yang diambil tidak
direncanakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok.
XI. Teori-Teori Pengambilan Keputusan
Sehubungan dengan pendekatan yang telah diutarakan, lahirlah berbagai aliran
yang menampilkan teori-teori pengambilan keputusan yang berbeda (Brinckloe, 1977)
yaitu :
a. Aliran Birokratik (Bureaucratic School)
Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan
dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah,
memberi informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan lain kepada
atasannya. Dengan segala pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya, atasan
membuat keputusan setelah mempelajari semua informasi.
b. Aliran Manajemen Saintifik (Scientific Management School)
Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan
ke dalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. Sementara
manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan
suatu masalah.
c. Aliran Hubungan Kemanusiaan (Human Relations School)
Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih
banyak perhatian yang diberikan kepada manusia dalam organisasi, seperti yang
menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan,
memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok social yang mempunyai tujuan.
Selain itu kebutuhan dan keinginan anggota selalu dipertimbangkan dalam membuat
keputusan.
d. Aliran Rasionalitas Ekonomi (Economic Rasionality School)
Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang
mengkonversikan masukan (input) menjadi keluaran (output) dan yang harus
dilakukan dengan cara yang paling efisien. Menurut aliran ini suatu langkah kebijakan
akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada
biayanya.
e. Aliran Satisfacing
Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini
yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat
keputusan yang rasional.
f. Aliran Analisis Sistem
Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu system yang terdiri
dari berbagai sub sistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan.
XII. Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan Manajemen
1. Rumuskan persoalan keputusan
Persoalan (problem) adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diinginkan/ diharapkan. Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu
persoalan yang tepat (benar) sebab pemecahan yang terbaik bagi persoalan yang salah
tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan
persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/ diselesaikan.
2. Kumpulkan informasi yang relevan
Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk
menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Perlu
dikumpulkan data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang mungkin
terjadi penyebab timbulnya persoalan tersebut.
3. Cari alternatif tindakan
Memutuskan berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang
tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif tindakan yang
fisibel sebanyak mungkin.
4. Analisis alternatif yang fisibel
Setiap alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu
kriteria tertentu atau prioritas. Hasil analis memudahkan pengambil keputusan di
dalam memilih alternatif yang baik.
5. Memilih alternatif terbaik
Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah
satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada
kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan
yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.
6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Pengambilan keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (taking certain
action). Pelaksanaan suatu rencana tindakan, merupakan tahap akhir dari proses
pengambilan keputusan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan
yang telah diambil. Evaluasi sangat berguna untuk memperbaiki suatu keputusan
untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan.
XIII. Pengaruh Pengambilan Keputusan Manajemen di PT. NIKE
Di awal-awal tahun, perusahaan Niketidak memiliki sumber dana untuk
membeli sebuah pabrik atau mempekerjakan banyak karyawan. Modal yang dimiliki
oleh Knight sangat kecil dan ia tidak bisa membeli sepatu dari Asia. Sebenarnya Nike
termasuk hollow corporation karena tidak memiliki pabrik manufacture sendiri, Nike
hanya perantara antara supplier dengan retailer.
Nike fokus pada menemukan inovasi sepatu terbaru. Kombinasi dari pekerja
yang murah dan perkembangan pasar yang baik memungkinkan perusahaan untuk
bersaing dalam research and development. Di awal 80-an, Nike menjadi produsen
sepatu atletik nomor 1 di dunia. Untuk memastikan bahwa supplier Nike memiliki
kualitas yang tinggi, Knight menuntut mereka untuk mempunyai hubungan dengan
perusahaan lainnya. Jika supplier percaya dan bekerja sama dengan Nike, Knight
memastikan bahwa mereka akan puas dengan dirinya sendiri. Kemudian jika salah
satusupplier menjadi sangat mahal, Nike bisa mengganti supplier dengan tetap
menjaga kualitas yang ditetapkan.
Ditahun 1983, orang kepercayaan Knight melakukan kesalahan dalam
pengelolaan Nike. Si pelaksana ini melihat celah untuk ekspansi ke pasar sepatu biasa.
Data statistic mereka menunjukkan hampir 90 % pembeli sepatu Nike tidak
menggunakan sepatu tersebut untuk atletik. Mereka percaya bahwa sepatu casual akan
diterima lebih baik oleh konsumen. Sayangnya, hal tersebut salah. Pendatang baru,
Reebok, berkembang karena sepatu aerobic dan mengambil posisi Nike sebagai
produsen sepatu atletik nomor satu, berdampak pada Nike untuk memberhentikan 350
karyawannya. Melihat perusahaannya mengalami kekacauan, Knight kembali ke
posisinya. Knight memutuskan untuk mendapatkan kembali posisi produsen sepatu
nomor satu melalui kecepatan penjualannya. Seperti biasanya, Nike memiliki
anggaran iklan yang sangat kecil, kebanyakan dari promosinya dilakukan oleh para
pengecernya. Knight sekarang mengubah pendekatannya dengan kampanye “Just Do
It” lewat televisi nasional dan majalah. Di bawah image baru Knight, superstar seperti
Michael Jordan dan Bo Jackson memberi merek sepatunya sendiri, kampanye “Air
Jordan” dan “Bo Knows” menunjukkan pada konsumen bahwa atlet terbaik di dunia
memakai Nike.
Bagaimanapun suksesnya Nike, mereka akan selalu menghadapi kompetisi.
Reebok adalah industri nomor dua yang selalu menunggu kesempatan untuk menjadi
nomor satu lagi. Jaringan supply di Asia sekarang digunakan oleh pesaing Nike, tidak
lama setelah perusahaan mendapat keuntungan produksi. Jika Nike melanjutkan
perkembangannya, Phil Knight dan staffnya harus melanjutkan untuk
mengembangkan inovasi sepatu terbaru yang sesuai dengan image atletik.
PERMASALAHAN
Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan permodalan yang
sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk produknya. Nike kemudian
hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat konsumen. Selain
itu untuk menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari supplier Asia. Para
pekerja Asia yang terkenal murah bisa menekan harga yang ditawarkan supplier
sehingga Nike bisa membeli dengan harga yang lebih murah.
Sebagai contoh adalah supplier Nike yang berasal dari Indonesia yaitu
PT.Pratama Abadi Industri. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari (running shoes). Perusahaan ini
memproduksi berbagai tipe running shoes dalam berbagai jenis ukuran baik untuk
anak-anak maupun orang dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan
oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama abadi Industri sesuai
dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Hasil produksi yang telah dihasilkan oleh
PT. Pratama abadi Industri, tidak boleh dipasarkan di dalam negeri. Semua hasil
produksi yang telah ada merupakan hak dari pihak Nike yang ada di Beverton (USA)
untuk kemudian akan diekspor lagi ke negara lain, seperti Perancis, swedia, India,
Belgia, Kanada, USA, Afrika Selatan, Argentina, Uruguay, Chillie.
Nike sangat memegang kendali karena mempunyai hak untuk memutuskan
kerjasama bila harga dari supplier terlalu mahal, hal ini bisa berdampak buruk bagi
pekerja karena mereka tidak bisa menuntut kehidupan yang lebih baik dengan
peningkatan tunjangan pekerja otomatis akan menambah biaya produksi yang
mengakibatkan harga yang lebih mahal.Seperti yang terjadi di China, Vietnam,
Indonesia dan Meksiko. Nike dikritik karena berusaha menutupi kondisi kerja yang
buruk serta eksploitasi buruh. Nike juga adalah perusahaan besar yang tidak memiliki
pabrik. Karena mereka lebih senang untuk outsourcing kebutuhan-kebutuhan mereka
terutama kepada sektor informal, ataupun perusahaan lainnya, sehingga
mengefisienkan dan meminimalisir ongkos produksi.
Knight tidak mampu mendelegasikan tugas dengan baik, sehingga di tahun
1983 Nike mengalami kemunduran karena tidak tepatnya perencanaan dari pelaksana
yang dipercaya oleh Knight waktu itu. Waktu itu pengelola yang dipercaya Knight
mengubah image Nike dari sepatu atletik menjadi sepatu kasual. Padahal saingannya
Reebok lebih dahulu mengembangkan sepatu untuk aerobik, sehingga konsumen lebih
percaya pada Reebok. Nike membutuhkan perencanaan baru untuk mengembalikan
posisi Nike sebagai produsen sepatu nomor satu dengan penjualan yang secepatnya.
Strategi Nike dalam membuat image yaitu dengan mensponsori seorang atlet
atau suatu klub olahraga sehingga akan timbul image bahwa Nike dipakai oleh para
atlet terkenal, hal ini tidak dilakukan oleh saingannya seperti Reebok yang justru
hanya mensponsori suatu event olahraga saja. Disinilah pembuktian kekuatan merek
dagang. Banyaknya masalah ataupun konflik yang terpublikasi, tidak akan membuat
kosumen beralih ke merek lain. Hal ini karena ikatan psikologis antara Nike dengan
konsumen fanatiknya telah terjadi, selebihnya, biarlah konsumen yang menilai.
Krisis yang dialami Nike pada tahun 1983 tak lepas dari proses pertumbuhan
organisasi. Menurut Lary Greiner ada 5 tahap pertumbuhan organisasi, 1) kreativitas,
2) pengarahan, 3) pendelegasian, 4) koordinasi, dan 5) kerja sama. Nike mengalami
krisis disaat tahap pendelegasian dimana Knight tidak melakukan kontrol yang ketat
sehingga keputusan bawahannya membawa dampak bagi Nike. Knight kemudian
melakukan terobosan kilat untuk membentuk kembali brand image dari Nike.
Menurut Agyris “intervensi merupakan suatu aktivitas masuk ke dalam sistem
relationship yang berjalan, baik diantara individu, kelompok, maupun organisasi,
dengan tujuan membantu menuju suatu perubahan yang sukses” Dalam intervensi,
terkadang perlu mendatangkan konsultan dari luar organisasi, tetapi intervensi
terbanyak dapat dilakukan oleh managemen internal. Apa yang dilakukan oleh Knight
merupakan intervensi dari manajemen internal. Marketing differentiation strategy
mencoba menciptakan kesetiaan para pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan
tertentu secara khusus. Organisasi tersebut mencoba menciptakan kesan yang
menguntungkan bagi produk-produknya melalui iklan, segmentasi pasar, dan harga
yang bersaing. Hal tersebut salah satu strategi yang dilakukan oleh Knight dengan
menciptakan produk baru sesuai kebutuhan konsumen yang tidak lepas dari image
olah raga.
Nike sebenarnya memiliki posisi yang sedikit lemah bila dihadapkan dengan
retailer. Keuntungan Nike didapat dari penjualan ke retailer. Retailer tentunya akan
bersaing dengan retailer lain dengan harga termurah, hal ini dapat mengancam Nike
karena dengan hal tersebut maka retailer akan menekan Nike untuk menjual
sepatunya dengan lebih murah.
Etis dan tidak etisnya Nike menggunakan supplier Asia sehingga mereka
saling bersaing tidaklah dapat dipandang dari hanya salah satu sudut pandang saja.
Pada intinya dengan sistem semacam tender ini maka akan tercipta persaingan,
kompetisi untuk menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan motivasi pekerja.
Dengan kualitas yang sama tetapi berbeda harga. Dari sudut pandang pekerja hal ini
bisa menjadi sebuah ancaman tersendiri. Pekerja akan dituntut untuk bekerja lebih
giat demi untuk meningkatkan jumlah produksi sehingga bisa terjadi para pekerja
bekerja di luar jam kerja yang semestinya. Dengan adanya kebijakan dari Nike yang
berhak memutuskan kerja sama bila supplier menaikkan harga terlalu tinggi dapat
mengakibatkan supplier menggunakan tenaga kerja anak-anak agar biayanya lebih
murah. Isu ini muncul di Pakistan, bahwa Nike mengambil sepatu dari Pakistan yang
dibuat oleh anak-anak pekerja di bawah umur.
Apabila supplier dari Amerika atau Australia. Hal ini bisa berdampak bagi
Nike maupun bagi konsumen. Bagi Nike ini merupakan mimpi buruk karena tentunya
tidak akan ada pekerja yang murah, harga jual dari supplier akan lebih tinggi karena
biaya produksi yang lebih tinggi bila diproduksi di Amerika atau Australia. Bagi
konsumen ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama, akan timbul
kepercayaan lebih karena produk dibuat di Amerika atau Australia yang sangat
memperhatikan kualitas. Yang kedua, tidak akan terlalu berdampak karena konsumen
percaya pada Nike melakukan kontrol pada supplier Asia sehingga mutunya akan
dianggap sama saja dengan buatan Amerika. Peran Phill Knight tentunya sangat besar
dalam mengembangkan Nike hingga saat ini. Dengan gaya kepemimpinannya, dengan
solusinya yang cepat dan tepat saat menghadapi krisis Nike di tahun 1983 membuat
Nike dapat bertahan dan mampu menempati posisi nomor satu lagi sebagai produsen
sepatu di dunia. Membicarakan keberhasilan Nike tidak lepas dari Bill Bowerman, co-
founder Nike. Bowerman sangat berjasa dalam mendirikan Nike, ide untuk memberi
semacam karet di sepatu olahraga datang darinya yang disebut waffle sole. Bowerman
jugalah yang memiliki ide untuk memberi karet pada lintasan lari. Pada awalnya
Bowerman beserta Knight menjual sepatu yang dibuat oleh Bowerman menggunakan
latex, leather, glue dan waffle iron istrinya. Saat itu mereka memproduksi 330 pasang
sepatu.
Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh
sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara /
teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu
harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus
didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Erna. (2016). “Sistem Pengambilan Keputusan, Pemodelan, dan Pendukung
Keputusan”. Blog Tugas Mata Kuliah SPK. Sistem Informasi - STMIK: Bandung.
Putri, Mega Suryono. (2016). “Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan
Manajemen”. Blog Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas
Gunadarma: Bekasi.
Munandar. (2015). “Teknik-teknik Pengambilan Keputusan”. Blog Pribadi: Sumatra Barat.
Ghanik, Rofie. (2017). “Pengaruh Pengambilan Keputusan Manajemen di PT. NIKE”. Blog
Tugas Perilaku Organisasi. FEB - Universitas Pamulang: Tangerang Selatan.

More Related Content

What's hot

Decision-making Models, Decision Support, and Problem Solving
Decision-making Models, Decision Support, and Problem SolvingDecision-making Models, Decision Support, and Problem Solving
Decision-making Models, Decision Support, and Problem SolvingKhairaniRachmaidah
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)RaniaRaniaJuita
 
Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12
Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12
Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12Hellenaa_Septi
 
Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....
Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....
Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....Hardi Yanto
 
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan KeputusanKonsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan KeputusanMaitsa Anggraini
 
Artikel ilmiah sistem pengambilan keputusan
Artikel ilmiah sistem pengambilan keputusanArtikel ilmiah sistem pengambilan keputusan
Artikel ilmiah sistem pengambilan keputusanMilaAryanti1
 
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...Yasmin Al-Hakim
 
S istem informasi management implementasi aplikasi sistem pengambil keputusan
S istem informasi management   implementasi aplikasi sistem pengambil keputusanS istem informasi management   implementasi aplikasi sistem pengambil keputusan
S istem informasi management implementasi aplikasi sistem pengambil keputusanUlmi_Kalsum
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanMr.Mahmud
 
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...Alfi Nurfazri
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...SeptianCahyo10
 
Sistem Informasi Manajemen: Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi Manajemen: Pengambilan KeputusanSistem Informasi Manajemen: Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi Manajemen: Pengambilan KeputusanWildan Zanett
 
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12Ismania1912
 
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017Namira Jasmine
 
Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028
Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028
Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028Iqbal Ajib
 
Pengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalah
Pengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalahPengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalah
Pengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalahbang syarif
 

What's hot (20)

Sistem informasi dss
Sistem informasi  dssSistem informasi  dss
Sistem informasi dss
 
Decision-making Models, Decision Support, and Problem Solving
Decision-making Models, Decision Support, and Problem SolvingDecision-making Models, Decision Support, and Problem Solving
Decision-making Models, Decision Support, and Problem Solving
 
Artikel sim tm 13
Artikel sim tm 13Artikel sim tm 13
Artikel sim tm 13
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
Artikel sim rania juita 43219110113 (sistem pengambilan keputusan)
 
Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12
Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12
Sistem Pengambilan Keputusan - Pertemuan 12
 
Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....
Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....
Sim . hardiyanto.dr.ir.hapzi ali,mm,cma .pendukung dalam mengambil keputusan....
 
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan KeputusanKonsep & Sistem Pengambilan Keputusan
Konsep & Sistem Pengambilan Keputusan
 
Artikel ilmiah sistem pengambilan keputusan
Artikel ilmiah sistem pengambilan keputusanArtikel ilmiah sistem pengambilan keputusan
Artikel ilmiah sistem pengambilan keputusan
 
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...
12. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, ...
 
S istem informasi management implementasi aplikasi sistem pengambil keputusan
S istem informasi management   implementasi aplikasi sistem pengambil keputusanS istem informasi management   implementasi aplikasi sistem pengambil keputusan
S istem informasi management implementasi aplikasi sistem pengambil keputusan
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
 
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
Sistem Pengambilan Keputusan dalam organisasi yang telah implementasi SIM dal...
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
 
Sistem Informasi Manajemen: Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi Manajemen: Pengambilan KeputusanSistem Informasi Manajemen: Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi Manajemen: Pengambilan Keputusan
 
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12
Artikel sistem pengambilan keputusan - pertemuan 12
 
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
SIM, Namira Nur Jasmine, Hapzi Ali, SPK, Universitas Mercu Buana, 2017
 
Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028
Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028
Tugas sistem informasi manajemen muhammad iqbal razif 43217010028
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 
Pengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalah
Pengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalahPengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalah
Pengambilan keputusan Dan Penyelesaian MAsalah
 

Similar to SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018munikaonly
 
Decision Support System
Decision Support SystemDecision Support System
Decision Support SystemMrirfan
 
20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt
20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt
20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.pptEndraPratama1
 
Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)
Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)
Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)NadindaGizca
 
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptxPRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptxAgungWahyudi66
 
11 Sistem Pendukung Keputusan
11 Sistem Pendukung Keputusan11 Sistem Pendukung Keputusan
11 Sistem Pendukung KeputusanAinul Yaqin
 
Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan Okta Jilid II
 
Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12RirihrahmahPutri
 
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...shafa safina
 
Sistem pendukung managemen
Sistem pendukung managemenSistem pendukung managemen
Sistem pendukung managemenchanzz
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...LisaniahAmini
 
Sistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgSistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgAlamsyah Alamsyah
 
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...AndreasTanjaya_43218120078
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenAndrew Hutabarat
 

Similar to SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (17)

Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, sistem pengambilan keputusan, 2018
 
Decision Support System
Decision Support SystemDecision Support System
Decision Support System
 
20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt
20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt
20180920DSSsistem_penunjang_keputusan.ppt
 
Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)
Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)
Tb 1 sim kelompok sub-cpmk 13-proses pengambilan keputusan(1)
 
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptxPRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
PRESENTASI SIM KEL 6 FIX.pptx
 
11 Sistem Pendukung Keputusan
11 Sistem Pendukung Keputusan11 Sistem Pendukung Keputusan
11 Sistem Pendukung Keputusan
 
Dss aplot
Dss aplotDss aplot
Dss aplot
 
Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan Sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan
 
Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12Tugas sistem informasi management tm 12
Tugas sistem informasi management tm 12
 
Sim tugas ke 12
Sim tugas ke 12Sim tugas ke 12
Sim tugas ke 12
 
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, ...
 
Sim dwi ariyan
Sim dwi ariyanSim dwi ariyan
Sim dwi ariyan
 
Sistem pendukung managemen
Sistem pendukung managemenSistem pendukung managemen
Sistem pendukung managemen
 
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
TUGAS SIM, LISANIAH AMINI LISA'ILINA, YANANTO MIHADI PUTRA, SISTEM PENGAMBILA...
 
Sistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgSistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwg
 
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
Pemanfaatan Teknologi Sistem Pengambil Keputusan Pada Siloam Hospitals Kebon ...
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemen
 

More from UtariAnataya

TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT...
 TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT... TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT...UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...UtariAnataya
 
Tugas artikel ke 8
Tugas artikel ke 8Tugas artikel ke 8
Tugas artikel ke 8UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA...
 TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA... TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA...UtariAnataya
 
Tugas artikel ke 4
Tugas artikel ke 4Tugas artikel ke 4
Tugas artikel ke 4UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...UtariAnataya
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...UtariAnataya
 

More from UtariAnataya (11)

TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, BLOG DAN DATABASE, 2...
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGENALAN E-LEARNIN...
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT...
 TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT... TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, TELEKOMUNIKASI, INT...
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
 
Tugas artikel ke 8
Tugas artikel ke 8Tugas artikel ke 8
Tugas artikel ke 8
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, PENGEMBANGAN SISTEM ...
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA...
 TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA... TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, KONSEP MANAJEMEN BA...
 
Tugas artikel ke 4
Tugas artikel ke 4Tugas artikel ke 4
Tugas artikel ke 4
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si,PENGGUNAAN TEKNOLOGI ...
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, SISTEM INFORMASI UNT...
 
TUGAS SIM
TUGAS SIMTUGAS SIM
TUGAS SIM
 

Recently uploaded

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 

Recently uploaded (20)

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

  • 1. TUGAS ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, Msi. Disusun Oleh : Utari Anataya (43216010137) FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1 UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT 1439H/2018
  • 2. PENDAHULUAN Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah semi- terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif. Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan semakin bertumbuhnya tingkat kerumitandari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh sebuah keputusan di dalam perusahaandan semakin tidak tentunya perubahan yangmungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuhsuatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
  • 3. PEMBAHASAN I. Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Keputusan (decision) adalah berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. 1. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. 2. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. 3. Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979). Ringkasnya keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk suksesnya pengambilan keputusan itu maka sepuluh hukum hubungan kemanusiaan (Siagian,1988) hendaknya menjadi acuan dari setiap pengambilan keputusan. II. Sistem Pengambilan Keputusan Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif– alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
  • 4. Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain : a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception. b. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan. c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur. d. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. e. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item. f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut adalah : a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS) b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator) c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu : 1. Keputusan Terstruktur Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
  • 5. 2. Keputusan Semiterstruktur Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen. 3. Keputusan Tidak Terstruktur Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif. Tahapan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005). A. Fase Inteligensi Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah. B. Fase Desain Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
  • 6. C. Fase Pilihan Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih. D. Fase Implementasi Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer. Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002): 1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks. 2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah. 3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat. 4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi. 6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM). 8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
  • 7. 9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha. 10. Meningkatkan produktivitas analisis. Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.: a. Data Management Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh softwareyang disebut Database Management System (DBMS). b. Model Management Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan. c. Communication User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka. d. Knowledge Management Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. III. Proses Pengambilan Keputusan Ada dua pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan organisasi (Brinckloe,1977) yaitu : A. Optimasi. Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kejadian ke depan, mempertimbangkan dampak dari kejadian- kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan dan kemudian menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan prioritas lalu dibuat keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidaknya telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.
  • 8. B. Satisficing. Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang berasal memuaskan ketimbang mengejar penyelesaian yang terbaik. Model satisficing dikembangkan oleh Simon (Simon,1982; roach, 1979) karena adanya pengakuan terhadap rasionalitas terbatas (bounded rationality). Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas karena pikiran manusia tidak megolakan dan memiliki kemampuan untuk memisahkan informasi yang tertumpuk. IV. Unsur Prosedur Keputusan Di balik suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu pertama pembuatan keputusan mengidentifikasikan masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting tetapi tampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam menyehatkan keputusan suatu organisasi (Bridges, 1971). V. Tingkat-Tingkat Keputusan Brinckloe (1977) menawarkan bahwa ada empat tingkat keputusan yaitu : 1. Keputusan otomatis (outomatic decisions), keputusan yang dibuat dengan sangat sederhana, meski sederhana informasi tetap diperlukan. 2. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected information decision), tingkat informasi mulai sedikit kompleks artinya informasi yang ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Tetapi keputusan belum segera diambil karena informasi tersebut perlu dipelajari. 3. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting decisions), informasi-informasi yang telah dikumpulkan dianalisis, lalu dipertimbangkan dan diperhitungkan sebelum keputusan diambil. 4. Keputusan berdasar ketidakpastian ganda (Dual uncertainty decisions), dalam setiap informasi yang ada masih diharapkan terdapat ketidakpastian artinya
  • 9. semakin luas ruang lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu keputusan, semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin tinggi ketidakpastian itu. VI. Klasifikasi Keputusan A. Keputusan Terprogram. Menurut Siagian, S.P. (1993), Keputusan Terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali, dan diambil secara rutin dam organisasi. Biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi. Pengambilan keputusan terprogram akan berlangsung dengan efektif apabila empat kriteria dasar dipenuhi : 1. Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis data. 2. Tersedia data yang bersifat kuantitatif. 3. Kondisi lingkungan yang relatif stabil, yang didalamnya tidak dapat tekanan yang kuat untuk secara cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu terhadap kondisi yang selalu berubah. 4. Tersedia tenaga trampil untuk merumuskan permasalahan secara tepat, termasuk tuntutan operasional yang harus dipenuhi. B. Keputusan yang tidak Terprogram. Biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif (berulang-ulang), tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Keputusan yang tidak Terprogram tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis bagi eksistensi organisasi. (Siagian, S.P.; 1993). VII. Kategori Keputusan Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dibagi empat kategori (Nutt, 1989) : 1. Keputusan Representasi, pengambilan keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan data
  • 10. tersebut. Keputusan ini banyak menggunakan model-model matematik seperti operation research, cost-benefit analysis dan simulasi. 2. Keputusan Empiris, suatu keputusan yang sedikit informasi tetapi memiliki cara yang jelas untuk memproses informasi pada saat informasi itu diperoleh. 3. Keputusan Informasi, suatu situasi yang banyak informasi tetapi meliputi kontroversi tentang bagaimana memproses informasi tersebut. 4. Keputusan Eksplorasi, suatu situasi yang sedikit informasi dan tidak ada kata sepakat tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi. VIII. Proses Pengambilan Keputusan A. Pendekatan yang interdisipliner. Proses pengambilan keputusan tidak bisa dilihat sebagai suatu tindakan tunggal dan tidak sebagai suatu tindakan yang Seragam yang berlaku untuk semua keadaan serta dapat digunakan oleh pengambil keputusan yang berbeda dengan tingkat efektifitas yang sama. Proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi. B. Proses yang sistematis. Suatu proses logis yang melibatkan pengambilan langkah-langkah secara berturut atau sekuensial dengan merinci proses tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (pendekatan atomik). Pendapat lain mengatakan proses pengambilan keputusan menyangkut dengan naluri, daya pikir, dan serangkaian metode intuitif yang keseluruhannya dirangkum yang menjadi suatu kreatifitas (pendekatan holistik). C. Proses berdasarkan informasi. Pengambilan keputusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan belajar secara adaptif. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang Informatika untuk pengambilan keputusan yang efektif serta harus menuntut agar tersedia baginya informasi yang memenuhi persyaratan kemutakhiran, kelengkapan, dapat dipercaya dan disajikan dalam bentuk yang tepat.
  • 11. D. Memperhitungkan faktor-faktor ketidakpastian. Betapa pun telitinya perkiraan keadaan, dalamnya kajian terhadap berbagai alternatif, tetap tidak ada jaminan bebas dari resiko ketidakpastian. Untuk itu pengambilan keputusan harus dapat Memperhitungkan probabilitas (kemungkinan) keberhasilan atau kekurang-berhasilan pelaksanaan suatu keputusan. E. Diarahkan pada tindakan nyata. Mengambil suatu tindakan harus dapat ditentukan secara pasti, kapan pemecahan berakhir dan proses pengambilan keputusan dimulai. Masalah dan sasaran sering mempunyai siklus pertumbuhan dan penyusutan, demikian juga faktor-faktor yang mempengaruhi. Hal tersebut harus dikenali secara tepat karena akan sangat mempengaruhi keputusan untuk bertindak atau tidak bertindak. IX. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan 1. Brainstorming Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu : a. Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti. b. Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan. c. Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai pendapat atau gagasan anggota kelompok lainnya. d. Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang telah dikemukakan oleh orang lain.
  • 12. e. Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam bentuk keputusan. 2. Synetics Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak selaku pimpinan diskusi. Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori ilmiah pengambilan keputusan. Pimpinan mengajak para peserta untuk mempelajari suatu situasi problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing anggota kelompok mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang dipandang tepat untuk ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih hasil-hasil pemikiran tertentu yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Dan tenaga ahli menilai melakukan penilaian atas berbagai gagasan emosional dan tidak rasional yang telah disaring oleh pimpinan diskusi serta kemudian menggabungkannya dengan salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan dan tindakan pelaksanaan yang diambil. 3. Consensus thinking Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik yang dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang hendak digunakan untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan yang sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang seyogyanya digunakan. Orang- orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi problematik yang sebenarnya. 4. Delphi Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat. 5. Fish bowling Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu lingkaran, dan di tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di kursi tersebut hanya dialah yang
  • 13. boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide dan gagasan tentang suatu permasalahan. Para anggota lain mengajukan pertanyaan, pandangan dan pendapat. Apabila pandangan orang yang duduk di tengah tersebut telah dipahami oleh semua anggota kelompok dia meninggalkan kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk kesempatan yang sama. Setelah itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan cara yang dipandang paling tepat. 6. Didactic interaction Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban “tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan kontra. 7. Collective bargaining Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing pihak datang dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan timbulnya masalah yang lebih besar. X. Metode Pengambil Keputusan Gortner (1987) lebih cenderung menganalisis pengambilan keputusan dari sudut metode. Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional.
  • 14. Metode pertama, adalah metode rasional yang disebut juga model rasional. Ini adalah metode klasik yang secara implicit mencakup model birokratik dari pengambilan keputusan. Metode kedua, adalah metode tawar-menawar incremental (incremental- bargaining) yang dipandang sebagai model paling dasar aktifitas politik, yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi. Karakteristik dari incremental ialah bahwa keputusan tentang suatu kebijakan terjadi dalam bentuk langkah-langkah kecil karenanya tidak terlalu jauh dari status quo. Metode ketiga, yang disebut metode agregatif (aggregative methods) mencakup antara lain teknik Delphi dan teknik-teknik pengambilan keputusan yang berkaitan. Konsensus dan peran serta merupakan karakteristik utama dari metode agregatif. Metode keempat, adalah metode keranjang sampah (the garbage-can) atau nondecision-making model yang dikembangkan oleh March dan Olsen (1979). Model keranjang sampah menolak model rasional bahkan rasional-inkremental yang sederhana sekalipun. Ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam keputusan, pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengambil keputusan dan masalah-masalah yang timbul pada saat itu. Sering kali keputusan yang diambil tidak direncanakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok. XI. Teori-Teori Pengambilan Keputusan Sehubungan dengan pendekatan yang telah diutarakan, lahirlah berbagai aliran yang menampilkan teori-teori pengambilan keputusan yang berbeda (Brinckloe, 1977) yaitu : a. Aliran Birokratik (Bureaucratic School) Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, memberi informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan lain kepada atasannya. Dengan segala pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya, atasan membuat keputusan setelah mempelajari semua informasi.
  • 15. b. Aliran Manajemen Saintifik (Scientific Management School) Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan ke dalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. Sementara manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah. c. Aliran Hubungan Kemanusiaan (Human Relations School) Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih banyak perhatian yang diberikan kepada manusia dalam organisasi, seperti yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan, memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok social yang mempunyai tujuan. Selain itu kebutuhan dan keinginan anggota selalu dipertimbangkan dalam membuat keputusan. d. Aliran Rasionalitas Ekonomi (Economic Rasionality School) Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang mengkonversikan masukan (input) menjadi keluaran (output) dan yang harus dilakukan dengan cara yang paling efisien. Menurut aliran ini suatu langkah kebijakan akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada biayanya. e. Aliran Satisfacing Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat keputusan yang rasional. f. Aliran Analisis Sistem Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu system yang terdiri dari berbagai sub sistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan.
  • 16. XII. Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan Manajemen 1. Rumuskan persoalan keputusan Persoalan (problem) adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan/ diharapkan. Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu persoalan yang tepat (benar) sebab pemecahan yang terbaik bagi persoalan yang salah tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/ diselesaikan. 2. Kumpulkan informasi yang relevan Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Perlu dikumpulkan data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang mungkin terjadi penyebab timbulnya persoalan tersebut. 3. Cari alternatif tindakan Memutuskan berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif tindakan yang fisibel sebanyak mungkin. 4. Analisis alternatif yang fisibel Setiap alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu kriteria tertentu atau prioritas. Hasil analis memudahkan pengambil keputusan di dalam memilih alternatif yang baik. 5. Memilih alternatif terbaik Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain. 6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya Pengambilan keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (taking certain action). Pelaksanaan suatu rencana tindakan, merupakan tahap akhir dari proses
  • 17. pengambilan keputusan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan yang telah diambil. Evaluasi sangat berguna untuk memperbaiki suatu keputusan untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan. XIII. Pengaruh Pengambilan Keputusan Manajemen di PT. NIKE Di awal-awal tahun, perusahaan Niketidak memiliki sumber dana untuk membeli sebuah pabrik atau mempekerjakan banyak karyawan. Modal yang dimiliki oleh Knight sangat kecil dan ia tidak bisa membeli sepatu dari Asia. Sebenarnya Nike termasuk hollow corporation karena tidak memiliki pabrik manufacture sendiri, Nike hanya perantara antara supplier dengan retailer. Nike fokus pada menemukan inovasi sepatu terbaru. Kombinasi dari pekerja yang murah dan perkembangan pasar yang baik memungkinkan perusahaan untuk bersaing dalam research and development. Di awal 80-an, Nike menjadi produsen sepatu atletik nomor 1 di dunia. Untuk memastikan bahwa supplier Nike memiliki kualitas yang tinggi, Knight menuntut mereka untuk mempunyai hubungan dengan perusahaan lainnya. Jika supplier percaya dan bekerja sama dengan Nike, Knight memastikan bahwa mereka akan puas dengan dirinya sendiri. Kemudian jika salah satusupplier menjadi sangat mahal, Nike bisa mengganti supplier dengan tetap menjaga kualitas yang ditetapkan. Ditahun 1983, orang kepercayaan Knight melakukan kesalahan dalam pengelolaan Nike. Si pelaksana ini melihat celah untuk ekspansi ke pasar sepatu biasa. Data statistic mereka menunjukkan hampir 90 % pembeli sepatu Nike tidak menggunakan sepatu tersebut untuk atletik. Mereka percaya bahwa sepatu casual akan diterima lebih baik oleh konsumen. Sayangnya, hal tersebut salah. Pendatang baru, Reebok, berkembang karena sepatu aerobic dan mengambil posisi Nike sebagai produsen sepatu atletik nomor satu, berdampak pada Nike untuk memberhentikan 350 karyawannya. Melihat perusahaannya mengalami kekacauan, Knight kembali ke posisinya. Knight memutuskan untuk mendapatkan kembali posisi produsen sepatu nomor satu melalui kecepatan penjualannya. Seperti biasanya, Nike memiliki anggaran iklan yang sangat kecil, kebanyakan dari promosinya dilakukan oleh para pengecernya. Knight sekarang mengubah pendekatannya dengan kampanye “Just Do It” lewat televisi nasional dan majalah. Di bawah image baru Knight, superstar seperti
  • 18. Michael Jordan dan Bo Jackson memberi merek sepatunya sendiri, kampanye “Air Jordan” dan “Bo Knows” menunjukkan pada konsumen bahwa atlet terbaik di dunia memakai Nike. Bagaimanapun suksesnya Nike, mereka akan selalu menghadapi kompetisi. Reebok adalah industri nomor dua yang selalu menunggu kesempatan untuk menjadi nomor satu lagi. Jaringan supply di Asia sekarang digunakan oleh pesaing Nike, tidak lama setelah perusahaan mendapat keuntungan produksi. Jika Nike melanjutkan perkembangannya, Phil Knight dan staffnya harus melanjutkan untuk mengembangkan inovasi sepatu terbaru yang sesuai dengan image atletik. PERMASALAHAN Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan permodalan yang sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk produknya. Nike kemudian hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat konsumen. Selain itu untuk menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari supplier Asia. Para pekerja Asia yang terkenal murah bisa menekan harga yang ditawarkan supplier sehingga Nike bisa membeli dengan harga yang lebih murah. Sebagai contoh adalah supplier Nike yang berasal dari Indonesia yaitu PT.Pratama Abadi Industri. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari (running shoes). Perusahaan ini memproduksi berbagai tipe running shoes dalam berbagai jenis ukuran baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama abadi Industri sesuai dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Hasil produksi yang telah dihasilkan oleh PT. Pratama abadi Industri, tidak boleh dipasarkan di dalam negeri. Semua hasil produksi yang telah ada merupakan hak dari pihak Nike yang ada di Beverton (USA) untuk kemudian akan diekspor lagi ke negara lain, seperti Perancis, swedia, India, Belgia, Kanada, USA, Afrika Selatan, Argentina, Uruguay, Chillie. Nike sangat memegang kendali karena mempunyai hak untuk memutuskan kerjasama bila harga dari supplier terlalu mahal, hal ini bisa berdampak buruk bagi pekerja karena mereka tidak bisa menuntut kehidupan yang lebih baik dengan peningkatan tunjangan pekerja otomatis akan menambah biaya produksi yang
  • 19. mengakibatkan harga yang lebih mahal.Seperti yang terjadi di China, Vietnam, Indonesia dan Meksiko. Nike dikritik karena berusaha menutupi kondisi kerja yang buruk serta eksploitasi buruh. Nike juga adalah perusahaan besar yang tidak memiliki pabrik. Karena mereka lebih senang untuk outsourcing kebutuhan-kebutuhan mereka terutama kepada sektor informal, ataupun perusahaan lainnya, sehingga mengefisienkan dan meminimalisir ongkos produksi. Knight tidak mampu mendelegasikan tugas dengan baik, sehingga di tahun 1983 Nike mengalami kemunduran karena tidak tepatnya perencanaan dari pelaksana yang dipercaya oleh Knight waktu itu. Waktu itu pengelola yang dipercaya Knight mengubah image Nike dari sepatu atletik menjadi sepatu kasual. Padahal saingannya Reebok lebih dahulu mengembangkan sepatu untuk aerobik, sehingga konsumen lebih percaya pada Reebok. Nike membutuhkan perencanaan baru untuk mengembalikan posisi Nike sebagai produsen sepatu nomor satu dengan penjualan yang secepatnya. Strategi Nike dalam membuat image yaitu dengan mensponsori seorang atlet atau suatu klub olahraga sehingga akan timbul image bahwa Nike dipakai oleh para atlet terkenal, hal ini tidak dilakukan oleh saingannya seperti Reebok yang justru hanya mensponsori suatu event olahraga saja. Disinilah pembuktian kekuatan merek dagang. Banyaknya masalah ataupun konflik yang terpublikasi, tidak akan membuat kosumen beralih ke merek lain. Hal ini karena ikatan psikologis antara Nike dengan konsumen fanatiknya telah terjadi, selebihnya, biarlah konsumen yang menilai. Krisis yang dialami Nike pada tahun 1983 tak lepas dari proses pertumbuhan organisasi. Menurut Lary Greiner ada 5 tahap pertumbuhan organisasi, 1) kreativitas, 2) pengarahan, 3) pendelegasian, 4) koordinasi, dan 5) kerja sama. Nike mengalami krisis disaat tahap pendelegasian dimana Knight tidak melakukan kontrol yang ketat sehingga keputusan bawahannya membawa dampak bagi Nike. Knight kemudian melakukan terobosan kilat untuk membentuk kembali brand image dari Nike. Menurut Agyris “intervensi merupakan suatu aktivitas masuk ke dalam sistem relationship yang berjalan, baik diantara individu, kelompok, maupun organisasi, dengan tujuan membantu menuju suatu perubahan yang sukses” Dalam intervensi, terkadang perlu mendatangkan konsultan dari luar organisasi, tetapi intervensi terbanyak dapat dilakukan oleh managemen internal. Apa yang dilakukan oleh Knight merupakan intervensi dari manajemen internal. Marketing differentiation strategy
  • 20. mencoba menciptakan kesetiaan para pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan tertentu secara khusus. Organisasi tersebut mencoba menciptakan kesan yang menguntungkan bagi produk-produknya melalui iklan, segmentasi pasar, dan harga yang bersaing. Hal tersebut salah satu strategi yang dilakukan oleh Knight dengan menciptakan produk baru sesuai kebutuhan konsumen yang tidak lepas dari image olah raga. Nike sebenarnya memiliki posisi yang sedikit lemah bila dihadapkan dengan retailer. Keuntungan Nike didapat dari penjualan ke retailer. Retailer tentunya akan bersaing dengan retailer lain dengan harga termurah, hal ini dapat mengancam Nike karena dengan hal tersebut maka retailer akan menekan Nike untuk menjual sepatunya dengan lebih murah. Etis dan tidak etisnya Nike menggunakan supplier Asia sehingga mereka saling bersaing tidaklah dapat dipandang dari hanya salah satu sudut pandang saja. Pada intinya dengan sistem semacam tender ini maka akan tercipta persaingan, kompetisi untuk menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan motivasi pekerja. Dengan kualitas yang sama tetapi berbeda harga. Dari sudut pandang pekerja hal ini bisa menjadi sebuah ancaman tersendiri. Pekerja akan dituntut untuk bekerja lebih giat demi untuk meningkatkan jumlah produksi sehingga bisa terjadi para pekerja bekerja di luar jam kerja yang semestinya. Dengan adanya kebijakan dari Nike yang berhak memutuskan kerja sama bila supplier menaikkan harga terlalu tinggi dapat mengakibatkan supplier menggunakan tenaga kerja anak-anak agar biayanya lebih murah. Isu ini muncul di Pakistan, bahwa Nike mengambil sepatu dari Pakistan yang dibuat oleh anak-anak pekerja di bawah umur. Apabila supplier dari Amerika atau Australia. Hal ini bisa berdampak bagi Nike maupun bagi konsumen. Bagi Nike ini merupakan mimpi buruk karena tentunya tidak akan ada pekerja yang murah, harga jual dari supplier akan lebih tinggi karena biaya produksi yang lebih tinggi bila diproduksi di Amerika atau Australia. Bagi konsumen ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama, akan timbul kepercayaan lebih karena produk dibuat di Amerika atau Australia yang sangat memperhatikan kualitas. Yang kedua, tidak akan terlalu berdampak karena konsumen percaya pada Nike melakukan kontrol pada supplier Asia sehingga mutunya akan dianggap sama saja dengan buatan Amerika. Peran Phill Knight tentunya sangat besar
  • 21. dalam mengembangkan Nike hingga saat ini. Dengan gaya kepemimpinannya, dengan solusinya yang cepat dan tepat saat menghadapi krisis Nike di tahun 1983 membuat Nike dapat bertahan dan mampu menempati posisi nomor satu lagi sebagai produsen sepatu di dunia. Membicarakan keberhasilan Nike tidak lepas dari Bill Bowerman, co- founder Nike. Bowerman sangat berjasa dalam mendirikan Nike, ide untuk memberi semacam karet di sepatu olahraga datang darinya yang disebut waffle sole. Bowerman jugalah yang memiliki ide untuk memberi karet pada lintasan lari. Pada awalnya Bowerman beserta Knight menjual sepatu yang dibuat oleh Bowerman menggunakan latex, leather, glue dan waffle iron istrinya. Saat itu mereka memproduksi 330 pasang sepatu. Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Anjani, Erna. (2016). “Sistem Pengambilan Keputusan, Pemodelan, dan Pendukung Keputusan”. Blog Tugas Mata Kuliah SPK. Sistem Informasi - STMIK: Bandung. Putri, Mega Suryono. (2016). “Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan Manajemen”. Blog Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Gunadarma: Bekasi. Munandar. (2015). “Teknik-teknik Pengambilan Keputusan”. Blog Pribadi: Sumatra Barat. Ghanik, Rofie. (2017). “Pengaruh Pengambilan Keputusan Manajemen di PT. NIKE”. Blog Tugas Perilaku Organisasi. FEB - Universitas Pamulang: Tangerang Selatan.