Sistem Pendukung keputusan adalah istilah untuk aplikasi yang jmembantu manajer, pimpinana, atau sipembuat keputusan dalam menentukanan keputusan yang akan dipilih pada setiap situasi dan pada pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan keputusan yang akan diambil, guna membantu mengambil keputusan.
2. Capaian Pembelajaran
1. Memahami aturan perkuliahan SPK
2. Menjelaskan teori dan konsep pendukung keputusan
3. Menjelaskan apa itu pendukung keputusan dan
bagaimana hubungan antara pendukung keputusan dan
sistem pendukung keputusan
4. Membuat gagasan penerapan DSS di masayarakat
5. DSS Introduction
1. Keputusan – keputusan dibuat utk memecahkan
masalah
2. Keputusan terprogram bersifat berulang dan rutin,
sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat utk
menanganinya.
3. Keputusan tak terprogram bersifat baru,tidak
terstruktur dan jarang konsekuen
6. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (DSS) adalah sistem atau subsistem berbasis komputer interaktif
yang dimaksudkan untuk membantu pembuat keputusan menggunakan teknologi komunikasi,
data, dokumen, pengetahuan dan / atau model untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah, menyelesaikan tugas proses keputusan, dan membuat keputusan.
Sistem Dukungan Keputusan adalah istilah umum untuk aplikasi komputer apa pun yang
meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok untuk membuat keputusan.
Juga, Sistem Pendukung Keputusan mengacu pada bidang penelitian akademik yang melibatkan
merancang dan mempelajari Sistem Pendukung Keputusan dalam konteks penggunaannya.
7. Teori dan konsep pengambilan keputusan
George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu:
intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional
1. Intuisi.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang
berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif.
2. Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka
dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya
dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
8. 3. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan
oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih
tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan
sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
9. 4. Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta,
tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih
tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.
10. 5. Rasional.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih
transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini
berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal.
11. Teori dan konsep DSS
Beberapa Defenisi dari Sistem Penunjang Keputusan
Menurut Turban & Aronson (1998) Sistem penunjang keputusan sebagai sistem
yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan
pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada
dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer
melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.
Menurut Raymond McLeod, Jr. (1998) Sistem pendukung keputusan merupakan
sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan
komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.
12. Macam –Macam Metode Sistem Penunjang Keputusan
1. Metode Regresi linier
2. Metode B/C Ratio
3. Metode NPV(net present value):fungsi ini menghitung net present value dari
koleksi cash flow mendatang untuk suku bunga tertentu
4. Metode AHP((Analytic Hierarchy Process):suatu metode dalam merinci suatu
situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya.
Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu
masalah dalam pengambilan keputusan
5. Metode ANP(Analytic Network Process):anp merupakan suatu metode yang
mampu memperbaiki kelemahan ahpberupa kemampuan mengakomodasi
keterkaitan antar kriteria.
6. Metode keputusan dengan Sistem Pakar dengan dukungan dari knowledge base,
dan masih ada metode lainnya.
13. Sudirman & Widjajani (1996); menguraikan perkembangan SPK manjadi :
a. SPK Kelompok (Group Decision Support System/GDSS) Suatu
sistem berbasis komputer yg interaktif untuk membantu didalam
mencari solusi dari permasalahan-permasalahan tidak terstruktur bagi
kelompok pengambil keputusan yg bekerja bersama-samab.
b. SPK Eksekutif (Executive Information System/EIS) Suatu sistem
yg harus bersifat fleksibel yaitu dgn membuat prototipe, yg harus
ditentukan terlebih dahulu kebutuhan informasi para eksekutif dgn
metodologi Critical SuccessFactor (CSF)
14. c. SPK Organisasi (Organization Decision Support
System/ODSS) Suatu sistem dgn pendekatan formal, terstruktur,
besar, kompleks dan membutuhkan pemrograman secara sistematik.
Ada 4 Fase : Strukturisasi, Kerangka Pengemb. Sistem, Proses
Iteratif dan Implementasi Sistem
16. Computer Based Information System
(CBIS)
Computer Based Information System (CBIS) merupakan suatu
integrasi yang terorganisir antara teknologi perangkat keras
dan perangkat lunak dengan manusia yang dirancang untuk
menghasilkan suatu informasi yang akurat, berkualitas dan
dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam mengambil
suatu keputusan.
17. Computer Base Information System (CBIS):
1) Sistem Informasi Akuntansi (SIA), merupakan bagian dari CBIS
pada tingkat pertama, dimana dalam pengolahan sistem informasinya
selalu berkaitan dengan transaksi-transaksi yang bersifat detail ,
contoh: cash flow, catatan transaksi harian, pembuatan jurnal.
2)Sistem Informasi Manajemen (SIM), bagian dari CBIS yang
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat manajerial, pengolahan data
lebih dominan menggunakan peralatan berupa komputer, contoh:
informasi penggajian, informasi penjualan, informasi inventory
control, informasi kegiatan rumah sakit, informasi stok barang di
gudang.
18. 3). Decision Support System (DSS), bagian dari CBIS yang lebih
cendrung berkaitan dengan permasalahan yang bersifat semi
terstruktur, pengolahan data dengan dukungan komputer dan
keputusan ada pada user (manager).
4). Expert System (ES), bagian dari CBIS yang lebih menenkankan
kepada petunjuk pakar (ahli) dalam pengambilan keputusannya
dibutuhkan database dan knowledge base. Database digunakan
untuk menyimpan data yang bersifat terstruktur dan knowledge
base digunakan untuk menyimpan data yang bersumber dari
keilmuan pakar (kepakaran).
19. 5). Office Automation (OA), bagian dari CBIS yang mengatur
bagaimana penggunaan data dapat di sharing oleh setiap bagian atau
unit di lingkup organisasi, dengan tujuan pemanfaatan sumber daya
(resources) secara optimal. Tidak terbatas pada sharing data saja
melainkan membangun saluran komunikasi dalam kegiatan
organisasi dan pemanfaatan hardware yang dapat digunakan secara
bersama-sama dan bersifat outomatic.
20. Tujuan Sistem Penunjang Keputusan (DSS):
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan untuk
menemukan solusi atas permasalahan yang bersifat semi terstruktur
2. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan, tetapi tidak
mengambil peranan sebagai pengganti peran manajer dalam
pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan efektifitas atas keputusan yang diambil oleh manager
bukan dari aspek efisiensi.
22. Terstruktur
Dengan memahami struktur permasalahan yang dikemukanan oleh Simon, maka pengambilan
keputusan terhadap solusi yang dihadapi sudah dapat diprediksi, bahwa dengan metode yang mana
harus dilakukan.
Untuk permasalahan yang bersifat terstruktur penanganan masalah dapat ditangani dengan
menggunakan komputer, artinya sistem komputer mampu melakukan pengambilan keputusan tanpa
harus campur tangan manager.
Contoh: Pintu kaca digedung dapat bekerja dengan signal termis akan terbuka dan tertutup secara
otomatis, dimana input termis terkontrol via suhu tubuh manusia. Hal ini secara penuh ditangani oleh
computer system dan tidak membutuhkan user dalam pengambilan keputusan untuk boleh dibuka atau
harus tertutup.
23. Semi Structure
Permasalan yang bersifat semi structure, membutuhkan bantuan dari komputer dan peran user
(manager).
Sebagai contoh untuk menentukan keputusan atas pembelian barang kepada supplier dimana harga
barang dipengaruhi oleh aspek environtment seperti kondisi perekonomian sedang tak menentu.
Dalam hal ini komputer berperan sebagai pendukung keputusan yang berkaitan untuk mengetahui
kondisi stok yang dikelola dengan konsep database sebagai pemberi informasi. Sedangkan peran
manager adalah menentukan keputusan untuk membeli atau tidak atas kondisi barang yang semakin
menipis dan seberapa besarnya nilai pembelian, keputusan ini ada ditangan manager. Dalam hal ini
komputer tidak berperan sebagai pengganti pengambil keputusan.
24. Tidak Terstruktur
Permasalan yang bersifat tidak terstruktur (unstructure) sepenuhnya pengambilan keputusan ada
ditangan user (manager).
Contoh : Dalam menentukan nilai besaran saham atau harga nilai mata uang (kurs), hal ini ditentukan
oleh pasar, menentukan nilai besaran saham.
Peran komputer tidak sangat dibutuhkan karena sepenuhkan permasalahan yang timbul akibat
lingkungan yang tidak terkondisi dan tidak terkontrol dengan system komputer. Sehingga peran
manajer sangat mendominasi dalam hal pengambilan keputusan. Seperti dengan adanya isue nasional
maupun isue internasional mengakibatkan harga saham dapat terjadi fluktuasi apakah akan terapresiasi
atau menjadi terdepresiasi.
Editor's Notes
Pembuat keputusan dihadapkan dengan lingkungan yang semakin menegangkan - sangat kompetitif, serba cepat, hampir real-time, kelebihan beban dengan informasi, data yang didistribusikan ke seluruh perusahaan, dan multinasional dalam lingkup.
Kombinasi Internet yang memungkinkan kecepatan dan akses, dan pematangan teknik kecerdasan buatan, telah menyebabkan bantuan canggih untuk mendukung pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko dan tidak pasti ini.
Bantuan ini memiliki potensi untuk meningkatkan pengambilan keputusan dengan menyarankan solusi yang lebih baik daripada yang dibuat oleh manusia saja.
Mereka semakin tersedia di berbagai bidang mulai dari diagnosis medis hingga kontrol lalu lintas hingga aplikasi rekayasa.
Intuisi.
Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapikeputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa halsebagai berikut:1) Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.2) Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.3) Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dankonsekuensinya.4) Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.5) Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atashasil ekonomis yang maksimal.
Menurut Keen (1980)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses
adaptif dari pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.
Menurut Bonczek (1980) Sistem pendukung keputusan sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Menurut Hick (1993) Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur atau keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.
Sistem Informasi Akuntansi, aplikasi ini ditandai dengan penngolahan data yang tinggi.
Sistem informasi akuntansi melaksanakan 5 tugas dasar yaitu :
1. pengumpulan data
2. manipulasi data
3. pengklasifikasian, penyortiran, perhitungan, pengikhtisaran, penyiapan dokumen.
4. penyimpanan data
5. penyiapan data
Contoh Sistem Informasi Akuntansi :
Sistem terdistribusi yang digunakan oleh perusahaan distribusi yaitu perusahaan yang mendistribusikan jasa atau produknya ke pelanggan misalnya perusahaan yang berorientasi produk seperti : manufaktur, pedagang besar, pengecer.
Sistem Informasi Manajemen, Sistem informasi menajemen terdiri dari subsistem yaitu :
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Personalia
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pembelian
Sistem Informasi Persediaan
Sistem Informasi Distribusi
Sistem otomatisasi kantor
Penggunaan alat elektronik yang digunakan untuk memudahkan komunikasi baik itu secara formal maupun informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang-orang didalam dan diluar perusahaan.
Fungsi otomatisasi kantor adalah untuk memudahkan segala jenis komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan suatu keputusan.