Ringkasan dokumen:
Dokumen membahas manajemen proyek sistem informasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam rangka digitalisasi bisnis. Manajemen proyek penting untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, biaya, dan kualitas. Proyek sistem informasi membutuhkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan bisnis.
1. ARTIKEL
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM
INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI PROSES
BISNIS PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
DISUSUN OLEH :
FRENGKY S. SIHOMBING (43219110090)
KELAS : B-203
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA MERUYA
2020/2021
2. PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM
RANGKA DIGITALISASI PROSES BISNIS
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
ABSTRAK
Manajemen proyek adalah suatu proses pengolahan proyek yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian dan pengaturan tugas-tugas sumber daya untuk mewujudkan tujuan yang
ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktor-faktor waktu dan biaya. PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk selaku penyedia jasa telekomunikasi dan informasi di Indonesia melakukan
perencanaan dan rancang bangun. Untuk menunjang kinerja pegawai di perusahaan tersebut
diperlukan sebuah sistem informasi yang dapat mengolah data proyek dengan cepat dan akurat.
Manajemen proyek juga diartikan sebagai usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya
kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana
hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas,
biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan
pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain
dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu
hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi
akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.
PENDAHULUAN
Teknologi informasi menjadi sarana penting dalam kehidupan organisasi, karena dengan
informasi dapat menjadi bahan pertimbangan suatu manajemen dalam pengambilan keputusan
hal ini seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi dewasa ini,
khususnya dalam bidang komputerisasi, kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat
semakin meningkat, Informasi memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Dampak dari pesatnya perkembangan teknologi informasi membawa pengaruh ke segala
bidang, salah satunya dalam bidang jasa komunikasi dan informasi. Seperti perusahaan jasa
lainnya yang menyediakan suatu program aplikasi sistem informasi, dengan memanfaatkan
teknologi informasi, dengan tujuan untuk membantu serta memudahkan pengelolaan proses
3. anggaran belanja yang nantinya menghasilkan suatu bentuk laporan anggaran belanja
perusahaan.
PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi dan informasi di Indonesia. TELKOM berawal dari suatu badan usaha yang
didirikan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1906 dengan namaPost, Telegraaf en
Telefoondienst, yang kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos, Telegraf dan Telepon
(PN PTT) pada tahun 1931, kemudian berubah lagi menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN POSTEL) pada tahun 1961, berubah menjadi Perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) pada tahun 1965 yang kemudian menjadi Perusahaan
Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) pada tahun 1974.
Pada era 1973 s/d 1988 terjadi suatu loncatan besar dalam sejarah telekomunikasi di Indonesia
dengan diluncurkannya satelit Palapa A1 pada tanggal 16 Agustus 1976 yang menjadi sarana
komunikasi yang mempersatukan rakyat Indonesia yang menempati ribuan pulau Nusantara.
Hal tersebut menempatkan Indonesiasebagai negara ketiga yang memiliki satelit komunikasi
setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Perubahan besar selanjutnya terjadi pada era 1989–1992, saat TELKOM menghadapi
tantangan untuk segera mewujudkan otomatisasi seluruh Ibukota Kabupaten. Badan Usaha
yang semula berbentuk PERUSAHAAN UMUM berubah menjadi PERUSAHAAN
PERSEROAN (PERSERO), dan seluruh Ibukota Kabupaten sudah terangkai dalam satu sistem
telekomunikasi otomat nasional.
Pada tahun 1992 – 1996, TELKOM melakukan tiga program besar, yaitu restrukturisasi
internal (divisionalisasi), Kerjasama Operasi (KSO) dan Initial Public Oferring (IPO/go
public) di bursa saham Jakarta, London, dan New Yorkyang menjadikan status TELKOM
berubah menjadi perusahaan publik: PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana manajemen proyek sistem informasi Pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
LITERATUR TEORI
MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI
4. Manajemen proyek juga diartikan sebagai usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya
kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Manajemen proyek meliputi proses
perencanaan (planning) kegiatan, pengaturan (organizing),pelaksanaan dan pengendalian (
controlling ). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal
dengan proses manajemeN.Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar
semua rangkaian kegiatan tersebut :
√ Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek
√ Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya
yang telah dianggarkan
√ Kualitas yang sesuai dengan persyaratan
√ Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar
Proses perencanaan ( planning ) proyek dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu yang
pertama planning dalam garis manajemen konsultan dan yang kedua dalam garis manajemen
kontraktor.
Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara
terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan.
Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor mencakup perencanaan metode kontraktor,
rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun
perusahaan.
Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik
manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik
proyek pada umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis
yang disesuaikan dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa
berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.
Dan menurut R. Sutjipto (1985), sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai suatu usaha
dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah
dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai.
Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka maksud dan tujuan manajemen proyek adalah usaha
kegiatan untuk meraih sasaran yang telah didefenisikan dan ditentukan dengan jelas seeffisien
5. dan seefektif mungkin. Dalam rangka meraih sasaran yang telah disepakati, diperlukan sumber-
sumber daya (resources) termasuk sumber daya manusia yang merupakan kunci segalanya.
Sasaran utama dalam manajemen proyek dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan,
jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek sesuai dengan
spesifikasi teknik yang telah dirumuskan,
2. bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas
pekerjaannya (workmanship) serta mempertahankannya,
3. menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin
beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work),
4. menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,kondisi kerja,
keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan
bawahan,
5. menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan
didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.
Manajemen proyek meliputi proses perencanaan (planning) kegiatan, pengaturan (organizing),
pelaksanaan dan pengendalian (controlling). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan
pengendalian tersebut dikenal proses manajemen.
Perencanaan (planning) adalah peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan
tersebut. Bentuk dari perencanaan dapat berupa: perencanaan prosedur, perencanaan metode
kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan
program (rencana kegiatan beserta jadwal).
Pengaturan (organizing) bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan kegiatan proyek
konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Tahap ini menjadi
sangat penting karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa
berakibat langsung terhadap tujuan proyek.
Pengendalian (controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja, dan
langkah perbaikan bila diperlukan sebuah proyek pengembangan sistem yang tidak tepat
manajemen kemungkinan besar akan menanggung akibat ini:
6. • Biaya yang jauh melebihi anggaran
• Selip tak terduga waktu
• Kinerja teknis yang kurang dari yang diharapkan
• Gagal mendapatkan manfaat yang diantisipasi
TUJUAN MANAJEMEN PROYEK
Sebuah proyek adalah rangkaian kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu
tujuan bisnis Proyek sistem informasi meliputi pengembangan sistem informasi baru,
peningkatan sistem yang ada, atau upgrade atau penggantian infrastruktur teknologi informasi
perusahaan.
Manajemen proyek mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan, dan teknik
untuk mencapai target tertentu sesuai anggaran dan waktu yang ditentukan kendala. Kegiatan
pengelolaan proyek meliputi perencanaan pekerjaan, penilaian risiko, memperkirakan sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, mengatur pekerjaan, memperoleh
sumber daya manusia dan material, menugaskan tugas, mengarahkan kegiatan, mengendalikan
pelaksanaan proyek, melaporkan kemajuan, dan menganalisis hasilnya
MEMILIH PROYEK
Perusahaan biasanya dipresentasikan dengan banyak proyek berbeda untuk dipecahkan
masalah dan peningkatan kinerja. Ada lebih banyak ide untuk sistem proyek daripada ada
sumber daya. Perusahaan harus memilih dari grup ini proyek yang menjanjikan keuntungan
terbesar bagi bisnis. Jelas, perusahaan itu keseluruhan strategi bisnis harus mendorong
pemilihan proyek.
MENGUBAH SISTEM PROYEK TERHADAP RENCANA USAHA
Untuk mengidentifikasi proyek sistem informasi yang akan memberikan yang terbaik Nilai
bisnis, organisasi perlu mengembangkan rencana sistem informasi yang mendukung
keseluruhan rencana bisnis mereka dan di mana sistem strategis berada dimasukkan ke dalam
perencanaan tingkat atas. Rencana tersebut berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan
7. arah pengembangan sistem (tujuan rencananya), alasannya, sistem / situasi saat ini,
perkembangan baru yang harus diperhatikan, manajemen strategi, rencana pelaksanaan, dan
anggaran
BIAYA DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI
Manfaat berwujud dapat diukur dan diberi nilai moneter. Manfaat tak berwujud, seperti layanan
pelanggan lebih efisien atau ditingkatkan pengambilan keputusan, tidak dapat segera diukur
namun dapat menyebabkan kuantitatif keuntungan dalam jangka panjang. Sistem transaksi dan
klerus yang menggantikan tenaga kerja dan menghemat ruang selalu menghasilkan manfaat
terukur yang lebih terukur daripada sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan,
dan dukungan komputer sistem kerja kolaboratif.
DIMENSI RESIKO PROYEK
Sistem berbeda secara dramatis dalam ukuran, ruang lingkup, tingkat kompleksitas, dan
organisasinya dan komponen teknis. Beberapa proyek pengembangan sistem adalah lebih
mungkin untuk menciptakan masalah yang telah kita gambarkan sebelumnya atau mengalami
penundaan karena mereka membawa tingkat risiko yang jauh lebih tinggi daripada yang lain.
Tingkat Risiko Proyek dipengaruhi oleh:
1. Ukuran proyek. Semakin besar proyek – seperti yang ditunjukkan oleh dolar yang
dikeluarkan, ukuran staf implementasi, waktu yang dialokasikan untuk implementasi, dan
jumlah unit organisasi yang terpengaruh – semakin besar risikonya. Proyek sistem berskala
sangat besar memiliki tingkat kegagalan yaitu 50 sampai 75 persen lebih tinggi daripada proyek
lainnya karena proyek semacam itu rumit dan sulit dikendalikan.
2. Struktur proyek. Beberapa proyek lebih terstruktur daripada yang lain. Persyaratan mereka
jelas dan mudah sehingga output dan proses dapat dengan mudah didefinisikan. Pengguna tahu
persis apa yang mereka inginkan dan apa yang harus dilakukan sistem; Hampir tidak ada
kemungkinan pengguna mengubah pikiran mereka.
3. Pengalaman dalam teknologi. Risiko proyek meningkat jika tim proyek dan staf sistem
informasi tidak memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan.
8. Project Manager
Project Manager dalam struktur organisasi kontraktor memegang posisi sebagai pemimpin
dalam pelaksanaan proyek. Tugasnya adalah:
1. menguasai seluruh isi dokumen kontrak,
2. menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek,
3. memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek,
4. melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/suplier,
5. menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan,
6. memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RAPP (Rencana Anggaran Pelaksanaan
Proyek),
7. memberi pengarahan pelaksanaan proyek.
Kegiatan yang Dilakukan dalam Manajemen Proyek
Kegiatan yang dilakukan dalam manajemen proyek yaitu antara lain:
1) Identifikasi Objek yang Akan Dikelola
Di bagian ini dilakukan identifikasi profil objek yaitu suatu kegiatan yang berbentuk proyek,
dan perbandingannya dengan kegiatan operasional rutin. Perbedaan kedua jenis kegiatan
tersebut di antaranya adalah kegiatan proyek bersifat nonrutin, terdiri dari aneka ragam
kegiatan yang saling terkait dan mengikuti pola siklus kelangsungan hidup (life cycle) tertentu
yang memiliki batas jelas kapan proyek dimulai dan berhenti. Pada siklus proyek diadakan
penahapan dengan komponen kegiatan-kegiatan yang memiliki jenis dan intensitas yang
berbeda-beda. Di bagian ini disinggung pula pembagian jenis proyek dan kriteria yang dipakai
untuk menggolongkan ukuran proyek menjadi berukuran kecil, sedang, dan besar, serta
dianalisis berbagai karakteristik yang khusus melekat pada kegiatan proyek. Identifikasi ini
semua bermaksud memberi keterangan dan gambaran mengenai kegiatan apa, dengan sifat-
sifat dan perilaku yang bagaimana, yang hendak dikelola.
9. 2) Konsep Pengelolaan yang Akan Dipakai
Setelah memahami sifat dan perilaku kegiatan proyek, maka penyajian dilanjutkan
dengan membahas konsep pengelolaan yang dianggap sesuai dengan tuntutan dan sifat serta
perilaku kegiatan yang dimaksud yang kemudian disebut manajemen proyek. Dalam hal ini
penulis mengetengahkan 3 buah pemikiran di antara sejumlah pengamat dan pemikir masalah-
masalah yang erat dengan perkembangan dan pertumbuhan konsep manajemen proyek.
Pertama, pemikiran yang mencoba merumuskan definisi konsep manajemen proyek dengan
menghubungkannya dengan manajemen umum (general management)/klasik/fungsional.
Pemikiran kedua yang menghubungkan konsep manajemen proyek dengan konsep sistem dan
pendekatan kontinjensi. Adapun yang ketiga adalah perumusan konsep yang dibuat oleh
“Project Management Institute” USA dalam rangka menyusun PM-BOK serta usaha ke arah
standardisasi dan sertifikasi profesi manajemen proyek.
Menurut pendapat pertama, fungsi manajemen klasik yang terdiri dari merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendahkan tetap berlaku untuk manajemen proyek, dengan
catatan perlu mengadakan “restrukturisasi” di sana-sini serta menggunakan metode dan teknik
barn agar mampu menghadapi sifat-sifat dan perilaku yang khusus terdapat pada kegiatan
proyek. Misalnya, agar dicapai penggunaan sumber daya yang efisien diperkenalkan arus kerja
clan komunikasi horisontal sebagai tambahan arus kerja vertikal yang selama ini telah dikenal
dalam manajemen klasik/fungsional. Lebih jauh, dipandang dari sudut organisasi, pengelolaan
proyek akan efektif bila terdapat tanggung jawab tunggal dengan tugas terpenting adalah
bertindak sebagai integrator dan koordinator dari sejumlah organisasi atau bagian organisasi
peserta dan pendukung proyek. Seperti halnya manajemen klasik, dalam manajemen proyek
fungsi perencanaan dan pengendalian memegang peranan yang amat menentukan. Lebih dari
itu, pada kegiatan proyek, mengingat sifatnya yang cepat berubah, kompleks, dan memiliki
hubungan keterkaitan yang tinggi, maka perlu adanya keterpaduan antara perencanaan dan
pengendalian.
Dari sudut pandang konsep sistem, maka pengelolaan suatu kegiatan harus berorientasi ke
totalitas. Dengan kata lain, penekanannya terletak kepada keberhasilan tujuan sistem secara
keseluruhan, dan bukan hanya kepada komponen-komponennya.
Dalam pada itu, Project Management Institute (PMI) di USA, salah satu institusi terkemuka
yang bergerak dalam pengembangan ilmu atau profesi manajemen proyek, merumuskan suatu
pengertian konsep manajemen proyek. Berbeda dengan yang pertama, formulasi yang disusun
10. oleh PMI tidak langsung mengaitkannya dengan manajemen klasik meskipun diakui banyak
praktek-praktek yang tumpang tindih dengannya. Lebih jauh PMI merumuskan dan
menjabarkan konsep tersebut dalam suatu “Project Management Body of Knowledge”.
3) Area Ilmu Manajemen Proyek (PM-BOK)
Agar ilmu atau profesi manajemen proyek secara sistematis dapat dipelajari, dikodefikasi dan
disertifikasi sebagai mana layaknya profesi lain seperti Kedokteran, Akuntansi, Hukum, dan
lain-lain, maka oleh berbagai institusi seperti PMI-USA, APM (The Association of Project
Management)— Inggris dan INTERNET (The International Association of Project
Management)— Eropa, telah dirintis penyusunan atribut clasar berupa PM-BOK yaitu area
ilmu manajemen proyek. Dalam PM-BOK, PMI mengelompokkan area ilmu manajemen
proyek menjadi 9 butir, yaitu pengelolaan integrasi, lingkup, waktu, biaya, mutu, sumber daya
manusia, komunikasi, risiko dan pengadaan. PM-BOK dari PMI dan INTERNET.
4) Metode, Teknik, dan Prosedur
Sering dikatakan bahwa menyusun konsep dan filosofi merupakan pekerjaan tersendiri,
sedangkan merumuskan konsep dan filosofi tersebut menjadi metode, teknik, dan prosedur
adalah pekerjaan yang lain. Kata-kata tersebut untuk menggambarkan bahwa menyusun suatu
konsep clan filosofi yang kelihatannya sudah cukup jelas arti dan tujuannya ternyata amat sulit
untuk menjabarkannya menjadi metode, teknik, clan prosedur yang pada proses berikutnya
dimaksudkan dapat merupakan petunjuk pelaksanaan di lapangan. Banyak contoh
menunjukkan suatu konsep telah diterima dan dianggap benar oleh banyak pihak tetapi hasil
pelaksanaannya jauh menyimpang dari harapan.
Metode dan teknik ini dipilih yang kegunaannya dianggap bersifat mendasar dan unik untuk
proses mengelola proyek, seperti “WORK BREAKDOWN STRUCTURE” untuk mengelola
lingkup, “ANALISIS JARINGAN KERJA” (CPM, PERT, dan PDM) untuk perencanaan
proyek, IDENTIFIKASI VARIANS, KONSEP NILAI HASIL, CS/CSC untuk pengendalian
biaya dan jadwal, dan lain-lain. Sedangkan untuk metode dan teknik yang penting untuk
proyek-proyek tertentu tetapi kegunaannya tumpang tindih dengan disiplin ilmu atau profesi
lain, seperti disiplin ilmu ekonomi dan produksi [analisis sensitivitas, program linear,
“programming” lainnya, teori optimasi, konsep statistik, “proses control chart”, pareto
diagram, dan lain-lain].
Pengendalian
11. Pada aspek pengendalian, ini ditekankan pentingnya penggunaan metode dan teknik yang dapat
memantau atau mengukur kinerja (performance) suatu pekerjaan. Ini berarti harus ada
keterkaitan yang menyatu dalam menganalisis kemajuan pekerjaan dengan jumlah biaya yang
telah terpakai untuknya. Dengan mengetahui kinerja suatu pekerjaan pada setiap saat
pelaporan, akan dapat dibuat prakiraan atau proyeksi keperluan dana sampai akhir penyelesaian
proyek. Demikian pula dengan kemungkinan terjadinya keterlambatan, bilamana faktor yang
mempengaruhi atau menyebabkan kecenderungan di atas tidak berubah. Hal ini berarti
pengelola proyek jauh-jauh hari sebelumnya telah memperoleh tanda peringatan perlu tidaknya
diadakan perbaikan penyelenggaraan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek
Untuk menyusun organisasi dan membentuk tim proyek dikenal berbagai pilihan struktur
organisasi yang dapat dipakai untuk proyek yang sedang dihadapi, yaitu dengan mengacu pada
organisasi proyek fungsional (OPF), organisasi proyek matriks (OPM), dan organisasi proyek
mandiri atau “task force” (OPMi). Sedangkan dalam kepemimpinan proyek ditekankan
perlunya penggunaan “expert power” dan “referent power” di samping otoritas resmi yang
harus dimiliki oleh seorang pimpinan proyek.
Kebijakan dan Tata Laksana
Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa kebijakan (policy) dan tata laksana (prosedur)
memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, yaitu merupakan
sarana komunikasi untuk mengatur, mengkoordinir, dan menyatukan arah gerak organisasi.
Keperluan akan adanya sarana tersebut amat terasa bagi proyek yang seperti diketahui
seringkali memiliki personil dan/atau peserta yang baru pertama kali bekerja sama.
Aplikasi Konsep Manajemen Proyek pada Praktek Penyelenggaraan (Operasional) Proyek
Penulis beranggapan bahwa uraian perihal aplikasi konsep manajemen proyek pada praktek
operasional untuk proyek tertentu akan banyak membantu secara langsung maupun tidak
langsung menangkap dan memahami konsep, metode maupun tata laksana yang terkandung
dalam manajemen proyek, karena pada uraian tersebut akan dijumpai contoh nyata aplikasinya
dalam praktek penyelenggaraan proyek. Untuk maksud tersebut, penulis memilih proyek en-
gineering-manufaktur-konstruksi, karena jenis proyek ini adalah model proyek yang
melibatkan kegiatan-kegiatan desain-engineering, pengadaan, subkontrak, manufaktur,
12. perakitan (assembly), konstruksi, dan uji coba sistem instalasi atau produk baru yang kompleks.
Termasuk golongan ini adalah proyek-proyek pembangunan jaringan telekomunikasi, proyek
pembangunan prasarana umum (jembatan, jalan, pelabuhan, dan gedung) dan proyek
pembangunan instalasi industri seperti pengilangan minyak (oil refinery), petrokimia, LNG,
pupuk, semen, kertas, baja, pembangkit tenaga listrik bahan bakar fosil maupun nuklir, dan
lain-lain. Pemilihan ini juga didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
Jenis proyek di atas sedang giat-giatnya dikerjakan di negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia. Dengan demikian, erat keterkaitannya dengan pembangunan di
Indonesia.
Mengelola jenis proyek yang berukuran besar dan kompleks akan cukup rumit, kaya
persoalan dan permasalahan. Dengan demikian, dalam proses pembahasan akan dapat
disajikan keterangan, gambaran, dan contoh yang luas dan beraneka ragam, khususnya
dalam aspek manajemen proyek.
Bertitik-tolak dari pemahaman pengelolaan proyek E-MK di atas, maka bila diperlukan akan
mudah mempelajari jenis proyek lain yang umumnya relatif sederhana dan kurang kompleks.
Dalam penyelenggaraan proyek-proyek E-MK akan selalu dijumpai kegiatan-kegiatan utama
seperti pengkajian kelayakan, perencanaan sumber daya, pengadaan perangkat dan peserta,
serta implementasi fisik dan penutupan proyek.
Peranan Pemilik Proyek
Sepanjang siklus proyek, peranan pemilik berubah-ubah. Misalnya suatu ketika dalam tahap
persiapan proyek, pemilik harus langsung memegang “komando” dalam hal-hal yang bersifat
strategic seperti memberi keputusan kelangsungan proyek (go or not to go), merumuskan
strategi penyelenggaraan, memilih filosofi desain, dan lain-lain. Sedangkan pada tahap
implementasi (untuk kontrak lump-sum) dianggap bijaksana bila dapat menempatkan diri
sebagai mitra kerja yang waspada, yaitu, misalnya terhadap konsultan dan/atau kontraktor
(utama).
3. Tahap Siklus Proyek dan Deliverable yang Bersangkutan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya siklus proyek terdiri dari 4
tahap (Iman Soeharto, 1999), yaitu tahap yang diklasifikasikan oleh UNIDO sebagai
tahap persiapan, diperinci lebih lanjut oleh PMI menjadi tahap konseptual dan definisi. Tahap
ini sering pula disebut tahapmerencanaan dan pengembangan (PP) karena pada tahap tersebut
13. kegiatan itulah dominan. Tahap Akhir proyek dikenal sebagai tahap terminasi. Secara lengkap,
penahapan menurut PMI adalah sebagai berikut:
1. Tahap konseptual.
2. Tahap perencanaan dan pengembangan (planning and development) atau disingkat
PP/Definisi.
3. Tahap implementasi.
4. Tahap terminasi.
1. Tahap Konseptual
Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan perumusan gagasan, analisis
pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyeluruh
(“comprehensive”), dalam tahap ini yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak
tidaknya suatu gagasan untuk direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan
pengkajian yang dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lingkup dan aspek
pengkajian yang lebih lugs, mendorong potensi yang positif dan menaruh perhatian khusus
terhadap kendala dan keterbatasannya.
Deliverable Akhir Tahap Konseptual
Deliverable akhir tahap konseptual adalah paket atau dokumen hasil studi kelayakan. Dokumen
tersebut umumnya berisi analisis berbagai aspek kelayakan seperti pemasaran, permintaan,
teknik, produksi, manajemen dan organisasi. Dokumen tersebut juga berisi perkiraan garis
besar biaya dan jadwal proyek.
2. Tahap PP/ Defenisi
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada masa permulaan siklus proyek, kegiatan ditujukan
untuk mengidentifikasi dan merumuskan gagasan, mengembangkannya menjadi alternatif,
lengkap dengan indikasi lingkungan kerja, jadwal dan biaya. Meskipun demikian, semua itu
masih dalam taraf konseptual, dalam arti pengkajian sudah melebar dan meluas mencakup
aspek yang mempunyai kaitan erat antara gagasan dan peluang yang tersedia, tetapi belum
cukup mendalam untuk dapat dipakai sebagai dasar mengambil keputusan akhir jadi tidaknya
menanam investasi atau melaksanakan proyek. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian
yang lebih mendalam agar dapat ditarik kesimpulan yang mantap. Sejalan dengan usaha
tersebut, mulailah dirintis rencana kesiapan perangkat dan pelaksanaan proyek ataupun strategi
14. penyelenggaraan. Dengan demikian, kegiatan utama dalam tahap PP/Definisi adalah sebagai
berikut:
Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih mendalam dan
terinci, sehingga kesimpulannya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek.
Menyiapkan perangkat, seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik, engineering dan
komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP, dokumen dan kontrak.
Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategic yang berkaitan dengan garis
penyelenggaraan proyek, seperti macam kontrak yang akan dipakai, bobot sasaran
pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan.
Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor, konsultan,
arsitek, dan lain-lain.
Ditinjau dari segi penyelenggaraan proyek secara keseluruhan dengan empat sasaran utama,
yaitu lingkup, jadwal, biaya dan mutu, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam tahap
PP/Definisi ini (dalam hubungannya dengan persiapan memasuki tahap berikutnya) adalah
usaha untuk menetapkan dan menjelaskan kedudukan keempat sasaran tersebut. Artinya,
dalam tahap PP/Definisi ditetapkan letak batas dan kriterianya. Dengan kata lain, tahap ini
menentukan batasan berbagai parameter yang menyangkut sasaran, strategi untuk mencapainya
dan cumber daya yang diperlukan. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi kekaburan
interpretasi sebelum proyek sampai ke tahap implementasi fisik. Akhir tahap definisi ditandai
oleh kegiatan menyiapkan segala kelengkapan dokumen (kontrak, prosedur) yang berisi pen-
jabaran rencana tindakan (action plan) yang mengikat organisasi peserta proyek (pemilik,
kontraktor, konsultan) untuk melakukan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam rangka
mencapai sasaran proyek.
Deliverable Akhir Tahap PP/Definisi
Deliverable tahap ini adalah sebagai berikut:
Dokumen berisi hasil analisis lanjutan kelayakan proyek.
Dokumen berisi rencana strategis dan operasional proyek.
Dokumen berisi definisi lingkup, anggaran biaya (ABP), jadwal induk dan garis besar
kriteria mutu proyek.
15. RFP atau paket lelang.
Dokumen hasil evaluasi proposal dari para peserta lelang.
Kegiatan menyiapkan “deliverable” pada penyelenggaraan proyek E-MK dengan jenis
kontrak lump sum dilakukan oleh pihak pemilik proyek. Namun demikian, kegiatan tersebut
sering pula dilakukan dengan menggunakan bantuan konsultan.
3. Tahap Implementasi
Komponen kegiatan utama pada tahap ini berbeda dari proyek ke proyek. Tetapi untuk proyek
E-MK umumnnya terdiri dari kegiatan desain-engineering terinci fasilitas yang hendak
dibangun, desain-engineering produk, pengadaan material dan peralatan, manufaktur atau
pabrikasi dan instalasi atau konstruksi. Kegiatan desain-engineering terinci merupakan tindak
lanjut jenis pekerjaan yang sama yang telah dirintis di tahap PP/Definisi. Tahap implementasi
terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi dan
mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek.
Melakukan pekerjaan desain-engineering terinci, pengadaan material dan peralatan,
pabrikasi, instalasi atau konstruksi.
Melakukan perencanaan dan pengendalian aspek biaya, jadwal dan mutu. Kegiatan lain
yang tidak kalah pentingnya ialah memobilisasi tenaga kerja, melatih dan melakukan
supervise.
Deliverable Tahap Implementasi
Deliverable tahap ini adalah produk atau instalasi proyek yang telah selesai secara “mekanis”.
Dare segi “contractual” ini ditandai dengan penyerahan sertifikat mechanical completion dari
pemilik proyek kepada organisasi pelaksana atau kontraktor.
4. Tahap Terminasi
Kegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut:
Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-
up, dan performance test.
16. Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim.
Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik atau kepada
induk perusahaan.
Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil.
Bela langkah di atas telah selesai maka disusun laporan penutupan proyek.
Deliverable Akhir Tahap Terminasi
Deliverable tahap ini berupa:
Instalasi atau produk yang siap pakai atau siap beroperasi. Ini ditandai dengan
diterbitkannya sertifikat “operational acceptance” oleh pemilik proyek untuk
pelaksana atau kontraktor.
Dokumen pernyataan penyelesaian masalah asuransi, klaim dan jaminan (warranty).
Tahap Operasi atau Utilisasi
Tahap operasi atau utilisasi atau aplikasi hasil proyek tidak termasuk dalam siklus proyek,
tetapi sudah merupakan kegiatan operasional. Kita mencantumkannya di sini hanya untuk
memperjelas batas kegiatan yang bersangkutan; di mana kegiatan proyek berhenti dan
organisasi operasi mulai bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan instalasi atau
produk hasil proyek.
4. Siklus Proyek untuk Pemilik
Kelayakan proyek dilanjutkan dengan menyusun perencanaan strategis penyelenggaraan
proyek, menyiapkan perangkat (dokumen lelang, SIMP, clan lain-lain) dan peserta (tim proyek
pemilik, kontraktor dan mungkin juga konsultan). Pada kedua tahap ini kontraktor belum ada.
Umumnya barn pada akhir tahap PP/Definisi mereka (melalui bidang Business atau Pemasaran)
mengadakan pendekatan- pendekatan kepada pemilik untuk ikut lelang.
17. Bagi kontraktor, perencanaan intensif dimulai setelah penandatanganan kontrak EPK atau
penerimaanletter of intent, yaitu dalam rangka menyusun Rencana Implementasi Proyek (RIP-
k). RIP-kontraktor ini dipresentasikan dalam suatu internal kick-off meeting dan setelah
diadakan perubahan yang diperlukan kemudian dipakai sebagai dasar materi kickoff meeting
dengan pemilik dan pembuatan “control budget” atau disebut juga Anggaran Definitif Proyek
(ADP) dan jadwal induk. Selanjutnya, ADP dan jadwal induk digunakan sebagai tolak ukur
proses pengendalian sampai proyek selesai (u-v) Setelah menyerahkan pekerjaan implementasi
fisik kepada kontraktor, tugas utama pemilik- adalah melakukan pemantauan dan pengendalian
seperti pengendalian perubahan lingkup, change order, pembayaran, jadwal dan pengendalian
mutu. Gambar di atas menunjukkan garis besar langkah yang ditempuh pemilik dan kontraktor
selama siklus proyek.
Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Proyek-proyek bangunan konstruksi umumnya sebelum dibuatkan perencanaan yang
mendetail, harus dipelajari apakah proyek yang akan dibangun akan memberikan manfaat yang
bersifat komersil (laba) atau yang bersifat non komersil (peningkatan export, penciptaan
lapangan pekerjaan baru, dampak yang positif terhadap lingkungan sekitarnya)
Hasil studi kelayakan ini merupakan informasi yang amat berguna bagi pemilik proyek yang
dalam hal ini dapat merupakan sebuah organisasi perusahaan, badan pemerintah, badan swasta,
yayasan, dalam rangka memudahkan pengambilan keputusan, apakah proyek tersebut dapat
dipertanggungjawabkan pelaksaannya untuk layak dibangun atau tidak. Hasil studi kelayakan
ini dapat juga merupakan pegangan dasar bagi lembaga keuangan, pemberi modal, dalam
rangka pemberian kredit pinjaman untuk membiayai proyek tersebut.
Studi kelayakan ini harus berisikan pernyataan yang jelas tentang :
Lingkup dan Tujuan proyek
Lingkup proyek adalah penentuan batasan-batasan dari pekerjaan pembangunan yang akan
diliputi oleh proyek. Tujuan proyek dalam studi kelayakan ini dimaksudkan adalah investasi
untuk memperoleh berbagai macam manfaat yang cukup layak kelak dikemudian hari. Manfaat
tadi dapat berupa manfaat keuangan (laba) dan manfaat non keuangan (pendayagunaan bahan
baku dalam negeri berlimpah dan lain-lain).
18. 1. Aspek Ekonomi
Evaluasi ini mempertimbangkan manfaat pembangunan proyek secara makro. Sumbangan apa
yang dapat diberikan dalam pembangunan ekonomi dan daerah sekitarnya dan terhadap negara
secara langsung atau tidak langsung seperti kemampuan proyek dalam menciptakan lapangan
pekerjaan baru, meningkatkan penghasilan secara nasional, menunjang pendapatan devisa dan
merangsang peningkatan standar kehidupan lingkungannya
2. Aspek Keuangan
Sesudah dilakukan penelaahan tentang aspek ekonomi, maka hal berikutnya yang perlu
diselidiki yaitu analisa keuang an proyek yang meliputi antara lain :
Darimana sumber dana yang akan diperoleh dan persyaratannya
Jumlah dana yang diperlukan untuk pengadaan harta tetap dan modal kerja awal
Struktur pembiayaan yang paling menguntungkan
Pengembalian dan pengembangan dana berdasarkan penghasilan yang akan diperoleh
Keuntungan yang akan diperoleh dibandingkan dengan beberapa alternative yang lain
3.Aspek Teknis dan Teknologi
Dalam aspek ini harus dikaji hal-hal yang meliputi type dan fasilitas-fasilitas yang akan
didirikan (misalkan pabrik gula, proyek PLTA), kapasitas produksi ekonomi proyek, jenis
teknologi yang dipakai, pengalaman kerja yang didapat dari proyek sejenis, peralatan yang
dipergunakan, persediaan bahan material setempat dan sumber daya manusia yang tersedia dan
siap pakai.
Mesin/peralatan atau bahan baku yang masih perlu diimport memerlukan pemikiran tambahan
dari segi prosedur pengadaan barang( pemesanan, pengiriman, proses deklarasi pelabuhan dan
lain-lain), sehingga bahan dan peralatan yang dibutuhkan dapat tiba pada waktunya.
Disamping itu lokasi proyek dan letak bangunan pabrik memerlukan saran dan alternative
untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat yang optimum dari berbagai macam segi.
4. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek ini membahas apakah jasa pelayanan yang diciptakan atau hasil produksi yang
dihasilkan oleh suatu produk akan memenuhi kebutuhan lingkungannya akan jasa dan barang
produknya. Faktor-faktor diatas harus memperhitungkan kebutuhan jasa dan barang pada masa
19. silam hingga kini dan permintaan akan jasa dan barang dimasa yang mendatang berdasarkan
daya beli yang mampu direalisir oleh perkembangan ekonomi.
Dengan demikian aspek pemasaran dalam studi kelayakan perlu dipertimbangkan dari segi :
Kemudahan dan kemampuan mendapatkan jasa atau barang yang akan dihasilkan oleh
proyek apabila telah selesai
Saluran distribusi (transportasi) dari titik penghasil produk sampai ke pihak konsumen
Latihan Personil
Pembangunan dan pengoperasian proyek sukses melibatkan orang-orang yang terampil
sehingga diperlukan latihan yang berkesinambungan guna menyiapkan orang-orang yang siap
pakai untuk menggarap proyek tersebut dan mengoperasikannya. Perusahaan yang besar dapat
mengadakan program latihan ini dalam perusahaannya sendiri dengan cara incompany training/
on the job training atau dikirim ke lembaga latihan dan pendidikan di luar perusahaan.
Persiapan personil harus sudah dipikirkan untuk tahapan operasional (tenaga manajemen)
bilamana proyek sudah selesai dan mulai dioperasikan. Proyek tak dapat beroperasi dengan
sukses tanpa dukungan dari tenagan manajemen yang mampu dan terampil, berdedikasi tinggi
dan memiliki motivasi kerja yang baik.
Aspek Sosial dan Lingkungan Hidup
Masalah kemungkinan pencemaran lingkungan sebagai akibat didirikannya proyek tersebut
harus diteliti dampaknya terhadap masyarakat setempak dan kemungkinan yang terjelek yang
akan timbul perlu diperhitungkan seandainya cara penanggulangannya kurang efektif.
Dari hasil pengkajian berbagai macam aspek tersebut di atas mungkin akan didapat kesimpulan
hasil dari studi kelayakan proyek sebagai berikut :
Pembangunan proyek dapat dipertanggungjawabkan dan dengan demikian investasi
dapat diteruskan
Pembangunan proyek dapat diteruskan apabila persyaratan-persyaratan tertentu dapat
dipenuhi.
Proyek secara global tak memberikan manfaat yang cukup, sehingga rencana investasi
seyogyanya dibatalkan.
20. Bilamana hasil dari studi kelayakan merekomendasikan bahwa pembangunan proyek layak
untuk diteruskan, maka biasanya ada beberapa usulan sebagai alternative yang dibuat. Dari
beberapa alternative ini akan direkomendasikan yang terbaik dari sekian alternative dengan
disertai perhitungan ekonomisnya.
PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah perusahaan penyedia jasa
telekomunikasi dan informasi di Indonesia.
STRUKTUR MANAJEMEN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
Struktur manajemen PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut ;
1. General Manager
Tugas General Manager antara lain :
a. Mampu menjamin tercapainya target kinerja jaringan Copper & DSL Access Network dan
mengimplementasikan kebijakan manajemen operasi dan pemeliharaan system jaringan.
b. Mampu menjamin tercapainya target kinerja sistem CPE dan mengimplementasikan
kebijakan manajemen operasi dan pemeliharaan system.
c. Mampu mengevaluasi, mengukur, memodifikasi prosedur /sistem customer handling untuk
tercapainya efektifitas customer handling untuk tiap segmen pelanggan.
d. Mampu mengembangkan kriteria pekerjaan outsourcing eksisting dengan
mempertimbangkan kapabilitas internal & eksternal sejalan dengan perubahan lingkungan
bisnis yang kompetitif dan turbulens.
2. Manager Acces Area Medan
Tugas Manager Acces Area Medan antara lain :
a. Monitoring anggaran operational akses Medan.
21. b. Monitoring kelancaran operasional di lapangan se Medan.
c. Menjustifikasi / memutuskan hal-hal yang urgent untuk di eksekusi.
3. Manager Operational
Tugas Manager Operation antara lain :
a. Merencanakan sasaran dan ruang lingkup project serta merinci aktivitas project dan
penjadwalannya. Mampu melakukan monitoring dan reporting pelaksanaan project.
b. Mengevaluasi kinerja sistem Copper & DSL Access Network dan memberikan solusi
optimalisasi sistem.
c. Mengevaluasi kinerja sistem CPE dan memberikan solusi optimalisasi sistem.
d. Menganalisis statistic gangguan dan menyusun program penanganan gangguan layanan
pelanggan secara efisien dan efektif.
e. Menganalisis statistic performansi layanan secara menyeluruh dan membuat rekomendasi
solusi peningkatan performansi layanan.
4. Manager Outsourching
Tugas Manager Outsourching antara lain :
a. Mengevaluasi kinerja sistem Copper & DSL Access Network dan memberikan solusi
optimalisasi sistem.
b. Menganalisa dampak penerapan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
c. Menganalisa pelaksanaan outsourcing eksisting dan kedepan sesuai dengan strategi
kebijakan makro bidang SDM dan lingkungan bisnis.
d. Mengidentifikasi partnership management yang tepat untuk perencanaaan dan
pengembangan kemitraan/aliansi untuk mendukung strategi perusahaan untuk
impelementasinya.
5. Manager Optimalisasi
22. Tugas Manager Optimalisasi antara lain :
a. Mengevaluasi kinerja sistem Copper & DSL Access Network dan memberikan solusi
optimalisasi sistem.
b. Mengevaluasi kinerja sistem CPE dan memberikan solusi optimalisas sistem.
c. Mengevaluasi kinerja sistem Optical Access Network (OAN) dan memberikan solusi
optimalisasi sistem.
d. Mengalokasikan sumber daya dan memprediksi utilitas masing-masing sumber daya untuk
mencapai sasaran secara optimal. Mampu memprediksi anggaran project.
e. Mengevaluasi disain Wireline Access Network sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan
perusahaan serta mampu membuat analisis kapabilitas dan menyusun project plan
implementasi.
6. Manager Gudang
Tugas Manager Gudang antara lain :
a. Menerapkan perancangan dan implemntasi internal control.
b. Melaksanakan pengelolaan Inventory Management.
c. Menyusun produk hukum sesuai metode legal drafting.
d. Menganalisis efektivitas dan efisiensi pengelolaan sumber penerimaan dan penggunaan kas,
penyusunan proyeksi kas serta optimalisasi idle cash.
e. Menganalisis proses pengelolaan dokumen sesuai dengan standar yang berlaku.
f. Mampu menganalisis hasil negosiasi dan memelihara hubungan yang positif dengan pihak
lain dalam menyelesaikan masalah.
7. Asman CCA ( Customer Corporote Access )
Tugas Asman CCA antara lain :
a. Pemeliharaan saluran data dan Internet.
23. b. Perbaikkan saluran pelanggan cluster.
c. Pemeliharaan saluran LC (Led Cenal).
8. Asman CAM (Cooper Access Maintenance )
Tugas Asman CAM antara lain :
a. Pemeliharaan kabel primer dan sekunder tembaga.
b. Penanggulangan gangguan kabel primer dan sekunder.
c. Pembenahan jaringan.
9. Asman MFRAN (Maintenance Fiber and Radio Access Network )
Tugas Asman MFRAN antara lain :
a. Pemeliharaan kabel Fiber Optik dan radio.
b. Penanggulangan gangguan kabel Fiber Optik dan radio.
c. Monitoring availability perangkat MSOAN dan MSAN.
10. Asman Daman ( Data Manajemen )
Tugas Asman Daman antara lain :
a. Purifikasi data jaringan.
b. Updating data SISKA.
c. Updating gambar skematik.
11. Asman CPE ( Customer Premise Equipment )
Tugas Asman CPE antara lain :
a. Memonitor pasang baru speedy sudah teerinstall dengan baik dan benar.
24. b. Mengendalikan gangguan speedy agar tetap sesuai tolok ukur.
c. Mengoptimalkna perangkat yang layak untuk broadband.
12. Asman TOS ( Technical Operation Support )
Tugas Asman Tos antara lain :
a. Mengkompulir kebutuhan material operasional penanggulangan gangguan.
b. Mengendalikan anggaran dan kebutuhan operasional.
c. Validasi BA dari mitra untuk penagihan.
13. SVP CPE
Tugas Svp Cpe antara lain :
a. Instalasi pasang baru Speedy .
b. Penanggulangan gangguan Speedy sampai dengan perangkat pelanggan.
c. Administrasi BA pasang baru Speedy (SN Modem, Tanggal Instal, petugas Instal ).
14. SVP Publik Phone
Tugas Svp Publik Phone antara lain :
a. Pemeliharaan Telepon Umum coin dan kartu.
b. Pasang baru Telepon Umum coin dan kartu.
c. Memelihara Availability perangkat Telepon Umum agar tetap handal 100%.
PRODUK
Apa produk andalan TELKOM saat ini ?
Produk andalan TELKOM saat ini adalah Flexi dan Speedy.
25. TELKOMFlexi adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis akses tanpa kabel
dengan teknologi CDMA yang sangat hemat karena biaya pemakaiannya mengacu pada tarif
telepon rumah (PSTN TELKOM). Hemat pula bagi yang melakukan panggilan ke
TELKOMFlexi, karena layaknya telepon rumah, tidak dikenakan biaya airtime. Didukung
teknologi terkini CDMA 2000 1X, membuat TELKOMFlexi memiliki kualitas suara yang
sangat jernih dan radiasi yang rendah. Jenis terminalnya juga beragam. Pengguna bebas
memilih untuk menggunakan terminal mobile atau fixed.
Belum lama ini TELKOM meluncurkan produk baru bernama SPEEDY. Banyak kalangan
yang antusias dengan adanya produk baru tersebut. Peluang untuk mendapat akses yang cepat
(broadband) sudah sangat memungkinkan. Hal tersebut dikarenakan jaringan fisik yang tadinya
hanya mampu melewatkan data sebesar 56 Kpbs (sesuai dengan kemampuan modemnya),
namun dengan adanya SPEEDY ini data dengan kecepatan 512 Kpbs sudah dapat disupport.
Secara teknis SPEEDY ini sebenarnya mampu mendukung data lebih dari 2 Mbps.
SPEEDY adalah layanan Internet (Internet Service) berkecepatan tinggi dari PT.TELKOM,
berbasis teknologi akses Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang memunginkan
terjadinya komunikasi data, voice, dan video secara bersamaan, pada media jaringan akses
kabel tembaga (line telepon).
Dasar Sistem ADSL.
Seperti diketahui bahwa sebelumnya 1 line kabel telepon ke rumah hanya bisa disambungkan
ke satu pesawat telepon. Demikian juga yang terjadi di wartel saat ini, dimana kalau terdapat 4
KBU berarti harus ada 4 telepon line(4 pair kabel tembaga) ke kantor TELKOM.
Dengan adanya penambahan modem ADSL di sisi pelanggan, yang tadinya hanya melayani
voice menjadi sekaligus bisa melayani data (internet).
Berikut beberapa uraian yang dapat menjelaskan hal tersebut, kaitannya dengan sistem ADSL:
26. ADSL menyalurkan akses broadband via jaringan telepon.
Dengan xDSL pelanggan dapat mengakses aplikasi high speed, seperti streaming video, online
gaming, multimedia applications, high speed internet access, and telecommuting.
ADSL selalu “always-on”
Tidak seperti modem dial-up, xDSL tidak perlu logging on/off atau menunggu dial tone.
Dengan xDSL, koneksi 24 jam. Sebagai tambahan, dengan xDSL (ADSL, VDSL) hubungan
telepon masih dapat tetap berlangsung.
Bandwith ADSL dedicated.
Tidak seperti halnya cable modem (HFC) atau wirelessLAN, dengan ADSL pelanggan tidak
perlu kuatir kecepatan akses akan turun jika semakin banyak pelanggan lain yang log on.
ADSL secure.
Koneksi ADSL adalah point-to-point, bukan point-to-multipoint ataupun share bandwith,
sehingga faktor security lebih handal.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.
Sistem Informasi Manajemen yang dijalankan oleh TELKOM adalah SAP R/3.
1. Mengaktifkan Program SAP.
a. Agar User dapat mengoperasikan program SAP R/3, maka pada komputer yang
bersangkutan harus telah terinstal program client untuk SAP, dan hal ini dapat diketahui bila
pada layar monitor telah mncul icon SAP Logon.
b. Double klik di icon SAP Logon dengan menggunakan mouse, tunggu sejenak hingga muncul
kotak segi empat.
c. Klik pada tulisan Logon yang terdapat dipojok kanan atas, tunggu sejenak hingga muncul
permintaan untuk mengisi user dan password.
d. Isi User dan Password sesuai dengan user dan password yang telah diberikan kemudian
enter.
e. Bila ingin mengganti password, setelah isi user dan password klik new password yang
terdapat di pojok kiri atas, dibawah tools bar (hanya password saja yang bisa diganti dan untuk
27. masuk ke program SAP diwaktu mendatang gunakan password yang baru tersebut), password
hanya bisa diganti satu kali dalam waktu satu hari.
f. Muncul menu SAP sesuai dengan otorisasi yang telah diberikan melalui user profile.
g. Selanjutnya program Sap sudah bisa digunakan.
2. Pengoperasian SAP R/3 dengan menggunakan lebih dari satu screen (layar).
SAP R/3 membantu user untuk bekerja pada screen yang berbeda dengan kegiatan yang
berbeda, seperti satu screen untuk mendisplay, dan satu screen untuk menginput. SAP R/3
menyediakan maksimum 6 (enam) screen yang dapat dibuka oleh satu user, dengan cara (user
sudah berada di menu SAP) klik icon matahari (berwarna kuning) yang terdapat di tools bar
menu SAP dan tunggu sejenak hingga muncul lagi tampilan screen yang berisi menu SAP yang
sama dengan screen yang pertama.
3. Fungsi Tombol Key Board dan Mouse untuk pengoperasian Modul SAP R/3
F1 = Digunakan sebagai fasilitas help, termasuk didalamnya bila user ingin mengetahui apa
manfaat dari field-field yang terdapat dai model input yang hendak diisi saat melakukan entry
transaksi.
Cara menggunakan tombol F1 adalah lertakkan cursor di field yang hendak diketahui,
kemudian tekan tombol F1, maka akan terlihat penjelasan dari field tersebut.
Mouse = Pengoperasian Modul SAP R/3 lebih banyak menggunakan mouse, dimulai saat
masuk ke program untuk transaksi sampai memindakan cursor dari satu field ke field yang lain
saat hendak melakukan entry transsaksi.
Enter = Enter hanya digunakan untuk menyatakan bahwa apa yang diminta oleh program sudah
terpenuhi seluruhnya, misalnya saat user melakukan entry transaksi, seluruh field-field yang
diwajibkan untuk dientry sudah dientry semua baru boleh menekan tombol enter. Apabila field-
field belum lengkap diisi, user sudah menekan enter, dapat saja terjadi user harus membatalkan
entryan tersebut karena program sudah memblock field-field yang harus diisi.
TAB = Tombol TAB digunakan untuk memindahkan cursor dari satu field ke field yang lain.
4. Cara Log OFF dari SAP
Ada beberapa cara Log Off dari SAP pada kondisi user berada di menu SAP yaitu :
a. Cara Pertama, klik tanda silang yang terdapat dipojok kanan atas.
28. b. Cara Kedua, klik system yang terdapat di tools bar, dan pilih log off.
c. Cara Ketiga ketik “/nend or/next di depat tanda V (hijau) pojok kanan atas dan enter.
d. Cara Keempat, klik icon yang mempunyai tanda panah ke arah atas dengan lingkaran
berwarna kuning.
5. Cara memilih menu untuk transaksi.
Dapat dilakukan beberapa cara yaitu :
a. Memilih menu melalui folder yang telah disediakan sehingga sampai pada menu terakhir
yang dikehendaki (melalui menu path) lalu double klik di menu tersebut atau
b. Mengetik transaction code (disingkat T.code) di kolom isian yang terdapat didepan tanda “
V “ (warna hijau) dengan cara “/O……(isi T.code) lalu enter
c. Transaction code merupakan code program yang terdapat untuk setiap menu path.
6. Cara menyimpan file laporan di PC (Excel)
Dalam kondisi berada di screen laporan, pada tols bar, pilih “System – List – Save dan tentukan
sendiri file tersebut mau disimpan dimana dan dalam bentuk apa.
7. Cara mencetak laporan di printer.
Biasanya saat dilakukan install SAP R/3 di Client, bersamaan pula dilakukan setting untuk
cetak laporan di printer secara on line, namun bila belum dilakukan setting, SAP R/3
menyediakan fasilitas juga untuk melakukan cetak laporan melalui local printer atas printer
yang terhubung dengan PC dengan cara :
a. Ketika berada di screen laporan, klik icon printer yang terdapat di tools bar.
b. Ketika berada di screen untuk print, pada output device ketik “LOCL”
c. Pada Spool Option ada pilihan yaitu :
1) Print Immediately : artinya file laporan yang ada ditampilan screen langsung diprint.
2) Delete after output : artinya setelah diprint spoolnya dihapus (spool = file temporary hasil
output laporan yang dicreate ketika user menampilkan laporan di screen).
3) New spool request : artinya membuat spool baru setiap mau diprint.
29. FASILITAS INTERNET UNTUK MENUNJANG PEKERJAAN
Adapun fasilitas internet yang digunakan di PT TELKOM untuk menunjang pekerjaan setiap
karyawan adalah Model Internet Portal, dimana di dalam fasilitas ini telah tersedia :
1. News, yaitu fasilitas yang berisi tentang informasi Teknologi, Telekomunikasi, Bisnis,
Ekonomi/ Umum, Info Pendidikan, Iklan dsb.
2. Link, yaitu fasilitas yang bisa menghubungkan antara Unit Bisnis PT TELKOM di satu
tempat dengan Unit Bisnis PT TELKOM di tempat lain di seluruh Indonesia.
3. Product, yaitu fasilitas yang dapat memberikan informasi tentang produk PT TELKOM
dan Telkomsel seperti Telepon, TelkomFlexi, Telkom Teleconference, Kartu Halo,
Telkomsel Siaga dan lain-lain.
4. FAQ (Forum Ask Question) dimana dengan fasilitas ini para pegawai dapat saling
bertanya-jawab tentang ilmu pengetahuan, kepegawaian, keuangan, hukum, ekonomi,
pendidikan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan di setiap Unit
Bisnis dan lain-lain.
5. Helpdesk, fasilitas yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan.
6. KA301, yang ditujukan untuk menampung pengaduan yang terkait dengan isu
berkenaan akuntansi. Pelayanan, kepegawaian dan lain-lain.
7. Greetings, fasilitas bertegur sapa dengan teman-teman di tempat lain melalui internet.
Selain daripada itu Portal Telkom juga memungkinkan kepada para pegawai untuk mengirim
atau menerima e-mail dengan memasukkan User Id dan Password masing-masing pegawai
yang bersangkutan dimana dengan fasilitas ini pegawai dapat mendapatkan informasi tentang:
1) Personal yaitu yang memungkinkan pegawai mengetahui atau mendapatkan slip gaji
pegawai yang bersangkutan.
2) Employee Self Service, dengan faslitas ini pegawai dapat membuat Surat Perintah
Perjalanan Dinas (SPPD), Cuti, Training, Info Rekan, dan lain-lain.
3) Collaboration Center, fasilitas yang memungkinkan para pegawai membuat Nota Dinas,
Mail (menerima atau mengirim surat atau artikel atau pernyataan atau komentar-komentar lain)
dari satu pegawai ke pegawai lain dimana nantinya akan terjadi saling memberikan informasi
30. pemecahan masalah atau tanggapan-tanggapan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
dikemukakan di dalam e-mail, dimana komentar-komentar ataupun tanggapan-tanggapan yang
sifatnya memberikan bantuan pemecahan masalah yang relevan dengan masalah yang
dikemukakan tersebut akan saling melengkapi untuk dijadikan suatu bukti pendukung yang
baik di dalam pengambilan keputusan.
4) TELKOM E-learning, yang memberikan Solusi Belajar Sambil Bekerja kepada setiap
pegawai.
E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet, atau Jaringan
Komputer lain.
Keuntungan menggunakan e-Learning :
Menghemat waktu proses belajar mengajar.
Mengurangi biaya perjalanan.
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
DIMENSI-DIMENSI KUALITAS LAYANAN ONLINE
Untuk mengevaluasi dan memperbaiki kualitas layanan online, Zeithaml (dalam Swa, 2006 :
35) telah mengidentifikasi tujuh dimensi kualitas layanan online yaitu :
1. Efisiensi, yaitu kemampuan pelanggan untuk mengakses website,mencari produk yang
diinginkan dan informasi yang berkaitan dengan produk tersebut, dan meninggalkan
situs bersangkutan dengan upaya minimal.
2. Reliabilitas, berkenaan dengan fungionalitas teknis situs bersangkutan, khususnya
sejauh mana situs tersebut tersedia dan berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Fulfillment, mencakup akurasi janji layanan, ketersediaan stock produk, dan
pengiriman produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
31. 4. Privasi, berupa jaminan bahwa data perilaku berbelanja tidak akan diberikan kepada
pihak lain manapun dan bahwa informasi kartu kredit pelanggan terjamin
keamanannya.
5. Daya tanggap (responsiveness), merupakan kemampuan layananonline untuk
memberikan informasi yang tepat kepada pelanggan sewaktu timbul masalah, memiliki
mekanisme untuk menangani pengembalian produk dan menyediakan garansi online.
6. Kompensasi , meliputi pengembalian uang, biaya pengiriman, dan biaya penanganan
produk.
7. Kontak (contact), mencerminkan kebutuhan pelanggan untuk bisa berbicara dengan staf
layanan pelanggan secara online atau melalui telepon (dan bukan berkomunikasi
dengan mesin).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi-dimensi dalam kualitas layanan
online dimaksudkan untuk mengetahui kualitas layanan online yang deberikan serta sebagai
sarana untuk mengevaluasi serta sekaligus memperbaiki kualitas layanan online yang
diberikan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kualitas SDM yang baik.
Suatu Perusahaan mustahil dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan SDM yang
mampu menjadi inspirasi bagi kemajuan Perusahaannya. SDM dapat dikatakan sebagai salah
satu alat produksi dari Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sesuai dengan arah
usahanya. Hal penting yang tidak bisa dikesampingkan adalah bahwa untuk mendukung kinerja
perusahaan secara optimal maka SDM perlu memiliki potensi dan kompetensi yang dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Kemudian potensi dan kompetensi yang dimiliki-pun perlu
disertai dengan motivasi yang baik. Apabila antara Potensi, Kompetensi dan Motivasi
sudah melekat menjadi satu, maka sudah dapat dipastikan bahwa kinerja perusahaan akan
meningkat.
Oleh sebab itu atas ketiga elemen tersebut (potensi, kompetensi, motivasi) perlu mendapat
perhatian yang serius, hal ini untuk menjaga performansi dan meningkatkan kualitas
perusahaan.
Akhirnya kepada SDM itu sendiri patut kiranya menyadari terhadap arah usaha dari perusahaan
dimana yang bersangkutan bekerja, hendaknya mengikuti setiap perubahan terutama yang
berkaitan dengan masalah persaingan usaha dan teknologi yang terus berkembang. Sehingga
32. antara SDM dan manajemen perusahaan mempunyai kesepahaman dalam melakukan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
KESIMPULAN
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang bergerak dibidang teknologi komunikasi dan
informasi memiliki manajemen proyek yang baik dalam melakukan proses bisnis untuk
menciptakan atau membangun sebuah produk atau jasa. Produk unggulan dan fasilitas layanan
online PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menjadikan perusahaan tersebut semakin
berkembang dan maju.
Dalam membangun kekuatan bisnis dari suatu usaha yang telah dijalankan, tentu akan
berhubungan dengan masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki, sebab SDM
merupakan kekuatan moral untuk menentukan keberhasilan dari bisnis yang dijalankan. Hal
ini dapat dipahami mengingat tanpa adanya kontribusi SDM, mustahil suatu usaha akan
berjalan dengan sukses.
Berkaitan dengan masalah peningkatan kualitas SDM, perusahaan senantiasa mengalokasikan
beban anggaran yang cukup signifikan. Hal ini dilakukan demi menjaga serta meningkatkan
keompetensi SDM yang dimiliki. Terlebih lagi pada saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
senantiasa menjadi salah satu barometer untuk mendapatkan pengakuan masyarakat terhadap
aktivitas yang dijalankan perusahaan. Sebab masyarakat tidak hanya memandang dari sisi
teknologi saja, melainkan untuk pengelolaan serta kualitas SDM pun menjadi perhatian.
Pengelolaan SDM tersebut mendorong membangun sebuah proyek bisnis sistem informasi
dengan struktur manajemen yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon.2014.Mnagement Information
System:Managing the digital firm (Thirteeenth Edition)
https://simmanajemensemesterlima.wordpress.com/2011/12/12/implementasi-ti-pada-
pt-telkom-indonesia/
https://idoc.pub/documents/struktur-organisasi-pada-pt-telkom-dvlrmrp90z4z
33. McLeod, Raymond; George P.Schell. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: PT
Indeks. 2007.
https://www.academia.edu/28482125/MANAJEMEN_PROYEK_SISTEM_INFORM
ASI
Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018). Application of
Supply Chain Management Practices in Banks: Evidence from Indonesia. International
Journal of Supply Chain Management, 7(5), 418-427.
Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure Implications
of Sustainable Supply Chain, Profitability and Industrial Profile. International Journal
of Supply Chain Management, 9(2), 648-655.
Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth Rekomendasi
Trend Penjualan ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi. InComTech, 9(1), 49-60.
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting
Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic management
accounting in supply chain outcomes and logistic firm profitability. Uncertain Supply
Chain Management, 7(2), 145-156.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. (3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573.
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences, (2). doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290775.
Putra, Y. M. (2019). Mengelola Proyek Berbasis Sistem Informasi. Modul Kuliah
Sistem Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
doi:https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129.
Rekarti, E., & Doktoralina, C. M. (2017). Improving Business Performance: A
Proposed Model for SMEs. European Research Studies Journal, 20(3A), 613-623.
34. Rekarti, E., Doktoralina, C. M., & Saluy, A. B. (2018). Development model of
marketing capabilities and export performance of SMEs: A proposed study. European
Journal of Business and Management, 10(22).
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing
(Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi).
EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.