Tugas sim, shafa safina fahda, yananto mihadi, sistem pengambilan keputusan, 2018
1. ARTIKEL
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Sistem Informasi
Manajemen
Dosen Pengajar : Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si., CMA
Disusun Oleh :
Shafa Safina Fahda (43217010118)
S1- Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat kalo menggunakan bahasa
inggris itu adalah DSS atau Decision Support System adalah bagian dari sistem informasi
berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jadi
kalo menurut saya setelah membaca dan mendengarkan kuliah dosen tadi, DSS atau SPK ini
adalah sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian manager sampai ke
direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan sebuah kebijakan tertentu
dalam perusahaan. Tambahan dari mata kuliah SPK ini juga adalah kami mahasiswa disuruh
mencari 5 (lima) definisi DSS, setelah berusaha mencari saya akan coba bagi beberapa definisi
DSS untuk temen – temen yang pasti ini lebih dari 5 (lima) dan definisinya adalah :
Menurut Moore and Chang
SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data,
dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan
digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
Menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993)
sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
dalam rangka memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis sebagai
komponen utama.
Menurut Mann dan Watson
Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan
melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang
sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier
Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi
yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
Menurut Litle
Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang
menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani
berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan
model.
Menurut Little,J.D.C
sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para
manager mengambil keputusan.
3. Menurut Raymond McLeod,
Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada
berbagai tingkatan.
Menurut Bonczek, R.H, C.W. Holsapple dan A.B. Whinston
DSS sebagai sistem berbasis computer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi :
sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen DSS
lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada pada DSS entah
sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua
komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan).
Menurut Keen, P.G.W.
DSS sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna DSS, pembangun
DSS, dan DSS itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan
menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan
Definisi Secara Umum
DSS adalah Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi terstruktur.
Definisi Secara Khusus
DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer
dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan
menuju pada keputusan tertentu.
1. Decision Support System
Sistem pendukung keputusan adalah sistem komputer yang interaktif yang membantu
pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk
memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Pengertian lain dari DSS adalah adalah suatu sistem informasi yang berbasis komputer yang
menyediakan dukungan informasi interaktif bagi manajer dan praktisi selama proses
pengambilan keputusan SPK menggunakan model-model keputusan, database khusus, pemikiran
dan pandangan pembuat keputusan, dan proses pemodelan berbasis komputer yang interaktif
untuk mendukung pembuatan keputusan oleh manajer tertentu yang semiterstruktur dan tak
terstruktur.
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya
adalah sebagai berikut:
· Mengambil elemen-elemen informasi.
· Menganalisis seluruh file.
· Menyiapkan laporan dari berbagai file.
· Memperkirakan dari akibat keputusan.
· Mengusulkan keputusan.
· Membuat keputusan.
4. Tahap – tahap dalam proses pengambilan keputusan adalah :
Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
Tahap Perancangan (Design Phace)
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat
diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga
diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti
masalah yang ada.
Tahap Pemilihan (Choice Phace)
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang dimunculkan
pada tahap perencanaan agar ditentukan/ dengan memperhatikan kriteria–kriteria berdasarkan
tujuan yang akan dicapai.
Tahap Impelementasi (Implementation Phace)
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.
Tujuan dari system pendukung keputusan adalah:
Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak
terstruktur.
Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat dengan
membantu integrasi antar tingkat.
Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan
efisiennya.
Karakteristik system pendukung keputusan antara lain :
Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception
Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses
pengambilan keputusan
Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur
Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai kesatuan item
Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
5. Struktur keputusan dalam proses pengambilan keputusan terdiri dari:
Keputusan terstruktur
mencakup situasi dimana prosedur pengambilan keputusan yang harus diikuti da
pat ditentukan sebelumnya.
Keputusan tidak terstruktur
mencakup situasi keputusan dimana prosedur yang harus diikuti tidak bisa ditentukan
sebelumnya.
Keputusan semi terstruktur
Sebagian prosedur pengambilan keputusan dapat ditentukan namun
tidak cukup untuk memastikan keputusan.
Aktivitas peemodelan yang terlibat dalam system pendukung keputusan adalah:
Analisis Jika-Maka (What-if-analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada pengobservasian perubahan terhadap variabel-variabel
tertentu berpengaruh terhadap variable lain
Analisis Sensitivitas (Sensitivity analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada pengobservasian pengaruh naik turunnya satu variable
terhadap variabel- variabel lain
Analisis Pencarian Sasaran (Goal seeking Analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada perubahan nilai-nilai beberapa variable hingga nilai variable
yang diinginkan mencapai nilai tertentu
Analisis Optimisasi (Optimization analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada pencarian nilai-nilai optimum dari setiap variable yang ada
berdasarkan pada kendala-kendala yang ada
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Herbert A Simon
1. Tahap pemahaman (intelegenci phace) Merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan
diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap perancangan (Design Phace)Proses pengembangan dan pencarian alternative tindakan /
solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang mengetahui
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap pemilihan (Choice Phace)pemilihan terhadap diantara berbagai alternative solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan/ dengan memperhatikan criteria-kriteria
berdasarkan tujuan yang akan di capai.
4. Tahap Implementasi (implementation Phace) penerapan terhadap rancangan system yang telah
dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternative tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilih
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai
tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta ditambah
dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut
Herbert A. Simon.
6. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung
keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari
hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem pendukung
keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan padamanagement by perception.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses
pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan
tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras
maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan
perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan tersebut
adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif, real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan
sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh:
Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur,
mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian
keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil
keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real time, dan
terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian
sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak
terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai
sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat
atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan
teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
7. Tahapan dan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi,
desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban,
2005).
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning(Pemindaian) lingkungan,
entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang
menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan dalam fase intelegensi
antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi
yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip pilihan,
mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase
di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu
tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu
dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas
pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi
mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi
terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha solusi untuk sebuah model adalah
sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah
dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit
rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasa-
batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang
direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti,
2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-
ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat
dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan
sedikit usaha.
8. 10. Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan
diatur oleh software yang disebut Database Management System(DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model
kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk
mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. SIM
menghasilkan informasi untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi, dan menyediakan
informasi untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari system pemrosesan
transaksi.
Karakteristik SIM, antara lain :
1. Beroperasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah mendefinisikan
hal-hal berikut secara tegas dan jelas: prosedur operasi, aturan pengambilan keputusan, dan arus
informasi.
2. Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya.
3. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk pengambilan keputusan tetapi
tidak secara langsung (manajer menggunakan laporan dan informasi dan membuat kesimpulan-
kesimpulan tersendiri untuk melakukan pengambilan keputusan).
Macam-macam laporan SIM, antara lain :
1. Laporan periodis adalah laporan yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu seperti harian,
mingguan, bulanan, kwartalan, dan sebagainya.
2. Laporan ikhtisar adalah laporan yang memberikan ringkasan terhadap sejumlah
data/informasi.
3. Laporan perkecualian adalah laporan yang hanya muncul kalau terjadi keadaan yang tidak
normal. Sebagai contoh, manajer pembelian mungkin memerlukan laporan pengiriman barang
dari pemasok yang sudah terlambat satu minggu. Laporan ini hanya muncul kalau keadaan yang
diminta terpenuhi.
4. Laporan perbandingan adalah laporan yang menunjukkan dua atau lebih himpunan informasi
yang serupa dengan maksud untuk dibandingkan.
9. Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang
mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam upaya
membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat
semi terstruktur dan tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
Ø Ditambah/ dikembangkan
Ø Mendukung analisis data dan model desisi
Ø Berorientasi pada masa yang akan dating
Ø Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur di mana tak
seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk
mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang
kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk
mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkanpengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan
model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan
di depan.
5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.