Dokumen tersebut membahas implementasi sistem pendukung pengambilan keputusan (DSS) pada PT Telkom. DSS digunakan PT Telkom untuk mengambil keputusan cepat dan akurat berdasarkan data lapangan mengenai pengembangan jaringan dan layanan seperti Telkom Speedy. DSS memungkinkan PT Telkom dan pelanggan berkomunikasi, sehingga PT Telkom dapat menanggapi keluhan pelanggan dan mengambil keputusan yang lebih efektif.
1. SISTEM INFORMASI MANAGEMENT
TUGAS MAKALAH “ IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT.TELKOM ”
Yananto Mihadi Putra, SE.M, Si
Disusun Oleh :
Ulmi Kalsum
( 43217120025 )
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercu Buana Jakarta Barat
2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam setiap perusahaan pasti memerlukan beberapa sistem untuk membantu berjalannya
suatu proses yang ada dalam perusahaan tersebut. Salah satu proses yang terdapat dalam
perusahaan adalah proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini sangat
penting dalam sebuah perusahaan, karena pengambilan keputusan harus dilakukan secara
benar agar tidak terjadi kesalahan pada masa yang akan datang, karena setiap keputusan yang
diambil akan sangat mempengaruhi proses kedepannya.
Di zaman yang serba teknologi seperti sekarang, hampir semua hal dapat kita lekukan dengan
menggunakan teknologi. Seperti juga dalam hal pengambilan keputusan di suatu perusahaan.
Saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan teknologi sistem informasi manajemen
berupa DSS (Decision Support System) untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Mendefinisikan DSS (Decision Support System)
2. Mendefinisikan Jenis DSS
3. Mendefinisikan Tujuan DSS
4. Mendefinisikan Manfaat DSS bagi Perusahaan
5. Mendefinisikan Sejarah DSS (Decision Support System)
6. MendefinisikanFaktor Pendukung DSS
7. Mendefinisikan Pembuat Keputusan
8. Pengembangan DSS
9. Penerapan DSS di perusahaan “ PT. TELKOM “
3. BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI DSS
DSS (Decision Support System) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai
untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang
perlu ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-
tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka. DSS sebenarnya
merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang telah diperkenalkan oleh
ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. DSS dapat juga dikatakan
sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan
dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi
dengan kemampuan untuk menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model
matematika. Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat
mengambil keputusannya menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentasi).
DSS digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan
komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah
yang berada di area semi struktur.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana
penunjang (tools) bagi mereka
B.JENIS DSS
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter. Alter
melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu,
study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (mengambil elemen informasi)
2. Analyze enteries fles (menganalisis semua file)
3. Prepare report form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (mengusulkan keputusan)
6. Make decisions (membuat keputusan)
DSS tersusun atas komponen sebagai berikut:
4. 1. Database yaitu kumpulan data yang tersusun secara terstruktur dan dalam format
elektronik yang mudah diolah oleh program komputer. Data yang digunakana adalah data
yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base : merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa
yang dapat dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan daripermasalahan
(obyektif), komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal
terkait lainnya.
3. Software System : merupakan program utama dalam suatu DSS yang mengendalikan
keseluruhan sistem.
4. Antar muka (user interface) :adalah tampilan program komputer.
C. TUJUAN DSS
Dalam DSS terdapat tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut.
Meningkatkan efektivitas manajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan
efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah,
dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
D. MANFAAT DSS BAGI PERUSAHAAN
a. Meningkatkan efisiensi pribadi
b. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat pemecahan masalah kemajuan dalam
sebuah organisasi)
c. Memfasilitasi komunikasi antarpribadid
d. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihane
e. Meningkatkan pengendalian organisasif
f. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung keputusang
g. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui kompetisih
h. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada bagian dari pengambilan keputusan
i. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir tentang masalah ruang
j. Kebutuhan akan informasi yang akurat.
k. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
l. Kebutuhan akan informasi baru.
m. Manajemen diamanahi DSS.
5. n. Penyediaan informasi yang tepat waktu.
o. Pencapaian pengurangan biaya.
p. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
q. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan.
r. Mengurangi kebutuhan akan training.
s. Meningkatkan kontrol manajemen.
t. Memfasilitasi komunikasi.
u. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
v. Mengurangi biaya
w. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan keputusan.
E. SEJARAH DSS (Decision Support System)
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna
computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang
dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi.
Time sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun
1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang
keduanya professor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A
Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada
kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan
manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis
keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony menggunakan
istilah Strategic Planning, Managemen control dan operational control (perencanaan
startegis, control manajemen)
F. FAKTOR PENDUKUNG DSS :
a. Sistem yang fleksibel dengan informasi yang interaktif.
b. Mudah digunakan (user friendly).
c. Memunginkan pembuatan simulasi,proses memungkinkan pembuatan simulasi, proses
trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.
6. G. PEMBUATAN KEPUTUSAN
Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan
keputusan yaitu Simon dan Mintzberg.
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi
keputusan terprogram dan keputusan tak terprogram.
Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu dan
prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia di anggap suatu denovo (yang
baru) setiap kali terjadi.
Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia
juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang
terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tidak jelas, namun demikian konsep
keputusan terprogram atau tak terprogram sangatlah penting, karena masing-masing
memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain ialah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh
Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
Aktivitas intelegasi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan.
Aktivitas Design, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan
tindakan yang akan dilakukan.
Aktivitas Pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang
sudah ada.
Aktivitas Peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah
dilakukan.
2. Keputusan Menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini
mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori yaitu
interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasional mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan
informasi dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi
dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.Ada empat peranan desisional menurut
mintzberg :
Pengusaha,ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal
ini yang bersifat permanat diabadikan sebagai organisasi.
Orang yang menangani gangguan, ketika manajer berperan sebagai orang yang menangani
gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi.
7. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi,
ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
Pengalokasikan sumber, dengan peranan sebagai pengalokasian sumber (resorce
allocator),manajer diharapkan mampu menentukkan pembagian sumber organisasi kepada
berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi
tahunan.
Nagasiator, dalam peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mnegatasi perselisihan yang
muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan
lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat kerja.
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:
1. Database
2. Model Base
3. Software System
Database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal
dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang
relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau suatu model yang
merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (model matematika). Software
system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam bentuk model yang “dimengerti”
komputer . melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS untuk menentukan besanya jamlembur
karyawan, dan lain sebagainya
H. PENGGUNAAN DSS PADA TELKOM E-SERVICE DI DALAM PT.TELKOM
Di dalam era persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi
menarik karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode yang cepat.
Decision Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis untuk
pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan kriteria dan asumsi
pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di dalam hal ini PT TELKOM membuat
suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah PT. Telkom dalam pengambilan
keputusan yang cepat dan akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di
lapangan. Aplikasi yang menggunakan Telkom e-service akan membantu pengambilan
keputusan karena hasilnya yang bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan
dapat membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang
akan dikembangkan PT. Telkom, karena Telkom e-service berfungsi juga agar hubungan
antara PT.Telkom dan customer terjalin. Dengan adanya Telkom e-service PT.Telkom dapat
mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer untuk mengembangkan bisnisnya, apa
saja yang harus dilakukan oleh system management PT.Telkom itu sendiri. Terutama saran
tentang Telkom Speedy apakah itu melalui saluran wireless (Flexi) ataukah wireline (Direct
Line Cable) . Dengan adanya DSS akhirnya PT.Telkom dapat cepat menanggapi keluhan-
8. keluhan pelanggan dan pengambilan perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien.
Sehingga dengan menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi 2 pihak, baik dari segi
PT.Telkom maupun dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi customer,
karena dengan menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan keluhan-keluhan kepada
PT.Telkom secara langsung. Sedangkan dari segi PT. Telkom DSS memberikan keuntungan
yaitu, membuat konsumen lebih dengan PT.Telkom (RCM). Dan saran-saran serta keluhan
yang diberikan oleh konsumendapat langsung ditanggapi secara tepat. Sehingga PT.Telkom
dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada pada PT.Telkom.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
DSS sangat bermanfaat bagi PT. Telkom karena DSS dapat mempermudah PT.Telkom
untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri, dan
PT.Telkom juga dapat dengan cepat menanggapi keluhan tersebut. Selain itu, DSS juga
bermanfaat untuk penerimaan peserta co-op PT.Telkom karena dengan adanya DSS system
penerimaan dapat berjalan dengan cepat dan dibantu oleh Perangkat lunak ini
diimplementasikan dengan menggunakan teknologi web yang berbasis bahasa pemrograman
PHP, dengan data server Oracle 8 Enterprise dan web server apache.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M. (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana
Russell, J. S., “Model for Owner Prequalification of Contractor”, Journal of Management in
Engineering, 6, No. 1, 1990.
Russel, J. S. and Jaselskis, E.J., “Quantitative Study of Contractor Evaluation Programs and
Their
Impact”,Journal of Construction Engineering and Management, 118, No.3, 1992.
Russell, J.S., and Jaselkis, E.J., “Predicting Construction Contractor Failure Prior to Contract
Award”,Journal of Construction Engineering and Management, 118, No. 4, 1992.
Turban, E.,Decision Support System and Expert System Management Support Systems,
Prentice- Hall International, inc, 1995.
Russell, J. S. and Skibniewski, M. J., “Decision Criteria in Contractor
Prequalification”,Journal of Management in Engineering, 4, No. 2, 1998.
9. Holt, G.D., Olomolaiye, P., and Harris, F.C., “Evaluating Prequalification Criteria in
Contractor Selection”,Building and Environment, Vol. 29 No. 4, 1994.
Holt, G.D., Olomolaiye, P., and Harris, F.C., “Factors Influencing U.K. Construction Clients’
Choice of Contractor”,Building and Environment, Vol. 29 No. 2, 1995.