1. TUGAS SISTEM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI PADA PT ZNC
Nama : Muhamad Anggoro Adji Kusumo
NIM : 4321811163
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN 2019
2. Abstract
Dengan penuh semangat, gevernments provinsi bersaing untuk
menerapkan teknologi informasi dalam mereka dengan provinsi.
Namun, mempertanyakan ide tentang kelayakan dan manfaat dari
program dengan kenaikan implantasi kutu. Sistem pendukung ini
pengambilan keputusan akan menganalisis biaya dan keuntungan dari
teknologi informasi di mikro dengan menggunakan metode informasi
Ekonomi (IE), Marilyn 88. Metode ini memperluas sistem akuntansi
yang bernama ROI (Return On Investment) dengan menambahkan
dua domain lain yang; bisnis dan teknologi. Dengan hasil yang kita
dapat membuat kesimpulan apakah layanan teknologi informasi adil
atau tidak dengan menggabungkan bisnis dan teknologi dan
perusahaan factros.
Katakunci : Pemakai, TI, SPK
3. Sistem Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat kalo menggunakan bahasa
inggris itu adalah DSS atau Decision Support System adalah bagian dari sistem informasi
berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Jadi DSS atau SPK ini adalah sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian
manager sampai ke direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan
sebuah kebijakan tertentu dalam perusahaan.
1. Definisi Secara Umum
DSS adalah Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi terstruktur.
1. Definisi Secara Khusus
DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok
manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi
ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
Berikut beberapa definisi SPK atau DSS menurut para ahli:
1. Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan,
berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-
saat yang tidak biasa.
2. Menurut Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993), sistem yang berbasis komputer
yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka
memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi
manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis
sebagai komponen utama.
3. Menurut Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-
model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur
dan tidak terstruktur.
4. Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Penunjang Keputusan adalah
suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
5. Menurut Litle, Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.
6. Menurut Little,J.D.C, sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan
dan penilaian guna membantu para manager mengambil keputusan.
7. Menurut Raymond McLeod, Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem penghasil
informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang
harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
4. 8. Menurut Bonczek, R.H, C.W. Holsapple dan A.B. Whinston, DSS sebagai sistem
berbasis computer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi : sistem
bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen
DSS lain), sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada
pada DSS entah sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah
(hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).
9. Menurut Keen, P.G.W. mendefinisikan DSS sebagai suatu produk dari proses
pengembangan dimana pengguna DSS, pembangun DSS, dan DSS itu sendiri mampu
mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-
pola penggunaan.
10. R. Terry, Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
11. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data.
12. Horold dan Cyril O’Donnell Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
13. Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Konsep Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan
yang dampaknya pada masa mendatang belum diketahui secara pasti. Pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan memilih suatu alternatif pilihan yang dinilai memiliki banyak
kelebihan dan sedikit kekurangan jika dibandingkan dengan alternatif pilihan yang lainnya,
serta alternatif pilihan tersebut juga sesuai dengan kondisi terkait pada saat pengambilan
keputusan dilakukan.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi suatu bisnis dan organisasi.
Dengan memilih keputusan yang tepat, suatu bisnis dan/atau organisasi dapat memecahkan
masalah yang dihadapi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan efisien
supaya bisnis dan/atau organisasi mampu mencapai tujuannya.
Supaya dapat mengambil keputusan yang efektif, seorang pengambil keputusan harus mampu
memprediksi hasil dan efek dari beberapa alternatif pilihan yang tersedia, dan seorang
pengambil keputusan juga harus mampu untuk menganalisis pilihan yang mana yang paling
cocok diterapkan pada situasi saat itu.
5. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Intuisi, Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat
subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan
dihasilkan.
3. Fakta, Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan
yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang, Biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang
lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional, Keputusan yang dihasilkan lebih objektif, logis, lebih transparan, konsisten
untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat
dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu
database Management, Model Base dan Software System/User Interface.
1. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan
suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk
keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
melalui simulasi.
1. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif
(model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan,
termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait,
batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base
memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan
membandingkan solusi alternatif.
1. User Interfase / Pengelolaan Dialog
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen
sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen
ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang
dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan
menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.
6. Contoh Penggunaan SPK
Sebagai contoh: sebuah perusahaan toko buku on-line ingin mulai menjual produknya secara
internasional tapi ingin tahu apakah keputusan untuk menjual produknya secara internasional
ini akan menjadi keputusan bisnis yang bijak.
Perusahaan tersebut dapat menggunakan DSS untuk mengumpulkan informasi dari sumber
daya sendiri (menggunakan tools seperti OLAP) untuk menentukan apakah perusahaan
memiliki kemampuan atau potensi kemampuan untuk mengembangkan usahanya dan juga
dari sumber eksternal, seperti data industri, untuk menentukan apakah memang ada
permintaan untuk bertemu.
DSS akan mengumpulkan dan menganalisis data dan kemudian menyajikannya dengan cara
yang dapat diinterpretasikan oleh manusia. Beberapa sistem pendukung keputusan datang
sangat dekat dengan bertindak agen intelijen sebagai buatan.
Perkembangan Sistem Informasi
Disetiap organisasi yang bergerak dalam bidang bisnes maupun organisasi yang bersifat
sosial kemasyarakatan digunakannya sistem informasi dengan tujuan untuk memperbaiki
sistem yang ada dan juga untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Walaupun informasi sudah diketahui manusia sejak jutaan tahun yang lalu, tetapi
pengelolaannyanya di masa lalu terbatas kepada sebagian kecil orang saja. Mereka itu
diantaranya, tidak lain daripada raja sebuah pemerintahan, ketua sebuah departemen, Boss di
sebuah perusahaan atau panglima bagi sekumpulan tentara. Hasilnya, struktur organisasi
dewasa itu menyerupai sebuah piramida dengan diketuai orang-orang tadi dengan penasihat
masing-masing (mungkin 1%) di puncak, disusul pegawai profesional (yang mungkin 30%)
di tengah-tengah, dan 69% para pekerja di bawah sekali. Carta organisasi standar masa lalu
cenderung untuk menentukan keputusan ditingkat atas, sedangkan para pekerja di tingkat
bawah yang jumlahnya banyak dikehendaki untuk menjalankan perintah. Carta organisasi
berbentuk piramida ini dikatakan mempunyai ‘leadership of uninformed staff organised in
vertical structures dictated by command’.
Struktur organisasi yang sekarang coba dipopulerkan adalah berbentuk piramida terbalik
dengan 60% pekerja informasi, yang mahir di bidang masing-masing, menduduki tingkat
yang paling atas, diikuti pekerja setengah mahir (mungkin 30%) dan 10% pekerja yang tidak
mempunyai kemahiran sama sekali. Dari segi kepemimpinan, carta organisasi berbentuk
piramida terbalik ini dikatakan mempunyai ‘leadership of the informed staff, organised by
constant consultation with wider participation and more collective thought’.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah jumlah pekerja yang banyak tidak lagi dijadikan
ukuran tentang keberhasilan bisnes, karena sekarang sudah banyak komputer, robot dan
mesin yang dapat digunakan. Sehubungan dengan itu, pekerja yang diperlukan adalah pekerja
informasi yang mahir yang dikehendaki untuk mengerjakan ide, membuat prosedur,
membuka pasaran baru, meluaskan pengiklanan, dan lain-lain. Kesemua itu memerlukan
literasi informasi dan juga literasi komputer yang tinggi. Pada abad ke-20 diperkirakan 60%
hingga 80% tenaga kerja di negara maju sudah terlibat dalam industri informasi. Sedangkan
7. sebelumnya pada akhir abad yang ke 18, hampir 80% tenaga kerja di negara maju masih
terlibat dalam sektor pertanian dan peternakan. Kemudian pada awal abad ke-19, 60% tenaga
kerja itu sudah bekerja di pabrik. Kini, lebih setengah rakyat Amerika yang lahir sekitar tahun
1930-an dan yang masih bekerja itu sudah didapati bekerja dalam industri informasi, 20% di
sektor pabrik, 20% lagi di sektor pelayanan umum dan kira-kira 2% saja di sektor pertanian.
Adalah diramalkan cuma 15% rakyat Amerika akan terlibat dalam sektor pabrik menjelang
akhir abad 21 ini.
Perubahan sosio-ekonomi seperti itu juga berlaku di Jepang dan negara maju yang lainnya
seperti di Eropa Barat. Di Jepang, industri informasi sudah menyumbang 35.4% kepada
GDP-nya dibandingkan dengan 21.3% pada tahun 1960, sehaluan dengan peningkatan jumlah
pekerja sektor informasi dari 29.6% menjadi 34.3% pada tahun 1979. Sementara itu,
perkiraan pekerja informasi di negara Eropa Barat antara tahun 1970 hingga tahun 1978
adalah seperti yang berikut: 27.5% di Finlandia, 32.1% di Perancis, 32.2% di Austria, 33.2%
di Jerman, 43.9% di Swedia, dan 35.6% di Inggris. Selanjutnya perubahan bisnis dan
ekonomi negara maju itu sudah berpindah dari pekerjaan kasar kepada pekerjaan informasi.
Sifat kerja yang dilakukan itu juga telah berubah dari ‘material logistics orientation’ kepada
‘information networking and processing’.
Mengapa pekerjaan informasi mampu merubah tatanan kehidupan suatu perusahaan bahkan
kehidupan suatu bangsa. Setidaknya ada dua sudut pandang tentang dikotomi pekerjaan
informasi yang perlu diperhatikan, iaitu : prosedure-based dan goal-based. Perbedaan kedua
sudut pandang ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Procedure-Based Goal-Based
High volume of transactions Low volume of transactions
Low cost (value) per transaction High value (cost) per transaction
Well-structured procedures Ill-structured procedures
Output measures defined Output measures less defined
Focus on process Focus on problems and goals
Focus on efficiency Focus on effectiveness
Handling of ‘data’ Handling of concepts
Predominately clerical workers Managers and professionals
Dalam menentukan kriteria pekerja informasi mesti mempunyai kemahiran dalam
membangun, menggunakan, menilai dan melaksanakan sistem informasi. Di antara profil
pekerja informasi yang unggul ialah:
8. Attitude:
Creative, Capable of solving new and more complex problems, Competitive, take charge
attitude, Skilled in thinking before acting, Must be a listener, Must be a reader, Ethical
discernment of information problems, Good interpreter of information, Diplomatic
Skills:
Persuasive communication, Intelligent handling of information and communication, Capable
to negotiate with government authorities, Drawing of financial reports, Evaluating estimates
of projects and programs
Knowledge:
Management of information resources, Information policy, Information marketing, Oral and
written communication, Generation of information products and services.
Peranan yang paling menonjol dalam pekerjaan di era informasi ini dimainkan oleh kaum
wanita. Akhir-akhir ini banyak perubahan sosio-ekonomi dan politik telah berlaku ke atas diri
wanita, terutamanya di negara maju seperti Amerika Serikat. Perubahan itu bisa ditinjau dari
perhitungan berikut:
1. wanita akan merupakan 48% tenaga kerja di Amerika Sarikat menjelang tahun 2005
2. 1/3 bisnes di Amerika Syarikat sudah berada di dalam tangan wanita
3. 48% pekerja wanita sudah menyumbang 50% kepada pendapatan keluarga
4. 82% wanita kini sudah mendapat pendidikan tinggi selain mempunyai literasi
komputer yang terampil
5. 85% wanita yang bekerja di Amerika Sarikat lebih mementingkan karier
6. 65% daripada wanita itu terpaksa membagi-bagikan waktu di antara karier dan
pekerjaan rumah tangga
7. wanita diperkirakan 48% pengguna on-line dan Internet menjelang tahun 2000
Perubahan itu juga telah membuka banyak peluang pekerjaan yang tidak bisa diprediksi
sebelumnya. Ini disebabkan faktor seperti yang berikut:
1. teknologi tidak membedakan jantina, status pekerja, dan menghapuskan perbedaan
dalam memandang pekerjaan kerana nilai budaya tradisional,
2. gaji dan status kerja di era informasi ditentukan kemahiran menguasai teknologi, yang
selanjutnya bergantung pada kebolehan individu,
3. laki-laki yang tidak mempunyai kemahiran yang dikehendaki itu didapati membuat
kerja yang dilakukan perempuan masa dahulu,
4. siapapun juga yang mendapat pendidikan tinggi dan terlatih di teknologi informasi
akan menjadi ‘technological decision maker’ sedangkan yang lain ‘technological
clerks’.
9. Jenis Keputusan dalam proses pengambilan keputusan
1. Keputusan Terstruktur, merupakan suatu keputusan yang harus mengikuti prosedur
tertentu dalam penentuannya dan bersifat rutin.
2. Keputusan Tak Terstruktur, merupakan suatu keputusan yang dalam penentuannya
memiliki prosedur dan peraturan yang belum lengkap, sehingga prosedur yang harus
diikuti jadi tidak jelas.
3. Keputusan Semi-Terstruktur, merupakan suatu keputusan yang sebagian prosedur
pengambilan keputusannya dapat ditentukan, namun tidak cukup untuk memastikan
keputusan. Mengenai masalah khusus. Membutuhkan intuisi untuk memecahkan
masalah. Dan keputusan ini diambil untuk masalah kompleks yang terjadi sesekali.
Tiga istilah yang berhubungan dengan hasil dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Kepastian yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan.
Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.
2. Resiko yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan
peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
3. Ketidakpastian yaitu beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi
tak ada pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-
masing hasilnya.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan, yaitu :
1. Sistem Keputusan Tertutup dan Terbuka
2. Sistem Keputusan Tertutup
Sistem Keputusan Tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak
diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing
masing.
Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua
alternatif.
Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume
penjualan/kegunaan
Dalam keputusan model tertutup, komputer dalam Sistem Informasi Manajemen bertindak
sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum.
1. Sistem Keputusan Terbuka
Sistem Keputusan Terbuka memandang keputusan sebagian berada dalam suatu lingkungan
yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada
gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan
ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan
keputusan:
10. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang
memuaskan.
Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
Dalam sistem keputusan terbuka, komputer dalam Sistem Informasi Manajemen bertindak
sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, mencari
kembali, menganalisis data dan sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusia
pengambil keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer.
2. Keputusan dapat berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan
prarencana atas proses pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :
3. Keputusan terprogram Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat
dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
4. Keputusan tidak terprogram Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang
terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. Keputusan dalam suatu
sistem keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin
menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.
Untuk setiap model dalam pengambilan keputusan, persyaratan datanya berlainan,
penyajiannya juga berbeda, dan masukan keputusan dari manusia pengambil keputusannya
juga tidak sama.
Terbatasnya pengambil keputusan dalam organisasi dan juga efisiensi relatif dari
pengambilan keputusan yang dilakukan manusia yang berarti bahwa SIM (lebih spesifik lagi :
DSS/SPK) harus memprogram sebanyak mungkin keputusan.
Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram dalam sim, maka yang dapat dilakukan
pemprograman sebagian. Dalam kasus ini SIM digunakan sampai batas tertentu dan
kemudian keputusan lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah (problem solving) pada suatu aktivitas
bisnis.
Umumnya dalam melakukan pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah, langkah-
langkahnya yaitu sebagai berikut :
1. Menemukan Masalah
2. Merumuskan Masalah
Pada tahap ini dicari batasan dan ruang lingkup dari masalah, supaya dapat menemukan
alternatif solusi yang tepat untuk pemecahan masalah tersebut. Dalam tahapan ini dicari 5w +
1h dari masalah, seperti :
– Apa faktor penyebab dari masalah tersebut? Dan bagaimana apa dampaknya bagi bisnis
dan/atau organisasi?
– Dimana dan kapan tepatnya masalah itu terjadi?
– Siapa saja yang terlibat dan terkena dampak dari masalah tersebut?
11. – Dll.
3. Mencari alternatif solusi
Pencarian alternatif solusi bisa dengan :
– Menggunakan jasa konsultan atau orang yang ahli terkait bidang permasalahan tersebut
– Pengalaman dari pengambilan keputusan yang pernah dilakukan dahulu
– Meminta masukan dari anggota organisasi yang terkait dengan masalah tersebut
– Menganalisis data terkait masalah tersebut
– dll
4. Menemukan beberapa alternatif solusi
5. Memperhitungkan kelebihan dan kekurangan dari alternatif solusi yang ditemukan
6. Menganalisis apakah solusi tersebut dapat membatu organisasi atau bisnis untuk
mencapai tujuannya 7. Memilih alternatif solusi yang paling banyak kelebihannya,
cocok diterapkan pada situasi saat itu dan juga solusi yang dapat membantu organisasi
dan bisnis untuk mencapai tujuannya
Manfaat Sistem Pendukung Keputusan
SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari
SPK adalah:
1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /
informasi bagi pemakainya.
2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai
masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi
oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil
keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai
alternatif pemecahan.
Pembangunan DSS
Apabila dilihat dari sudut pandang computer based systems perkembangannya DSS tidak bisa
dilepaskan dari dua disiplin ilmu dasar, iaitu data processing yang mengolah data (basic data
processing, file management, data base management, query and report generation) dan
management science sebagai asas pembentuk model sistem (symbolic models, computer
models, modeling systems dan interactive modeling).
Adapun pihak-pihak yang terlibat (Stakeholders) dalam pembangunan DSS diantaranya:
Academics and researchers
DSS developers and builders
12. Managers and users
Vendor
Sprague dan Carlson (1982) mengemukakan bahwa prinsip pengembangan DSS meliputi:
The DDM Paradigm
Level of Technology
Iterative Design
Organizational Environment.
Pengelompokkan jenis-jenis DecisionSupport System
Dalam DSS juga mengadopsi beberapa unsur untuk menyusunnya, salah satunya yaitu
menggunakan hubungan dengan pengguna sebagai kriterianya, Haettenschwiler dalam
bukunya mengemukakan bahwa DSS dibedakan menjadi pasif, aktif dan kooperatif atau kerja
sama.
DSS pasif adalah sistem yang membantu proses pengambilan keputusan, tetapi tidak
dapat memberi saran keputusan atau solusi yang tegas,
DSS aktif dapat memberi memberi saran atau solusi tersebut dengan tegas dan jelas.
Cooperative DSS memungkinkan untuk proses berulang-ulang antara manusia dan
sistem terhadap pencapaian solusi konsolidasi. Pembuat keputusan dapat
memodifikasi, melengkapi atau memperbaiki saran keputusan yang disediakan oleh
sistem untuk validasi.
Daniel Power membuat pengelompokkan lain untuk DSS berdasarkan mode of assistance.
Dia membedakan DSS menjadi beberapa jenis, yakni communication-driven DSS, data-
driven DSS, document-driven DSS, knowledge-driven DSS, dan model-driven DSS.
Communication-driven DSS memungkinkan kerjasama, mendukung lebih dari satu
orang untuk menjalankan tugas bersama. Contohnya termasuk aplikasi terpadu seperti
Google Docs atau Microsoft Groove.
Data-driven DSS menekankan akses dan manipulasi dari dari time series data internal
perusahaan dan kadang juga mengakses dari data eksternal.
Document-driven DSS memungkinkan untuk mengelola, mengambil dan
memanipulasi informasi terstruktur dalam berbagai format elektronik.
Knowledge-driven DSS menyediakan keahlian pemecahan masalah khusus untuk
disimpan sebagai fakta, aturan, prosedur atau struktur yang serupa.
Model-driven DSS menekankan akses dan manipulasi dari statistik, keuangan,
optimasi dan model simulasi. Jenis ini menggunakan data dan parameter yang
disediakan pengguna untk membantu pembuat keputusan dalam menganalisis situasi.
13. Kerangka pengembangan Decision Support System
Sama halnya dengan sistem lainnya, pengembangan sistem DSS memerlukan pendekatan
yang terstruktur. Seperti kerangka yang meliputi manusia, teknologi dan pendeketan
pengembangan. Kerangka awal dari Decision Support System terdiri dari empat tahapan :
Intelligence : Mencari kondisi yang akan digunakan untuk memanggil/meminta
sebuah keputusan
Design : Mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang memungkinkan
dari solusi.
Choice : Memilih tindakan diantara 2 tahap sebelumnya.
Implementation : Memakai tindakan yang dipilih dalam tindakan situasi pengambilan
keputusan.
Pendekatan pengembangan berulang memungkinan DSS untuk diubah dan didesain ulang
pada berbagai waktu. Setelah sistem ini dirancang, diperlukan sebuah pengujian dan direvisi
untuk hasil yang diinginkan.
Klasifikasi Decision Support System
Ada beberapa langkah untuk mengklasifikasikan aplikasi DSS. Holsapple dan Whinston
mengklasifikasikan DSS ke dalam enam kerangka kerja, Diantaranya
Text-oriented DSS
Database-oriented DSS
Spreadsheet-oriented DSS
Solver-oriented DSS
Rule-oriented DSS
Compound DSS
Jenis Compound DSS merupakan klasifikasi yang paling popular untuk DSS, karena
klasifikasi tersebut adalah gabungan dari sistem yang mencakup dua atau lebih dari lima
stuktur dasar DSS.
Dukungan (support) yang diberikan oleh DSS dapat dibedakan menjadi tiga dukungan yang
berbeda dan kategori berkaitan, yaitu Dukungan pribadi (_Persona_l), Dukungan kelompok
(Group) dan dukungan organisasi (Organizational). Komponen DSS dapat diklasifikasikan
sebagai berikut,
Input : Faktor, angka dan karakteristik untuk menganilisis.
Keahlian dan pengetahuan pengguna : Input yang membutuhkan analisis manual oleh
pengguna.
Output : Perubahan data dari keputusan yang dihasilkan DSS.
Keputusan : Result yang dihasilkan oleh DSS berdasarkan kriteria pengguna.
14. DSS yang dipilih melakukan teori fungsi pengambilan keputusan dan didasarkan pada
artificial intelligence serta intelligent agents technologies disebut Intelligent Decision Support
Systems (IDSS).
Bidang yang timbul/lahir dari Decision engineering melakukan keputusan sendiri sebagai
engineered object dan menerapkan prinsip-prinsip rekayasa seperti desain dan jaminan
kualitas sebagai gambaran yang jelas dari unsur-unsur yang membentuk keputusan.
Penggunaan (Aplikasi) Decision Support System
DSS secara teoritis dapat dibangun dalam bidang pengetahuan apapun. Salah satu contohnya
adalah Sistem pendukung keputusan klinis untuk diagnose medis. Ada empat tahap dalam
evolusi Clinical Decision Support System (CDSS), yaitu
Versi sederhana yang berdiri sendiri dan tidak mendukung integrasi
Generasi kedua yang mendukung integrasi dengan sistem medis lainnya
Generasi ketiga berbasis standar
Generasi keempat yang berbasis model layanan
DSS secara luas digunakan dalam bisnis dan manajemen. Executive dashboard dan kinerja
perangkat lunak bisnis lainnya memungkinkan untuk pengambilan keputusan dengan cepat,
mengidentifikasi kecenderungan negative dan alokasi yang lebih baik dari sumber data bisnis.
DSS memberikan semua informasi dari organisasi yang digambarkan dalam bentuk tabel dan
grafik dengan cara yang ringkas yang membantu manajemen untuk mengambil keputusan
strategis. Misalnya,
Salah satu aplikasi DSS adalah the management and development of complex anti-
terrorism systems (manajemen dan pengembangan sistem anti-terorisme yang
kompleks)
Petugas pinjaman bank yang memverifikasi kredit dari pemohon pinjaman atau
sebuah perusahaan teknik yang memiliki tawaran pada beberapa proyek dan ingin
tahu apakah mereka dapat bersaing dengan biaya mereka.
Pemanfaatan DSS untuk mengoptimalkan sistem industri.
Penggunaan DSS di Colorado State untuk memberikan informasi tentang banjir dan
potensi bahaya diseluruh negara yang menampilan secara real-time konidisi cuaca,
data lokal dan batas-batas dataran banjir.
Penggunaan DSS dalam pengelolaan hutan untuk perencanaan jangka panjang, semua
aspek dari manajemen hutan mulai dari log transportation, penjadwalan panen yang
berkelanjutan dan perlindungan ekosistem.
Sebuah contoh spesifik lainnya adalah menyangkut Sistem Kereta Api Nasional Kanada yang
menguji peralatan secara teratur menggunakan DSS. Masalah yang dihadapi oleh setiap jalur
kereta api adalah using dan rusaknya sebuah rel yang dapat mengakibatkan ratusan pelepasan
rel dan kereta keluar dari jalurnya (derailments) per tahun.
Di bawah DSS, Sistem Kereta Api Nasional Kanada berhasil mengurangi kejadian
derailments.
15. Contoh kasus dalam tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif
dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life choice,yang menyatakan
dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan di antara
sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitan dengan alternatif dalam
penyelesaian masalah yakni upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat
ini dan keadaan yang diinginkan. Begitu pula dengan perusahaan. Perusahaan juga butuh
mengambil keputusan-keputusan yang nantinya akan mempengaruhi perusahaan itu ke
depannya. Dan tentunya dalam pengambilan keputusan, keputusan-keputusan tersebut harus
dipikirkan secara matang terlebih dahulu agar tidak merugikan perusahaan tersebut dan
pihak-pihak yang terkait.
Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai
alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang- ulang
dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan
terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ
selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan
pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian
dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan – perhitungan
serta analisis yg terperinci. Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan
pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus
cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat
itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat
sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang
dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan
untuk menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur yaitu keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat
atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk
didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu
bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya.
Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu
ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus
bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa
efek bisa selalu stabil.
16. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Sistem
Pengambilan Keputusan. FEB – Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Giansister. 2017. https://giansister.wordpress.com/2017/10/16/pengertian-sistem-pengambil-
keputusan-spk-beserta-contohnya/
Irnawati, Novi. 2017. http://www.academia.edu/31814517/Sistem_Pengambilan_Keputusan
Riadi, Muchlisin. 2013. https://www.kajianpustaka.com/2013/09/sistem-pendukung-
keputusan-spk.html
Mahdafikiyah, Muhammad Averous. 2017. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-
dengan-sistem-pendukung-keputusan-atau-decision-support-system/15153/2