Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan dan pengembangan karyawan. Pelatihan adalah proses sistematis untuk meningkatkan kompetensi karyawan guna meningkatkan kinerja, sedangkan pengembangan bertujuan meningkatkan kompetensi jangka panjang. Dokumen ini juga membahas metode pelatihan, area pelatihan, masalah pelatihan, serta teknik pengembangan karyawan.
3. Apa itu Training dan Development?
Menurut buku Industrial/Organizational Psychology Paul E. Levy, pada tingkat training (pelatihan) yang masih
sangat dasar, kita dapat menganggap bahwa pelatihan ini sebagai jenis pengajaran apa pun yang terkait dengan
pekerjaan seseorang. Para ahli percaya bahwa program pelatihan dapat mengarah pada peningkatan komitmen
organisasi dan kepuasan kerja, menghasilkan peningkatan produktivitas, penurunan absensi, dan berkurangnya
turnover (Jackson & Schuler, 2000).
Menurut buku An introduction to Industrial and Organizational Psychology Frank J. Landy, training (pelatihan)
adalah perolehan sistematis keterampilan, konsep, atau sikap yang menghasilkan peningkatan kinerja di
lingkungan lain (Goldstein & Ford, 2002).
Menurut buku Human Resource Management R. Wayne Mondy dan Joseph J. Martocchio, pelatihan (training) dan
pengembangan (development) adalah jantung dari upaya berkelanjutan yang dirancang untuk meningkatkan
kompetensi karyawan dan kinerja organisasi.
4. Metode Pelatihan
Menurut buku An introduction to Industrial and Organizational Psychology Frank J.
Landy, metode pelatihan umumnya dikategorikan ke dalam 2 tempat, yaitu:
Metode Pelatihan di Tempat : Melibatkan penugasan trainee ke pekerjaan dan
mendorong mereka untuk mengamati dan belajar dari karyawan yang lebih
berpengalaman.
Metode Pelatihan di Luar Lokasi : Di mana pelatih berkomunikasi melalui kata-
kata yang diucapkan dan materi audiovisual apa yang seharusnya dipelajari
peserta pelatihan; juga biasa digunakan untuk secara efisien menyajikan sejumlah
besar informasi kepada sejumlah besar peserta pelatihan.
5. Metode Pelatihan
Sedangkan menurut buku Human Resource Management R. Wayne Mondy dan Joseph J. Martocchio, metode
pelatihan dikategorikan menjadi 5, yaitu:
Metode Kelas : Di mana instruktur secara fisik berdiri di depan siswa, terus efektif untuk berbagai jenis
pelatihan.
E-Learning : Pengajaran online menggunakan metode berbasis teknologi seperti DVD, intranet perusahaan,
dan Internet. Internet menawarkan banyak kesempatan untuk belajar.
Pemodelan Perilaku dan Tweeting : Metode yang memungkinkan seseorang untuk belajar dengan menyalin
atau mereplikasi perilaku orang lain. Jejaring sosial seperti twitter telah digunakan sebagai alat pembelajaran
yang melibatkan pemodelan perilaku
Bermain Peran : Di mana peserta diminta untuk merespons masalah-masalah spesifik yang mungkin mereka
hadapi dalam pekerjaan mereka dengan memerankan situasi dunia nyata.
Pelatihan Magang : Metode pelatihan yang menggabungkan instruksi kelas dengan pelatihan di tempat kerja.
6. Area Pelatihan Karyawan
Menurut buku Introduction to Industrial and Organizational Psychology
Riggio R. E, organisasi perlu menyediakan berbagai kebutuhan pelatihan
pekerja agar tetap kompetitif, seperti:
Orientasi dan Pelatihan Karyawan Baru
Pelatihan Ulang dan Melanjutkan Program Pendidikan
Pengembangan Karir Karyawan
Pelatihan Tim
7. Masalah-Masalah Dalam Pelatihan Karyawan
Menurut buku Introduction to Industrial and Organizational Psychology Riggio R. E, ada 2 masalah umum
dalam pelatihan karyawan, yaitu:
Transfer Pelatihan : Kekhawatiran penting adalah transfer pelatihan (Baldwin & Ford, 1988). Karena
transfer pelatihan dipengaruhi oleh tingkat kesamaan antara tugas-tugas pelatihan dan tugas-tugas
pekerjaan yang sebenarnya, p rogramp pelatihan yang paling berguna secara langsung membahas
tugas-tugas aktual yang dilakukan pada pekerjaan tersebut.
Kesiapan Peserta Latihan : Banyak penelitian menunjukkan bahwa sikap positif karyawan terhadap
program pelatihan sangat penting untuk keberhasilan pelatihan (Noe, 1986; Warr & Bunce, 1995;
Webster & Martocchio, 1993).
Struktur Program Pelatihan : Sebagian besar bukti penelitian memang mendukung pepatah lama yang
mengatakan bahwa "latihan menjadi sempurna." Faktanya, bukti menunjukkan bahwa praktik itu harus
terus ke titik pembelajaran berlebihan, atau di mana praktik berlanjut bahkan setelah peserta pelatihan
telah menetapkan bahwa materi telah dipelajari (Driskell, Willis, & Copper, 1992; McGeehee & Thayer,
1961).
8. Teknik Untuk Mengembangkan Karyawan
Menurut buku Industrial/Organizational Psychology Paul E. Levy, ada beberapa teknik yang
digunakan secara khusus untuk mengembangkan karyawan, termasuk keterampilan
kepemimpinan mereka, yaitu:
Ceramah : Salah satu metode pelatihan tertua dan paling mapan
Pelatihan di Tempat Kerja : Teknik pelatihan yang paling banyak digunakan dalam
organisasi.
Teknik Arahan Sendiri : eknik-teknik ini memungkinkan peserta pelatihan untuk bekerja
dengan kecepatan mereka sendiri dan untuk memperbaiki kelemahan yang teridentifikasi.
Simulator Kerja : Sebuah simulator dirancang untuk serealistis mungkin sehingga peserta
dapat dengan mudah mentransfer keterampilan yang mereka peroleh ke situasi
kehidupan nyata.
9. REFERENSI
Levy, P. E. (2010). Industrial/Organizational Psychology: Understanding the Workplace
3rd Edition. New York: Worth Publishers.
Riggio, R. E. (2013). Introduction to Industrial and Organizational Psychology (6th ed.).
Erscheinungsort nicht ermittelbar: Pearson.
Landy, F. J., & Conte, J. M. (2016). Work in the 21st century: An introduction to industrial
and organizational psychology. John Wiley & Sons.
Mondy, R. W., & Martocchio, J. J. (2016). Human resource management (14th ed.).
Boston: Pearson.