5. P A G E 4
Berikut ini merupakan beberapa tujuan pelatihan menurut Yuli
Wiliandari (2014), yaitu
a. Peningkatan Produktivitas kerja
b. Pengelolaan faktor produksi secara efektif dan efisien
c. Menekan Tingkat Kecelakaan Karyawan dalam Menjalankan
Pekerjaannya
d. Pelayanan yang lebih Baik
e. Moral Karyawan Akan Lebih Baik
f. Menunjang Karier
g. Pendukung Kepemimpinan
h. Bertambahnya Kompensasi
.i. Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja
j. Meningkatkan komitmen karyawan.
6. a. Dari segi individu
1) Menambah wawasan, pengetahuan tentang
perkembangan organisasi baik secara internal
maupun eksternal.
2) Menambah wawasan tentang perkembangan
lingkungan yang sangat mempengaruhi kehidupan
organisasi.
3) Menambah pengetahuan di bidang tugasnya.
4) Menambah keterampilan dalam meningkatkan
pelaksanaan tugasnya.
5) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi antara
sesama.
6) Meningkatkan kemampuan menangani emosi.
7) Meningkatkan pengalaman memimpin.
P A GE 5
7. b. Bagi organisasi
1) Menyiapkan petugas untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi dari jabatan yang
sekarang.
2) Penyesuaian terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungannya.
3)Merupakan landasan untuk
pengembangan selanjutnya.
4)Meningkatkan kemampuan berproduksi/
produktivitas.
5) Meningkatkan kemampuan organisasi
untuk meningkatkan kinerja.
P A GE 6
8. TNA (training need analysis)
merupakan sebuah analisis
kebutuhan workplace untuk
menetukan apa sebetulnya
kabutuhan pelatihan yang menjadi
prioritas.
membentuk sebuah kegiatan
pelatihan yang efektif adalah
implementasi dari program
pelatihan
Tahapan penting sebagai
bagian dari keseluruhan
proses pelatihan untuk
menjamin tercapainya sasaran
peningkatan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap .
Untuk memastikan keberhasilan
pelatihan dapat dilakukan melalui
evaluasi.
P A G E 7
UNIMED
Penyusunan pelatihan harus benar-
benar direncanakan dengan sebaik
mungkin berdasarkan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
9. berkaitan dengan kinerja dimana
karyawan organisasi mengalami
degradasi kualitas atau kesenjangan
antara unjuk kerja dengan standar
kerja yang telah ditetapkan.
berkaitan dengan penggunaan
komputer, prosedur atau teknologi
baru yang diadopsi untuk
memperbaiki efesiensi operasional
perusahaan.
P A G E 8
Terdapat tiga situasi bagi suatu organisasi dalam melakukan analisis tersebut, yaitu
pelatihan yang secara tradisional
dilakukan berdasarkan persyaratan-
persyaratan tertentu misalnya
kewajiban legal seperti masalah
kesehatan dan keselamatan kerja.
10. Mengumpulkan informasi tentang skill,
knowledge dan feeling pekerja.
Mengumpulkan informasi tentang
job content dan job context.
Medefinisikan kinerja standar dan kinerja
aktual dalam rincian yang operasional.
Melibatkan stakeholders dan membentuk
dukungan.
P A G E 9
Memberi data untuk keperluan
perencanaan
12. •
P A G E 1 1
Penilaian kebutuhan pelatihan
Merumuskan sasaran/tujuan
pelatihan
Penyusunan materi rencana pelatihan
Langkah-langkah dalam alur pra-pelatihan
(pre-training) antara lain sebagai berikut
13. Penyelenggara atau pengelola pelatihan
harus mengetahui dan memahami semua
metode pelatihan sehingga dapat memilih
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang
ada.
teknik pelatihan merupakan cara bagi para
pelatih atau penyelenggara pelatihan untuk
mengoptimalkan proses transformasi
pengetahuan dan keterampilan menjadi
peserta pelatihan.
P A G E 1 2
Ada dua cara dalam pelaksanaan Pelatihan, yaitu :
14. P A G E 1 3
Dalam pelatihan evaluasi berfokus pada meninjau proses pelatihan dan
menilai hasil pelatihan dan dampak pelatihan. Evaluasi pelatihan
berfungsi untuk mengontrol proses dan hasil dari rencana pelatihan,
untuk memastikan rencana pelatihan yang sistematis, efektif dan efisien.
Setelah melaksanakan rencana pelatihan, perlu dilakukan
pemantauan terhadap hasil pelatihan untuk mengetahui sejauhmana
tujuan pelatihan dapat dicapai. Dalam memantau hasil pelatihan harus
dilakukan secara sistematis dengan tolak ukur yang meliputi reaksi,
pembelajaran, perilaku dan hasil.
15. 3. Implementasi
Pelatihan
Instansi atau organisasi perlu memotivasi
peserta untuk mendorong keberhasilan
mereka dalam loka karya yang berfokus pada
penyajian pengetahuan dan keterampilan
selain ini pelatihan. Program ini bias dilakukan
dengan dua metode, yaitu on the job training
dan off the job taining.
16. On the job taining (OJT)
Couching / understudy
Pelatihan magang / apprenticeship training
Bentuk pelatihan dan pengembangan ini dilakukan ditempat kerja oleh atasan
atau karyawan yang berpengalaman. Metode ini dilakukan dengan pelatihan
secara informal dan tidak terencana dalam melakukan pekarjaan seperti
menyelesaikan masalah, partisipasi dengan tim, kekompakan, pembagian
pekerjaan dan hubungan dengan atasan atau teman kerja.
Pelatihan yang mengombinasikan antara pelajaran dikelas dengan
praktik ditempat kerja setelah beberapa teori diberikan pada karyawan.
Karyawan akan dibimbing untuk mempraktikkan dan mengaplikasikan
semua prinsip belajar pada keadaan pekerjaan sesungguhnya.
On the job training (OJT) adalah pelatihan pada karyawan untuk
mempelajari bidang pekerjaannya sambil benar – benar
mengerjakannya. Beberapa bentuk pelatihan OJT antara lain:
17. Off the job training
Teknik ini seperti kulaih dengan presentasi atau
ceramah yang diberikan penyelia atau pengajar
pada kelompok karyawan.
Teknik ini menggunakan media video, film, atau televisi
sebagai sarana presentasi tentang pengetahuan atau
bagaimana melakukan suatu pekerjaan.
teknik pelatihan ini dilakukan seperti simulasi diman
peserta memerankan jabatan atau posisi tertentu
untuk bertindak dalam situasi yang khusus.
dilakukan dengan memberikan sebuah atau
beberapa kasus manajemen untuk dipecahkan dan
didiskusikan dikelompok atau tim
teknik pembelajaran senidiri oleh peserta dimana
peserta dituntut untuk proaktif melalui media
bacaan, materi, video, kaset dan lain-lain.
Lecture
Presentasi dengan video
Bermain peran (Role playing)
Studi kasus
Self study
Dalam metode off the job training, pelatihan
dilaksanakan dimana karyawan dalam keadaan
tidak bekerja dengan tujuan agar terpusat pada
kegiatan pelatihan saja. Beberapa bentuk pelatihan
Off the job training, yaitu :
18. Evaluasi pelatihan berfokus pada proses pengumpulan hasil
yang dibutuhkan untuk menentukan efektif tidaknya
pelatihan. Oleh karena itu, evaluasi pelatihan merupakan
suatu teknik pengukuran yang dapat mengetahui seberapa
baik rencana pelatihan mencapai tujuan yang diharapkan,
dan membandingkan hasil pelatihan dengan tujuan yang
diharapkan dari pelatih, pelaksana proyek, dan peserta
pelatihan. Ryan Arthur (2018) mengemukakan komponen-
komponen evaluasi program pelatihan antara lain :
Evaluasi Pelatihan
Evaluasi pengajar/pelatih
Evaluasi penyelenggaraan program
Evaluasi peserta
19. Kesimpulan
1. Manajemen pelatihan merupakan rangkaian proses
pelatihan yang dikelola melalui berbagai prosedur atau
kegiatan diantaranya perencanaan pelatihan,
pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan dengan
pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem
dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi
manajemen, peran dan keahlian untuk menghasilkan
pelatihan sesuai dengan tujuan dan bermanfaat bagi
peserta.
2. Terdapat empat tahap dalam menyusun rencana
pelatihan yaitu :
• Analisis kebutuhan pelatihan
• Perencanaan dan Pembuatan Desain Pelatihan
• Implementasi Pelatihan
• Evaluasi Pelatihan
20. P A G E 1 9
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KELAS B TAHUN 2022