SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemikiran politik memiliki dua makna yaitu makna pertama menunjuk
teori sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan
masyarakat yang ideal, makna kedua menunjuk pada kajian sistematis tentang
segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan. Contoh
pemikiran politik yang merupakan pemikiran spekulatif adalah pemikiran politik
Marxis-Leninis atau komunisme, contoh lain adalah pemikiran politik yang
berdasar pada pemikiran Adam Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam
tulisannya Madilog, merupakan contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang
diajukan Soekarno merupakan contoh lain.
Sedangkan pemikiran politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan
dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang
sosiologi), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture.
Konsep sistem politik sendiri merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji
kehidupan politik (sesungguhnya diturunkan dari konsep sistem sosial). Dari
berbagai pemikiran politik yang ada maka akan timbul ideologi-ideologi politik
seperti Libralisme, Sosialisme, Komunisme, Konservatisme dan Fasisme.
Dari analisis hubungan antara pemikiran politik dan konsep yang di
tuangkan ke dalam ideologi politik ini menimbulkan adanya sistem politik yang
berkembang dalam kehidupan berbangsa ini. Sistem politik pun selalu bergerak
dinamis, melibatkan fungsi dan lingkungan internal dan eksternal. Akibatnya,
sistem politik di suatu negara akan bersinggungan dengan sistem politik di negara
lain dan tidak pernah berdiri sendiri seperti yang di kemukakan oleh David Easton
melalui pendekatan Teori Behavioral sistem politik. Sedangkan Gabriel Almond
meneruskannya ke dalam turunan teori sistem politik yang lebih konkrit, yaitu
menggabungkan teori sistem ke dalam struktural-fungsional.
2
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Konsep pemikiran politik?
2. Apa saja konsep ideologi politik?
3. Apa saja fungsi ideologi politik dalam system politik?
4. Apa saja bentuk- bentuk ideologi politik?
5. Apa saja konsep sistem politik
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pemikiran politik?
2. Untuk Mengetahui ideologi politik dalam sistem politik suatu
negara.
3. Untuk Mengetahui fungsi ideologi politik dalam sistem politik
4. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk ideologi politik dalam sistem
politik
5. Untuk mengetahui system politik
3
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pemikiran Politik
Filsafat politik adalah studi tentang topik seperti kebebasan,keadilan,
properti,hak,hukum,dan penegakan kode hukum oleh otoritas : apa yang mereka,
mengapa (atau bahkan jika) mereka dibutuhkan, apa yang membuat sebuah
pemerintahan yang sah , apa yang hak dan kebebasan itu harus melindungi dan
mengapa, apa bentuknya harus mengambil dan mengapa, apa hukum, dan apa
tugas warga negara berutang kepada pemerintah yang sah, jika ada, dan ketika itu
mungkin sah digulingkan-jika pernah.
1. Filsafat Barat
Sebagai disiplin akademis, filsafat politik Barat memiliki asal-usul di
zaman Yunani kuno dan masyarakat, ketika kota-negara yang bereksperimen
dengan berbagai bentuk organisasi politik termasuk monarki , tirani , aristokrasi ,
oligarki , dan demokrasi . Salah satu yang sangat pertama klasik karya-karya
penting, filsafat politik Plato The Republic , [2] yang diikuti oleh Aristoteles
Politik dan Nichomachean Etika . [3] Roma filsafat politik dipengaruhi oleh Stoa ,
dan negarawan Romawi Cicero .
Berikut pemikiran politik Aristoteles: Kemunculan, Fungsi dan Tujuan
Negara Menurut Aristoteles mendefinisikan negara sebagai “komunitas keluarga
dan kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan
berkecukupan. Doktrin Aristoteles berupaya mempertahankan pluralitas esensial
dari negara dan menjadikan tubuh politik sebagai suatu keseluruhan bagian-bagian
fungsional yang beragam dan komplementer yang disatukan oleh pencapaian
tujuan umum dimana watak manusia mendorong mereka untuk saling bekerja
sama.
Aristoteles terus-menerus merujuk pada fungsi positif negara. Dengan
tegas dia menyatakan bahwa komunitas politik tidak muncul hanya untuk menjadi
polisi guna melindungi aturan dikalangan para warga atau sebagai prajurit untuk
4
4
menjaga rakyat terhadap invasi dari luar. Aristoeles setuju dengan Sokrates dan
Plato dalam menolak pendirian kaum sofis bahwa negara itu berdasarkan adat
kebiasaan dan bukan kodrat. Dalam buku I dari politica, Aristoteles mengatakan
bahwa manusia menurut kodratnya merupakan Zoion politikom : makhluk yang
hidup dalam polisNegara Ideal dimata Aristoteles membentuk pemerintahan yang
terbaik adalah yang paling kondusif bagi kebahagiaan hidup rakyatnya.
Aristoteles mengatakan suatu bentuk negara boleh disebut baik, jika diarankan
kepada kepentingan umum; sedangkan bentuk negara yang diarahkan kepada
kepentingan si penguasa saja harus disebut buruk. Ketiga bentuk negara yang baik
menurut Aistoteles adalah monarki, aristokrasi, dan politeia. Ketiga bentuk buruk
yang sepadan dengannya masing-masing adalah tirani, oligarki, dan demokrasi.
Dalam menilai ketiga bentuk negara yang baik, Aristoteles menganggap
monarki tidak terlalu praktis. Bentuk negara yang lebih baik dari monarki adalah
aristokrasi, dimana pemerintahan dipercayakan kepada segelintir orang yang
mutlak dianggap paling baik. Seringkali tidak mungkin untuk mendapati orang
yang memenuhi syarat itu. Itulah sebabnya politeia harus di pandang sebagai
bentuk negara yang paling baik dalam praktek. Dengan istilah “politeia”
Aristoteles memaksudkan demokrasi moderat atau demokrasi yang mempunyai
undang-undang dasar.
Dalam susunan negara yang disebut demokrasi, seluruh rakyat mengambil
bagian dalam pemerintahan, mereka yang kaya dan mereka yang miskin, mereka
yang berpendidikan serta mereka yang tidak. Aristoteles membedakan beberapa
jenis demokrasi dan yang paling buruk adalah demokrasi yang tidak mempunyai
undang-undang. Karena dalam keadaan begitu, kekuasaan mudah jatuh dalam
tangan seorang yang menghasut rakyat. Oleh karena itu demokrasi macam ini
tidak berbeda besar dengan tirani.
5
5
2. Filsafat Timur
Di India, Chanakya , dalam bukunya Arthashastra , mengembangkan
sebuah sudut pandang yang mengingatkan baik legalis dan Niccolò Machiavelli .
Dalam kasus Cina, filsuf menemukan diri mereka berkewajiban untuk
menghadapi gangguan sosial dan politik, dan mencari solusi terhadap krisis yang
dihadapi seluruh peradaban mereka. Orang-orang Cina pada akhirnya akan
menerima filsafat Konfusius sebagai penunggu politik.
2.2 Konsep Ideologi Politik
Menurut Christenson,et.al dalam bukunya “Ideologies and Modern
Politics” mendefinisikan ideologi politik “sebagai suatu sistem kepercayaan yang
menjelaskan dan menjastifikasikan tatanan poitik yang dipilih suatu masyarakat”
(Rusli Karim, 1990 : 2).
Mirriam Budiarjo, menyatakan : “ideologi politik adalah himpunan nilai-
nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan suatu yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana dia menentukan sikapnya
terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan
tingkah laku politiknya.
2.3 Fungsi Ideologi Politik
Menurut Christenson, et.al.,fungsi ideologi adalah untuk menuntun,
mendukung, mendorong dan membatasi tindakan-tindakan politik perseorangan,
kelompok maupun negara (Rusli Karim, 1990:2).
Menurut Lyman Tower Sargent, “ideologi politik memberi orang-orang
yang percaya suatu gambaran tentang dunia baik sebagaimana adanya maupun
sebagaimana seharusnya, dan ia juga mengatur kompleksitas dunia sampai ke
suatu yang agak sederhana dan dapat dipahami” (1986:3).
6
6
7
7
2.4 Prinsip Prinsip Ideologi Politik
Gilbert Abcarian dan George Massanat, dalam “Contemporary Political
System” bahwa prinsip yang terkandung dalam setiap ideologi politik adalah :
1. Perceptual Selectivity
2. Rationality (alasan pembenar/ legitimasi )
3. Scriptualisme (pertentangan ideologi )
4. Normative Certitude (untuk moral sense dan sebagai landasan aktivitas
politik (fundamentalisme politik)
5. Trancendentalism (visi transendetal misalnya mewujudkan ketertiban
masyarakat) (Cheppy Haricahyono, 1986:135).
Menurut Padmo Wahjono, unsur/ prinsip yang terdapat dalam ideologi
mencakup dimensi idealisme,realisme dan fleksibelitas.
2.5 Beberapa Ideologi Politik
A. Penggolongan ideology Secara garis besar pandangan hidup suatu
bangsa dapat dikelompokkan sifatnya dalam :
1. Pandangan yang bersifat perseorangan atau individualistik;
2. Pandangan hidup yang bersifat kekeluargaan atau integralistik;
3. Pandangan hidup yang bersifat otoriter yang dapat tumbuh dari
kedua macam pandangan hidup tersebut (Gema Pancasila,
No.57:19)
8
8
B. Demokrasi
Konsep Brubacher menyimpulkan makna demokrasi, sebagai berikut :
1. Democracy a respect for dignity of the individual;
2. Democracy as equalitarism;
3. Democracy is freedom;
4. Democracy is sharing (Mohammad Noor Syam,1983:249)
-John Dewey sebagai pemberi dasar filosofis demokratis tergantung pada
konsensus sosial dengan pandangan pada perkembangan…., didasarkan atas
kebebasan, persamaan dan partisipasi politik (Varma,1987:220).
b. Prinsip-prinsip Demokrasi
-Menurut Lymen Tower Sargent :
a. Keterlibatan warga negara dalam perbuatan keputusan
politik
b. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang
diakui dan pakai oleh warga negara
d. Suatu sistem perwakilan
9
9
C. Ideologi Komunis
Konsep pandangan karl marx terhadap kapitalisme: marx menganggap
bahwa kapitalisme akan membayar pekerja-pekerja yang hanya cukup untuk
mempertahankan hidup,upah sekedar untuk mempertahankan hidup,upah sekedar
untuk menyambung hidup.marx menganggap sererti itu sebab:
1. ada kelebihan buruh dan tak ada keperluan untuk membayar
lebih.
2. dia tidak percaya bahwa kapitalisme akan membayar buruh lebih
dari tingkat upah yang di perlukan.
3. dia menganggap bahwa kapialisme akan berhadapan dengan
serangkaian krisis ekonomi yang tidak memungkinkan kapitalis
untuk membayar lebih banyak(lyman tower sargent,1986:113-
114)
c.Prinsip-Prinsip komunisme penuh adalah sebagai berikut:
1. distribusi pendapatan sesuai dengan kebutuhan ,tidak lagi sesuai
dengan kerja buruh.
2. tidak mengenal kelas-kelas sosial
3. negara bertambah buruk
4.produktivitas sangat tinggi,sehingga hasil yang ada cukup
memenuhi kebutuhan
5. kesadaran sosial yang tinggi,orang bekerja tanpa insentif
10
10
2.6 Bentuk-Bentuk Ideologi Politik
Dalam ilmu politik, dewasa ini berkembang banyak ideologi
diantaranya adalah, kapitalisme, liberalisme, sosialisme, pancasila dan lain
sebagainya. Dengan konflik itu melahirkan kemajuan ilmu sosial yang,
terutama ilmu politik yang makin berkembang maju dan melahirkan berbagai
paradigma baru.
1. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu ideologi yang mengagungkan kapital
milik perorangan atau milik sekelompok kecil masyarakat sebagai alat
penggerak kesejahteraan manusia. Bapak ideologi kapitalisme adalah
Adam Smith dengan Teorinya the Wealth Of Nations, yaitu kemakmuran
bangsa-bangsa akan tercapai melalui ekonomi persaingan bebas, artinya
ekonomi yang bebas dari campur tangan negara.
Kapitalisme adalah sebuah ajaran yang didasarkan pada sebuah
asumsi bahwa manusia secara individu adalah makhluk yang tidak boleh
dilanggar kemerdekaannya dan tidak perlu tunduk pada batasan –batasan
sosial .
2. Liberalisme
Menurut faham liberalisme, manusia pada hakikatnya adalah
sebagai makhluk individu yang bebas. Manusia dalam perspektif
libreralisme sebagai pribadi yang utuh dan lengkap yang terlepas dari
manusia lainnya. Manusia sebagai individu memliki potensi dan
senantiasa berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri.
3. Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu ideologi yang mengagungkan kapital
milik bersama seluruh masyarakat atau milik negara sebagai alat
penggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan bersama kapital atau
kepemilikan kapital oleh negara adalah dewa diatas segala dewa, artinya
11
11
semua yang ada di dunia harus dijadikan kapital bersama seluruh
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui sistem kerja sama,
hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama, dan distribusi hasil
kerja berdasar prestasi kerja yang telah diberikan.
4. Posmodernisme dan posmarsisme kedua ideologi ini karena
kontradiksi
antara kapitalisme dan sosialisme yang makin menajam.sebagian
besar ilmuwan politik mencari jalan keluar dan menemukan realitas,
bahwa pemikir kapitalis mencari jalan keluar berupa posmarxisme. Kedua
ideologi ini hakikatnya adalah revisionisme, mengaburkan paham
kapitalisme dan sosialisme.
a) Posmodernisme
Postmodernisme merupakan ideologi tentang hak
untuk berbeda
( The Right of Different) yang menolak penyelamatan
manusia dari penghisapan manusia atas manusia yang
dikumandangkan oleh ideologi sosialisme, dan menolak
hegemoni dan dominasi kapital terhadap kehidupan.
b) posmarxisme
pormaxisme merupakan ideologi kaum intelektual
bekas kaum Marxist yang ingin memperbaiki nasib rakyat
jelata melalui program pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah borjuis. Pormaxisme berlawanan
marxisme, yaitu ideologi lahir dari kesadaran kaum buruh
untuk mengubah nasibnya dan penindasan, penghisapan
kaum kapitalis melalui revolusi sosal.
12
12
2.7 Ideologi Pancasila
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi
nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa indonesia untuk
mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.
Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk
kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi
pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan dikalangan
warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah
airnya
2.8 Konsep Sistem Politik
Model sistem politik yang hendak diuraikan berikut ini lebih dilihat dari
sudut historis dan perkembangan sistem politik ,dimulai dari demokrasi
tradisional ke totaliter dan sampai pada demokrasi. Di antara ketiga model sistem
politik ini terdapat berbagai sistem politik yang timbul karena disesuaikan dengan
kultur dan struktur masyarakat setempat maupun yang timbul sebagai kombinasi
unsur-unsur terbaik dari ketiga sistem politik tersebut seperti sistem politik
negara-negara berkembang yang lain.
1. Sistem Politik Otokrasi Tradisional
a. Kebaikan bersama
b. Identitas bersama
c. Hubungan kekuasaan
d. Legitimasi Kekuasaan
e. Hubungan Ekonomi dan Politik
f. Sistem Politik Totaliter
2. Komunis
a. Kebaikan bersama
Sistem ini ditandai dengan prinsip sama rata, sama rasa
dalam bidang ekonomi, dan sekularisme yang radikal tatkala
agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat doktriner
dan eskatologis. Kebebasan politik individu dan hak-hak sipil
untuk mengkritik penguasa partai tidak dijamin, tetapi sangat
13
13
menekankan pada kemerdekaan nasional dan bebas dari
penindasan asing. Selain itu, berupaya keras menjamin kebutuhan
materiil khususnya kebutuhan pokok secara merata
b. Identitas bersama
Faktor sakral yang mempersatukan masyarakat dalam
sistem ini ialah ideologi yang bersifat doktriner dan eskatologis.
Seluruh anggota masyarakat harus berperilaku sesuai dengan ajaran
yang terkandung dalam ideologi tersebut, setidak-tidaknya tidak
menampakkan pembangkangan terhadap ajaran tersebut.
c. Hubungan kekuasaan
Kekuasaan dalam sistem ini dimonopoly dan dilaksanakan
secara sentral dengan partai tunggal. Kekuasaan paksaan yang
dilaksanakan oleh militer dan polisi rahasia lebih menonjol dari
pada kekuasaan konsesus. Lingkup kekuasaan partai pemerintah
sangat luas terutama lebih ditekankan pada sistem pemerintahan ,
d. Legitimasi kewenangan
Dasar kewenangan pemimpin dalam sistem ini berupa
peranan mereka sebagai ideologi, yaitu penafsir dan pelaksana
ideologi yang bersifat doktriner dan eskatalogis. Pada pihak lain,
anggota masyarakat menaati kewenangan pemimpin partai dan
pemerintah tetapi juga pemegang kewenangan memiliki
kemampuan menggunakan kekuasaan paksaan yang sangat luas
dan mendalam.
e. Hubungan politik dan ekonomi
Pemerintah yang dikelola oleh partai tunggal
mengendalikan kegiatan ekonomi dalam koordinasi unit ekonomi
maupun dalam pengadaan barang dan jasa
3. Sistem politik demokrasi
Sistem politik demokrasi secara ideal adalah sistem politik yang
memelihara keseimbangan antara konflik dan konsesus, artinya demokrasi
memungkinkan perbedaan pendapat , persaingan dan pertentangan di antara
indivdu, di antara berbagai kelompok, di antara individu dan kelompok,
individu dan pemerintah, kelompok dan pemerintah, bahkan di antara
lembaga-lembaga pemerintah.
14
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi dari pemikiran politik itu sebagai hasil kajian empiris bisa
dicontohkan dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot
Parson (seorang sosiolog), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi
Civic Culture. Dari berbagai pemikiran politik yang ada maka akan timbul
ideologi-ideologi politik seperti Liberalisme, Sosialisme, Komunisme,
Konservatisme dan Fasisme. Setelah adanya ideologi-ideologi selanjutnya muncul
sistem politik dalam dunia politik seperti Otokrasi Tradisional, Demokrasi,
Totaliter, dan Komunis.
dari keterkaitan relasi antara pemikiran politik dan ideologi politik itu
maka dapat diwujudkan dalam realita implementasi sistem politik. Karena dari
sebuah konsep pemikiran politik dan adanya sudut pandang ideologi terhadap
politik bisa direalisasikan ke dalam dalam bentuk model sistem politik.
3.2 Saran-Saran
Dari analisis hubungan antara pemikiran politik dan konsep yang di
tuangkan ke dalam ideologi politik ini kedepannya dapat menimbulkan
adanya sistem politik yang berkembang dalam kehidupan berbangsa ini. Jadi
Sistem politik pun selalu bergerak dinamis supaya tidak melibatkan fungsi
dan lingkungan internal dan eksternal. Akibatnya, sistem politik di suatu
negara akan bersinggungan dengan sistem politik di negara lain dan tidak
pernah berdiri sendiri seperti yang di kemukakan oleh David Easton melalui
pendekatan Teori Behavioral sistem politik.
15
15
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2004. (Cetakan ke-26). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia.
Tower Sargent, Liman. 1986. Ideologi Politik Kontemporer. Jakarta: Bina Aksara.
Rahman . 2007. Sistem Politik Indonesia. Jakarta : Graha Ilmu

More Related Content

What's hot

Konsep dasar ilmu politik
Konsep dasar ilmu politikKonsep dasar ilmu politik
Konsep dasar ilmu politikfeggyernes
 
Ringkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiRingkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiNaiya Naiya
 
Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politikMuhammad Yunus
 
Ilmu Politik (Teori-teori Politik)
Ilmu Politik (Teori-teori Politik)Ilmu Politik (Teori-teori Politik)
Ilmu Politik (Teori-teori Politik)Adinda siti Hapsoh
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)Edi Awaludin
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikSatrio Arismunandar
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Filsafat
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai FilsafatMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Filsafat
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Filsafatnorma 28
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Teori sosiologi klasik
Teori sosiologi klasikTeori sosiologi klasik
Teori sosiologi klasikIndraDermawan9
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalأحمد ربانى
 
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMASDavid Jones
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Diyah Perwitosari
 

What's hot (20)

Konsep dasar ilmu politik
Konsep dasar ilmu politikKonsep dasar ilmu politik
Konsep dasar ilmu politik
 
Ringkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologiRingkasan Definisi sosiologi
Ringkasan Definisi sosiologi
 
Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politik
 
Ilmu Politik (Teori-teori Politik)
Ilmu Politik (Teori-teori Politik)Ilmu Politik (Teori-teori Politik)
Ilmu Politik (Teori-teori Politik)
 
Ideologi dan jenis
Ideologi dan jenisIdeologi dan jenis
Ideologi dan jenis
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
 
Hakikat dan konsep sosiologi politik
Hakikat dan konsep sosiologi politikHakikat dan konsep sosiologi politik
Hakikat dan konsep sosiologi politik
 
A
AA
A
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Filsafat
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai FilsafatMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Filsafat
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Filsafat
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Annisa riana haras
Annisa riana harasAnnisa riana haras
Annisa riana haras
 
Teori sosiologi klasik
Teori sosiologi klasikTeori sosiologi klasik
Teori sosiologi klasik
 
Konflik Dalam Tinjauan Sosiologi
Konflik Dalam Tinjauan SosiologiKonflik Dalam Tinjauan Sosiologi
Konflik Dalam Tinjauan Sosiologi
 
Pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasionalPancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional
 
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMASKAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS  JÜRGEN HABERMAS
KAJIAN FILOSOFIS ATAS TEORI DISKURSUS JÜRGEN HABERMAS
 
Maharani syafi'i
Maharani syafi'iMaharani syafi'i
Maharani syafi'i
 
Week 7, ppt kelompok 6
Week 7, ppt kelompok 6Week 7, ppt kelompok 6
Week 7, ppt kelompok 6
 
Sosiologi dan politik
Sosiologi dan politikSosiologi dan politik
Sosiologi dan politik
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
 

Similar to IDEOLOGI POLITIK DALAM SISTEM POLITIK

1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptxperpuspdbi
 
Bab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilBab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilEdi Ison
 
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Syaiful Ahdan
 
Ekpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptx
Ekpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptxEkpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptx
Ekpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptxbali59
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaWahyuElfina
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2reni mureni
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...norma 28
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)dinnianggra
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politikWanda Ramadhan
 
Pancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologiPancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologiswirawan
 
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbukaIdeologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbukaTheodora Vania
 

Similar to IDEOLOGI POLITIK DALAM SISTEM POLITIK (20)

1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Bab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilBab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasil
 
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
 
Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)
 
Ekpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptx
Ekpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptxEkpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptx
Ekpol FEUI Gasal 2122-KonsepDasarPolitik.pptx
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesiaPerkembangan Demokrasi diIndonesia
Perkembangan Demokrasi diIndonesia
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2
 
Pai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islamPai demokrasi dlm islam
Pai demokrasi dlm islam
 
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
4 demokrasi dan etika politik
4   demokrasi dan etika politik4   demokrasi dan etika politik
4 demokrasi dan etika politik
 
Pancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologiPancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologi
Pancasila sebagai dasar negara, asas etika politik dan acuan kritik ideologi
 
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbukaIdeologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi terbuka
 
Demokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 Dumi
Demokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 DumiDemokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 Dumi
Demokrasi-AinunSyarifatulFitri SMAN1 Dumi
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Ideologi politik komunis.
Ideologi politik komunis.Ideologi politik komunis.
Ideologi politik komunis.
 

More from Lingga - Universitas Riau

Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesanMakalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesanLingga - Universitas Riau
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuLingga - Universitas Riau
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapLingga - Universitas Riau
 
Persentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal
Persentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonalPersentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal
Persentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonalLingga - Universitas Riau
 
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordMakalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordLingga - Universitas Riau
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordLingga - Universitas Riau
 

More from Lingga - Universitas Riau (16)

Struktur masyarakat indonesia
Struktur masyarakat indonesiaStruktur masyarakat indonesia
Struktur masyarakat indonesia
 
Sistem budaya indonesia
Sistem budaya indonesiaSistem budaya indonesia
Sistem budaya indonesia
 
Komunikasi dalam manajemen
Komunikasi dalam manajemen Komunikasi dalam manajemen
Komunikasi dalam manajemen
 
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesanMakalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
 
Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi Makalah psikologi komunikasi
Makalah psikologi komunikasi
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
 
Persentase Dampak kom massa
Persentase Dampak kom massaPersentase Dampak kom massa
Persentase Dampak kom massa
 
Makalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massaMakalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massa
 
Persentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal
Persentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonalPersentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal
Persentase Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal
 
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordMakalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Psikologi komunikator dan psikologi pesanPsikologi komunikator dan psikologi pesan
Psikologi komunikator dan psikologi pesan
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Teknik Menulis skripsi,makalah,
Teknik Menulis skripsi,makalah, Teknik Menulis skripsi,makalah,
Teknik Menulis skripsi,makalah,
 
Tugas Makalah
Tugas Makalah Tugas Makalah
Tugas Makalah
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

IDEOLOGI POLITIK DALAM SISTEM POLITIK

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran politik memiliki dua makna yaitu makna pertama menunjuk teori sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang ideal, makna kedua menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan. Contoh pemikiran politik yang merupakan pemikiran spekulatif adalah pemikiran politik Marxis-Leninis atau komunisme, contoh lain adalah pemikiran politik yang berdasar pada pemikiran Adam Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam tulisannya Madilog, merupakan contoh teori politik Indonesia. Nasakom yang diajukan Soekarno merupakan contoh lain. Sedangkan pemikiran politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiologi), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Konsep sistem politik sendiri merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji kehidupan politik (sesungguhnya diturunkan dari konsep sistem sosial). Dari berbagai pemikiran politik yang ada maka akan timbul ideologi-ideologi politik seperti Libralisme, Sosialisme, Komunisme, Konservatisme dan Fasisme. Dari analisis hubungan antara pemikiran politik dan konsep yang di tuangkan ke dalam ideologi politik ini menimbulkan adanya sistem politik yang berkembang dalam kehidupan berbangsa ini. Sistem politik pun selalu bergerak dinamis, melibatkan fungsi dan lingkungan internal dan eksternal. Akibatnya, sistem politik di suatu negara akan bersinggungan dengan sistem politik di negara lain dan tidak pernah berdiri sendiri seperti yang di kemukakan oleh David Easton melalui pendekatan Teori Behavioral sistem politik. Sedangkan Gabriel Almond meneruskannya ke dalam turunan teori sistem politik yang lebih konkrit, yaitu menggabungkan teori sistem ke dalam struktural-fungsional.
  • 2. 2 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja Konsep pemikiran politik? 2. Apa saja konsep ideologi politik? 3. Apa saja fungsi ideologi politik dalam system politik? 4. Apa saja bentuk- bentuk ideologi politik? 5. Apa saja konsep sistem politik 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep pemikiran politik? 2. Untuk Mengetahui ideologi politik dalam sistem politik suatu negara. 3. Untuk Mengetahui fungsi ideologi politik dalam sistem politik 4. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk ideologi politik dalam sistem politik 5. Untuk mengetahui system politik
  • 3. 3 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Pemikiran Politik Filsafat politik adalah studi tentang topik seperti kebebasan,keadilan, properti,hak,hukum,dan penegakan kode hukum oleh otoritas : apa yang mereka, mengapa (atau bahkan jika) mereka dibutuhkan, apa yang membuat sebuah pemerintahan yang sah , apa yang hak dan kebebasan itu harus melindungi dan mengapa, apa bentuknya harus mengambil dan mengapa, apa hukum, dan apa tugas warga negara berutang kepada pemerintah yang sah, jika ada, dan ketika itu mungkin sah digulingkan-jika pernah. 1. Filsafat Barat Sebagai disiplin akademis, filsafat politik Barat memiliki asal-usul di zaman Yunani kuno dan masyarakat, ketika kota-negara yang bereksperimen dengan berbagai bentuk organisasi politik termasuk monarki , tirani , aristokrasi , oligarki , dan demokrasi . Salah satu yang sangat pertama klasik karya-karya penting, filsafat politik Plato The Republic , [2] yang diikuti oleh Aristoteles Politik dan Nichomachean Etika . [3] Roma filsafat politik dipengaruhi oleh Stoa , dan negarawan Romawi Cicero . Berikut pemikiran politik Aristoteles: Kemunculan, Fungsi dan Tujuan Negara Menurut Aristoteles mendefinisikan negara sebagai “komunitas keluarga dan kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan berkecukupan. Doktrin Aristoteles berupaya mempertahankan pluralitas esensial dari negara dan menjadikan tubuh politik sebagai suatu keseluruhan bagian-bagian fungsional yang beragam dan komplementer yang disatukan oleh pencapaian tujuan umum dimana watak manusia mendorong mereka untuk saling bekerja sama. Aristoteles terus-menerus merujuk pada fungsi positif negara. Dengan tegas dia menyatakan bahwa komunitas politik tidak muncul hanya untuk menjadi polisi guna melindungi aturan dikalangan para warga atau sebagai prajurit untuk
  • 4. 4 4 menjaga rakyat terhadap invasi dari luar. Aristoeles setuju dengan Sokrates dan Plato dalam menolak pendirian kaum sofis bahwa negara itu berdasarkan adat kebiasaan dan bukan kodrat. Dalam buku I dari politica, Aristoteles mengatakan bahwa manusia menurut kodratnya merupakan Zoion politikom : makhluk yang hidup dalam polisNegara Ideal dimata Aristoteles membentuk pemerintahan yang terbaik adalah yang paling kondusif bagi kebahagiaan hidup rakyatnya. Aristoteles mengatakan suatu bentuk negara boleh disebut baik, jika diarankan kepada kepentingan umum; sedangkan bentuk negara yang diarahkan kepada kepentingan si penguasa saja harus disebut buruk. Ketiga bentuk negara yang baik menurut Aistoteles adalah monarki, aristokrasi, dan politeia. Ketiga bentuk buruk yang sepadan dengannya masing-masing adalah tirani, oligarki, dan demokrasi. Dalam menilai ketiga bentuk negara yang baik, Aristoteles menganggap monarki tidak terlalu praktis. Bentuk negara yang lebih baik dari monarki adalah aristokrasi, dimana pemerintahan dipercayakan kepada segelintir orang yang mutlak dianggap paling baik. Seringkali tidak mungkin untuk mendapati orang yang memenuhi syarat itu. Itulah sebabnya politeia harus di pandang sebagai bentuk negara yang paling baik dalam praktek. Dengan istilah “politeia” Aristoteles memaksudkan demokrasi moderat atau demokrasi yang mempunyai undang-undang dasar. Dalam susunan negara yang disebut demokrasi, seluruh rakyat mengambil bagian dalam pemerintahan, mereka yang kaya dan mereka yang miskin, mereka yang berpendidikan serta mereka yang tidak. Aristoteles membedakan beberapa jenis demokrasi dan yang paling buruk adalah demokrasi yang tidak mempunyai undang-undang. Karena dalam keadaan begitu, kekuasaan mudah jatuh dalam tangan seorang yang menghasut rakyat. Oleh karena itu demokrasi macam ini tidak berbeda besar dengan tirani.
  • 5. 5 5 2. Filsafat Timur Di India, Chanakya , dalam bukunya Arthashastra , mengembangkan sebuah sudut pandang yang mengingatkan baik legalis dan Niccolò Machiavelli . Dalam kasus Cina, filsuf menemukan diri mereka berkewajiban untuk menghadapi gangguan sosial dan politik, dan mencari solusi terhadap krisis yang dihadapi seluruh peradaban mereka. Orang-orang Cina pada akhirnya akan menerima filsafat Konfusius sebagai penunggu politik. 2.2 Konsep Ideologi Politik Menurut Christenson,et.al dalam bukunya “Ideologies and Modern Politics” mendefinisikan ideologi politik “sebagai suatu sistem kepercayaan yang menjelaskan dan menjastifikasikan tatanan poitik yang dipilih suatu masyarakat” (Rusli Karim, 1990 : 2). Mirriam Budiarjo, menyatakan : “ideologi politik adalah himpunan nilai- nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan suatu yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya. 2.3 Fungsi Ideologi Politik Menurut Christenson, et.al.,fungsi ideologi adalah untuk menuntun, mendukung, mendorong dan membatasi tindakan-tindakan politik perseorangan, kelompok maupun negara (Rusli Karim, 1990:2). Menurut Lyman Tower Sargent, “ideologi politik memberi orang-orang yang percaya suatu gambaran tentang dunia baik sebagaimana adanya maupun sebagaimana seharusnya, dan ia juga mengatur kompleksitas dunia sampai ke suatu yang agak sederhana dan dapat dipahami” (1986:3).
  • 6. 6 6
  • 7. 7 7 2.4 Prinsip Prinsip Ideologi Politik Gilbert Abcarian dan George Massanat, dalam “Contemporary Political System” bahwa prinsip yang terkandung dalam setiap ideologi politik adalah : 1. Perceptual Selectivity 2. Rationality (alasan pembenar/ legitimasi ) 3. Scriptualisme (pertentangan ideologi ) 4. Normative Certitude (untuk moral sense dan sebagai landasan aktivitas politik (fundamentalisme politik) 5. Trancendentalism (visi transendetal misalnya mewujudkan ketertiban masyarakat) (Cheppy Haricahyono, 1986:135). Menurut Padmo Wahjono, unsur/ prinsip yang terdapat dalam ideologi mencakup dimensi idealisme,realisme dan fleksibelitas. 2.5 Beberapa Ideologi Politik A. Penggolongan ideology Secara garis besar pandangan hidup suatu bangsa dapat dikelompokkan sifatnya dalam : 1. Pandangan yang bersifat perseorangan atau individualistik; 2. Pandangan hidup yang bersifat kekeluargaan atau integralistik; 3. Pandangan hidup yang bersifat otoriter yang dapat tumbuh dari kedua macam pandangan hidup tersebut (Gema Pancasila, No.57:19)
  • 8. 8 8 B. Demokrasi Konsep Brubacher menyimpulkan makna demokrasi, sebagai berikut : 1. Democracy a respect for dignity of the individual; 2. Democracy as equalitarism; 3. Democracy is freedom; 4. Democracy is sharing (Mohammad Noor Syam,1983:249) -John Dewey sebagai pemberi dasar filosofis demokratis tergantung pada konsensus sosial dengan pandangan pada perkembangan…., didasarkan atas kebebasan, persamaan dan partisipasi politik (Varma,1987:220). b. Prinsip-prinsip Demokrasi -Menurut Lymen Tower Sargent : a. Keterlibatan warga negara dalam perbuatan keputusan politik b. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan pakai oleh warga negara d. Suatu sistem perwakilan
  • 9. 9 9 C. Ideologi Komunis Konsep pandangan karl marx terhadap kapitalisme: marx menganggap bahwa kapitalisme akan membayar pekerja-pekerja yang hanya cukup untuk mempertahankan hidup,upah sekedar untuk mempertahankan hidup,upah sekedar untuk menyambung hidup.marx menganggap sererti itu sebab: 1. ada kelebihan buruh dan tak ada keperluan untuk membayar lebih. 2. dia tidak percaya bahwa kapitalisme akan membayar buruh lebih dari tingkat upah yang di perlukan. 3. dia menganggap bahwa kapialisme akan berhadapan dengan serangkaian krisis ekonomi yang tidak memungkinkan kapitalis untuk membayar lebih banyak(lyman tower sargent,1986:113- 114) c.Prinsip-Prinsip komunisme penuh adalah sebagai berikut: 1. distribusi pendapatan sesuai dengan kebutuhan ,tidak lagi sesuai dengan kerja buruh. 2. tidak mengenal kelas-kelas sosial 3. negara bertambah buruk 4.produktivitas sangat tinggi,sehingga hasil yang ada cukup memenuhi kebutuhan 5. kesadaran sosial yang tinggi,orang bekerja tanpa insentif
  • 10. 10 10 2.6 Bentuk-Bentuk Ideologi Politik Dalam ilmu politik, dewasa ini berkembang banyak ideologi diantaranya adalah, kapitalisme, liberalisme, sosialisme, pancasila dan lain sebagainya. Dengan konflik itu melahirkan kemajuan ilmu sosial yang, terutama ilmu politik yang makin berkembang maju dan melahirkan berbagai paradigma baru. 1. Kapitalisme Kapitalisme merupakan suatu ideologi yang mengagungkan kapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil masyarakat sebagai alat penggerak kesejahteraan manusia. Bapak ideologi kapitalisme adalah Adam Smith dengan Teorinya the Wealth Of Nations, yaitu kemakmuran bangsa-bangsa akan tercapai melalui ekonomi persaingan bebas, artinya ekonomi yang bebas dari campur tangan negara. Kapitalisme adalah sebuah ajaran yang didasarkan pada sebuah asumsi bahwa manusia secara individu adalah makhluk yang tidak boleh dilanggar kemerdekaannya dan tidak perlu tunduk pada batasan –batasan sosial . 2. Liberalisme Menurut faham liberalisme, manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Manusia dalam perspektif libreralisme sebagai pribadi yang utuh dan lengkap yang terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu memliki potensi dan senantiasa berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri. 3. Sosialisme Sosialisme merupakan suatu ideologi yang mengagungkan kapital milik bersama seluruh masyarakat atau milik negara sebagai alat penggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan bersama kapital atau kepemilikan kapital oleh negara adalah dewa diatas segala dewa, artinya
  • 11. 11 11 semua yang ada di dunia harus dijadikan kapital bersama seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui sistem kerja sama, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama, dan distribusi hasil kerja berdasar prestasi kerja yang telah diberikan. 4. Posmodernisme dan posmarsisme kedua ideologi ini karena kontradiksi antara kapitalisme dan sosialisme yang makin menajam.sebagian besar ilmuwan politik mencari jalan keluar dan menemukan realitas, bahwa pemikir kapitalis mencari jalan keluar berupa posmarxisme. Kedua ideologi ini hakikatnya adalah revisionisme, mengaburkan paham kapitalisme dan sosialisme. a) Posmodernisme Postmodernisme merupakan ideologi tentang hak untuk berbeda ( The Right of Different) yang menolak penyelamatan manusia dari penghisapan manusia atas manusia yang dikumandangkan oleh ideologi sosialisme, dan menolak hegemoni dan dominasi kapital terhadap kehidupan. b) posmarxisme pormaxisme merupakan ideologi kaum intelektual bekas kaum Marxist yang ingin memperbaiki nasib rakyat jelata melalui program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah borjuis. Pormaxisme berlawanan marxisme, yaitu ideologi lahir dari kesadaran kaum buruh untuk mengubah nasibnya dan penindasan, penghisapan kaum kapitalis melalui revolusi sosal.
  • 12. 12 12 2.7 Ideologi Pancasila Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan dikalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya 2.8 Konsep Sistem Politik Model sistem politik yang hendak diuraikan berikut ini lebih dilihat dari sudut historis dan perkembangan sistem politik ,dimulai dari demokrasi tradisional ke totaliter dan sampai pada demokrasi. Di antara ketiga model sistem politik ini terdapat berbagai sistem politik yang timbul karena disesuaikan dengan kultur dan struktur masyarakat setempat maupun yang timbul sebagai kombinasi unsur-unsur terbaik dari ketiga sistem politik tersebut seperti sistem politik negara-negara berkembang yang lain. 1. Sistem Politik Otokrasi Tradisional a. Kebaikan bersama b. Identitas bersama c. Hubungan kekuasaan d. Legitimasi Kekuasaan e. Hubungan Ekonomi dan Politik f. Sistem Politik Totaliter 2. Komunis a. Kebaikan bersama Sistem ini ditandai dengan prinsip sama rata, sama rasa dalam bidang ekonomi, dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat doktriner dan eskatologis. Kebebasan politik individu dan hak-hak sipil untuk mengkritik penguasa partai tidak dijamin, tetapi sangat
  • 13. 13 13 menekankan pada kemerdekaan nasional dan bebas dari penindasan asing. Selain itu, berupaya keras menjamin kebutuhan materiil khususnya kebutuhan pokok secara merata b. Identitas bersama Faktor sakral yang mempersatukan masyarakat dalam sistem ini ialah ideologi yang bersifat doktriner dan eskatologis. Seluruh anggota masyarakat harus berperilaku sesuai dengan ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut, setidak-tidaknya tidak menampakkan pembangkangan terhadap ajaran tersebut. c. Hubungan kekuasaan Kekuasaan dalam sistem ini dimonopoly dan dilaksanakan secara sentral dengan partai tunggal. Kekuasaan paksaan yang dilaksanakan oleh militer dan polisi rahasia lebih menonjol dari pada kekuasaan konsesus. Lingkup kekuasaan partai pemerintah sangat luas terutama lebih ditekankan pada sistem pemerintahan , d. Legitimasi kewenangan Dasar kewenangan pemimpin dalam sistem ini berupa peranan mereka sebagai ideologi, yaitu penafsir dan pelaksana ideologi yang bersifat doktriner dan eskatalogis. Pada pihak lain, anggota masyarakat menaati kewenangan pemimpin partai dan pemerintah tetapi juga pemegang kewenangan memiliki kemampuan menggunakan kekuasaan paksaan yang sangat luas dan mendalam. e. Hubungan politik dan ekonomi Pemerintah yang dikelola oleh partai tunggal mengendalikan kegiatan ekonomi dalam koordinasi unit ekonomi maupun dalam pengadaan barang dan jasa 3. Sistem politik demokrasi Sistem politik demokrasi secara ideal adalah sistem politik yang memelihara keseimbangan antara konflik dan konsesus, artinya demokrasi memungkinkan perbedaan pendapat , persaingan dan pertentangan di antara indivdu, di antara berbagai kelompok, di antara individu dan kelompok, individu dan pemerintah, kelompok dan pemerintah, bahkan di antara lembaga-lembaga pemerintah.
  • 14. 14 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jadi dari pemikiran politik itu sebagai hasil kajian empiris bisa dicontohkan dengan teori struktural – fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiolog), antara lain diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Dari berbagai pemikiran politik yang ada maka akan timbul ideologi-ideologi politik seperti Liberalisme, Sosialisme, Komunisme, Konservatisme dan Fasisme. Setelah adanya ideologi-ideologi selanjutnya muncul sistem politik dalam dunia politik seperti Otokrasi Tradisional, Demokrasi, Totaliter, dan Komunis. dari keterkaitan relasi antara pemikiran politik dan ideologi politik itu maka dapat diwujudkan dalam realita implementasi sistem politik. Karena dari sebuah konsep pemikiran politik dan adanya sudut pandang ideologi terhadap politik bisa direalisasikan ke dalam dalam bentuk model sistem politik. 3.2 Saran-Saran Dari analisis hubungan antara pemikiran politik dan konsep yang di tuangkan ke dalam ideologi politik ini kedepannya dapat menimbulkan adanya sistem politik yang berkembang dalam kehidupan berbangsa ini. Jadi Sistem politik pun selalu bergerak dinamis supaya tidak melibatkan fungsi dan lingkungan internal dan eksternal. Akibatnya, sistem politik di suatu negara akan bersinggungan dengan sistem politik di negara lain dan tidak pernah berdiri sendiri seperti yang di kemukakan oleh David Easton melalui pendekatan Teori Behavioral sistem politik.
  • 15. 15 15 DAFTAR PUSTAKA Budiardjo, Miriam. 2004. (Cetakan ke-26). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia. Tower Sargent, Liman. 1986. Ideologi Politik Kontemporer. Jakarta: Bina Aksara. Rahman . 2007. Sistem Politik Indonesia. Jakarta : Graha Ilmu