1. Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
By :
Kelompok 9
Elga Megri
Windi Pradini
Novetra Pulko
Ratih Yuswita Sari
Maria Laura Sitinjak
Nestina
Wahyu Fajar
2.
3.
4. PSIKOLOGI PESAN
Seorang Psikolinguistik dari Rockefeller University,
George A. Miller pernah menulis :“Kini ada seperangkat perilaku yang
dapat megedalikan pikiran dan tindakan orang lai secara perkasa.
Teknik pengendalian ini dapat menyebabkan Anda melakukan sesuatu
yang tidak terbayangkan. Anda tidak dapat melakukannya tanpa
adana teknik itu. Teknik itu dapat mengubah pendapat dan keyakinan,
dapa digunakan untuk menipu anda dapat membuat anda gembira dan
sedih, dapat memasukkan gagasan-gagasan baru ke dalam kepala
Anda, dapat membuat anda menginginkan sesuatu yang tidak Anda
miliki. Anda pun bahkan dapat menggunakannya untuk mengendalikan
diri Anda sendiri. Teknik ini adalah alat yang luar biasa perkasanya
dan dapat digunakan untuk apa saja.” (miller, 1974: 4)
Teknik ini tidak ditemukan oleh psikolog, tidak berasal
dari pemberian mahluk halus, tidak juga diperoleh secara para
psikologis atau lewat ilmu klenik. Teknik ini telah dimiliki bahasa.
Dengan bahasa, yang merupakan kumpulan kata-kata, anda dapat
mengatur perilaku orang lain.
5. Manusia mengucapkan kata-
kata dan kalimat dengan cara-
cara tertentu. Setiap cara
berkata memberikan maksud
tersendiri. Cara-cara ini kita
sebut paralinguistic. Akan
tetapi, manusia juga
menyampaikan pesan dengan
cara-cara lai selain dengan
bahasa, misalnya dengan
isyarat; ini disebut
pesan ekstralinguistik. Pesan
paralinguistik dan ekstralinguis
tik akan kita uraikan dalam
satu bagian yang kita
sebutPesan
nonverbal. Selanjutnya kita
akan membicarakan struktur
dan imbauan pesan.
6. 1. Pesan Linguistik
Ada dua cara mendefinisikan bahasa
: fungsional dan formal. Definisi fungsional
melihat bahasa dari segi fungsinya,
sehingga bahasa diartikan sebagai “alat
yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan” (socially shared
means for expressing ideas). Definisi
formal menyatakan bahasa sebagai semua
kalimat yang terbayangkan, yang dapat
dibuat menurut peraturan tata bahasa (all
the conceivable sentences that could be
generated according to the rules of its
grammar).
2. Pesan Nonverbal
Orang mengungkapkan penghormatan kepada
orang lain dengan cara yang bermacam-
macam. Orang Arab menghormati orang asing
dengan memeluknya. Orang-orang Polinesia
menyalami orang lain dengan saling memeluk
dan mengusap punggung. Orang Jawa
menyalami orang yang dihormatinya dengan
sungkem, Orang Jawa duduk bersial
menyambut kedatangan orang yang mulia;
orang belanda malah berdiri tegak. Tepuk
tangan, pelukan, usapan, duduk, dan berdiri
tegak adalah pesan nonverbal yang
menerjemahkan gagasan, keinginan, atau
maksud yang terkandung dalam hati kita.
7. Sturuktur Pesan
Bayangkan Anda harus menyampaikan informasi di hadapan khalayak yang
tidak sefaham dengan anda. Anda harus menentukan apakah bagian
penting dari argumentasi anda yang harus didahulukan atau bagian yang
kurang penting. Ataukah kita harus membiarkan hanya argument-argument
yang menunjang kita saja atau harus membicarakan yang pro dan kontra
sekaligus.untuk menjawab sekaligus pertanyaan yang pertama banyak
penelitian telah dilakukan disekiotar konsep primacy-recency.
Imbauan Pesan (Message Appeals)
Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka kita harus
menyentuh motif yang menggerakan atau mendorong prilaku komunikate. Dengan
perkataan lain, kita secara psikologis mengimbau khalayak untuk menerima dan
melaksanakan gagasan kita. Dalam uraian kita yang terakhir ini, kita akan
membicarakan imbauan rasional, imbauan emosional, imbauan takut, imbauan
ganjaran dan imbauan motivasional. Imbauan rasional didasarkan pada anggapan
bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional yang baru bereaksi pada imbauan
rasional, bila imbauan rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional artinya
menyakinkan orang lain dengan pendekatan logis atau penyajian bukti-bukti.
8. Organisasi,Struktur
dan Imbauan Pesan
Aristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte
Rhetorica, menerangkan peranan taxsis dalam memperkuat efek pesan
persuasive. Yang dimaksud dengan taxsis adalah pembagian atau
rangkaian penyusunan pesan. Ia menyarankan agar setiap pembicaraan
disusun menurut urutan: pengantar, pertanyaan, argument, dan
kesimpulan. Pada tahun 1952, Beighley meninjau kembali berbagai
penelitian yang ,membandingkan efek pesan yang tersusun dengan
pesan yang tidak tersusun. Ia menemukan bukti yang nyata yang
menunjukkan bahwa pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih
mudah dimengerti dari pada pesan yang tidak tersusun dengan baik.
Alan H.Monroe pada akhir tahun 1930-an. Menyarankan lima langkah
dalam penyusunan pesan :
1) attention (perhatian)
2) need (kebutuhan)
3) satisfaction (pemuasan)
4) visualization (visualisasi)
5) action (tindakan)
9. KESIMPULAN
Dalam konsep psikologi komunikator, proses komunikasi
akan sukses apabila berhasil menunjukkan source credibility
atau menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan.
Pengaruh komunikasi kita pada orang lain, sebagaimana
dikemukakan oleh Herbert C. Kelman berupa 3 hal, yaitu :
Internalisasi, Identifikasi, dan Ketundukan (compliance)
Dalam ilmu psikologi pesan terdapat konsep yang berupa
teknik pengendalian perilaku orang lain yang disebut
bahasa. Dengan bahasa yang merupakan kumpulan kata,
komunikator dapat mengatur perilaku komunikate (orang
lain). Berbicara atau berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa. Dan selanjutnya, bahasa adalah pesan dalam
bentuk kata-kata dan kalimat, yang disebut pesan linguistik.
Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam
berkomunikasi, sehingga makna dari pesan itu sendiri
memperlancar interaksi social antar manusia. Sementara
tujuan dari komunikasi akan tercapai bila makna pesan yang
disampaikan komunikator sama dengan makna yang
diterima komunikan. Maka untuk mencapai tujuan itu,
pesan yang disampaikan biasanya diungkapkan melalui
perpaduan antara pesan verbal dan nonverbal
Karaketristik makna pesan meliputi : 1) makna ditentukan
oleh komunikator, 2). Makna yang disampaikan lewat pesan
verbal dan nonverbal tidak lengkap, 3). Makna bersifat unik,
4) Makna mencakup makna denotatif dan konotatif, 5)
Makna harus didasarkan pada konteks.