Ideologi didefinisikan sebagai seperangkat ide, gagasan, dan keyakinan yang sistematis dalam berbagai bidang. Pancasila dijelaskan sebagai ideologi terbuka Indonesia yang mengakui kebebasan individu namun tetap mementingkan nilai-nilai luhur bangsa. Ideologi Pancasila bersifat dinamis dan terbuka untuk menyesuaikan perkembangan zaman.
2. Kelompok 2:
1. Dewi Chandra M. (04)
2. Dyas Ariyani P. (07)
3. Elda Farah (08)
4. Hilda Rahmasari (11)
5. Liem, Septian A. (13)
6. Theodora Vania (25)
3. Pengertian Ideologi
• Ideologi berasal dari kata idea yang berarti Ilmu. Kata
idea berasal dari bahasa Yunani eidos yang berarti
bentuk.
• Kata Ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de
Tracy yang merupakan orang Perancis pada tahun
1796. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’,
suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
4. Ideologi menurut para ahli :
• A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah
seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori
ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang
atau sekelompok orang.
• Soerjono Soekanto menyatakan bahwa ideologi
adalah kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut
bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.
• Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai
seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh
realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
5. Ideologi menurut para ahli :
• Karl Marx, ideologi merupakan alat untuk mencapai
kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
• Descartes, ideologi adalah inti dari semua pemikiran
manusia.
• Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan
dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu
kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau suatu ras
tertentu.
• Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu
kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan
menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik
individual maupun sosial, termasuk kehidupan negara.
6. Ideologi menurut para ahli :
Ramlan Surbakti
Ideologi secara
fungsional
Ideologi doktriner
Ideologi pragmatis
Ideologi secara
struktural
7. • Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan
tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat
dan negara yang dianggap paling baik.
• Ideologi yang doktriner : ajaran-ajaran yang terkandung di
dalamnya dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya
diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat
pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme.
• Ideologi yang pragmatis : ajaran-ajaran yang terkandung di
dalamnya tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci,
namun dirumuskan secara umum, serta pelaksanaanya tidak
diawasi oleh aparta partai atau aparat pemerintah melainkan
dengan pengaturan kelembagaan.
• Ideologi secara struktural : sistem pembenaran,
seoperti gagasan dan formula politik atas setiap
kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
9. • Ideologi terbuka : Ideologi terbuka, merupakan suatu
pemikiran yang terbuka.
Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari
moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan
keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil
musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai
itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga
tidak langsung operasional.
• Ideologi tertutup : suatu sistem pemikiran tertutup.
Ciri-cirinya: merupakan cita-cita suatu kelompok orang
untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama
ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang
dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai
dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan
konkret dan operasional yang keras, yang diajukan
dengan mutlak.
10. Pengertian Ideologi secara umum
Ideologi adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan,
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
keagamaan.
11. Jenis-jenis ideologi
1. Ideologi Liberalisme (AS, Inggris): Paham yang
mengakui adanya kebebasan individu secara mutlak.
Secara mutlak : bebas , asalkan tidak bertentangan.
2. Ideologi Sosialis – Komunis
Ideologi Sosialisme (Cinna, Korea Utara):
Paham yang sama rasa , sama rata, dimana tidak
mengakui adanya hak pribadi. -Tidak ada hak
milik pribadi. contohnya: rumah, pesawat, tanah
semua itu adalah milik pemerintah.
Ideologi Komunisme : Ideologi ini mengajarkan
bahwa semua manusia adalah sama dan tidak
ada hak pribadi, karena semua faktor ekonomi
dan produksi dikuasai negara
12. Jadi Ideologi Sosialis Komunis adalah merupakan
paham atau aliran yang hendak menghapuskan hak milik
perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik yang
dikontrol oleh negara.
Adapun ciri-ciri paham sosialis komunis adalah
sebagai berikut :
1. Tiap manusia pada hakekatnya sama, sehingga tidak
adanya kelas-kelas dalam masyarakat.
2. Golongan ini selalu bersikap mendua terhadap negara. Di
satu pihak negara merupakan masin penindas dari kelas
yang satu terhadap kelas yang lain. Di pihak lain Negara
juga membutuhkan mereka.
3. Dalam mencapai tujuannya mereka menghalalkan segala
cara.
4. Mereka selalu menjanjikan pada pihak tertindas dan
kaum miskin tentang persamaan hak bagi setiap anggota
masyarakat, kebebasan dan kemerdekaan serta hasil
pembangunan dinikmati secara sama rata sama rasa.
13. 3. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali
(kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia.
Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup
semua nilai yang terkandung didalamnya.
Sedangkan ciri ideologi Pancasila yaitu :
1. Hubungan antara warganegara dengan Negara seimbang.
Warganegara dan Negara sama-sama diperhatikan
2. Agama erat hubungannya dengan Negara. Agama
mendapat perhatian penting dari Negara. Setiap
warganegara bebas beragama tetapi tidak diperbolehkan
tidak beragama atheis atau tidak percaya adanya Tuhan
tidak diperbolehkan.
14. Fungsi Utama
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut
Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu:
• Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara
bersama oleh suatu masyarakat,
• dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai
prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.
15. Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas,
dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
• Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber
dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada
waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan
dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka
bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam
dirinya.
• Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin
diicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi
dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi
realitas.
• Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran,
memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu
sehingga bersifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki
dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat
revelansinya dari masa ke masa.
16. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Ideologi Pancasila berdasarkan pada hakikat sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Oleh karena itu, Ideologi Pancasila mengakui atas
kebebasan hak-hak bermasyarakat. Berdasarkan
sifatnya, Ideologi Pancasila bersifat terbuka yang berarti
senantiasa mengantisipasi perkembangan aspirasi
rakyat sebagai pendukung ideologi. Ideolgi Pancasila
senantiasa merupakan wahana bagi tercapainya tujuan
bangsa.
17. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan
tertutup, namun bersofat reformatif, dinamis dan
terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis dan antisipatif dan senantiasa
mampu untuk menyesuaikan dengan perkembangan
jaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi rakyat. Keterbukaan Ideologi
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih konkrit, sehingga memiliki
kemampuan yang reformatif untuk memecahkan
masalah masalah aktual yang selalu berkembang.