SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BAB I 
PENDAHULUAN 
i 
A. Latar Belakang 
Ilmu politik adalah salah satu cabang ilmu sosial yang berdampingan erat dengan 
cabang ilmu sosial lainnya, namun walaupun ilmu-ilmu itu saling berdampingan dan 
berhubungan erat tentu ada pembatas antara ilmu politik dan ilmu-ilmu sosial lainnya 
dengan melihat sifat dan ruang lingkup ilmu politk itu sendiri. 
Sistem politik hanya merupakan salah satu dari bermacam-macam sistem yang terjadi 
di masayarakat, seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem komunikasi dan lain-lain. 
Setiap sistem tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing untuk menjaga kelangsungan 
hidup dari masyarakat tersebut. Dalam hal ini, maka sistem politik menjalankan fungsi-fungsi 
dan tujuan tertentu untuk masyarakat, yaitu merumuskan tujuan-tujuan masyarakat dan 
selanjutnya diaksanakan oleh kebijakan-kebijakan untuk kepentingan masyarakat. 
Karena itu, masyarakat perlu mengetahui dam memahami ilmu politik mulai dari lingkup 
kecil sampai lingkup yang labih luas. Agar masyarakat dapat berkontribusi langsung demi 
memajukan negara kita tercinta ini. 
B. Rumusan Masalah 
Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang 
akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah: 
1. Apa pengertian dari ilmu politik? 
2. Apa saja ruang lingkup dan tujuan dalam ilmu politik? 
3. Bagaimana konsep dasar Politik dan implementasi dalam pemerintahan? 
C. Tujuan Penulisan 
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan beberapa tujuan 
dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah: 
1. Untuk mengetahui pengertian dari politik. 
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan tujuan dari politik. 
3. Untuk mengetahui konsep dasar Politik dan implementasi dalam pemerintahan.
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
i 
A. Pengertian Politik 
Politik adalah perilaku dasar kehidupan manusia. Politik juga adalah proses 
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat berwujud proses pembuatan 
keputusan (decision making) khususnya dalam negara. Dengan demikian ilmu politik adalah 
cabang dari ilmu social yang berdampingan dengan cabang ilmu social lainnya seperti 
antropologi, sosiologi, ekonomi dan psikologi. Ilmu politik yang sama dengan ilmu social 
lainnya berobjekkan manusia sebagai kelompok masyarakat. Ilmu tersebut mempelajari 
tentang kerjasama manusia untuk mencapai sesuatu. 
Secara etimologis, politik berasal dari bahasa yunani “ Polis “ yang berarti kota 
berstatus negara. Istilah politik diartikan berbagai macam kegiatan tujuan-tujuan dari system 
itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Plato dan aristoles mengemukakan en dam 
onia atau the good life ( usaha-usaha mencapai kehidupan yang baik ). 
Disamping itu, politik juga dapat ditilik dari sudut pandang yang berbeda, yaitu antara lain : 
1. Teori klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk 
mewujudkan kebaikan bersama. 
2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. 
3. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapat dan mempertahankan 
kekuatan di masyarakat. 
4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan 
publik. 
Selain dari sudut pandang yang berbeda, para phylosophi tentang ilmu politik juga 
memberikan defenisi tentang ilmu politik. Diantaranya: 
1. Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu politik adalah 
ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan. 
2. Seely dan Stephen leacock, mengatakan bahwa ilmu politik merupakan ilmu yang serasi 
dalam menanggani pemerintahan. 
3. Pemikir dari Prancis juga mengeluarkan pendapatnya, Paul Janet menyikapi ilmu politik 
sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip- prinsip 
pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist. 
4. Lasswell berpendapat, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh dan 
kekuasaan. 
5. Ossip k.fletchteim dalam foundamental of political sience menegaskan bahwa ilmu politik 
adalah ilmu yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara sejauh Negara
merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan 
lain yang tidak resmi yang dapat mempengaruhi Negara(Political Science is that 
Specialized social Science that studies the nature and purose of the state so far as it a 
power organization and the nature and purpose of other unofficial power phenomen that 
are apt to influence the sate). 
6. J.Barents berpendapat, Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan Negara yang 
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. 
Dalam konteks memahami politik, yang perlu dipahami adalah kekuasaan politik, 
legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak 
kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik. 
Teori politik juga tidak lepas dari pelaksanaan politik, teori politik merupakan 
kegiatan mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut 
serta segala konsekoennya. Dalam teori politik ada beberapa bahasan, antara lain filsafat 
politik, konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, 
legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, 
dsb. 
Secara teoritis, ilmu politik terbagi atas dua, yaitu : 
1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational ini 
terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis. 
2. Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan 
mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan 
moral atau norma. 
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan 
masyarakat dengan pemusatan perhatian pada perjuangan manusia mencapai atau 
mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. 
i 
B. Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Politik 
Ruang lingkup kajian ilmu politik terbagi atas empat bidang berikut: 
1. Teori politik, yang meliputi politik, sejarah perkembangan dan ide-ide politik. 
2. Lembaga-lembaga politik, meliputi undang-undang dasar,pemerintah pusat (nasional), 
pemerintahan daerah atau lokal. Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah, dan 
perbandingan lembaga politik. 
3. Partai-partai, golongan umum, dan pendapatan umum. Mencakup partai politik, 
golongan-golongan, asosiasi-asosiasi, partisipasi warganegara dalam pemerintahan 
administrasi dan pendapat umum. 
4. Hubungan internasional, meliputi politik internasional, organisasi dunia, administrasi, dan 
hukum internasional.
Pada dasarnya ilmu politik mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan 
masyarakatdengan memusatkan perhatian pada perjuangan manusia mencari dan 
mempertahankan kekuasaan untuk mencapai tujuan. 
Ada 5 dasar konsep ilmu politik, yaitu: 
1. Negara 
2. Kekuasaan 
3. Pengambilan keputusan 
4. Kebijaksanaan 
5. Pembagian tugas. 
Sedangkan tujuan dari ilmu politik adalah untuk mengetahui dan membahas tentang 
pembagian wilyah, batas negara dan masalah yang berhubungan dengan kekuasaan 
negara. 
Perspektif Intelektual 
Tujuan politik adalah untuk berpolitik dan untuk tindakan politik. Agar dapat bertindak 
baik dalam politik, masyarakat harus mempelajari seni politik, asas dan nilai-nilai politik yang 
dianggap penting. Perspektif intelektual adalah perspektif yang memepergunakan diri sendiri 
sebagai titik tolak. Sebab perspektif itu bertolak dan di bangun berdasarkan pada apa yang 
dianggap salah oleh individu tersebut. 
Perspektif Politik 
Pandangan intelektual mengenai politik tidak jauh berbeda dengan pandangan politisi. 
Dimana politik hanya dipandang sebagai jalan untuk mendapatkan kekuasaan. 
i
BAB III 
METODE PENELITIAN 
A. Konsep Dasar Politik dan Implementasi dalam Pemerintahan 
Istilah negara muncul pertama kali pasa abad ke-15 di Eropa Barat, istilah ini berasal 
dari kata staat (bahasa Belanda dan Jerman). Pengertian negara seperti dikemukakan oleh 
F. Iswara, yaitu bahwa negara adalah suatu organisasi politik teritorial suatu bangsa yang 
mempunyai kedaulatan. 
Kedaulatan yang artinya bahwa pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan 
untuk mengatur dan membina kehidupan berbangsa dan bernegara dan ditaati oleh seluruh 
rakyat. Dalam mewujudkan tujuan nasional negara digerakkan oleh pemerintahan yang 
berdaulat dalam bentuk-bentuk demokrasi. 
i 
B. Pemerintah yang Berdaulat 
Pemerintah sebagai salah satu unsur negara adalah gabungan seluruh alat 
perlengkapan negara, oleh karena itu pemerintah haruslah berdaulat. Kedaulatan 
pemerintah ini dibagi menjadi dua, yaitu: 
1. Berdaulat kedalam, artinya pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk 
mengatur dan membina kehidupan berbangsa dan bernegara dan ditaati oleh seluruh 
rakyat. 
2. Berdaulat keluar, artinya pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk 
mengadakan hubungan dan kerjasama dengan negara lain, baik kerjasama politik, 
ekonomi, sosal budya serta melindungi keselamatan dan kedaulatan negara dari segala 
ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. 
Ada tiga macam pengertian pemerintah, yaitu: 
1. Pemerintah sebagai gabuangan seluruh badan kenegaraan atau gabungan seluruh alat 
perlengkapan negara dalam arti luas, yaitu meliputi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 
2. Pemerintah sebagai kepala negara atau badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa 
memerintah didalam wilayah-wilayah negara. 
3. Pemerintah sebagai dasar eksekutif, presiden dibantu oleh para menteri-menteri dan 
kabinet-kabinet. 
Jadi dapat disimpulkan, bahwa setiap pemerintah suatu negara harus berdaulat penuh 
kedalam dan keluar agar negara dapat berdiri tegak selamanya.
i 
C. Bentuk-Bentuk Demokrasi 
Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti 
pemerintahan. Jadi, suatu pemerintahan dikatakan demokratis apabila pemerintahan ada di 
tangan rakyat. Demokrasi dibagi menjadi tiga, yaitu: 
1. Demokrasi formal, adalah demokrasi yang menjujung tinggi persamaan dalam bidang 
politik. Tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam 
bidang ekonomi. Semua orang dianggap sederajat dan mempunyai hak yang sama, baik 
hak memilih, mengeluarkan pendapat,menjadiwakil rakyat, serta hak menjadi menteri. 
2. Demokrasi material, adalah demokrasi yang menitik beratkan pada usaha-usaha untuk 
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi sedangkan di bidang politik kurang 
mendapat perhatian. 
3. Demokrasi gaabungan, adalah demokrasi yang menggabungkan demokrasi formal dan 
demokrasi material dengan menghilangkan keburukan dan menggunakan kebaikannya. 
Cara penyaluran kehendak rakyat demokrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis 
berikut. 
a. Demokrasi langsung, yaitu rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya delam 
rapat akbar di lapangan terbuka yang dihadiri oleh seluruh rakyat. 
b. Demokrasi perwakilan, yaitu rakyat menyalurkan kehendak atau pendapatnya melalui 
perwakilannya yang duduk di “Dewan Perwakilan Rakyat”. 
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, demokrasi ini gabungan dari 
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil-wakilnya untuk 
duduk di “Dewan Perwakilan Rakyat” tetapi dikontrol oleh pengaruh rahyat melalui sistem 
“Referendum” dan “Inisiatif rakyat”. 
D. Sistem Pemerintahan Negara RI Menurut UUD 1945 
Mengenai sistem pemerintahan negara Indonesia dapat diketahui dalam penjelasan UUD 
1945, yang dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan. 
a. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hokum (Rechstaat) tidak berdasarkan 
atas kekuasaan belaka (Machsstaat). 
b. Sistem konstitusional. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hokum dasar)tidak 
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tak terbatas). 
c. Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara penjelasan UUD 1945 lebih 
lanjutmenyetarakan dalam menjalankan pemerintahan Negara kekuasaan dan tanggung 
jwab adalah di tanggan presiden. 
d. Presiden tidak beertanggung jawab kepda Dewan Perwakilan Rakyat. Disamping preside 
nada Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden harus mendapatkan persetujuan DPR untuk 
membuat UUD dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negar.
e. Menteri Negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR. 
f. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas. Walaupun kepala Negara (presiden) tidak 
bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan “dictator” atau kekuasaan tidak terbatas. 
i 
E. Lembaga-lembaga Tinggi Negara 
Dari bagan tersebut dapat kita ketahui hubungan antara Pancasila dan sistem UUD 1945 
dengan lembaga-lembaga Tinggi Negara. Seperti yang tergambar dalam bagan tersebut, 
lembaga tinggi Negara adalah: 
1. Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) 
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
4. Presiden 
5. Mahkamah Agung (MA) 
6. Mahkamah Konstitusi (MK)
BAB IV 
PEMBAHASAN 
i 
 Konsep-Konsep Politik 
Di bawah ini dikemukakan konsep-konsep yang diperkenalkan dan dikembangkan 
dalam pembelajaran ilmu politik. Adapun konsep konsep yang dimaksud, seperti kekuasaan, 
kedaulatan kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik, demokrasi, 
pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, hak asasi manusia, 
dan voting. 
1. Kekuasaan 
Konsep kekuasaan merujuk pada kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk 
memengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah 
laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan tersebut 
(budiardjo, 2000:35). Dengan demikian, konsep kekuasaan itu sangat luas karena setiap 
manusia pada hakikatnya merupakan subjek dan sekaligus sebagai objek dari kekuasaan itu. 
Missal presiden sekalipun harus tunduk kepada undang undang yang berlaku. 
Menurut Phillip (2000: 820), terdapat tiga sumber utama yang menyebabkan dalam 
mendefinisikan kekuasaan itu selalu ada perbedaan yang mendasar. 
a. adanya perbedaan disiplin dalam ilmu ilmu social yang menekankan perbedaan basis 
kekuasaan, missal kekayaan, status, pengetahuan, karisma, kekuatan, dan otoritas. 
b. Adanya perbedaan bentuk kekuasaan, seperti pengaruh, paksaan, dan control. 
c. Adanya perbedaan control penggunaan kekuasaan, tujuan untuk individu atau masyarakat, 
tujuan politik atau ekonomi. 
Begitupun mengenai diskusi diskusi pada tahun 1950, saat itu kekuasaan didominasi oleh 
perspektif-perspektif yang saling bertentangan yang ditawarkan oleh elite elit politik 
kekuasaan dengan menekankan kekuasaan sebagai bentuk dominasi yang dijalankan oleh 
suatu kelompok lain dengan keberadaan konflik kepentingan fundamental. Dalam hal ini 
contohnya Parsons yang menggunakan pendekatan structural fungsional, melihat kekuasaan “ 
kapasitas untuk mencapai suatu tujuan “ sementara Mills memandang kekuasaan sebagai 
suatu hubungan dimana satu pihak menang atas yang lain. 
2. Kedaulatan 
Konsep kedaulatan dibagi menjadi 2 telaahan, dilihat dari hokum tata Negara, konsep 
kedaulatan mengacu pada kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dan mutlak. Dilihat dari 
hokum internaasional mengacu pada kemerdekaan suatu Negara terhadap Negara Negara
lain Kemudian, jika dilihat dari jenis dan bentuknya, ragam kedaulatan itu dapat 
dibedakan menjadi 3 macam. 
1. kedaulatan hukum 
dalam hukum tata Negara menyatakan bahwa hokum itu berdaulat. Kedaulatan itu terlepas 
dari kedaulatan suatu Negara. Negara harus tunduk pada kedaulatan hukum walaupun tidak 
cocok dengan kehendak Negara. Adapun totkoh ajaran kedaulatan hokum tersebut adalah dari 
belanda hugo krabe. 
a. Kedaulatan Negara dalam hokum tata Negara menyatakan bahwa asas kedaulatan mutlak 
terletak pada kekuasaan Negara yang merupakan sumber hokum utama. Kehendak Negara 
tersebut yang termuat dalam perundang undangan dan hokum kebiasaan yang diakui 
dengan undang undang. Beberapa totokoh ajaran ini adalah Kelsen, laband, jhering, 
jellinek. 
i 
b. Kedaulatan rakyat 
Kedaulatan harus ada pada tangan rakyat. Implikasi dari bentuk kedaulatan tersebut bahwa 
kekuasaan untuk membuat perundang undangan harus dilakukan oleh rakyat dengan 
perantaan dewan perwakilan rakyat. Sebagai sumber hokum utama adalah undang 
undang. Dengan demikian, yang berdaulat adalah kehendak rakyat atau kehendak umum 
3. Kontrol Social 
Konsep control social mengacu pada pengaturan tingkah laku manusia oleh kekuatan social 
yang dilakukan di luar pemerintahan untuk memelihara menurut hokum dan aturan itu yang 
muncul dalam tiap tiap masyarakat dan institusi. Dengan demikian, kontrak social merupakan 
doktrin bahwa pemerintahan itu didirikan untuk dan oleh rakyat melandasi semua Negara 
yang menyatakan dirinya demokratis. Kontak social itu diperjuangkan sejak zaman Thomas 
Hobbess, Jhon Locke, dan JJ Rouseau. 
Hobbes yang baru saja mengalami kengerian perang saudara, membayangkan masyarakat 
berada dalam sebuah lingkungan alamiah yang anarkis, hidup dalam kekhawatiran 
penyerangan yang membawa kematian. Akhirnya, orang orang me mbuat perjanjian untuk 
menjamin pertdamaian. Kemudioan Locke menggantikan toeri Hobess, teori ini bersifat 
damai dan teratur, rakyat hokum moral dan alam, mengolah alam dan kepemilikan. 
Kontraktualisme selanjutnya dikembangkan oleh JJ Rousseau yang berpendapat pemerintah 
pada mulanya adalah konspirasi dari orang orang kaya untuk melindungi kepemilikan 
mereka, dalam kontak social yang ideal, individu dapat dengan bebas mempertukarkan 
otonomi alamiah mereka dengan saham dalam pemerintahan, hal itu dapat dicapai dengan
demokrasi partisipasi langsung. Kehendak bersama dengan demikian mewakili hal hal yang 
terbaik. 
4. Negara 
Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah organisasi pokok dalam 
kekuasaan politik, Negara pun merupakan alat dari masyarakat yang memiliki kekuasaan 
untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat untuk menertibnkan fenomena 
kekuasaan dalam masyarakat, sebab manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus 
suasana antagonistic yang penuh konflik. Negara meupakan organisasi yang dalam suatu 
wilyah dapat memaksakan kekuasaannya sevara sah terhadap semua golongan kekuasaan 
lainnya dan dapat menetapakan tujuan tujuan kehidupan bersama tersebut. Ada 2 tugas 
Negara yakni: 
a. Mengendalikan dan mengatur gejala gejala kekuasaan yang social ataupun bertentangan 
satu sama lain. Suapaya tidak jadi antagonisme yang sangat berbahaya. 
b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan golongan kea rah 
tercapainya tujuan tujuan dari masyarakat yang madani. 
Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi kemayarakatan disesuaikan satu sama lain 
dan diarahkan kepada tujuan nasional konsep Negara tesebut hanya mengacu pad a bentuk 
pemerintahan sipil khusunya yang berkembang di eropa pada abad ke 16, model tersebut 
telah banyak ditiru keberhasilan yang bervariasi. Negara adalah suatu struktur yang abstrak 
dan impersonal dari jabatana yang di pelihara secara kondisional dijalankan oleh individu 
individu tertentu setelah revolusi 1688, Jhon Locke mempublikasikan two treatises of 
government yang memperluas gambaran kekauan Negara yang bersifat tidak toleran 
sebagaimana diberikan oleh hobbes. Ia menertibkan pada kehendak umum komunitas warga 
Negara yang ditujukan untuk kepentingan public yang berpendapat bahwa republic 
merupakan kondisi yang diperlukan bagi perdamaian abadi dan di revolusi prancis. 
5. Pemerintah 
Pemerintah dapat kita bagi menjadi 4 pengertian: 
a. Pemerintah mengacu pada proses memerintah, yakni pelaksanaan oleh yang berwenang. 
b. Istilah ini dapat juga dipakai untuk meyebut keberadaan prose situ sendiri. Kepada kondisi 
i 
seperti apa adanya aturan dan tata aturan. 
c. Pemerintah acapkali menduduki otorotas dalam masyarakat atau lembaga, artinya kantor 
atau jabatan jabatan dalam pemerintahan.
d. Istilah ini dapat pula mengacu kepada bentuk, metode dan system pemerintahan dalam 
pemerintahan dan hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah. 
Beberapa kecendrungan dalam pemerintahan yang berdaulat pada masyarakat maju sekrang 
ini, paling tidak memiliki 3 perangkat dinas yang terpisah, yakni 
a. Peran legislative untuk membuat peraturan peraturan 
b. Peran eksekutif yang kadang kadang dicampuradukan dengan pemrintah bertanggung jwab 
menjalankan hokum itu dan dalam masyarakat politik yang sudah maju memainkan peran 
dominant dalam ususlan usulan peraturan yang baru, 
c. Peran yudikatif yang bertanggungjawab untuk menafsirkan huhkum dan menerpkannya 
i 
dalam masing masing kasus. 
Kajian tentang pemerintahan sudah berubah, terutama sejak prang dunia 2, karena sejalan 
dengan behavioralisme, kini fokusnya bergeser bagaimana pemerintah beroperasi. Baik 
lembaga lembaga formal maupun non formalnya. 
6. Legitimasi 
legitimasi menunjuk pada keterangan yang mengesahkan atau membenarkan bahwa 
pemegang kekuasaan maupun pemerintahan adalah benar benar orang yang dinaksud (yang 
secara hokum adalah sah). Legitimasi memegang peranan penting dalam system kekuasaan, 
mengingat dengan legitimasi yang di perolehnya tersebut dapat memudahkan ataupun 
melancarkan suatu pengaruh kekuasaan yang dimilki seorang maupun kelompok. Legitimasi 
tidak menjamin akan dapat memuaskan para anggotanya yang terus menerus tanpa batas 
dengan kemepimpinannya itu. 
Dalam teori modern terdapat asumsi bahwa legitimasi harus memilki gabungan cirri 
cirri otorotatif, hokum, perasaan, mengikat atau kebenaran yang melekat pada sebuah tatanan 
sebuah pemerintah atau Negara dianggap absah jika memiliki hak hak untuk memerintah. 
7. Oposisi 
Oposisi merujuk pada kelompok partai atau kelompok penentang terhadap pemerintah 
resmi yang mengkritik pendapat maupuan kebijaksanaan politik golongan yang terkuasa. 
Kehadiran oposisi tersebut memilki peranan yang penting dalam pemerintahan demokratis, 
terutama berperan sebagai oposisi yang sehat, merupakan penyeimbang maupun control 
terhadap pemerintah yang berkuasa, jika ada saja terjadi penyimpangan. 
Oposisi bukan hanya untuk mengawasi kekuasaan, tettapi semacam Devil`s Advocat yang 
memainkan peran sebagai peran yang menyelamatkan kita. Tragedy orde baru yang yang
dialami pemerintah inonesia bahwa oposisi dipandang sebgai setan tidak pernah diaui sebagai 
advocate atau pembela. 
i 
8. System Politik 
Konsep Sistem politik merupakan suatu istilah yang mengacu pada semua prose dan 
institusi yang mengakibatkan pembuatan kebijakan politik. Perjuangan persaingan kelompok 
untuk menguasai secara politik adalah suatu aspek yang utama dalam system politik. Secara 
sederhana dalam setiap system politik akan mencakup: 
1. Fungsi integrasi dan adaptasi tehadap masyarakat, baik ke luar maupun ke dalam. 
2. Penempatan nilai nilai berdasarkan kwewnangan 
3. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan baik secara sah maupun tidak sah. 
Berbicara tentang system politik sama halnya tentang berbicara tentang kehidupan politik 
masyarakat yang bersifat inrastruktur dan dalm kehidupan politik pemerintah 
9. Demokrasi 
Demokrasi secara umum merupakan system pemerintah yang segenap rakyatnya turut 
serta memerintah dengan perantara wakilnya, namun ada juga yang menyatakan suatu system 
politik dimana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas yang diawasi oleh wakil 
wakil yang di awasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan pemilihan berkala yang 
didasarkan atas prinsip persamaan politik 
Demokrasi sudah berjalan sejak zaman yunani kuno, dalam karya Yunani Kuno yang 
berjudul Polis atau Negara kota. Demokrasi adalah nama konstitusi. Aristoteles juga 
berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang tidak begitu bernilai dan demokrasi 
memainkan peran yang relative kecil dalam pemikiran politik saat itu. Menurut Poly bius 
menyatakan bahwa suatu konstitusi yang merupakan campuran berimbang dari elemen 
elemen monari, aristokrasi dan demokrasidapat stabil. Saat itu demokrasi dianggap “agresif” 
yang tidak stabil serta mengarah kepada tirani. 
Demorasi merupakan slogan yang dapat menggoda karena nampak menjanjikan dalam suatu 
bentuk pemerintahan yang ideal, harmonis, dan mencintai kebebasan, prinsip demokrasi 
senantiasa terus berubah, sejalan dengan perubahan masyarakat. 
Demokrasi sebagai suatu kekuatan orang banyak, namun yang memberikan kontribusi besar 
terhadap konsep demokrasi adalah revolsi prancis. Pada saat itulah demokrasi dianggap nama 
baru bagi aliran republikanisme yang merupakan kritik terhadap dominasi lemaa di Eropa.
i 
10. Pemilihan Umum 
Pemilihan umum adalah suatu kegiatan politik untuk memilih atau mementukan orang 
orang yang duduk di dewan legislative maupun eksekutif. Pemiliha umum juga masih 
diyakini sebagai cara terbaik untuk memilih pejabat public, penyelenggaraan pemilihan 
umum dapat dinyatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan sebagai barometer dari 
kehidpan demokrasi, terutama di negara Negara barat. Pemilihan umum sekarang telah 
meluas, pada tahun 1975, hanya 33 negara du dunia yang tidak menyelenggarakan pemilihan 
unum untuk memilih pemimpinnya. 
Adapun fungsi-fungsi pemilihan umum menurut Rose dan Mosawwir adalah: 
A. Menentukan pemerintahan secara langsung maupun tidak langsung; 
B. Sebagai wahana umpan balik antara pemilik suara dan pemerintah; 
C. Barometer dukungan rakyat terhadap penguasa; 
D. Sarana rekrutmen politik; 
E. Alat untuk mempertajam kepekaan pemerintah terhadap tuntunan rakyat. 
Unsur-unsur yang diperlukan dalam pemilihan umum adalah: 
a. Objek penilu, yaitu warga Negara yang menjadi pemimpinnya; 
b. System kepartaian atau pola dukungan; 
c. System pemilihan (elektoral system) yang menerjemahkan suara-suara menjadi kursi 
jabatan di parlemen maupun pemerintahan. 
11. Partai Politik 
Partai politik mengacu kepada sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil 
dengan tujuan merebut artau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi 
pimpinanan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan bagi para 
anggotanya, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisasi dimana para anggotanya 
memiliki orientasi, nilai-nilai, cita-cita, serta perjuangan yang sama, menurut Schlesinger 
partai politik adalah: 
a. Organisasi yang terlalu kecil untuk dapat membuat perubahan yang realistis untuk 
memenangkan jabatan public terutama posisi eksekutif. 
b. Partai revolusioner yang bertujuan untuk menghilangkan pemilihan yang kompetitif. 
c. Kelompok yang memerintah dalam Negara otoriter lainnya yang memilki satu partai.
i 
12. Desentralisasi 
Konsep Desentralisasi dalam ensiklopedi Indonesia dikemukakan sebagai 
pemindahan hak-hak pengaturan dan perintah dari badan badan penguasa atasan kepada yang 
lebih rendah. Desentralisasi bukan system yang berdidir sendiri, tetapi merupakan sesuatu 
rangkaian kesatuan dari suatu system yang lebih besar. Konsep desentralisasi sering 
dikacaukan dengan konsep-konsep dekonsentrasi maupun devolusi. 
Desentralisasi merupakan proses kewenangan yang diserahka pusat kepada daerah yang dapat 
dilakukan dengan delegasi melalui pejabat di daerah.maupun dengan devolusi kepada 
lembaga-lembaga otonomi daerah. 
13. Persamaan 
Konsep persamaan atau equality melekat pada beberapa disiplin ilmu. Dalam ilmu 
matematika, istilah persamaan memiliki makna bahwa persamaan sebagai sebuah konsep 
hubungan yang kompleks, sifatnya bervariasi. Para ilmuwan social sejak lama mencari 
validitas empiris atas arti persamaan tersebut. Plato menyatakan bahwa kedudukan politik 
setiap orang secara alamiah selalu berbeda. Christopher Jencks mengemukakan bahwa 
persamaan tidak hadir bersama dengan sendirinya, melainkan diupayakan atau dibuat. Ia 
menunjuk pada reformasi pendidikan sebagai salah satu hal ditekankan. Melalui pendidikan, 
seseorang dapat mengejar ketertinggalannya di berbagai bidang. 
14. Demontrasi 
Konsep Demontrasi secara umum berarti memamerkan, memperlihatkan, menunjukan 
dan membuktikan, namun dalam ilmu politik merupakan tindakan sekelompok orang yang 
secara beramai ramai menunjukan dukungan maupun protes kolektif, baik itu ketidakpuasaan 
atau ketidaksetujuan, demontrasi dapat berupa demontrasi konstitusional yang tertib dan rapi, 
bahkan enak dipandang mata layaknya sebagai tontonan. Namun dapat juga terjadi 
demontrasi yang anarkis dengan merusak saran public maupun memusuhi sekelompok orang. 
Teori Deprivasi Relatif adalah sebagai berikut: 
a. Deprivasi relative sebagai perubahan harapan dan kemampuan untuk memenuhi harapan 
itu, bentuk deprivasi dapat dibedakan berdasarkan pola-pola perubahan yakni: 
1. Deprivasi persisten, yaitu kemampuan yang secara konsatan berada dibawah harapan. 
2. Deprivasi aspirasional, yaitu harapan naik kemampuan konstan. 
3. Deprivasi dekremental, yaitu dimana harapan konstan dan kemampuan turun.
BAB V 
KESIMPULAN 
Politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan 
bermasyarakatdengan pemusatan perhatian pada perjuangan manusia mencari atau 
mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. Politik bertujuan untuk 
mencapai tujuan negara, diantaranya kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib, 
keadilan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. 
i
DAFTAR PUSTAKA 
1. Http://blogmerko.blogspot.com/2013/02/makalah-pkn-tentang-sistem-politik-di.html 
2. http://arsippresentnunu.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-politik-ham-dan.html 
3. http://izzati-site.blogspot.com/2013/01/makalah-ilmu-politik.html 
i
i 
MID TEST : ILMU LOGIKA 
ILMU POLITIK 
DI INDONESIA 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : LA TIRI 
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
KENDARI 
2013
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR..............................................................................................i 
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1 
B. Rumusan Masalah......................................................................................1 
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................1 
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................2 
A. Pengertian Politik.........................................................................................2 
B. Ruang Lingkup Dan Tujuan Ilmu Politik .....................................................3 
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................4 
A. Konsep Dasar Politik...................................................................................5 
B. Pemerintah yang Berdaulat........................................................................5 
C. Bentuk-Bentuk Demokrasi..........................................................................6 
D. Sistem Pemerintahan Negara RI Menurut UUD.........................................6 
E. Lembaga Lembaga Tinggi Negara.............................................................8 
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................7 
Konsep Konsep Politik ..............................................................................15 
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................15 
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16 
i
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat 
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan 
tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul 
“ ILMU POLITIK DI INDONESIA ” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman 
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau 
menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
i 
Raha, Juli 2013 
"Penulis"

More Related Content

What's hot

(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2reni mureni
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politikNina Muhaemin
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikShelly Selviana
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaMuhamad Yogi
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Muhamad Yogi
 
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnyaYusuf Abror
 
Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2Raidah Yusuf
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikMaeko Kaoin
 

What's hot (15)

(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Bahan presentasi2
Bahan presentasi2Bahan presentasi2
Bahan presentasi2
 
Makalah ilmu sosial dan politik
Makalah ilmu sosial dan politikMakalah ilmu sosial dan politik
Makalah ilmu sosial dan politik
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politik
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
 
Kelas xii bab i
Kelas xii bab i Kelas xii bab i
Kelas xii bab i
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
 
Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2Komunikasi politik 2
Komunikasi politik 2
 
ILMU POLITIK - Ilmu Politik 1
ILMU POLITIK - Ilmu Politik 1ILMU POLITIK - Ilmu Politik 1
ILMU POLITIK - Ilmu Politik 1
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 

Similar to ILMU POLITIK PENDAHULUAN

Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikLa Mone
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Tri Widodo W. UTOMO
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxSabridah
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxAmaliaMutiara1
 
konsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdf
konsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdfkonsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdf
konsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdfKangMusya1
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalAlfi Nugraha
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalAlfi Nugraha
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalAlfi Nugraha
 
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptxperpuspdbi
 
KULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptKULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptcheheru
 
Teori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptx
Teori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptxTeori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptx
Teori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptxdiana238333
 

Similar to ILMU POLITIK PENDAHULUAN (20)

Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3 (2)
Makalah ilmu politik  3 (2)Makalah ilmu politik  3 (2)
Makalah ilmu politik 3 (2)
 
Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)Makalah ilmu politik (2)
Makalah ilmu politik (2)
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
Politikdanstrateginasional 130617055951-phpapp01
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Tugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politikTugas final sejarah politik
Tugas final sejarah politik
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
konsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdf
konsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdfkonsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdf
konsepdasarpolitikpemerintahan-150608011127-lva1-app6892.pdf
 
Makalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politikMakalah dasar dasar politik
Makalah dasar dasar politik
 
Materi ilmu politik
Materi ilmu politikMateri ilmu politik
Materi ilmu politik
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
 
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasionalTugas bulan 4 politik dan strategi nasional
Tugas bulan 4 politik dan strategi nasional
 
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
 
KULIAH 3.ppt
KULIAH 3.pptKULIAH 3.ppt
KULIAH 3.ppt
 
Politik dan strategi
Politik dan strategiPolitik dan strategi
Politik dan strategi
 
Teori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptx
Teori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptxTeori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptx
Teori Politik (pertemuan ke-4) (1).pptx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

ILMU POLITIK PENDAHULUAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN i A. Latar Belakang Ilmu politik adalah salah satu cabang ilmu sosial yang berdampingan erat dengan cabang ilmu sosial lainnya, namun walaupun ilmu-ilmu itu saling berdampingan dan berhubungan erat tentu ada pembatas antara ilmu politik dan ilmu-ilmu sosial lainnya dengan melihat sifat dan ruang lingkup ilmu politk itu sendiri. Sistem politik hanya merupakan salah satu dari bermacam-macam sistem yang terjadi di masayarakat, seperti sistem ekonomi, sistem sosial, sistem komunikasi dan lain-lain. Setiap sistem tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing untuk menjaga kelangsungan hidup dari masyarakat tersebut. Dalam hal ini, maka sistem politik menjalankan fungsi-fungsi dan tujuan tertentu untuk masyarakat, yaitu merumuskan tujuan-tujuan masyarakat dan selanjutnya diaksanakan oleh kebijakan-kebijakan untuk kepentingan masyarakat. Karena itu, masyarakat perlu mengetahui dam memahami ilmu politik mulai dari lingkup kecil sampai lingkup yang labih luas. Agar masyarakat dapat berkontribusi langsung demi memajukan negara kita tercinta ini. B. Rumusan Masalah Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah: 1. Apa pengertian dari ilmu politik? 2. Apa saja ruang lingkup dan tujuan dalam ilmu politik? 3. Bagaimana konsep dasar Politik dan implementasi dalam pemerintahan? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah: 1. Untuk mengetahui pengertian dari politik. 2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan tujuan dari politik. 3. Untuk mengetahui konsep dasar Politik dan implementasi dalam pemerintahan.
  • 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA i A. Pengertian Politik Politik adalah perilaku dasar kehidupan manusia. Politik juga adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat berwujud proses pembuatan keputusan (decision making) khususnya dalam negara. Dengan demikian ilmu politik adalah cabang dari ilmu social yang berdampingan dengan cabang ilmu social lainnya seperti antropologi, sosiologi, ekonomi dan psikologi. Ilmu politik yang sama dengan ilmu social lainnya berobjekkan manusia sebagai kelompok masyarakat. Ilmu tersebut mempelajari tentang kerjasama manusia untuk mencapai sesuatu. Secara etimologis, politik berasal dari bahasa yunani “ Polis “ yang berarti kota berstatus negara. Istilah politik diartikan berbagai macam kegiatan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Plato dan aristoles mengemukakan en dam onia atau the good life ( usaha-usaha mencapai kehidupan yang baik ). Disamping itu, politik juga dapat ditilik dari sudut pandang yang berbeda, yaitu antara lain : 1. Teori klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. 2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. 3. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapat dan mempertahankan kekuatan di masyarakat. 4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik. Selain dari sudut pandang yang berbeda, para phylosophi tentang ilmu politik juga memberikan defenisi tentang ilmu politik. Diantaranya: 1. Menurut Bluntschli, Garner dan Frank Goodnow menyatakan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari lingkungan kenegaraan. 2. Seely dan Stephen leacock, mengatakan bahwa ilmu politik merupakan ilmu yang serasi dalam menanggani pemerintahan. 3. Pemikir dari Prancis juga mengeluarkan pendapatnya, Paul Janet menyikapi ilmu politik sebagai ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip- prinsip pemerintahan, Pendapat ini didukung juga oleh R.N. Gilchrist. 4. Lasswell berpendapat, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh dan kekuasaan. 5. Ossip k.fletchteim dalam foundamental of political sience menegaskan bahwa ilmu politik adalah ilmu yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara sejauh Negara
  • 3. merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tidak resmi yang dapat mempengaruhi Negara(Political Science is that Specialized social Science that studies the nature and purose of the state so far as it a power organization and the nature and purpose of other unofficial power phenomen that are apt to influence the sate). 6. J.Barents berpendapat, Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan Negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Dalam konteks memahami politik, yang perlu dipahami adalah kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik. Teori politik juga tidak lepas dari pelaksanaan politik, teori politik merupakan kegiatan mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekoennya. Dalam teori politik ada beberapa bahasan, antara lain filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb. Secara teoritis, ilmu politik terbagi atas dua, yaitu : 1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis. 2. Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan moral atau norma. Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan masyarakat dengan pemusatan perhatian pada perjuangan manusia mencapai atau mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. i B. Ruang Lingkup dan Tujuan Ilmu Politik Ruang lingkup kajian ilmu politik terbagi atas empat bidang berikut: 1. Teori politik, yang meliputi politik, sejarah perkembangan dan ide-ide politik. 2. Lembaga-lembaga politik, meliputi undang-undang dasar,pemerintah pusat (nasional), pemerintahan daerah atau lokal. Fungsi ekonomi dan sosial dari pemerintah, dan perbandingan lembaga politik. 3. Partai-partai, golongan umum, dan pendapatan umum. Mencakup partai politik, golongan-golongan, asosiasi-asosiasi, partisipasi warganegara dalam pemerintahan administrasi dan pendapat umum. 4. Hubungan internasional, meliputi politik internasional, organisasi dunia, administrasi, dan hukum internasional.
  • 4. Pada dasarnya ilmu politik mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan masyarakatdengan memusatkan perhatian pada perjuangan manusia mencari dan mempertahankan kekuasaan untuk mencapai tujuan. Ada 5 dasar konsep ilmu politik, yaitu: 1. Negara 2. Kekuasaan 3. Pengambilan keputusan 4. Kebijaksanaan 5. Pembagian tugas. Sedangkan tujuan dari ilmu politik adalah untuk mengetahui dan membahas tentang pembagian wilyah, batas negara dan masalah yang berhubungan dengan kekuasaan negara. Perspektif Intelektual Tujuan politik adalah untuk berpolitik dan untuk tindakan politik. Agar dapat bertindak baik dalam politik, masyarakat harus mempelajari seni politik, asas dan nilai-nilai politik yang dianggap penting. Perspektif intelektual adalah perspektif yang memepergunakan diri sendiri sebagai titik tolak. Sebab perspektif itu bertolak dan di bangun berdasarkan pada apa yang dianggap salah oleh individu tersebut. Perspektif Politik Pandangan intelektual mengenai politik tidak jauh berbeda dengan pandangan politisi. Dimana politik hanya dipandang sebagai jalan untuk mendapatkan kekuasaan. i
  • 5. BAB III METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Politik dan Implementasi dalam Pemerintahan Istilah negara muncul pertama kali pasa abad ke-15 di Eropa Barat, istilah ini berasal dari kata staat (bahasa Belanda dan Jerman). Pengertian negara seperti dikemukakan oleh F. Iswara, yaitu bahwa negara adalah suatu organisasi politik teritorial suatu bangsa yang mempunyai kedaulatan. Kedaulatan yang artinya bahwa pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengatur dan membina kehidupan berbangsa dan bernegara dan ditaati oleh seluruh rakyat. Dalam mewujudkan tujuan nasional negara digerakkan oleh pemerintahan yang berdaulat dalam bentuk-bentuk demokrasi. i B. Pemerintah yang Berdaulat Pemerintah sebagai salah satu unsur negara adalah gabungan seluruh alat perlengkapan negara, oleh karena itu pemerintah haruslah berdaulat. Kedaulatan pemerintah ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Berdaulat kedalam, artinya pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengatur dan membina kehidupan berbangsa dan bernegara dan ditaati oleh seluruh rakyat. 2. Berdaulat keluar, artinya pemerintah mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk mengadakan hubungan dan kerjasama dengan negara lain, baik kerjasama politik, ekonomi, sosal budya serta melindungi keselamatan dan kedaulatan negara dari segala ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Ada tiga macam pengertian pemerintah, yaitu: 1. Pemerintah sebagai gabuangan seluruh badan kenegaraan atau gabungan seluruh alat perlengkapan negara dalam arti luas, yaitu meliputi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 2. Pemerintah sebagai kepala negara atau badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah didalam wilayah-wilayah negara. 3. Pemerintah sebagai dasar eksekutif, presiden dibantu oleh para menteri-menteri dan kabinet-kabinet. Jadi dapat disimpulkan, bahwa setiap pemerintah suatu negara harus berdaulat penuh kedalam dan keluar agar negara dapat berdiri tegak selamanya.
  • 6. i C. Bentuk-Bentuk Demokrasi Demokrasi berasal dari kata demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintahan. Jadi, suatu pemerintahan dikatakan demokratis apabila pemerintahan ada di tangan rakyat. Demokrasi dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Demokrasi formal, adalah demokrasi yang menjujung tinggi persamaan dalam bidang politik. Tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Semua orang dianggap sederajat dan mempunyai hak yang sama, baik hak memilih, mengeluarkan pendapat,menjadiwakil rakyat, serta hak menjadi menteri. 2. Demokrasi material, adalah demokrasi yang menitik beratkan pada usaha-usaha untuk menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi sedangkan di bidang politik kurang mendapat perhatian. 3. Demokrasi gaabungan, adalah demokrasi yang menggabungkan demokrasi formal dan demokrasi material dengan menghilangkan keburukan dan menggunakan kebaikannya. Cara penyaluran kehendak rakyat demokrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut. a. Demokrasi langsung, yaitu rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya delam rapat akbar di lapangan terbuka yang dihadiri oleh seluruh rakyat. b. Demokrasi perwakilan, yaitu rakyat menyalurkan kehendak atau pendapatnya melalui perwakilannya yang duduk di “Dewan Perwakilan Rakyat”. c. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, demokrasi ini gabungan dari demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil-wakilnya untuk duduk di “Dewan Perwakilan Rakyat” tetapi dikontrol oleh pengaruh rahyat melalui sistem “Referendum” dan “Inisiatif rakyat”. D. Sistem Pemerintahan Negara RI Menurut UUD 1945 Mengenai sistem pemerintahan negara Indonesia dapat diketahui dalam penjelasan UUD 1945, yang dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan. a. Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hokum (Rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machsstaat). b. Sistem konstitusional. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hokum dasar)tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tak terbatas). c. Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara penjelasan UUD 1945 lebih lanjutmenyetarakan dalam menjalankan pemerintahan Negara kekuasaan dan tanggung jwab adalah di tanggan presiden. d. Presiden tidak beertanggung jawab kepda Dewan Perwakilan Rakyat. Disamping preside nada Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden harus mendapatkan persetujuan DPR untuk membuat UUD dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negar.
  • 7. e. Menteri Negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR. f. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas. Walaupun kepala Negara (presiden) tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan “dictator” atau kekuasaan tidak terbatas. i E. Lembaga-lembaga Tinggi Negara Dari bagan tersebut dapat kita ketahui hubungan antara Pancasila dan sistem UUD 1945 dengan lembaga-lembaga Tinggi Negara. Seperti yang tergambar dalam bagan tersebut, lembaga tinggi Negara adalah: 1. Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) 2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 4. Presiden 5. Mahkamah Agung (MA) 6. Mahkamah Konstitusi (MK)
  • 8. BAB IV PEMBAHASAN i  Konsep-Konsep Politik Di bawah ini dikemukakan konsep-konsep yang diperkenalkan dan dikembangkan dalam pembelajaran ilmu politik. Adapun konsep konsep yang dimaksud, seperti kekuasaan, kedaulatan kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik, demokrasi, pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, hak asasi manusia, dan voting. 1. Kekuasaan Konsep kekuasaan merujuk pada kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk memengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan tersebut (budiardjo, 2000:35). Dengan demikian, konsep kekuasaan itu sangat luas karena setiap manusia pada hakikatnya merupakan subjek dan sekaligus sebagai objek dari kekuasaan itu. Missal presiden sekalipun harus tunduk kepada undang undang yang berlaku. Menurut Phillip (2000: 820), terdapat tiga sumber utama yang menyebabkan dalam mendefinisikan kekuasaan itu selalu ada perbedaan yang mendasar. a. adanya perbedaan disiplin dalam ilmu ilmu social yang menekankan perbedaan basis kekuasaan, missal kekayaan, status, pengetahuan, karisma, kekuatan, dan otoritas. b. Adanya perbedaan bentuk kekuasaan, seperti pengaruh, paksaan, dan control. c. Adanya perbedaan control penggunaan kekuasaan, tujuan untuk individu atau masyarakat, tujuan politik atau ekonomi. Begitupun mengenai diskusi diskusi pada tahun 1950, saat itu kekuasaan didominasi oleh perspektif-perspektif yang saling bertentangan yang ditawarkan oleh elite elit politik kekuasaan dengan menekankan kekuasaan sebagai bentuk dominasi yang dijalankan oleh suatu kelompok lain dengan keberadaan konflik kepentingan fundamental. Dalam hal ini contohnya Parsons yang menggunakan pendekatan structural fungsional, melihat kekuasaan “ kapasitas untuk mencapai suatu tujuan “ sementara Mills memandang kekuasaan sebagai suatu hubungan dimana satu pihak menang atas yang lain. 2. Kedaulatan Konsep kedaulatan dibagi menjadi 2 telaahan, dilihat dari hokum tata Negara, konsep kedaulatan mengacu pada kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dan mutlak. Dilihat dari hokum internaasional mengacu pada kemerdekaan suatu Negara terhadap Negara Negara
  • 9. lain Kemudian, jika dilihat dari jenis dan bentuknya, ragam kedaulatan itu dapat dibedakan menjadi 3 macam. 1. kedaulatan hukum dalam hukum tata Negara menyatakan bahwa hokum itu berdaulat. Kedaulatan itu terlepas dari kedaulatan suatu Negara. Negara harus tunduk pada kedaulatan hukum walaupun tidak cocok dengan kehendak Negara. Adapun totkoh ajaran kedaulatan hokum tersebut adalah dari belanda hugo krabe. a. Kedaulatan Negara dalam hokum tata Negara menyatakan bahwa asas kedaulatan mutlak terletak pada kekuasaan Negara yang merupakan sumber hokum utama. Kehendak Negara tersebut yang termuat dalam perundang undangan dan hokum kebiasaan yang diakui dengan undang undang. Beberapa totokoh ajaran ini adalah Kelsen, laband, jhering, jellinek. i b. Kedaulatan rakyat Kedaulatan harus ada pada tangan rakyat. Implikasi dari bentuk kedaulatan tersebut bahwa kekuasaan untuk membuat perundang undangan harus dilakukan oleh rakyat dengan perantaan dewan perwakilan rakyat. Sebagai sumber hokum utama adalah undang undang. Dengan demikian, yang berdaulat adalah kehendak rakyat atau kehendak umum 3. Kontrol Social Konsep control social mengacu pada pengaturan tingkah laku manusia oleh kekuatan social yang dilakukan di luar pemerintahan untuk memelihara menurut hokum dan aturan itu yang muncul dalam tiap tiap masyarakat dan institusi. Dengan demikian, kontrak social merupakan doktrin bahwa pemerintahan itu didirikan untuk dan oleh rakyat melandasi semua Negara yang menyatakan dirinya demokratis. Kontak social itu diperjuangkan sejak zaman Thomas Hobbess, Jhon Locke, dan JJ Rouseau. Hobbes yang baru saja mengalami kengerian perang saudara, membayangkan masyarakat berada dalam sebuah lingkungan alamiah yang anarkis, hidup dalam kekhawatiran penyerangan yang membawa kematian. Akhirnya, orang orang me mbuat perjanjian untuk menjamin pertdamaian. Kemudioan Locke menggantikan toeri Hobess, teori ini bersifat damai dan teratur, rakyat hokum moral dan alam, mengolah alam dan kepemilikan. Kontraktualisme selanjutnya dikembangkan oleh JJ Rousseau yang berpendapat pemerintah pada mulanya adalah konspirasi dari orang orang kaya untuk melindungi kepemilikan mereka, dalam kontak social yang ideal, individu dapat dengan bebas mempertukarkan otonomi alamiah mereka dengan saham dalam pemerintahan, hal itu dapat dicapai dengan
  • 10. demokrasi partisipasi langsung. Kehendak bersama dengan demikian mewakili hal hal yang terbaik. 4. Negara Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah organisasi pokok dalam kekuasaan politik, Negara pun merupakan alat dari masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat untuk menertibnkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat, sebab manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonistic yang penuh konflik. Negara meupakan organisasi yang dalam suatu wilyah dapat memaksakan kekuasaannya sevara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan dapat menetapakan tujuan tujuan kehidupan bersama tersebut. Ada 2 tugas Negara yakni: a. Mengendalikan dan mengatur gejala gejala kekuasaan yang social ataupun bertentangan satu sama lain. Suapaya tidak jadi antagonisme yang sangat berbahaya. b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan golongan kea rah tercapainya tujuan tujuan dari masyarakat yang madani. Negara menentukan bagaimana kegiatan asosiasi kemayarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan nasional konsep Negara tesebut hanya mengacu pad a bentuk pemerintahan sipil khusunya yang berkembang di eropa pada abad ke 16, model tersebut telah banyak ditiru keberhasilan yang bervariasi. Negara adalah suatu struktur yang abstrak dan impersonal dari jabatana yang di pelihara secara kondisional dijalankan oleh individu individu tertentu setelah revolusi 1688, Jhon Locke mempublikasikan two treatises of government yang memperluas gambaran kekauan Negara yang bersifat tidak toleran sebagaimana diberikan oleh hobbes. Ia menertibkan pada kehendak umum komunitas warga Negara yang ditujukan untuk kepentingan public yang berpendapat bahwa republic merupakan kondisi yang diperlukan bagi perdamaian abadi dan di revolusi prancis. 5. Pemerintah Pemerintah dapat kita bagi menjadi 4 pengertian: a. Pemerintah mengacu pada proses memerintah, yakni pelaksanaan oleh yang berwenang. b. Istilah ini dapat juga dipakai untuk meyebut keberadaan prose situ sendiri. Kepada kondisi i seperti apa adanya aturan dan tata aturan. c. Pemerintah acapkali menduduki otorotas dalam masyarakat atau lembaga, artinya kantor atau jabatan jabatan dalam pemerintahan.
  • 11. d. Istilah ini dapat pula mengacu kepada bentuk, metode dan system pemerintahan dalam pemerintahan dan hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah. Beberapa kecendrungan dalam pemerintahan yang berdaulat pada masyarakat maju sekrang ini, paling tidak memiliki 3 perangkat dinas yang terpisah, yakni a. Peran legislative untuk membuat peraturan peraturan b. Peran eksekutif yang kadang kadang dicampuradukan dengan pemrintah bertanggung jwab menjalankan hokum itu dan dalam masyarakat politik yang sudah maju memainkan peran dominant dalam ususlan usulan peraturan yang baru, c. Peran yudikatif yang bertanggungjawab untuk menafsirkan huhkum dan menerpkannya i dalam masing masing kasus. Kajian tentang pemerintahan sudah berubah, terutama sejak prang dunia 2, karena sejalan dengan behavioralisme, kini fokusnya bergeser bagaimana pemerintah beroperasi. Baik lembaga lembaga formal maupun non formalnya. 6. Legitimasi legitimasi menunjuk pada keterangan yang mengesahkan atau membenarkan bahwa pemegang kekuasaan maupun pemerintahan adalah benar benar orang yang dinaksud (yang secara hokum adalah sah). Legitimasi memegang peranan penting dalam system kekuasaan, mengingat dengan legitimasi yang di perolehnya tersebut dapat memudahkan ataupun melancarkan suatu pengaruh kekuasaan yang dimilki seorang maupun kelompok. Legitimasi tidak menjamin akan dapat memuaskan para anggotanya yang terus menerus tanpa batas dengan kemepimpinannya itu. Dalam teori modern terdapat asumsi bahwa legitimasi harus memilki gabungan cirri cirri otorotatif, hokum, perasaan, mengikat atau kebenaran yang melekat pada sebuah tatanan sebuah pemerintah atau Negara dianggap absah jika memiliki hak hak untuk memerintah. 7. Oposisi Oposisi merujuk pada kelompok partai atau kelompok penentang terhadap pemerintah resmi yang mengkritik pendapat maupuan kebijaksanaan politik golongan yang terkuasa. Kehadiran oposisi tersebut memilki peranan yang penting dalam pemerintahan demokratis, terutama berperan sebagai oposisi yang sehat, merupakan penyeimbang maupun control terhadap pemerintah yang berkuasa, jika ada saja terjadi penyimpangan. Oposisi bukan hanya untuk mengawasi kekuasaan, tettapi semacam Devil`s Advocat yang memainkan peran sebagai peran yang menyelamatkan kita. Tragedy orde baru yang yang
  • 12. dialami pemerintah inonesia bahwa oposisi dipandang sebgai setan tidak pernah diaui sebagai advocate atau pembela. i 8. System Politik Konsep Sistem politik merupakan suatu istilah yang mengacu pada semua prose dan institusi yang mengakibatkan pembuatan kebijakan politik. Perjuangan persaingan kelompok untuk menguasai secara politik adalah suatu aspek yang utama dalam system politik. Secara sederhana dalam setiap system politik akan mencakup: 1. Fungsi integrasi dan adaptasi tehadap masyarakat, baik ke luar maupun ke dalam. 2. Penempatan nilai nilai berdasarkan kwewnangan 3. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan baik secara sah maupun tidak sah. Berbicara tentang system politik sama halnya tentang berbicara tentang kehidupan politik masyarakat yang bersifat inrastruktur dan dalm kehidupan politik pemerintah 9. Demokrasi Demokrasi secara umum merupakan system pemerintah yang segenap rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakilnya, namun ada juga yang menyatakan suatu system politik dimana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas yang diawasi oleh wakil wakil yang di awasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip persamaan politik Demokrasi sudah berjalan sejak zaman yunani kuno, dalam karya Yunani Kuno yang berjudul Polis atau Negara kota. Demokrasi adalah nama konstitusi. Aristoteles juga berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang tidak begitu bernilai dan demokrasi memainkan peran yang relative kecil dalam pemikiran politik saat itu. Menurut Poly bius menyatakan bahwa suatu konstitusi yang merupakan campuran berimbang dari elemen elemen monari, aristokrasi dan demokrasidapat stabil. Saat itu demokrasi dianggap “agresif” yang tidak stabil serta mengarah kepada tirani. Demorasi merupakan slogan yang dapat menggoda karena nampak menjanjikan dalam suatu bentuk pemerintahan yang ideal, harmonis, dan mencintai kebebasan, prinsip demokrasi senantiasa terus berubah, sejalan dengan perubahan masyarakat. Demokrasi sebagai suatu kekuatan orang banyak, namun yang memberikan kontribusi besar terhadap konsep demokrasi adalah revolsi prancis. Pada saat itulah demokrasi dianggap nama baru bagi aliran republikanisme yang merupakan kritik terhadap dominasi lemaa di Eropa.
  • 13. i 10. Pemilihan Umum Pemilihan umum adalah suatu kegiatan politik untuk memilih atau mementukan orang orang yang duduk di dewan legislative maupun eksekutif. Pemiliha umum juga masih diyakini sebagai cara terbaik untuk memilih pejabat public, penyelenggaraan pemilihan umum dapat dinyatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan sebagai barometer dari kehidpan demokrasi, terutama di negara Negara barat. Pemilihan umum sekarang telah meluas, pada tahun 1975, hanya 33 negara du dunia yang tidak menyelenggarakan pemilihan unum untuk memilih pemimpinnya. Adapun fungsi-fungsi pemilihan umum menurut Rose dan Mosawwir adalah: A. Menentukan pemerintahan secara langsung maupun tidak langsung; B. Sebagai wahana umpan balik antara pemilik suara dan pemerintah; C. Barometer dukungan rakyat terhadap penguasa; D. Sarana rekrutmen politik; E. Alat untuk mempertajam kepekaan pemerintah terhadap tuntunan rakyat. Unsur-unsur yang diperlukan dalam pemilihan umum adalah: a. Objek penilu, yaitu warga Negara yang menjadi pemimpinnya; b. System kepartaian atau pola dukungan; c. System pemilihan (elektoral system) yang menerjemahkan suara-suara menjadi kursi jabatan di parlemen maupun pemerintahan. 11. Partai Politik Partai politik mengacu kepada sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan merebut artau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinanan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan bagi para anggotanya, partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisasi dimana para anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai, cita-cita, serta perjuangan yang sama, menurut Schlesinger partai politik adalah: a. Organisasi yang terlalu kecil untuk dapat membuat perubahan yang realistis untuk memenangkan jabatan public terutama posisi eksekutif. b. Partai revolusioner yang bertujuan untuk menghilangkan pemilihan yang kompetitif. c. Kelompok yang memerintah dalam Negara otoriter lainnya yang memilki satu partai.
  • 14. i 12. Desentralisasi Konsep Desentralisasi dalam ensiklopedi Indonesia dikemukakan sebagai pemindahan hak-hak pengaturan dan perintah dari badan badan penguasa atasan kepada yang lebih rendah. Desentralisasi bukan system yang berdidir sendiri, tetapi merupakan sesuatu rangkaian kesatuan dari suatu system yang lebih besar. Konsep desentralisasi sering dikacaukan dengan konsep-konsep dekonsentrasi maupun devolusi. Desentralisasi merupakan proses kewenangan yang diserahka pusat kepada daerah yang dapat dilakukan dengan delegasi melalui pejabat di daerah.maupun dengan devolusi kepada lembaga-lembaga otonomi daerah. 13. Persamaan Konsep persamaan atau equality melekat pada beberapa disiplin ilmu. Dalam ilmu matematika, istilah persamaan memiliki makna bahwa persamaan sebagai sebuah konsep hubungan yang kompleks, sifatnya bervariasi. Para ilmuwan social sejak lama mencari validitas empiris atas arti persamaan tersebut. Plato menyatakan bahwa kedudukan politik setiap orang secara alamiah selalu berbeda. Christopher Jencks mengemukakan bahwa persamaan tidak hadir bersama dengan sendirinya, melainkan diupayakan atau dibuat. Ia menunjuk pada reformasi pendidikan sebagai salah satu hal ditekankan. Melalui pendidikan, seseorang dapat mengejar ketertinggalannya di berbagai bidang. 14. Demontrasi Konsep Demontrasi secara umum berarti memamerkan, memperlihatkan, menunjukan dan membuktikan, namun dalam ilmu politik merupakan tindakan sekelompok orang yang secara beramai ramai menunjukan dukungan maupun protes kolektif, baik itu ketidakpuasaan atau ketidaksetujuan, demontrasi dapat berupa demontrasi konstitusional yang tertib dan rapi, bahkan enak dipandang mata layaknya sebagai tontonan. Namun dapat juga terjadi demontrasi yang anarkis dengan merusak saran public maupun memusuhi sekelompok orang. Teori Deprivasi Relatif adalah sebagai berikut: a. Deprivasi relative sebagai perubahan harapan dan kemampuan untuk memenuhi harapan itu, bentuk deprivasi dapat dibedakan berdasarkan pola-pola perubahan yakni: 1. Deprivasi persisten, yaitu kemampuan yang secara konsatan berada dibawah harapan. 2. Deprivasi aspirasional, yaitu harapan naik kemampuan konstan. 3. Deprivasi dekremental, yaitu dimana harapan konstan dan kemampuan turun.
  • 15. BAB V KESIMPULAN Politik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam kehidupan bermasyarakatdengan pemusatan perhatian pada perjuangan manusia mencari atau mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yang diinginkan. Politik bertujuan untuk mencapai tujuan negara, diantaranya kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib, keadilan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. i
  • 16. DAFTAR PUSTAKA 1. Http://blogmerko.blogspot.com/2013/02/makalah-pkn-tentang-sistem-politik-di.html 2. http://arsippresentnunu.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-politik-ham-dan.html 3. http://izzati-site.blogspot.com/2013/01/makalah-ilmu-politik.html i
  • 17. i MID TEST : ILMU LOGIKA ILMU POLITIK DI INDONESIA DISUSUN OLEH : NAMA : LA TIRI PRODI : ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013
  • 18. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah............................................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................................1 C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................1 BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................2 A. Pengertian Politik.........................................................................................2 B. Ruang Lingkup Dan Tujuan Ilmu Politik .....................................................3 BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................4 A. Konsep Dasar Politik...................................................................................5 B. Pemerintah yang Berdaulat........................................................................5 C. Bentuk-Bentuk Demokrasi..........................................................................6 D. Sistem Pemerintahan Negara RI Menurut UUD.........................................6 E. Lembaga Lembaga Tinggi Negara.............................................................8 BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................7 Konsep Konsep Politik ..............................................................................15 BAB V KESIMPULAN...........................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................16 i
  • 19. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ ILMU POLITIK DI INDONESIA ” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. i Raha, Juli 2013 "Penulis"