SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
PRINSIP PERAWATAN
KULIT & LUKA - 2
Lingkup pembahasan :
1. Pemilihan balutan yang ideal
2. Menciptakan lingkungan yang optimal
untuk penyembuhan (Hemostasis,
pengangkatan benda asing,
3. Penatalaksanaan luka yang terinfeksi,
4. Penatalaksanaan luka dengan banyak
eksudat, penatalaksanaan luka dalam
yang bersih dengan sedikit eksudat)
Dressing ( balutan ) luka merupakan
suatu material yang digunakan untuk
menutupi luka. Tujuan penutupan
luka adalah untuk melindungi luka
dari infeksi eksternal sampai
penyembuhan alami terjadi, dan dari
gesekan dengan pakaian
Pemilihan dressing ( balutan ) yang
tepat merupakan hal yang penting
dalam perawatan luka. Prinsip dasar
pemilihan dressing yang optimal
antara lain, jika luka memiliki eksudat
yang luas, maka cairan harus diserap,
jika luka memiliki jaringan nekrotik
atau debris asing maka harus diterapi
dengan antibiotika.
Balutan yang ideal
Terapi Topikal dan seni membalut
Terapi topikal atau bahan balutan topikal
( luar) = dressing adalah bahan yang
digunakan secara topikal atau
menempel pada permukaan kulit.
Perawatan luka , bahan topikal adalah
obat yang digunakan untuk
mempercepat penyembuhan luka
dengan membantu menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang dapat
mendukung penyembuhan luka.
Ada berbagai jenis balutan ( terapi topikal)
yang ada di Indonesia dan tidak ada jenis
balutan luka yang spesifik untuk satu jenis
luka dan pasien.
Jenis balutan pada umumnya yang tersedia :
 Calcium alginate
 Hydrocolloid
 Hydroactive gel
 Hydrocellulose
 Collagen
 Polyurethane foam
 Metronidazole powder
 Gamgee,
 Transparent film
 Salep herbal TTOO
 Mycostatin mouthwash powder
 Silver Sulfadiazine
 Hydophobic gauze
Balutan :
a. Balutan utama/ primary
b. Balutan penutup / secondary
Pengkajian awal yang dapat
mendukung pemilihan terapi topikal
yang tepat digunakan pada satu
klien.
Tujuan Pemilihan Balutan.
1. Menciptakan lingkungan yang
kondusif dalam penyembuhan luka
2. Meningkatkan kenyamanan klien
3. Melindungi luka dan kulit sekitarnya
4. Mengurangi nyeri
5. Mempertahankan suhu pada luka
6. Mengontrol dan mencegah
perdarahan
7. Menampung eksudat
8. Imobilisasi bagian tubuh yang luka
9. Aplikasi penekanan pada area
perdarahan atau vena yang statis
10. Mencegah dan menangani infeksi pada
luka
11. Mengurangi stres yang ditimbulkan oleh
luka dengan menutup secara tepat
Jenis dan kegunaan balutan
Metode pemilihan balutan dengan
memperhatikan :
1. Warna dasar luka
2. Jumlah eksudat
3. Ada tidaknya infeksi
Jenis dan kemampuan terapi topikal dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Manajemen warna dasar luka ( W)
Balutan yang dapat mengatasi warna
dasar luka ( merah-kuning-hitam)
a. Salep herbal Tea Tree ( TTO)
b. Zinc cream
c. Hydrogel
d. Hydrocolloid paste
e. Madu
f. Aloe vera dll
2. Manajemen Eksudat ( E)
Jenis balutan yang dapat mengatasi
eksudat ( sedikit, sedang, banyak dan
sangat banyak )
1. Transparent film
2. Hydrocolloid
3. Calcium alginate
4. Hydrocellulose
5. Polyurethane foam
6. Absorben : kasa
7. Kantong stoma
3. Manajemen Infeksi ( I)
Jenis balutan yang dapat mengatasi
infeksi ( infeksi lokal, tanda infeksi
sistemik)
a. Silver ionized
b. Cadexomer iodine
c. Hydrophobic
d. TTO
e. Metronidazol
f. Madu
Ada beberapa jenis balutan yang
digunakan sebagai pengganti kulit :
a. Transparent film
b. Tulle gras
c. Collagen dll
Balutan yang berfungsi sebagai fiksasi
a. Elastik verban ( bandage)
b. Adhesive verband ( bandage)
c. Orthopedic wool
d. Tape
Balutan primer : balutan yang berfungsi
dalam manajemen W + I
Balutan sekunder : mengatasi eksudat
Menciptakan lingkungan yang optimal
untuk penyembuhan luka
 Wound dressing diibaratkan
sebagai baju ( dress) yang berfungsi
melindungi kulit dari paparan luar 
secara fisik, mekanik, biologik hingga
kimiawi yang berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan lebih lanjut
akibat luka.
Wound dressing bertujuan menciptakan
lingkungan yang kondusif dalam proses
penyembuhan luka.
Karakteristik dan pengaruh klinis dari
wound dressing terhadap wound healing
antara lain :
 Kelembaban lingkungan luka  wound
dressing diharapkan dapat mencegah
kekeringan dan kematian sel, sehingga
meningkatkan migrasi epidermis,
mendukung autolisis yang diakibatkan oleh
dehidrasi dari jaringan yang kering.
 Absorbsi ( menghilangkan darah dan
kelebihan eksudat)
Kelebihan eksudat mengandung
enzim pendegradasi jaringan akan
menghambat proliferasi dan aktivitas
sel  hancurnya matrix material
eksatraseluler dan growth factor 
penundaan proses penyembuhan
 Pertukaran gas ( uap air dan udara)
Permebialitas uap air akan
mengontrol pengaturan eksudat.
Jaringan yang mempunyai tingkat
oksigen rendah menstimulasi
angiogenesis. Peningkatan oksigen
dalam jaringan menstimulasi
epitalisasi dan fibroblast
 Mencegah infeksi
Infeksi memperpanjang fase inflamasi,
menunda sintesi kolagen, mencegah
migrasi epidermis dan menginduksi
kerusakan jaringan. Luka yang
terinfeksi menimbulkan bau yang tidak
sedap.
 Memenuhi syarat untuk isolasi kulit.
Suhu jaringan yang normal akan
memperbaiki aliran darah pada wund
bed. Suhu jaringan yang normal juga
akan meningkatkan migrasi
epidermis
 Tingkat perlekatan rendah.
Dressing yang mudah melekat
menimbulkan rasa sakit dan sulit
untuk dilepas sehingga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan
 Biaya murah
Sekalipun material modern dressing
lebih mahal dari dressing
konvensional, respon yang lebih cepat
untuk pengobatan dapat menghemat
biaya keseluruhan.
PENATALAKSANAAN LUKA YANG
TERINFEKSI
Ada beberapa prinsip penatalaksanaan
infeksi yang dapat dilakukan petugas
kesehatan dalam merawat pasien secara
holistik :
Kenali tanda dan gejala inflamasi,
kolonisasi
Lakukan pemeriksaan kultur swab luka 
interpretasi hasil kultur  berikan
antibiotika yang tepat
 Pelajari jenis kuman , gunakan
antimikroba topikal yang tepat dan cocok
untuk pasien
Minimalkan kontaminasi silang 
mempertahankan prinsip bersih atau
steril dalam perawatan luka
Gunakan cairan pencuci luka yang tepat
.
Berikan edukasi kepada pasien dan
keluarga tentang kebutuhan sistemik (
asupan nutrisi, kontrol kadar glukosa
darah, vitamin )
Ada 3 hal penting dalam menangani luka
infeksi :
1. Respon host
2. Kurangi jumlah kuman dalam luka
3. Tindakan umum
RESPON
HOST
• Optimalkan
penatalaksanaan
komorbiditas
• Eliminasi infeksi
• Optimalkan
status nutrisi
dan hidrasi
• Cari dan atasi
kondisi infeksi
lain
KURANGI
BAKTERI
LUKA
• Cegah
kontaminasi luka
• Fasilitasi
drainase luka
• Optimalkan
dasar luka
• Terapi
antimikroba-
antiseptik
topikal
TINDAKAN
UMUM
• Atasi jika ada
gejala sistemik :
nyeri, demam
• Berikan edukasi
pada pasien dan
keluarga
• Optimalkan
kerjasma pasien
dengan rencana
penatalaksanaan
• Pastikan
dukungan
psikososial
Evaluasi kembali secara teratur:
 Hubungkan frekwensi re-evaluasi dengan
keparahan infeksi
 Apakah luka klien mengalami kemajuan
 Apakah luka mulai membaik
 Jika tidak, re-evaluasi pasien dan luka
sesuaikan dengan penatalaksanaannya
 Pemantauan secara sistemik dan
pencatatan gejala  mendeteksi
peningkatan atau penurunan
Penatalaksanaan Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh
akibat terganggu penyembuhan luka oleh
bebarapa faktor:
1. Sistemik
2. Lokal
Luka kronis terjadi karena :
 Delayed primary healing  dan terus
berulang
 Benda asing dalam luka & jaringan
nekrosis
Yang harus diperhatikan dalam perawatan
luka kronis:
 Pengkajian berkelanjutan
 Persiapan dasar luka
 Kebutuhan penanganan dengan prinsip
steril atau bersih
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Pendidikan kesehatan
 Perbaikan aktivitas sehari-hari pasien
hingga kemampuan optimal
Persiapan Dasar Luka
International Wound Bed Perparation
Advisory Board ( IWBPAB) 
mengembangkan konsep persiapan dasar
luka.
Persiapan dasar luka adalah
penatalaksanaan luka sehingga dapat
meningkatkan penyembuhan dari dalam
tubuh sendiri atau memfasilitasi efektivitas
terapi lain.
Metode ini bertujuan mempersiapkan dasar
luka dari adanya :
 Infeksi
 Benda asing
 Jaringan mati
Menjadi merah terang dengan proses
epitelisasi yang baik
Manajemen TIME  Vincent Falanga, 2003
T = Manajemen Jaringan
I = Manajemen infeksi
M = Manejemen pengaturan kelembaban
luka
E = Manajemen tepi luka untuk mendukung
proses epitelisasi
Time : Manajemen jaringan
Tindakan utama adalah debridemant 
mengangkat atau menghilangkan jaringan
mati, jaringan terinfeksi, benda asing 
dasar luka dengan vaskularisasi baik
tIme : Manajemen infeksi
Yaitu mengatasi perkembangan jumlah
kuman pada luka
Luka dikatakan infeksi, jika ada tanda
 Inflamasi/infeksi
 Eksudat purulent, bertambah dan bau
 Luka meluas
 Pem. Diagnostik : lekosit meningkat
 Kultur eksudat : bakteri > 10 / g jaringan
Kegiatan mengontrol infeksi dengan memilih
cairan pencuci yang tepat dan
menggunakan balutan antimikroba yang
tepat.
Teknik pencucian luka:
 Swabbing
 Water presuure
 Irigasi
Tugas : cari jenis-jenis cairan pencuci luka
tiMe : Manajemen Pengaturan Kelembapan
luka.
 Luka kering : hidrocolloid
 Luka dengan eksudat minimal : hidrogel,
hidrocolloid
 Luka dengan eksudat sedang : calcium
alginate, hidrofiber
 Luka dengan eksudat banyak : hidrofiber,
foam lembaran
timE : Manajemen Tepi luka
Dimulai dari proses epitelisasi
Proses penutupan luka terjadi pada fase
proliferasi.
Epitel atau tepi luka sangat penting 
proses epitelisasi
Manajemen 3M
1. Mencuci luka
2. Membuang jaringan mati
3. Memilih balutan yangtepat
Mencuci luka
 Memilih cairan pencuci luka yang tepat,
tidak merusak jaringan, mengurangi
jumlah kuman
 Mencuci dengan lembut dan perlahan
 Pengkajian luka lengkap
Membuang jaringan mati
 Debridemant dengan tepat
 Melakukan CSWD ( Conservative Sharp
Wound Debridemant) dengan benar
Memilih balutan yang tepat
 Balutan yang dapat mendukung autolisis
dedrimenat
 Balutan dapat mempertahankan
kelembapan
 Balutan yang dapat melindungi kulit
sekitar luka dan tepi luka
 Balutan yang dapat mengontrol infeksi
 Balutan yang dapat mendukung granulasi
PRINSIP PERAWATAN LUKA

More Related Content

What's hot (20)

Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA
Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA
Blefaritis AKPER PEMKAB MUNA
 
Perawatan Luka Modern
Perawatan Luka ModernPerawatan Luka Modern
Perawatan Luka Modern
 
Wound care new
Wound care newWound care new
Wound care new
 
Morbus hansen ppt
Morbus hansen pptMorbus hansen ppt
Morbus hansen ppt
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Tinea corporis
Tinea corporisTinea corporis
Tinea corporis
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
Konsep Luka
Konsep LukaKonsep Luka
Konsep Luka
 
Mastoiditis
MastoiditisMastoiditis
Mastoiditis
 
Skrofuloderma
SkrofulodermaSkrofuloderma
Skrofuloderma
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2
 
OMA & OMSK
OMA & OMSKOMA & OMSK
OMA & OMSK
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
03 patologi manusia penyakit infeksi
03 patologi manusia   penyakit infeksi03 patologi manusia   penyakit infeksi
03 patologi manusia penyakit infeksi
 
Asuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitisAsuhan keperawatan apendisitis
Asuhan keperawatan apendisitis
 

Similar to PRINSIP PERAWATAN LUKA

Similar to PRINSIP PERAWATAN LUKA (20)

Perawatan luka bencana
Perawatan luka bencanaPerawatan luka bencana
Perawatan luka bencana
 
Ppt Perawatan Luka 1.pdf
Ppt Perawatan Luka 1.pdfPpt Perawatan Luka 1.pdf
Ppt Perawatan Luka 1.pdf
 
Teknik perawatan luka
Teknik perawatan lukaTeknik perawatan luka
Teknik perawatan luka
 
Modern Dressing........................pdf
Modern Dressing........................pdfModern Dressing........................pdf
Modern Dressing........................pdf
 
PERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptxPERAWATAN_LUKA.pptx
PERAWATAN_LUKA.pptx
 
Perawatan luka 2
Perawatan luka 2Perawatan luka 2
Perawatan luka 2
 
Wound Management.pptx
Wound Management.pptxWound Management.pptx
Wound Management.pptx
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitanKonsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
Konsep perawatan luka bersih dan angkat jahitan
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
 
Burn Wound Management 21.pdf
Burn Wound Management 21.pdfBurn Wound Management 21.pdf
Burn Wound Management 21.pdf
 
Perawatan luka dasar
Perawatan luka dasarPerawatan luka dasar
Perawatan luka dasar
 
PR Post Responsi.pdf
PR Post Responsi.pdfPR Post Responsi.pdf
PR Post Responsi.pdf
 
Merawat luka
Merawat lukaMerawat luka
Merawat luka
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
Tugas pp tik
Tugas pp tikTugas pp tik
Tugas pp tik
 
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx11. Perawatan Luka  power point Ns.Heny-1.pptx
11. Perawatan Luka power point Ns.Heny-1.pptx
 
Penyembuhanluka1 180402013348
Penyembuhanluka1 180402013348Penyembuhanluka1 180402013348
Penyembuhanluka1 180402013348
 

More from Army Of God

Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikumArmy Of God
 
Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Army Of God
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryArmy Of God
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletalArmy Of God
 
Teknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesTeknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesArmy Of God
 
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019Army Of God
 
Soal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obatSoal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obatArmy Of God
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinArmy Of God
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinArmy Of God
 
Referensi jurnal rina
Referensi jurnal rinaReferensi jurnal rina
Referensi jurnal rinaArmy Of God
 
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Army Of God
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposalArmy Of God
 
Ppt gadar bu etik
Ppt gadar bu etikPpt gadar bu etik
Ppt gadar bu etikArmy Of God
 
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017Army Of God
 
Perencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisiPerencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisiArmy Of God
 

More from Army Of God (20)

Ulkus tungkai
Ulkus tungkaiUlkus tungkai
Ulkus tungkai
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikum
 
Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injury
 
Trauma kepala
Trauma kepalaTrauma kepala
Trauma kepala
 
Trauma muskuloskeletal
Trauma  muskuloskeletalTrauma  muskuloskeletal
Trauma muskuloskeletal
 
Uji pair t test
Uji pair t testUji pair t test
Uji pair t test
 
Wilms tumor
Wilms tumorWilms tumor
Wilms tumor
 
Teknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesTeknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetes
 
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
 
Soal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obatSoal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obat
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulin
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulin
 
Referensi jurnal rina
Referensi jurnal rinaReferensi jurnal rina
Referensi jurnal rina
 
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposal
 
Ppt gadar bu etik
Ppt gadar bu etikPpt gadar bu etik
Ppt gadar bu etik
 
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017
 
Perencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisiPerencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisi
 
Pengkajian luka
Pengkajian lukaPengkajian luka
Pengkajian luka
 

Recently uploaded

PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 

Recently uploaded (12)

PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 

PRINSIP PERAWATAN LUKA

  • 1. PRINSIP PERAWATAN KULIT & LUKA - 2 Lingkup pembahasan : 1. Pemilihan balutan yang ideal 2. Menciptakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan (Hemostasis, pengangkatan benda asing, 3. Penatalaksanaan luka yang terinfeksi, 4. Penatalaksanaan luka dengan banyak eksudat, penatalaksanaan luka dalam yang bersih dengan sedikit eksudat)
  • 2. Dressing ( balutan ) luka merupakan suatu material yang digunakan untuk menutupi luka. Tujuan penutupan luka adalah untuk melindungi luka dari infeksi eksternal sampai penyembuhan alami terjadi, dan dari gesekan dengan pakaian
  • 3. Pemilihan dressing ( balutan ) yang tepat merupakan hal yang penting dalam perawatan luka. Prinsip dasar pemilihan dressing yang optimal antara lain, jika luka memiliki eksudat yang luas, maka cairan harus diserap, jika luka memiliki jaringan nekrotik atau debris asing maka harus diterapi dengan antibiotika.
  • 4. Balutan yang ideal Terapi Topikal dan seni membalut Terapi topikal atau bahan balutan topikal ( luar) = dressing adalah bahan yang digunakan secara topikal atau menempel pada permukaan kulit.
  • 5. Perawatan luka , bahan topikal adalah obat yang digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dengan membantu menciptakan dan mempertahankan kondisi yang dapat mendukung penyembuhan luka.
  • 6. Ada berbagai jenis balutan ( terapi topikal) yang ada di Indonesia dan tidak ada jenis balutan luka yang spesifik untuk satu jenis luka dan pasien. Jenis balutan pada umumnya yang tersedia :  Calcium alginate  Hydrocolloid  Hydroactive gel  Hydrocellulose  Collagen  Polyurethane foam
  • 7.  Metronidazole powder  Gamgee,  Transparent film  Salep herbal TTOO  Mycostatin mouthwash powder  Silver Sulfadiazine  Hydophobic gauze
  • 8. Balutan : a. Balutan utama/ primary b. Balutan penutup / secondary Pengkajian awal yang dapat mendukung pemilihan terapi topikal yang tepat digunakan pada satu klien.
  • 9. Tujuan Pemilihan Balutan. 1. Menciptakan lingkungan yang kondusif dalam penyembuhan luka 2. Meningkatkan kenyamanan klien 3. Melindungi luka dan kulit sekitarnya 4. Mengurangi nyeri 5. Mempertahankan suhu pada luka 6. Mengontrol dan mencegah perdarahan
  • 10. 7. Menampung eksudat 8. Imobilisasi bagian tubuh yang luka 9. Aplikasi penekanan pada area perdarahan atau vena yang statis 10. Mencegah dan menangani infeksi pada luka 11. Mengurangi stres yang ditimbulkan oleh luka dengan menutup secara tepat
  • 11. Jenis dan kegunaan balutan Metode pemilihan balutan dengan memperhatikan : 1. Warna dasar luka 2. Jumlah eksudat 3. Ada tidaknya infeksi
  • 12. Jenis dan kemampuan terapi topikal dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : 1. Manajemen warna dasar luka ( W) Balutan yang dapat mengatasi warna dasar luka ( merah-kuning-hitam) a. Salep herbal Tea Tree ( TTO) b. Zinc cream c. Hydrogel d. Hydrocolloid paste e. Madu f. Aloe vera dll
  • 13. 2. Manajemen Eksudat ( E) Jenis balutan yang dapat mengatasi eksudat ( sedikit, sedang, banyak dan sangat banyak ) 1. Transparent film 2. Hydrocolloid 3. Calcium alginate 4. Hydrocellulose 5. Polyurethane foam 6. Absorben : kasa 7. Kantong stoma
  • 14. 3. Manajemen Infeksi ( I) Jenis balutan yang dapat mengatasi infeksi ( infeksi lokal, tanda infeksi sistemik) a. Silver ionized b. Cadexomer iodine c. Hydrophobic d. TTO e. Metronidazol f. Madu
  • 15. Ada beberapa jenis balutan yang digunakan sebagai pengganti kulit : a. Transparent film b. Tulle gras c. Collagen dll
  • 16. Balutan yang berfungsi sebagai fiksasi a. Elastik verban ( bandage) b. Adhesive verband ( bandage) c. Orthopedic wool d. Tape Balutan primer : balutan yang berfungsi dalam manajemen W + I Balutan sekunder : mengatasi eksudat
  • 17. Menciptakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka  Wound dressing diibaratkan sebagai baju ( dress) yang berfungsi melindungi kulit dari paparan luar  secara fisik, mekanik, biologik hingga kimiawi yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan lebih lanjut akibat luka.
  • 18. Wound dressing bertujuan menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses penyembuhan luka. Karakteristik dan pengaruh klinis dari wound dressing terhadap wound healing antara lain :  Kelembaban lingkungan luka  wound dressing diharapkan dapat mencegah kekeringan dan kematian sel, sehingga meningkatkan migrasi epidermis, mendukung autolisis yang diakibatkan oleh dehidrasi dari jaringan yang kering.
  • 19.  Absorbsi ( menghilangkan darah dan kelebihan eksudat) Kelebihan eksudat mengandung enzim pendegradasi jaringan akan menghambat proliferasi dan aktivitas sel  hancurnya matrix material eksatraseluler dan growth factor  penundaan proses penyembuhan
  • 20.  Pertukaran gas ( uap air dan udara) Permebialitas uap air akan mengontrol pengaturan eksudat. Jaringan yang mempunyai tingkat oksigen rendah menstimulasi angiogenesis. Peningkatan oksigen dalam jaringan menstimulasi epitalisasi dan fibroblast
  • 21.  Mencegah infeksi Infeksi memperpanjang fase inflamasi, menunda sintesi kolagen, mencegah migrasi epidermis dan menginduksi kerusakan jaringan. Luka yang terinfeksi menimbulkan bau yang tidak sedap.
  • 22.  Memenuhi syarat untuk isolasi kulit. Suhu jaringan yang normal akan memperbaiki aliran darah pada wund bed. Suhu jaringan yang normal juga akan meningkatkan migrasi epidermis
  • 23.  Tingkat perlekatan rendah. Dressing yang mudah melekat menimbulkan rasa sakit dan sulit untuk dilepas sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
  • 24.  Biaya murah Sekalipun material modern dressing lebih mahal dari dressing konvensional, respon yang lebih cepat untuk pengobatan dapat menghemat biaya keseluruhan.
  • 25. PENATALAKSANAAN LUKA YANG TERINFEKSI Ada beberapa prinsip penatalaksanaan infeksi yang dapat dilakukan petugas kesehatan dalam merawat pasien secara holistik : Kenali tanda dan gejala inflamasi, kolonisasi Lakukan pemeriksaan kultur swab luka  interpretasi hasil kultur  berikan antibiotika yang tepat
  • 26.  Pelajari jenis kuman , gunakan antimikroba topikal yang tepat dan cocok untuk pasien Minimalkan kontaminasi silang  mempertahankan prinsip bersih atau steril dalam perawatan luka Gunakan cairan pencuci luka yang tepat . Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan sistemik ( asupan nutrisi, kontrol kadar glukosa darah, vitamin )
  • 27. Ada 3 hal penting dalam menangani luka infeksi : 1. Respon host 2. Kurangi jumlah kuman dalam luka 3. Tindakan umum
  • 28. RESPON HOST • Optimalkan penatalaksanaan komorbiditas • Eliminasi infeksi • Optimalkan status nutrisi dan hidrasi • Cari dan atasi kondisi infeksi lain KURANGI BAKTERI LUKA • Cegah kontaminasi luka • Fasilitasi drainase luka • Optimalkan dasar luka • Terapi antimikroba- antiseptik topikal TINDAKAN UMUM • Atasi jika ada gejala sistemik : nyeri, demam • Berikan edukasi pada pasien dan keluarga • Optimalkan kerjasma pasien dengan rencana penatalaksanaan • Pastikan dukungan psikososial
  • 29. Evaluasi kembali secara teratur:  Hubungkan frekwensi re-evaluasi dengan keparahan infeksi  Apakah luka klien mengalami kemajuan  Apakah luka mulai membaik  Jika tidak, re-evaluasi pasien dan luka sesuaikan dengan penatalaksanaannya  Pemantauan secara sistemik dan pencatatan gejala  mendeteksi peningkatan atau penurunan
  • 30. Penatalaksanaan Luka Kronis Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh akibat terganggu penyembuhan luka oleh bebarapa faktor: 1. Sistemik 2. Lokal Luka kronis terjadi karena :  Delayed primary healing  dan terus berulang  Benda asing dalam luka & jaringan nekrosis
  • 31. Yang harus diperhatikan dalam perawatan luka kronis:  Pengkajian berkelanjutan  Persiapan dasar luka  Kebutuhan penanganan dengan prinsip steril atau bersih  Peningkatan kualitas hidup pasien  Pendidikan kesehatan  Perbaikan aktivitas sehari-hari pasien hingga kemampuan optimal
  • 32. Persiapan Dasar Luka International Wound Bed Perparation Advisory Board ( IWBPAB)  mengembangkan konsep persiapan dasar luka. Persiapan dasar luka adalah penatalaksanaan luka sehingga dapat meningkatkan penyembuhan dari dalam tubuh sendiri atau memfasilitasi efektivitas terapi lain.
  • 33. Metode ini bertujuan mempersiapkan dasar luka dari adanya :  Infeksi  Benda asing  Jaringan mati Menjadi merah terang dengan proses epitelisasi yang baik
  • 34. Manajemen TIME  Vincent Falanga, 2003 T = Manajemen Jaringan I = Manajemen infeksi M = Manejemen pengaturan kelembaban luka E = Manajemen tepi luka untuk mendukung proses epitelisasi
  • 35. Time : Manajemen jaringan Tindakan utama adalah debridemant  mengangkat atau menghilangkan jaringan mati, jaringan terinfeksi, benda asing  dasar luka dengan vaskularisasi baik
  • 36. tIme : Manajemen infeksi Yaitu mengatasi perkembangan jumlah kuman pada luka Luka dikatakan infeksi, jika ada tanda  Inflamasi/infeksi  Eksudat purulent, bertambah dan bau  Luka meluas  Pem. Diagnostik : lekosit meningkat  Kultur eksudat : bakteri > 10 / g jaringan
  • 37. Kegiatan mengontrol infeksi dengan memilih cairan pencuci yang tepat dan menggunakan balutan antimikroba yang tepat. Teknik pencucian luka:  Swabbing  Water presuure  Irigasi Tugas : cari jenis-jenis cairan pencuci luka
  • 38. tiMe : Manajemen Pengaturan Kelembapan luka.  Luka kering : hidrocolloid  Luka dengan eksudat minimal : hidrogel, hidrocolloid  Luka dengan eksudat sedang : calcium alginate, hidrofiber  Luka dengan eksudat banyak : hidrofiber, foam lembaran
  • 39. timE : Manajemen Tepi luka Dimulai dari proses epitelisasi Proses penutupan luka terjadi pada fase proliferasi. Epitel atau tepi luka sangat penting  proses epitelisasi
  • 40. Manajemen 3M 1. Mencuci luka 2. Membuang jaringan mati 3. Memilih balutan yangtepat
  • 41. Mencuci luka  Memilih cairan pencuci luka yang tepat, tidak merusak jaringan, mengurangi jumlah kuman  Mencuci dengan lembut dan perlahan  Pengkajian luka lengkap
  • 42. Membuang jaringan mati  Debridemant dengan tepat  Melakukan CSWD ( Conservative Sharp Wound Debridemant) dengan benar
  • 43. Memilih balutan yang tepat  Balutan yang dapat mendukung autolisis dedrimenat  Balutan dapat mempertahankan kelembapan  Balutan yang dapat melindungi kulit sekitar luka dan tepi luka  Balutan yang dapat mengontrol infeksi  Balutan yang dapat mendukung granulasi