SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PERAWATAN LUKA
By : Crew UGD ( UNIT GAWAT DARURAT )
P E N D A H U L U A N
Kulit berfungsi sebagai barier terhadap bahaya lingkungan.
Kulit melindungi tubuh dari kerusakan akibat mekanik,
radiasi, efek termal, kimia dan invasi mikroorganisme. Luka
meninmbulkan hilangnya fungsi perlindungan oleh kulit,
Bakteri dapat masuk ke jaringan yang lebih dalam dan
menimbulkan perlawanan tubuh serta menimbulkan infeksi.
Luka kecil dapat sembuh tanpa perhatian dari pelayanan
kesehatan, jika bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk
penyembuhan ( suplai darah cukup, sistem kekebalan, serta
nutrisi baik, Tetapi luka besar/lebar atau luka disengaja
(intensional) khususnya operasi memerlukan perawatan
agar penyembuhan optimal.
LUKA
Luka Adalah rusaknya kontinuitas dari jaringan
tubuh
 Terbagi atas:
 Luka tetutup, tidak terjadi kerusakan pada
jaringan kulit
 Luka terbuka, kerusakaa pada kulit atau
membran mukosa,
• Luka intensional (dibuat sengaja)
 Luka tidak intensional (kecelakaan)
 Luka bersih (bebas dari organisme/
patogen)
 Luka terkontaminasi
JENIS LUKA
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI:
 Luka insisi
Dibuat sengaja atau tidak sengaja oleh benda tajam(pisua,
pisau bedah
 Luka kontisio
Benturan benda tumpul, kulit tetap utuh tetapi jaringan di
bawahnya dan pembuluh darah rusak. Kulit kelihatan
memar, Kontusio adalah luka tidak disengaja.
 Luka abrasi
Geseran atau garukan pada kulit, tidak disengaja, luka
gores pada lutut saat jatuh waktu lari, menghilangkan
jaringan parut melalui bedah plastik
 Punktur/luka tusuk
Oleh benda tajam masuk melalui kulit dan jaringan
di bawahnya. disengaja; Jarum pada injeksi Tidak
disengaja; tertusuk paku
 Luka laserasi
Luka tersobek secara kasar, lebih dalam dari luka
abrasi tidak disengaja, biasanya kecelakaan
 Luka penetrasi
Benda terdorong masuk ke kulit atau membran
mukosa, (pecahan atau peluruh) tidak disengaja
Jenis luka…
PENYEMBUHAN LUKA
Proses regenarasi penyembuhan luka ada 3 fase:
1. Fase inflamasi
a. Terlihat selama dan beberapa hari pertama setelah cedera
b. Fibrin menghentikan perdarahan dan menghasilkan eschar
c. Makrofag muncul pada luka, manghasilaknn enzim-enzim dan
zat- zat penyembuhan lain misalnya faktor mengaktivasi
fibroblast
d. Terjadi dalam 2 jam dan sempurna 24-28 jam setelah cedera.
2. Fase proliferasi
a. Dimulai 4-5 hari setelah cedera dan selesia dalam waktu 2
minggu
b. Fibroblast terbentuk sepanjang jaringan fibrin
c. Fibrin diabsorbsi,pembuluh darah dan limfe menghasilkan
jaringan granulasi tipis, lembut dan berwarna merah muda,
membentuk eschar: reflacement healing (penyembuhan
pengganti)
Penyembuhan luka…
3. Fase maturasi
Pembuluh darah kecil mulai hilang
dan penggantian serat kolagen
dengan jaringan yang lebih kuat
Eschar terlihat lebih kecil. Dalam
waktu 15 - 20 hari luka terlihat
normal, tapi belum mencapai
kekuatan sempurna
PENYEMBUHAN YANG
TERHAMBAT
 Faktor yang berperan:
◦ Menurunnya sirkulasi (faktor usia, penyakit)
◦ Perubahan status nutrisi (protein, zat besi,vitamin)
◦ Terapi farmakologi yang dapat mempengaruhi respon
inflamasi
◦ Merokok; berdampak pada suplai oksigen perifer ke
jaringan
◦ Obesitas; jaringan lemak--- vaskuler ----nutrisi
◦ Tekanan pada luka, disebabkan oleh faktor fisik
(jahitan, balutan ketat, respon hormonal terhadap
nyeri yang lama, faktor fisiologi: tidak seimbang
cairan & elektrolit.
◦ Komplikasi luka: perdarahan, infeksi.
KOMPLIKASI LUKA
Perdarahan
Infeksi menyebabkan penyembuhan lama
Mekanis ;
 Dehiscence (terpisahnya tepi-tepi luka),
 komplikasi pasca operasi
 Tanda awal : adanya cairan keluar dari luka
 Sering pada : orang tua >45 tahun, gemuk, kurang
nutrisi, tekanan (batuk)
 Eviscerasi adalah hasil dari dehiscence
PERAWATAN LUKA
1. Prinsip perawatan luka, dapat dilakukan secara
terbuka dan tertutup
 Perawatan terbuka : pada luka sederhana dan
dangkal
 Perawatan tertutup :
 Mencegah luka dari trauma
 Mengimobilisasi daerah luka
 Mencegah perdarahan
 Mencegah kontaminasi kuman
 Mengabsorbsi drainage
 Meningkatkan kenyaman fisik dan psikologis
 Debridement sel nekrotik
Perawatan luka…
2. Indikasi mengganti balutan
◦ Balutan kotor atau basah akibat eksternal
◦ Ada rembesan eksudat
◦ Ingin mengkaji keadaan luka
◦ Dengan frekuensi tertentu untuk memepercepat
debridement jaringan nekrotik
3. Indikasi balutan kering dan basah
◦ Balutan basah: Untuk luka basah dan banyak drainage
◦ Balutan kering: untuk luka kering/drainage minimal
4. Membersihkan luka
◦ Luka kering cukup diusap dengan larutan antiseptik
◦ Luka berwarna kekuningan/terinfeksi dibersihkan
dengan pencucian sampai pus terangkat
◦ Luka warna hitam (nokrotik), dinekrotomi
KETERAMPILAN MEMBALUT LUKA
 Memasang dan mengganti balutan
 Basah persiapan alat
 Kering tujuan
prosedur
 Mengangkat balutan
 Mengangkat jahitan
 Membuka bungkusan steril
 Menuangkan cairan steril
DEFINISI
Ganggren adalah luka yang terinfeksi
disertai dengan adanya jaringan yang
mati berwarna kehitaman dan membau
akibat pembusukan oleh bakteri.
Oleh karena itu perlu diganti balutan
secara khusus
TUJUAN PERAWATAN GANGREN
Tujuan perawatan gangren:
- Mencegah meluasnya infeksi
- Memberi rasa nyaman pada klien
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan proses penyembuhan
luka
MACAM – MACAM GANGGREN
1. Ganggren kering
Ganggren kering dimulai pada bagian distal ekstermitas karena
iskemia dan sering terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia
arteriosklerosis . Ganggren kering menyebar perlahan - lahan
hingga mencapai titik dimana suplai darah tidak memadai untuk
menjaga jaringan yang layak. Orang dengan gangguan aliran darah
perifer, seperti diabetes, memiliki risiko lebih besar untuk mengidap
gangren kering. Tanda – tanda awal gangren kering adalah nyeri dan
sensasi dingin di daerah bencana bersama dengan pucat danging.
Macam – macam
ganggren…
2. Ganggren Basah
Ganggren basah terjadi pada jaringan alami lembab dan organ
seperti mulut,usus,paru-paru,leher rahim dan vulva. Produk beracun
yang dibentuk oleh bakteri di serap menyebabkan manifestasi
sistemik septikemia dan akhirnya mati. Bagian yang terkena
edematous, lembut, amis, busuk dan gelap. Kegelapan di gangren
basah terjadi karena mekanisme yang sama seperti pada gangren
kering.
3. Gas Ganggren
Gas ganggren adalah infeksi bakteri yang menghasilkan gas di
dalam jaringan. Ini adalah bentuk yang mematikan gangren biasanya
disebabkan oleh clostridium perfringes.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya
gangren kaki diabetik :
a. Faktor endogen:
- genetik, metabolik
- angiopati diabetik
- Neuropati diabetik
b. Faktor eksogen:
- Trauma
- Infeksi
KLASIFIKASI
GANGGREN
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi
6 tingkatan:
Derajat 0 : Tidak ada lesi, kulit masih utuh dgn
kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki
Derajat I : Ulkus superficial terbatas pada kulit
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan
tulang
KLASIFIKASI
GANGGREN…
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa
osteomilitis
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal
kaki dengan atau selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian
tungkai
PENATALAKSA
NAAN
Tujuan penatalaksanaan luka ganggren diabetic adalah
1. Mencegah meluasnya infeksi
2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Mengurangi nyeri
4. Meningkatkan proses penyembuhan luka
PRINSIP PERAWATAN
 Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka
basah
 Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik
 Ganti sarung tangan diantara tindakan “bersih”
dan “kotor”
 Pisahkan peralatan bersih dan steril
 Balutan diberikan sesuai kondisi luka: basah,
kering, steril dan luka terkontaminasi.
HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Melihat kondisi luka pasien: luka kotor/tidak,
ada pus atau jar.nekrotik?
 Setelah dikaji baru dilakukan perawatan luka.
 Untuk perawatan luka biasanya menggunakan
antiseptik ( NaCl) dan kassa steril.
PERSIAPAN ALAT UNTUK PERAWATAN
Alat Steril ( baki instrument berisi ) :
 1 Pinset anatomi
 2 pinset chirurgis
 1 klem arteri
 1 gunting jaringan
 Kassa dan deppers steril secukupnya
 Kom kecil untuk larutan 2 buah
 Sarung tangan steril
 Kapas lidi
lanjutan persiapan alat…
Alat Tidak Steril :
 Larutan NaCl 0,9 %
 Handscone bersih
 Pinset anatomi bersih
 Verban/plester hipoalergik
 Verban elastic, gunting verban
 Spuit 50 cc dan 10 cc
 Pengalas/perlak
 Tempat sampah atau kantong plastik, bengkok
 Antiseptik: Iodine (jika perlu), alkohol.
 Sampiran
 Masker, dan scort jika perlu
PERALATAN BALUTAN MODERN
 Transparant film
 Hidroaktif gel
 Hidrokoloid
 Hidroselulosa
 Calsium alginate
PERSIAPAN PASIEN
- Mengucapkan salam teraupetik
dan memperkenalkan diri
- Melakukan evaluasi/validasi
- Melakukan kontrak (waktu,
tempat dan topik)
- Menjelaskan tujuan dilakukan
prosedur
- Menjelaskan langkah prosedur
- meminta persetujuan pasien
- menyiapkan pasien sesuai keb.
TEKNIK PERAWATAN GANGREN
Prosedur pelaksanaan:
1). Tutup pintu atau pasang sampiran di
sekitar klien
2). Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk
memudahkan daerah luka dapat dijangkau
dengan mudah
3). Sediakan peralatan yang diperlukan dalam
troley di samping pasien.
4). Cuci tangan, gunakan sarung tangan
bersih
lanjutan teknik perawatan…
5). Pasang pengalas
6). Letakkan bengkok atau kantong plastik di
dekat klien
7). Buka balutan luka dengan menggunakan
gunting verban. Bila balutan lengket pada
luka, basahi balutan yang menempel pada
luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan
dengan pinset secara hati-hati.
8). Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka :
 Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak,
ukuran luka meliputi luas dan kedalaman luka
(arteri, vena, otot, tendon dan tulang).
 Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya
pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada
tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna
merah muda dan mudah berdarah).
lanjutan teknik
perawatan…
 Kaji kulit sekitar luka terhadap adanya
inflamasi, edema dan adanya gas
gangren yang ditandai dengan
adanya krepitasi saat melakukan
paplpasi di sekitar luka.
 Kaji adanya nyeri pada luka
9). Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar ulkus
dengan kasa dan air hangat, kemudian
keringkan perlahan-lahan dengan cara
mengusap secara hati-hati dgn kasa
kering
lanjutan teknik
perawatan…
10). Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih
11). Ganti sarung tangan dengan sarung tangan
steril
12). Bersihkan luka:
 Bila luka bersih dan berwarna kemerahan
gunakan cairan NaCl 0,9%
 Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9%
dan antiseptik iodne 10%
 Bila warna luka kehitaman : ada jaringan
Nekrotik gunakan NaCl 0,9% Jaringan nekrotik
dibuang dengan cara digunting sedikit demi
sedikit sampai terlihat jaringan granulasi.
lanjutan teknik
perawatan…
 Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan
sampai berdarah
 Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah luka
13). Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan
menggunakan NaCl 0,9% dengan sudut
kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irigasi
sampai kedalaman luka karena pd sinus terdapat
banyak kuman
lanjutan teknik
perawatan…
14). Lakukan penutupan luka:
a. Cara Konvensional:
- Bila luka bersih, tutup luka dengan 2
lapis kain kasa yang telah dibasahi
dengan NaCl 0,9% dan diperas
sehingga kasa menjadi lembab. Pasang
kasa lembab sesuai kedalaman luka
(hindari mengenai jaringan sehat di
pinggir luka), lalu tutup dengan kain
kasa kering dan jangan terlalu ketat.
lanjutan teknik
perawatan…
- Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis
kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan
betadine 10%, lalu tutup dengan kasa
kering.
b. Bila menggunakan balutan modern
- Transparant film: balutan yang dapat
mendukung terjadinya autolitik
debridement dan digunakan pada luka
partial thickness. Kontraindikasi pada luka
dengan eksudat banyak dan sinus.
lanjutan teknik
perawatan…
- Hidroaktif gel : digunakan untuk mengisi
jaringan mati/nelrotik,mendukung
terjadinya autolitik debridement, membuat
kondisi lembab pada luka yang
kering/nelrotik, luka yang berwarna
kuning dengan eksudat minimal.
lanjutan teknik
perawatan…
- Hidroselulosa
Digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan
membentuk gel yang lembut, mendukung proses
autolitik debridement, meningkatkan proses
granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan
kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit,
menahan stapilococcus aureus agar tidak masuk ke
dalam luka.
lanjutan teknik
perawatan…
− Calsium Alginate
 Digunakan sebagai absorban, mendukung
granulasi pada luka.
 Digunakan pada warna luka merah, eksudat
dan mudah berdarah.
lanjutan teknik
perawatan…
15). Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan , lakukan
kompresi dengan menggunakan verban elastis.
16). Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran
darah ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar, misalnya
dengan cara elevasi tungkai bila luka berlokasi di tumit atau
telapak kaki.
17). Merapikan alat-alat
18). Membuka sarung tangan dan Mencuci tangan
19). Mengevaluasi respon pasien baik verbal maupun non verbal
lanjutan teknik
perawatan…
20). Menyusun rencana tindak lanjut : jadwal
penggantian balutan yang akan datang dan
rencana edukasi kepada klien dan keluarga.
21). Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi
perkembangan keadaan luka:
- Ukuran luka : luas dan kedalaman luka
- Kondisi luka
- Kondisi kulit sekitar luka
- Apakah ada nyeri pada luka
lanjutan teknik
perawatan…
- Jenis balutan yang digunakan
- Hasil kultur luka (jika ada)
22). Berikan pendidikan kesehatan yang
berkaitan dengan luka:
- Anjurkan klien untuk tidak menekuk
atau melipat kaki yang luka
- Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki
yang luka dan hindari menggunakan
kaki yang luka sebagai tumpuan atau
penyangga tubuh.
lanjutan teknik
perawatan…
EVALUASI
 Mencatat hasil tindakan perawatan luka
pada dokumen/catatan keperawatan
 Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik
 Jaga privasi klien
 Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik
 Catat karakteristik luka
PERAWATAN GANGGREN

More Related Content

Similar to PERAWATAN GANGGREN

Similar to PERAWATAN GANGGREN (20)

Present luka ari
Present luka ariPresent luka ari
Present luka ari
 
Perawatan luka 2
Perawatan luka 2Perawatan luka 2
Perawatan luka 2
 
Pp perawatan luka
Pp perawatan lukaPp perawatan luka
Pp perawatan luka
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Perawatan luka 2016
Perawatan luka 2016Perawatan luka 2016
Perawatan luka 2016
 
Perawatan luka 2020
Perawatan luka 2020Perawatan luka 2020
Perawatan luka 2020
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
perawatan-luka dan tindakan asepsis1.ppt
perawatan-luka dan tindakan asepsis1.pptperawatan-luka dan tindakan asepsis1.ppt
perawatan-luka dan tindakan asepsis1.ppt
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 
Perawatan luka bencana
Perawatan luka bencanaPerawatan luka bencana
Perawatan luka bencana
 
Perawatan Luka Modern
Perawatan Luka ModernPerawatan Luka Modern
Perawatan Luka Modern
 
Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2Warna dasar luka 2
Warna dasar luka 2
 
Advanced wound dressing..pptx
Advanced wound dressing..pptxAdvanced wound dressing..pptx
Advanced wound dressing..pptx
 
Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinik
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Ppt Perawatan Luka 1.pdf
Ppt Perawatan Luka 1.pdfPpt Perawatan Luka 1.pdf
Ppt Perawatan Luka 1.pdf
 
Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
 
Materi Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docxMateri Luka Dasar.docx
Materi Luka Dasar.docx
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

PERAWATAN GANGGREN

  • 1. PERAWATAN LUKA By : Crew UGD ( UNIT GAWAT DARURAT )
  • 2. P E N D A H U L U A N Kulit berfungsi sebagai barier terhadap bahaya lingkungan. Kulit melindungi tubuh dari kerusakan akibat mekanik, radiasi, efek termal, kimia dan invasi mikroorganisme. Luka meninmbulkan hilangnya fungsi perlindungan oleh kulit, Bakteri dapat masuk ke jaringan yang lebih dalam dan menimbulkan perlawanan tubuh serta menimbulkan infeksi. Luka kecil dapat sembuh tanpa perhatian dari pelayanan kesehatan, jika bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk penyembuhan ( suplai darah cukup, sistem kekebalan, serta nutrisi baik, Tetapi luka besar/lebar atau luka disengaja (intensional) khususnya operasi memerlukan perawatan agar penyembuhan optimal.
  • 3. LUKA Luka Adalah rusaknya kontinuitas dari jaringan tubuh  Terbagi atas:  Luka tetutup, tidak terjadi kerusakan pada jaringan kulit  Luka terbuka, kerusakaa pada kulit atau membran mukosa, • Luka intensional (dibuat sengaja)  Luka tidak intensional (kecelakaan)  Luka bersih (bebas dari organisme/ patogen)  Luka terkontaminasi
  • 4. JENIS LUKA DIKLASIFIKASIKAN MENJADI:  Luka insisi Dibuat sengaja atau tidak sengaja oleh benda tajam(pisua, pisau bedah  Luka kontisio Benturan benda tumpul, kulit tetap utuh tetapi jaringan di bawahnya dan pembuluh darah rusak. Kulit kelihatan memar, Kontusio adalah luka tidak disengaja.  Luka abrasi Geseran atau garukan pada kulit, tidak disengaja, luka gores pada lutut saat jatuh waktu lari, menghilangkan jaringan parut melalui bedah plastik
  • 5.  Punktur/luka tusuk Oleh benda tajam masuk melalui kulit dan jaringan di bawahnya. disengaja; Jarum pada injeksi Tidak disengaja; tertusuk paku  Luka laserasi Luka tersobek secara kasar, lebih dalam dari luka abrasi tidak disengaja, biasanya kecelakaan  Luka penetrasi Benda terdorong masuk ke kulit atau membran mukosa, (pecahan atau peluruh) tidak disengaja Jenis luka…
  • 6. PENYEMBUHAN LUKA Proses regenarasi penyembuhan luka ada 3 fase: 1. Fase inflamasi a. Terlihat selama dan beberapa hari pertama setelah cedera b. Fibrin menghentikan perdarahan dan menghasilkan eschar c. Makrofag muncul pada luka, manghasilaknn enzim-enzim dan zat- zat penyembuhan lain misalnya faktor mengaktivasi fibroblast d. Terjadi dalam 2 jam dan sempurna 24-28 jam setelah cedera. 2. Fase proliferasi a. Dimulai 4-5 hari setelah cedera dan selesia dalam waktu 2 minggu b. Fibroblast terbentuk sepanjang jaringan fibrin c. Fibrin diabsorbsi,pembuluh darah dan limfe menghasilkan jaringan granulasi tipis, lembut dan berwarna merah muda, membentuk eschar: reflacement healing (penyembuhan pengganti) Penyembuhan luka…
  • 7. 3. Fase maturasi Pembuluh darah kecil mulai hilang dan penggantian serat kolagen dengan jaringan yang lebih kuat Eschar terlihat lebih kecil. Dalam waktu 15 - 20 hari luka terlihat normal, tapi belum mencapai kekuatan sempurna
  • 8. PENYEMBUHAN YANG TERHAMBAT  Faktor yang berperan: ◦ Menurunnya sirkulasi (faktor usia, penyakit) ◦ Perubahan status nutrisi (protein, zat besi,vitamin) ◦ Terapi farmakologi yang dapat mempengaruhi respon inflamasi ◦ Merokok; berdampak pada suplai oksigen perifer ke jaringan ◦ Obesitas; jaringan lemak--- vaskuler ----nutrisi ◦ Tekanan pada luka, disebabkan oleh faktor fisik (jahitan, balutan ketat, respon hormonal terhadap nyeri yang lama, faktor fisiologi: tidak seimbang cairan & elektrolit. ◦ Komplikasi luka: perdarahan, infeksi.
  • 9. KOMPLIKASI LUKA Perdarahan Infeksi menyebabkan penyembuhan lama Mekanis ;  Dehiscence (terpisahnya tepi-tepi luka),  komplikasi pasca operasi  Tanda awal : adanya cairan keluar dari luka  Sering pada : orang tua >45 tahun, gemuk, kurang nutrisi, tekanan (batuk)  Eviscerasi adalah hasil dari dehiscence
  • 10. PERAWATAN LUKA 1. Prinsip perawatan luka, dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup  Perawatan terbuka : pada luka sederhana dan dangkal  Perawatan tertutup :  Mencegah luka dari trauma  Mengimobilisasi daerah luka  Mencegah perdarahan  Mencegah kontaminasi kuman  Mengabsorbsi drainage  Meningkatkan kenyaman fisik dan psikologis  Debridement sel nekrotik
  • 11. Perawatan luka… 2. Indikasi mengganti balutan ◦ Balutan kotor atau basah akibat eksternal ◦ Ada rembesan eksudat ◦ Ingin mengkaji keadaan luka ◦ Dengan frekuensi tertentu untuk memepercepat debridement jaringan nekrotik 3. Indikasi balutan kering dan basah ◦ Balutan basah: Untuk luka basah dan banyak drainage ◦ Balutan kering: untuk luka kering/drainage minimal 4. Membersihkan luka ◦ Luka kering cukup diusap dengan larutan antiseptik ◦ Luka berwarna kekuningan/terinfeksi dibersihkan dengan pencucian sampai pus terangkat ◦ Luka warna hitam (nokrotik), dinekrotomi
  • 12. KETERAMPILAN MEMBALUT LUKA  Memasang dan mengganti balutan  Basah persiapan alat  Kering tujuan prosedur  Mengangkat balutan  Mengangkat jahitan  Membuka bungkusan steril  Menuangkan cairan steril
  • 13.
  • 14. DEFINISI Ganggren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati berwarna kehitaman dan membau akibat pembusukan oleh bakteri. Oleh karena itu perlu diganti balutan secara khusus
  • 15. TUJUAN PERAWATAN GANGREN Tujuan perawatan gangren: - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri - Meningkatkan proses penyembuhan luka
  • 16. MACAM – MACAM GANGGREN 1. Ganggren kering Ganggren kering dimulai pada bagian distal ekstermitas karena iskemia dan sering terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia arteriosklerosis . Ganggren kering menyebar perlahan - lahan hingga mencapai titik dimana suplai darah tidak memadai untuk menjaga jaringan yang layak. Orang dengan gangguan aliran darah perifer, seperti diabetes, memiliki risiko lebih besar untuk mengidap gangren kering. Tanda – tanda awal gangren kering adalah nyeri dan sensasi dingin di daerah bencana bersama dengan pucat danging.
  • 17. Macam – macam ganggren… 2. Ganggren Basah Ganggren basah terjadi pada jaringan alami lembab dan organ seperti mulut,usus,paru-paru,leher rahim dan vulva. Produk beracun yang dibentuk oleh bakteri di serap menyebabkan manifestasi sistemik septikemia dan akhirnya mati. Bagian yang terkena edematous, lembut, amis, busuk dan gelap. Kegelapan di gangren basah terjadi karena mekanisme yang sama seperti pada gangren kering. 3. Gas Ganggren Gas ganggren adalah infeksi bakteri yang menghasilkan gas di dalam jaringan. Ini adalah bentuk yang mematikan gangren biasanya disebabkan oleh clostridium perfringes.
  • 18. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  Faktor-faktor yg mempengaruhi terjadinya gangren kaki diabetik : a. Faktor endogen: - genetik, metabolik - angiopati diabetik - Neuropati diabetik b. Faktor eksogen: - Trauma - Infeksi
  • 19. KLASIFIKASI GANGGREN Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi 6 tingkatan: Derajat 0 : Tidak ada lesi, kulit masih utuh dgn kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki Derajat I : Ulkus superficial terbatas pada kulit Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
  • 20. KLASIFIKASI GANGGREN… Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomilitis Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau selulitis. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
  • 21. PENATALAKSA NAAN Tujuan penatalaksanaan luka ganggren diabetic adalah 1. Mencegah meluasnya infeksi 2. Memberi rasa nyaman pada pasien 3. Mengurangi nyeri 4. Meningkatkan proses penyembuhan luka
  • 22. PRINSIP PERAWATAN  Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah  Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik  Ganti sarung tangan diantara tindakan “bersih” dan “kotor”  Pisahkan peralatan bersih dan steril  Balutan diberikan sesuai kondisi luka: basah, kering, steril dan luka terkontaminasi.
  • 23. HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN  Melihat kondisi luka pasien: luka kotor/tidak, ada pus atau jar.nekrotik?  Setelah dikaji baru dilakukan perawatan luka.  Untuk perawatan luka biasanya menggunakan antiseptik ( NaCl) dan kassa steril.
  • 24. PERSIAPAN ALAT UNTUK PERAWATAN Alat Steril ( baki instrument berisi ) :  1 Pinset anatomi  2 pinset chirurgis  1 klem arteri  1 gunting jaringan  Kassa dan deppers steril secukupnya  Kom kecil untuk larutan 2 buah  Sarung tangan steril  Kapas lidi
  • 25. lanjutan persiapan alat… Alat Tidak Steril :  Larutan NaCl 0,9 %  Handscone bersih  Pinset anatomi bersih  Verban/plester hipoalergik  Verban elastic, gunting verban  Spuit 50 cc dan 10 cc  Pengalas/perlak  Tempat sampah atau kantong plastik, bengkok  Antiseptik: Iodine (jika perlu), alkohol.  Sampiran  Masker, dan scort jika perlu
  • 26. PERALATAN BALUTAN MODERN  Transparant film  Hidroaktif gel  Hidrokoloid  Hidroselulosa  Calsium alginate
  • 27. PERSIAPAN PASIEN - Mengucapkan salam teraupetik dan memperkenalkan diri - Melakukan evaluasi/validasi - Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik) - Menjelaskan tujuan dilakukan prosedur - Menjelaskan langkah prosedur - meminta persetujuan pasien - menyiapkan pasien sesuai keb.
  • 28. TEKNIK PERAWATAN GANGREN Prosedur pelaksanaan: 1). Tutup pintu atau pasang sampiran di sekitar klien 2). Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk memudahkan daerah luka dapat dijangkau dengan mudah 3). Sediakan peralatan yang diperlukan dalam troley di samping pasien. 4). Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
  • 29. lanjutan teknik perawatan… 5). Pasang pengalas 6). Letakkan bengkok atau kantong plastik di dekat klien 7). Buka balutan luka dengan menggunakan gunting verban. Bila balutan lengket pada luka, basahi balutan yang menempel pada luka dengan NaCl 0,9% dan angkat balutan dengan pinset secara hati-hati.
  • 30. 8). Kaji kondisi luka serta kulit sekitar luka :  Lokasi luka dan jaringan tubuh yang rusak, ukuran luka meliputi luas dan kedalaman luka (arteri, vena, otot, tendon dan tulang).  Kondisi luka kotor atau tidak, ada tidaknya pus, jaringan nekrotik, bau pada luka, ada tidaknya jaringan granulasi (luka berwarna merah muda dan mudah berdarah). lanjutan teknik perawatan…
  • 31.  Kaji kulit sekitar luka terhadap adanya inflamasi, edema dan adanya gas gangren yang ditandai dengan adanya krepitasi saat melakukan paplpasi di sekitar luka.  Kaji adanya nyeri pada luka 9). Cuci perlahan-lahan kulit di sekitar ulkus dengan kasa dan air hangat, kemudian keringkan perlahan-lahan dengan cara mengusap secara hati-hati dgn kasa kering lanjutan teknik perawatan…
  • 32. 10). Cuci tangan dengan alkohol atau air bersih 11). Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril 12). Bersihkan luka:  Bila luka bersih dan berwarna kemerahan gunakan cairan NaCl 0,9%  Bila luka infeksi, gunakan cairan NaCl 0,9% dan antiseptik iodne 10%  Bila warna luka kehitaman : ada jaringan Nekrotik gunakan NaCl 0,9% Jaringan nekrotik dibuang dengan cara digunting sedikit demi sedikit sampai terlihat jaringan granulasi. lanjutan teknik perawatan…
  • 33.  Bila luka sudah berwarna merah, hindari jangan sampai berdarah  Bila da gas gangren, lakukan masase ke arah luka 13). Bila terdapat sinus lubang, lakukan irigasi dengan menggunakan NaCl 0,9% dengan sudut kemiringan 45 derajat sampai bersih. Irigasi sampai kedalaman luka karena pd sinus terdapat banyak kuman lanjutan teknik perawatan…
  • 34. 14). Lakukan penutupan luka: a. Cara Konvensional: - Bila luka bersih, tutup luka dengan 2 lapis kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diperas sehingga kasa menjadi lembab. Pasang kasa lembab sesuai kedalaman luka (hindari mengenai jaringan sehat di pinggir luka), lalu tutup dengan kain kasa kering dan jangan terlalu ketat. lanjutan teknik perawatan…
  • 35. - Bila luka infeksi, tutup luka dengan 2 lapis kasa lembab dengan NaCl 0,9% dan betadine 10%, lalu tutup dengan kasa kering. b. Bila menggunakan balutan modern - Transparant film: balutan yang dapat mendukung terjadinya autolitik debridement dan digunakan pada luka partial thickness. Kontraindikasi pada luka dengan eksudat banyak dan sinus. lanjutan teknik perawatan…
  • 36. - Hidroaktif gel : digunakan untuk mengisi jaringan mati/nelrotik,mendukung terjadinya autolitik debridement, membuat kondisi lembab pada luka yang kering/nelrotik, luka yang berwarna kuning dengan eksudat minimal. lanjutan teknik perawatan…
  • 37. - Hidroselulosa Digunakan untuk menyerap cairan (hidrofiber) dan membentuk gel yang lembut, mendukung proses autolitik debridement, meningkatkan proses granulasi dan reepitelisasi, meningkatkan kenyamanan pasien dengan mengurangi rasa sakit, menahan stapilococcus aureus agar tidak masuk ke dalam luka. lanjutan teknik perawatan…
  • 38. − Calsium Alginate  Digunakan sebagai absorban, mendukung granulasi pada luka.  Digunakan pada warna luka merah, eksudat dan mudah berdarah. lanjutan teknik perawatan…
  • 39. 15). Bila pembuluh darah vena mengalami kerusakan , lakukan kompresi dengan menggunakan verban elastis. 16). Mengatur pasien ke posisi yang nyaman dan memungkinkan aliran darah ke perifer dan ke daerah luka tetap lancar, misalnya dengan cara elevasi tungkai bila luka berlokasi di tumit atau telapak kaki. 17). Merapikan alat-alat 18). Membuka sarung tangan dan Mencuci tangan 19). Mengevaluasi respon pasien baik verbal maupun non verbal lanjutan teknik perawatan…
  • 40. 20). Menyusun rencana tindak lanjut : jadwal penggantian balutan yang akan datang dan rencana edukasi kepada klien dan keluarga. 21). Dokumentasikan tindakan dan hasil evaluasi perkembangan keadaan luka: - Ukuran luka : luas dan kedalaman luka - Kondisi luka - Kondisi kulit sekitar luka - Apakah ada nyeri pada luka lanjutan teknik perawatan…
  • 41. - Jenis balutan yang digunakan - Hasil kultur luka (jika ada) 22). Berikan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan luka: - Anjurkan klien untuk tidak menekuk atau melipat kaki yang luka - Anjurkan klien untuk imobilisasi kaki yang luka dan hindari menggunakan kaki yang luka sebagai tumpuan atau penyangga tubuh. lanjutan teknik perawatan…
  • 42. EVALUASI  Mencatat hasil tindakan perawatan luka pada dokumen/catatan keperawatan  Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik  Jaga privasi klien  Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik  Catat karakteristik luka