4.
Nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan
nyeri viseral di daerah epigastrium disekitar
umbilikus.
Keluhan ini sering disertai mual dan kadang
muntah.
Umumnya nafsu makan menurun.
Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik
mcBurney.
Nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga merupakan nyeri somatik setempat
Apendisitis akut
5.
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika
ditemukan adanya :
Riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2
minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik
dan mikroskopik.
Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis
menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau
total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus
lama di mukosa , dan adanya sel inflamasi kronik.
Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.
Apendisitis kronis
6.
Apendisitis akut merupakan merupakan infeksi
bakteria.
Sumbatan lumen apendiks hiperplasia jaringan
limfe, fekalit, tumor apendiks dan cacing askaris
Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti
E.histolytica
Makan makanan rendah serat konstipasi
menaikkan tekanan intrasekal sumbatan
fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon
Etiologi
7.
Anoreksia, mual, muntah (50%)
Demam
Nyeri perut kanan bawah yang awalnya
timbul pada daerah epigastik atau
periumbilikal
Diare atau konstipasi (18%)
Onset/ timbul dalam waktu 48 jam (80%
dewasa)
Manifestasi Klinis
8.
Nyeri kanan bawah (jarang)
Afebril/ tidak mengalami demam
nyeri hilang timbul yang dapat
menyerupai kondisi akut selama lebih dari
atau sama dengan tiga minggu
Munculnya nyeri/onset dua minggu atau
lebih (2%)
Manifestasi Klinis
9.
Hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur
karena fibrosis, neoplasma penyumbatan lumen
apendiks Obstruksi mukus yang diproduksi
mukosa mengalami bendungan peningkatan
tekanan intralumen menghambat aliran limfe
edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa
Apendisitis akut lokal (nyeriepigastrium)
Patofisiologi
10.
Sekresi mukus terus berlanjut tekanan akan terus
meningkat obstruksi vena, edema bertambah, dan
bakteri akan menembus dinding Peradangan
meluas dan mengenai peritoneum nyeri di daerah
perut kanan bawah
Apendisitis supuratif akut
12.
Dinding apendiks rapuh pecah
Apendisitis perforasi.
Perforasi lebih mudah terjadi pada anak-anak dan
lansia
13.
Laboratorium:
Darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara
10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas
75%.
Test protein reaktif (CRP) ditemukan jumlah
serum yang meningkat
Pemeriksaan diagnostik
14.
Radiologi:
Ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada
tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks
CT-scan ditemukan bagian menyilang dengan
apendikalit serta perluasan dari apendiks yang
mengalami inflamasi serta pelebaran sekum
15.
Tindakan pre operatif:
Penderita di rawat, diberikan antibiotik dan kompres
untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta
untuk tirah baring dan dipuasakan.
Tindakan operatif : appendiktomi.
Tindakan post operatif,
Klien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur
seama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak
dan berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka
jahitan diangkat, klien pulang
Penatalaksanaan
18.
Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan nomor register.
Lingkungan
Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka daya
tahan tubuh penderita akan lebih baik daripada
tinggal di lingkungan yang kotor.
Pengkajian
19.
Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Nyeri pada daerah kuadran kanan
bawah, nyeri sekitar umbilikus, nyeri saat batuk
(Dunphy sign)
Riwayat kesehatan dahulu: Riwayat operasi
sebelumnya pada kolon.
Riwayat kesehatan sekarang: Sejak kapan keluhan
dirasakan, berapa lama keluhan terjadi, bagaimana
sifat dan hebatnya keluhan, dimana keluhan timbul,
keadaan apa yang memperberat dan memperingan
20.
Inspeksi
Pada apendisitis akut sering ditemukan adanya
abdominal swelling, sehingga pada pemeriksaan
jenis ini biasa ditemukan distensi abdomen
Peeriksaan fisik
21.
Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan
terasa nyeri.
Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri.
Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci
diagnosis dari apendisitis.
Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri
pada perut kanan bawah, ini disebut tanda Rovsing
(Rovsing sign).
Tekanan pada perut kiri dilepas maka juga akan terasa
sakit di perut kanan bawah, ini disebut tanda Blumberg
(Blumberg sign).
22.
Colok dubur
Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis untuk
menentukkan letak apendiks apabila letaknya sulit
diketahui.
Jika saat dilakukan pemeriksaan ini terasa nyeri,
maka kemungkinan apendiks yang meradang di
daerah pelvis.
Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis
apendisitis pelvika.
23.
Uji psoas dan uji obturator
Untuk mengetahui letak apendiks yang meradang.
Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas
mayor lewat hiperekstensi sendi panggul kanan,
kemudian paha kanan ditahan.
Bila apendiks yang meradang menempel pada m.psoas
mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan
nyeri.
24.
Sedangkan pada uji obturator dilakukan gerakan
fleksi dan andorotasi sendi panggul pada posisi
terlentang.
Bila apendiks yang meradang kontak dengan
m.obturator internus yang merupakan dinding
panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan
nyeri.
Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika
25.
Aktivitas / istirahat : Gejala : Malaise.
Sirkulasi : Takikardi.
Eliminasi : Konstipasi pada awitan awal. Diare
(kadang-kadang). Distensi abdomen, nyeri tekan/
nyeri lepas, kekakuan. Penurunan atau tidak ada
bising usus.
Makanan / cairan : Anoreksia, Mual/muntah.
Perubahan pola fungsi
26. Nyeri / kenyamanan :
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc.Burney ,
meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas
dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau
infark pada apendiks).
Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tak jelas
(berhubungan dengan lokasi apendiks, contoh : retrosekal
atau sebelah ureter). Perilaku berhati-hati ; berbaring ke
samping atau telentang dengan lutut ditekuk.
Meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena
posisi ekstensi kaki kanan/ posisi duduk tegak. Nyeri
lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
28.
Preoperasi
Nyeri akut b/d obstruksi dan inflamasi apendiks
Resiko tinggi terhadap infeksi b/d perforasi pada
Apendiks dan tidak adekuatnya pertahanan utama.
Resiko Volume cairan kurang dari kebutuhan b/d
intake cairan yang tidak adekuat
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d intake yang tidak adekuat
Diagnosa Keperawatan
29.
Post operasi
Resiko kekurangan volume cairan /d pembatasan
pemasukan cairan secara oral
Nyeri akut b/d adanya luka insisi bedah
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
interupsi mekanis pada kulit/jaringan
30.
Diagnosa:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake yang tidak adekuat
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam kebutuhan nutrisi terpenuhi
Rencana tindakan
31.
Kriteria hasil:
Nafsu makan meningkat
Berat badan normal
Bising usus normal
Nilai laboratorium normal
Konjungtiva dan mukosa tidak pucat
32.
Rencana tindakan:
Kaji pola nutrisi klien
Kaji respon mual, muntah
Timbang berat badan tiap hari
Lakukan tindakan pemasangan NGT bila perlu
Berikan nutrisi cair melalui NGT
Lakukan oral hygiene
33.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi
cair
Berikan program terapi nutrisi parenteral