SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
L/O/G/O
SKROFULODERMA
Fatimah Ken Pratiwi
102011101078
SMF KULIT DAN KELAMIN
RSD. DR. SUBANDI JEMBER
Penyakit yang terjadi akibat penjalaran lanjutan dari jaringan atau
organ di bawah kulit yang telah terserang penyakit tuberculosis,
misalnya tuberkulosis kelenjar getah bening, tuberculosis tulang
dan keduanya.
DEFINISI
Persebaran penyakit
Terutama di Negara – Negara berkembang dan
negara tropis
Penyebarannya dapat terjadi pada musin hujan
dan diakibatkan karena gizi yang kurang dan
sanitasi yang buruk.
Menyerang semua usia tetapi lebih sering terjadi
pada anak – anak dan dewasa muda.
Prevalensinya tinggi pada anak – anak yang
mengonsumsi susu yang telah terkontaminasi
Mycobacterium bovis.
Penyebab
Mycobacterium
tuberculosis.
M. bovis juga
dapat
menyebabkan
terjadinya
skrofuloderma.
• berbentuk batang,
panjang 2-4/μ dan lebar
0,3-0,5/ μ, tahan asam,
tidak bergerak, tidak
membentuk spora,
bersifat aerob dan suhu
optimal pertumbuhan
37°C.
Perjalanan penyakit
•Biasanya menular melalui percikan air ludah dan oleh
karenanya awal infeksi skrofuloderma di daerah leher
adalah pada tonsil atau paru
•Jika di ketiak maka kemungkinan awal infeksi pada
apeks pleura
•Jika di lipat paha awal infeksi pada ekstrimitas
bawah.
• Fokus primer didapatkan pada daerah yang aliran getah
beningnya bermuara pada kelenjar getah bening yang
meradang.
• Penyebaran penyakit terjadi secara cepat melalui limfatik
ke kelenjar getah bening dari daerah yang sakit dan
melalui aliran darah
Gejala klinis
• Pembesaran kelenjar getah bening.
• Kelenjar getah bening melunak dan membentuk abses
yang akan menembus kulit dan pecah.
• Abses tersebut tidak panas maupun nyeri tekan,
melainkan berfluktuasi (bergerak bila ditekan,
menandakan bahwa isinya cair).
• Fistel meluas hingga mejadi ulkus yang bentuknya
panjang dan tidak teratur, dan di sekitarnya berwarna
merah kebiruan, dindingnya tergaung, jaringan
granulasinya tertutup oleh pus yang purulen, jika
mengering menjadi krusta warna kuning.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan bakteriologik
• Menggunakan bahan berupa pus.
• Pemeriksaan bakteriologik yang dapat dilakukan antara
lain pemeriksaan BTA(Ziehl Neelson), kultur dan PCR.
2. Pemeriksaan Histopatologi
• Pada gambaran histopatologi tampak radang kronik
dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai
subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang
mengalami nekrosis kaseosa oleh sel – sel epitel dan
sel – sel Datia Langhan’s.
Pemeriksaan…
3. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux)
• Diagnosis pasti tuberculosis kutis tidak
dapat ditegakkan berdasarkan tes
tuberculin yang positif karena tes ini hanya
menunjukkan bahwa penderita pernah
terinfeksi tuberculosis tetapi tidak dapat
membedakan apakah infeksi tersebut
masih berlangsung aktif atau telah berlalu.
Diagnosis
• Diagnosis pada skrofuloderma dapat
ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinis dan ditunjang oleh
pemeriksaan histopatologi. Selain itu
dapat juga ditunjang dengan pemeriksaan
bakteriologik.
Diagnosis Banding
1. Aktinomikosis
2. Hidradenitis supurativa
3. Limfogranuloma venerum
Penatalaksanaan
• Pengobatan tuberkulosis kutis pada prinsipnya sama
dengan pengobatan tuberkulosis paru, yaitu
menggunakan kombinasi beberapa obat dan diberikan
dalam jangka waktu tertentu.
• Sesuai rekomendasi WHO, untuk kasus tuberkulosis
kutis pengobatan yang diberikan dimasukkan dalam
kategori III (2HRZ 6HE, 2HRZ4HR, 2HRZ4H3R3)
Pengobatan
• INH 5-10 mg/kgBB/hr max 400 mg/hr
• Etambutol 25 mg/kgBB/hr utk 2 bln pertama
15 mg/kgBB/hr utk bln
selanjutnya
• Inj. Streptomisin 25 mg/kgBB/hr selama 90
hr
• Kriteria penyembuhan pada skrofuloderma ialah semua
fistel dan luka telah menutup, seluruh kelenjar getah
bening mengecil (kurang dari 1 cm dan berkonsistensi
keras), dan bekas luka yang semula kemerahan
menjadi tidak kemerahan lagi.
• Jika basah, kompres dengan kalium permanganate
1/50.000. Jika kering diberikan salep antibiotic.
• Terapi pembedahan berupa penmgambilan jaringan
dapat dilakukan. Terapi pembedahan pada
skrofuloderma biasanya diindikasikan untuk kasus :
- terapi dengan antituberkulosis gagal
- penderita skrofuloderma disertai penurunan kekebalan
tubuh
- penderita skrofuloderma berulang
- penderita skrofuloderma dengan penyakit yang berat.
Prognosis
Umumnya baik
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitisKANDA IZUL
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataSK Sulistyaningrum
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaGabriella Cereira Angelina
 
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdfREFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdfEstadiahSuciRamadhan
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1homeworkping7
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCoassTHT
 
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Aris Rahmanda
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifvonysafitri
 

What's hot (20)

Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdfREFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
REFERAT DERMATITIS VENENATA-dr.EHD.pdf
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
 

Similar to SKROFULODERMA

Similar to SKROFULODERMA (20)

Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
 
Refreshing
RefreshingRefreshing
Refreshing
 
Tuberkulosis.pptx
Tuberkulosis.pptxTuberkulosis.pptx
Tuberkulosis.pptx
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Junted kues
Junted kuesJunted kues
Junted kues
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptxIntan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
 
TBC
TBCTBC
TBC
 
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docxpdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.paru
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 

SKROFULODERMA

  • 1. L/O/G/O SKROFULODERMA Fatimah Ken Pratiwi 102011101078 SMF KULIT DAN KELAMIN RSD. DR. SUBANDI JEMBER
  • 2. Penyakit yang terjadi akibat penjalaran lanjutan dari jaringan atau organ di bawah kulit yang telah terserang penyakit tuberculosis, misalnya tuberkulosis kelenjar getah bening, tuberculosis tulang dan keduanya. DEFINISI
  • 3. Persebaran penyakit Terutama di Negara – Negara berkembang dan negara tropis Penyebarannya dapat terjadi pada musin hujan dan diakibatkan karena gizi yang kurang dan sanitasi yang buruk. Menyerang semua usia tetapi lebih sering terjadi pada anak – anak dan dewasa muda. Prevalensinya tinggi pada anak – anak yang mengonsumsi susu yang telah terkontaminasi Mycobacterium bovis.
  • 4. Penyebab Mycobacterium tuberculosis. M. bovis juga dapat menyebabkan terjadinya skrofuloderma. • berbentuk batang, panjang 2-4/μ dan lebar 0,3-0,5/ μ, tahan asam, tidak bergerak, tidak membentuk spora, bersifat aerob dan suhu optimal pertumbuhan 37°C.
  • 5. Perjalanan penyakit •Biasanya menular melalui percikan air ludah dan oleh karenanya awal infeksi skrofuloderma di daerah leher adalah pada tonsil atau paru •Jika di ketiak maka kemungkinan awal infeksi pada apeks pleura •Jika di lipat paha awal infeksi pada ekstrimitas bawah. • Fokus primer didapatkan pada daerah yang aliran getah beningnya bermuara pada kelenjar getah bening yang meradang. • Penyebaran penyakit terjadi secara cepat melalui limfatik ke kelenjar getah bening dari daerah yang sakit dan melalui aliran darah
  • 6.
  • 7. Gejala klinis • Pembesaran kelenjar getah bening. • Kelenjar getah bening melunak dan membentuk abses yang akan menembus kulit dan pecah. • Abses tersebut tidak panas maupun nyeri tekan, melainkan berfluktuasi (bergerak bila ditekan, menandakan bahwa isinya cair). • Fistel meluas hingga mejadi ulkus yang bentuknya panjang dan tidak teratur, dan di sekitarnya berwarna merah kebiruan, dindingnya tergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus yang purulen, jika mengering menjadi krusta warna kuning.
  • 8.
  • 9. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan bakteriologik • Menggunakan bahan berupa pus. • Pemeriksaan bakteriologik yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan BTA(Ziehl Neelson), kultur dan PCR. 2. Pemeriksaan Histopatologi • Pada gambaran histopatologi tampak radang kronik dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa oleh sel – sel epitel dan sel – sel Datia Langhan’s.
  • 10. Pemeriksaan… 3. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux) • Diagnosis pasti tuberculosis kutis tidak dapat ditegakkan berdasarkan tes tuberculin yang positif karena tes ini hanya menunjukkan bahwa penderita pernah terinfeksi tuberculosis tetapi tidak dapat membedakan apakah infeksi tersebut masih berlangsung aktif atau telah berlalu.
  • 11. Diagnosis • Diagnosis pada skrofuloderma dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis dan ditunjang oleh pemeriksaan histopatologi. Selain itu dapat juga ditunjang dengan pemeriksaan bakteriologik.
  • 12. Diagnosis Banding 1. Aktinomikosis 2. Hidradenitis supurativa 3. Limfogranuloma venerum
  • 13. Penatalaksanaan • Pengobatan tuberkulosis kutis pada prinsipnya sama dengan pengobatan tuberkulosis paru, yaitu menggunakan kombinasi beberapa obat dan diberikan dalam jangka waktu tertentu. • Sesuai rekomendasi WHO, untuk kasus tuberkulosis kutis pengobatan yang diberikan dimasukkan dalam kategori III (2HRZ 6HE, 2HRZ4HR, 2HRZ4H3R3)
  • 14. Pengobatan • INH 5-10 mg/kgBB/hr max 400 mg/hr • Etambutol 25 mg/kgBB/hr utk 2 bln pertama 15 mg/kgBB/hr utk bln selanjutnya • Inj. Streptomisin 25 mg/kgBB/hr selama 90 hr
  • 15. • Kriteria penyembuhan pada skrofuloderma ialah semua fistel dan luka telah menutup, seluruh kelenjar getah bening mengecil (kurang dari 1 cm dan berkonsistensi keras), dan bekas luka yang semula kemerahan menjadi tidak kemerahan lagi. • Jika basah, kompres dengan kalium permanganate 1/50.000. Jika kering diberikan salep antibiotic.
  • 16. • Terapi pembedahan berupa penmgambilan jaringan dapat dilakukan. Terapi pembedahan pada skrofuloderma biasanya diindikasikan untuk kasus : - terapi dengan antituberkulosis gagal - penderita skrofuloderma disertai penurunan kekebalan tubuh - penderita skrofuloderma berulang - penderita skrofuloderma dengan penyakit yang berat.