1. Cedera ekstremitas sering tidak mengancam jiwa namun dapat menyebabkan kecacatan jika tidak ditangani dengan tepat.
2. Pembidaian yang baik sangat penting untuk mencegah cedera lebih lanjut dan komplikasi.
3. Dislokasi sendi besar seperti siku, panggul dan lutut membutuhkan bidai dan reposisi segera.
2. Trauma ekstremitas mudah diidentifikasi saat kita melihat
penderita pertama kali, namun jarang mengancam jiwa.
Tetapi harus diingat !!!
1. Pembebasan jalan nafas, mekanisme ventilasi
2. Pertahankan volume darah sirkulasi, terapi syok adekuat
harus dilakukan sebelum pasang bidai ekstremitas yang
patah.
3. Cidera pemb. darah & syaraf penyulit paling sering
pada fraktur dan dislokasi mengakibatkan hilangnya fsg
neurovaskuler.
4. Evaluasi fungsi sensoris dan sirkulasi (denyut nadi,
motoric, sensorik) distal dari fraktur merupakan hal
penting.
3. Dislokasi
Penderita dislokasi sangat kesakitan & mudah
didiagnosis karena perubahan anatomi biasanya
jelas.
Dislokasi sendi besar walaupun bukan cidera
mengancam jiwa, kasus gawat darurat karena risiko
kerusakan neurovaskuler bila tidak segera
ditolong berakhir amputasi.
Penting memeriksa nadi, motorik dan sensorik di
daerah dislokasi. Terapi yang dapat dilakukan yaitu
pasang bidai dan ganjal kemudian penderita dirujuk.
4.
5. Luka
1. Tutup luka kasa steril & ikat dengan
baik.
2. Kontaminasi karena tanah/daun dapat
dibersihkan dan irigasi dengan cairan
normal saline.
3. Perdarahan dapat dihentikan dengan
bebat tekan.
6.
7. Cedera neurovaskuler
Saraf dan pembuluh darah berjalan
berdampingan di sisi fleksor dari
ekstermitas.
Cidera dapat terjadi karena robekan ujung
tulang maupun tekanan dari
hematoma/pembengkakan nadi, motorik
dan sensorik selalu dicek sebelum &
sesudah manipulasi ektremitas, pasang
bidai/traksi.
8. Obyek Tertancap di Tubuh
1. Jangan pernah mencabut benda
tajam/pisau pada tubuh.
2. Stabilisasi benda tajam dengan baik
sehingga tidak dapat bergerak bebas
karena setiap gerakan meyebabkan
kerusakan struktur/organ penting.
10. Penatalaksanaan Kedaruratan
1.Segera setelah cedera imobilisasi bagian tubuh
sebelum penderita di pindahkan.
2.Jika penderita harus dipindahkan dari kendaraan
sebelum pembidaian, maka ekstremitas harus
segera disangga bagian atas dan bagian bawah
tempat terjadinya fraktur mencegah gerakan
rotasi/angulasi
3.Gerakan fragmen patah tulang menyebakan nyeri,
kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lanjut
4.Area cidera diimobilisasi dengan memasang bidai
sementara dengan bantalan kemudian dibebat
kencang
11.
12. 5. Peredaran darah bagian distal dari cedera harus dikaji
perfusi jaringan perifer
6. Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut (steril)
mencegah kontaminasi jaringan di dalam. Tidak boleh
mereduksi fraktur, bahkan jika ada fragmen tulang yang
keluar melalui luka dan dibidai.
7. Pada bagian gawat darurat klien dievaluasi lengkap dan
pakaian dilepas lembut.
Pertama dilakukan pada tubuh yang sehat, setelah itu
dilanjutkan bagian sisi cedera.
Pakaian penderita harus dipotong pada sisi cidera.
Pada bagian ekstremitas sebisa mungkin tidak boleh
digerakkan mencegah kerusakan lebih lanjut.
13.
14. Perawatan Fraktur Terbuka
1. Bawa penderita ke ruang operasi, bersihkan dan
debridemen luka (benda asing & jaringan mati diangkat
dan irigasi)
2. Lakukan usapan luka untuk biakan dan kepekaan,
angkat dan irigasi fragmen tulang mati
3. Tinggikan ekstremitas meminimalkan terjadinya
edema
4. Kaji status neurovascular sesering mungkin
5. Periksa suhu interval teratur & pantau px untuk
mengetahui adanya infeksi
6. Jangan menjahit luka terkontaminasi yang terbalut
dengan balutan steril
7. Berikan profilaksis tetanus, kemudian berikan AB
mencegah/menangani infeksi serius.
15. Komplikasi Awal
1. Kerusakan vascular
2. Syndrome kompartemen (msl pembidaian, pembebatan
yang terlalu kuat). Proses terjadi beberapa jam, tanda dini
biasanya nyeri dan parestesi tanda lanjut lain 5P (pain,
palor, parestesia, pulse dan pergerakan)
3. Fat embolism syndrome (FET) sel lemak dari sumsum
tulang kuning masuk ke aliran darah menyebabkan O₂
darah rendah tandanya gangguan pernafasan,
takhikardi, hipertensi, takhipnea & demam.
4. Infeksi
5. Avaskular nekrosis (AVN) karena terganggu aliran darah
ke tulang menyebabkan nekrosis tulang & diawali ada
volkman’s ischemia
6. Syok
16. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian, Pengumpulan data
1. ANAMNESE
Jika banyak penolong anamneses dilakukan bersamaan primary
survey, jika penolong terbatas jangan pernah anamneses lengkap
sebelum cek CAB (anamneses penting karena mekanisme trauma
menyebabkan cedera ektremitas yang mungkin tidak tampak jelas
diawal pemeriksaan.
Cidera kaki jatuh dari ketinggian sering disertai fraktur lumbal.
Setiap cidera lulut dengan posisi duduk dapat mencederai sendi
panggul (cidera panggul dapat menimbulkan nyeri lutut) jadi cidera
lutut & panggul erat kaitannya shg harus diperiksa bersamaan.
Setiap cidera daerah bahu harus diperiksa cermat karena
melibatkan leher, dada /bahu.
Fraktur pelvis bisa menyebabkan kehilangan perdarahan banyak harus
dipikirkan kemungkinan terjadinya syok.
17. Pemeriksaan
1. Selama primary survey perhatikan penghentian perdarahan dari
ektremitas, lihat adanya DECAP-BLS (deformity, contusion, abrasion,
penetration, burns, laceration, swelling).
2. Periksa persendian apakah nyeri/gangguan pergerakan sendi, cek
nadi, motorik dan sensorik. Krepitasi salah satu tanda pasti fraktur
(bertemu dan bergeseknya kedua ujung frakmen tulang yang patah).
2. KELUHAN UTAMA
Umumnya rasa nyeri (PQRST)
Provoking incident (faktor pencetus nyeri)
Quality of pain (gambaran nyeri yang dirasakan msl menusuk,
terbakar dll)
Region /radiation
Severity (scale) of pain
Time
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU dll
18. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan neuromuskular (5 P) pain, palor, parestesia,
pulse dan pergerakan.
2. Pemeriksaan setempat
Inspeksi benjolan, pembengkakan atau cekungan yang
tidak biasa (abnormal)
Palpasi teraba hangat sekitar trauma dan perubahan
kelembaban kulit, CRT > 3 dtk. Otot (tonus saat
relaksasi/kontraksi, adanya benjolan, status
neurovascular, pergerakan apakah nyeri atau tidak dan
ukurannya.
Pergerakan tubuh
Apakah nyeri saat pergerakkan, lingkup gerak dicatat
19. Nyeri akut berhubunganspasme otot, pergerakkan fragmen
tulang, cedera jaringan lunak.
Intervensi
1.Lakukan pengkajian nyeri meliputi PQRST
2.Pertahankan elevasi ektremitas yang cidera kecuali ada
kontraindikasi kompartemen syndrome
3.Hindari hambatan sirkulasi akibat tekanan bebat ketat
4.Motivasi klien berdikusi mengenai cidera utk mengurangi
kecemasan
5.Motivasi melakukan rentang gerak aktif & pasif
(meningkatkan sirkulasi darah & mencegah kaku sendi)
6.Teknik relaksasi, kompres dan kolaborasi
20. Penanganan umum
Penanganan fraktur & dislokasi yang baik mengurangi
nyeri, cacat dan komplikasi.
Penanganan prehospital bertujuan imobilisasi
ekstremitas cidera dengan bidai/splint yang sesuai
mencegah pegerakan ujung tulang yang patah dan juga
mencegah kerusakan lanjut otot, syaraf dan pembuluh
darah.
Imobiliasasi fraktur trauma yang berat dapat dilakukan di
ambulans menuju RS.
Adalah tidak benar mengorbankan waktu di tempat
kejadian untuk memasang splint dengan mengorbankan
waktu untuk tindakan penyelamatan nyawa.
Bila kondisi stabil, fraktur ektremitas sebaiknya dipasang
splint sebelum pasien dipindahkan.
21. Aturan Umum Pemasangan Bidai
1. Bagian ektremitas cidera harus tampak seluruhnya
2. Pakaian harus dilepas
3. Cek nadi & fungsi sensorik distal dari fraktur sebelum & sesudah
pemasangan bidai
4. Jika ektremitas tampak sangat bengkok & nadi tidak teraba, coba
luruskan dengan tarikan secukupnya. Bila terasa ada tahanan jangan
diteruskan, pasang bidai pada posisi tersebut
5. Luka terbuka harus ditutup kasa steril sebelum dipasang bidai
6. Pasang bidai melewati 2 sendi
7. Pasang padding (kapas/bantal) secukupnya terutama bagian tulang
yang menonjol
8. Jangan memasukkan tulang yang keluar ke dalam lagi
9. Tutup bagian tulang yang keluar dg kasa steril sebelum dipasang bidai
10.Bila ada cedera lain mengancam jiwa bidai dipasang setelah
penderita dipindahkan, jika cidera ringan pasang bidai dulu baru
dipindahkan, jika ragu ragu ada cidera pasang bidai pada daerah yang
dicurigai.
22. Hal-hal Penting
1. Waspada mekanisme cidera dialami px sehingga anda bisa
menduga fraktur yang terjadi & kemungkinan komplikasi
2. Ingat CAB
3. Bagian cidera harus terlihat jelas
4. Waspada kemungkinan terjadi syok hemoragis
5. Selalu catat fungsi sensoris, sirkulasi awal & sesdh
manipulasi
6. Imobilisasi fraktur harus melalui 2 sendi
7. Pasang bidai saat yang tepat, cidera tulang belakang
diimobilisasi setelah primary survey, pada ekstremitas
sebaiknya imobilisasi dalam perjalanan ke RS
8. Pasang bidai bila curiga ada fraktur, pada cidera tulang
belakang diimobilisasi dengan log spinboard
Jangan sia-siakan the golden hour bertindak cermat dan
cepat
23. Ringkasan
1. Cedera ekstremitas biasanya tidak
mengancam jiwa tetapi sering
menyebabkan kecacatan
2. Pembidaian yang baik sangat penting
mencegah cedera lebih lanjut
3. Dislokasi siku, panggul dan lutut perlu bidai
dan reposisi segera untuk mencegah
terjadinya kecacatan lebih lanjut.
24. DAFTAR PUSTAKA
1. Asikin M. at all. 2016. Keperawatan Medical
Bedah sistem muskuloskeletal. Erlangga:
Jakarta
2. Basic trauma life support (pertolongan hidup
dasar rauma), 2014. Malang trauma services
IGD RSUD Dr. Saifulanwar Malang
3. PPGD (penanggulangan penderita gawat
darurat). Malang trauma services IRD RSUD Dr.
Saifulanwar Malang