SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
TRAUMA
MUSKULOSKELETAL
Trauma ekstremitas mudah diidentifikasi saat kita melihat
penderita pertama kali, namun jarang mengancam jiwa.
Tetapi harus diingat !!!
1. Pembebasan jalan nafas, mekanisme ventilasi
2. Pertahankan volume darah sirkulasi, terapi syok adekuat
harus dilakukan sebelum pasang bidai ekstremitas yang
patah.
3. Cidera pemb. darah & syaraf  penyulit paling sering
pada fraktur dan dislokasi mengakibatkan hilangnya fsg
neurovaskuler.
4. Evaluasi fungsi sensoris dan sirkulasi (denyut nadi,
motoric, sensorik) distal dari fraktur merupakan hal
penting.
Dislokasi
Penderita dislokasi sangat kesakitan & mudah
didiagnosis karena perubahan anatomi biasanya
jelas.
Dislokasi sendi besar walaupun bukan cidera
mengancam jiwa, kasus gawat darurat karena risiko
kerusakan neurovaskuler bila tidak segera
ditolong berakhir amputasi.
Penting memeriksa nadi, motorik dan sensorik di
daerah dislokasi. Terapi yang dapat dilakukan yaitu
pasang bidai dan ganjal kemudian penderita dirujuk.
Luka
1. Tutup luka  kasa steril & ikat dengan
baik.
2. Kontaminasi karena tanah/daun dapat
dibersihkan dan irigasi dengan cairan
normal saline.
3. Perdarahan dapat dihentikan dengan
bebat tekan.
Cedera neurovaskuler
Saraf dan pembuluh darah berjalan
berdampingan di sisi fleksor dari
ekstermitas.
Cidera dapat terjadi karena robekan ujung
tulang maupun tekanan dari
hematoma/pembengkakan nadi, motorik
dan sensorik selalu dicek sebelum &
sesudah manipulasi ektremitas, pasang
bidai/traksi.
Obyek Tertancap di Tubuh
1. Jangan pernah mencabut benda
tajam/pisau pada tubuh.
2. Stabilisasi benda tajam dengan baik
sehingga tidak dapat bergerak bebas
karena setiap gerakan meyebabkan
kerusakan struktur/organ penting.
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka
1. Pembersihan luka
2. Eksisi (pengangkatan jaringan)
3. Hecting situasi (jahitan situasi)
4. Antibiotik
Penatalaksanaan Kedaruratan
1.Segera setelah cedera  imobilisasi bagian tubuh
sebelum penderita di pindahkan.
2.Jika penderita harus dipindahkan dari kendaraan
sebelum pembidaian, maka ekstremitas harus
segera disangga bagian atas dan bagian bawah
tempat terjadinya fraktur  mencegah gerakan
rotasi/angulasi
3.Gerakan fragmen patah tulang menyebakan nyeri,
kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lanjut
4.Area cidera diimobilisasi dengan memasang bidai
sementara dengan bantalan kemudian dibebat
kencang
5. Peredaran darah bagian distal dari cedera harus dikaji
perfusi jaringan perifer
6. Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut (steril)
mencegah kontaminasi jaringan di dalam. Tidak boleh
mereduksi fraktur, bahkan jika ada fragmen tulang yang
keluar melalui luka dan dibidai.
7. Pada bagian gawat darurat klien dievaluasi lengkap dan
pakaian dilepas lembut.
 Pertama dilakukan pada tubuh yang sehat, setelah itu
dilanjutkan bagian sisi cedera.
 Pakaian penderita harus dipotong pada sisi cidera.
 Pada bagian ekstremitas sebisa mungkin tidak boleh
digerakkan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Perawatan Fraktur Terbuka
1. Bawa penderita ke ruang operasi, bersihkan dan
debridemen luka (benda asing & jaringan mati diangkat
dan irigasi)
2. Lakukan usapan luka untuk biakan dan kepekaan,
angkat dan irigasi fragmen tulang mati
3. Tinggikan ekstremitas  meminimalkan terjadinya
edema
4. Kaji status neurovascular sesering mungkin
5. Periksa suhu  interval teratur & pantau px untuk
mengetahui adanya infeksi
6. Jangan menjahit luka terkontaminasi yang terbalut
dengan balutan steril
7. Berikan profilaksis tetanus, kemudian berikan AB 
mencegah/menangani infeksi serius.
Komplikasi Awal
1. Kerusakan vascular
2. Syndrome kompartemen  (msl pembidaian, pembebatan
yang terlalu kuat). Proses terjadi beberapa jam, tanda dini
biasanya nyeri dan parestesi  tanda lanjut lain 5P (pain,
palor, parestesia, pulse dan pergerakan)
3. Fat embolism syndrome (FET) sel lemak dari sumsum
tulang kuning masuk ke aliran darah menyebabkan O₂
darah rendah  tandanya gangguan pernafasan,
takhikardi, hipertensi, takhipnea & demam.
4. Infeksi
5. Avaskular nekrosis (AVN)  karena terganggu aliran darah
ke tulang menyebabkan nekrosis tulang & diawali ada
volkman’s ischemia
6. Syok
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian, Pengumpulan data
1. ANAMNESE
 Jika banyak penolong  anamneses dilakukan bersamaan primary
survey, jika penolong terbatas jangan pernah anamneses lengkap
sebelum cek CAB (anamneses penting karena  mekanisme trauma
menyebabkan cedera ektremitas yang mungkin tidak tampak jelas
diawal pemeriksaan.
 Cidera kaki  jatuh dari ketinggian sering disertai fraktur lumbal.
 Setiap cidera lulut dengan posisi duduk  dapat mencederai sendi
panggul (cidera panggul dapat menimbulkan nyeri lutut) jadi cidera
lutut & panggul erat kaitannya shg harus diperiksa bersamaan.
 Setiap cidera daerah bahu harus diperiksa cermat  karena
melibatkan leher, dada /bahu.
 Fraktur pelvis bisa menyebabkan kehilangan perdarahan banyak harus
dipikirkan kemungkinan terjadinya syok.
Pemeriksaan
1. Selama primary survey perhatikan penghentian perdarahan dari
ektremitas, lihat adanya DECAP-BLS (deformity, contusion, abrasion,
penetration, burns, laceration, swelling).
2. Periksa persendian apakah  nyeri/gangguan pergerakan sendi, cek
nadi, motorik dan sensorik. Krepitasi salah satu tanda pasti fraktur
(bertemu dan bergeseknya kedua ujung frakmen tulang yang patah).
2. KELUHAN UTAMA
 Umumnya rasa nyeri (PQRST)
 Provoking incident (faktor pencetus nyeri)
 Quality of pain (gambaran nyeri yang dirasakan msl menusuk,
terbakar dll)
 Region /radiation
 Severity (scale) of pain
 Time
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU dll
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan neuromuskular (5 P)  pain, palor, parestesia,
pulse dan pergerakan.
2. Pemeriksaan setempat
 Inspeksi  benjolan, pembengkakan atau cekungan yang
tidak biasa (abnormal)
 Palpasi  teraba hangat sekitar trauma dan perubahan
kelembaban kulit, CRT > 3 dtk. Otot (tonus saat
relaksasi/kontraksi, adanya benjolan, status
neurovascular, pergerakan apakah nyeri atau tidak dan
ukurannya.
 Pergerakan tubuh
Apakah nyeri saat pergerakkan, lingkup gerak dicatat
Nyeri akut berhubunganspasme otot, pergerakkan fragmen
tulang, cedera jaringan lunak.
Intervensi
1.Lakukan pengkajian nyeri meliputi PQRST
2.Pertahankan elevasi ektremitas yang cidera kecuali ada
kontraindikasi kompartemen syndrome
3.Hindari hambatan sirkulasi akibat tekanan bebat ketat
4.Motivasi klien berdikusi mengenai cidera utk mengurangi
kecemasan
5.Motivasi melakukan rentang gerak aktif & pasif
(meningkatkan sirkulasi darah & mencegah kaku sendi)
6.Teknik relaksasi, kompres dan kolaborasi
Penanganan umum
 Penanganan fraktur & dislokasi yang baik mengurangi
nyeri, cacat dan komplikasi.
 Penanganan prehospital bertujuan  imobilisasi
ekstremitas cidera dengan bidai/splint yang sesuai 
mencegah pegerakan ujung tulang yang patah dan juga
mencegah kerusakan lanjut otot, syaraf dan pembuluh
darah.
 Imobiliasasi fraktur trauma yang berat dapat dilakukan di
ambulans menuju RS.
 Adalah tidak benar mengorbankan waktu di tempat
kejadian untuk memasang splint dengan mengorbankan
waktu untuk tindakan penyelamatan nyawa.
 Bila kondisi stabil, fraktur ektremitas sebaiknya dipasang
splint sebelum pasien dipindahkan.
Aturan Umum Pemasangan Bidai
1. Bagian ektremitas cidera harus tampak seluruhnya
2. Pakaian harus dilepas
3. Cek nadi & fungsi sensorik distal dari fraktur sebelum & sesudah
pemasangan bidai
4. Jika ektremitas tampak sangat bengkok & nadi tidak teraba, coba
luruskan dengan tarikan secukupnya. Bila terasa ada tahanan jangan
diteruskan, pasang bidai pada posisi tersebut
5. Luka terbuka harus ditutup kasa steril sebelum dipasang bidai
6. Pasang bidai melewati 2 sendi
7. Pasang padding (kapas/bantal) secukupnya terutama bagian tulang
yang menonjol
8. Jangan memasukkan tulang yang keluar ke dalam lagi
9. Tutup bagian tulang yang keluar dg kasa steril sebelum dipasang bidai
10.Bila ada cedera lain  mengancam jiwa bidai dipasang setelah
penderita dipindahkan, jika cidera ringan pasang bidai dulu baru
dipindahkan, jika ragu ragu ada cidera pasang bidai pada daerah yang
dicurigai.
Hal-hal Penting
1. Waspada mekanisme cidera dialami px sehingga anda bisa
menduga fraktur yang terjadi & kemungkinan komplikasi
2. Ingat CAB
3. Bagian cidera harus terlihat jelas
4. Waspada kemungkinan terjadi syok hemoragis
5. Selalu catat fungsi sensoris, sirkulasi awal & sesdh
manipulasi
6. Imobilisasi fraktur harus melalui 2 sendi
7. Pasang bidai saat yang tepat, cidera tulang belakang
diimobilisasi setelah primary survey, pada ekstremitas
sebaiknya imobilisasi dalam perjalanan ke RS
8. Pasang bidai bila curiga ada fraktur, pada cidera tulang
belakang diimobilisasi dengan log spinboard
Jangan sia-siakan the golden hour  bertindak cermat dan
cepat
Ringkasan
1. Cedera ekstremitas biasanya tidak
mengancam jiwa tetapi sering
menyebabkan kecacatan
2. Pembidaian yang baik sangat penting
mencegah cedera lebih lanjut
3. Dislokasi siku, panggul dan lutut perlu bidai
dan reposisi segera untuk mencegah
terjadinya kecacatan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asikin M. at all. 2016. Keperawatan Medical
Bedah sistem muskuloskeletal. Erlangga:
Jakarta
2. Basic trauma life support (pertolongan hidup
dasar rauma), 2014. Malang trauma services
IGD RSUD Dr. Saifulanwar Malang
3. PPGD (penanggulangan penderita gawat
darurat). Malang trauma services IRD RSUD Dr.
Saifulanwar Malang
TRAUMA MUSKULOSKELETAL

More Related Content

What's hot (20)

SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
Lembar Early Warning Score HIPERCCI 2017
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
dislokasi
dislokasidislokasi
dislokasi
 
Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan frakturProses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
 
Ppt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka otPpt perawatan luka ot
Ppt perawatan luka ot
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang DikenalNasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
Nasopharyngeal Airway (NPA): Banyak Manfaat namun Kurang Dikenal
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminal
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Restrain
RestrainRestrain
Restrain
 
Nanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hepNanda nic noc si hep
Nanda nic noc si hep
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 

Similar to TRAUMA MUSKULOSKELETAL

6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletalagus raharjo
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialpjj_kemenkes
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatalpuskesmas mojoagung
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatalpuskesmas mojoagung
 
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDay 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDiandraDevita1
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel frakturf' yagami
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdforita11
 
Laporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktLaporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktDoni Luter
 
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptMATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptRinnaRappa
 
Prof_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptx
Prof_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptxProf_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptx
Prof_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptxFazaYuspaLiosha1
 
Cidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaCidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaKharistya Amaru
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptFadlanKhuzaifa
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxsalmanalfarisi637456
 

Similar to TRAUMA MUSKULOSKELETAL (20)

6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal6. trauma musculoscletal
6. trauma musculoscletal
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
 
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDay 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
 
Fraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTURFraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTUR
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel fraktur
 
MIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdfMIND MAP FRAKTUR.pdf
MIND MAP FRAKTUR.pdf
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Laporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan fraktLaporan pendahuluan frakt
Laporan pendahuluan frakt
 
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.pptMATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
MATERI KAK RINNA FIXXXXX.ppt
 
Ppt kti
Ppt ktiPpt kti
Ppt kti
 
Prof_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptx
Prof_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptxProf_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptx
Prof_Dr_dr_Astawa_Sp_B_SpOT_K_Kegawatan.pptx
 
Cidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangkaCidera sistem otot rangka
Cidera sistem otot rangka
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 

More from Army Of God

Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikumArmy Of God
 
Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Army Of God
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryArmy Of God
 
Teknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesTeknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesArmy Of God
 
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019Army Of God
 
Soal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obatSoal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obatArmy Of God
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinArmy Of God
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinArmy Of God
 
Referensi jurnal rina
Referensi jurnal rinaReferensi jurnal rina
Referensi jurnal rinaArmy Of God
 
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Army Of God
 
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Army Of God
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposalArmy Of God
 
Ppt gadar bu etik
Ppt gadar bu etikPpt gadar bu etik
Ppt gadar bu etikArmy Of God
 
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017Army Of God
 
Perencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisiPerencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisiArmy Of God
 

More from Army Of God (20)

Ulkus tungkai
Ulkus tungkaiUlkus tungkai
Ulkus tungkai
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikum
 
Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7Ulkus dekubitus kelompok 7
Ulkus dekubitus kelompok 7
 
Trauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injuryTrauma spinal cord injury
Trauma spinal cord injury
 
Trauma kepala
Trauma kepalaTrauma kepala
Trauma kepala
 
Uji pair t test
Uji pair t testUji pair t test
Uji pair t test
 
Wilms tumor
Wilms tumorWilms tumor
Wilms tumor
 
Teknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetesTeknik perawatan luka diabetes
Teknik perawatan luka diabetes
 
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
Sosialisasi bimbingan skripsi bab 1 2 3 s1 2017_jb 2019
 
Soal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obatSoal hitung dosis obat
Soal hitung dosis obat
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulin
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulin
 
Referensi jurnal rina
Referensi jurnal rinaReferensi jurnal rina
Referensi jurnal rina
 
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
Prinsip prwt kulit dan luka ke 1
 
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2Prinsip perwt kulit& luka ke 2
Prinsip perwt kulit& luka ke 2
 
Ppt ujian proposal
Ppt ujian proposalPpt ujian proposal
Ppt ujian proposal
 
Ppt gadar bu etik
Ppt gadar bu etikPpt gadar bu etik
Ppt gadar bu etik
 
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017Perencanaan tenaga kep  angkatan 2017
Perencanaan tenaga kep angkatan 2017
 
Perencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisiPerencanaan kebutuhan nutrisi
Perencanaan kebutuhan nutrisi
 
Pengkajian luka
Pengkajian lukaPengkajian luka
Pengkajian luka
 

Recently uploaded

Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxnoviariansari
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 

Recently uploaded (12)

Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptxPPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
PPT TUGAS PEMBIAYAAN RS DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 

TRAUMA MUSKULOSKELETAL

  • 2. Trauma ekstremitas mudah diidentifikasi saat kita melihat penderita pertama kali, namun jarang mengancam jiwa. Tetapi harus diingat !!! 1. Pembebasan jalan nafas, mekanisme ventilasi 2. Pertahankan volume darah sirkulasi, terapi syok adekuat harus dilakukan sebelum pasang bidai ekstremitas yang patah. 3. Cidera pemb. darah & syaraf  penyulit paling sering pada fraktur dan dislokasi mengakibatkan hilangnya fsg neurovaskuler. 4. Evaluasi fungsi sensoris dan sirkulasi (denyut nadi, motoric, sensorik) distal dari fraktur merupakan hal penting.
  • 3. Dislokasi Penderita dislokasi sangat kesakitan & mudah didiagnosis karena perubahan anatomi biasanya jelas. Dislokasi sendi besar walaupun bukan cidera mengancam jiwa, kasus gawat darurat karena risiko kerusakan neurovaskuler bila tidak segera ditolong berakhir amputasi. Penting memeriksa nadi, motorik dan sensorik di daerah dislokasi. Terapi yang dapat dilakukan yaitu pasang bidai dan ganjal kemudian penderita dirujuk.
  • 4.
  • 5. Luka 1. Tutup luka  kasa steril & ikat dengan baik. 2. Kontaminasi karena tanah/daun dapat dibersihkan dan irigasi dengan cairan normal saline. 3. Perdarahan dapat dihentikan dengan bebat tekan.
  • 6.
  • 7. Cedera neurovaskuler Saraf dan pembuluh darah berjalan berdampingan di sisi fleksor dari ekstermitas. Cidera dapat terjadi karena robekan ujung tulang maupun tekanan dari hematoma/pembengkakan nadi, motorik dan sensorik selalu dicek sebelum & sesudah manipulasi ektremitas, pasang bidai/traksi.
  • 8. Obyek Tertancap di Tubuh 1. Jangan pernah mencabut benda tajam/pisau pada tubuh. 2. Stabilisasi benda tajam dengan baik sehingga tidak dapat bergerak bebas karena setiap gerakan meyebabkan kerusakan struktur/organ penting.
  • 9. Penatalaksanaan Fraktur Terbuka 1. Pembersihan luka 2. Eksisi (pengangkatan jaringan) 3. Hecting situasi (jahitan situasi) 4. Antibiotik
  • 10. Penatalaksanaan Kedaruratan 1.Segera setelah cedera  imobilisasi bagian tubuh sebelum penderita di pindahkan. 2.Jika penderita harus dipindahkan dari kendaraan sebelum pembidaian, maka ekstremitas harus segera disangga bagian atas dan bagian bawah tempat terjadinya fraktur  mencegah gerakan rotasi/angulasi 3.Gerakan fragmen patah tulang menyebakan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lanjut 4.Area cidera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan bantalan kemudian dibebat kencang
  • 11.
  • 12. 5. Peredaran darah bagian distal dari cedera harus dikaji perfusi jaringan perifer 6. Pada fraktur terbuka luka ditutup dengan pembalut (steril) mencegah kontaminasi jaringan di dalam. Tidak boleh mereduksi fraktur, bahkan jika ada fragmen tulang yang keluar melalui luka dan dibidai. 7. Pada bagian gawat darurat klien dievaluasi lengkap dan pakaian dilepas lembut.  Pertama dilakukan pada tubuh yang sehat, setelah itu dilanjutkan bagian sisi cedera.  Pakaian penderita harus dipotong pada sisi cidera.  Pada bagian ekstremitas sebisa mungkin tidak boleh digerakkan mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • 13.
  • 14. Perawatan Fraktur Terbuka 1. Bawa penderita ke ruang operasi, bersihkan dan debridemen luka (benda asing & jaringan mati diangkat dan irigasi) 2. Lakukan usapan luka untuk biakan dan kepekaan, angkat dan irigasi fragmen tulang mati 3. Tinggikan ekstremitas  meminimalkan terjadinya edema 4. Kaji status neurovascular sesering mungkin 5. Periksa suhu  interval teratur & pantau px untuk mengetahui adanya infeksi 6. Jangan menjahit luka terkontaminasi yang terbalut dengan balutan steril 7. Berikan profilaksis tetanus, kemudian berikan AB  mencegah/menangani infeksi serius.
  • 15. Komplikasi Awal 1. Kerusakan vascular 2. Syndrome kompartemen  (msl pembidaian, pembebatan yang terlalu kuat). Proses terjadi beberapa jam, tanda dini biasanya nyeri dan parestesi  tanda lanjut lain 5P (pain, palor, parestesia, pulse dan pergerakan) 3. Fat embolism syndrome (FET) sel lemak dari sumsum tulang kuning masuk ke aliran darah menyebabkan O₂ darah rendah  tandanya gangguan pernafasan, takhikardi, hipertensi, takhipnea & demam. 4. Infeksi 5. Avaskular nekrosis (AVN)  karena terganggu aliran darah ke tulang menyebabkan nekrosis tulang & diawali ada volkman’s ischemia 6. Syok
  • 16. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian, Pengumpulan data 1. ANAMNESE  Jika banyak penolong  anamneses dilakukan bersamaan primary survey, jika penolong terbatas jangan pernah anamneses lengkap sebelum cek CAB (anamneses penting karena  mekanisme trauma menyebabkan cedera ektremitas yang mungkin tidak tampak jelas diawal pemeriksaan.  Cidera kaki  jatuh dari ketinggian sering disertai fraktur lumbal.  Setiap cidera lulut dengan posisi duduk  dapat mencederai sendi panggul (cidera panggul dapat menimbulkan nyeri lutut) jadi cidera lutut & panggul erat kaitannya shg harus diperiksa bersamaan.  Setiap cidera daerah bahu harus diperiksa cermat  karena melibatkan leher, dada /bahu.  Fraktur pelvis bisa menyebabkan kehilangan perdarahan banyak harus dipikirkan kemungkinan terjadinya syok.
  • 17. Pemeriksaan 1. Selama primary survey perhatikan penghentian perdarahan dari ektremitas, lihat adanya DECAP-BLS (deformity, contusion, abrasion, penetration, burns, laceration, swelling). 2. Periksa persendian apakah  nyeri/gangguan pergerakan sendi, cek nadi, motorik dan sensorik. Krepitasi salah satu tanda pasti fraktur (bertemu dan bergeseknya kedua ujung frakmen tulang yang patah). 2. KELUHAN UTAMA  Umumnya rasa nyeri (PQRST)  Provoking incident (faktor pencetus nyeri)  Quality of pain (gambaran nyeri yang dirasakan msl menusuk, terbakar dll)  Region /radiation  Severity (scale) of pain  Time 3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU dll
  • 18. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan neuromuskular (5 P)  pain, palor, parestesia, pulse dan pergerakan. 2. Pemeriksaan setempat  Inspeksi  benjolan, pembengkakan atau cekungan yang tidak biasa (abnormal)  Palpasi  teraba hangat sekitar trauma dan perubahan kelembaban kulit, CRT > 3 dtk. Otot (tonus saat relaksasi/kontraksi, adanya benjolan, status neurovascular, pergerakan apakah nyeri atau tidak dan ukurannya.  Pergerakan tubuh Apakah nyeri saat pergerakkan, lingkup gerak dicatat
  • 19. Nyeri akut berhubunganspasme otot, pergerakkan fragmen tulang, cedera jaringan lunak. Intervensi 1.Lakukan pengkajian nyeri meliputi PQRST 2.Pertahankan elevasi ektremitas yang cidera kecuali ada kontraindikasi kompartemen syndrome 3.Hindari hambatan sirkulasi akibat tekanan bebat ketat 4.Motivasi klien berdikusi mengenai cidera utk mengurangi kecemasan 5.Motivasi melakukan rentang gerak aktif & pasif (meningkatkan sirkulasi darah & mencegah kaku sendi) 6.Teknik relaksasi, kompres dan kolaborasi
  • 20. Penanganan umum  Penanganan fraktur & dislokasi yang baik mengurangi nyeri, cacat dan komplikasi.  Penanganan prehospital bertujuan  imobilisasi ekstremitas cidera dengan bidai/splint yang sesuai  mencegah pegerakan ujung tulang yang patah dan juga mencegah kerusakan lanjut otot, syaraf dan pembuluh darah.  Imobiliasasi fraktur trauma yang berat dapat dilakukan di ambulans menuju RS.  Adalah tidak benar mengorbankan waktu di tempat kejadian untuk memasang splint dengan mengorbankan waktu untuk tindakan penyelamatan nyawa.  Bila kondisi stabil, fraktur ektremitas sebaiknya dipasang splint sebelum pasien dipindahkan.
  • 21. Aturan Umum Pemasangan Bidai 1. Bagian ektremitas cidera harus tampak seluruhnya 2. Pakaian harus dilepas 3. Cek nadi & fungsi sensorik distal dari fraktur sebelum & sesudah pemasangan bidai 4. Jika ektremitas tampak sangat bengkok & nadi tidak teraba, coba luruskan dengan tarikan secukupnya. Bila terasa ada tahanan jangan diteruskan, pasang bidai pada posisi tersebut 5. Luka terbuka harus ditutup kasa steril sebelum dipasang bidai 6. Pasang bidai melewati 2 sendi 7. Pasang padding (kapas/bantal) secukupnya terutama bagian tulang yang menonjol 8. Jangan memasukkan tulang yang keluar ke dalam lagi 9. Tutup bagian tulang yang keluar dg kasa steril sebelum dipasang bidai 10.Bila ada cedera lain  mengancam jiwa bidai dipasang setelah penderita dipindahkan, jika cidera ringan pasang bidai dulu baru dipindahkan, jika ragu ragu ada cidera pasang bidai pada daerah yang dicurigai.
  • 22. Hal-hal Penting 1. Waspada mekanisme cidera dialami px sehingga anda bisa menduga fraktur yang terjadi & kemungkinan komplikasi 2. Ingat CAB 3. Bagian cidera harus terlihat jelas 4. Waspada kemungkinan terjadi syok hemoragis 5. Selalu catat fungsi sensoris, sirkulasi awal & sesdh manipulasi 6. Imobilisasi fraktur harus melalui 2 sendi 7. Pasang bidai saat yang tepat, cidera tulang belakang diimobilisasi setelah primary survey, pada ekstremitas sebaiknya imobilisasi dalam perjalanan ke RS 8. Pasang bidai bila curiga ada fraktur, pada cidera tulang belakang diimobilisasi dengan log spinboard Jangan sia-siakan the golden hour  bertindak cermat dan cepat
  • 23. Ringkasan 1. Cedera ekstremitas biasanya tidak mengancam jiwa tetapi sering menyebabkan kecacatan 2. Pembidaian yang baik sangat penting mencegah cedera lebih lanjut 3. Dislokasi siku, panggul dan lutut perlu bidai dan reposisi segera untuk mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut.
  • 24. DAFTAR PUSTAKA 1. Asikin M. at all. 2016. Keperawatan Medical Bedah sistem muskuloskeletal. Erlangga: Jakarta 2. Basic trauma life support (pertolongan hidup dasar rauma), 2014. Malang trauma services IGD RSUD Dr. Saifulanwar Malang 3. PPGD (penanggulangan penderita gawat darurat). Malang trauma services IRD RSUD Dr. Saifulanwar Malang