SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Bab 8 
Nilai Acuan Kriteria
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Bab 8 
NILAI ACUAN KRITERIA 
A. Hakikat Acuan Kriteria 
1. Pengertian 
Sekor diacu ke suatu wilayah kriteria yang 
berkenaan dengan suatu kemampuan 
tertentu untuk menentukan apakah sekor itu 
termasuk ke dalam kelompok yang sudah 
menguasai atau yang belum menguasai 
Untuk itu diperlukan adanya 
• Uraian tentang wilayah kriteria 
kemampuan 
• Standar batas penguasaan kemampuan
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
2. Wilayah Kriteria 
Wilayah kriteria yang berkenaan dengan suatu 
kemampuan diungkapkan melalui 
• Deskripsi wilayah kriteria 
• Format butir alat ukur 
• Contoh butir alat ukur 
Dari wilayah kriteria ini disusunlah alat ukur berupa 
• Perangkat populasi alat ukur 
• Perangkat sampel alat ukur 
Biasanya kita tidak dapat menyusun perangkat 
populasi alat ukur, sehingga yang biasanya tersedia 
adalah perangkat sampel alat ukur
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
3. Deskripsi dan Format Alat Ukur 
Alat Ukur 
Penyusunan perangkat alat ukur dilakukan melalui 
deskripsi dan format butir alat ukur 
Deskripsi dan Format 
Ada dua cara untuk menyusun deskripsi dan format 
alat ukur 
• Spesifikasi format 
• Spesifikasi tujuan instruksional 
Spesifikasi Format 
• Spesifikasi 
• Format umum 
• Sampel butir 
Spesifikasi Tujuan Instruksional 
• Deskripsi umum 
• Deskripsi Atribut stimulus 
• Deskripsi Atribut responsi 
• Sampel butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Nilai Acuan Kriteria 
------------------------------------------------------------------------------ 
Dua cara untuk mendeskripsi wilayah kriteria (deskripsi 
dan format alat ukur) 
Deskripsi 
Wilayah 
Kriteria 
Spesifikasi 
Format 
Spesifikasi 
Tujuan Instruksional
------------------------------------------------------------------------------ 
Nilai Acuan Kriteria 
------------------------------------------------------------------------------ 
Empat metoda penentuan standar batas penguasaan 
Penentuan 
Standar 
Batas 
Penguasaan 
Metoda 
Profesional 
Metoda 
Nedelsky 
Metoda 
Angoff 
Metoda 
Kelompok Kontras
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
4. Standar Batas Penguasaan 
Standar batas penguasaan ditentukan 
• Untuk memisahkan mereka yang sudah 
menguasai dari mereka yang belum menguasai 
• Melalui pemeriksaan terhadap alat ukur yang 
digunakan sehingga alat ukur yang berbeda 
memiliki standar batas penguasaan yang 
berbeda pula 
Metoda Penentuan Standar 
• Ada sejumlah metoda untuk menentukan 
standar batas penguasaan 
Sudah menguasai 
Belum menguasai
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
5. Persiapan 
Ketentuan Pengukuran 
• Perlu ada rumusan deskripsi wilayah kriteria 
• Perlu ada format butir alat ukur 
• Perlu ada contoh butir alat ukur 
• Perlu ada ketentuan tentang penyusunan 
standar batas penguasaan 
Pembuatan Alat Ukur 
• Berdasarkan ketentuan alat ukur dibuat 
perangkat alat ukur 
• Biasanya, yang disiapkan adalah perangkat 
sampel alat ukur 
Pembuatan Standar Batas Penguasaan 
• Perlu dibuat standar batas penguasaan
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Wilayah kriteria 
Deskripsi wilayah kriteria 
Format butir alat ukur 
Contoh butir alat ukur 
Sudah menguasai 
Belum menguasai
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
6. Prosedur Penilaian 
Pengukuran 
• Responden diukur dengan alat ukur yang telah 
jelas wilayah kriterianya serta memiliki standar 
batas penguasaan (perangkat sampel alat ukur) 
• Pengukuran menghasilkan sekor (biasanya 
sekor sampel) 
Estimasi 
• Penilaian memerlukan sekor populasi tetapi 
yang ada adalah sekor sampel 
• Sekor populasi diperoleh dari sekor sampel 
melalui estimasi 
• Ada banyak jenis metoda estimasi, dari yang 
sederhana sampai ke yang rumit 
Penilaian 
• Sekor populasi diacu ke standar batas 
penguasaan 
• Dari acuan ini diperoleh nilai acuan kriteria 
berupa sudah menguasai (sukses) atau belum 
menguasai (gagal)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Wilayah kriteria 
Alat ukur 
(populasi) 
Alat ukur 
(sampel) 
Responden 
Standar 
Batas 
Penguasaan 
Sudah 
menguasai 
Belum 
menguasai 
Sekor 
(sampel) 
Sekor 
(populasi) 
estimasi 
nilai
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
7. Sekor 
Sekor Sampel 
• Sekor yang diperoleh ketika responden diukur 
dengan perangkat sampel alat ukur 
• Sekor sampel inilah yang paling umum 
diperoleh setelah pengukuran 
Sekor Populasi (estimasi) 
• Sekor populasi yang diperoleh melalui 
pengestimesian dari sekor sampel 
• Perlu memilih metoda pengestimasian dari 
sejumlah metoda pengestimasian 
Sekor Populasi (langsung) 
• Sekor yang diperoleh ketika responden 
langsung diukur dengan perangkat populasi 
alat ukur 
• Biasanya tidak terdapat perangkat populasi alat 
ukur
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
B. Alat Ukur Spesifikasi Format 
1. Penyusunan Alat Ukur 
• Spesifikasi wilayah kriteria 
• Format umum 
• Sampel butir alat ukur 
• Sampel lainnya 
2. Contoh Alat Ukur 
• Beberapa contoh alat ukur disusun melalui 
keempat pokok penyusunan alat ukur 
• Di sini digunakan bahan ujian yang kriterianya 
dapat disusun secara ketat 
• Sampel lain digunakan untuk latihan 
penyusunan butir alat ukur
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 1 
Penguasaan Huruf 
(a) Spesifikasi 
Dapat melafalkan semua huruf abjad Latin 
(b) Format Umum 
Secara acak menarik 5 huruf dari abjad 
(c) Sampel Butir 
Lafalkan A, P, C, M, Y 
(d) Sampel lain 
(1). K, T, A, O, R 
(2) 
(3) 
(4)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 2 
Menghitung Perkalian Bilangan 
(a) Spesifikasi 
Menghitung perkalian bilangan di antara 1 x 1 
sampai 10 x 10 
(b) Format Umum 
a x b (a dan b di antara 1 sampai 10) 
(c) Sampel Butir 
7 x 8 = 
(d) Sampel Lain 
(1) 3 x 7 = 
(2) 
(3) 
(4)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 3 
Menghitung Pengurangan Bilangan 
(a) Spesifikasi 
A = 1a; B = b 
a < b 
{H, V} H = horizontal V = vertikal 
A dan B adalah bilangan 
a dan b adalah digit 
H, V adalah pemilihan bentuk horizontal atau 
vertikal 
(b) Format Umum 
Horizontal: A – B = 
Vertikal: A 
– B
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(c) Sampel Butir 
15 
– 8 (vertikal) 
(d) Sampel Lain 
(1) 14 (2) 11 
– 8 – 3 
(3) (4) 
(5) (6)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 4 
Menghitung Pengurangan Bilangan 
(a) Spesifikasi 
A = a1a2; B = b 
b > a2 
{H, V} H = horizontal, V = vertikal 
A dan B adalah bilangan 
a1, a2, dan b adalah digit 
(b) Format Umum 
A 
– B (vertikal) 
A – B = (horizontal)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(c) Sampel Butir 
53 
– 7 (vertikal) 
(d) Sampel Lain 
(1) 44 (2) 35 
– 8 – 6 
(3) (4) 
(5) (6)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 5 
Menghitung Pengurangan Bilangan 
(a) Spesifikasi 
N {3,4} 
A = a1a2…; B = b1b2… 
(a1 > b1), (a3 < b3), (a4 ≥ b4) 
a2 = 0 
N adalah banyaknya digit 
A, B adalah bilangan 
a, b adalah digit 
(b) Format Umum 
A 
– B
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(c) Sampel Butir 
403 
– 138 (vertikal) 
(d) Sampel Lain 
(1) 704 (2) 602 
– 246 – 368 
(3) (4) 
(5) (6)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 6 
Mengisi Rumpang pada Pengurangan Bilangan 
(a) Spesifikasi 
A = a1a2; B = b1b2 
0 < B < A 
A, B adalah bilangan 
a, b adalah digit 
(b) Format Umum 
A – = B 
(c) Sampel Butir 
42 – = 25 
(d) Sampel Lain 
(1) 31 – = 14 
(2) 
(3)
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
C. Alat Ukur Spesifikasi Tujuan Instruksional 
1. Penyusunan Alat Ukur 
James Popham di dalam Instructional Objective 
Exchange (IOX) mengusulkan bentuk 
spesifikasi 
• Deskripsi Umum atau Obyektif 
• Deskripsi Atribut Stimulus 
• Deskripsi Atribut Responsi 
• Sampel Butir 
Disusul dengan Sampel Lain 
2. Contoh Alat Ukur 
• Alat ukur yang disajikan berbentuk pilihan 
ganda 
• Terdapat deskripsi tentang bentuk alat ukur 
pilihan ganda ini
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 7 
Penguasaan Bahasa 
(a) Obyektif 
• Diberikan daftar kata berimbuhan yang telah 
dikenal (misalnya, berlari, memukul, gemilang), 
siswa akan menunjukkan akar kata dari paling 
sedikit 90 persen dari kata berimbuhan itu 
(b) Deskripsi Atribut Stimulus 
• (1) Butir disusun dalam format pilihan ganda 
dengan tiga pilihan dan hanya satu pilihan yang 
betul 
• (2) Kata berimbuhan akan diambil dari bahan 
ajar lalu pada pelajaran membaca untuk 
memastikan bahwa kata itu telah dikenal oleh 
siswa
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(c) Deskripsi Atribut Responsi 
• (1) Pengecoh harus mencakup huruf hidup dan 
huruf mati sehingga terbentuk ungkapan 
berupa kata 
• (2) Pengecoh dapat mencakup bagian kata 
seperti bertah pada bertahan 
• (3) Kombinasi huruf awal, tengah, dan akhir 
dapat digunakan pada penyusunan pengecoh 
(d) Sampel Butir 
(1) gemilang (2) seniman 
A. milang A. seni 
B. gemil B. niman 
C. gilang C. senim
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 7 
Soal Hitungan Ceritera 
(a) Obyektif 
Diberikan soal hitungan ceritera yang 
mencakup bilangan positif dan negatif, 
siswa akan memilih persamaan yang 
cocok dengan informasi di dalam soal serta 
memilih hasil pemecahan soal itu 
(b) Deskripsi Atribut Stimulus 
• (1) Menggunakan format pilihan ganda 
dengan empat pilihan 
• (2) Soal ceritera mengandung tiga sampai 
lima bilangan yang perlu dijumlahkan 
• (3) Harus ada bilangan positif dan bilangan 
negatif yang perlu dijumlahkan 
• (4) Ceritera tidak lebih panjang dari tiga 
kalimat
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(c) Deskripsi Atribut Responsi 
(1) Responsi akan mencakup persamaan dan 
solusi numerik dari persamaan itu 
(2) Beberapa pilihan salah (pengecoh) akan 
dibentuk melalui tanda + dan – yang salah 
(3) Beberapa pilihan jawaban salah (pengecoh) 
akan dibentuk melalui penjumlahan yang salah 
dari bilangan bertanda itu 
(d) Sampel Butir 
(1) Budi membawa bola empat kali. Ia maju 7 
meter, mundur 2 meter, maju 6 meter, dan 
mundur 1 meter. Berapa meter capaian Budi? 
A. X = 7 – 2 + 6 – 1 X = 10 meter 
B. X = 7 – 2 + 6 – 1 X = 14 meter 
C. X = 7 + 2 – 6 + 1 X = 16 meter 
D. X = 7 + 2 – 6 + 1 X = 14 meter
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(2) Pesawat luar angkasa mendarat di bumi dan 
makhluk luar angkasa menangkap sembilan anak. 
Salah seorang anak perempuan dapat segera lolos 
dan dua anak lelaki lolos sejurus kemudian. Berapa 
anak masih tertangkap? 
A. X = 9 + 1 + 2 X = 12 
B. X = 9 – 1 – 2 X = 6 
C. X = 9 + 1 + 2 X = 10 
D. X = 9 – 1 – 2 X = 7 
(3) Seorang anak naik tangga. Ia naik 8 langkah, 
turun 3 langkah, turun 2 langkah, dan naik 4 
langkah. Berapa tinggi anak itu? 
A. X = 8 – 3 + 2 – 4 X = 3 langkah 
B. X = 8 – 3 – 2 + 4 X = 11 langkah 
C. X = 8 – 3 – 2 + 4 X = 7 langkah 
D. X = 8 – 3 + 2 – 4 X = 5 langkah
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
D. Estimasi Sekor Populasi Pengukuran 
1. Cakupan 
• Dari wilayah kriteria, disusun sampel alat ukur 
• Sampel alat ukur ini dikenakan kepada 
responden dan menghasilkan sekor sampel 
• Dari sekor sampel ditentukan sekor populasi 
melalui estimasi 
alat ukur 
(sampel sekor 
(sampel) 
responden 
sekor 
(populasi) 
estimasi
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
2. Cara Estimasi 
Ada sejumlah cara estimasi dari sekor sampel 
ke sekor populasi. Di antaranya, 
• Estimasi interval 
• Estimasi kebolehjadian maksimum 
• Estimasi Bayes 
• Estimasi klasikal 
• Estimasi arcsinus 
Yang paling sederhana adalah cara estimasi 
interval 
Sebagai contoh, di sini, dikemukakan salah 
satu contoh cara estimasi interval. Hasil 
estimasi menunjukkan interval sekor populasi
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
3. Estimasi Melalui Estimasi Interval 
Misalkan sekor dinyatakan dalam bentuk proporsi 
sekor sampel sebesar p 
Dengan estimasi interval Δp, proporsi sekor 
populasi menjadi 
p ± Δp 
Kekeliruan baku KB digunakan sebagai interval 
estimasi, 
Δp = KB 
Kekeliruan baku untuk ukuran sampel n dan 
ukuran populasi N adalah 
N n 
n 
= - 
untuk n 
KB pq 
n 
sehingga 
N n 
1 
, 
< - 
N 
N 
N 
KB pq 
= 
» 
- 
- 
1 
1 
0 05
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 8 
Pada wilayah kriteria besar (N besar) 
Ujian (sampel) : n = 20 butir 
Jawaban betul : 8 butir 
p = 0,40 q = 0,60 
KB pq 
= = (0,40)(0,60) = 
Sekor (populasi) melalui estimasi interval 
p ± Δp = 0,40 ± 0,11 
= (0,29; 0,51) 
0,29 ≤ p ≤ 0,51 
0,11 
20 
n
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
E. Standar Batas Penguasaan 
1. Batas Penguasaan 
Standar batas penguasaan adalah sekor yang 
memisahkan mereka yang belum dan yang 
sudah menguasai wilayah kriteria 
Ada beberapa metoda penentuan standar 
batas, di antaranya 
• Metoda peniliaian secara profesional 
• Metoda Nedelsky 
• Metoda Angoff 
• Metoda kelompok kontras 
Ada yang menggunakan panel penilai serta ada 
yang menggunakan responden yang telah 
diketahui penguasaannya
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
2. Metoda Penilian Secara Profesional 
(a) Penilaian dilakukan oleh panel yang terdiri atas 
para profesional 
(b) Secara intuitif, mereka menetapkan responden 
mana yang sudah serta responden mana yang 
belum menguasai wilayah kriteria 
• Metoda ini sangat subyektif sehingga, biasanya, 
para penilai di dalam panel adalah orang-orang 
yang sangat berpengalaman di bidangnya 
• Sering terjadi bahwa panel penilai ini terdiri atas 
para guru yang sudah sangat berpengalaman 
sehingga memiliki intuisi yang tajam tentang 
penguasaan responden terhadap wilayah kriteria
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
3. Metoda Nedelsky 
Penentuan standar batas minimum penguasaan 
wilayah kriteria pada ujian pilihan ganda 
(a) Mengumpulkan beberapa pakar di bidang materi 
ujian ke dalam suatu panel 
(b) Setiap pakar memeriksa pilihan pada butir ujian 
serta menghilangkan pilihan jawaban yang menurut 
pikirannya dapat dijawab dengan betul oleh 
responden dengan penguasaan minimum (batas) 
(c) Dengan demikian, dari pakar itu, diperoleh sekor 
harapan yakni probabilitas menjawab betul pada 
ujian itu untuk responden dengan penguasaan 
minimum 
(d) Rerata sekor harapan dari semua pakar di 
dalam panel dijadikan standar batas minimum 
penguasaan wilayah kriteria
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Misal pada penghilangan pilihan jawaban yang 
dianggap sudah dikuasai oleh mereka yang memiliki 
penguasaan minimum 
• Ibukota negara Mongolia adalah 
A. Ulanbator 
B. Urumqi 
C. Tashkent 
D. London  
Orang dengan penguasaan minimum akan 
mengetahui bahwa D pasti salah. Pilihan tinggal 
tiga sehingga probabilitas jawaban betul menjadi 
satu dari tiga (dan tidak lagi dari empat) 
• Kaisar Hongwu berasal dari kerajaan 
A. Majapahit  
B. Song 
C. Romawi  
D. Ming
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 9 
Misalkan suatu ujian terdiri atas 8 butir dan setiap 
butir terdiri atas 4 pilihan jawaban dengan 1 
jawaban betul 
Responden yang tanpa penguasaan, melalui 
terkenaan belaka, dapat menjawab dengan betul 
setiap butir dengan probabilitas ¼ 
Sekor yang dapat diraihnya adalah 
Butir Pilihan Probabilitas 
1 4 ¼ 
2 4 ¼ 
3 4 ¼ 
4 4 ¼ 
5 4 ¼ 
6 4 ¼ 
7 4 ¼ 
8 4 ¼ 
32 2 
Sekor yang diraih adalah 2
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Pakar X menghilangkan pilihan jawaban yang 
dirasakan dapat dijawab dengan betul oleh mereka 
yang berpenguasaan minimum 
Sekor yang dapat diraihnya setelah pilihan jawaban 
dihilangkan, secara probabilitas, adalah 
Butir Pilihan Probabilitas 
1 3 ⅓ 
2 3 ⅓ 
3 2 ½ 
4 1 1 
5 3 ⅓ 
6 1 1 
7 2 ½ 
8 1 1 
16 5 
Batas penguasaan minimum menurut pakar X 
adalah sekor 5
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Setelah dihilangkan oleh pakar X1, X2, dan X3, maka 
pilihan jawaban menjadi 
Batas penguasaan minimum untuk pakar 
X1 : 5 
X2 : ⅓ + ⅓ + ½ + ½ + ⅓ + ⅓ + ⅓ + ⅓ = 
X3 : ⅓ + ⅓ + ⅓ + 1 + ⅓ + 1 + ⅓ + ⅓ = 
Standar batas minimum penguasaan adalah rerata 
mereka 
X = 
Pakar 
Butir 
1 2 3 4 5 6 7 8 
X1 3 3 2 1 3 1 2 1 
X2 3 3 2 2 3 3 3 3 
X3 3 3 3 1 3 1 3 3
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
4. Metoda Angoff 
Langkah yang Ditempuh 
(a) Mengumpulkan sejumlah pakar di bidang 
materi ujian ke dalam suatu panel 
(b) Setiap pakar memeriksa setiap butir ujian 
dan mengestimasi persentase responden 
berpenguasaan minimum yang dapat 
menjawab betul buir itu 
(c) Untuk pakar itu, pada semua butir, 
ditemukan persentase responden yang 
berpenguasaan minimum 
(d) Reratakan laporan dari semua pakar pada 
panel serta dari persentase responden 
berpenguasaan minimum, ditetapkan batas 
minimum wilayah kriteria
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
5. Metoda Kelompok Kontras dari Nedelsky 
(a) Mengumpulkan sejumlah pakar berkualifikasi 
yang sudah mengenal jenis siswa yang akan diuji 
(b) Para pakar mengidentifikasi dua kelompok 
siswa yakni mereka yang jelas telah menguasai 
wilayah kriteria (kelompok 1) dan mereka yang jelas 
tidak menguasai (kelompok 2) 
(c) Uji kedua kelompok itu dengan ujian yang sama 
yang berasal dari wilayah kriteria 
(d) Lukiskan distribusi frekuensi sekor ujian mereka 
pada grafik yang sama 
(e) Titik potong kedua distribusi frekuensi itu 
menjadi batas penguasaan minimum wilayah 
kriteria
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 10 
Kelompok 1 siswa yang jelas menguasai dan 
kelompok 2 siswa yang jelas tidak menguasai 
frek 
kel1 kel 2 
25 2 
24 3 
23 6 
22 7 
21 10 
20 13 
19 11 
18 8 
17 6 
16 6 
15 3 1 
14 3 2 
13 2 2 
12 3 
11 5 
10 8 
9 9 
8 7 
7 7 
6 4 
5 2 
80 50 
butir
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Secara grafik 
Standar batas penguasaan minimum adalah 
Sekor = 13 
16 
14 
12 
10 
8 
6 
4 
2 
0 
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 
SEKOR 
FREKUENSI 
STANDAR 
13
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
F. Keterampilan Statistika 
1. Korelasi Biserial Titik (Point Biserial Correlation) 
(a) Dasar korelasi 
• Korelasi berlaku di antara data dikotomi dengan 
data kontinu, misalkan, 
Data X dikotomi (0 dan 1) 
Data Y kontinu 
• Contoh data dikotomi 
Salah 0, betul 1 
Tidak lulus 0, lulus 1 
Pria 0, wanita 1 
Tidak setuju 0, setuju 1
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
(b) Rumus Koefisien Korelasi Biserial Titik 
pq 
m m 
Yp Yq 
bt s 
Y 
rbt = koefisien korelasi biserial titik 
p = proporsi sekor X = 1 pada data dikotomi 
q = proporsi sekor X = 0 pada data dikotomi 
mYp = rerata Y pada sekor X =1 
mYq = rerata Y pada sekor X = 0 
sY = simpangan baku seluruh sekor Y 
Nilai koefisien korelasi biserial titik 
– 1 ≤ rbt ≤ + 1 
r 
- 
=
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 11 
Data 
X Y YYp q 
0 10 10 
0 15 15 p = 0,60 
1 30 30 q = 0,40 
1 20 20 
1 25 25 dengan kalkulator 
0 15 15 
1 20 20 s= 9,15 
Y 1 25 25 
1 30 30 m= 21,67 
Yp 0 20 20 
0 5 5 m= 11,25 
Yq 1 5 5 
0 10 10 
m m 
Yp Yq 
1 10 10 
bt s 
1 20 20 
0 10 10 
= 21 , 67 - 
11 , 
25 
1 30 30 
1 35 35 
0 56 
0 5 5 
1 10 10 
0 60 0 40 
9 15 
, 
( , )( , ) 
, 
= 
- 
= pq 
Y 
r
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 12 
Data 
X Y YYp q 
0 6 
1 8 p = 
0 8 q = 
0 11 
1 16 dengan kalkulator 
0 25 
0 27 s= 
Y 0 31 
1 31 m= 
Yp 0 39 
0 41 m= 
Yq 1 50 
m - 
m 
Yp Yq 
1 56 
r 
= pq 
bt s 
Y 
1 68 =
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 13 
Data 
X Y YYp q 
1 59 
0 67 p = 
1 63 q = 
1 65 
0 55 dengan kalkulator 
1 72 
0 62 s= 
Y 0 60 
1 64 m= 
Yp 1 66 
1 63 m= 
Yq 0 61 
m - 
m 
1 62 
r 
= Yp Yq 
pq 
bt s 
Y 
0 63 
= 
0 60
----------------------------------------------------------------------- 
Nilai Acuan Kriteria 
----------------------------------------------------------------------- 
Contoh 14 
Data 
X Y YYp q 
1 16 
0 12 p = 
0 11 q = 
1 7 
1 15 dengan kalkulator 
1 14 
0 10 s= 
Y 0 11 
1 15 m= 
Yp 0 19 
1 13 m= 
Yq 0 7 
m - 
m 
1 13 
r 
= Yp Yq 
pq 
bt s 
Y 
1 11 
= 
0 10 
1 11 
1 10 
1 11

More Related Content

Viewers also liked (20)

Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18
 
Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26
 
Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13
 
Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22
 
Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme
 
Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17
 
Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20
 
Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27
 
Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24
 
Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12
 
Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23
 
Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19
 
Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9
 
Psikometri Bab a30
Psikometri Bab a30Psikometri Bab a30
Psikometri Bab a30
 
Psikometri Bab a2
 Psikometri Bab a2 Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2
 
Psikometri Bab a7
Psikometri Bab a7Psikometri Bab a7
Psikometri Bab a7
 
Psikometri Bab a11
Psikometri Bab a11Psikometri Bab a11
Psikometri Bab a11
 
Psikometri Bab a5
Psikometri Bab a5Psikometri Bab a5
Psikometri Bab a5
 

Similar to Psikometri Bab a8 (6)

Psikometri Bab a4
 Psikometri Bab a4 Psikometri Bab a4
Psikometri Bab a4
 
Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2
 
Psikometri Bab a3
Psikometri Bab a3Psikometri Bab a3
Psikometri Bab a3
 
Psikometri Bab a3
 Psikometri Bab a3 Psikometri Bab a3
Psikometri Bab a3
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
Psikometri Bab a29
Psikometri Bab a29Psikometri Bab a29
Psikometri Bab a29
 

More from Universitas Negeri Makassar

Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianUniversitas Negeri Makassar
 

More from Universitas Negeri Makassar (20)

Korelasi produk moment
Korelasi produk momentKorelasi produk moment
Korelasi produk moment
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Korelasi ganda
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
 
Uji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji tUji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji t
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitasUji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitas
 
Presentation makalah
Presentation makalahPresentation makalah
Presentation makalah
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
 
Aliran prenialisme
Aliran prenialisme Aliran prenialisme
Aliran prenialisme
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
Aliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yesAliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yes
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Presentation progresivisme
Presentation progresivisme Presentation progresivisme
Presentation progresivisme
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Psikometri Bab a8

  • 1. Bab 8 Nilai Acuan Kriteria
  • 2. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Bab 8 NILAI ACUAN KRITERIA A. Hakikat Acuan Kriteria 1. Pengertian Sekor diacu ke suatu wilayah kriteria yang berkenaan dengan suatu kemampuan tertentu untuk menentukan apakah sekor itu termasuk ke dalam kelompok yang sudah menguasai atau yang belum menguasai Untuk itu diperlukan adanya • Uraian tentang wilayah kriteria kemampuan • Standar batas penguasaan kemampuan
  • 3. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 2. Wilayah Kriteria Wilayah kriteria yang berkenaan dengan suatu kemampuan diungkapkan melalui • Deskripsi wilayah kriteria • Format butir alat ukur • Contoh butir alat ukur Dari wilayah kriteria ini disusunlah alat ukur berupa • Perangkat populasi alat ukur • Perangkat sampel alat ukur Biasanya kita tidak dapat menyusun perangkat populasi alat ukur, sehingga yang biasanya tersedia adalah perangkat sampel alat ukur
  • 4. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 3. Deskripsi dan Format Alat Ukur Alat Ukur Penyusunan perangkat alat ukur dilakukan melalui deskripsi dan format butir alat ukur Deskripsi dan Format Ada dua cara untuk menyusun deskripsi dan format alat ukur • Spesifikasi format • Spesifikasi tujuan instruksional Spesifikasi Format • Spesifikasi • Format umum • Sampel butir Spesifikasi Tujuan Instruksional • Deskripsi umum • Deskripsi Atribut stimulus • Deskripsi Atribut responsi • Sampel butir
  • 5. ------------------------------------------------------------------------------ Nilai Acuan Kriteria ------------------------------------------------------------------------------ Dua cara untuk mendeskripsi wilayah kriteria (deskripsi dan format alat ukur) Deskripsi Wilayah Kriteria Spesifikasi Format Spesifikasi Tujuan Instruksional
  • 6. ------------------------------------------------------------------------------ Nilai Acuan Kriteria ------------------------------------------------------------------------------ Empat metoda penentuan standar batas penguasaan Penentuan Standar Batas Penguasaan Metoda Profesional Metoda Nedelsky Metoda Angoff Metoda Kelompok Kontras
  • 7. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 4. Standar Batas Penguasaan Standar batas penguasaan ditentukan • Untuk memisahkan mereka yang sudah menguasai dari mereka yang belum menguasai • Melalui pemeriksaan terhadap alat ukur yang digunakan sehingga alat ukur yang berbeda memiliki standar batas penguasaan yang berbeda pula Metoda Penentuan Standar • Ada sejumlah metoda untuk menentukan standar batas penguasaan Sudah menguasai Belum menguasai
  • 8. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 5. Persiapan Ketentuan Pengukuran • Perlu ada rumusan deskripsi wilayah kriteria • Perlu ada format butir alat ukur • Perlu ada contoh butir alat ukur • Perlu ada ketentuan tentang penyusunan standar batas penguasaan Pembuatan Alat Ukur • Berdasarkan ketentuan alat ukur dibuat perangkat alat ukur • Biasanya, yang disiapkan adalah perangkat sampel alat ukur Pembuatan Standar Batas Penguasaan • Perlu dibuat standar batas penguasaan
  • 9. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Wilayah kriteria Deskripsi wilayah kriteria Format butir alat ukur Contoh butir alat ukur Sudah menguasai Belum menguasai
  • 10. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 6. Prosedur Penilaian Pengukuran • Responden diukur dengan alat ukur yang telah jelas wilayah kriterianya serta memiliki standar batas penguasaan (perangkat sampel alat ukur) • Pengukuran menghasilkan sekor (biasanya sekor sampel) Estimasi • Penilaian memerlukan sekor populasi tetapi yang ada adalah sekor sampel • Sekor populasi diperoleh dari sekor sampel melalui estimasi • Ada banyak jenis metoda estimasi, dari yang sederhana sampai ke yang rumit Penilaian • Sekor populasi diacu ke standar batas penguasaan • Dari acuan ini diperoleh nilai acuan kriteria berupa sudah menguasai (sukses) atau belum menguasai (gagal)
  • 11. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Wilayah kriteria Alat ukur (populasi) Alat ukur (sampel) Responden Standar Batas Penguasaan Sudah menguasai Belum menguasai Sekor (sampel) Sekor (populasi) estimasi nilai
  • 12. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 7. Sekor Sekor Sampel • Sekor yang diperoleh ketika responden diukur dengan perangkat sampel alat ukur • Sekor sampel inilah yang paling umum diperoleh setelah pengukuran Sekor Populasi (estimasi) • Sekor populasi yang diperoleh melalui pengestimesian dari sekor sampel • Perlu memilih metoda pengestimasian dari sejumlah metoda pengestimasian Sekor Populasi (langsung) • Sekor yang diperoleh ketika responden langsung diukur dengan perangkat populasi alat ukur • Biasanya tidak terdapat perangkat populasi alat ukur
  • 13. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- B. Alat Ukur Spesifikasi Format 1. Penyusunan Alat Ukur • Spesifikasi wilayah kriteria • Format umum • Sampel butir alat ukur • Sampel lainnya 2. Contoh Alat Ukur • Beberapa contoh alat ukur disusun melalui keempat pokok penyusunan alat ukur • Di sini digunakan bahan ujian yang kriterianya dapat disusun secara ketat • Sampel lain digunakan untuk latihan penyusunan butir alat ukur
  • 14. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 1 Penguasaan Huruf (a) Spesifikasi Dapat melafalkan semua huruf abjad Latin (b) Format Umum Secara acak menarik 5 huruf dari abjad (c) Sampel Butir Lafalkan A, P, C, M, Y (d) Sampel lain (1). K, T, A, O, R (2) (3) (4)
  • 15. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 2 Menghitung Perkalian Bilangan (a) Spesifikasi Menghitung perkalian bilangan di antara 1 x 1 sampai 10 x 10 (b) Format Umum a x b (a dan b di antara 1 sampai 10) (c) Sampel Butir 7 x 8 = (d) Sampel Lain (1) 3 x 7 = (2) (3) (4)
  • 16. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 3 Menghitung Pengurangan Bilangan (a) Spesifikasi A = 1a; B = b a < b {H, V} H = horizontal V = vertikal A dan B adalah bilangan a dan b adalah digit H, V adalah pemilihan bentuk horizontal atau vertikal (b) Format Umum Horizontal: A – B = Vertikal: A – B
  • 17. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (c) Sampel Butir 15 – 8 (vertikal) (d) Sampel Lain (1) 14 (2) 11 – 8 – 3 (3) (4) (5) (6)
  • 18. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 4 Menghitung Pengurangan Bilangan (a) Spesifikasi A = a1a2; B = b b > a2 {H, V} H = horizontal, V = vertikal A dan B adalah bilangan a1, a2, dan b adalah digit (b) Format Umum A – B (vertikal) A – B = (horizontal)
  • 19. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (c) Sampel Butir 53 – 7 (vertikal) (d) Sampel Lain (1) 44 (2) 35 – 8 – 6 (3) (4) (5) (6)
  • 20. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 5 Menghitung Pengurangan Bilangan (a) Spesifikasi N {3,4} A = a1a2…; B = b1b2… (a1 > b1), (a3 < b3), (a4 ≥ b4) a2 = 0 N adalah banyaknya digit A, B adalah bilangan a, b adalah digit (b) Format Umum A – B
  • 21. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (c) Sampel Butir 403 – 138 (vertikal) (d) Sampel Lain (1) 704 (2) 602 – 246 – 368 (3) (4) (5) (6)
  • 22. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 6 Mengisi Rumpang pada Pengurangan Bilangan (a) Spesifikasi A = a1a2; B = b1b2 0 < B < A A, B adalah bilangan a, b adalah digit (b) Format Umum A – = B (c) Sampel Butir 42 – = 25 (d) Sampel Lain (1) 31 – = 14 (2) (3)
  • 23. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- C. Alat Ukur Spesifikasi Tujuan Instruksional 1. Penyusunan Alat Ukur James Popham di dalam Instructional Objective Exchange (IOX) mengusulkan bentuk spesifikasi • Deskripsi Umum atau Obyektif • Deskripsi Atribut Stimulus • Deskripsi Atribut Responsi • Sampel Butir Disusul dengan Sampel Lain 2. Contoh Alat Ukur • Alat ukur yang disajikan berbentuk pilihan ganda • Terdapat deskripsi tentang bentuk alat ukur pilihan ganda ini
  • 24. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 7 Penguasaan Bahasa (a) Obyektif • Diberikan daftar kata berimbuhan yang telah dikenal (misalnya, berlari, memukul, gemilang), siswa akan menunjukkan akar kata dari paling sedikit 90 persen dari kata berimbuhan itu (b) Deskripsi Atribut Stimulus • (1) Butir disusun dalam format pilihan ganda dengan tiga pilihan dan hanya satu pilihan yang betul • (2) Kata berimbuhan akan diambil dari bahan ajar lalu pada pelajaran membaca untuk memastikan bahwa kata itu telah dikenal oleh siswa
  • 25. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (c) Deskripsi Atribut Responsi • (1) Pengecoh harus mencakup huruf hidup dan huruf mati sehingga terbentuk ungkapan berupa kata • (2) Pengecoh dapat mencakup bagian kata seperti bertah pada bertahan • (3) Kombinasi huruf awal, tengah, dan akhir dapat digunakan pada penyusunan pengecoh (d) Sampel Butir (1) gemilang (2) seniman A. milang A. seni B. gemil B. niman C. gilang C. senim
  • 26. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 7 Soal Hitungan Ceritera (a) Obyektif Diberikan soal hitungan ceritera yang mencakup bilangan positif dan negatif, siswa akan memilih persamaan yang cocok dengan informasi di dalam soal serta memilih hasil pemecahan soal itu (b) Deskripsi Atribut Stimulus • (1) Menggunakan format pilihan ganda dengan empat pilihan • (2) Soal ceritera mengandung tiga sampai lima bilangan yang perlu dijumlahkan • (3) Harus ada bilangan positif dan bilangan negatif yang perlu dijumlahkan • (4) Ceritera tidak lebih panjang dari tiga kalimat
  • 27. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (c) Deskripsi Atribut Responsi (1) Responsi akan mencakup persamaan dan solusi numerik dari persamaan itu (2) Beberapa pilihan salah (pengecoh) akan dibentuk melalui tanda + dan – yang salah (3) Beberapa pilihan jawaban salah (pengecoh) akan dibentuk melalui penjumlahan yang salah dari bilangan bertanda itu (d) Sampel Butir (1) Budi membawa bola empat kali. Ia maju 7 meter, mundur 2 meter, maju 6 meter, dan mundur 1 meter. Berapa meter capaian Budi? A. X = 7 – 2 + 6 – 1 X = 10 meter B. X = 7 – 2 + 6 – 1 X = 14 meter C. X = 7 + 2 – 6 + 1 X = 16 meter D. X = 7 + 2 – 6 + 1 X = 14 meter
  • 28. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (2) Pesawat luar angkasa mendarat di bumi dan makhluk luar angkasa menangkap sembilan anak. Salah seorang anak perempuan dapat segera lolos dan dua anak lelaki lolos sejurus kemudian. Berapa anak masih tertangkap? A. X = 9 + 1 + 2 X = 12 B. X = 9 – 1 – 2 X = 6 C. X = 9 + 1 + 2 X = 10 D. X = 9 – 1 – 2 X = 7 (3) Seorang anak naik tangga. Ia naik 8 langkah, turun 3 langkah, turun 2 langkah, dan naik 4 langkah. Berapa tinggi anak itu? A. X = 8 – 3 + 2 – 4 X = 3 langkah B. X = 8 – 3 – 2 + 4 X = 11 langkah C. X = 8 – 3 – 2 + 4 X = 7 langkah D. X = 8 – 3 + 2 – 4 X = 5 langkah
  • 29. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- D. Estimasi Sekor Populasi Pengukuran 1. Cakupan • Dari wilayah kriteria, disusun sampel alat ukur • Sampel alat ukur ini dikenakan kepada responden dan menghasilkan sekor sampel • Dari sekor sampel ditentukan sekor populasi melalui estimasi alat ukur (sampel sekor (sampel) responden sekor (populasi) estimasi
  • 30. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 2. Cara Estimasi Ada sejumlah cara estimasi dari sekor sampel ke sekor populasi. Di antaranya, • Estimasi interval • Estimasi kebolehjadian maksimum • Estimasi Bayes • Estimasi klasikal • Estimasi arcsinus Yang paling sederhana adalah cara estimasi interval Sebagai contoh, di sini, dikemukakan salah satu contoh cara estimasi interval. Hasil estimasi menunjukkan interval sekor populasi
  • 31. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 3. Estimasi Melalui Estimasi Interval Misalkan sekor dinyatakan dalam bentuk proporsi sekor sampel sebesar p Dengan estimasi interval Δp, proporsi sekor populasi menjadi p ± Δp Kekeliruan baku KB digunakan sebagai interval estimasi, Δp = KB Kekeliruan baku untuk ukuran sampel n dan ukuran populasi N adalah N n n = - untuk n KB pq n sehingga N n 1 , < - N N N KB pq = » - - 1 1 0 05
  • 32. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 8 Pada wilayah kriteria besar (N besar) Ujian (sampel) : n = 20 butir Jawaban betul : 8 butir p = 0,40 q = 0,60 KB pq = = (0,40)(0,60) = Sekor (populasi) melalui estimasi interval p ± Δp = 0,40 ± 0,11 = (0,29; 0,51) 0,29 ≤ p ≤ 0,51 0,11 20 n
  • 33. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- E. Standar Batas Penguasaan 1. Batas Penguasaan Standar batas penguasaan adalah sekor yang memisahkan mereka yang belum dan yang sudah menguasai wilayah kriteria Ada beberapa metoda penentuan standar batas, di antaranya • Metoda peniliaian secara profesional • Metoda Nedelsky • Metoda Angoff • Metoda kelompok kontras Ada yang menggunakan panel penilai serta ada yang menggunakan responden yang telah diketahui penguasaannya
  • 34. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 2. Metoda Penilian Secara Profesional (a) Penilaian dilakukan oleh panel yang terdiri atas para profesional (b) Secara intuitif, mereka menetapkan responden mana yang sudah serta responden mana yang belum menguasai wilayah kriteria • Metoda ini sangat subyektif sehingga, biasanya, para penilai di dalam panel adalah orang-orang yang sangat berpengalaman di bidangnya • Sering terjadi bahwa panel penilai ini terdiri atas para guru yang sudah sangat berpengalaman sehingga memiliki intuisi yang tajam tentang penguasaan responden terhadap wilayah kriteria
  • 35. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 3. Metoda Nedelsky Penentuan standar batas minimum penguasaan wilayah kriteria pada ujian pilihan ganda (a) Mengumpulkan beberapa pakar di bidang materi ujian ke dalam suatu panel (b) Setiap pakar memeriksa pilihan pada butir ujian serta menghilangkan pilihan jawaban yang menurut pikirannya dapat dijawab dengan betul oleh responden dengan penguasaan minimum (batas) (c) Dengan demikian, dari pakar itu, diperoleh sekor harapan yakni probabilitas menjawab betul pada ujian itu untuk responden dengan penguasaan minimum (d) Rerata sekor harapan dari semua pakar di dalam panel dijadikan standar batas minimum penguasaan wilayah kriteria
  • 36. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Misal pada penghilangan pilihan jawaban yang dianggap sudah dikuasai oleh mereka yang memiliki penguasaan minimum • Ibukota negara Mongolia adalah A. Ulanbator B. Urumqi C. Tashkent D. London  Orang dengan penguasaan minimum akan mengetahui bahwa D pasti salah. Pilihan tinggal tiga sehingga probabilitas jawaban betul menjadi satu dari tiga (dan tidak lagi dari empat) • Kaisar Hongwu berasal dari kerajaan A. Majapahit  B. Song C. Romawi  D. Ming
  • 37. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 9 Misalkan suatu ujian terdiri atas 8 butir dan setiap butir terdiri atas 4 pilihan jawaban dengan 1 jawaban betul Responden yang tanpa penguasaan, melalui terkenaan belaka, dapat menjawab dengan betul setiap butir dengan probabilitas ¼ Sekor yang dapat diraihnya adalah Butir Pilihan Probabilitas 1 4 ¼ 2 4 ¼ 3 4 ¼ 4 4 ¼ 5 4 ¼ 6 4 ¼ 7 4 ¼ 8 4 ¼ 32 2 Sekor yang diraih adalah 2
  • 38. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Pakar X menghilangkan pilihan jawaban yang dirasakan dapat dijawab dengan betul oleh mereka yang berpenguasaan minimum Sekor yang dapat diraihnya setelah pilihan jawaban dihilangkan, secara probabilitas, adalah Butir Pilihan Probabilitas 1 3 ⅓ 2 3 ⅓ 3 2 ½ 4 1 1 5 3 ⅓ 6 1 1 7 2 ½ 8 1 1 16 5 Batas penguasaan minimum menurut pakar X adalah sekor 5
  • 39. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Setelah dihilangkan oleh pakar X1, X2, dan X3, maka pilihan jawaban menjadi Batas penguasaan minimum untuk pakar X1 : 5 X2 : ⅓ + ⅓ + ½ + ½ + ⅓ + ⅓ + ⅓ + ⅓ = X3 : ⅓ + ⅓ + ⅓ + 1 + ⅓ + 1 + ⅓ + ⅓ = Standar batas minimum penguasaan adalah rerata mereka X = Pakar Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 X1 3 3 2 1 3 1 2 1 X2 3 3 2 2 3 3 3 3 X3 3 3 3 1 3 1 3 3
  • 40. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 4. Metoda Angoff Langkah yang Ditempuh (a) Mengumpulkan sejumlah pakar di bidang materi ujian ke dalam suatu panel (b) Setiap pakar memeriksa setiap butir ujian dan mengestimasi persentase responden berpenguasaan minimum yang dapat menjawab betul buir itu (c) Untuk pakar itu, pada semua butir, ditemukan persentase responden yang berpenguasaan minimum (d) Reratakan laporan dari semua pakar pada panel serta dari persentase responden berpenguasaan minimum, ditetapkan batas minimum wilayah kriteria
  • 41. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- 5. Metoda Kelompok Kontras dari Nedelsky (a) Mengumpulkan sejumlah pakar berkualifikasi yang sudah mengenal jenis siswa yang akan diuji (b) Para pakar mengidentifikasi dua kelompok siswa yakni mereka yang jelas telah menguasai wilayah kriteria (kelompok 1) dan mereka yang jelas tidak menguasai (kelompok 2) (c) Uji kedua kelompok itu dengan ujian yang sama yang berasal dari wilayah kriteria (d) Lukiskan distribusi frekuensi sekor ujian mereka pada grafik yang sama (e) Titik potong kedua distribusi frekuensi itu menjadi batas penguasaan minimum wilayah kriteria
  • 42. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 10 Kelompok 1 siswa yang jelas menguasai dan kelompok 2 siswa yang jelas tidak menguasai frek kel1 kel 2 25 2 24 3 23 6 22 7 21 10 20 13 19 11 18 8 17 6 16 6 15 3 1 14 3 2 13 2 2 12 3 11 5 10 8 9 9 8 7 7 7 6 4 5 2 80 50 butir
  • 43. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Secara grafik Standar batas penguasaan minimum adalah Sekor = 13 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 SEKOR FREKUENSI STANDAR 13
  • 44. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- F. Keterampilan Statistika 1. Korelasi Biserial Titik (Point Biserial Correlation) (a) Dasar korelasi • Korelasi berlaku di antara data dikotomi dengan data kontinu, misalkan, Data X dikotomi (0 dan 1) Data Y kontinu • Contoh data dikotomi Salah 0, betul 1 Tidak lulus 0, lulus 1 Pria 0, wanita 1 Tidak setuju 0, setuju 1
  • 45. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- (b) Rumus Koefisien Korelasi Biserial Titik pq m m Yp Yq bt s Y rbt = koefisien korelasi biserial titik p = proporsi sekor X = 1 pada data dikotomi q = proporsi sekor X = 0 pada data dikotomi mYp = rerata Y pada sekor X =1 mYq = rerata Y pada sekor X = 0 sY = simpangan baku seluruh sekor Y Nilai koefisien korelasi biserial titik – 1 ≤ rbt ≤ + 1 r - =
  • 46. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 11 Data X Y YYp q 0 10 10 0 15 15 p = 0,60 1 30 30 q = 0,40 1 20 20 1 25 25 dengan kalkulator 0 15 15 1 20 20 s= 9,15 Y 1 25 25 1 30 30 m= 21,67 Yp 0 20 20 0 5 5 m= 11,25 Yq 1 5 5 0 10 10 m m Yp Yq 1 10 10 bt s 1 20 20 0 10 10 = 21 , 67 - 11 , 25 1 30 30 1 35 35 0 56 0 5 5 1 10 10 0 60 0 40 9 15 , ( , )( , ) , = - = pq Y r
  • 47. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 12 Data X Y YYp q 0 6 1 8 p = 0 8 q = 0 11 1 16 dengan kalkulator 0 25 0 27 s= Y 0 31 1 31 m= Yp 0 39 0 41 m= Yq 1 50 m - m Yp Yq 1 56 r = pq bt s Y 1 68 =
  • 48. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 13 Data X Y YYp q 1 59 0 67 p = 1 63 q = 1 65 0 55 dengan kalkulator 1 72 0 62 s= Y 0 60 1 64 m= Yp 1 66 1 63 m= Yq 0 61 m - m 1 62 r = Yp Yq pq bt s Y 0 63 = 0 60
  • 49. ----------------------------------------------------------------------- Nilai Acuan Kriteria ----------------------------------------------------------------------- Contoh 14 Data X Y YYp q 1 16 0 12 p = 0 11 q = 1 7 1 15 dengan kalkulator 1 14 0 10 s= Y 0 11 1 15 m= Yp 0 19 1 13 m= Yq 0 7 m - m 1 13 r = Yp Yq pq bt s Y 1 11 = 0 10 1 11 1 10 1 11