SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Bab 21 
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Bab 21 
TEORI RESPONSI BUTIR 
A. Akurasi Pengukuran 
1. Kemampuan dan Taraf Sukar 
• Responden memiliki kemampuan q yang 
biasanya berbeda di antara responden 
• Butir memiliki taraf sukar butir b yang 
biasanya berbeda di antara butir 
• Pada pengukuran terjadi pertemuan di 
antara kemampuan responden dengan 
taraf sukar butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Hasil Ukur 
• Jawaban atau tanggapan responden terhadap butir 
membuahkan hasil ukur 
• Dalam hal tertentu, hasil ukur menunjukkan salah 
atau betul 
• Pada skala dikotomi, jawaban salah sering diberi 
sekor 0 dan jawaban betul diberi sekor 1 
• Hasil ukur dapat juga dinyatakan dalam bentuk 
probabilitas jawaban betul (nilai dari 0 sampai 1) 
• Probabilitas jawaban betul ditentukan oleh padanan 
di antara kemampuan responden dengan taraf 
sukar butir 
• Probabilitas jawaban betul Pgi(q) adalah probabilitas 
jawaban betul responden ke-g pada butir ke-i
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Padanan Kemampuan dan Taraf Sukar 
• Tidak selalu taraf sukar butir sepadan dengan 
kemampuan responden 
Butir sukar 
Butir mudah 
A B C Responden dan 
kemampuan 
• Butir terlalu mudah atau terlalu sukar tidak dapat 
menunjukkan kemampuan responden, sehingga 
akurasi pengukuran menjadi rendah
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Kecocokan kemampuan dan taraf sukar 
• Kecocokan di antara kemampuan responden 
dengan taraf sukar butir menghasilkan akurasi 
pengukuran yang tinggi 
q 
b q – b > 0 P(q) > 0,5 
q 
b q – b < 0 P(q) < 0,5 
q 
b q – b = 0 P(q) = 0,5 
• Kecocokan (akurasi tertinggi) ditentukan oleh 
P(q) = 0,5
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
5. Syarat Pencocokan 
• Kecocokan di antara kemampuan responden 
dengan taraf sukar butir menghasilkan akurasi 
pengukuran tertinggi melalui ketentuan 
P(q) = Pmin + 0,5 (Pmaks– Pmin) 
• Karena Pmaks = 1 maka ketentuan ini menjadi 
P(q) = Pmin + 0,5 (1 – Pmin) 
• Pencocokan di antara kemampuan responden 
dengan taraf sukar butir dapat dilakukan jika 
mereka independen 
• Jika b independen dari q maka kita dapat mencari b 
yang cocok dengan q 
• Jika b dependen (bergantung) terhadap q, maka 
kita tidak dapat mencari b yang cocok dengan q
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
B. Pencocokan Pada Teori Klasik dan Modern 
1. Teori Pengukuran Klasik 
• Pada ujian, teori pengukuran klasik dikenal juga 
sebagai teori ujian klasik (classical test theory) 
• Pada teori klasik, taraf sukar butir bergantung 
(dependen) kepada kemampuan responden 
Bagi responden berkemampuan tinggi, 
butir menjadi tidak sukar (mudah) 
Bagi responden berkempuan rendah, butir 
menjadi sukar 
Pada butir tidak sukar (mudah), tampak 
kemampuan responden menjadi tinggi 
Pada butir sukar, tampak kemampuan 
responden menjadi rendah
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
----------------------------------------------------------------------------- 
• Taraf sukar butir bergantung kepada kemampuan 
responden 
Berat Ringan 
• Butir yang sama akan terasa berat bagi mereka yang 
berkemampuan rendah dan terasa ringan bagi mereka 
yang berkemampuan tinggi
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
----------------------------------------------------------------------------- 
• Kemampuan responden bergantung kepada taraf sukar 
butir 
Kemampuan rendah Kemampuan tinggi 
• Mereka yang mengerjakan butir sukar akan tampak 
berkemampuan rendah sedangkan mereka yang 
mengerjaka butir mudah akan tampak berkemampuan 
tinggi 
• Teori pengukuran klasik (teori ujian klasik) tidak dapat 
digunakan untuk pencocokan kemampuan responden 
dengan taraf sukar butir (karena mereka dependen)
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Cara peungkapan hasil ukur pada teori klasik 
• Pada teori klasik, terdapat interdependensi di 
antara kemampuan responden dan taraf sukar butir 
• Sebaiknya cara penyebutan hasil pengukuran 
disandingi dengan nama alat ukur 
Misal 
450 TOEFL 
630 SPMB 
• Hasil ukur dapat dipahami melalui kaitannya 
dengan alat ukur yang digunakan (TOEFL atau 
SPMB) 
• Sebaiknya nama alat ukur dikenal secara luas oleh 
banyak orang
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Teori Pengukuran Modern 
• Pada ujian, teori pengukuran modern dikenal juga 
sebagai teori ujian modern (modern test theory) 
• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir tidak 
dikaitkan langsung dengan kemampuan responden 
• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir 
dikaitkan langsung dengan karakteristik butir 
• Taraf sukar butir pada pengukuran modern terletak 
pada 
P(q) = Pmin + 0,5 (Pmaks – Pmin) 
= Pmim + 0,5 (1 – Pmin) 
dan di sini taraf sukar butir diberi notasi b
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir langsung 
dikaitkan dengan karakteristik butir 
·· · · 
P 
q rendah 
· · · · 
q tinggi 
1,0 
0,5 
b 
q 
• Tampak bahwa q tinggi dan rendah memiliki taraf sukar 
butir b yang sama 
• Kemampuan responden dan taraf sukar butir menjadi 
independen 
• Pengukuran modern dapat digunakan untuk 
pencocokan kemampuan responden dengan taraf 
sukar butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
• Karakteristik butir ditentukan oleh responsi para 
responden (baik kemampuan tinggi maupun 
kemampuan rendah) sehingga dikenal sebagai teori 
responsi butir (item response theory) 
• Teori responsi butir dikenal juga dengan berbagai 
nama 
Item response theory (IRT) 
Latent trait theory (LTT) 
Item characteristic curve (ICC) 
Item characteristic function (ICF) 
• Nama yang paling banyak digunakan adalah Item 
Response Theory atau Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
C. Teori Responsi Butir 
1. Karakteristik Butir 
• Teori responsi butir perlu menentukan model 
karakteristik butir yang digunakan 
• Model karakteristik butir dapat berbentuk satu 
parameter (1P), dua parameter (2P), tiga 
parameter (3P), atau model lain 
• Di sini pembahasan dibatasi pada satu sampai 
tiga parameter serta pada sekor dikotomi 
1P : P(q) = f(b, q) 
2P : P(q) = f(a, b, q) 
3P : P(q) = (a, b, c, q) 
• Satu, dua, dan tiga adalah banyaknya 
parameter butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Parameter pada Teori Responsi Butir 
• Parameter q adalah parameter kemampuan 
responden 
• Parameter b adalah parameter taraf sukar butir 
Pada 1P dan 2P 
b = q ketika P(q) = 0,5 
Pada 3P 
b = q ketika P(q) = 0,5 (1 + c) 
• Parameter a adalah parameter daya beda butir 
• Parameter c adalah parameter terkaan betul pada 
jawaban butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Tujuan Teori Responsi Butir 
• Teori responsi butir membebaskan responden dan 
butir dari interdependensi, sehingga 
Taraf sukar butir tidak lagi bergantung 
(invarian) kepada kemampuan responden 
Kemampuan responden tidak lagi bergantung 
(invarian) kepada taraf sukar butir 
• Melalui independensi di antara taraf sukar butir dan 
kemampuan responden, pada pengukuran, kita 
dapat memilih butir yang cocok dengan responden 
• Dalam hal terjadi kecocokan di antara taraf sukar 
butir dan kemampuan responden, maka 
Kalau taraf sukar butir diketahui, kemampuan 
responden dapat ditentukan 
Kalau kemampuan responden diketahui, taraf 
sukar butir dapat ditentukan
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Dasar Invariansi 
• Taraf sukar butir tidak langsung dikaitkan dengan 
kemampuan responden melainkan dikaitkan 
dengan lengkungan karakteristik butir pada 
P(q) = Pmin + (1 – Pmin) 
• Misalkan suatu butir memiliki parameter butir a= 
1 1,27 dan b= – 0,39 
1 
Butir ini diberikan kepada responden dengan 
kemampuan agak rendah dan dari mereka 
diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27 dan b = 
– 0,39 
Butir yang sama diberikan kepada responden 
dengan kemampuan agak tinggi dan dari 
mereka diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27 
dan b1 = – 0,39 
Dua hasil ini adalah sama
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Pada responden dengan kemampuan agak rendah 
1,0 
· 
• Melalui perhitungan pada data diperoleh 
lengkungan dengan b1 = – 0,39 
q 
P(q) 
–3 –2 –1 0 1 2 3 
0,5 
· · · 
· 
· 
· 
· 
· 
· · · · 
· 
–0,39
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Pada responden dengan kemampuan agak tinggi 
P(q) 
· 
· 
· · 
· 
· 
· · 
· 
· 
· 
· 
· 
· 
–3 –2 –1 0 1 2 3 
1,0 
0,5 
–0,39 
• Melalui perhitungan pada data diperoleh 
lengkungan dengan b1 = – 0,39 
q 
• Pada responden berkemampuan rendah dan tinggi, 
taraf sukar butir tetap sama dengan – 0,39
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
D. Syarat Teori Responsi Butir 
1. Tiga syarat 
• Unidimensi 
• Invariansi kelompok 
• Independensi Lokal 
2. Unidimensi 
• Variabel yang diukur adalah unidimensi yakni 
yang memiliki satu dimensi atribut dan dikenal 
sebagai kemampuan q 
• Diperlukan agar P(q) terus menaik ketika q 
terus menaik (kenaikan monotonik) 
• Dalam kenyataan tidak mudah memperoleh 
atribut variabel yang unidimensi 
• Dalam praktek, unidimensi dicapai melalui 
adanya satu dimensi yang dominan
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Invariansi Kelompok 
• Semua subkelompok memiliki karakteristik butir 
yang sama 
·· · · 
P 
q rendah 
· · · · 
q tinggi 
1,0 
0,5 
b 
q 
subkelompok 
• Dengan kata lain karakteristik butir adalah sama 
(invarian) untuk semua subkelompok 
• Subkelompok disebut homogen apabila semua 
responden di dalam subkelompok itu memiliki 
kemampuan yang sama
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Independensi Lokal 
• Ada independensi lokal responden terhadap butir 
dan ada independensi lokal butir terhadap 
responden 
• Independensi lokal responden terhadap butir 
Pada responden q di lokal yang sama, 
probabilitas menjawab betul P(q) untuk butir 
berbeda adalah independen satu terhadap 
lainnya 
Misalkan responden yang memiliki 
kemampuan yang sama mengerjakan butir X1, 
X2, X3, …, XN, maka sesuai dengan rumus 
independensi pada probabilitas 
P X X X X P X P X P X P X 
( ... ) = 
( ) ( ) ( )... ( ) 
N N 
atau 
    
1 2 3 1 2 3 
P X X X X P X 
( ... ) ( ) 
    
( ) ( ) 
i i 
i N 
N i 
i 
Q X = - 
P X 
= 
Õ= 
= 
1 
1 
1 2 3
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Indpendensi lokal butir terhadap responden 
Pada butir di lokal yang sama, probabilitas 
menjawab betul P(q) untuk responden berbeda 
adalah independen satu terhadap lainnya 
Responden 
sama 
Butir 
sama 
butir 
butir butir 
butir 
independen 
responden 
responden 
responden 
independen
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
5. Pengujian independensi lokal 
Independensi lokal dapat diuji secara 
• Eksak melalui rumus probabilitas 
• Statistika melalui uji ketergantungan khi-kuadrat 
(a) Pengujian melalui rumus probabilitas 
• Independensi lokal tercapai apabila data 
memenuhi rumus independensi pada 
probabilitas 
Contoh 1 
Responden dengan kemampuan q 
menjawab butir 1, 2, dan 3, dengan sekor 
1, 1, dan 0
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Dalam hal ini 
P(X1) = 1 P(X2) = 1 P(X3) = 0 
Q(X3) = 1 
Syarat untuk independesi lokal menjadi 
P(X1∩X2∩X3) = P(X1)P(X2)P(X3) 
= P1(1)P2(1)P3(0) 
= P1(1)P2(1)Q3(1) 
Contoh 2 
Responden menjawab butir ke-i dan ke-j dengan 
probabilitas sebagai berikut 
Butir ke-j 
1 0 
Butir 1 P(11) P(10) Pi(1) 
ke-i 0 P(01) P(00) Pi(0) 
Pj(1) Pj(0)
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Probabilitas dan syarat independensi lokal 
P(11) = Pi(1)Pj(1) 
P(10) = Pi(1)Pj(0) = Pi(1)Qj(1) 
P(01) = Pi(0)Qj(1) = Qi(1)Pj(1) 
P(00) = Pi(0)Pj(0) = Qi(1)Qj(1) 
Contoh 3 
Responden mengerjakan butir ke-1 dan ke-2 
dengan probabilitas jawaban 
Butir ke-2 
1 0 
Butir 1 0,086 0,420 0,506 
ke-1 0 0,083 0,411 0,494 
0,169 0,831 1 
Apakah terdapat independensi lokal?
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Perhitungan probabilitas 
P(11) = 0,086 P1(1)P2(1) = (0,506)(0,169) = 0,086 
P(10) = 0,420 P1(1)P2(0) = (0,506)(0,831) = 0,420 
P(01) = 0,083 P1(0)P2(1) = (0,494)(0,169) = 0,083 
P(00) = 0,411 P1(0)P2(0) = (0,494)(0,831) = 0,411 
Terdapat kecocokan sehingga mereka adalah 
independen secara lokal 
Contoh 4 
Responden mengerjakan butir ke-1 dan ke-2 
dengan probabilitas jawaban 
Butir ke-2 
1 0 
Butir 1 0,30 0,10 0,40 
ke-1 0 0,00 0,60 0,60 
0,30 0,70 1 
Apakah terdapat independensi lokal?
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 5 
Responsi dari 40 responden pada suatu q tertentu 
menunjukkan 
Butir Responsi Responden 
1 00000 11000 00011 00010 00100 00000 11001 10101 
2 01100 00011 10000 11111 11111 11100 00110 01111 
Apakah terdapat independensi lokal? 
Butir ke-2 
1 0 
Butir 1 
ke-1 0
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
(b) Pengujian secara statistika 
• Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi tertentu 
melalui hipotesis 
H0 : Terdapat independensi lokal 
H1 : Tidak terdapat independensi lokal 
• Distribusi probabilias pensampelan adalah distribusi 
probabilias khi-kuadrat 
• Statistik uji c2 adalah 
Butir ke-2 
1 0 
Butir 1 A B A+B 
ke-1 0 C D C+D 
A+C B+D N
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Statistik uji adalah 
( )2 
N AD BC 
c = - 
A + B C + D A + C B + 
D 
( )( )( )( ) 
dengan derajat kebebasan 
n = 1 
2 
N = banyaknya responden 
A, B, C, D dapat dalam frekuensi atau dalam 
proporsi 
• Kriteria pengujian 
Tolak H0 jika c2 > c2 
(a)(n) 
Terima H0 jika c2 £ c2 
(a)(n)
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
----------------------------------------------------------------------------- 
• Dapat juga dihitung dengan cara sebagai berikut 
Dengan koreksi Yates 
Selanjutnya 
A C A B 
= + + 
( )( ) 
A + B + C + 
D 
A B B D 
= + + 
( )( ) 
A + B + C + 
D 
A C C D 
= + + 
( )( ) 
A + B + C + 
D 
B D C D 
= + + 
( )( ) 
A B C D 
f 
A 
f 
B 
f 
C 
D 
+ + + 
f 
( ) 2 ( ) 
2 
( ) ( ) 
= - - + - f 
- 
| | 0,5 | | 0,5 
+ - - + - f 
- 
D 
D 
A B 
C 
c f 
f 
C 
B 
B 
A 
A 
C D 
f 
f 
f 
f 
2 2 
2 
| | 0,5 | | 0,5
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 6 
Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal 
pada sampel data di contoh 3 jika N = 50 
• Hipotesis 
H0 : Terdapat independensi lokal 
H1 : Tidak terdapat independensi lokal 
• Sampel 
Seperti data pada contoh 3 
• Distribusi probabilitas pensampelan 
Distribusi probabilitas khi-kuadrat dengan 
derajat kebebasan n = 1
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Statistik uji 
A = 0,086 B = 0,420 C = 0,083 
D = 0,411 N = 50 
A + B = 0,506 C + D = 0,494 
A + C = 0,169 B + D = 0,831 
[ ] 
50 0 086 0 411 0 420 0 083 2 
c = ( ) ( , )( , ) - 
( , )( , ) 
0 
( 0 , 506 )( 0 , 494 )( 0 , 169 )( 0 , 831 
) 
2 
= 
• Kriteria Pengujian 
Taraf signifikansi 0,05 
Nilai kritis c2 
(0,95)(1) = 3,841 
Tolak H0 jika c2 > 3,841 
Terima H0 jika c2 £ 3,841 
• Keputusan 
Pada taraf signifikansi 0,05, terima H0
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 7 
Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal 
pada sampel data di contoh 4 jika N = 60 
Contoh 8 
Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal 
pada sampel data di contoh 5 
Contoh 9 
Banyaknya jawaban betul dan salah pada dua butir 
adalah 
Butir ke-2 
Salah Betul 
Butir Salah 8 20 
ke-1 Betul 8 4 
Pada taraf signifikansi 0,05 uji independensi lokal
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
E. Model Logistik dan Cara Estimasi Parameter 
1. Pemilihan Model Logistik 
• Perlu memilih model, mencakup 
Model Rasch 
Model L1P 
Model L2P 
Model L3P 
• Perlu memenuhi syarat unidimensi, invariansi 
kelompok, dan independensi lokal 
• Perlu ada kecocokan di antara data dan model 
yang dipilih (dilakukan melalui pengujian 
kecocokan model, dibahas kemudian)
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Estimasi Parameter 
Dari data yang terkumpul dilakukan estimasi 
terhadap parameter, mencakup parameter 
kemampuan dan parameter butir 
Dapat dilakukan melalui 
• Satu responden dengan sejumlah butir 
(estimasi parameter kemampuan) 
· 
· 
· · 
· 
· 
Responden 
Butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Satu butir dengan sejumlah responden (estimasi 
parameter butir) 
· 
· 
· · 
· 
· 
Responden 
Butir 
• Sejumlah responden dan sejumlah butir (estimasi 
paramter kemampuan dan atau parameter butir) 
· · 
· · 
· · 
Responden Butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Estimasi Parameter dan Indeteminasi 
• Parameter yang diestimasi 
Parameter yang diestimasi mencakup q, a, b, 
dan c. Tiga di antaranya terhubung dalam 
a (q – b) 
Hasil estimasi dapat berbentuk indeterminasi 
yakni terdapat banyak hasil estimasi 
Hasil estimasi ditambah konstanta juga 
merupakan hasil estimasi 
Hasil estimasi dikalikan dan dibagi konstanta 
juga merupakan hasil estimasi
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Penambahan konstanta 
Misalkan hasil estimasi adalah q1 dan b1 dalam 
bentuk 
a (q1 – b1) 
Jika q1 dan b1 ditambah konstanta sama C 
q2 = q1 + C dan b2 = b1 + C 
maka 
a(q2 – b2) = a(q1 + C – b1 – C) 
= a(q1 – b1) 
sehingga q2 dan b2 juga merupakan hasil 
estimasi 
Ini berarti bahwa hasil estimasi dapat digeser 
(translasi) sehingga titik awal atau 0 dapat 
ditentukan secara bebas
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Kali bagi konstanta 
Misalkan hasil estimasi adalah q1, a1, dan b1 
dalam bentuk 
a1 (q1 – b1) 
Jika q1 dan b1 dikalikan konstanta sama C serta 
a1 dibagi dengan konstanta C juga 
q2 = Cq1 b2 = Cb1 a2 = a1 / C 
maka 
a2(q2 – b2) = (a1 / C)(Cq1 – Cb1) 
= a1(q1 – b1) 
sehingga q2, a2, dan b2 juga merupakan hasil 
estimasi 
Ini berarti bahwsa hasil estimasi dapat 
dipanjang-pendekkan sehingga satuan 
parameter dapat ditentukan secara bebas
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Diterapkan pada L3P 
• Misalkan q1, a1, b1, c1 adalah hasil estimasi 
• Dengan q2 = Cq1 + k 
b2 = Cb1 + k 
a2 = a1 / C 
c2 = c1 
maka 
1 1 
( ) 
( ) ( ) 
Da b 
( ) 
2 2 2 
1 
1 1 
C k Cb k 
D a 
( )( ) 
æ 
+ 
1 
1 1 
C 
( ) 
2 2 2 
( ) 
1 1 
( ) 
1 1 
( ) 
( ) 
1 
1 1 1 
1 1 
1 
1 
q 
q 
q 
q 
q 
P 
e 
c c 
e 
c c 
e 
P c c 
Da b 
= 
+ 
= + - 
ö 
÷ ÷ø 
ç çè 
= + - 
+ 
= + - 
- 
+ - - 
-
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Metrik Parameter dan Kalibrasi 
• Hasil estimasi parameter dapat saja indeterminasi 
sehingga terdapat banyak hasil estimasi 
• Dalam hal ini, dapat saja dipilih salah satu hasil 
estimasi sebagai patokan yang dinamakan metrik 
parameter 
• Sering terjadi bahwa metrik parameter yang dipilih 
adalah salah satu di antara 
mq = 0 sq = 1 
atau mb = 0 sb = 1 
• Ini berarti bahwa titik awal atau 0 pada rerata serta 
satuan parameter sebesar 1 menurut simpangan 
baku 
• Pencocokan parameter lain ke metrik parameter 
dikenal sebagai kalibrasi
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
5. Estimasi Terpisah dan Estimasi Serentak 
• Estimasi Terpisah 
Parameter butir diketahui dan parameter 
kemampuan diestimasi (menggunakan metrik 
butir) 
Parameter kemampuan diketahui dan 
parameter butir diestimasi (menggunakan 
metrik kemampuan) 
• Estimasi Serentak 
Paramter kemampuan dan parameter butir 
kedua-duanya tidak diketahui sehingga kedua-duanya 
diestimasi 
Perlu ditentukan metrik, biasanya dengan 
rerata = 0 dan simpangan baku = 1
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
F. Prosedur Estimasi Parameter 
1. Beberapa Prosedur Estimasi 
Ada sejumlah prosedur untuk secara serentak 
mengestimasi parameter kemampuan dan butir, 
mencakup 
• Prosedur Kebolehjadian Maksimum Bersama (Joint 
Maximum Likelihood Procedure) 
Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Estimasi 
dilakukan serentak untuk paramter kemampuan 
dan parameter butir 
• Prosedur Kebolehjadian Maksimum Marjinal 
(Marginal Maximum Likelihood Procedure) 
Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Intergrasi 
parameter kemampuan dan estimasi parameter 
butir. Integrasi parameter butir dan estimasi 
parameter kemampuan
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Prosedur Kebolehjadian Maksimum Kondisional 
(Conditional Maximum Likelihood Procedure) 
Digunakan untuk L1P. Fungsi kebolehjadian 
dikondisikan terhadap banyaknya sekor 
jawaban betul 
• Prosedur Bayes Bersama dan Marjinal (Joint and 
Marginal Bayesian Estimation Procedure) 
Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Distribusi 
terdahulu ditempatkan pada paramter 
kemampuan dan butir kemudian dilakukan 
estimasi 
• Prosedur Heuristik 
Digunakan terutama untuk L2P, dan L3P 
• Prosedur Analisis Faktor Nonlinier 
Digunakan untuk L2P serta untuk L3P dengan 
kasus c tetap. Menggunakan kuadrat terkecil 
pada analisis faktor
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Ciri Estimasi Kebolehjadian Maksimum 
• Konsistensi 
Jika responden ditambah, hasil estimasi 
parameter tetap konsisten 
• Normalitas Asimptotik 
Jika responden terus ditambah maka distribusi 
probabilitas pensampelan terus mendekat ke 
distribusi probabilitas normal 
• Efisiensi Asimptotik 
Jika responden terus ditambah maka variansi 
kekeliruan (pensampelan) terus mendekat ke 
nilai minimum teoretik
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Kecepatan Konvergensi 
Jika responden terus ditambah maka dengan 
cepat sekali nilai parameter konvergen ke nilai 
parameter sesungguhnya (lihat metoda 
Newton-Raphson) 
• Kendala Asimptotik 
Pada probabilitas 0 dan 1 lengkungan 
karakteristik butir secara asimptotik menuju ke 
takhingga (minus takhingga dan plus takhingga) 
Terjadi pada saat semua responsi salah atau 
semua responsi betul 
Selama melakukan estimasi semua responsi 
salah atau betul dikeluarkan terlebih dahulu dari 
perhitungan
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Jumlah Responden 
Responden pada 2P perlu lebih banyak dari 
responden pada 1P 
Resposnen pada 3P perlu lebih banyak dari 
responden pada 2P 
Ada program estimasi pada 1P menggunakan 
Lebih dari 25 butir 
Lebih dari 500 responden 
Ada program estimasi yang menggunakan 
Lebih dari 1000 responden, dan ada yang 
Lebih dari 2000 responden 
• Alat Bantu 
Kalkulator dan komputer
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Kebolehjadian 
• Di sini dibahas prosedur kebolehjadian serentak 
terutama kebolehjadian bersama 
• M responden menanggapi N butir dengan hasil 
untuk setiap responden 
X1, X2, … , Xi , …, XN 
• Pada skala dikotomi, jawaban betul X = 1 dan 
jawaban salah X = 0 
• Dengan ketentuan independensi lokal, untuk tiap 
responden, kebolehjadian adalah 
L(X1, X2, … Xi, …, XN) 
= P(X1)Q(X1) P(X2)Q(X2) … P(XN)Q(XN)
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
----------------------------------------------------------------------------- 
• Pada skala dikotomi 
Jika P(X = 1) = 1, Q(X = 1) =0 
Jika P(X = 0) = 0, Q(X = 0) = 1 
maka 
= 
= Õ 
L ( X , X ,... X ,..., X ) = P ( X ) Q ( X ) 
1 
- 
1 2 i N i • Untuk M responden, kebolehjadian menjadi 
= 
=ÕÕ 1 
( ) ( ) ( ) 
• Pada bentuk logaritma 
i Xi 
i 
X 
i N 
i 
1 
gi X gi 
gi 
g M 
g 
i N 
i 
X 
gi gi L X P X Q X - 
= 
= 
= 
1 1 
M 
åå( ) 
= = 
gi gi gi gi gi L X X P X X Q X 
ln ( ) = ( )ln ( ) + (1 - 
)ln ( ) 
g 
N 
i 
1 1
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Kebolehjadian Maksimum 
• Kebolehjadian maksimum pada tiap parameter 
dapat diperoleh melalui 
L 
= ¶ 
L 
= ¶ 
L = ¶ 
L 
q 
0 0 0 = 0 
c 
¶ 
b 
¶ 
a 
¶ 
¶ 
¶ 
• Dalam bentuk logaritma, kebolehjadian maksimum 
pada tiap parameter dapat diperoleh melalui 
= ¶ 
= ¶ 
L = ¶ 
L 
q 
L 
L 
ln 0 ln 0 ln 0 ln = 0 
c 
¶ 
b 
¶ 
a 
¶ 
¶ 
¶ 
• Perhitungan masing-masing menghasilkan estimasi 
parameter kemampuan dan butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
5. Estimasi Parameter Kemampuan 
• Satu responden (ke-g) menjawab N butir 
• Persamaan untuk estimasi parameter 
kemampuan qg untuk responden ke-g 
P 
gi 
q 
g 
0 
P 
¶ 
ln ln 
q ¶ 
q 
1 
gi 
g 
- 
1 
L L 
N 
= ¶ 
å 
P 
g i = 
1 
gi 
¶ 
N 
å 
gi 
X 
= - 
gi 
X 
P 
P 
i = 
1 
gi 
N 
å 
gi 
X P 
gi gi 
P Q 
i = 
1 
gi gi 
¶ 
¶ 
= 
P 
¶ 
¶ 
ö 
÷ ÷ 
ø 
æ 
ç ç 
è 
æ - 
ç ç 
è 
= 
ö 
÷ ÷ 
ø 
- 
¶ 
¶ 
gi 
q 
gi 
• Dapat digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P 
dengan memasukkan karateristik butir mereka 
masing-masing
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Solusi pada model L3P 
X P P c 
ln L ( - )( - 
) 
D a 
q 
¶ N 
å= 
gi gi gi i 
i 
g P c 
( ) 
1 1 
= 
¶ 
i gi i 
• Solusi pada model L2P 
- 
Pada rumus L3P, masukkan ci = 0 
L D a X P 
ln ( ) 0 
q 
¶ N 
= - = 
¶ 
g 
• Pada model L1P 
0 
= 
å= 
i 
i gi gi 
1 
Pada rumus L3P, masukkan ai =1 dan ci = 0 
L D X P 
q 
¶ å= 
ln = ( - ) = 
0 
1 
¶ 
N 
i 
gi gi 
g
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
6. Estimasi Parameter Butir 
• Satu butir (ke-i) dijawab oleh M responden 
• Dengan jalan sama diperoleh parameter butir ke-i 
yang ditanggapi oleh M responden 
0 
0 
0 
i 
ln 
a 
ln 
b 
i 
ln 
c 
L 
L 
L 
1 
M 
å 
X P 
gi gi 
P Q 
g = 
1 
gi gi 
M 
å 
X P 
gi gi 
P Q 
g = 
1 
gi gi 
M 
å 
X P 
gi gi 
P Q 
g = 
1 
gi gi 
= 
= 
= 
P 
¶ 
a 
¶ 
P 
¶ 
b 
¶ 
P 
¶ 
c 
¶ 
ö 
÷ ÷ 
ø 
ö 
÷ ÷ 
ø 
ö 
÷ ÷ 
ø 
æ - 
ç ç 
è 
æ - 
ç ç 
è 
æ - 
ç ç 
è 
= 
= 
= 
¶ 
¶ 
¶ 
¶ 
¶ 
¶ 
gi 
i 
gi 
i 
gi 
i 
• Dapat digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P 
dengan memasukkan karateristik butir mereka 
masing-masing
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Solusi pada L3P 
¶ 
ln (q )( )( ) 
å 
ln ( )( ) 
å 
b P c X P 
g i gi i gi gi 
P c X P 
gi i gi gi 
X P 
gi gi 
L 
D 
Da 
• Solusi pada L2P (ci = 0) 
¶ 
ln ( )( ) 
i gi 
• Solusi pada L1P (ai =1, ci = 0) 
0 
1 
1 
0 
1 
0 
1 
1 
1 
1 
= 
- 
- 
= 
¶ 
¶ 
= 
- - 
- 
= - 
¶ 
¶ 
= 
- - - 
- 
= 
¶ 
å 
= 
= 
= 
M 
g gi 
i i 
M 
g gi 
i 
i 
i 
M 
g gi 
i i 
P 
c c 
P 
c 
b 
L 
P 
c 
a 
L 
ln ( ) 
0 
0 
1 
1 
= - - = 
¶ 
¶ 
= - - = 
¶ 
å 
å 
= 
= 
ln ( ) 
gi 
M 
g 
i 
M 
g 
g i gi gi 
i 
Da X P 
b 
L 
D b X P 
a 
L q 
0 
ln ( ) M 
¶ å= 
= - - = 
1 
¶ 
g 
gi gi 
i 
D X P 
b 
L
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
G. Keterampilan Statistika 
1. Dasar 
P = probabilitas jawaban betul 
Q = probabilitas jawaban salah 
P + Q = 1 atau Q = 1 – P 
Kebolehjadian terhadap probabilitas jawaban 
betul adalah 
L = PQ 
2. Kebolehjadian maksimum 
= 0 
dL 
dP
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Perhitungan 
L = PQ 
= P(1 – P) 
= P – P2 
sehingga 
d P P 
= - = - 
0 
1 2 
2 
P 
dP 
P P Q 
, , 
( ) 
= 
dL 
dP 
dL 
dP 
- = = = 
1 2 0 0 5 0 5 
( , )( , ) , 
= = 
0 5 0 5 0 25 
maks L 
Contoh 10 
Kebolehjadian maksimum untuk M responden 
dengan M1 reponden sukses dan M – M1 
responden gagal
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Perhitungan 
M M M 
P P 
L P Q 
- 
1 1 
M 1 M M 
= 
( ) 
= - 
sehingga 
- 
1 1 
d P 
P M P d P 
( ) 
( ) . ( ) 
( ) 
M M M M M M 
- - - - 
M P P P M M P 
( ) ( )( ) .( ) 
= - + - - - 
1 1 1 
1 1 1 1 
M M M M M M 
- - - - 
M P P M M P P 
( ) ( ) ( ) 
= - - - - 
1 1 
1 1 1 1 
[ ] 
P P M P M M P 
dL 
= - - - - 
• Kebolehjadian maksimum 
P 
dP 
d P 
dP 
M M M 
M M 
M M M 
- 
- 
- 
= - + - 
- - 
- 
- - 
1 
1 1 
1 
1 
1 1 
1 1 1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 1 
1 
1 1 
( ) ( ) ( ) 
= 
0 
( ) ( ) 
P M M P MdP 
1 1 1 0 
P M 
M 
dL 
1 
= 
- - - =
------------------------------------------------------------------------------ 
Teori Responsi Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 11 
Jawaban 21 responden (dengan 1 = betul; 0 = 
salah) adalah 
11111 00111 01111 00110 1 
Kebolehjadian 
L = P15Q6 
Kebolehjadian maksimum terjadi pada 
P = 15 / 21 = 0,7143 
Q = 1 – P = 1 – 0,7143 = 0,2857 
Lmaks = (0,7143)15(0,2875)6 
= 3,4968.10-6

More Related Content

What's hot

Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamGusti Gina
 
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
11 adaptive testing-irt
11 adaptive testing-irt11 adaptive testing-irt
11 adaptive testing-irt宥均 林
 
STATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITASSTATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITASZUKI SUDIANA
 
Introduction to unidimensional item response model
Introduction to unidimensional item response modelIntroduction to unidimensional item response model
Introduction to unidimensional item response modelSumit Das
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataRani Nooraeni
 
Analisis Butir Soal Uji Kompetensi
Analisis Butir Soal Uji KompetensiAnalisis Butir Soal Uji Kompetensi
Analisis Butir Soal Uji KompetensiYana R. Sopian
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateGantyo Suhartono
 
Metode Penelitian (PILOT STUDY)
Metode Penelitian (PILOT STUDY)Metode Penelitian (PILOT STUDY)
Metode Penelitian (PILOT STUDY)Rolly Scavengers
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 

What's hot (20)

Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2
 
Pertemuan 3 psikometri
Pertemuan 3 psikometriPertemuan 3 psikometri
Pertemuan 3 psikometri
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
 
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
 
11 adaptive testing-irt
11 adaptive testing-irt11 adaptive testing-irt
11 adaptive testing-irt
 
STATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITASSTATISTIK- UJI NORMALITAS
STATISTIK- UJI NORMALITAS
 
Introduction to unidimensional item response model
Introduction to unidimensional item response modelIntroduction to unidimensional item response model
Introduction to unidimensional item response model
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
 
Analisis Butir Soal Uji Kompetensi
Analisis Butir Soal Uji KompetensiAnalisis Butir Soal Uji Kompetensi
Analisis Butir Soal Uji Kompetensi
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
Panduan aplikasi spss
Panduan aplikasi spssPanduan aplikasi spss
Panduan aplikasi spss
 
Metode Penelitian (PILOT STUDY)
Metode Penelitian (PILOT STUDY)Metode Penelitian (PILOT STUDY)
Metode Penelitian (PILOT STUDY)
 
Reliability Analysis
Reliability AnalysisReliability Analysis
Reliability Analysis
 
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
Syntax Macro Minitab (Elvira Dian Safire/ITS)
 
Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
 
Tes ist
Tes istTes ist
Tes ist
 
Tes kognitif &amp; nonkognitif
Tes kognitif &amp; nonkognitifTes kognitif &amp; nonkognitif
Tes kognitif &amp; nonkognitif
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 

Viewers also liked (20)

PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26
 
Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15
 
Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22
 
Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme
 
Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17
 
Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20
 
Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27
 
Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18
 
Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24
 
Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12
 
Psikometri Bab a14
Psikometri Bab a14Psikometri Bab a14
Psikometri Bab a14
 
Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23
 
Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28
 
Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19
 
Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9
 
Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8
 
Psikometri Bab a2
 Psikometri Bab a2 Psikometri Bab a2
Psikometri Bab a2
 
Psikometri Bab a30
Psikometri Bab a30Psikometri Bab a30
Psikometri Bab a30
 
Psikometri Bab a11
Psikometri Bab a11Psikometri Bab a11
Psikometri Bab a11
 

More from Universitas Negeri Makassar

Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianUniversitas Negeri Makassar
 

More from Universitas Negeri Makassar (20)

Korelasi produk moment
Korelasi produk momentKorelasi produk moment
Korelasi produk moment
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Korelasi ganda
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
 
Uji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji tUji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji t
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitasUji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitas
 
Presentation makalah
Presentation makalahPresentation makalah
Presentation makalah
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
 
Aliran prenialisme
Aliran prenialisme Aliran prenialisme
Aliran prenialisme
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
Aliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yesAliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yes
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Presentation progresivisme
Presentation progresivisme Presentation progresivisme
Presentation progresivisme
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Psikometri Bab a21

  • 1. Bab 21 Teori Responsi Butir
  • 2. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Bab 21 TEORI RESPONSI BUTIR A. Akurasi Pengukuran 1. Kemampuan dan Taraf Sukar • Responden memiliki kemampuan q yang biasanya berbeda di antara responden • Butir memiliki taraf sukar butir b yang biasanya berbeda di antara butir • Pada pengukuran terjadi pertemuan di antara kemampuan responden dengan taraf sukar butir
  • 3. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 2. Hasil Ukur • Jawaban atau tanggapan responden terhadap butir membuahkan hasil ukur • Dalam hal tertentu, hasil ukur menunjukkan salah atau betul • Pada skala dikotomi, jawaban salah sering diberi sekor 0 dan jawaban betul diberi sekor 1 • Hasil ukur dapat juga dinyatakan dalam bentuk probabilitas jawaban betul (nilai dari 0 sampai 1) • Probabilitas jawaban betul ditentukan oleh padanan di antara kemampuan responden dengan taraf sukar butir • Probabilitas jawaban betul Pgi(q) adalah probabilitas jawaban betul responden ke-g pada butir ke-i
  • 4. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 3. Padanan Kemampuan dan Taraf Sukar • Tidak selalu taraf sukar butir sepadan dengan kemampuan responden Butir sukar Butir mudah A B C Responden dan kemampuan • Butir terlalu mudah atau terlalu sukar tidak dapat menunjukkan kemampuan responden, sehingga akurasi pengukuran menjadi rendah
  • 5. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 4. Kecocokan kemampuan dan taraf sukar • Kecocokan di antara kemampuan responden dengan taraf sukar butir menghasilkan akurasi pengukuran yang tinggi q b q – b > 0 P(q) > 0,5 q b q – b < 0 P(q) < 0,5 q b q – b = 0 P(q) = 0,5 • Kecocokan (akurasi tertinggi) ditentukan oleh P(q) = 0,5
  • 6. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 5. Syarat Pencocokan • Kecocokan di antara kemampuan responden dengan taraf sukar butir menghasilkan akurasi pengukuran tertinggi melalui ketentuan P(q) = Pmin + 0,5 (Pmaks– Pmin) • Karena Pmaks = 1 maka ketentuan ini menjadi P(q) = Pmin + 0,5 (1 – Pmin) • Pencocokan di antara kemampuan responden dengan taraf sukar butir dapat dilakukan jika mereka independen • Jika b independen dari q maka kita dapat mencari b yang cocok dengan q • Jika b dependen (bergantung) terhadap q, maka kita tidak dapat mencari b yang cocok dengan q
  • 7. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ B. Pencocokan Pada Teori Klasik dan Modern 1. Teori Pengukuran Klasik • Pada ujian, teori pengukuran klasik dikenal juga sebagai teori ujian klasik (classical test theory) • Pada teori klasik, taraf sukar butir bergantung (dependen) kepada kemampuan responden Bagi responden berkemampuan tinggi, butir menjadi tidak sukar (mudah) Bagi responden berkempuan rendah, butir menjadi sukar Pada butir tidak sukar (mudah), tampak kemampuan responden menjadi tinggi Pada butir sukar, tampak kemampuan responden menjadi rendah
  • 8. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ----------------------------------------------------------------------------- • Taraf sukar butir bergantung kepada kemampuan responden Berat Ringan • Butir yang sama akan terasa berat bagi mereka yang berkemampuan rendah dan terasa ringan bagi mereka yang berkemampuan tinggi
  • 9. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ----------------------------------------------------------------------------- • Kemampuan responden bergantung kepada taraf sukar butir Kemampuan rendah Kemampuan tinggi • Mereka yang mengerjakan butir sukar akan tampak berkemampuan rendah sedangkan mereka yang mengerjaka butir mudah akan tampak berkemampuan tinggi • Teori pengukuran klasik (teori ujian klasik) tidak dapat digunakan untuk pencocokan kemampuan responden dengan taraf sukar butir (karena mereka dependen)
  • 10. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Cara peungkapan hasil ukur pada teori klasik • Pada teori klasik, terdapat interdependensi di antara kemampuan responden dan taraf sukar butir • Sebaiknya cara penyebutan hasil pengukuran disandingi dengan nama alat ukur Misal 450 TOEFL 630 SPMB • Hasil ukur dapat dipahami melalui kaitannya dengan alat ukur yang digunakan (TOEFL atau SPMB) • Sebaiknya nama alat ukur dikenal secara luas oleh banyak orang
  • 11. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 2. Teori Pengukuran Modern • Pada ujian, teori pengukuran modern dikenal juga sebagai teori ujian modern (modern test theory) • Pada pengukuran modern, taraf sukar butir tidak dikaitkan langsung dengan kemampuan responden • Pada pengukuran modern, taraf sukar butir dikaitkan langsung dengan karakteristik butir • Taraf sukar butir pada pengukuran modern terletak pada P(q) = Pmin + 0,5 (Pmaks – Pmin) = Pmim + 0,5 (1 – Pmin) dan di sini taraf sukar butir diberi notasi b
  • 12. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Pada pengukuran modern, taraf sukar butir langsung dikaitkan dengan karakteristik butir ·· · · P q rendah · · · · q tinggi 1,0 0,5 b q • Tampak bahwa q tinggi dan rendah memiliki taraf sukar butir b yang sama • Kemampuan responden dan taraf sukar butir menjadi independen • Pengukuran modern dapat digunakan untuk pencocokan kemampuan responden dengan taraf sukar butir
  • 13. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir • Karakteristik butir ditentukan oleh responsi para responden (baik kemampuan tinggi maupun kemampuan rendah) sehingga dikenal sebagai teori responsi butir (item response theory) • Teori responsi butir dikenal juga dengan berbagai nama Item response theory (IRT) Latent trait theory (LTT) Item characteristic curve (ICC) Item characteristic function (ICF) • Nama yang paling banyak digunakan adalah Item Response Theory atau Teori Responsi Butir
  • 14. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ C. Teori Responsi Butir 1. Karakteristik Butir • Teori responsi butir perlu menentukan model karakteristik butir yang digunakan • Model karakteristik butir dapat berbentuk satu parameter (1P), dua parameter (2P), tiga parameter (3P), atau model lain • Di sini pembahasan dibatasi pada satu sampai tiga parameter serta pada sekor dikotomi 1P : P(q) = f(b, q) 2P : P(q) = f(a, b, q) 3P : P(q) = (a, b, c, q) • Satu, dua, dan tiga adalah banyaknya parameter butir
  • 15. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 2. Parameter pada Teori Responsi Butir • Parameter q adalah parameter kemampuan responden • Parameter b adalah parameter taraf sukar butir Pada 1P dan 2P b = q ketika P(q) = 0,5 Pada 3P b = q ketika P(q) = 0,5 (1 + c) • Parameter a adalah parameter daya beda butir • Parameter c adalah parameter terkaan betul pada jawaban butir
  • 16. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 3. Tujuan Teori Responsi Butir • Teori responsi butir membebaskan responden dan butir dari interdependensi, sehingga Taraf sukar butir tidak lagi bergantung (invarian) kepada kemampuan responden Kemampuan responden tidak lagi bergantung (invarian) kepada taraf sukar butir • Melalui independensi di antara taraf sukar butir dan kemampuan responden, pada pengukuran, kita dapat memilih butir yang cocok dengan responden • Dalam hal terjadi kecocokan di antara taraf sukar butir dan kemampuan responden, maka Kalau taraf sukar butir diketahui, kemampuan responden dapat ditentukan Kalau kemampuan responden diketahui, taraf sukar butir dapat ditentukan
  • 17. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 4. Dasar Invariansi • Taraf sukar butir tidak langsung dikaitkan dengan kemampuan responden melainkan dikaitkan dengan lengkungan karakteristik butir pada P(q) = Pmin + (1 – Pmin) • Misalkan suatu butir memiliki parameter butir a= 1 1,27 dan b= – 0,39 1 Butir ini diberikan kepada responden dengan kemampuan agak rendah dan dari mereka diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27 dan b = – 0,39 Butir yang sama diberikan kepada responden dengan kemampuan agak tinggi dan dari mereka diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27 dan b1 = – 0,39 Dua hasil ini adalah sama
  • 18. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Pada responden dengan kemampuan agak rendah 1,0 · • Melalui perhitungan pada data diperoleh lengkungan dengan b1 = – 0,39 q P(q) –3 –2 –1 0 1 2 3 0,5 · · · · · · · · · · · · · –0,39
  • 19. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Pada responden dengan kemampuan agak tinggi P(q) · · · · · · · · · · · · · · –3 –2 –1 0 1 2 3 1,0 0,5 –0,39 • Melalui perhitungan pada data diperoleh lengkungan dengan b1 = – 0,39 q • Pada responden berkemampuan rendah dan tinggi, taraf sukar butir tetap sama dengan – 0,39
  • 20. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ D. Syarat Teori Responsi Butir 1. Tiga syarat • Unidimensi • Invariansi kelompok • Independensi Lokal 2. Unidimensi • Variabel yang diukur adalah unidimensi yakni yang memiliki satu dimensi atribut dan dikenal sebagai kemampuan q • Diperlukan agar P(q) terus menaik ketika q terus menaik (kenaikan monotonik) • Dalam kenyataan tidak mudah memperoleh atribut variabel yang unidimensi • Dalam praktek, unidimensi dicapai melalui adanya satu dimensi yang dominan
  • 21. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 3. Invariansi Kelompok • Semua subkelompok memiliki karakteristik butir yang sama ·· · · P q rendah · · · · q tinggi 1,0 0,5 b q subkelompok • Dengan kata lain karakteristik butir adalah sama (invarian) untuk semua subkelompok • Subkelompok disebut homogen apabila semua responden di dalam subkelompok itu memiliki kemampuan yang sama
  • 22. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 4. Independensi Lokal • Ada independensi lokal responden terhadap butir dan ada independensi lokal butir terhadap responden • Independensi lokal responden terhadap butir Pada responden q di lokal yang sama, probabilitas menjawab betul P(q) untuk butir berbeda adalah independen satu terhadap lainnya Misalkan responden yang memiliki kemampuan yang sama mengerjakan butir X1, X2, X3, …, XN, maka sesuai dengan rumus independensi pada probabilitas P X X X X P X P X P X P X ( ... ) = ( ) ( ) ( )... ( ) N N atau     1 2 3 1 2 3 P X X X X P X ( ... ) ( )     ( ) ( ) i i i N N i i Q X = - P X = Õ= = 1 1 1 2 3
  • 23. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Indpendensi lokal butir terhadap responden Pada butir di lokal yang sama, probabilitas menjawab betul P(q) untuk responden berbeda adalah independen satu terhadap lainnya Responden sama Butir sama butir butir butir butir independen responden responden responden independen
  • 24. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 5. Pengujian independensi lokal Independensi lokal dapat diuji secara • Eksak melalui rumus probabilitas • Statistika melalui uji ketergantungan khi-kuadrat (a) Pengujian melalui rumus probabilitas • Independensi lokal tercapai apabila data memenuhi rumus independensi pada probabilitas Contoh 1 Responden dengan kemampuan q menjawab butir 1, 2, dan 3, dengan sekor 1, 1, dan 0
  • 25. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Dalam hal ini P(X1) = 1 P(X2) = 1 P(X3) = 0 Q(X3) = 1 Syarat untuk independesi lokal menjadi P(X1∩X2∩X3) = P(X1)P(X2)P(X3) = P1(1)P2(1)P3(0) = P1(1)P2(1)Q3(1) Contoh 2 Responden menjawab butir ke-i dan ke-j dengan probabilitas sebagai berikut Butir ke-j 1 0 Butir 1 P(11) P(10) Pi(1) ke-i 0 P(01) P(00) Pi(0) Pj(1) Pj(0)
  • 26. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Probabilitas dan syarat independensi lokal P(11) = Pi(1)Pj(1) P(10) = Pi(1)Pj(0) = Pi(1)Qj(1) P(01) = Pi(0)Qj(1) = Qi(1)Pj(1) P(00) = Pi(0)Pj(0) = Qi(1)Qj(1) Contoh 3 Responden mengerjakan butir ke-1 dan ke-2 dengan probabilitas jawaban Butir ke-2 1 0 Butir 1 0,086 0,420 0,506 ke-1 0 0,083 0,411 0,494 0,169 0,831 1 Apakah terdapat independensi lokal?
  • 27. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Perhitungan probabilitas P(11) = 0,086 P1(1)P2(1) = (0,506)(0,169) = 0,086 P(10) = 0,420 P1(1)P2(0) = (0,506)(0,831) = 0,420 P(01) = 0,083 P1(0)P2(1) = (0,494)(0,169) = 0,083 P(00) = 0,411 P1(0)P2(0) = (0,494)(0,831) = 0,411 Terdapat kecocokan sehingga mereka adalah independen secara lokal Contoh 4 Responden mengerjakan butir ke-1 dan ke-2 dengan probabilitas jawaban Butir ke-2 1 0 Butir 1 0,30 0,10 0,40 ke-1 0 0,00 0,60 0,60 0,30 0,70 1 Apakah terdapat independensi lokal?
  • 28. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 5 Responsi dari 40 responden pada suatu q tertentu menunjukkan Butir Responsi Responden 1 00000 11000 00011 00010 00100 00000 11001 10101 2 01100 00011 10000 11111 11111 11100 00110 01111 Apakah terdapat independensi lokal? Butir ke-2 1 0 Butir 1 ke-1 0
  • 29. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ (b) Pengujian secara statistika • Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi tertentu melalui hipotesis H0 : Terdapat independensi lokal H1 : Tidak terdapat independensi lokal • Distribusi probabilias pensampelan adalah distribusi probabilias khi-kuadrat • Statistik uji c2 adalah Butir ke-2 1 0 Butir 1 A B A+B ke-1 0 C D C+D A+C B+D N
  • 30. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Statistik uji adalah ( )2 N AD BC c = - A + B C + D A + C B + D ( )( )( )( ) dengan derajat kebebasan n = 1 2 N = banyaknya responden A, B, C, D dapat dalam frekuensi atau dalam proporsi • Kriteria pengujian Tolak H0 jika c2 > c2 (a)(n) Terima H0 jika c2 £ c2 (a)(n)
  • 31. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ----------------------------------------------------------------------------- • Dapat juga dihitung dengan cara sebagai berikut Dengan koreksi Yates Selanjutnya A C A B = + + ( )( ) A + B + C + D A B B D = + + ( )( ) A + B + C + D A C C D = + + ( )( ) A + B + C + D B D C D = + + ( )( ) A B C D f A f B f C D + + + f ( ) 2 ( ) 2 ( ) ( ) = - - + - f - | | 0,5 | | 0,5 + - - + - f - D D A B C c f f C B B A A C D f f f f 2 2 2 | | 0,5 | | 0,5
  • 32. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 6 Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal pada sampel data di contoh 3 jika N = 50 • Hipotesis H0 : Terdapat independensi lokal H1 : Tidak terdapat independensi lokal • Sampel Seperti data pada contoh 3 • Distribusi probabilitas pensampelan Distribusi probabilitas khi-kuadrat dengan derajat kebebasan n = 1
  • 33. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Statistik uji A = 0,086 B = 0,420 C = 0,083 D = 0,411 N = 50 A + B = 0,506 C + D = 0,494 A + C = 0,169 B + D = 0,831 [ ] 50 0 086 0 411 0 420 0 083 2 c = ( ) ( , )( , ) - ( , )( , ) 0 ( 0 , 506 )( 0 , 494 )( 0 , 169 )( 0 , 831 ) 2 = • Kriteria Pengujian Taraf signifikansi 0,05 Nilai kritis c2 (0,95)(1) = 3,841 Tolak H0 jika c2 > 3,841 Terima H0 jika c2 £ 3,841 • Keputusan Pada taraf signifikansi 0,05, terima H0
  • 34. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 7 Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal pada sampel data di contoh 4 jika N = 60 Contoh 8 Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal pada sampel data di contoh 5 Contoh 9 Banyaknya jawaban betul dan salah pada dua butir adalah Butir ke-2 Salah Betul Butir Salah 8 20 ke-1 Betul 8 4 Pada taraf signifikansi 0,05 uji independensi lokal
  • 35. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ E. Model Logistik dan Cara Estimasi Parameter 1. Pemilihan Model Logistik • Perlu memilih model, mencakup Model Rasch Model L1P Model L2P Model L3P • Perlu memenuhi syarat unidimensi, invariansi kelompok, dan independensi lokal • Perlu ada kecocokan di antara data dan model yang dipilih (dilakukan melalui pengujian kecocokan model, dibahas kemudian)
  • 36. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 2. Estimasi Parameter Dari data yang terkumpul dilakukan estimasi terhadap parameter, mencakup parameter kemampuan dan parameter butir Dapat dilakukan melalui • Satu responden dengan sejumlah butir (estimasi parameter kemampuan) · · · · · · Responden Butir
  • 37. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Satu butir dengan sejumlah responden (estimasi parameter butir) · · · · · · Responden Butir • Sejumlah responden dan sejumlah butir (estimasi paramter kemampuan dan atau parameter butir) · · · · · · Responden Butir
  • 38. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 3. Estimasi Parameter dan Indeteminasi • Parameter yang diestimasi Parameter yang diestimasi mencakup q, a, b, dan c. Tiga di antaranya terhubung dalam a (q – b) Hasil estimasi dapat berbentuk indeterminasi yakni terdapat banyak hasil estimasi Hasil estimasi ditambah konstanta juga merupakan hasil estimasi Hasil estimasi dikalikan dan dibagi konstanta juga merupakan hasil estimasi
  • 39. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Penambahan konstanta Misalkan hasil estimasi adalah q1 dan b1 dalam bentuk a (q1 – b1) Jika q1 dan b1 ditambah konstanta sama C q2 = q1 + C dan b2 = b1 + C maka a(q2 – b2) = a(q1 + C – b1 – C) = a(q1 – b1) sehingga q2 dan b2 juga merupakan hasil estimasi Ini berarti bahwa hasil estimasi dapat digeser (translasi) sehingga titik awal atau 0 dapat ditentukan secara bebas
  • 40. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Kali bagi konstanta Misalkan hasil estimasi adalah q1, a1, dan b1 dalam bentuk a1 (q1 – b1) Jika q1 dan b1 dikalikan konstanta sama C serta a1 dibagi dengan konstanta C juga q2 = Cq1 b2 = Cb1 a2 = a1 / C maka a2(q2 – b2) = (a1 / C)(Cq1 – Cb1) = a1(q1 – b1) sehingga q2, a2, dan b2 juga merupakan hasil estimasi Ini berarti bahwsa hasil estimasi dapat dipanjang-pendekkan sehingga satuan parameter dapat ditentukan secara bebas
  • 41. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Diterapkan pada L3P • Misalkan q1, a1, b1, c1 adalah hasil estimasi • Dengan q2 = Cq1 + k b2 = Cb1 + k a2 = a1 / C c2 = c1 maka 1 1 ( ) ( ) ( ) Da b ( ) 2 2 2 1 1 1 C k Cb k D a ( )( ) æ + 1 1 1 C ( ) 2 2 2 ( ) 1 1 ( ) 1 1 ( ) ( ) 1 1 1 1 1 1 1 1 q q q q q P e c c e c c e P c c Da b = + = + - ö ÷ ÷ø ç çè = + - + = + - - + - - -
  • 42. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 4. Metrik Parameter dan Kalibrasi • Hasil estimasi parameter dapat saja indeterminasi sehingga terdapat banyak hasil estimasi • Dalam hal ini, dapat saja dipilih salah satu hasil estimasi sebagai patokan yang dinamakan metrik parameter • Sering terjadi bahwa metrik parameter yang dipilih adalah salah satu di antara mq = 0 sq = 1 atau mb = 0 sb = 1 • Ini berarti bahwa titik awal atau 0 pada rerata serta satuan parameter sebesar 1 menurut simpangan baku • Pencocokan parameter lain ke metrik parameter dikenal sebagai kalibrasi
  • 43. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 5. Estimasi Terpisah dan Estimasi Serentak • Estimasi Terpisah Parameter butir diketahui dan parameter kemampuan diestimasi (menggunakan metrik butir) Parameter kemampuan diketahui dan parameter butir diestimasi (menggunakan metrik kemampuan) • Estimasi Serentak Paramter kemampuan dan parameter butir kedua-duanya tidak diketahui sehingga kedua-duanya diestimasi Perlu ditentukan metrik, biasanya dengan rerata = 0 dan simpangan baku = 1
  • 44. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ F. Prosedur Estimasi Parameter 1. Beberapa Prosedur Estimasi Ada sejumlah prosedur untuk secara serentak mengestimasi parameter kemampuan dan butir, mencakup • Prosedur Kebolehjadian Maksimum Bersama (Joint Maximum Likelihood Procedure) Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Estimasi dilakukan serentak untuk paramter kemampuan dan parameter butir • Prosedur Kebolehjadian Maksimum Marjinal (Marginal Maximum Likelihood Procedure) Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Intergrasi parameter kemampuan dan estimasi parameter butir. Integrasi parameter butir dan estimasi parameter kemampuan
  • 45. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Prosedur Kebolehjadian Maksimum Kondisional (Conditional Maximum Likelihood Procedure) Digunakan untuk L1P. Fungsi kebolehjadian dikondisikan terhadap banyaknya sekor jawaban betul • Prosedur Bayes Bersama dan Marjinal (Joint and Marginal Bayesian Estimation Procedure) Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Distribusi terdahulu ditempatkan pada paramter kemampuan dan butir kemudian dilakukan estimasi • Prosedur Heuristik Digunakan terutama untuk L2P, dan L3P • Prosedur Analisis Faktor Nonlinier Digunakan untuk L2P serta untuk L3P dengan kasus c tetap. Menggunakan kuadrat terkecil pada analisis faktor
  • 46. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 2. Ciri Estimasi Kebolehjadian Maksimum • Konsistensi Jika responden ditambah, hasil estimasi parameter tetap konsisten • Normalitas Asimptotik Jika responden terus ditambah maka distribusi probabilitas pensampelan terus mendekat ke distribusi probabilitas normal • Efisiensi Asimptotik Jika responden terus ditambah maka variansi kekeliruan (pensampelan) terus mendekat ke nilai minimum teoretik
  • 47. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Kecepatan Konvergensi Jika responden terus ditambah maka dengan cepat sekali nilai parameter konvergen ke nilai parameter sesungguhnya (lihat metoda Newton-Raphson) • Kendala Asimptotik Pada probabilitas 0 dan 1 lengkungan karakteristik butir secara asimptotik menuju ke takhingga (minus takhingga dan plus takhingga) Terjadi pada saat semua responsi salah atau semua responsi betul Selama melakukan estimasi semua responsi salah atau betul dikeluarkan terlebih dahulu dari perhitungan
  • 48. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Jumlah Responden Responden pada 2P perlu lebih banyak dari responden pada 1P Resposnen pada 3P perlu lebih banyak dari responden pada 2P Ada program estimasi pada 1P menggunakan Lebih dari 25 butir Lebih dari 500 responden Ada program estimasi yang menggunakan Lebih dari 1000 responden, dan ada yang Lebih dari 2000 responden • Alat Bantu Kalkulator dan komputer
  • 49. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 3. Kebolehjadian • Di sini dibahas prosedur kebolehjadian serentak terutama kebolehjadian bersama • M responden menanggapi N butir dengan hasil untuk setiap responden X1, X2, … , Xi , …, XN • Pada skala dikotomi, jawaban betul X = 1 dan jawaban salah X = 0 • Dengan ketentuan independensi lokal, untuk tiap responden, kebolehjadian adalah L(X1, X2, … Xi, …, XN) = P(X1)Q(X1) P(X2)Q(X2) … P(XN)Q(XN)
  • 50. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ----------------------------------------------------------------------------- • Pada skala dikotomi Jika P(X = 1) = 1, Q(X = 1) =0 Jika P(X = 0) = 0, Q(X = 0) = 1 maka = = Õ L ( X , X ,... X ,..., X ) = P ( X ) Q ( X ) 1 - 1 2 i N i • Untuk M responden, kebolehjadian menjadi = =ÕÕ 1 ( ) ( ) ( ) • Pada bentuk logaritma i Xi i X i N i 1 gi X gi gi g M g i N i X gi gi L X P X Q X - = = = 1 1 M åå( ) = = gi gi gi gi gi L X X P X X Q X ln ( ) = ( )ln ( ) + (1 - )ln ( ) g N i 1 1
  • 51. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 4. Kebolehjadian Maksimum • Kebolehjadian maksimum pada tiap parameter dapat diperoleh melalui L = ¶ L = ¶ L = ¶ L q 0 0 0 = 0 c ¶ b ¶ a ¶ ¶ ¶ • Dalam bentuk logaritma, kebolehjadian maksimum pada tiap parameter dapat diperoleh melalui = ¶ = ¶ L = ¶ L q L L ln 0 ln 0 ln 0 ln = 0 c ¶ b ¶ a ¶ ¶ ¶ • Perhitungan masing-masing menghasilkan estimasi parameter kemampuan dan butir
  • 52. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 5. Estimasi Parameter Kemampuan • Satu responden (ke-g) menjawab N butir • Persamaan untuk estimasi parameter kemampuan qg untuk responden ke-g P gi q g 0 P ¶ ln ln q ¶ q 1 gi g - 1 L L N = ¶ å P g i = 1 gi ¶ N å gi X = - gi X P P i = 1 gi N å gi X P gi gi P Q i = 1 gi gi ¶ ¶ = P ¶ ¶ ö ÷ ÷ ø æ ç ç è æ - ç ç è = ö ÷ ÷ ø - ¶ ¶ gi q gi • Dapat digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P dengan memasukkan karateristik butir mereka masing-masing
  • 53. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Solusi pada model L3P X P P c ln L ( - )( - ) D a q ¶ N å= gi gi gi i i g P c ( ) 1 1 = ¶ i gi i • Solusi pada model L2P - Pada rumus L3P, masukkan ci = 0 L D a X P ln ( ) 0 q ¶ N = - = ¶ g • Pada model L1P 0 = å= i i gi gi 1 Pada rumus L3P, masukkan ai =1 dan ci = 0 L D X P q ¶ å= ln = ( - ) = 0 1 ¶ N i gi gi g
  • 54. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ 6. Estimasi Parameter Butir • Satu butir (ke-i) dijawab oleh M responden • Dengan jalan sama diperoleh parameter butir ke-i yang ditanggapi oleh M responden 0 0 0 i ln a ln b i ln c L L L 1 M å X P gi gi P Q g = 1 gi gi M å X P gi gi P Q g = 1 gi gi M å X P gi gi P Q g = 1 gi gi = = = P ¶ a ¶ P ¶ b ¶ P ¶ c ¶ ö ÷ ÷ ø ö ÷ ÷ ø ö ÷ ÷ ø æ - ç ç è æ - ç ç è æ - ç ç è = = = ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ gi i gi i gi i • Dapat digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P dengan memasukkan karateristik butir mereka masing-masing
  • 55. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Solusi pada L3P ¶ ln (q )( )( ) å ln ( )( ) å b P c X P g i gi i gi gi P c X P gi i gi gi X P gi gi L D Da • Solusi pada L2P (ci = 0) ¶ ln ( )( ) i gi • Solusi pada L1P (ai =1, ci = 0) 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 = - - = ¶ ¶ = - - - = - ¶ ¶ = - - - - = ¶ å = = = M g gi i i M g gi i i i M g gi i i P c c P c b L P c a L ln ( ) 0 0 1 1 = - - = ¶ ¶ = - - = ¶ å å = = ln ( ) gi M g i M g g i gi gi i Da X P b L D b X P a L q 0 ln ( ) M ¶ å= = - - = 1 ¶ g gi gi i D X P b L
  • 56. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ G. Keterampilan Statistika 1. Dasar P = probabilitas jawaban betul Q = probabilitas jawaban salah P + Q = 1 atau Q = 1 – P Kebolehjadian terhadap probabilitas jawaban betul adalah L = PQ 2. Kebolehjadian maksimum = 0 dL dP
  • 57. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Perhitungan L = PQ = P(1 – P) = P – P2 sehingga d P P = - = - 0 1 2 2 P dP P P Q , , ( ) = dL dP dL dP - = = = 1 2 0 0 5 0 5 ( , )( , ) , = = 0 5 0 5 0 25 maks L Contoh 10 Kebolehjadian maksimum untuk M responden dengan M1 reponden sukses dan M – M1 responden gagal
  • 58. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ • Perhitungan M M M P P L P Q - 1 1 M 1 M M = ( ) = - sehingga - 1 1 d P P M P d P ( ) ( ) . ( ) ( ) M M M M M M - - - - M P P P M M P ( ) ( )( ) .( ) = - + - - - 1 1 1 1 1 1 1 M M M M M M - - - - M P P M M P P ( ) ( ) ( ) = - - - - 1 1 1 1 1 1 [ ] P P M P M M P dL = - - - - • Kebolehjadian maksimum P dP d P dP M M M M M M M M - - - = - + - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ( ) ( ) ( ) = 0 ( ) ( ) P M M P MdP 1 1 1 0 P M M dL 1 = - - - =
  • 59. ------------------------------------------------------------------------------ Teori Responsi Butir ------------------------------------------------------------------------------ Contoh 11 Jawaban 21 responden (dengan 1 = betul; 0 = salah) adalah 11111 00111 01111 00110 1 Kebolehjadian L = P15Q6 Kebolehjadian maksimum terjadi pada P = 15 / 21 = 0,7143 Q = 1 – P = 1 – 0,7143 = 0,2857 Lmaks = (0,7143)15(0,2875)6 = 3,4968.10-6