SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Bab 18 
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Bab 18 
Karakteritik Butir 
A. Dasar 
1. Butir Di Dalam Pengukuran 
(a) Kedudukan Butir 
• Pada umumnya, alat ukur (ujian atau 
survei) terdiri atas sejumlah butir 
• Butir merupakan komponen dasar di dalam 
alat ukur dan pengukuran 
• Sekor butir adalah komponen dasar di 
dalam pensekoran pada pengukuran
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakeritik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Perangkat alat ukur dan butir 
· – 
· – adalah butir 
· – 
· – 
· – 
· – 
· – 
· – · – 
· – 
· – 
Perangkat alat ukur 
· – 
· – 
Perangkat alat ukur
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Pembentukan Alat Ukur 
Alat ukur biasanya dibentuk melalui perakitan butir-butir 
melalui tata cara tertentu 
Butir dapat diambil dari 
• Kumpulan butir yang sudah tersedia 
• Bank butir 
Bank butir memiliki butir yang diseleksi dari 
kumpulan butir melalui prosedur tertentu 
Hanya butir yang memenuhi persyaratan yang 
disimpan di dalam bank butir 
Butir di dalam bank butir diadministrasi dan 
dipelihara menurut tata cara tertentu
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Perakitan alat ukur dari kumpulan butir atau bank butir 
Kumpulan 
butir 
Bank 
butir 
Seleksi berdasarkan 
karakteristik butir 
Perangkat 
alat ukur 
Perangkat 
alat ukur
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Sekor Satuan Butir dan Sekor Responden 
Pensekoran 
• Perangkat alat ukur yang ditanggapi oleh para 
responden menghasilkan sekor butir 
Sekor satuan 
• Sekor satu butir dari satu responden 
merupakan sekor satuan (komponen dasar) 
• Nilai sekor satuan dapat terbentuk dari (a) 
sekor 1 untuk jawaban betul dan sekor 0 untuk 
jawaban salah, (b) sekor sesuai dengan nilai 
skala yang ditetapkan untuk tiap jawaban atau 
tanggapan 
Sekor responden 
• Biasanya merupakan jumlah sekor satuan pada 
responden bersangkutan 
• Di sini banyak digunakan sekor responden 
berupa jumlah jawaban betul
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Proporsi Jawaban Betul 
• Dalam hal jawaban betul (sekor 1) dan jawaban 
salah (sekor 0), dikenal proporsi jawaban betul 
• Proporsi jawaban betul dilakukan pada butir 
tertentu, misalkan, pada butir ke-i 
• Pada butir ke-i, kita kelompokkan responden 
berdasarkan sekor responden A. Seperti pada 
contoh 1, ada kelompok responden sekor 12, 
adalah kelompok responden sekor 11, dan 
seterusnya 
• Pada butir ke-i, proporsi jawaban betul pada 
kelompok responden sekor A, adalah Pi (A), yakni 
proporsi menjawab betul di kelompok itu 
• Misalkan pada butir ke-2, di kelompok responden 
sekor 7 ada 4 orang. Apabila 1 dari 4 responden itu 
menjawab betul, maka proporsi jawaban betul di 
kelompok itu adalah 
P2 (7) = 1 / 4 = 0,25 
Artinya 25% responden menjawab betul butir itu
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 1 
Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-den 
ke-2 ponden A den ke-2 ponden A 
1 1 12 19 1 8 
2 1 12 20 1 8 
3 1 11 21 1 8 
4 1 11 22 1 8 
5 1 11 23 0 8 
6 1 10 24 0 7 
7 1 10 25 0 7 
8 1 10 26 0 7 
9 1 10 27 1 7 
10 1 10 28 0 6 
11 0 10 29 0 6 
12 1 9 30 0 5 
13 1 9 
14 1 9 
15 1 9 
16 0 9 
17 1 9 
18 1 9
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-2 
Sekor Proporsi jawaban betul 
A P2 (A) 
5 0 / 1 = 0,00 
6 0 / 2 = 0,00 
7 1 / 4 = 0,25 
8 4 / 5 = 0,80 
9 6 / 7 = 0,86 
10 5 / 6 = 0,83 
11 3 / 3 = 1,00 
12 2 / 2 = 1,00 
1,0 
0,8 
0,6 
0,4 
0,2 
5 6 7 8 9 10 11 12 
A 
P2 (A)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 2 
Respon- Butir Sekor res- Respon- Butir Sekor res-den 
2 4 6 ponden A den 2 4 6 ponden A 
1 1 1 1 12 19 1 0 1 8 
2 1 1 1 12 20 1 0 1 8 
3 1 1 0 11 21 1 0 0 8 
4 1 1 1 11 22 1 0 0 8 
5 1 1 1 11 23 0 0 0 8 
6 1 1 0 10 24 0 0 0 7 
7 1 1 1 10 25 0 0 1 7 
8 1 1 0 10 26 0 0 0 7 
9 1 1 1 10 27 1 0 0 7 
10 1 1 0 10 28 0 0 0 6 
11 0 1 1 10 29 0 0 0 6 
12 1 0 0 9 30 0 0 0 5 
13 1 0 0 9 
14 1 0 1 9 
15 1 0 1 9 
16 0 0 1 9 
17 1 0 0 9 
18 1 0 0 9
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-4 
Sekor Proporsi jawaban betul 
A P4 (A) 
5 0 / 1 = 0,00 
6 0 / 2 = 0,00 
7 0 / 4 = 0,00 
8 0 / 5 = 0,00 
9 0 / 7 = 0,00 
10 6 / 6 = 1,00 
11 3 / 3 = 1,00 
12 2 / 2 = 1,00 
1,0 
0,8 
0,6 
0,4 
0,2 
5 6 7 8 9 10 11 12 
A 
P4 (A)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Proporsi jawaban betul untuk butir ke-6 
Sekor Proporsi jawaban betul 
A P6 (A) 
5 
6 
7 
8 
9 
10 
11 
12 
1,0 
0,8 
0,6 
0,4 
0,2 
5 6 7 8 9 10 11 12 
A 
P2 (A)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 3 
Respon- Butir Sekor res-den 
1 2 3 4 5 6 7 8 ponden A 
18 1 1 1 1 1 1 1 1 8 
4 1 1 1 1 1 1 1 0 7 
11 1 1 1 1 1 1 0 1 7 
2 1 1 1 1 0 0 1 1 6 
9 1 1 1 0 1 1 1 0 6 
13 1 1 1 1 1 1 0 0 6 
7 1 0 1 1 1 1 0 0 
12 1 1 0 1 1 0 1 0 
19 1 1 1 1 0 1 0 0 
20 1 1 1 1 1 0 0 0 
5 1 1 1 1 0 0 0 0 
10 1 0 0 1 1 1 0 0 
14 0 1 1 1 1 0 0 0 
16 1 1 1 0 1 0 0 0 
18 1 1 1 0 0 0 0 0 
15 1 1 1 0 0 0 0 0 
17 1 1 0 1 0 0 0 0 
3 1 0 1 0 0 0 0 0 
6 1 1 0 0 0 0 0 0 
1 1 0 0 0 0 0 0 0
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Sekor Proporsi jawaban betul pada butir 
Resp A 1 2 3 4 5 6 7 8 
1 0 0 0 0 0 0,33 0,50 1,00 
2 0 0 0 0 0,25 0,67 0,50 1,00 
3 
4 
5 
6 
7 
8 
Buatlah grafik proporsi jawaban betul untuk setiap 
butir
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
B. Parameter Responden dan Parameter Butir 
1. Parameter Responden 
• Sekor responden mencerminkan kemampuan 
responden sehingga sekor responden dan 
kemampuan responden merupakan parameter 
responden 
• Kemampuan responden merupakan suatu 
kontinum dari rendah ke tinggi 
• Biasanya sekor responden tinggi menunjukkan 
kemampuan tinggi dan sekor responden rendah 
menunjukkan kemampuan responden rendah 
• Biasanya, pada sekor responden tinggi atau 
kemampuan tinggi, proporsi jawaban betul juga 
tinggi
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Biasanya terjadi 
Sekor Kemampuan Proporsi jawaban 
responden responden betul 
tinggi tinggi tinggi 
. . . 
. . . 
. . . 
rendah rendah rendah 
Pada karakteristik butir, proporsi jawaban betul 
dikenal sebagai probabilitas jawaban betul 
• Sekor responden = kemampuan responden (q) 
• Proporsi jawaban betul = probabilitas jawaban betul 
P(q)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Probabilitas Jawaban Betul 
• Untuk butir ke-i, probabilitas jawaban betul 
berkaitan dengan dengan kemampuan responden q 
• Makin tinggi kemampuan responden q, makin besar 
pula probabilitas jawaban betul 
• Hubungan di antara probabilitas jawaban betul 
pada butir ke-i dengan kemampuan responden q 
adalah 
Pi (q) = f (q) 
Sebagai probabilitas: 0 £ Pi (q) £ 1 
5 6 7 8 9 10 11 12 
Pi (q) 
q 
1,0 
0,8 
0,6 
0,4 
0,2
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Parameter Butir 
(a) Taraf Sukar Butir 
• Ada butir yang sukar, ada butir yang sedang, 
dan ada butir yang mudah 
• Taraf sukar butir merupakan suatu kontinum 
dari mudah ke sukar 
• Taraf sukar butir ke-i dinyatakan dengan bi 
• Makin tinggi taraf sukar butir bi, diperlukan 
kemampuan responden q yang makin tinggi 
untuk dapat menjawabnya dengan betul 
q > bi Pi (q) tinggi 
q < bi Pi (q) rendah 
• Kontinum taraf sukar berimpit dengan kontinum 
kemampuan responden
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Hubungan di antara kemampuan responden dan taraf 
sukar butir untuk butir ke-i 
q 
b q> b; q – b > 0 
P(q) > 0,5 
q > b 
q 
q < b; q – b < 0 b 
P(q) < 0,5 
q < b 
q = b 
q 
b q = b; P(q) = 0,5
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Probabilitas jawaban betul pada butir ke-i 
berhubungan dengan letak q terhadap bi atau 
terhadap (q – bi) atau 
Pi (q) = f (q – b) 
Ini dikenal sebagai kararteristik butir satu parameter 
Pi (q) = f (q, bi) 
Nilai taraf sukar butir ke-i ditentukan oleh 
q – bi = 0 atau bi = q 
pada saat Pi (q) = 0,5 
bi 
q 
Pi (q) 
1,0 
0,5
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Makin sukar butir, maka makin ke kanan letak 
karakteristik butir seperti tampak pada diagram 
berikut 
butir P(q) j lebih sukar dari butir i 
i j 
q bi bj 
1,0 
0,5 
P(q) 
1,0 
0,5 
bi bj 
q 
i j
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
(b) Daya Beda Butir 
Ada butir yang memiliki ciri 
• dapat dijawab dengan betul oleh kebanyakan 
responden yang berkemampuan tinggi 
• tidak dapat dijawab dengan betul oleh 
kebanyakan responden yang berkemampuan 
rendah 
Butir demikian memiliki daya untuk membedakan 
responden berdasarkan kemampuan mereka 
Butir memiliki parameter berupa daya beda butir 
P(q) 
Perbedaan 
besar 
Banyak jawab 
salah 
Banyak jawab 
betul 
1,0 
0,5 
q
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Makin besar daya beda butir, maka makin curam 
lengkungan karakteristik butir, seperti tampak pada diagram 
berikut 
P(q) 
P(q) 
1,0 
0,5 
1,0 
0,5 
q 
q 
b 
b 
q1 
q1 
q2 
q2 
Perbedaan 
kecil 
Perbedaan 
besar
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Kecuraman pada lengkungan merupakan koefisien 
arah a pada fungsi a(q - b).Makin curam makin besar 
koefisien arah a 
• Pada butir ke-i, daya beda butir dinyatakan sebagai 
koefisien arah yang menunjukkan kecuraman pada 
lengkungan yakni ai sehingga 
Pi (q) = f (ai (q - bi)) 
• Di sini terdapat dua parameter butir: bi dan ai dan ini 
dikenal sebagai karakteristik butir dua parameter 
Pi (q) = f (q, ai, bi) 
P(q) 
1,0 
0,5 
q1 bi q2 
q 
j i 
aj > ai
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
(c) Tingkat Kebetulan Betul pada Butir 
• Pada butir pilihan ganda dapat saja terjadi bahwa 
jawaban betul dicapai melalui terkaan 
• Jawaban betul ini adalah kebetulan betul 
• Tingkat kebetulan menjawab betul pada butir ke-i 
dinyatakan dengan parameter butir ci dan 
merupakan probabilitas jawaban betul minimum 
Pi (q)min = ci 
P(q) 
1,0 
(1 - ci) 
ci 
0,5(1-ci) 
0,5(1-ci) 
q bi
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Di sini, taraf sukar butir bi tidak diperoleh melalui 
probabilitas jawaban betul Pi(q) = 0,5 melainkan pada 
Pi(q) = ci + 0,5 (1- ci) 
= 0,5 (1 + ci) 
• Bentangan Pi (q) tidak lagi dari 0 sampai 1,0 melainkan 
dari ci sampai 1,0 yakni selebar (1 - ci) sehingga 
f (ai (q- bi)) menjadi (1 - ci) f (ai(q- bi)) 
dan probabilitas jawaban betul menjadi 
Pi (q) = ci + (1 - ci) f (ai (q - bi)) 
• Di sini terdapat tiga parameter butir ai, bi, dan ci 
sehingga dikenal sebagai karakteristik butir tiga 
parameter 
Pi (q) = f (q, ai, bi, ci)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Tiga Model Karakteristik Butir 
(a) Model satu parameter (1P) 
Bentuk umum P(q) = f (q, b) 
Bentuk khusus 
Pi (q) = f (q - bi) 
bi = q pada Pi (q) = 0,5 
(b) Model dua parameter (2P) 
Bentuk umum P(q) = f (q, a, b) 
Bentuk khusus 
Pi (q) = f (ai (q - bi)) 
bi = q pada Pi (q) = 0,5
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
(c) Model tiga parameter (3P) 
Bentuk umum P(q) = f (q, a, b, c) 
Bentuk khusus 
Pi (q) = ci + (1 - ci ) f (ai(q - bi)) 
bi = q pada Pi (q) = ci + 0,5 (1 - ci) 
= 0,5 (1 + ci) 
(d) Model Karakteristik Butir 
Selanjutnya model karateristik butir 1P, 2P, 
dan 3P ini ditentukan oleh bentuk 
f (q, bi) 
f (q, ai, bi) 
f (q, ai, bi , ci) 
yang dipilih atau ditentukan bentuknya
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
C. Lengkungan Karateristik Butir 
1. Model Ideal 
(a) Model Skala Sempurna 
Pi (q) 
q < bi Pi (q) = 0 
q ≥ bi Pi (q) = 1 
q 
q 
Pi (q) 
bi 
b1 b2 b3 b4
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
(b) Model Jarak Laten 
Pi (q) 
q < bi Pi (q) = c 
q ≥ bi Pi (q) = d 
1,00 
d 
0,75 
0,50 
0,25 
c q 
bi
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Model Linier 
Pi (q) Pi (q) 
1,0 1,0 
0,5 0,5 
ci 
q q 
bi bi 
Pi (q) = ci + ai (q - bi) 
0 ≤ Pi (q) ≤ 1 
Pada bi = 0 Pi (q) = ci + ai q 
Pada ci = 0 Pi (q) = ai (q - bi)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Model Nonlinier 
(a) Data Empirik 
• Sebagian besar data empirik menunjukkan 
lengkungan nonlinier
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh empirik lainnya
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
(b) Model Ojaif Normal 
• Peningkatan P(q) terhadap peningkatan 
kemampuan q dipandang sebagai berdistribusi 
probabilitas ojaif normal 
• Lengkungan karakteristik butir menjadi 
berbentuk ojaif normal 
(c) Model Logistik 
• Perhitungan pada model ojaif normal cukup 
rumit sehingga dicarikan model serupa dengan 
perhitungan yang lebih sederhana 
• Ditemukan bentuk yang mirip melalui 
pendekatan ke fungsi logistik sehingga menjadi 
model logistik
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakeristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Komparasi Model 
Terdapat tiga macam model berupa model ideal, 
model linier, dan model nonlinier 
• Model ideal 
P(q) P(q) 
1,0 1,0 
q q 
Ini adalah model terbaik atau sempurna karena 
secara jelas membagi dua responden menurut 
kemampuan mereka (batas jelas) 
Sukar sekali untuk (praktis tidak dapat) 
menemukan butir seperti ini
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Model linier 
P(q) P(q) 
q q 
Ini adalah model yang cukup dilakukan melalui 
perhitungan yang sederhana 
Sukar untuk (praktis tidak dapat) menemukan 
model linier
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteritik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Model Nonlinier 
P(q) P(q) 
q q 
Ini terletak di antara model ideal dan model linier 
dan paling sering ditemukan pada butir 
Kita perlu menentukan model nonlinier yang 
bagaimana yang paling memadai 
Biasanya model nonlinier berbentuk ojaif atau 
berbentuk lengkungan S
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
D. Keterampilan Matematika 
1. Fungsi Eksponensial 
• Konstanta e dinamakan juga sebagai konstanta 
eksponensial, memiliki nilai tetap 
e = 2,718281828 … 
dapat diteruskan sampai tidak ada batas 
• Di dalam pemakaian, e sering dibatasi sampai 
2 atau 3 digit pecahan desimal 
e = 2,72 atau e = 2,718 
• Fungsi eksponensial menggunakan e dalam 
bentuk seperti 
ex atau ef(x)
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Nilai fungsi eksponensial ex dapat langsung 
ditemukan melalui kalkulator elektronik 
Misalnya e0,5 dapat langsung ditemukan di dalam 
kalkulator Casio melalui 
AC 
Shift 
ex 
0 · 5 
= 
Terbaca bahwa hasilnya adalah 1,6487 … 
AC bertujuan mengosongkan isi memori 
kalkulator
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 4 
Dengan kalkulator, carilah nilai berikut 
e-1,5 = e-2,75 = 
e-1,0 = e-1,87 = 
e0 = e0,5 = 
e1,5 = e1,75 = 
e2,0 = e2,25 = 
e2,5 = e2,75 = 
e2,9 = e3,0 = 
e3,75 = e4,0 =
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
2. Fungsi Logaritma 
• Logaritma berkaitan dengan pangkat dan akar 
pada bilangan, misalnya 
32 = 9 
• Pangkat 
Pangkat bersangkutan dengan pertanyaan 
32 = ? ? = 32 
• Akar 
Akar bersangkutan dengan pertanyaan 
?2 = 9 ? = √9
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Logaritma 
Logaritma bersangkutan dengan 
pertanyaan 
3? = 9 ? = 3log 9 
Di sini, 3 dinamakan basis logaritma 
Kalau basis logaritma adalah 10, biasanya 
10 itu tidak perlu ditulis 
10? = 100 ? = log 100 
Kalau basis logaritma adalah e, maka 
logaritma ini dinamakan logaritma naturalis 
dan ditulis sebagai ln 
e? = 1,6487 ? = ln 1,6487
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Nilai logaritma dapat langsung dihitung pada kalkulator 
elektronik 
Perhitungan log (yakni basis 10) 
Misalnya untuk log 25 
pada kalkulator Casio 
AC 
log 2 5 
= 
Hasilnya adalah 1,3979 … 
Ini berarti bahwa 101,3979… = 25
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 5 
Dengan kalkulator elektronik, carilah nilai log 
sebagai berikut 
log 15 = log 27,5 = 
log 50,5 = log 58 = 
log 75 = log 83 = 
log 100 = log 118 = 
log 1350 = log 2750 = 
log 0,75 = log 0,025 = 
log 0,50 = log 0,95 = 
log e = log p =
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Perhitungan ln (yakni basis e) 
Misalnya ln 2,75 
pada kalkulator Casio 
AC 
ln 2 · 
= 
7 5 
Hasilnya adalah 1,0116 … 
Contoh 6 
Dengan kalkulator elektronik, carilah nilai 
ln 0,75 = ln 0,90 = ln 1,25 = 
ln 15 = ln 20 = ln 27,5 = 
ln 50 = ln 75 = ln 150 =
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
3. Diferensial 
Di dalam matematika, diferensial adalah 
bilangan yang sangat kecil mendekati ke 0 
x1 x2 
Dx = x2 – x1 
Jika x2  x1 maka Dx  0 
Dx  0 ini dikenal sebagai diferensial dx 
Cara yang sama berlaku untuk variabel 
lainnya, misalnya, y 
Dy  0 dikenal sebagai dy
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
4. Hasibagi (quotient) diferensial 
Pembagian di antara dy dan dx dikenal 
sebagai hasilbagi diferensial 
atau juga sebagai y’ 
dy 
dx 
Kalau y = f (x), maka hasilbagi diferensial 
menjadi 
atau juga sebagai f’(x) 
df (x) 
dx 
Dengan demikian, hasilbagi diferensial adalah 
hasilbagi dari bilangan sangat kecil yang 
mendekati 0 
Terdapat sejumlah rumus untuk menghitung 
hasilbagi diferensial
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Hasilbagi diferensial (dikenal juga sebagai turunan 
pertama) bergantung kepada fungsi yang 
dideferensialkan 
• Beberapa rumus umum 
dx 
= = - ¹ 
0 1 1 
e d ln 
x 
= = 
( ) 
1 
sin = cos cos = - 
sin 
a du 
da 
de 
d x 
d au 
x d x 
( ) ( ) 
a = konstanta 
dv 
dx 
du 
dx 
d u v 
dx 
dx 
dx 
x 
dx 
dx 
dx x 
dx 
nx n 
dx 
dx 
x 
x 
n 
n 
= + = +
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 7 
4 
4 
= 
= 
3 
4 
4 
3 
= = 
3 12 
3 
2 4 0 4 
3 3 
= + 
= + = + = 
3 
x x 
4 
4 2 
= + 
4 2 
dx 
= + = + 
dx 
d 
a y x 
dy 
( ) 
b y x 
dy 
( ) 
c y x 
dx 
4 
dx 
dy 
2 
( ) 
d y 3 x 2 
x 
dx 
dx 
dy 
dx 
x x 
dx 
dx 
dx 
x 
dx 
dx 
x 
dx 
3 2 12 4 
= 
( )
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Rumus selanjutnya 
v du 
v du 
df u 
d uv 
( ) 
d u 
v 
df u 
Turunan ke 
du 
u dv 
u dv 
du 
ö çè 
÷ø 
ö çè 
d 
= æ 
- 
= 
- 
= 
÷ø 
æ 
= + 
dx 
dx 
d u 
dx 
dx 
du 
dx 
v 
dx 
dx 
dx 
dx 
dx 
dx 
2 
2 
2 
2 
( ) ( )
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 8 
a y x x x 
( ) = ( 3 + 2 )( + 
1 
) 
x x d x 
x d x x 
( ) ( ) ( ) ( ) 
= + + + + + 
1 3 2 3 2 1 
2 3 4 2 
x x x x x x 
= + + + + 
1 12 4 3 2 2 
5 3 
x x x 
= + + 
18 20 4 
4 2 
dy 
b y = 3 x + 
2 
x 
x x d x 
x d x x 
( + 1 ) ( 3 + 2 ) - ( 3 + 2 ) ( + 
1 
) 
2 2 
( ) 
2 3 4 2 
x x x x x x 
( )( ) ( )( ) 
= + + - + 
1 12 4 3 2 2 
5 3 
x x x 
= + + 
6 12 4 
2 1 
1 
1 
1 
4 2 
2 2 
2 
4 2 
4 2 
2 
2 
2 
4 2 
4 2 
2 
4 2 2 
+ + 
+ 
+ 
= 
+ 
x x 
x 
x 
dx 
dx 
dy 
dx 
x 
dx 
dx 
dx 
( ) 
( ) 
( )( ) ( )( )
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 9 
4 2 
x x 
3 2 
4 2 
x x 
3 2 
d e 
( ) 
3 2 3 
a y = 
e 
d x x 
e x x 
( ) 
= + 
12 4 
= + 
12 4 
4 2 
dy 
b y = 3 x + 
2 
x 
= + 
12 4 
36 4 
3 2 
3 2 
2 
dy 
d y 
2 
2 
3 
3 3 2 
4 2 
4 2 
4 2 
4 2 
= + 
+ 
+ 
= 
+ 
+ 
+ 
+ 
x 
dx 
x x 
dx 
x x e 
dx 
d x x 
dx 
x x 
x x 
( ) 
( ) 
( ) 
( ) 
( )
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
5. Hasilbagi diferensial sebagai sudut garis singgung 
Garis singgung 
Dy 
Dx 
Dy 
----- berkaitan dengan besarnya sudut 
Dx 
Jika Dx  0 maka B bergerak ke A 
dy 
maka ----- merupakan sudut pada garis 
dx 
singgung di titik A 
y 
x 
A 
B 
C
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
6. Titik Minimum, Titik Maksimum, dan Titik Balik 
Pada titik minimum dan maksimum garis 
singgung menajdi horizontal sehingga sudut 
singgung menjadi nol 
Pada titik minimum atau titik maksimum, 
karena sudut singgung adalah noi, maka 
dy 
------ = 0 
dx 
y 
x 
y 
x
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Titik Balik adalah titik ketika grafik membalik, 
misalnya, dari melengkung ke kanan membalik 
menjadi melengkung ke kiri 
Pada titik balik, garis singgung horizontal 
sehingga sudut singgung menjadi 0 yakni 
dy 
----- = 0 
dx 
y 
x
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
7. Integrasi 
Di dalam matematika, integrasi adalah proses 
penjumlahan sedjumlah bilangan yang sangat 
kecil mendekati 0 
Notasi integrasi adalah ∫, misalnya, ∫ydx 
y 
x1 x2 
x 
y 
dx 
Luas yang sangat kecil adalah y dx 
Jumlah dari semua luas y dx dari x1 
sampai x2 adalah luas seluruh gambar 
2 
ò 
1 
x 
x 
ydx
----------------------------------------------------------------------------- 
Karakteristik Butir 
----------------------------------------------------------------------------- 
Integrasi pada distribusi probabilitas normal baku 
Integrasi ini menghasilkan luas pada histogram 
distribusi probabilitas normal baku 
z z 
1 
0 1 1 - 
1 1 2 
n z dz e dz z 
f ( ; , ) 
z 
1 
2 
p 
2 
= ò = ò 
-¥ -¥ 
Luas ini bergantung kepada letak z1 dan nilainya 
dijadikan tabel fungsi distribusi bawah untuk 
berbagai nilai z1 (lihat tabel) 
–∞ 
 
z1 
fz1 
z
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 10 
, 
1 13 
f = n(z; , )dz = 
, 
- , 1 13 0 1 0 1292 
Nilai ini dapat dilihat pada tabel fungsi distribusi 
(bawah) pada distribusi probabilitas normal baku 
Dapat juga dicari pada program komputer tentang 
statistika seperti Minitab 
Fungsi distribusi (bawah) pada distribusi normal baku 
merupakan kumulasi distribusi (luas histogram pada 
distribusi probabilitas normal baku) dari – ∞ sampai 
suatu nilai z1 = – 1,13 
-1,13 
f-1,13 
n (z; 0, 1) 
z 
ò 
- 
-¥
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
8. Perhitungan integral 
Secara umum integrasi adalah kebalikan dari 
hasilbagi diferensial 
Hasilbagi diferensial dan integral 
nx n 
dx 
y x 
= = ¹ 
dy 
ydx x dx x 
C = suatu konstanta (karena hasilbagi dife-rensial 
konstanta sama dengan 0) 
C dapat ditentukan kemudian 
1 
1 
1 
1 
1 
+ ¹ - 
+ 
= = 
= 
+ 
- 
ò ò C n 
n 
dx 
dx 
n 
n 
n 
n 
n
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
Contoh 11 
4 
dx 
4 
= = 
dx 
y = 
x 
dy 
dx 
y x 
x 
= 
4 
3 
3 
4 
4 
ydx x dx x dx x C x C 
ò ò 3 ò 3 
4 
= = = + = + 
4 
4 4 4 
Tampak di sini bahwa jika hasilbagi diferensial 
diintegralkan maka hasilnya kembali asal 
Asal adalah y = x4 dan setelah didiferensial serta 
diintegralkan maka hasilnya kembali ke y = x4
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Integral definit 
Integral definit adalah integral yang diberi batas 
nilai dari sesuatu ke sesuatu 
Misalkan integrasi dilakukan dari x1 sampai ke x2 
maka bentuknya adalah 
y x 
= 
ò n n xx 
Contoh 12 
| ( ) ( 1) 
1 
1 
2 
1 2 
1 
2 
1 
n 
= - = - - - 
x 
x 
n 
ydx nx nx nx 
ò 4 = | = - = , x dx x 
1548 5 
2 
5 
6 
5 
5 
5 5 
6 
2 
6 5 
2
------------------------------------------------------------------------------ 
Karakteristik Butir 
------------------------------------------------------------------------------ 
• Rumus umum beberapa integral 
adx = ax + 
C 
x dx x 
n 
n 
= 
x x 
n 
+ 
1 
+ ¹ - 
+ 
1 
e dx = e + 
C 
x C 
dx 
x 
C n 
ln 
= + 
ò 
ò 
ò 
ò 
1 
• Diferensial diintegral akan kembali asal sehingga jika 
y didiferensialkan dan kemudian diintegralkan maka 
hasilnya akan kembali ke y 
dy = + ÷ø 
ö çè 
dx y C 
dx 
æ ò

More Related Content

Similar to Psikometri Bab a18 (20)

Psikometri (TEORI TES) 1
Psikometri (TEORI TES) 1Psikometri (TEORI TES) 1
Psikometri (TEORI TES) 1
 
Psikometri Bab a1
Psikometri Bab a1Psikometri Bab a1
Psikometri Bab a1
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
Psikometri Bab a5
Psikometri Bab a5Psikometri Bab a5
Psikometri Bab a5
 
Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13
 
Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23
 
Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
Psikometri Bab a11
Psikometri Bab a11Psikometri Bab a11
Psikometri Bab a11
 
Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27
 
Psikometri Bab a16
Psikometri Bab a16Psikometri Bab a16
Psikometri Bab a16
 
Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8
 
Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12
 
Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21
 
Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15
 
Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28
 
Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22
 
Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24
 
Psikometri Bab a6
Psikometri Bab a6Psikometri Bab a6
Psikometri Bab a6
 
Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9
 

More from Universitas Negeri Makassar

Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianUniversitas Negeri Makassar
 

More from Universitas Negeri Makassar (20)

Korelasi produk moment
Korelasi produk momentKorelasi produk moment
Korelasi produk moment
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Korelasi ganda
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
 
Uji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji tUji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji t
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitasUji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitas
 
Presentation makalah
Presentation makalahPresentation makalah
Presentation makalah
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
 
Aliran prenialisme
Aliran prenialisme Aliran prenialisme
Aliran prenialisme
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme Rekontruksitifisme
Rekontruksitifisme
 
Aliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yesAliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yes
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Presentation progresivisme
Presentation progresivisme Presentation progresivisme
Presentation progresivisme
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Psikometri Bab a18